Laporan Praktikum Beton Praktikum Matematika

BAB I
ANALISA SARINGAN
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan untuk
keperluan campuran beton.
B. PERALATAN
1. Timbangan dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
2. Satu set saringan. No 4, No 10, No 20, No 40, No 60, No 80, No 100, No
140, No 200 dan PAN (saringan untuk agregat halus). No 3”, 2”, ½”, 1”,
¾”, 3/8” dan PAN (saringan untuk agregat kasar).
3. Oven dengan pengaturan suhu antara 105-115°C.
4. Talam.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Agregat Halus (Pasir)
a. Timbanglah berat dari masing-masing saringan (saringan untuk agregat
halus).
b. Susunlah saringan mulai dari PAN paling bawah kemudian saringan
dengan lubang terkecil sampai saringan dengan lubang terbesar paling
atas.
c. Pindahkan saringan tersebut pada talam.

d. Masukanlah pasir kemudian diayak/diguncangkan selama 10 menit.
Dalam praktik ini kami mengayak secara manual tanpa menggunakan
mesin pengguncang saringan.
e. Diamkan selama beberapa menit untuk memberikan kesempatan bagi
debu untuk mengendap pada saringan.
f. Bukalah saringan dan timbanglah berat masing-masing saringan beserta
benda uji di dalamnya.
g. Hitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan.
2. Agregat Kasar (Batu Pecah)
1

Prosedur yang dilakukan sama dengan prosedur percobaan pada agregat
halus, hanya saja saringan yang digunakan adalah saringan untuk agregat
kasar.
D. Hasil Analisa Saringan
Dari prosedur percobaan di atas didapatkan hasil sebagai berikut.
Saringan Pasir
Berat Saringan

No. Saringan


Berat Saringan (gr)

4

423,3

426,1

2,8

10

326,4

361,1

34,7

20


306,6

541,9

235,3

40

296,1

589,7

293,6

60

304,3

490,4


186,1

80

300,2

325

24,8

100

294,9

297,3

2,4

140


278,3

321,5

43,2

200

285,4

285,8

0,4

PAN

270,0

+ Pasir


Berat Pasir

Saringan Batu Belah
Berat Saringan

No. Saringan

Berat Saringan (gr)

3”

486

486

0

2”


453

453

0

½”

425

425

0

1”

492

1,353


861

¾”

339

1,216

877

3/8”

390

1,099

709

PAN


270,0

683

413

+ Batu

Berat Batu (gr)

2

BAB II
PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur keausan agregat yang
diakibatkan oleh kombinasi penggerusan, pukulan dan penggilingan dalam
drum baja yang berputar.

B. PERALATAN

1. Los Angeles Abrasion Machine
2. Bola baja
3. Catching pan

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Agregat yang diuji adalah batu pecah yang tertahan pada saringan ½”
sebanyak 5.000 gram dan yang tertahan pada saringan 1” sebanyak 5.000
gram.
2. Masukan steker pada tegangan 220 volt. Tekan tombol JOG pada panel agar
posisi tutup drum berada di atas, agar mudah memasukan benda uji dan bola
baja. Lepaskan tombol JOG setelah posisi tutup drum berada di atas.
3. Lepaskan kunci tutup dan buka penutup drum, masukan beda uji dan bola
baja kemudian tutup kembali.
4. Atur angka pada Counter ke angka 500.
5. Tekan tombol STAR sehingga drum berputar. Drum akan berhenti berputar
secara otomatis pada putaran ke 500.
6. Pasang Catching pan di bawah drum untuk menampung hasil benda uji.
7. Buka tutup drum dan tekan tombol JOG sehingga drum berputar dan benda
uji serta bola baja tertampung pada catching pan.


D. HASIL PENGUJIAN
3

No. Saringan

Berat batu
Sebelum

Sesudah

1”

5.000 gr

Batu 8.679 gr dan

½”

5.000 gr

Debu 1.321 gr

4

BAB III
PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar air suatu agregat.
Kadar air agregat perbandingan antara berat air dengan air yang dikandung
agregat dan berat agregat kering yang dinyatakan dalam persen (%).

B. PERALATAN
1. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan 100 °C.
2. Timbangan
3. Cawan (dalam praktik ini menggunakan 6 buah cawan, 3 buah cawan untuk
agregat kasar, 3 buah cawan untuk agregat halus).

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Agregat Kasar (Batu pecah)
a. Bersihkan cawan, beri label pada masing-masing cawan tersebut
kemudian timbang berat di air masing-masing cawan tersebut dan catat
hasilnya.
b. Masukan benda uji (basah) ke dalam 3 buah cawan. Timbang berat dari
masing-masing cawan tersebut beserta benda uji (basah) di dalamnya
dan catat hasilnya.
c. Dalam keadaan terbuka, masing-masing cawan beserta benda uji (basah)
dimasukan ke dalam oven dengan suhu 100 °C selama 24 jam.
d. Setelah 24 jam, masing-masing cawan tersebut dikeluarkan dan
didinginkan.
e. Timbang berat dari masing-masing cawan beserta benda uji (kering) dan
catat hasilnya.
2. Agregat Halus (Pasir)
Prosedur percobaan untuk agregat halus sama seperti prosedur percobaan di
atas.
5

D. HASIL PENGUJIAN
Agregat Kasar (Batu Pecah)
Nomor Talam Yang Dipakai
Berat Talam
Berat Talam + Benda Uji
(basah)
Berat Benda Uji (basah)
Berat Talam + Benda Uji
(kering)
Berat Benda Uji (kering)

A

B

C

Rata-rata

9,8

9,36

9,863

W1

gram

9,89

W2

gram

48,54 52,77

53,5

51,60

W3=W2-W1

gram

38,65 42,97 44,14

41,92

W4

gram

47,7

51,91 53,41

51,00

W5=W4-W1

gram

37,81 42,11 44,05

41,32

%

2,17

2,00

0,20

1,43

A

B

C

Rata-rata

9,84

Kadar Air

x 100 %

Agregat Halus (Pasir)
Nomor Talam Yang Dipakai
Berat Talam
Berat Talam + Benda Uji
(basah)
Berat Benda Uji (basah)
Berat Talam + Benda Uji
(kering)
Berat Benda Uji (kering)
Kadar Air

W1

gram

13,75

11,66

11,75

W2

gram

66,36 54,95 61,88

61,06

W3=W2-W1

gram

52,61 54,11 50,22

49,31

W4

gram

66,42 54,96 61,71

61,03

W5=W4-W1

gram

52,56 45,12 50,05

49,28

%

0,09

0,06

x 100%

16,61

0,33

6

BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT
DAN PENYERAPAN AGREGAT
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu agregat
serta kemampuan menyerap air.

B. PERALATAN
1. Agregat Kasar (Batu pecah)
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat benda uji dengan
kapasitas 5 kg.
b. Saringan no. 4
c. PAN
d. Keranjang kawat ukuran 2,36 mm (No. 8) dengan kapasitas 5 kg.
e. Dunagan test set
f. Container/tempat air dengan kapasitas dan bentuk sesuai pemeriksaan
yang dilengkapi dengan pipa sehingga air selalu tetap.
g. Kain kering untuk lap.
2. Agregat Halus (Pasir)
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr dari berat benda uji
b. Saringan No. 4
c. PAN
d. Wajan
e. Kompor
f. Piknometer dengan kapasitas 500 ml

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Agregat Kasar (Batu pecah)
a. Siapkan benda uji yang tertahan saringan No. 4 sebanyak ± 2.500 gr.
b. Timbang benda uji permukaan jenuh (kering). Catat hasil beratnya.

7

c. Masukan air ke dalam container sesuai kebutuhan.
d. Masukan dunagan yang diikat dengan tali dan digantung pada
timbangan ke dalam container yang sudah diisi dengan air dan timbang
berat dunagan tersebut.
e. Masukan benda uji ke dalam keranjang dunagan, goyang-goyangkan
keranjang

tersebut

untuk

mengeluarkan

gelembung-gelembung

udaranya.
f. Timbang berat agregat dalam air.
2. Agregat Halus (Pasir)
a. Siapkan benda uji yang lolos saringan No. 4 sebanyak ± 2.000 gr.
b. Letakkan benda uji di atas wajan, nyalakan api pada kompor, kemudian
letakan wajan tersebut di atas kompor.
c. Aduk selama beberapa menit, sehingga benda uji tersebut dalam
keadaan kering.
d. Sementara itu timbanglah berat piknometer dan catat hasilnya.
e. Masukkan benda uji ke dalam piknometer sebanyak 500 gr, masukkan
air suling sampai 90 % dari isi piknometer.
f. Timbanglah berat piknometer beserta benda uji dan catat hasilnya.

D. HASIL PERCOBAAN
Dari percobaan didapatkan hasil sebagai berikut.
Piknometer

W1

67,5

gram

Piknometer + Air

W2

195,42 gram

Piknometer + Benda Uji

W3

155,5

Piknometer + Air + Benda Uji

W4

252,75 gram

gram

8

E. PERHITUNGAN
1. Kadar Air (W)
atau

Dimana :
W = Kadar air (%)
W1 = Berat cawan timbangan (gram)
W2 = Berat benda uji basah + berat cawan (gram)
W3 = Berat benda uji basah + berat cawan (gram)
2. Berat Jenis Tanah

3. Koreksi W4
W4 = W4 x K
Dimana : K (faktor koreksi suhu) = 31°C = 0,9983

9

BAB V
PEMERIKSAAN SLUMP BETON
A. TUJUAN
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui nilai slump beton yang
merupakan nilai kelecakan dari adukan beton segar.
B. PERALATAN
1. Timbangan
2. Sendok spesi
3. Talam
4. Tabung kaca
5. Cetakan slump (berbentuk kerucut terpancung dengan diameter bawah 20
cm dan diameter atas 10 cm dengan tinggi 30 cm)
6. Plat logam dengan permukaan kokoh, rata dan kedap air.
7. Tongkat pemadat dengan panjang 60 cm dan berdiameter 16 cm ujung
dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
8. Mistar.
9. Cetok semen.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Timbang semen sebanyak 1,0954 kg. Kemudian masukan ke dalam talam.
2. Timbang pasir sebanyak 1,8079 kg. Kemudian masukan ke dalam talam.
3. Timbang batu pecah sebanyak 4,1934 kg. Kemudian masukan ke dalam
talam.
4. Masukan air ke dalam tabung kaca sebanyak 0,7939 liter. Kemudian
campurkan ke dalam talam yang sudah terisi dengan semen, pasir dan batu
pecah.
5. Aduklah campuran beton tersebut hingga rata.
6. Letakan cetakan slump di atas plat logam.
7. Kemudian masukan campuran beton tersebut ke dalam cetakan slump,
tumbuklah dengan tongkat hingga padat dan rata.
8. Bersihkan permukaan cetakan slump dengan menggunakan cetok.
9. Diamkan selama ± 30 detik.
10. Angkat cetakan secara perlahan dalam keadaan vertical.
11. Letakan cetakan di samping slump.
12. Ukur penurunan dari adukan beton menggunakan mistar, dengan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.

10

D. HASIL PERCOBAAN
Dari percobaan didapat hasil tinggi antara slump dengan cetakan adalah 25 cm.
Jadi, nilai slump beton : 30 – 25 = 5 cm.

11

BAB VI
PEMBUATAN BETON
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan adalah untuk membuat beton untuk pengujian kuat tekan
beton.
B. PERALATAN
1. Cetakan beton berbentuk kubus dengan panjang 15 cm, lebar 15 cm dan
tinggi 15 cm.
2. Sendok spesi
3. Tongkat penumbuk
4. Cetokan semen
5. Bak perendaman yang berisi air
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukan adukan beton yang telah dibuat ke dalam cetakan beton
menggunakan sendok spesi.
2. Tumbuk dengan tongkat hingga padat dan rata.
3. Bersihkan cetakan dengan menggunakan cetok.
4. Setelah terisi adukan beton, diamkan hingga padat dan keras.
5. Setelah mengeras, keluarkan beton dan rendam dalam bak perendaman yang
berisi air selama 3 hari, 7 hari dan 28 hari. (dalam praktik ini kami
menggunakan 3 buah beton kubus dengan lama perendaman masing-masing
beton kubus A: 3 hari, beton kubus B: 7 hari dan beton kubus C: 28 hari).
6. Setelah mencapai masa perendaman, angkat beton kubus dan tiriskan
selama 24 jam.
D. HASIL PERCOBAAN
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut.
No
1.
2.
3.

Beton
Kubus
A
B
C

Lama Perendaman (Hari)

Berat Beton Kubus (Kg)

3
7
28

7,976
8,039
8,062

12

BAB VII
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
A. TUJUAN
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kuat tekan
beton tersebut. Kuat tekan beton adalah beban persatuan luas yang
menyebabkan beton hancur.
B. PERALATAN
1. Timbangan dengan kapasitas minimum 2 kg dan dengan ketelitian 0,3 gram.
2. Mesin uji kuat tekan beton.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Keluarkan masing-masing beton kubus dari bak perendaman yang berisi air.
Tiriskan selama 24 jam.
2. Timbang berat dari masing-masing beton kubus, dan catat hasilnya.
3. Masukan satu persatu beton kubus ke dalam mesin uji kuat tekan beton
secara simetris.
4. Lakukan pengetesan sampai batas maksimum (benda uji retak), catat
hasilnya serta lakukan penghitungan terhadap masing-masing beton.
D. HASIL PERCOBAAN
No
1.
2.
3.

Beton Lama Perendaman
Kubus
(Hari)
A
3
B
7
C
28

Berat Beton Kubus
(Kg)
7,976
8,039
8,062

Kuat Tekan
(kN)
210
240
460

1. Beton kubus A

τb =

Kg/m2

2. Beton kubus B

τb =

Kg/m2

3. Beton kubus B

τb =

Kg/m2

13

LAMPIRAN

14