Discussion of English Vocabulary with Do

Discussion of English Vocabulary with Doraemon Pockets to
Improve Writing Ability and Participation of 3rd Grade Students An
Naba SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto
By: Sri Wahyuningrum, S.Pd

Abstact

This class action research entitled Discussion of English Vocabulary with
Doraemon Pockets to Improve Writing Ability and Participation of 3rd
Grade Students An Naba SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto.
Given the different English vocabulary writing with pronunciation makes
the child feel difficult in writing English vocabulary.
The method chosen by the researcher is the method of discussion. The
discussion method improves the quality of interaction between students
that expected to make students feel more comfortable learning with peers.
The media named Doraemon's Bag was inspired by the Doraemon
cartoon concept which had a versatile bag. The researcher inserts several
card letters and picture cards into pockets that will be discussed and
assembled into the correct word and in accordance with the pictures that
have been provided.
The results of the application of methods and media is fairly good.

Achievement and student participation increased. In cycle 1 with Public
Places material, student achievement increased, ie 100% got scores
above the KKM. While in cycle 2 with the material Preposition, the
percentage of students completeness is 93.75%. Based on the percentage

1

of completeness, it can be concluded that students have improved in
understanding the English vocabulary using the discussion method
berbedia Doraemon Pocket. Student responses were fairly positive with
the Doraemon Bag as a learning medium.
Keywords: Discussion - Doraemon Pockets

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini berjudul Diskusi Kosa Kata Bahasa Inggris
dengan Kantong Doraemon Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
dan Partisipasi Siswa Kelas 3 An Naba SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01
Purwokerto. Mengingat penulisan kosa kata bahasa Inggris berbeda
dengan pelafalan membuat anak merasa kesulitan dalam menulis kosa

kata bahasa Inggris.
Metode yang dipilih peneliti adalah metode diskusi. Metode diskusi
meningkatkan kualitas interaksi antar siswa dan diharapkan mampu
membuat siswa lebih merasa nyaman belajar dengan teman sejawat.
Media bernama Kantong Doraemon terinspirasi dari konsep kartun
Doraemon yang memiliki kantong serba guna. Peneliti memasukkan
beberapa kartu huruf dan kartu gambar ke dalam kantong yang nantinya
didiskusikan dan dirangkai menjadi kata yang benar serta sesuai dengan
gambar yang telah disediakan.
Hasil penerapan metode dan media tersebut terbilang baik. Prestasi dan
partisipasi siswa meningkat. Pada siklus 1 dengan materi Public Places,

2

prestasi siswa meningkat yaitu 100% mendapat nilai di atas KKM.
Sedangkan pada siklus 2 dengan materi Preposition, presentase
ketuntasan siswa berada di angka 93,75 %. Berdasar presentase
ketuntasan

tersebut,


dapat

disimpulkan

bahwa

siswa

mengalami

peningkatan dalam memahami kosa kata bahasa Inggris menggunakan
metode diskusi bermedia Kantong Doraemon. Tanggapan siswa pun
terbilang positif dengan adanya Kantong Doraemon sebagai media
pembelajaran.
Kata Kunci : Diskusi - Kantong Doraemon

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Us, aku engga bisa nulisnya”
“Us, aku lupa, huruf O nya si ada berapa ya Us?”
Dua pertanyaan di atas hanya sebagian contoh pertanyaan yang
diutarakan oleh siswa di kelas peneliti, 3 An Naba

SD Al Irsyad Al

Islamiyyah 01 Purwokerto saat peneliti sedang memberikan soal menulis
kosa kata. Hampir di setiap pembelajaran, siswa menanyakan kedua hal
tersebut. untuk menyiasati hal itu, guru tidak henti-hentinya memberi
motivasi kepada mereka untuk menghafal penulisan beberapa kosa kata
dan memberikan tugas tambahan untuk mereka kerjakan di rumah.
Namun hasilnya kurang memuaskan dan cenderung membuat mereka
tertekan, mengingat masih banyak mata pelajaran yang mereka pelajari.
Hal ini ditakutkan dapat mempengaruhi sikap belajar siswa baik di rumah
maupun di sekolah. Seperti terlihat dalam data nilai, siswa 3 An naba yang

mendapat nilai di bawah KKM (8,00) berjumlah 15 siswa. Ini berarti tingkat
keberhasilan pembelajarannya kurang lebih hanya 50%.
Pada dasarnya, kemampuan menulis kosa kata dalam bahasa
Inggris merupakan hal yang harus ditanggapi serius. Mengingat penulisan
dan pengucapan sebuah kata yang berbahasa Inggris sangat berbeda
jauh. Maka dari itu, dibutuhkan motivasi yang lebih lagi dari guru untuk
para siswa. Anak-anak di usia sekolah dasar cenderung membutuhkan
kegiatan pembelajaran yang menarik perhatian dan menumbuhkan rasa

4

keingintahuan mereka, tidak hanya duduk diam dan mendengarkan.
Seperti yang dikemukakan oleh Harmer (1991: 7) bahwa “they need to be
involved in something active”.
Dalam perkembangannya, pembelajaran bahasa kedua (bahasa
Inggris) di tingkat sekolah dasar menjadi tolak ukur kemampuan
berbahasa asing seorang anak. Menurut Goh dan Elaine (2004:32), anakanak dari awal akan mengalami proses pemerolehan bahasa asing yang
terdiri dari; immitation (imitasi, tiruan), practise (mempraktekkan),
reinorcement/feedback (timbal balik), dan habit formation (pembentukan
kebiasaan). Untuk menopang beberapa proses tersebut diperlukan

metode dan media belajar yang menarik minat serta keaktifan siswa, tidak
hanya ditujukan untuk satu aspek misalnya kemampuan menulis tetapi
juga aspek yang lain seperti berbicara, mendengar dan membaca.
Metode diskusi berbantuan media ajar Kantong Doraemon menjadi
salah satu cara untuk memperkecil kesulitan siswa dalam menulis kosa
kata berbahasa Inggris. Dengan media ajar tersebut, siswa dalam sebuah
kelompok beranggotakan empat (4) siswa menyusun kartu huruf (kosa
kata) kemudian mencocokkannya dengan kartu gambar yang sudah
disediakan oleh guru di dalam kantong yang dinamakan Kantong
Doraemon. Pemanfaatan media ini tidak hanya sebatas itu, setelah
menyusun dan mencocokkan, semua siswa dalam kelompok tersebut
secara

bergantian

mempresentasikan

hasil

diskusinya


dengan

mengemukakan kalimat sederhana yang menggunakan kosa kata yang
telah disusun. Kelompok yang lain mendengarkan dan mengemukakan
beberapa pertanyaan yang sesuai.

5

Diharapkan dengan metode diskusi berbantuan media Kantong
Doraemon ini siswa tidak hanya termotivasi untuk belajar menulis kosa
kata dengan ejaan yang benar namun juga mampu untuk mengemukakan
pendapat dan tanya jawab menggunakan bahasa Inggris. Meskipun siswa
belajar bahasa Inggris hanya karena tuntutan kurikulum sekolah. Dalam
bukunya, Harmer (1991:1) menulis bahwa “Probably the greatest number
of language students in the world do it because it is on the school
curriculum whether they like it or ot”. Sehingga semua siswa mempunyai
motivasi

dan


kemampuan

yang

sama-sama

maksimal

dalam

pembelajaran bahasa Inggris.
B. Identifikasi Masalah
Peneliti

merumuskan

ada

beberapa


penyebab

dari

rendahnya kemampuan menulis kosa kata berbahasa Inggris, antara
lain:
1. Banyaknya materi pelajaran yang harus dihafalkan siswa
2. Pembelajaran bahasa Inggris yang hanya berpusat di aspek

berbicara.
3. Metode yang digunakan guru terlalu monoton.

C. Pembatasan Masalah
Peneliti

menekankan

penelitiannya


pada

kemampuan

menulis siswa dalam menulis kosa kata berbahasa Inggris, khususnya
pengaruh media ajar Kantong Doraemon terhadap peningkatan
kemampuan menulis siswa. Peneliti memilih siswa kelas 3 An Naba
SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto sebagai subjek penelitian.
D. Rumusan Masalah

6

Berdasarkan masalah dan pembatasan masalah di atas,
peneliti merumuskan rumusan masalah pada penelitian tindakan ini
adalah:
1.

Bagaimana deskripsi metode diskusi berbantuan media ajar
Kantong Doraemon?


2. Apakah metode diskusi berbantuan media ajar Kantong Doraemon

dapat meningkatkan kemampuan menulis kosakata berbahasa
Inggris?
3. Bagaimana tanggapan siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu
kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris di SD Al Irsyad Al
Islamiyyah 01 Purwokerto. Tujuan khususnya adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan metode

diskusi berbantuan media ajar Kantong Doraemon.
2. Untuk mengetahui apakah metode diskusi berbantuan media ajar

Kantong Doraemon dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis kosa kata berbahasa Inggris.
3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode diskusi

berbantuan media ajar Kantong Doraemon.

F. Manfaat Penelitian
Bagi Guru:

7

1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan guru tentang Bahasa

Inggris khususnya tentang penulisan kosa kata dan pembentukan
kalimat berbahasa Inggris.
2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan guru tentang alternatif

metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
3. Diharapkan dapat menambah motivasi guru untuk membuat media
ajar dan inovatif dan kreatif.
Bagi siswa:
1. Diharapkan dapat menambah pemahaman siswa tentang mata
pelajaran bahasa Inggris.
2. Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
kosa kata berbahasa Inggris dengan benar.
Bagi sekolah:
1. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

2. Diharapkan

dapat

meningkatkan

kualitas

akademik

siswa

khususnya dalam mata pelajarn bahasa Inggris.

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Diskusi Kosa Kata dengan Media Kantong Doraemon
1.1 Metode Diskusi
Killen (1998) dalam Sanjaya (2006:154-156) menjelaskan
bahwa

metode

diskusi

adalah

metode

pembelajaran

yang

menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan metode ini
adalah

untuk

memcahkan

masalah,

menjawab

pertanyaan,

menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan. Dihubungkan dalam penelitian ini,
masalah yang didiskusikan adalah menyusun huruf menjadi kosa
kata yang benar ejaannya dan mencocokkannya dengan gambar.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode diskusi
ini. Berikut kelebihan metode diskusi:
a. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif
khususnya dalam memberikan gagasan dan ide.
b. Dapat melatih untuk terbiasa bertukar pikiran dalam mengatasi
berbagai masalah.
c. Dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat secara
verbal.

9

Adapun kelemahan dari metode diskusi, antara lain :
a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi yang dikuasai oleh 2
atau 3 siswa yang memiliki ketrampilan berbicara.
b. Cenderung dapat meluas pembahasan materinya.
c. Memerlukan waktu yang panjang.
d. Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional
yang tidak terkontrol.
Untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut di
atas, peneliti memilih jenis diskusi kelompok kecil. Sanjaya
(2006:157) menjelaskan diskusi kelompok kecil dimulai dengan
guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah
tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan
oleh setiap kelompok. Selesai berdiskusi, masing-masing kelompok
menyajikan hasil diskusinya dengan mengemukakan kalimat
sederhana dan saling tanya jawab.
1.2 Kosa Kata
Menurut Kamus Besar Indonesia (2002:597), kosa kata
adalah pembendaharaan kata atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah vocabulary. Dalam Oxford Dictionary (1995:1331)
vocabulary memiliki pengertian ‘the total number of words in a
language’. Jadi, kosa kata adalah jumlah semua kata yang ada di
dalam sebuah bahasa, termasuk kata serapan seperti di dalam
Bahasa Indonesia dikenal kata grup yang berasal dari bahasa
Inggris group atau kata ridho yang berasal dari bahasa Arab.

10

Terlepas dari beberapa pengertian kosa kata di atas, ada
dua jenis kosa kata yang terangkum dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008:736). Jenis yang pertama adalah kosa kata
subteknis dan kosa kata teknis. Kosa kata subteknis adalah
kata/frasa dari kosa kata dasar yang digunakan dalam konteks
teknis dengan makna khusus. Sedangkan kosa kata teknis adalah
kata/frasa yang digunakan sebagai istilah di bidang tertentu.
Dikaitkan

dengan

penelitian

ini,

peneliti

mengambil

kesimpulan bahwa kosa kata yang dimaksud termasuk ke dalam
jenis subteknis; sejumlah kata atau frasa yang memiliki makna
khusus dan dapat digunakan dimanapun asalkan jelas konteksnya,
dalam hal ini adalah kosa kata berbahasa Inggris. Kosa kata yang
akan dijadikan bahan penelitian adalah kosa kata tentang tempat
umum dan preposisi.
1.3 Media ajar Kantong Doraemon
Rossi dan Breidle (1966:3) dalam Sanjaya (2006:1663)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan
seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
Dengan kata lain, media pembelajaran adalah sebuah benda yang
dapat membantu guru agar siswa lebih memahami materi yang
sedang diajarkan, dapat berupa benda keras ataupun lunak.
Dilihat

dari

fungsinya,

sangat

jelas

bahwa

media

pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Sanjaya (2006:164) menjelaskan dengan menggunakan media

11

tertentu siswa mendapatkan pengalaman langsung terhadap suatu
hal, misal pelajaran tentang daun, si guru menggunakan media
daun maka siswa dapat secara langsung melihat daun tidak hanya
bentuknya namun juga jenis dan manfaatnya. Model pemelajaran
tersebut tentunya akan lebih mudah dipahami siswa, pendek kata
media merupakan sumber belajar siswa (Djamarah dan Zain,
2010:122).
Kantong Doraemon dipilih peneliti sebagai nama media
pembelajarannya, hal ini dimaksudkan agar siswa tertarik dengan
media yang akan digunakan selama proses belajar mengajar.
Seperti yang kita ketahui, Doraemon memiliki kantong yang ajaib.
Dari kantong tersebut, Doraemon dapat mengeluarkan berbagai
jenis alat mulai dari yang kecil sampai yang sangat besar. Prinsip
inilah yang digunakan oleh peneliti untuk memodifikasi media ajar
agar menarik dan diharapkan mampu memberikan motivasi agar
siswa memahami penulisan kosa kata berbahasa Inggris dengan
mudah.

1.4 Kartu Huruf
Kartu atau dalam istilah pendidikan disebut flashcard
merupakan sekumpulan kartu yang digunakan dalam kegiatan
sekolah atau kelas privat, di kartu tersebut dapat dituliskan kata,
angka ataupun gambar. Untuk peneliti, flashcard yang dipilih adalah
kartu huruf; sekumpulan kartu yang berisi huruf-huruf alfabet.

12

Pada

dasarnya,

penggunaan

kartu

ajar

ini

sangat

bermacam-macam dari yang sederhana sampai rumit. Siswa
melihat langsung hal yang akan diajarkan hari itu dan tentunya hal
ini

membantu

siswa

memahami

kosa

kata

seperti

yang

dikemukakan Harmer (1991:161) “Pictures can be used to explain
the meaning of vocabulary...... The students can ilustrate the
concepts...”.
Sama halnya dengan kartu gambar, kartu huruf pun dapat
membantu siswa memahami konsep penulisan kata berbahasa
Inggris. Dengan berusaha menyusun huruf-huruf menjadi kata yang
benar, siswa menjadi lebih paham dan ingat susunan huruf yang
benar. Dengan permainan kartu huruf ini, extrinsic motivation atau
motivasi yang terbentuk dari dalam kelas (Harmer, 1991:3) dapat
meningkat karena suasana kelas yang menyenangkan.
2. Kemampuan menulis
Kemampuan menulis merupakan hal yang komplek dan sulit
untuk diajarkan, hal ini dikemukakan oleh Heaton (1989:135) “the
writing skills are complex and difficult to teach”. Ada lima
komponen pokok berkaitan dengan kemampuan menulis, sebagai
berikut:
a. Language use (kemampuan menulis kalimat yang sesuai dan
benar)
b. Mechanical skill (kemampuan untuk menggunakan tanda baca
dan ejaan yang benar)

13

c. Treatment of content (kemampuan untuk mengembangkan
pikiran yang kreatif)
d. Stylistic skills (kemampuan memanipulasi kalimat dan paragraf
secara efektif)
e. Judgement skills (kemampuan menulis yang memiliki tujuan
khusus)
Tidak semua komponen dapat dihubungkan dengan subjek
penelitian ini karena kelima komponen tersebut masih sangat luas.
Untuk penelitian ini, komponen mechanical skill memiliki hubungan
yang erat dengan kemampuan siswa di tingkat sekolah dasar
khususnya level tiga. Siswa diharapkan mampu menulis kosa kata
berbahasa Inggirs dengan ejaan yang benar.
3. Partisipasi Siswa
Menurut Tannenbaun dan Hahn (dalam Sukidin,et al,
2002:159) partisipasi merupakan suatu tingkat sejauh mana peran
anggota melibatkan diri dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga
dan pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan kata
lain, partisipasi dapat menjadi alat ukur apakah guru menyampaikan
materi dengan baik atau tidak. Jika siswa memiliki partisipasi yang
kurang berarti penyampaian materi dari guru pun dinilai kurang baik
dan sebaliknya.
Ada tiga Indikator keberhasilan partisipasi (Soli Abimanyu,
dalam Sri Winarni 2009 : 15), antara lain:
1. Keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat kepada orang
lain meningkat.

14

2. Keberanian siswa untuk menyampaikan sanggahan kepada orang
lain baik kepada siswa lain maupun kepada guru meningkat.
3. Keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan, baik kepada
guru maupun kepada siswa lain meningkat.
Melihat ketiga indikator diatas, partisipasi siswa dalam
sebuah proses pembelajaran sangatlah berperan penting. Dengan
adanya partisipasi siswa, tujuan pembelajaran pun akan terwujud.
Selain itu, partisipasi siswa akan menciptakan suasana belajar yang
hidup dan menyenangkan.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir pelaksanaan penelitian berdasarkan latar
belakang dapat dilihat pada bagan I di bawah ini.
Salah satu kesulitan dalam
berbahasa

Inggris

selain

aspek

berbicara adalah aspek menulis kosa
katanya (data nilai terlampir). Hal ini
Siswa sulit memahami
penulisan kosa kata
berbahasa Inggris

terjadi

karena

penulisan

kata

berbahasa Inggris berbeda dengan
cara melafalkannya. Tanpa didukung
metode dan model pembelajaran yang
kreatif, siswa akan sulit memahami

Hanya fokus kepada
aspek berbicara
Pembelajaran yang
monoton

cara penulisan yang benar. Maka dari
itu, peneliti menggunakan metode
diskusi berbantuan media inovatif
Kantong

Doraemon.

Diharapkan

dengan model pembelajaran ini, siswa
Metode diskusi
berbantuan media
Kantong Doraemon

tidak hanya dapat menulis kosa kata
dengan

mudah

melafalkannya.

namun

juga
15

Menulis kosa kata
dengan ejaan dan
pelafalan yang benar

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan pada penelitian ini adalah:
1. Proses tindakan metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan
menulis kosa kata berbahasa Inggris.
2. Media ajar Kantong Doraemon dapat meningkatkan kemampuan

menulis kosa kata berbahasa Inggris.
3. Ada

perubahan

tanggapan

siswa

menjadi

positif

terhadap

pembelajaran Bahasa Inggris.

16

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian sesuai dengan tempat tugas peneliti yaitu
kelas 3 An Naba SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto.
2. Waktu
Waktu penelitian tindakan ini dilaksanakan dari tanggal 1
sampai 29 Maret saat level tiga melaksanakan termin 3 dan 4. Hal
ini dikarenakan antara siklus 1 dan 2 harus ada perbedaan materi
ajar.Secara rinci perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan

Februari

Bulan
Maret
April

Mei

Penyusunan
proposal
Penelitian
Penyusunan
laporan
Pengiriman
laporan

Peneliti menyusun proposal dari tanggal 1 Februari sampai
22 Februari 2017. Untuk siklus 1, peneliti melakukan penelitian di
termin ketiga pertemuan pertama dan kedua. Sedangkan untuk

17

siklus 2, peneliti melakukan penelitian di termin 4 pada pertemuan
pertama dan kedua. Pada bulan berikutnya yaitu April dan Mei,
peneliti menyusun laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan pengiriman laporan.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas 3 An Naba SD Al
Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto yang berjumlah 32 siswa terdiri dari
14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Secara detail, data subyek
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Data Subyek Penelitian menurut Usia
No
1.

Jumlah Subyek
32

8 tahun
21

9 tahun
10

10 tahun
1

Mayoritas usia siswa di kelas 3 Pattimura adalah 8 tahun, oleh
karena itu sebagian besar siswa cenderung suka berkelompok tidak
hanya untuk bermain namun juga untuk pembelajaran.

Tabel 3.3
Data Subyek Penelitian menurut Pekerjaan Orang tua
No
1.

Jumlah Subyek
32

Swasta
12

PNS
7

Wiraswasta
13

18

Latar belakang pekerjaan orang tua mempengaruhi pola belajar
siswa. Bagi orang tua yang masih mempunyai waktu bersama
anak-anaknya dapat mengontrol kualitas dan kuantitas belajar
siswa.
Tabel 3.4
Data Subyek Penelitian menurut Jarak tempat tinggal

No

Jumlah Subyek

≤ 45 menit

≥ 45 menit

32

perjalanan
27

perjalanan
5

1.

Jarak dari tempat tinggal dengan sekolah mempengaruhi motivasi
belajar siswa di kelas. Bagi siswa yang bertempat tinggal jauh dari
sekolah cenderung tidak bersemangat, tidak sedikit yang mengeluh
kecapaian dan mengantuk.
C. Sumber Data
1. Lembar tes/kuis
Diambil dari hasil tertulis terhadap siswa. Korektor dilakukan oleh
peneliti dan kolaborator.

2. Lembar pengamatan
Diambil dari hasil pengamatan kolaborataor terhadap peneliti dan
keaktifan siswa.
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Harris (1969:54) mengemukakan bahwa untuk mengetes siswa
yang

masih

dalam

tahap

mengenal

kosa

kata,

penilaian

19

menggunakan gambar adalah yang paling tepat. Oleh karena itu,
peneliti cenderung lebih banyak menggunakan gambar dalam
penyusunan soal. Berikut rincian teknik dan alat pengumpul data.
1. Lembar tes/kuis
Diambil menggunakan teknik tes tertulis, sedangkan alat yang
digunakan adalah soal tes.
Soal tes berbentuk isian singkat yang disusun berdasarkan silabus
dengan jumlah 10 butir soal. Soal yang disusun terdiri dari dua
perangkat, yaitu untuk siklus 1 dan siklus 2. Sebelum soal
disusun,dibuat kisi-kisi penyusunan soal. Perhatikan tabel 3.5,
sedangkan soal terlampir.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Penyusunan Soal untuk Siklus 1
Mapel Bahasa Inggris kelas 3 Pattimura
No
1.

KD
a. Menulis nama-

Indikator
a. Siswa mampu

nama tempat

menulis nama

umum.

tempat umum

b. Menulis kalimat
sederhana

Bentuk

No.

soal
Isian

Soal
10

singkat

dengan benar
b.

Siswa mampu
menulis kalimat
sederhana
Tabel 3.6

Kisi-kisi Penyusunan Soal untuk Siklus 2

20

Mapel Bahasa Inggris kelas 3 Pattimura
No
1.

KD

Indikator

Bentuk

No.

a. Menulis tentang

a. Siswa dapat menulis

soal
Isian

Soal
10

preposisi dan benda-

preposisi dan benda-

benda (kelas, rumah)

benda (kelas, rumah)

b. Menggunakan

dengan benar

ekspresi sederhana

b. Siswa dapat

tentang preposisi

bertanya jawab

singkat

menggunakan kalimat
preposisi
2. Lembar Obeservasi
Diambil menggunakan teknik pengamatan dengan alat
lembar pengamatan. Indikator yang diamati terdiri dari 10 item.
Sebelum instrumen disusun, dibuat kisi-kisi berdasarkan teori pada
Bab II.
Tabel 3.7
Kisi-kisi lembar pengamatan untuk data lembar observasi
No

Indikator yang akan diamati

Jumlah

Ket

item
1
2
3
1
2
3

Mengamati Peneliti (Guru)
Kegiatan awal pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran
Kegiatan akhir pembelajaran
Mengamati Siswa
Ketertiban siswa
Partisipasi siswa
Pemahaman materi

2
2
1
1
2
2

E. Analisis Data

21

Tabel 3.8 Prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara
analisisnya
No
1.

Prosedur

Alat

2.

3.

Cara

informasi
Siswa

Analisis
Analisis

Pelaku

Menganalisis

Alat

Guru

kreatifitas dan

peraga

pelaksan

partisipasi siswa

Sumber

kuantitatif

a

Menganalisis

Lembar

tindakan
Guru

Guru

Analisis

aktivitas guru

observas

pengama

pelaksan

kualitatif

i

t

a

Guru

tindakan
Siswa

Menganalisis

Tes

Analisis

prestasi belajar

pelaksan

kuantitatif

siswa

a

dan

tindakan

kualitatif

1. Observasi partisipasi siswa
Skor partisipasi siswa dinyatakan dalam rentang angka 1-4, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = sering
4 = sering sekali

2. Observasi guru dalam mengajar
Rumus rata-rata = Pertemuan 1 + Pertemuan 2

22

2
Poin keterangan dinyatakan sebagai berikut ini :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali
Keterangan jumlah nilai total dinyatakan sebagai berikut :
0 ≤ rata-rata < 1 :

pengelolaan

pembelajaran

diskusi

Kantong

diskusi

Kantong

diskusi

Kantong

diskusi

Kantong

Doraemon kurang
1 ≤ rata-rata < 2 :

pengelolaan

pembelajaran

Doraemon cukup
2 ≤ rata-rata < 3 :

pengelolaan

pembelajaran

Doraemon baik
3 ≤ rata-rata < 4 :

pengelolaan

pembelajaran

Doraemon baik sekali
3. Tes hasil belajar
Tuntas belajar = % =

N
 100 %
n

N = jumlah siswa ≥ KKM
n = jumlah seluruh siswa
F. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan ini dapat dikatakan berhasil jika :
1. Nilai partisipasi siswa minimal dalam kategori baik.
2. Nilai pengamatan guru minimal dalam kategori baik.

G. Prosedur Penelitian

23

Penelitian dirancang dalam 2 siklus dan tiap siklus melalui
tahapan

perencanaan,

pelaksanaan,

pengamatan/evaluasi,

dan

refleksi. Penggunaan media ajar di kedua siklus tersebut berbeda.
Dalam siklus pertama, peneliti hanya menggunakan kartu huruf yang
dimasukkan ke dalam kantong sedangkan dalam siklus kedua, peneliti
menambah kartu gambar agar siswa lebih tertarik dan tidak merasa
bosan.
Bagan 2
Prosedur penelitian

PELAKSANAAN

PERENCANAAN

SIKLUS 1

PENGAMATAN

REFLEKSI

PERENCANAAN

REFLEKSI

SIKLUS 2

PELAKSANAAN

PENGAMATAN
Penjelasan prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan

24

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tentang

materi yang akan diajarkan. RPP ini berguna sebagai pedoman
guru (peneliti) dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas.
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai

pelaksanaan pembelajaran diskusi berbantuan media Kantong
Doraemon.
3) Mempersiapkan

sarana

dan

media

pembelajaran

yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
4) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang akan diberikan pada

akhir pembelajaran dan tes yang diberikan pada akhir siklus.
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan
dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang
mengacu pada pembelajaran diskusi berbantuan media Kantong
Doraemon. Pelaksanaan tindakan tertulis dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.9 Sintak Model Pembelajaran Diskusi berbantuan Media
Kantong Doraemon
Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Pertemuan 1
Apersepsi
1. Guru

menjelaskan

tujuan 1. Siswa mendengarkan penjelasan

pembelajaran saat itu ( RPP 1)

guru

2. Guru menginformasikan model 2. Siswa mendengarkan penjelasan

25

Kegiatan Guru
pembelajaran
yang

akan

Kegiatan Siswa

digunakan

tanya 3. Siswa mendengarkan penjelasan

ceramah,

jawab dan diskusi berbantuan
media Kantong Doraemon
3. Guru

menjelaskan

guru

guru.
4. Siswa

tujuan

pembelajaran.

mengikuti

petunjuk

guru

tentang pembagian kelompok.
5. Siswa bergabung sesuai kelompok

4. Guru membagi siswa dalam

masing-masing

kelompok kecil yang terdiri atas
4 siswa dengan latar belakang
kepandaian yang berbeda

5. Guru

meminta

siswa

untuk

berkelompok sesuai kelompok
yang sudah dibentuk.
Kegiatan Inti
6. Guru

menjelaskan

kembali 6. Siswa mendengarkan penjelasan

materi Public places

guru

7. Guru meminta siswa membuka 7. Siswa membuka modul Bahasa
modul Bahasa Inggris
Inggris
8. Guru menjelaskan kosa kata 8. Siswa mendengarkan penjelasan
(pelafalan)

guru.

9. Siswa mengikuti pelafalan kosa kata
9. Guru menjelaskan pembentukan 10. Siswa mendengarkan penjelasan
kalimat dan kalimat tanya dari

guru

kosa kata tersebut
10. Guru meminta beberapa siswa 11. Siswa yang ditunjuk menyampaikan
untuk memberikan contoh

contoh kalimat

26

Kegiatan Guru
11. Guru membuka waktu tanya 12. Siswa
jawab
12. Guru

waktu

tersebut untuk tanya jawab dengan
menjelaskan

aturan

guru

pelaksanaan diskusi berbantuan 13. Siswa
Kantong Doraemon
13. Guru

Kegiatan Siswa
memanfaatkan

melaksanakan

diskusi

Doraemon.

Siswa

Kantong

meminta

pemegang

berkelompok,

saling

berdiskusi

kantong untuk mengemukakan

untuk merangkai huruf menjadi kosa

hasil diskusi

kata yang benar. Siswa berdiskusi

14. Guru mereview kegiatan hari itu

tentang

pembuatan

kalimat

15. Guru memberikan reward untuk

menggunakan kosa kata tersebut.

kelompok dengan kerja tim yang 14. Siswa menyampaikan hasil diskusi
dengan bentuk kalimat sederhana.

bagus
16. Guru memberikan tugas untuk
belajar

persiapan

kuis

pada

Kelompok yang lain menyampaikan
pertanyaan terkait kosa kata yang
dipresentasikan.

pertemuan berikutnya
17. Penutup
Pertemuan 2
Apersepsi
1. Guru

mengulang

materi 1. Siswa mendengarkan penjelasan

sebelumnya

guru

2. Guru menjelaskan aturan kuis
3. Guru menjelaskan tentang skor
pre-test
Kegiatan inti
4. Guru membagikan soal kuis
5. Guru membahas kuis

2. Siswa mengerjakan kuis secara
mandiri.

27

Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
6. Guru mengumumkan perolehan 3. Siswa mendengarkan penjelasan
skor pre-test yang diperoleh
siswa

guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan
guru

Penutup
7. Guru

mengumumkan

TIM 5. Siswa mendengarkan penjelasan

terbaik atau peringkat TIM dan

guru dan memberi applouse untuk

memberikan penghargaan

tim terbaik

c. Observasi
Observasi

atau

pengamatan

dilakukan

selama

proses

pembelajaran. Peneliti dibantu oleh dua orang observer yang bertugas
mengamati keefektifan proses belajar mengajar dengan pembelajaran
diskusi berbantuan Kantong Doraemon. Kedua observer tersebut
mengisi lembar pengamatan yang sudah disiapkan oleh peneliti.
d. Evaluasi

Evaluasi

peningkatan

pemahaman

dan

kemampuan

siswa

dilakukan menggunakan lembar soal (worksheet) yang diberikan setiap
pertemuan, dan kuis yang dilakukan setiap akhir siklus. Sedangkan
untuk mengevaluasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran di
kelas digunakan lembar pengamatan.
d. Refleksi
Tahap terakhir adalah refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa
diskusi antara peneliti atau guru dengan observer. Diskusi ini bertujuan
untuk mengevaluasi hasil tindakan untuk meningkatkan kemampuan
menulis kosa kata dengan metode diskusi berbantuan Kantong

28

Doraemon. Refleksi ini dilakukan agar pada siklus 2, peneliti dapat
melakukan perbaikan-perbaikan.
2. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan setelah siklus 1. Langkah-langkah yang
akan dilakukan di siklus 2 agak berbeda dengan siklus 1. Perbedaannya
terdapat di saat kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Pada
siklus pertama, kelompok hanya akan menyampaikan kalimat sederhana
tanpa memperlihatkan kartu gambar, sedangkan di siklus kedua
kelompok akan menempelkan kartu huruf dan kartu gambarnya di papan
agar terlihat seperti guru saat mengajar siswanya.

29

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
A. 1. Deskripsi Model Tindakan
Model tindakan penelitian tindakan kelas ini berupa penerapan
pembelajaran diskusi dengan variasi media pembelajaran Kantong
Doraemon. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Deskripsi model tindakan masing-masing siklus diuraikan sebagai
berikut :
A. 2. Deskripsi Model Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I
adalah :
1) Mengadakan tes awal untuk mengetahui skor dasar. Materi
tes awal adalah pokok bahasan tempat-tempat umum dan
kendaraan umum. Tes awal dilaksanakan hari Senin, 24 Maret
2017. Hasil tes awal digunakan sebagai skor dasar pada
sistem penilaian pembelajaran diskusi bermedia Kantong
Doraemon, disamping itu juga dipakai untuk menentukan
kelompok asal yang terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen.
2) Membentuk kelompok asal yang terdiri dari 4-5 anggota yang
heterogen. Untuk memperoleh anggota kelompok yang

30

heterogen, peneliti berpedoman pada biodata siswa dan hasil
tes awal. Jumlah siswa kelas 3 Pattimura sebanyak 32 siswa,
terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dari
jumlah siswa tersebut, peneliti membagi menjadi 8 kelompok.
3) Peneliti sebagai guru pelaksanana tindakan berdiskusi dan
membagi tugas dengan guru pengamat (Ita Purnamasari, S...)
tentang

prosedur

pelaksanaan

penelitian,

pembelajaran

serta

diskusi

langkah-langkah

bermedia

Kantong

Doraemon.
4) Mempersiapkan

instrumen

penelitian

dan

perangkat

pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar observasi guru untuk tiap pertemuan,

dan

tugas yang harus dikerjakan siswa secara berkelompok.
5) Mempersiapkan

media

pembelajaran

khususnya

untuk

pertemuan satu yaitu Kantong Doraemon dan kartu huruf.
b. Pelaksanaan Tindakanan
1) Pelaksaan tindakan siklus I dalam bentuk pembelajaran
diskusi bermedia Kantong Doraemon dilaksanakan dalam 2
kali pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran Bahasa Inggris
kelas 3 An Naba. Materi pelajaran siklus I adalah pokok
bahasan memahami tempat-tempat umum, memahami dan
mempraktekkan percakapan tentang tempat-tempat umum,
serta menulis kalimat yang berhubungan dengan tempattempat umum. Adapun tahapan pelaksanaan pembelajaran

31

diskusi bermedia Kantong Doraemon dalam siklus I adalah
sebagai berikut :
1.1 Pertemuan pertama :
pelajaran

Selasa, 25 Maret 2017 jam

ke 6-7 guru menyampaikan materi pelajaran

Bahasa Inggris tentang tempat-tempat umum, seperti cara
pelafalan dan penulisan. Guru juga membagikan tugas yang
dikerjakan secara kelompok menggunakan media Kantong
Doraemon.

Beberapa

menyampaikan
sedangkan

hasil

kelompok

kelompok
diskusinya
lain

yang
dalam

memberikan

ditunjuk
bentuk

guru,
kalimat

pendapat

atau

pertanyaan tentang presentasi kelompok yang lain.
1.2 Pertemuan kedua : Selasa, 1 April 2017 jam pelajaran ke
6-7, dengan aktivitas pendalaman materi tentang tempattempat umum dan pembentukan kalimatnya. Siswa dalam
kelompok berdiskusi untuk merangkai huruf-huruf menjadi
kata yang benar. Setelah diskusi selesai, siswa mengerjakan
kuis untuk siklus 1.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan oleh
guru pengamat. Aktivitas yang dilakukan adalah mengamati
aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran diskusi
bermedia Kantong Doraemon. Observasi dilakukan dengan
lembar observasi guru. Rangkuman hasil observasi Siklus I
adalah sebagai berikut :

32

(1) Hasil observasi tanggal 25 Maret 2017 oleh guru pengamat,
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran diskusi
bermedia Kantong Doraemon menunjukkan bahwa guru
pelaksana tindakan pada pertemuan pertama sudah tergolong
baik dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Inggris
dengan pokok bahasan Public Places yaitu memahami
pelafalan dan penulisan kosa kata dengan benar. Kegiatan
siswa saat berdiskusi untuk merangkai huruf menjadi kosa
kata yang benar berjalan lancar namun hanya didominasi oleh
siswa pintar yang tersebar di setiap kelompok, sedangkan
siswa yang lain cenderung pasif. Mereka merasa kurang
percaya diri untuk menyampaikan pendapat karena berada
dalam kelompok yang berbeda.
(2) Hasil observasi tanggal 1 April 2017 pada pelaksanaan tes
atau kuis pada akhir sub pokok bahasan. Pelaksanaan tes
tergolong baik, semua siswa mengerjakan soal tes sesuai
prosedur

yang

disampaikan

oleh

guru.

Semua

siswa

mengerjakan tugas dengan baik dan tertib. Sedangkan
aktivitas guru juga tergolong baik, guru memperhatikan
perkembangan setiap individual siswa.
d. Evaluasi
Secara umum pelaksanaan siklus 1 dikatakan cukup
berhasil hal ini dapat dilihat dari beberapa poin sebagai berikut :

33

1. Pelaksanaan selama dua kali pertemuan (empat jam pelajaran)
berjalan

lancar,

semua

siswa

tertarik

untuk

berdiskusi

menggunakan media Kantong Doraemon.
2. Siswa

antusias

mengikuti

pelajaran

walaupun

di

awal

penggabungan kelompok, siswa sedikit kebingungan dan kaku
karena siswa keluar dari kelompok bermain mereka dan
bergabung dengan teman – teman yang bukan teman bermain.
3. Rata-rata

skor

dasar

sebesar

77,8

dengan

persentase

keberhasilan belajar mencapai 59,4% siswa tuntas KKM 80.0
dan rata-rata skor kuis I 95,4 dengan persentase keberhasilan
belajar mencapai 100% siswa tuntas KKM 80.0, hal ini
menunjukkan ada peningkatan yang cukup berarti. Namun
demikian, hasil kerja siswa masih kurang memuaskan. Untuk
siswa yang tergolong rendah dalam pemahaman pelajaran
Bahasa Inggris, masih mendapatkan nilai 8,00 yang merupakan
standar nilai yang ditetapkan. Diharapkan untuk siswa yang
tergolong rendah tersebut, di siklus kedua mendapatkan nilai di
atas KKM (8,00).
4. Hasil observasi oleh pengamat I terhadap aktivitas guru
pelaksana tindakan dengan pembelajaran diskusi bermedia
Kantong Doraemon menunjukkan bahwa guru pelaksana
tindakan sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran diskusi
bermedia Kantong Doraemon dengan skor rata-ratanya adalah
3,5 (skor tertinggi 4).
Kelemahan-kelemahan yang masih perlu diperbaiki antara lain :

34

a) Kegiatan Pendahuluan, meliputi penyampaian apersepsi dan
tujuan pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar
siswa.
b) Pemberian reward yang kurang menarik, tidak hanya
sekedar skor kelompok yang tinggi.
c) Pengelolaan kelas yang masih kurang, sebaiknya ada
beberapa kelompok yang harus diubah.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi siklus I maka
perlu

dilakukan refleksi untuk melihat memberikan solusi

pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil Refleksi siklus I antara lain :
(1) Agar siswa kompak dengan semua anggota di kelompoknya,
diadakan skor untuk kelompok yang tertib.
(2) Agar prestasi belajar meningkat, serta suasana belajar di
kelas

berlangsung

lebih

menyenangkan

maka

perlu

dipersiapkan hadiah berupa alat tulis bagi tim yang
memperoleh

penghargaan

tertinggi

karena

telah

melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hadiah tersebut
diberikan di akhir pertemuan siklus II.
(3) Guru pelaksana tindakan supaya melakukan persiapan
pembelajaran yang lebih baik lagi terutama di pemberian
motivasi dan pemberian informasi kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan, kedua kegiatan tersebut dapat
dilaksanakan dengan metode bernyanyi pada apersepsi.

35

Tidak hanya menyenangkan namun juga untuk mengulang
kembali pelajaran yang di buat lagu oleh guru.
A. 3. Deskripsi Model Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Hasil refleksi siklus I digunakan untuk merencanakan tindakan
siklus II. Kegiatan-kegiatan dalam merencanakan tindakan siklus
II antara lain :
1) Diskusi dengan guru pengamat (Afifah Nur Amrilah, A.Md)
untuk membahas hasil refleksi siklus I. Tujuan diskusi adalah
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
siklus I sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi siswa
pada siklus II.
2)

Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian.

3) Mengoreksi hasil kuis/tes 1 serta merekap hasilnya pada
lembar penskoran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan

tindakan

siklus

II

dalam

bentuk

penerapan

pembelajaran diskusi bermedia Kantong Doraemon dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran Bahasa
Inggris kelas 3 Pattimura. Materi pelajaran siklus II adalah sub
pokok bahasan Preposition, yaitu memahami penggunaan
preposisi dalam bahasa Inggris.
1). Pertemuan ketiga : Rabu, 29 April 2017 jam pelajaran ke
6-7. Guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Inggris

36

dengan sub pokok Preposition, yaitu memahami penggunaan
preposisi dalam bahasa Inggris. Sebelum menyampaikan materi
pelajaran,

guru

terlebih

dahulu

mengumumkan

dan

membagikan hasil tes 1. Pada pertemuan ini, guru pelaksana
memberikan penjelasan materi yang akan dipelajari dan
membuat lagu untuk mempermudah siswa dalam menghafal
kosa kata. Setelah penjelasan selesai, siswa dalam kelompok
berdiskusi menggunakan Kantong Doraemon. Dalam siklus II
ini, media yang digunakan berbeda dengan media di siklus I.
Guru pelaksana menambahkan papan (stereofoam) sebagai
tempat untuk menempel gambar dan kalimat yang ada dalam
kantong.
Setelah diskusi dan tugas kelompok selesai, guru pelaksana
memilih

The

Amazing

Girl

dan

Boy

Group

untuk

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kedua
kelompok tersebut adalah Patient Group dengan ketua Zaki dan
Discipline Group dengan ketua Eky.
2). Pertemuan keempat : Selasa, 6 Mei 2017 jam pelajaran ke
6-7 dengan kegiatan mengerjakan kuis 2. Kuis 2 dikerjakan
secara individual oleh masing-masing siswa kemudian hasil
kuis digunakan untuk menentukan skor peningkatan individu
dan penghargaan kelompok.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan oleh
guru pengamat. Aktivitas yang dilakukan adalah mengamati

37

aktivitas guru dan siswa saat berdiskusi dalam pembelajaran
bermedia Kantong Doraemon. Observasi dilakukan dengan
lembar observasi guru. Hasil observasi Siklus II adalah sebagai
berikut :
(1) Hasil observasi tanggal 29 April 2017 oleh guru pengamat
aktivitas

guru

berlangsung

dan

dalam

siswa

pada

melaksanakan

waktu

pembelajaran

pembelajaran

diskusi

bermedia Kantong Doraemon menunjukkan bahwa guru
pelaksana tindakan pada pertemuan ketiga sudah baik dalam
menyampaikan materi pelajaran ditambah dengan adanya
lagu yang menghidupkan suasana kelas pada jam pelajaran
terakhir. Adanya media tambahan yang berbeda juga
menambah

antusias

siswa

mengikuti

diskusi

dengan

kelompoknya.
(3)Hasil observasi tanggal 6 Mei 2017 pada pelaksanaan kuis
menunjukkan bahwa evaluasi berjalan dengan tertib dan
lancar.
d. Evaluasi
Secara umum pelaksanaan siklus II dikatakan cukup
berhasil hal ini dapat dilihat dari beberapa poin sebagai berikut :
1) Dikarenakan materi/sub pokok bahasan pada siklus 2 berbeda
dengan siklus I, maka diadakan kembali pretest untuk
mengetahui kemampuan dasar siswa. Rata-rata skor pretest
siklus II adalah 56,25 dengan presentase keberhasilan belajar
34,4%. kuis II sebesar 91,93 dengan persentase keberhasilan

38

belajar 93,75 % siswa tuntas KKM sebesar 80.00 hal ini
menunjukkan

sudah ada peningkatan. Pada siklus II ini

terdapat dua siswa yang mengalami peningkatan yang bagus
dalam pengetahuan dan partisipasinya yaitu Nandho Divaio
dan Faustina Rosa. Guru memberikan reward buku tulis
sebagai motivasi siswa yang lain untuk meningkatkan belajar
terutama dalam belajar bahasa Inggris.
2) Hasil observasi oleh pengamat aktivitas guru pelaksana
tindakan dengan pembelajaran diskusi bermedia Kantong
Doraemon dengan skor rata-rata sebesar 3,8. (skor tertinggi
4). Hal ini menunjukkan bahwa guru pelaksana tindakan
sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran

diskusi

bermedia Kantong Doraemon. Kelemahan-kelemahan yang
masih perlu diperbaiki antara lain (a) kegiatan pendahuluan,
meliputi penyampaian informasi model pembelajaran dan
memotivasi siswa. (b) Kegiatan inti, meliputi mengevaluasi
dan menyimpulkan materi. (c) Kegiatan penutup, meliputi :
memberi pesan yang berkaitan dengan pelajaran.
3). Hasil formatif

3 (setelah akhir siklus I) Bahasa Inggris

menunjukkan peningkatan yang signifikan. Siswa mendapat
nilai di atas KKM 8,00 dengan presentase 100%.
4). Siswa merasa sangat senang dan antusias ketika berdiskusi
dan menghidupkan suasana kelas yang sebelumnya membuat
mengantuk karena berada di jam pelajaran terakhir.

39

5). Diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan bagi anak yang
tadinya kurang berpartisipasi aktif dalam kelas menjadi
antusias menjawab pertanyaan.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi siklus II maka
perlu dilakukan refleksi. Hasil Refleksi siklus II antara lain:
1). Pelaksanaan siklus 2 berjalan tertib walaupun ada beberapa
anak yang kurang bertanggung jawab saat diberi tugas.
2). Perlu ditingkatkan keaktifan siswa dalam berpendapat karena
ada beberapa anak yang malu untuk mengutarakan
pendapatnya.
3). Sistem pemberian reward membuat anak semangat untuk
mengikuti pembelajaran dengan tertib dan aktif.
A. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi
1. Kelebihan Pembelajaran Diskusi

a. Metode diskusi menambah rasa tanggung jawab untuk
masing-masing individu karena belajar dalam sebuah
kelompok.
b. Metode diskusi meningkatkan ketrampilan berbicara siswa
untuk memecahkan masalah bersama-sama dalam sbuah
kelompok.
c. Metode

diskusi

memudahkan

guru

dalam

proses

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
2. Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi

40

a. Metode diskusi tidak dapat maksimal dilakukan dalam kelas
yang besar dengan jumlah siswa lebih dari 20 anak.
b. Metode diskusi membutuhkan waktu yang lama, mengingat
subyeknya adalah anak-anak yang masih dalam fase
bermain dan senang mengobrol dengan teman.
c. Metode diskusi sangat menuntut keaktifan siswa, apabila
tidak aktif maka diskusi dianggap gagal, padahal sebagian
besar siswa masih terlihat enggan berpendapat baik karena
malu ataupun malas berbicara di depan teman-temannya
menggunakan bahasa Inggris.
B. Pembahasan Hasil Tindakan Siklus I dan II
B. 1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Hasil tindakan siklus I berupa nilai pretest dan kuis Bahasa
Inggris dideskripsikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Rekapitulasi Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siklus I
No.

Nama

Pretest
Siklus I

Kuis
Siklus I

1

Adelga Zhafir Dewangga

70

100

2

Adhyaksa Rahman Haryki

80

100

3

Agnar Zaidaan Daffa' Putra

90

100

4

Almira Sonia Hamidah

90

93

5

Alya Salma Fadhila

80

100

6

Arya Perdana Putra

80

100

7

Caezar Prema Yudha

50

93

8

Caroline Gladys Smilene Hajj

60

100

9

Diandra Emillul Fata

90

100

41

10

Eky Rahma Putri Mayau

90

100

11

Faustina Rosa Azalia

100

100

12

Hanafi Hanan

100

100

13

Izzatul Khoirunnisa

70

100

14

Muhammad Fino Raihan

60

87

15

Muhammad Nozya Al Fidhe

100

100

16

Nandho Divaio

30

80

17

Naufal Raihan Ramadhanu

40

80

18

Nauraleza Syazwina Tyan

90

93

19

Nohan Algis Wijaya

90

100

20

Nuha Aqila Huwaida

100

100

21

Nurul Khurriyati Syarifah Al

60
100

Aula
22

Ramzia Hakim

70

100

23

Ricky Atha Zainandra

90

93

24

Ridho Ilham Nurimanuzaki

90

100

25

Shofyan Hanafi

70

100

26

Siti Fathonah

80

100

27

St Haninda Rachmadini

70

93

28

Sulthan Fahmi Altway

50

87

29

Syecha Shafi

80

93

30

Tsabitah Shafana Najah

100

80

31

Verren Indravelia Aryaputri

70

87

32

Zulfikar Zaki Hidayat

100

93

77,83

95,38

Rata-rata

42

Rata-rata skor pretest dan kuis mengalami peningkatan 17,55 poin
dengan nilai siswa tuntas KKM 8,00 sebesar 100%, walaupun terjadi
beberapa penurunan nilai individual dari pretest dan kuis.
B. 2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan siklus I berupa nilai pretest dan kuis Bahasa
Inggris yang dideskripsikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Rekapitulasi Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siklus II
No.

Nama

Pretest
Siklus II

Kuis
Siklus II

1

Adelga Zhafir Dewangga

20

100

2

Adhyaksa Rahman Haryki

80

93

3

Agnar Zaidaan Daffa' Putra

40

100

4

Almira Sonia Hamidah

20

100

5

Alya Salma Fadhila

20

100

6

Arya Perdana Putra

80

93

7

Caezar Prema Yudha

60

80

8

Caroline Gladys Smilene

100

100

Hajj
9

Diandra Emillul Fata

100

87

10

Eky Rahma Putri Mayau

80

100

11

Faustina Rosa Azalia

100

87

12

Hanafi Hanan

100

100

13

Izzatul Khoirunnisa

20

100

14

Muhammad Fino Raihan

0

93

15

Muhammad Nozya Al Fidhe

100

100

43

16

Nandho Divaio

20

100

17

Naufal Raihan Ramadhanu

0

78

18

Nauraleza Syazwina Tyan

80

100

19

Nohan Algis Wijaya

60

100

20

Nuha Aqila Huwaida

100

100

21

Nurul Khurriyati Syarifah Al

60

100

Aula
22

Ramzia Hakim

60

100

23

Ricky Atha Zainandra

40

100

24

Ridho Ilham Nurimanuzaki

60

100

25

Shofyan Hanafi

60

93

26

Siti Fathonah

40

100

27

St Haninda Rachmadini

60

100

28

Sulthan Fahmi Altway

100

78

29

Syecha Shafi

60

80

30

Tsabitah Shafana Najah

40

100

31

Verren Indravelia Aryaputri

60

80

32

Zulfikar Zaki Hidayat

20

80

56,25

91,93

Rata-rata

Di siklus II terjadi penurunan nilai, ada tiga siswa yang menurun nilainya
dibanding nilai pretest dan ada dua siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM. Meskipun seperti itu, terjadi peningkatan nilai siswa yang lain. Hal
ini terlihat dari rata-rata nilai mengalami peningkatan sebesar 35,68 poin.
C. Pembahasan Hasil Observasi
C.1. Pembahasan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris

44

Tabel 4.3 Rekapitulasi Poin Pengamatan Partisipasi Siswa
Siklus I
28
9
0
0

Poin 4 (sering sekali)
Poin 3 (sering)
Poin 2 (jarang)
Poin 1 (tidak pernah)

Siklus II
24
12
0
0

Berdasarkan rekapitulasi poin di atas terlihat bahwa siswa memiliki
kuantitas partisipasi yang baik selama pembelajaran Bahasa
Inggris

bermetode

diskusi

menggunakan

media

Kantong

Doraemon. Berikut ini dideskripsikan dalam bentuk kalimat:
a. Pada siklus I, siswa sering sekali dalam menyampaikan
pertanyaan,
jawaban,

menyampaikan

mengikuti

pendapat,

pelajaran,

dan

menyampaikan

mengerjakan

tugas

terstruktur. Sedangkan pada awalnya siswa kurang dalam
menyampaikan

pendapat,

mengikuti

pelajaran

dan

mengerjakan tugas terstruktur. Hal ini menunjukan bahwa
metode diskusi bermedia Kantong Doraemon Siklus I dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris.
b. Pada siklus II, siswa sering sekali dalam menyampaikan
pertanyaan, menyampaikan jawaban, dan mengerjakan tugas
terstruktur.

Sedangkan

dalam

mengikuti

pelajaran

dan

menyampaikan pendapat, siswa berada dalam poin 3 atau
berada dalam kata ‘sering’. Hal ini menunjukan bahwa
partisipasi siswa pada siklus II cukup baik.
Peningkatan partisipasi siswa di atas merupakan salah satu
gambaran tanggapan siswa. Dengan meningkatnya partisipasi

45

siswa

dapat

disimpulkan

bahwa

siswa

memiliki

tanggapan

positif/baik terhadap pembelajaran Bahasa Inggris bermetode
diskusi menggunakan media Kantong Doraemon. Siswa merasa
nyaman belajar dalam suasana permainan dan diskusi.
C. 2. Pembahasan Hasil Observasi Aktivitas Guru
Rekapitulasi rata-rata skor pengamatan aktivitas guru
berdasarkan hasil observasi oleh guru pengamat disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Rata-Rata Skor Pengamatan Aktivitas Guru
Dalam

Melaksanakan

Pembelajaran

Diskusi

Bermedia

Kantong Doraemon
Rata-rata skor aktivitas guru

Siklus I
3.5

Siklus II
3,8

Terlihat peningkatan kemampuan guru dalam proses
pembelajaran diskusi bermedia Kantong Doraemon, antara lain :
(a) kegiatan awal yang meliputi : penyampaian apersepsi,
penyampaian

tujuan

pembelajaran,

membangkitkan

motivasi

belajar siswa, menginformasikan model pembelajaran yang akan
digunakan. (b) Kegiatan inti, meliputi : menjelaskan materi