The Application of The Physics Learning (1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK KELAS XI SMANEGERI 7 PINRANG

The Application of The Physics Learning Model Based On Portfolio to Process Skills at
Students of Class XI SMA Negeri 7 Pinrang
Indryanti(*),Muh. Tawil(1), Muhammad Aqil Rusli(2)
(1) dan (2) Dosen Fisika FMIPA UNM Makassar
Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Makassar
Kampus UNM Parangtambung Jln. Daeng Tata Raya, Makassar, 90224
*)e-mail :hermantoindryanti@gmail.com
This research is true experimental research that aims to know the process skills of the student class XI
SMA 7 in Pinrang that were thought by physics learning model based on portfolio. The population in
this research were all students at three clasess of XI IPA at SMAN 7 Pinrang in academic year
2014/2015 and the samples were selected randomly (simple random sampling). They were class XI
IPA2 as an experimental class XI and class XI IPA1 as control class. The data of this research was
analyzed by two statistical techniques, that were descriptive analysis and inferential analysis. Based
on the analysis were found that the physical process skills of students were taught using physics
learning model based on portfolio are at high score..
Key Word:Physics Learning Model: Portfolio Based And Process Skills
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen sesungguhnya yang bertujuan untuk mengetahui
keterampilan proses peserta didik di kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang yang diajar melalui model

pembelajaran fisika berbasis portofolio. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelas XI IPA SMA Negeri 7 Pinrang tahun ajaran 2014/2015 dan sampel dipilih secara random
(simple random sampling) sehingga terpilih dua kelas yakni kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen
dan kelas XI IPA1 sebagai kelas kontrol. Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan dua teknik
statistik, yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial. Berdasarkan analisis tersebut
didapatkan bahwa keterampilan proses peserta didik yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran fisika berbasis portofolio berada pada kategori “tinggi”.
Kata kunci: Model Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio dan Keterampilan Proses.
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional yang berdasarkan
pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Mata pelajaran fisika
adalah salah satu mata pelajaran dalam
rumpun sains yang dimaksudkan sebagai
wahana untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir yang berguna untuk memecahkan
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satu aspek kecakapan hidup seperti
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah
serta
berkomunikasi
akan
ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran
fisika. Sejalan dengan hal tersebut, maka
penyelengaraan pembelajaran di Sekolah

Menengah Atas khususnya mata pelajaran
fisika
dimaksudkan
untuk
melatih
keterampilan proses peserta didik.
Pada umumnya peserta didik hanya
fokus memperbaiki hasil belajar yang
digambarkan melalui nilai, dalam artian yang
menjadi target adalah nilai rapor. Tanpa
mereka sadari bahwa dalam belajar fisika,
keterampilan
proses
juga
perlu
1

dikembangkan.Keterampilan
proses
didefinisikan sebagai perangkat keterampilan

kompleks yang digunakan ilmuwan dalam
melakukan penyelidikan. Dengan adanya
keterampilan proses dalam proses belajar
mengajar, peserta didik dapat menemukan
fakta-fakta, konsep-konsep, dan teori-teori.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan atau
pengalaman “ilmiah” tak berbeda dengan apa
yang dialami oleh saintis. Dengan demikian
keterampilan proses meliputi kemampuan olah
pikir dan kemampuan olah perbuatan.
Berdasarkan
hasil
observasi
di
SMANegeri 7 Pinrangdiperoleh data yaitu
guru lebih aktif dalam proses pembelajaran
dibanding peserta didik. Pada umumnya guru
menggunakan model pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik.
2. Guru menyiapkan peserta didik untuk
belajar.
3. Guru memberikan materi kepada peserta
didik.
4. Guru memberikan soal latihan peserta
didik dan membimbing peserta didik.
5. Peserta didik mengerjakan soal latihan di
papan tulis. Penilaian pada saat
mengerjakan soal latihan.
6. Guru memberikan tugas kepada peserta
didik.
Berdasarkan langkah-langkah model
pembelajaran yang diterapkan di Sekolah
tersebut, model pembelajaran mendekati
model pembelajaran langsung. Serta dilain
pihak peserta didik terlihat jarang bertanya,
walaupun sebenarnya mereka belum mengerti.
Hal ini terlihat dari minat peserta didik dalam

menyelesaikan soal fisika, cepat menyerah
ketika menghadapi soal-soal yang dalam
penyelesaiannya
membutuhkan
analisis.
Begitu pula halnya ketika melakukan
praktikum, kurangnya minat yang ditunjukkan
peserta didik dalam berpartisipasi melakukan
praktikum, peserta didik dalam merumuskan
masalah pengamatan masih kurang tepat
begitupun dalam menyimpulkan hipotesis
dalam melakukan pengamatan, masih jauh dari
apa yang diharapkan. Persoalan tersebut
menunjukkan bahwa keterampilan proses
peserta didik belum dikembangkan secara
maksimal.
Permasalahan di atas dapat teratasi jika
kebiasaan peserta didik dan guru dalam proses

pembelajaran dapat dirubah secara sadar

dengan
menggunakan
sebuah
model
pembelajaran yakni model pembelajaran fisika
berbasis portofolio. Pengelolaan dalam
pelaksanaan model pembelajaran ini diawali
dengan
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
sehingga
peserta
didik
mempunyai arah yang jelas tentang arah
pembelajaran yang akan dijalani dan
memotivasi dengan menunjukkan fakta-fakta
gejala fisika yang ada di lingkungan alam dan
menyadarkan bahwa ilmu fisika adalah hasil

konstruksi sosial melalui pemecahan masalah
kehidupan.Selanjutnya,
memusatkan
pembelajaran pada siswa dalam kelompok
belajar kooperatif untuk memecahkan masalah
dengan
melalui
kegiatan
pengamatan/eksperimen di laboratorium sesua
dengan petunjuk yang ada di lembar kerja
siswa. Guru mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar dan
menjelaskan tentang peran yang dapat
dilakukan siswa dalam bekerja secara
berkelompok
dan
berinteraksi
dengan
kelompok lainnya. Interaksi yang muncul antar
sesama anggota kelompok dalam melakukan

pengamatan secara tidak langsung melatih
keterampilan proses (yang meliputi indikator
krterampilan proses yakni mengidentifikasi
variabel, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis dan menguji hipotesis) (Tawil,
2011). Uraian di atas menunjukkan bahwa
model pembelajaran fisika berbasis portofolio
dapat meningkatkan keterampilan proses
peserta didik.Berdasarkan pertimbanganpertimbangan
tersebut, maka
peneliti
mencoba meneliti “Penerapan Model
Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio
Terhadap Keterampilan Proses Peserta
Didik Kelas XI SMANegeri 7 Pinrang”.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
True
Experimental
Design(eksperimen

sesungguhnya).Lokasi penelitian bertempat di
SMANegeri 7 Pinrangdan dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2014/2015.Desain
penelitian yang digunakan adalah Posttest –
only Control Group Design. Adapun desain
penelitiannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
R X
O1
R

-

O2
(Sugiyono, 2010)

2

Keterangan:
R : Menyatakan Pengacakan

X : Perlakuan dengan menggunakan
modelpembelajaran fisikaberbasis
portofolio padakelaseksperimen.
- :Perlakuantanpa menggunakan model
pembelajaran fisika berbasis portofolio
pada kelas kontrol.
O1 : Pengukuran keterampilan proses setelah
faseperlakuanberakhir pada kelas
eksperimen.
O2 : Pengukuran keterampilan prosessetelah
faseperlakuanberakhir pada kelas
kontrol.
Subjek populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas XI
SMANegeri 7 Pinrang pada tahun ajaran
2014/2015, yang berjumlah 96 peserta didik
dan terbagi dalam tiga kelas yakni XI IPA I
(34 peserta didik), XI IPA II (33 peserta didik)
dan XI IPA III (29 peserta didik).Sampel
dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
XI SMANegeri 7 Pinrang.Pengambilan sampel
dilakukan secara simple random sampling
(random sederhana), dengan menggunakan
random kelas. Hal ini dimaksudkan agar
proses penelitian tidak menggangu jalannya
proses pembelajaran yang telah berlangsung
sebelum penelitian dilaksanakan. Sehingga
sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas
yaitu 1 kelas eksperimen (XI IPA II / XI2) dan
1 kelas kontrol (XI IPA I / XI1).
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah instrument tes yang berupa
tes essay yang telah melalui validasi pakar
yang dilanjutkan dengan validasi item yang
dihitung menggunakan korelasi Pearson
diperoleh 10 butir soal valid. Terdiri dari 9
indikator keterampilan proses yang diadaptasi
sesuai dengan materi yang diajarkan, menurut
Semiawan (1995). Adapun keterampilan
proses yang dimaksud adalah mengidentifikasi
variabel, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis dan menguji hipotesis.
Data yang diperoleh dari penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif, inferensial, dan taksiran rata-rata.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk
mengetahui gambaran keterampilan proses
peserta didik yang diajar menggunakan model
pembelajaran fisika berbasis portofolio pada
kelas eksperimen dan yang diajar dengan
pembelajaran langsung pada kelas kontrol.
(Sudjana, 1996).

Analisis inferensial digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian. Namun untuk
mengetahui uji hipotesis yang digunakan.
Maka, data harus melalui uji normalitas dan
homogenitas.
Analisis taksiran rata-rata ini digunakan
untuk
melihat
seberapa
besar
skor
keterampilan proses yang diperoleh kelas
dalam satu populasi yang sama jika diajar
menggunakan model pembelajaran fisika
berbasis portofolio dan diajar dengan
pembelajaran langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gambaran
umum
data
skor
keterampilan proses untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Tabel 4.1.Statistik Skor Keterampilan Proses
Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Peserta
didik Kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang
Hasil Analisis
Statistik

Ukuran Sampel
Skor tertinggi
Skor ideal tertinggi
Skor terendah
Skor ideal terendah
Rentang skor
Skor rata-rata
Standar deviasi
Variansi

Statistik
Posttest
Eksperimen
33
46
52
36
0
10
41,72
3,07
9,43

Kontrol
34
35
52
24
0
11
28,26
2,82
7,96

Berdasarkan hasil analisis di atas
menunjukkan
bahwa
skor
tertinggi
keterampilan proses pada kelas eksperimen
yang dicapai adalah 46 dari skor maksimum
52 yang mungkin diperoleh, skor terendah
adalah 36 dari skor minimun 0, sedangkan
skor rata-rata yang dicapai adalah 41,72
dengan standar deviasi 3,07 dan variansi 9,43.
Sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 35
dari skor maksimum 52 yang mungkin
diperoleh, skor terendah adalah 24 dari skor
minimun 0, sedangkan skor rata-rata yang
dicapai adalah 28,26 dengan standar deviasi
2,82 dan variansi 7,96.

3

Tabel 4.2. Skor Rata-Rata dan Persentase
Indikator Keterampilan Proses Yang Dicapai
Kelas Eksperimen
Indikator Keterampilan

Skor

Persentase

Proses

Rata-Rata

(%)

Mengidentifikasi variabel

10,90

90,90

Merumuskan masalah

7,30

91,28

Merumuskan hipotesis

7,42

92,80

Menguji hipotesis

16,09

67,04

dilihat bahwa skor rata-rata yang paling tinggi
diperoleh peserta didik kelas konrtol terdapat
pada indikator merumuskan masalah dengan
persentase 84,19%. Hal ini dapat dilihat
secara jelas pada gambar di bawah ini:

100

90

Berdasarkan
analisis
di
atas
menunjukkan bahwa skor rata-rata setiap
indikator keterampilan proses peserta didik
pada kelas eksperimen berbeda-beda. Skor
rata-rata yang diperoleh untuk indikator
mengidentifikasi variabel sebesar 10,90
dengan persentase 90,90%, merumuskan
masalah sebesar 7,30 dengan persentase
91,28%, merumuskan hipotesis sebesar
7,42dengan persentase 92,80% dan Menguji
hipotesis sebesar 16,09dengan persentase
67,04%. Dapat dilihat bahwa skor rata-rata
yang paling tinggi diperoleh peserta didik
kelas eksperimen terdapat pada indikator
merumuskan hipotesis dengan persentase
92,80%.

80

70

60

50

40

30

20

Tabel 4.3. Skor Rata-Rata dan Persentase
Indikator Keterampilan Proses Yang Dicapai
Kelas Kontrol
Indikator

Skor

Persentase

Keterampilan Proses
Mengidentifikasi

Rata-Rata

(%)

7,29

60,78

Merumuskan masalah

6,73

84,19

Merumuskan hipotesis

6,00

75,00

Menguji hipotesis

8,08

33,70

variabel

A

B

C

D

10
Kontrol

Eksperimen

0

Gambar 1. Persentase Skor Pencapaian Indikator
Keterampilan Proses
Gambar 2 di samping menunjukkan
perbandingan persentase pencapaian indikator
untuk setiap indikator pada kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran langsung
dan kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran berbasis portofolio. A
adalah indikator untuk mengidentifikasi
variabel yang memiliki skor ideal tertinggi
adalah 12, B merupakan indikator untuk
merumuskan masalah yang memiliki skor
ideal tertinggi adalah 8, C merupakan
indikator merumuskan hipotesisdengan skor
ideal tertinggi adalah 8, dan yang terakhir D
merupakan indikator menguji hipotesisdengan
skor ideal tertinggi adalah 24.

Berdasarkan
analisis
di
atas
menunjukkan bahwa skor rata-rata setiap
indikator keterampilan proses peserta didik
pada kelas kontrol berbeda-beda. Skor ratarata yang diperoleh untuk indikator
mengidentifikasi variabel sebesar 7,29dengan
persentase 60,78%, merumuskan masalah
sebesar 6,73dengan persentase 84,19%,
merumuskan hipotesis sebesar 6,00 dengan
persentase 75,00% dan Menguji hipotesis
sebesar 8,08dengan persentase 33,70%. Dapat
4

Tabel 4.4. Pengkategorian Skor Keterampilan Proses Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Interval
skor
44 – 52
33 – 43
22 – 32
11 – 21
0 – 10

Eksperimen

Kontrol

Kategori

Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah Sekali
Jumlah

Frekuensi

Persentase (%)

Frekuensi

Persentase (%)

12
21
0
0
0
33

36,36
63,63
0,00
0,00
0,00
100,00

0
4
30
0
0
34

0,00
11,76
88,23
0,00
0,00
100,00

Berdasarkan hasil pengkategorian skor
rata-rata diketahui bahwa interval skor untuk
rata-rata keterampilan proses peserta didik
kelas eksperimen berada pada interval antara
33 – 43 dengan frekuensi sebanyak 21 dan
persentase sebesar 63,63%, sedangkan
interval skor untuk rata-rata keterampilan
proses peserta didik kelas kontrol berada pada
interval antara 22 – 32 dengan frekuensi
sebanyak 30 dan persentase sebesar 88,23%.

terdistribusi normal. Dengan demikian,
skoryang diperoleh kedua kelas berdistribusi
normal.
2) Pengujian Homogenitas
Uji
homogenitas dilakukan
untuk
mengetahui apakah kelas eksperimen dan
kelas kontrol berasal dari populasi yang
homogen. Pada pengujian ini digunakan uji-F
dengan membandingkan skor varians terbesar
dan skor varians terkecil. Dari data
perhitungan diperoleh harga Fhitung = 1,18
sedangkan skor Ftabel= 1,82 sehingga Fhitung<
Ftabel = 1,18 ttabel, maka H1
diterima dan H0 ditolak (data selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran C halaman 105).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
“terdapat
perbedaan
yang
signifikan
keterampilan proses antara peserta didik yang
diajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran fisika berbasis portofolio dan
peserta didik yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran langsung di kelas XI SMA
Negeri 7Pinrang”.

2. Analisis Inferensial
Data yang diperoleh dari penelitian ini
selain dianalisis secara deskriptif juga
dianalisis secara inferensial dengan uji-t pada
taraf signifikan α = 0,05 yang bertujuan untuk
pengujian hipotesis. Syarat yang harus
dipenuhi sebelum melakukan pengujian
hipotesis adalah pengujian normalitas dan
homogenitas. Setelah dilakukan pengujian
diperoleh bahwa data yang ada berdistribusi
normal dan homogen.
1) Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan pada perolehan
skor keterampilan prosespada masing-masing
kelas. Kelas XI2 sebagai kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran fisika
berbasis portofolio, sedangkan kelas XI1
sebagai
kelas
kontrol
menggunakan
pembelajaran langsung. Uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan uji ChiKuadrat.
Pada kelas XI2 sebagaikelas eksperimen
diperoleh χ2hitung