Seni and Budaya Menurut Islam

MAKALAH
SENI DAN BUDAYA MENURUT SUDUT PANDANG ISLAM

Disusun oleh

KELOMPOK 11
NO
1
2
3

NAMA
Rofiko Zahro Nasution
Geraldina Brilliani Prasetya
Dzikra Khairinisa

NIM
151170023
151170025
151170029


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Seni dan Budaya Menurut Pandangan
Islam ini dengan baik.
Makalah yang kami tulis membahas mengenai pengertian seni dan budaya, pandangan
Islam tentang seni dan budaya, dan contoh seni yang boleh dan tidak boleh dalam Islam. Kami
berharap semoga materi yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Tak lupa, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen kami Bapak Dudu Ridwanulhak,
S.Th.I., M.Si. yang telah membimbing kami menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Penyusun

i


DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................................................i
Daftar
isi...........................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Pengertian
Seni
dan
Budaya.................................................................................................2
B. Hubungan
antara
Agama
dengan

Seni
dan
Budaya..............................................................3
C. Pandangan Islam Melihat Seni dan Budaya.........................................................................5
D. Contoh Seni yang Boleh dan tidak Boleh dalam Islam........................................................7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................12
C. Daftar
Pustaka.....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Kajian ilmu dalam Islam tidak
hanya pada inti ajaran Islam itu sendiri, melainkan juga pada ilmu lain yang relevan terhadap
ajaran Islam. Semua aspek dan hal dalam kehidupan manusia diatur oleh Islam. Mulai dari
ilmu pengetahuan, cara berpikir dengan filsafat, hingga keindahan dalam seni dan budaya.
Islam mencintai keindahan sehingga dalam Islam terdapat aspek hubungan Islam

dengan seni dan budaya. Islam merupakan agama yang dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Hal yang sangat mempengaruhi perkembangan kebudayaan Islam
adalah adanya konsep pengembangan budaya Islam. Kebudayaan Islam adalah peradaban
yang berdasar pada nilai-nilai ajaran Islam. Semua itu diilhami oleh ayat-ayat Al Quran dan
hadist. Sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta, Islam tampil sebagai
solusi dari segala permasalahan yang menimpa umat manusia.
Upaya Islam sebagai agama rahmatan lil alamin dibuktikan dengan peran Wali
Songo yang begitu besar dalam penyebaran agama Islam, khususnya di pulau Jawa. Salah
satu cara yang digunakan Wali Songo adalah pendekatan melalui kebudayaan, misalnya
kesenian gamelan dan wayang. Hal itu menunjukkan bahwa Wali Songo mengutamakan
jalan yang menjadikan masyarakat tertarik dan sarat dengan ajakan yang baik daripada
mengedepankan hal-hal yang bersifat normatif dan tekstual.
B. Rumusan Masalah
1.

Apa pengertian seni dan budaya?

2.

Bagaimana pandangan Islam terhadap seni dan budaya?


3.

Apa saja contoh seni yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam Islam?

C. Tujuan
1.

Mengetahui arti seni dan budaya

2.

Mengetahui bagaimana Islam memandang seni dan budaya

3.

Mengetahui apa saja seni yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam
1
BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Seni dan Budaya
1. Pengertian Seni
Secara umum, seni adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan orang lain. Istilah
seni berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sani yang berarti pemujaan, persembahan, dan
pelayanan yang erat dengan upacara keagaaman yang disebut dengan kesenian.
Menurut para ahli :
Pengertian seni menurut pendapat aristoteles adalah
Aristoteles


:

bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak
pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah
meniru alam.

Ki Hajar Dewantara : Seni




adalah

hasil

keindahan

sehingga

dapat

menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnnya,
oleh

karena

itu

perbuatan


manusia

yang

dapat

mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu
seni.
Sudarmiji



Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman
estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna,

:

tekstur, volume dan gelap terang.



Hillary Bel

: Seni merupakan istilah yang digunakan untuk semua
karya yang dapat menggugah hati untuk mencari tahu
siapa penciptanya.

2. Pengertian Budaya

Secara umum, budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang secara bersama
pada suatu kelompok orang secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang sulit meliputi sistem agama, dan politik, adat istiadat,
bahasa, pakaian, karya seni, perkakas, dan bangunan. Istilah budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, sebagai bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) yang diartikan hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
2
Menurut para ahli :
Budaya adalah keseluruhan dari yang kompleks yang
Edward Burnett Tylor




di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian,

:

moral,

hukum,

kemampuan-kemampuan

adat
lain

istiadat,
yang

dan


didapat

seseorang sebagai anggota masyarakat.
 C. Kliucckhohn

: Budaya adalah sistem mata pencaharian hidup;
sistem peralatan dan teknologi; sistem organisasi
kemasyarakatan;

sistem

pengetahuan;

bahasa;

kesenian; sistem religi dan upacara keagamaan.
 Andreas Eppink

: Budaya adalah kebudayaan yang mengandung
bentuk dari keseluruhan pengertian nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan

artistik menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Dari pengertian seni dan budaya diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian seni
budaya secara umum adalah segala sesuatu yang dibuat manusia yang memiliki unsur
keindahan yang mampu membangkitkan perasaan orang lain.
B. Hubungan antara Agama dengan Seni dan Budaya
Ahli kebudayaan mempunyai pendapat yang berbeda di dalam memandang
hubungan antara agama dengan seni dan budaya. Hegel menganggap bahwa agama
merupakan sumber kesenian dan kebudayaaan atau dengan kata lain bahwa seni dan budaya
merupakan bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pater Jan Bakker menganggap bahwa
kebudayaan tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama. Adapun menurut ahli

Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, M. A. bahwa
agama merupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi
mengatakan bahwa manusia mempunyai akal pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan
yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman
manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci
masing- masing agama.

3
Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang
ada.
Islam dan kebudayaan memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain. Ajaran Islam
memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, sedangkan kebudayaan
adalah realitas keberagamaan umat Islam tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa wujud
nyata dari pengamalan ajaran agama Islam itu mampu dilihat dari kebudayaan dan kehidupan
nyata para pemeluk agama Islam tersebut.
Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu
sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah
dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam
firman Allah Q.s. As Sajdah 7-9 : “(Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah,
kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)-nya roh (ciptaan)-Nya “
Allah telah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan kebebasan untuk
berkarya, berpikir dan menciptakan suatu seni dan kebudayaan. Di sini, Islam mengakui
bahwa seni dan budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama adalah pemberian
Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberian Allah kepada manusia
untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia agar bermanfaat, berkemajuan,
mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Islam mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang
diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia
untuk “berbudaya”. Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan

pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari
agama. Kesenian dan kebudayaan Islam bukan suatu hal yang diciptakan oleh orang Islam,
tetapi kesenian dan kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau yang bersifat Islami.
C. Pandangan Islam tentang Seni dan Budaya
Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang
dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an
mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan
keindahannya. Allah berfirman:
4
‫ُوج‬
ٍ ‫أَفَلَ ْم يَ ْنظُرُوا إِلَى ال ّس َما ِء فَوْ قَهُ ْم َك ْيفَ بَنَ ْينَاهَا َو َزيّنّاهَا َو َما لَهَا ِم ْن فُر‬
“Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].
Allah juga mengajak manusia untuk melihat dari perspektif keindahan, bagaimana
buah-buahan yang menggantung di pohon dan bagaimana pula buah-buahan itu dimatangkan.
Jika manusia memerhatikan dan menikmati dengan pandangan yang indah, arak-arakan
binatang ternak saat masuk ke kandang, juga saat dilepaskan ke tempat penggembalaan,
sesungguhnya pada peristiwa itu ada unsur keindahannya.
Seni merupakan fitrah dan naluri alami manusia. Kemampuan ini yang membedakan
manusia dengan makhluk yang lain. Karena itu, mustahil bila Allah melarang manusia untuk
melakukan kegiatan berkesenian.
Nabi Muhammad Saw sangat menghargai keindahan. Suatu ketika dikisahkan, Nabi
menerima hadiah berupa pakaian yang bersulam benang emas, lalu beliau mengenakannya
dan kemudian naik ke mimbar. Namun tanpa menyampaikan sesuatu apapun, Beliau turun
kembali. Para sahabat sedemikian kagum dengan baju itu, sampai mereka memegang dan
merabanya. Nabi Saw bersabda:
“Apakah kalian mengagumi baju ini?” Mereka berkata, “Kami sama sekali belum pernah
melihat pakaian yang lebih indah dari ini.” Nabi bersabda: “Sesungguhnya saputangan Sa’ad
bin Mu’adz di surga jauh lebih indah daripada yang kalian lihat.” [M Quraish Shihab,
Wawasan Al-Qur’an]. Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin juga menuliskan bahwa:

“Siapa yang tidak berkesan hatinya di musim bunga dengan kembang-kembangnya, atau oleh
alat musik dan getaran nadanya, maka fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit
diobati.”
Kalau memang demikian pandangan Islam tentang seni, mengapa pada masa awal
perkembangan Islam [zaman Nabi Saw dan para sahabatnya], belum tampak jelas ekspresi
kaum muslim terhadap kesenian. Bahkan, terasa adanya banyak pembatasan-pembatasan
yang menghambat perkembangan seni? Menurut Sayyid Quthb, pada masa itu, kaum muslim
masih
5
dalam tahap penghayatan nilai-nilai Islam dan memfokuskan pada pembersihan gagasangagasan jahiliyah yang sudah meresap dalam jiwa masyarakat sejak lama. Sedangkan sebuah
karya seni lahir dari interaksi seseorang atau masyarakat dengan suatu gagasan, menghayati
dengan sempurna sampai menyatu dengan jiwanya. Karena itu, belum banyak karya seni
yang tercipta pada masa awal perkembangan Islam itu.
Pembatasan-pembatasan terhadap kesenian karena adanya sikap kehati-hatian dari
kaum Muslim. Kehatihatian itu dimaksudkan agar mereka tidak terjerumus kepada hal-hal
yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjadi titik perhatian pada waktu itu. M
Quraish Shihab menjelaskan bahwa Umar Ibnul Khaththab, khalifah kedua, pernah berkata,
“Umat Islam meninggalkan dua pertiga dari transaksi ekonomi karena khawatir terjerumus
ke dalam haram [riba].” Ucapan ini benar adanya, dan agaknya ia juga dapat menjadi benar
jika kalimat transaksi ekonomi diganti dengan kesenian [Wawasan Al-Qur’an].
Atas dasar kehati-hatian ini pulalah hendaknya dipahami hadits-hadits yang melarang
menggambar atau melukis dan memahat makhluk-makhluk hidup. Apabila seni membawa
manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama,
mengabadikan

nilai-nilai

luhur

dan

menyucikannya,

serta

mengembangkan

serta

memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak
menentangnya.
Karena ketika itu ia telah menjadi salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada
manusia. Demikian Muhammad Imarah dalam bukunya Ma’âlim Al-Manhaj Al-Islâmi yang
penerbitannya disponsori Dewan Tertinggi Dakwah Islam, Al-Azhar bekerjasama dengan AlMa’had Al-’Âlami lil Fikr Al-Islâmi [International Institute for Islamic Thought].

Kesenian Islam baru berkembang dan mencapai puncak kejayaan pada saat Islam
sampai di daerah-daerah Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa. Daerah-daerah tersebut
didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk.
Di daerah-daerah tersebut, Islam membaur dengan kebudayaan setempat. Terjadilah
pertukaran nilai-nilai Islam dengan budaya dan seni yang menghasilkan ragam seni yang
baru, berbeda dengan karakter seni tempat asalnya.
Seni yang didasarkan pada nilai-nilai Islam [agama/ketuhanan] inilah yang menjadi
pembeda antara seni Islam dengan ragam seni yang lain. Titus Burckhardt, seorang peneliti
berkebangsaan Swiss-Jerman mengatakan, “Seni Islam sepanjang ruang dan waktu, memiliki
6
identitas dan esensi yang satu. Kesatuan ini bisa jelas disaksikan. Seni Islam memperoleh
hakekat dan estetikanya dari suatu filosofi yang transendental.” Ia menambahkan, para
seniman muslim meyakini bahwa hakekat keindahan bukan bersumber dari sang pencipta
seni. Namun, keindahan karya seni diukur dari sejauh mana karya seni tersebut bisa harmonis
dan serasi dengan alam semesta. Dengan begitu, para seniman muslim memunyai makna dan
tujuan seni yang luhur dan sakral.
Apakah seni Islam harus berbicara tentang Islam? Sayyid Quthb dengan tegas
menjawab tidak. Kesenian Islam tak harus berbicara tentang Islam. Ia tak harus berupa
nasehat langsung atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga penampilan abstrak tentang
aqidah. Tetapi seni yang Islami adalah seni yang menggambarkan wujud dengan ‘bahasa’
yang indah serta sesuai dengan fitrah manusia. Kesenian Islam membawa manusia kepada
pertemuan yang sempurna antara keindahan dan kebenaran.
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara agama (termasuk Islam) dengan
budaya, kita perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Mengapa manusia cenderung memelihara kebudayaan, dari manakah desakan yang
menggerakkan manusia untuk berkarya, berpikir dan bertindak?
2. Apakah yang mendorong mereka untuk selalu merubah alam dan lingkungan ini menjadi
lebih baik ?
D. Contoh Seni yang Boleh dan Tidak Boleh dalam Islam
1. Seni yang diperbolehkan dalam Islam
a. Seni Membaca Al – Qur’an (Tilawatil atau Qiro’atil Qur’an)

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW melagukan Surat Al Fath ketika
Fathul Makkah atau sahabat Abu Musa Al Anshary yang paling bagus bacaan
Qur’annya. Dari Al-Barra’ bin ‘Azib RA, ia berkata: telah bersabda Rasulullah
SAW: “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’I dan
lain-lainnya).
b. Seni Kaligrafi/Tulis
Kaligrafi adalah seni menulis sebuah tulisan, di Jepang menulis huruf kanji
dengan sebutan “Shodo”, “Seoye” di Korea dan di China disebut dengan Shufa/Yishu. Sedangkan seni tulis arab sering disebut dengan khat. Khusus kaligrafi yang
baik
7
dan sesuai dengan Islam adalah seni kaligrafi yang isinya mengambil ayat-ayat AlQuran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi
seringkali juga ditatahkan di atas logam, bangunan, atau kulit.
c. Seni Beladiri
Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara
seseorang itu mempertahankan diri. Selama beladiri berazaskan ke-taukhidan, tidak
syirik, serta membela kebenaran dan keadilan, maka Islam membolehkan. Bahkan
Allah SWT menyukai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.
d. Seni Arsitektur
Arsitektur selain sebagai ilmu dalam merancang bangunan, aritektur juga
adalah seni. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level
mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Banyak manfaatnya dari
seni arsitektur ini.
e. Seni Sastra

Seni sastra adalah semua jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu. Al Qur’an termasuk seni sastra tertinggi yang dimiliki oleh ummat Islam.
Dengan seni sastra seseorang dapat menyampaikan pikiran-pikiran atau ajaran
ajaran tertentu dengan indah.
f. Seni Merajut
Merajut adalah salah satu dari kesenian. Selain menuntut keterampilan
merajut juga dapat menenangkan pikiran yang sedang kusut. Hati dapat terasa
damai
karena hanya focus sama rajutan kita. Yang penting dalam merajut tidak lupa waktu
sholat dan hasil rajutannya bukan untuk maksiyat kepada Allah.

8
2. Seni yang Tidak diperbolehkan dalam Islam
a. Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Islam membolehkan seni
rupa selama tidak mengarah kepada maksiat dan ingkar kepada Allah Tuhan
semesta alam. Namun, para ulama berpendapat, seni rupa yang dilarang adalah
yang menggambarkan makhluk hidup atau manusia.
b. Menyanyi
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum menyanyi (al-ghina’/attaghanni). Sebagian mengharamkan nyanyian dan sebagian lainnya menghalalkan.
Masing-masing mempunyai dalilnya sendiri-sendiri. Menyanyi yang diharamkan
Islam karena:
ّ ‫ض ّل ع َْن َسبِي ِل‬
ٌ‫َر ِع ْل ٍم َويَتّ ِخَ َذهَا هُ َ ُز ًوا ۚ أُو ٰلَئِكَ لَهُ ْم َعَ َذاب‬
ِ ُ‫ث لِي‬
ِ ‫اس َم ْن يَ ْشت َِري لَه َْو ْال َح ِدي‬
ِ ّ‫َو ِمنَ الن‬
ِ َ‫اِ بِ َغ ْي‬
ٌ ‫ُم ِه‬
‫ين‬
“Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang
tidak berguna (lahwal hadits) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa

pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu ejekan. Mereka itu akan memperoleh
adzab yang menghinakan.” (Qs. Luqmân [31]: 6)
Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Auf ra bahwa Rasulullah Saw
bersabda: “Sesungguhnya aku dilarang dari suara yang hina dan sesat, yaitu: 1.
Alunan suara nyanyian yang melalaikan dengan iringan seruling syaithan
(mazamirus syaithan). 2. Ratapan seorang ketika mendapat musibah sehingga
menampar wajahnya sendiri dan merobek pakaiannya dengan ratapan syetan
(rannatus syaithan).”
c. Seni Musik
Begitu juga dengan bermain musik, sebagian ulama berbeda pendapat
mengenai hukum bermain musik. Sebagian mengharamkannya dan sebagian
lainnya menghalalkannya. Hal ini berdasarkan pada hadits dari Abu Malik AlAsy’ari ra
9
bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya akan ada di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik (al-ma’azif).” [HR.
Bukhari, Shahih Bukhari, hadits no. 5590]. Akan tetapi, Rasulullah saw.
memperbolehkan rebana untuk dimainkan pada saat tertentu (pernikahan).
d. Seni Tari
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan
waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan
pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari
dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari
gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Saat tarian
tersebut mempertontonkan aurat, dan mengundang nafsu birahi maka Islam
melarang tarian tersebut. Apalagi tarian yang ditujukan untuk memuja sesuatu dan
bersifat ritual syirik.
e. Seni Patung

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga
dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan
bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Islam melarang seni patung
sebagaimana Hadist Rasulullah saw, “Manusia yang paling pedih siksanya di hari
kiamat ialah yang meniru ciptaan Allah. Sedangkan para pelukis dan penggambar
adalah orang-orang yang meniru ciptaan Allah.” (Muttafaqun ‘alaih).
f. Tatto
Bertato yang dalam Bahasa Arab disebut al wasym ( ‫ ) الوشم‬adalah perbuatan
yang hukumnya haram dalam agama Islam, berdasarkan beberapa hadits shahih,
yang diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim
dari Abdullah ibnu Mas’ud,
ّ َ‫لَ َعن‬
َ‫ َو ْال َوا ِش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمة‬، َ‫صلَة‬
ِ ْ‫صلَةَ َو ْال ُم ْستَو‬
ِ ‫اُ ْال َوا‬
Artinya :
10
"Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya, melakukan tato di wajahnya
(mutawasshimah), menghilangkan rambut dari wajahnya, menyambung giginya,
demi kecantikan, mereka telah merubah ciptaan Allah."
Tatto adalah menusuk-nusukkan jarum atau yang sejenisnya kepada kulit
sehingga mengalirkan darah kemudian diberikan alkohol atau yang sejenisnya
sehingga menjadi biru. Tato ini biasa dilakukan di tangan, wajah, badan bahkan
kaki
dan juga di bagian tubuh lainnya. Melakukan tato pada kulit adalah
perbuatan yang diharamkan Allah swt, sebagaimana disebutkan didalam sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Alqomah bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
“Allah melaknat orang-orang yang mentato dan yang minta untuk ditato.” (HR.
Bukhori)
Hal itu dikarenakan bahwa tato termasuk perbuatan yang merubah ciptaan
Allah swt serta menjadikan ditempat tato itu najis dengan membekunya darah
dikarenakan warna bahan tato itu.
g. Tindik (Body Piercing)

Body piercing atau seni tindik pada tubuh akhir-akhir ini menjadi sangat
berkembang di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Sama halnya dengan tatto,
maka body piercing telah mewabah hampir kesemua kalangan. Tindik konvensional
yang dahulu hanya dilakukan diseputar telinga saja, saat ini telah dilakukan pada
hampir seluruh bagian tubuh. Seni tindik tidak sesuai dengan agama Islam. Kecuali
bagi perempuan yang memakai perhiasan. Namun dengan syarat tidak boleh
menampakkan auratnya. Ibnu Abidin rahimahullah berkata, "Menindik telinga
untuk memakai anting merupakan perhiasan wanita, maka tidak dihalalkan bagi
laki-laki." (Raddul Muhtar, 6/420)

11
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut kami, berdasarkan makalah yang kami buat dapat diismpulkan bahwa
agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai agama. Agama
Islam memandang bahwa setiap orang diberi akal dan pikiran yang dapat menciptakan
sebuah seni untuk menyalurkan kreativitas dan bakatnya, namun hasilnya harus sesuai
dengan aturan agama Islam dan tidak melampaui batas yang telah ditetapkan menurut Islam.
B. Saran
Menurut kami, bahwa setiap umat beragama selalu mempunya kebudayaan yang
dianut oleh umatnya, begitu juga kebudayaan Islam. Sebagai seorang muslim hendaknya
pandai menyaring dan memilah bahwa kita harus menerapkan kebudayaan yang sesuai

dengan syariat Islam, misalnya yang mengandung unsur syirik harus dijauhkan. Islam selalu
memiliki batasan-batasan tertentu dalam mengatur umatnya agar tidak melenceng dari ajaran
Islam. Seni yang dikehendaki Islam adalah seni yang bisa mendatangkan manfaat, bukan
mendatangkan mudarat seperti menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat,
dan lain sebagainya.

12
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/312198190/Makalah-Pandangan-Islam-tentang-Seni-dan-Budaya-docx
http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-seni-budaya-secara-umum-arti.html
http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/fbba/pandangan-islam-tentang-seni/
https://ubaisite.wordpress.com/2016/01/15/hubungan-islam-dan-kebudayaan/
duwihernas.blogspot.co.id/2014/08/kebudayaan-islam.html?m=1
sahrul-media.blogspot.co.id/2014/05/makalah-tentang-kebudayaan-islam.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/ahmadzain.wordpress.com/2006/12/08/relasi-antara-islam-dankebudayaan/amp/
https://www.scribd.com/mobile/doc/312198190/Makalah-Pandangan-Islam-tentang-Seni-danBudaya-docx
http://www.1001-kisahislami.com/2015/03/pandangan-islam-tentang-memakai-tato.html
https://islamqa.info/id/160292

https://rumaysho.com/9272-hukum-tato-pada-wanita.html
https://islamagamauniversal.wordpress.com/db_cover/e_qs_050/

13