KATA PENGANTAR 3 Dan Kata Pengantar

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang
bertagwa.
Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAUR- RASYIDIN “ ini
dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Selain itu, dalam proses penulisan makalah ini penulis merasa berhutang
budi kepada berbagai pihak terutama kepada Dosen kami yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh sabar dan tulus ikhlas.
Atas segala bantuan tersebut, penulis tidak dapat membalas berupa apapun
kecuali mengucapkan terima kasih seraya mengharapkan limpahan rahmat dari
Allah SWT sehingga segala kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu disana sini
masih terdapat kelemahan atau pun kekurangan, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

i

BAB I

PENDAHULUAN
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, fungsi sebagai rasullah tidak dapat
digantikan oleh siapa pun manusia di dunia ini, karena pemilihan fungsi tersebut
adalah mutlak dari Allah SWT. Fungsi beliau sebagai kepala pemerintahan dan
pemimpin masyarakat harus ada yang menggantinya. Selanjutnya pemerintahan
Islam dipimpin oleh empat orang sahabat terdekatnya, kepemimpinan dari para
sahabat Rasul ini disebut periode Khulafaur-Rasyidin ( para pengganti yang
mendapatkan bimbingan ke jalan lurus ).
Meskipun hanya berlangsung 30 tahun, masa Khalifah Khulafaur-Rasyidin
adalah masa yang penting dalam sejarah Islam. Khulafaur-Rasyidin berhasil
menyelamatkan Islam, mengkonsolidasi dan meletakkan dasar bagi keagungan
umat Islam.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Masyarakat Sepeninggalnya Muhammad SAW
Dengan wafatnya Rasul, umat muslim dihadapkan kepada suatu krisis
konstitusional. Rasul tidak menunjuk penggantinya, bahkan tidak pula membentuk

suatu majelis untuk masalah tersebut. Sejumlah suku melepaskan diri dari
kekuasaan Madinah dan menolak memberi penghormatan kepada Khalifah yang
baru, bahkan menolak perintahnya. Sebagian dari mereka bahkan menolak Islam.
Ada golongan yang telah murtad, ada yang mengaku dirinya sebagai nabi dan
mendapat pengikut/pendukung yang tidak sedikit jumlahnya. Ada juga golongan
yang tidak mau lagi membayar zakat karena mengira zakat sebagai upeti kepada
Muhammad SAW. Yang masih tetap patuh kepada agama Islam adalah penduduk
Mekkah, Madinah dan Thaif. Mereka tetap memenuhi kewajiban dan mau
mengorbankan apa yang mereka miliki untuk mengambilkan kejayaan Islam.
B. Sistem Pemilihan Khalifah
Permasalahan politik yang pertama kali muncul sepeninggal Rasullah adalah
siapakah yang menjadi penggantinya sebagai kepala pemerintahan dan bagaimana
sistem pemerintahannya. Rasul telah mengajarkan suatu prinsip, yaitu
musyawarah, sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri. Prinsip tersebut telah
dibuktikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam setiap pergantian
pimpinan dari empat khalifah periode khulafa'ur rasyidin, meski dengan versi yang
beragam.
Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung
sangat demokratis di Muktamar Tsaqifah Bani Sa'idh, memenuhi tata cara
perundingan yang dikenal dunia modern ini. Kaum anshar menekankan pada

persyaratan jasa (merit), mereka mengajukan calon Sa'ad bin Ubadah. Kaum
Muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan mereka mengajukan calon Abu
Ubaidah bin Jarrah. Sementara itu dari Ahlul Baitmenginginkan agar Ali bin Abi
Thalib menjadi khalifah atas kedudukannya dalam Islam, juga sebagai menantu dan
karib Nabi. Hampir saja perpecahanterjadi bahkan adu fsik, melalui perdebatan
dengan beradu argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh jamaah kaum
muslimin untuk menduduki jabatan Khalifah.
Umar bin Khatab diangkat dan dipilih para pemuka masyarakat dan disetujui
oleh jamaah kaum muslimin. Pilihan itu sudah dimintakan pendapat dan
persetujuan pada saat mereka menengok Abu Bakar sewaktu sakit.
Usman bin Afan dipilih dan diangkat dari enam orang calon yang ditunjuk
oleh khalifah Umar saat menjelang ajalnya karena pembunuhan. Ia menunjuk enam
calon pengganti Umar menurut pengamatannya dan pengamatan mayoritas kaum
muslimin.

Ali bin Abi Thalib tampil memegang pucuk pimpinan negara di tengah-tengah
kericuhan dan huru-hara perpecahan akibat terbunuhnya Usman oleh kaum
pemberontak. Kholifah Ali dipilih dan diangkat oleh Jamaah kaum muslimin di
Madinah dalam suasana yang sangat kacau, dengan pertimbangan jika Khalifah
tidak segera dipilih dan diangkat, maka keadaan akan semakin bertambah kacau,

meskipun ada golongan yang tidak menyukai Ali, tetapi tidak ada seorang yang
ingin diangkat menjadi khalifah karena Ali masih ada.
C. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah
1. Memerangi Kaum Riddah
Abu Bakar dihadapkan pada keadaan, masyarakat sepeninggalnya
Muhammad SAW. Ia menghadapi kesulitan-kesulitan yang memuncak. Dengan
ketegasan Abu Bakar ini disambut dan didukung oleh hampir seluruh kaum
muslimin, untuk memerangi kemurtadan (nadah) ini.
2. Pengelolaan Kas Negara
Pada Masa Abu Bakar kekuasaan bersifat sentral (eksekutif, legislatif,
yudikatif, terpusat pada pimpinan tertinggi ).Pada masa Umar lembaga yudikatif
dipisahkan dengan didirikannya lembaga pengadilan, bahkan di daerahdaerah).Masa pemerintahan Umar mulai diatur dan ditertibkan tentang pembayaran
gaji dan pajak tanah. Untuk mengelola keuangan negara didirikan Baitul Mal. Mulai
saat ini pemerintahan Umar sudah menempa mata uang sendiri.Seluruh kebijakan
yang dilaksanakan, pada hakekatnya merupakan upaya mengkonsoldasikan bangsa
arab dan melebur suku-suku arab kedalam satu suku bangsa.
Pemerintahan Usman mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam
beberapa tahun pertama permerintahanya. Ia melanjutkan kebijakan- kebijakan
khalifah Umar. Pada separuh terakhir masa pemerintahannya, muncul kekecewaan
dan ketidakpuasan di kalangan mayarakat karena ia mulai mengambil kebijakan

yang berbeda dari sebelumnya. Usman mengangkat keluarganya (Bani Umayah)
pada kedudukan yang tinggi.
Sebagai khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib meneruskan cita-cita Abu Bakar
dan Umar. Ia mengikuti dengan tepat prinsip-prinsip Baitul Mal dan memutuskan
untuk mengembalikan semua tanah yang diambil alih oleh Bani Umayah ke dalam
perbendaraan negara. Demikian hibah atau pemberian Usman kepada siapapun
yang tiada beralasan, diambil kembali. Ali kemudian bertekad unruk mengganti
semua gubernur yang tidak disenangi rakyat, tetapi Mua’wiyah, gubenur syria,
menolaknya. Oleh karenanya khalifah Ali harus menghadapi kesulitan dengan Bani
Ummayah.
3. Penataan Birokrasi Pemerintahan
Pengembangan sistem birokrasi pemerintahan ini berdasarkan pada
pemikiran para khalifah, khususnya Umar bin Khatab, yang berhasil memadukan

2

sistem yang ada di daerah perluasan dengan kebutuhan masyarakat yang sudah
mulai berkembang pada saat itu.
4. Perluasan dan Pengelolaan Wilayah
Satu keterkaitan antara perluasan dan pengelolaan wilayah dengan masuk

Islamnya penduduk di wilayah-wilayah tersebut adalah sikap toleransi dari kaum
muslimin dan mereka mendapatkan perlakuan yang baik. Mereka hidup lebih aman
dan damai di bawah perlindungan pemerintahan Islam, sehingga mereka masuk
Islam dengan kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari kaum muslimin.
5. Sistem Nepotisme
Pergantian Umar dan Usman dapat diartikan pergantian keradilan dan
kekerasan dengan kelonggaran , kelemahan dan sikap ragu-ragu. Akibatnya banyak
kaum muslimin yang meninggalkan Usman, yang berarti hilangnya kawan-kawan
dan oarang-orang tempat nya ia menumpahkan kepercayaan, kecuali kerabatnya.
Oleh sebab itu banyak pejabat dipecat dan digantikan oleh senak kerabatnya. Pada
masa itulah oleh lawan-lawan politiknya ia dituduh melakukan nepotisme (sistem
family).
D. Perkembangan Peradaban Islam.
1. Pembukuan Al-Qur’an
Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakar menjadi khalifah, terjadi perang
Yammah yang merenggut korban kurang lebih 70 sahabat penghafal Al-Qur’an.
Banyaknya sahabat yang gugur dalam peristiwa tersebut, timbul kekawatiran di
kalangan sahabat khususnya Umar bin Khathab, akan menyebabkan hilangnya AlQur’an. Awalnya Abu Bakar keberatan karena hal itu tidak dilakukan oleh Rasul.
Umar menyarankan kepada Abu Bakar agar menghimpun surat-surat dan ayat-ayat
yang masih berserakan kedalam satu mushaf. Akhirnya Abu Bakar menyutujuinya.

Ketika Umar menjadi khalifah, mushaf itu berada dalam pengawasannya.
Sepeninggal Umar, mushaf tersebut disimpan di rumah Hafsah binti Umar, isteri
Rasul SAW. Dimasa Usman bin Afan, timbul perbedaan cara membaca Al- Qur’an
dikalangan umat islam. Untuk itu Usman membentuk suatu panitia yang di ketuai
oleh Zaid bin Tsabit. Setelah selesai mushaf dikembalikan kepada Hafsah, Zaid
membuat salinan sejumlah 6 buah. Khalifah menyuruh agar salinan tersebut di
kirim kebeberapa wilayah islam.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada masa permulaaan islam, para sahabat yang utama baik dalam
kedudukannya sebagai pejabat maupun dengan sukarela, berangkat ketempattempat pemukiman baru dan kota-kota lainya untuk mengajarkan agama islam
kepada penduduk setempat. Di tempat-tempat baru itu mereka berhadapan dengan
berbagai masalah, Pemecahan masalah-masalah tersebut merupakan cikal bakal
bagi lahirnya ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang agama.

3

3. Perkembangan Arsitektur
Arsitektur dalam islam di mulai tumbuhnya dari masjid. Salah satunya masjid
yang dibangun dan diperbaiki pada masa khulafaur rosyidin yaitu;
1. Masjid al-Haram, khalifah Umar mulai memperluas masjid yang pada masa

Rasulullah masih amat sederhana, dengan membeli tembok rumah- rumah di
sekitarnya. Pada masa Usman (26H). Masjid al-Haram di perluas.

2. Masjid Madinah (Nabawi), Khalifah Umar mulai memperluas masjid ini (17H)
bagian selatan ditamabah 5meter dibuat mihrab, bagian barat di tamabah 5meter
dan bagian utara ditambah 15meter, pintu masuk menjadi 3 buah. Masa khalifah
Usman, diperluas lagi dan diperindah. dindingnya diganti dengan batu, bidangbidang dinding dihiasi dengan berbagai ukiran. Tiang-tiangnya dibuat dari beton
bertulang dan ditatah dengan ukiran, plafonnya dari kayu pilihan. Unsur estetisnya
mulai diperhatikan.

BAB III
PENUTUP
1.Simpulan
Pada pemerintahan masa khulafaur rasyidin kekuasaan Abu Bakar bersifat
sentral. Sedangkan khalifah Umar menduduki sistem pemerintahan yang menonjol,
Ia juga dijuluki Peletak Dasar / Pembangunan Negara Modern. Pemerintahan Usman
mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama
permerintahanya. Ia melanjutkan kebijakan-kebijakan khalifah Umar. Pada separuh
terakhir masa pemerintahannya, muncul kekecewaan dan ketidakpuasan di
kalangan mayarakat karena ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari

sebelumnya. Usman mengangkat keluarganya (Bani Umayah) pada kedudukan
yang tinggi. Melainkan masa Ali, ingin bercita-cita mengembalikan sistem
pemerintahan yang sudah dilakukan oleh Usman untuk dirubah seperti masa
pemerintahan Umar. Ali kemudian bertekad untuk mengganti semua gubernur yang
tidak disenangi rakyat, tetapi Mua’wiyah, gubenur syria, menolaknya. Oleh
karenanya khalifah Ali harus menghadapi kesulitan dengan Bani Ummayah.
2. Kata Penutup
Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini, penulis berharap semoga
bermanfaat bagi kita. Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan
selanjutnya,tak lupa di ucapkan terimakasih.

4

DAFTAR PUSTAKA
Maryam Siti dkk. Sejarah Peradaban Islam dari masa klasik hingga modern,
Yogyakarta. Fak. Adab,2002.Sou’yb joesoef ,
Sejarah Daulat Khulafaur-Rasyidin, Bulan Bintang,
Jakarta,1979.Yatim Badri Dr M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Findo
Persada,Jakarta, 2007


5



PERADABAN
KHULAFAUR-

ISLAM MASA
RASYIDIN “

Di ajukan untuk
Terstruktur

Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah

DOSEN
PEMBINGBING:
DRs. H. MAHFUDZ SHOLEH M.Ag
Disusun oleh :

1.
2.
3.
4.

MISJAYA
M.SYUKRON
SANAWI
RUSMINI

iii

Semester III / D1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD
ALY
(STAIMA) CIREBON
Jl. K.H Masduqie Ali, Kasab Babakan Ciwaringin Cirebon 45167
Telp ( 0231) 343431 Email :
staima.crb@gmail.com

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................... ii
BAB 1
Pendahuluan................................................................................... 1
BAB 2
Pembahasan.................................................................................... 2
A.
B.
C.
D.

Kondisi Masyarakat Sepeninggalnya Muhammad SAW.... 2
Sistem Pemilihan Khalifah.................................................. 2
Kebijakan-Kebijakan Pemerintah....................................... 3
Perkembangan Peradaban Islam....................................... 4

BAB 3
Penutup.......................................................................................... 5
Daftar Pustaka................................................................................ iii

ii