Makalah Perilaku Akhlak Terpuji Dan

Makalah Perilaku Akhlak Terpuji
MAKALAH AQIDAH AKHLAK
“AKHLAK TERPUJI”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

Dalam pergaulan sehari – hari antara kita sesama
Manusia, agar hubungan ini berjalan dengan baik tentu
ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam
tata cara bergaul tersebut telah diatur dalam Al-Qur’an
dan sunnah Rasulllah SAW yang sering kita sebut dengan
Sifat terpuji atau akhlak terpuji.
Dalam pembahasan yang akan kami terangkan pada
makalah ini, bahwa kami akan mengemukakan diantara
bentuk – bentuk dari akhlak terpuji tersebut mulai dari
pengertian, macam – macam sampai kepada bentuk –
bentuk atau contoh dari akhlak terpuji tersebut.
Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah,

disamping untuk menambah wawasan kami sebagai
pemakalah mengenai pembahasan akhlak terpuji ini, dan
juga dengan pembahasan ini agar kami dan segenap
pembaca lainnya mampu menjadikan ilmu ini sebagai
salah satu rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan sehari – hari. Kemudian juga pembahasan ini
kami buat sebagai bentuk tugas dari mata kuliah materi
aqidah akhlak dan pembelajarannya di STAI Yayasan
Nurul Islam Muara Bungo dalam tugas kelompok yang
disajikan dalam bentuk makalah.

1.2.

Rumusan Masalah

a.
Apa pengertian sifat-sifat
terpuji (akhlakul mahmudah) ?
b.
Apa saja macam-macam

akhlak terpuji ?
1.3.

Tujuan Penulisan

a.
Agar dapat menjelaskan
pengertian sifat-sifat terpuji
(akhlakul mahmudah).
b.
Agar dapat mengetahui saja
macam-macam akhlak terpuji.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Sifat-Sifat Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaq” yang merupakan

bentuk jamak dari “khuluq”, atau akhlak juga berarti budi
pekerti, tabia’at, watak.
Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa
ahli sebagai berikut:
a.
Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati
yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan.
b.
Menurut Abdul Karim Zaidan, nilai dan sifat yang tertanam
dalam jiwa sehingga seseorang dapat menilai perbuatan baik atau
buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkan
perbuatan tersebut.
2.2.

Macam-Macam Akhlak Terpuji

Banyak sikap atau prbuatan yang trmasuk kategori sifat terpuji,
berikut ini kami uraikan beberapa di antaranya:
a.


Zuhud

Kata zuhud, secara etimologi, berarti yang menunjukkan atas sedikitnya
sesuatu. Kata ‫الزهيد‬, berarti sesuatu yang sedikit. Sedang kata ‫مزهد‬, berarti
sedikitnya harta. Kata ‫ زهد‬juga dapat diartikan dengan berpaling dan
meninggalkan atau menyendiri, misalnya ‫زهد في الدنيا‬, artinya ‫تخلى عنها للعبادة‬,
artinya menyendiri dari dunia untuk beribadah. Sementara kata ‫الزهد و الزهادة‬
yang juga akar kata zuhud, berarti meninggalkan untuk mengharap kepada
dunia, atau meninggalkan sesuatu karena suatu kehinaan baginya, kata ‫الزاهد‬,
berarti orang yang berpaling dari dunia karena cinta kepada akhirat. ‫ الزهد‬juga
dapat diartikan sebagai tidak mengharap dan rakus terhadap dunia.
Secara terminologi, Zuhud dapat diartikan dengan suatu keadaan
meninggalkan dunia dan hidup kebendaan. Atau zuhud adalah berpalingnya
keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya. Serta
zuhud adalah tidak menyukai sesuatu dan menyerahkannya kepada yang
lain. Barang siapa yang meninggalkan kelebihan dunia dan membencinya,
lalu mencintai akhirat, maka dia adalah orang zuhud di dunia. Lebih lanjut
dikatakan bahwa zuhud yang tertinggi adalah tidak menyukai segala sesuatu
selain Allah swt, bahkan terhadap akhirat.

Dari pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa zuhud adalah
meninggalkan sesuatu karena sesuatu itu dinilai sedikit atau kecil dan
berpindah kepada sesuatu yang besar. Sesuatu yang sedikit atau kecil

adalah dunia dan sesuatu yang besar adalah akhirat serta yang terbesar
adalah Allah SWT.

b.

Tawaqal

1.

Penertian Tawaqal.

Menurut bahasa, lafal tawakal berasal dari bahasa arab yg artinya bersandar.
Menurut istilah , tawakal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah
melakukan usaha secara maksimal. Seseorang yg berusaha secara maksimal
untuk mencapai suatu keinginan atau cita-cita ,setelah itu dia menerima
dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah atas hasil yg akan dia

dapatkan, orang ini disebut bertawakal.Orang yg bertawakal ,maka ia
termasuk orang yg berakhlak mulia
Pengertian Tawakkal menurut para ahli dan ulama yaitu :
Ø Imam al-Ghazâli
Tawakkal adalah menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu
kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam kesukaran, teguh hati tatkala
ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tentram.
Ø Hamka

Tawakkal adalah menyerahkan segala urusan atau perkara ikhtiar dan usaha
kepada Allah swt karena kita lemah dan tak berdaya.
Ø Hamzah Ya’qub
Tawakkal adalah mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan
suatu rencana, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu
pekerjaan, berserah diri kepada-Nya pada waktu menghadapi kesukaran.
Ø Menurut Imam Ahmad bin Hambal
Tawakkal merupakan aktivitas hati, artinya tawakkal itu merupakan
perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh
lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakkal
juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi:2004.

Hal 337)
Ø Ibnu Qoyim al-Jauzi
Tawakal merupakan amalan dan ubudiyah (baca; penghambaan) hati dengan
menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya,
berlindung hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya,
berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala
‘kecukupan’ bagi diriny, dengan tetap melaksanakan ‘sebab-sebab’ (baca ;
faktor-faktor yang mengarakhkannya pada sesuatu yang dicarinya) serta
usaha keras untuk dapat memperolehnya.” (Al-Jauzi/ Arruh f Kalam ala
Arwahil Amwat wal Ahya’ bidalail minal Kitab was Sunnah, 1975 : 254)

Adapun menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah menyerahkan diri kepada
Allah swt setelah berusaha keras dan berikhtiar serta bekerja sesuai dengan
kemampuan dan mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.Jadi dapat di
simpulkan pengertian tawakkal adalah berserah diri kepada Allah setelah
berusaha keras, dan menunggu hasilnya.

2.

Ciri-ciri Tawaqal


Ø Mujahadah ( semangat yang kuat )

Sebagai seorang mukmin dan muslim dianjurkan untuk memiliki akhlak yang
baik. Salah satunya tawakkal. Guna terciptanya sosialisasi yang
tentram,tenang,dan damai.
Tawakkal bukan hanya sekedar merasakan segala perkara kepada Allah,
tetapi diawali dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat.
Setelah itu serahkan hasilnya kepada Allah SWT.
Diantara ciri orang yang bertawakkal ialah memiliki semangat yang kuat.
Mempunyai semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang
mukmin yang dianjurkan oleh Islam.
Orang mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orang yang lebih
bagus dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada orang yang lemah
semangatnya, tidak mau bekerja keras dan mengerjakan atau mencari
pekerjaan yang berfaedah. Sepantasnyalah setiap orang untuk
meningkatkan ilmu,budi pekerti, serta kemasyarakatan dan
perekonomiannya.
Ø Bersyukur
Ciri lain orang yang bertawakkal ialah ia senantiasa bersyukur kepada Allah

SWT. Apabila ia sukses ataupun berhasil dalam segala urusan ataupun ia
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan ia tak luput untuk
senantiasa bersyukur kepada Allah, karena ia menyadari dan meyakini
bahwa semua yang ia dapatkan itu adalah takdir Allah dan kehendak-Nya.
Dengan bersyukur pula ia akan selalu merasa puas, senang dan bahagia.
Seperti dalam frman Allah :
“ Bersyukurlah kepada-Ku niscaya akan aku tambah nikmatnya, tapi jika
tidak bersyukur sesungguhnya azabku teramat pedih “
Ø Bersabar
Ciri orang yang bertawakkal selanjutnya ialah selalu bersabar. Sebagai orang
mukmin yang bertawakkal kepada Allah ia akan bersabar, baik dalam proses
maupun dalam proses maupun dalam hasil. Karena dengan inilah ia akan
bahagia dan tenang atas apa yang di terimanya. Rosulullah. dalam buku
1100 hadits terpilih (1991:274) karangan Dr. Muhammad Faiz Almath ,
Rosulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut:

“ Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari ftnah-ftnah dan orang yang
terkena ujian dan cobaan dia bersabar.” ( HR. Ahmad dan Abu dawud)
Ø Intropeksi Diri (Muhasabah)
Orang yang bertawakkal salah satu sikapnya ialah intropeksi diri. Dimana ia

akan intropeksi diri apabila ia kurang sukses daam menjalankan sesuatu ia
tidak membuat dirinya “drop”, melainnkan ia selalu intropeksi pada diri,
dapat dikatakan muhasabah. Senantiasa mengoreksi apa yang telah
dilakukannya. Setelah itu ia akan berusaha menghindari faktor penyebab
suatu kegagalan tersebut serta senantiasa memberikan yang terbaik pada
dirinya.

3.

Keutamaan Tawaqal

Adapun keutamaan bagi seorang muslim yang memiliki sifat bertawakal
diantaranya adalah sebagai berikut :
Ø Mendapatkan Cinta dari Allah SWT, Allah berfrman dalam Al-Quran:
Artnya: “(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada
seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang
lain memanggil kamu, Karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan
atas kesedihan[240], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang
luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Ali-Imran 3:153)

Ø Tawakal dapat mencegah adzab Allah SWT.
Ø Dicukupkan rizkinya dan merasakan ketenangan, sesuai frman Allah SWT
berikut :
Artinya: “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Ø Dikuatkan iman dan dijauhkan dari setan.
Ø Jiwa,harta,anak,dan keluarga senantiasa terjaga.
c.

Ikhlas

Ikhlas merupakan amalan hati yang paling utama dan paling tinggi dan
paling pokok, Ikhlas merupakan hakikat dan kunci dakwah para rasul sejak
dahulu kala. Ikhlas merupakan istilah tauhid , orang- orang yang ikhlas
adalah mereka yang mengesankan Allah dan merupakan hamba Nya yang
terpilih. Fungsi Ikhlas dalam amal perbuatan sama dengan kedudukan ruh
pada jasad kasarnya, oleh karena itu mustahil suatu amal dan ibadah dapat
diterima yang dilakukan tanpa keikhlasan sebab kedudukannya sama
dengan orang yang melakukan amal dan ibadah tersebut bagai tubuh yang
tidak bernyawa.
Lafaz ikhlas menunjukkan pengertian jernih, bersih dan suci dari campuran
dan pencemaran. Sesuatu yang murni artinya bersihtanpa ada campuran,
baik yang bersifat materi maupun nonmateri. Adapun pengertian ikhlas
menurut syara’ adalah seperti yang diungkapkan oleh ibnu qayyim berikut:
Mengesankan Allah dalam berniat baf yang melakukan ketaatan, bertujuan
hanya kepada Nya tanpa mempersekutukan Nya dengan sesuatupun. Dan
menurut Al- Fairuzabi :” Ikhlas karena Allah , artinya meninggalkan riya’ dan
tidak pamer.
Orang yang ikhlas adalah seseorang yang tidak peduli meskipun semua
penghargaan atas dirinya hilang demi meraih kebaikan hubungan kalbunya
dengan Allah, dan orang tersebut tidak ingin apa yang ia lakukan
dipamerkan walaupun sebesar bizi zarahpun.

Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya: Katakanlah: "Hanya Allah saja yang Aku sembah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". (QS. AzZumar: 14)
Dikisahkan oleh Umamah ra, ada seorang laki-laki yang datang menemui
Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pendapat Engkau
tentang seseorang yang berperang dengan tujuan mencari pahala dan
popularitas diri. Kelak, apa yang akan ia dapat di akherat?” Rasulullah SAW
menjawab, “Dia tidak mendapatkan apa-apa. Orang itu mengulangi lagi
pertanyaannya sampai tiga kali. Tetapi Rasulullah SAW tetap menjawabnya,
“Ia tidak menerima apa-apa!” Kemudian Beliau SAW
bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan,
kecuali yang murni dan yang mengharapkan ridha-Nya”. (HR. Abu Daud dan
Nasa’i).
Keterangan itu menjelaskan kepada kita agar meluruskan niat dalam
beramal. Amal perbuatan sangat tergantung pada niat. Niat yang baik akan
mendapatkan pahala, walaupun amalan itu sangat kecil. Tetapi niat yang
buruk akan mendapatkan dosa walaupun amalan itu sangat besar menurut
syariat. Berjihad merupakan amalan yang sangat besar dan memerlukan
pengorbanan yang sangat besar pula, baik harta maupun tenaga, bahkan
bisa mempertaruhkan nyawa. Pahalanya pun luar bisa. Mati syahid
merupakan mati yang paling mulia. Tetapi, jika niatnya buruk, umpamanya
karena niat ingin disebut sebagai pejuang yang hebat, maka hasil yang
didapatkan adalah kehinaan dan kesengsaraan di akherat nanti.
Demikian pula ikhlas merupakan dasar dari amalan hati, sedangkan
pekerjaan anggota tubuh lainnya mengikut padanya dan menjadi pelengkap
baginya. Ikhlas dapat membesarkan amal yang kecil hingga menjadi seperti
gunung.
d.

Jihad

Jihad di jalan Allah SWT adalah mengerahkan segala kemampuan dan tenaga
untuk memerangi orang-orang kafr dengan tujuan mengharap ridha Allah
SWT dan meninggikan kalimat-Nya.
Yang terpenting jihad adalah amal kebaikan yang Allah syari’atkan dan
menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan
kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana
dijelaskan dalam hadits yang shohih :
‫صلاى ا‬
‫اُ َعلَ ْي ِه َو َسلا َم َيقُو ُل إِ َذا َت َبا َيعْ ُت ْم ِب ْالعِي َن ِة َوأَ َخ ْذ ُت ْم أَ ْذ َنا َب ْال َب َق ِر َو َرضِ ي ُت ْم ِب ا‬
ُ ْ‫ْن ُع َم َر َقا َل َسمِع‬
‫الزرْ ِع َو َت َر ْك ُت ْم‬
َ ‫ا‬
ِ ‫ت َرسُو َل ا‬
ِ ‫َعنْ اب‬
‫ل‬
‫ْال ِج َها َد َسلا َط ا‬
‫اُ َعلَ ْي ُك ْم ُذل َل َي ْن ِز ُع ُه َح اتى َترْ ِجعُوا إِلَى دِي ِن ُك ْم‬
Dari Ibnu Umar beliau berkata: “Aku mendengar Rasulullaah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian telah berjual beli ‘inah,
mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad
maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak
mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR.
Abu Daud)

Sedangkan Pengertian jihad menurut para ulama seperti Ibnu Qadama Al
Maqdisi, Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Aabideen: “Perjuangan dengan segenap
usaha hanya karena Alloh, dengan jiwa, didukung dengan harta, perkataan,
mengumpulkan bantuan para Mujahidin atau dengan cara yang lain untuk
membantu perjuangan” (seperti halnya melatih orang). Mereka mengambil
dari ayat, “...Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun
merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu…..” (QS. 9:41),
sebagai keterangan dari pengertian tersebut.
Di samping juga jihad bukanlah perkara mudah bagi jiwa dan memiliki
hubungan dengan pertumpahan darah, jiwa dan harta yang menjadi perkara
agung dalam Islam sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
‫ض ُك ْم َوأَ ْم َوالَ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم َح َرا ٌم َكحُرْ َم ِة َي ْو ِم ُك ْم َه َذا فِي َشه ِْر ُك ْم َه َذا فِي َبلَ ِد ُك ْم َه َذا إِلَى َي ْو ِم َت ْل َق ْو َن َر اب ُك ْم أَ َل َه ْل‬
َ ‫َفإِنا ِد َما َء ُك ْم َو أَعْ َرا‬
ُ ‫َبلا ْغ‬
‫اب‬
ُ ْ‫ِب َفرُبا ُم َبلا ٍغ أَ ْو َعى مِنْ َسام ٍِع َف َل َترْ ِجعُوا َبعْ دِي ُك افارل ا َيضْ ِربُ َبع‬
َ ‫ض ُك ْم ِر َق‬
َ ‫ت َقالُوا َن َع ْم َقا َل اللا ُه ام ا ْش َه ْد َف ْل ُي َبلِ ْغ ال اشا ِه ُد ْال َغائ‬
‫ض‬
ٍ ْ‫َبع‬
“Sesungguhnya darah, kehormatan dan harta kalian diharamkan atas kalian
(saling menzholiminya) seperti kesucian hari ini, pada bulan ini dan di negri
kalian ini sampai kalian menjumpai Robb kalian. Ketahuilah apakah aku telah
menyampaikan ?” Mereka menjawab, “Ya”. Maka beliau pun bersabda, “Ya
Allah persaksikanlah, hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada
yang tidak hadir, karena terkadang yang disampaikan lebih mengerti dari
yang mendengar langsung. Maka janganlah kalian kembali kufur
sepeninggalku, sebagian kalian saling membunuh sebagian lainnya.”
(Muttafaqun ‘Alaih)
e.

Amanah

Kata amanah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Defnisi amanah
tersebut memberikan pengertian bahwa setiap amanah selalu melibatkan 2
pihak yaitu si pemberi amanah dan si penerima amanah. Lebih jelasnya,
hubungan keduanya dapat dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya manusia secara individu diberi amanah berupa umur oleh Allah.
Pertanyaannya adalah digunakan untuk apa umur tersebut? Apakah umur itu
digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti bekerja, melaksanakan
ibadah puasa, membaca Al Qur’an, dan yang lainnya. Bila kita sebagai
individu sudah melaksanakan amanah tersebut sesuai tuntunan-Nya, maka
kita pantas disebut orang yang dapat dipercaya alias bisa menjalankan
amanah dari-Nya. Sebaliknya bila kita salah menggunakan amanah tersebut
misalnya bermalas-malasan, tidak mau bekerja, hanya berdiam saja di
rumah, maka kita oleh Allah dianggap orang yang tidak dapat dipercaya alias
tidak beramanah seperti dalam frman Allah, yaitu:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui.” (QS. AlAnfaal: 27)

Selain itu, contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam
berorganisasi. Adakah amanah di dalamnya? Tentu ada. Amanah apa yang
dipikul seorang pemimpin atas anggota yang dipimpinnya. Tidak lain adalah
mengajak, membimbing, dan mengarahkan anggotanya untuk berperilaku
sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka tidak hanya sejahtera
di dunia juga di akhirat. Oleh karena itu, menjadi pemimpin umat beragama
tidaklah mudah karena setiap kata dan tindakannya akan dimintai
pertanggungjawaban baik di dunia apalagi di akhirat kelak. Seperti lazimnya
dilakukan oleh organisasi, hal tersebut direalisasikan dalam bentuk Laporan
Pertanggung Jawaban (LPJ). LPJ itu lah yang merupakan wujud amanah yang
diemban oleh sang pemimpin dan jajarannya. Jadi, amanah tidaknya
seseorang pemimpin bukan dilihat dari penampilan fsik, materi atau
keturunan, tetapi lebih ditentukan oleh kinerja. Misalnya bagaimana sang
pemimpin mampu memobilisasi (menggerakkan) anggota serta
mengorganisir sedemikian rupa sehingga mampu memberdayakan potensi
anggota untuk kemaslahatan bersama sehingga yang menjadi tujuan utama
adalah untuk kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanah bisa diperlihatkan
dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti kehidupan individu,
keluarga, masyarakat, hingga negara. Dan setiap amanah yang diemban
oleh individu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun di
akhirat. Jika tidak melaksanakan amanah dengan baik maka ia tidak memiliki
iman yang kuat.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

Jadi dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita
berikan kesimpulan akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau cerminan
yang tertatanam dalam diri seseorang dan hal tersebut terealisasi dalam
kehidupannya sehari – hari.
Adapun bentuk dari akhlak terpuji tersebut ada beberapa bagian,
diantaranya sebagai berikut; zuhud, tawaqal, ikhlas, jihad dan amanah.
Semuanya itu memiliki sisi positif dari pergaulan yang kita lakukan, baik
dalam melakukan hubungan yang bersifat horizontal atau dalam melakukan
hubungan dengan Allah SWT atau dalam melakukan hubungan secara
vertikal yaitu dalam melakukan hubungan atau bergaul antar sesama
Manusia.
3.2.

Saran

Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah –
mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji ini,
agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan baik berhubungan dengan Allah atau bergaul antar sesama

manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada segenap
pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus
kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi
mari kita sama – sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber lainnya
yang membahas masalah akhlak terpuji ini secara mendalam, sehingga lebih
memantapkan pengetahuan kita mengenai pembahasan akhlak terpuji
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Syeikh Ibrahim Jalhum. 2003. Pelita As-Sunnah
Petunjuk Jalan Bagi Kaum Muslimin. Bandung.
Pustaka Setia
Mustofa H. 1997. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka
Setia
Nata, Abuddin. 2010 .Akhlak Tasawuf. Jakarta :
Rajawali Pers

Kelompok
4
Nama
1
2
3
4

Pertanyaan yang di ajukan peserta
1

2

3

4

5