Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis d

RANCANGAN PENELITIAN DENGAN
MEMPERHATIKAN KAIDAH PENULISAN
KARYA ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bahasa Sebagai
Sarana Komunikasi Ilmiah

DEFI INTAN PUSPARINI
1815150858
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam
Pembelajaran IPS dengan Metode The Power Of Two di
Sekolah Dasar Kelas IV
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu bangsa. Oleh karena
itu, semua komponen yang terdapat didalam pendidikan senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas pendidikan tersebut baik itu dari segi sekolah ataupun dari luar
sekolah. Hal ini seperti yang tercantum dalam undang-undang sistem pendidikan
nasional Republik Indonesia no.20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 (ayat 1) bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembagkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dalam hal ini pendidikan dasar memegang peranan penting dalam mengembangkan
potensi siswa, karena pendidikan dasar merupakan potensi awal bagi siswa untuk
membuka pola pikir dan menambah wawasannya. Terutama dalam pembentukan
pola berpikir kritis, Yaumi (2012:67) mengemukakan “berpikir kritis atau critical
thinking adalah kemampuan kognitif untuk mengatakan sesuatu dengan penuh
keyakinan karena bersandar pada alasan yang logis dan bukti empiris yang kuat.”1
Dengan begitu siswa dapat memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir kritis,
kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir evaluatif yang memperlihatkan
kemampuan orang dalam melihat kesenjangan antara kenyataan dan kebenaran
dengan mengacu kepada hal-hal ideal, serta mampu menganalisis dan mengevaluasi
serta mampu membuat tahapan-tahapan pemecahan masalah, mampu menerapkan
bahan-bahan yang telah dipelajari dalam bentuk perilaku sehari-hari baik di sekolah,
di rumah maupun dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.2
Sehingga kemampuan berpikir kritis sudah mencangkup kemampuan untuk kreatif

dan kemampuan konstruktif untuk sampai pada berbagai alternatif penjelasan
terhadap suatu peristiwa, berpikir tentang implikasi temuan, dan menerapkan
pengetahuan baru ke dalam permasalahan pribadi dan sosial. Namun jika dilihat dari
proses perkembangan anak, seperti yang dikatakan dalam teori perkembangan anak
bahwa anak memiliki daya berpikir yang berbeda-beda sehingga dimana faktor-faktor
tersebut menunjukan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, berpikir dan
menyelesaikan masalah.

1

Dudu Suhandi Saputra, 2016, Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi, Jurnal
Pendidikan Dasar, Volume 7, Edisi 1, Hal 4.
2
Tunjungsari Sekaringtyas,2017, Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis
Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Sdn Sukatani IV, Jurnal Pendidikan Dasar,
Volume 8, Edisi 2, Hal 161.

2

Sehingga pengembangan kemampuan berpikir kritis dapat ditumbuhkan sejak usia

sekolah dasar. Menurut John Dewey dalam Yaumi (2013: 66), “critical thinking is an
active, persistent, and careful consideration of a belief or suppose form of knowledge
in the light of the grounds which support it and further conclusion to which tends.”
Dalam hal ini Dewey menekankan bahwa berpikir kritis itu merupakan proses yang
aktif. Jean Marrapodi dalam jurnalnya memperkenalkan enam proses dalam tahap
berpikir kritis yang dinyatakan oleh Peter Faccione, “…process of critical thinking:
interpretation, analysis, evaluation, inference skills, presenting arguments, and
reflections that may be used in the critical analysis process”. Faccione menyatakan
terdapat enam proses yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis seseorang, yaitu
kemampuan interpretasi, kemampuan analisis, kemampuan evaluasi, kemampuan inferensi,
kemampuan menjelaskan, dan kemampuan refleksi.3

Penjelasan diatas menghubungkan proses berpikir seseorang hingga saat menerima
atau memperoleh informasi dari orang lain sehingga dia tidak hanya menerima
informasi secara pasif saja melainkan dia mengevaluasi kebenarannya terlebih
dahulu, sehingga siswa dapat menjadi masyarakat yang cerdas yang tidak mudah
percaya dengan pemberitaan yang belum pasti kebenarannya. Dengan begitu
peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat diterapkan di Sekolah Dasar asalkan
suasana pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siswa.

Pengembangan potensi tersebut dapat dilakukan melalui berbagai mata pelajaran di
Sekolah Dasar. Pada pendidikan dasar terdapat beberapa komponen bidang
pembelajaran yang harus dikuasi oleh siswa diantaranya adalah ilmu pengetahuan
sosial (IPS). IPS merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan
konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pembinaan
warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran IPS disekolah dasar para siswa
diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar
ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial dilingkungannya serta memiliki keterampilan berpikir kritis dan dapat
memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.
Secara umum kompetensi peserta didik dapat dilihat dari hasil belajar seluruh mata
pelajaran termasuk mata pelajaran IPS. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget
bahwa peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar berada pada tahap perkembangan
operasional kongkret yang menuju kepada tahap perkembangan operasional formal.
Berdasarkan hal tersebut pembelajaran IPS di SD harus diberikan kepada peserta
didik sesuai dengan perkembangannya, yaitu harus diberikan dari hal–hal yang
bersifat kongkret menuju ke hal–hal yang bersifat abstrak dan dapat diterapkan.4
Umumnya peserta didik SD mempunyai karakter senang bermain, senang
berkelompok dan senang mencoba sehingga pembelajaran IPS di SD juga harus
diberikan kepada peserta didik dengan metode atau teknik yang mendorong peserta

didik aktif untuk bereksplorasi, kreatif, efektif dan menyenangkan dan guru pun

3

Uswatun Hasanah, 2016, Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar Ipa Kelas V Sd Di Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume,
7 Edisi 2, Hal 376.
4
Elah Nurelah, 2016, Kemandirian Belajar dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS,
Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 7, Edisi 1, Hal 15.

3

dituntut harus mempunyai inovasi pembelajaran yang tinggi sehingga pembelajaran
IPS yang diberikan kepada peserta didik tidak membosankan.
Namun ya ditemukan di lapangan, proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah
dasar cenderung kurang meningkatkan kreatifitas siswa, terutama dalam proses
pembelajaran IPS masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional
secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar
terkesan kaku dan di dominasi oleh seorang guru.5

Oleh karena itu diperlukan suatu model atau metode pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa dan membuat pembelajaran menjadi aktif, kongkret dan
menyenangkan. Diantaranya seperti metode The Power of Two menurut Silberman,
metode The Power of Two berarti menggabungkan kekuatan dua kepala.
Menggabungkan dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, yaitu masing –
masing siswa berpasangan. Kegiatan ini dilakukan agar munculnya suatu sinergi
yakni dua kepala lebih baik dari satu. Setrategi pembelajaran the power of two ini
adalah termasuk bagian dari active learning yang merupakan salah satu cara terbaik
untuk meningkatkan belajar lebih aktif dengan pemberian tugas belajar yang diberikan
dalam kelompok kecil siswa.
Dukungan siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan serta ketrampilan mereka
akan membantu menjadikan belajar sebagai bagian berharga dari iklim kelas namun
demikian belajar bersama tidaklah selalu efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang
tidak seimbang, komunikasi yang buruk dan kebingungan.6 Dukungan sesama siswa
dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta keterampilan mereka akan membantu
menjadikan para siswa dapat berpikir dengan kritis.

5

Evi Nurwahidah, 2017, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 8, Edisi 1, Hal 56.
6
M, Siberman. Active Learning: 101 Setrategi Pembelajaran Aktif. (Terjemah Raisal Mutaqin. Bandung:
Nusamedia. 2006). Hal 151.

4








Daftar Pustaka
Dudu Suhandi Saputra, 2016, Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 7, Edisi 1, Hal 4.
Tunjungsari Sekaringtyas,2017, Pengaruh Motivasi Berprestasi dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Siswa Sdn Sukatani IV, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 8, Edisi 2, Hal 161.

Uswatun Hasanah, 2016, Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan
Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Ipa Kelas V Sd Di Kelurahan Menteng,
Jakarta Pusat, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume, 7 Edisi 2, Hal 376.
Elah Nurelah, 2016, Kemandirian Belajar dan Kecerdasan Interpersonal
Dengan Hasil Belajar IPS, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 7, Edisi 1, Hal 15.
Evi Nurwahidah, 2017, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Konsep Diri
Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Jurnal Pendidikan Dasar,
Volume 8, Edisi 1, Hal 56.
M, Siberman. Active Learning: 101 Setrategi Pembelajaran Aktif. (Terjemah
Raisal Mutaqin. Bandung: Nusamedia. 2006). Hal 151.

5

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Sub Pokok Bahasan Balok Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 7 Jember;

31 207 241

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Triple-P (Positive Parenting Program) Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengasuhan (Parenting Competence) Orangtua

14 108 24

Strategi Meningkatkan Nasabah Pada Bmt Usaha Mulya Pondok Indah

10 95 68

Sistem Informasi Direktorat jenderal Pajak (SIDJP) Wajib Pajak Terdaftar Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Terdaftar Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Atas Kegiataan Esktensifikasi Pada KPP Majalaya

1 14 1

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1

Analisis Kemampuan Profesional Dan Independensi Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Audit Pada PT. Pindad (Persero)

0 13 1

Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

4 103 122

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80