BANTUAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK TERHADA (1)
Tugas Mata Kuliah Politik di Asia Selatan
“BANTUAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK TERHADAP MILITER PAKISTAN:
PERANG INDIA-PAKISTAN 1965, ALAT UTAMA SISTEM SENJATA GABUNGAN
DAN NUKLIR”
oleh
Calvin (0906523100)
Departemen Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2011
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
S
ebagai dua negara yang menjalin hubungan diplomatik sejak awal pendirian kedua
negara, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Pakistan adalah dua negara yang saat
ini dapat dikatakan sebagai sekutu terbaik yang ada di kawasan Asia. RRT
merupakan sebuah negara yang didirikan pada 1 Oktober 1949 setelah Partai Komunis
Tiongkok (PKT) berhasil mengalahkan pasukan Kuomintang (KMT) di daratan Tiongkok
yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek, dua tahun lebih muda dari Pakistan yang didirikan pada
14 Agustus 1947. Kedua negara menjalin hubungan diplomatik sejak 21 Mei 1951, satu tahun
setelah Pakistan mengakui RRT sebagai Tiongkok yang sah, mengantikan Republik
Tiongkok yang eksodus ke Pulau Taiwan sejak 1949. 1 Kedua negara pada akhirnya mulai
merapatkan hubungan, khususnya ketika masa Perang Dingin yang melibatkan Amerika
Serikat, Uni Soviet dan tentunya RRT di dalam konstelasi politik dan ekonomi Pakistan itu
sendiri. Meskipun pada faktanya Pakistan mendapat banyak sokongan dari Amerika Serikat
untuk membendung pengaruh Blok Timur, relasi mereka justru tidak seharmonis antara RRT
dengan Pakistan.
Salah satu faktor yang membuat RRT dan Pakistan menjadi salah satu rekanan terbaik
adalah bantuan alat utama sistem senjata (alutsista) terhadap militer Pakistan yang dapat
dikatakan sebagai salah satu militer terkuat di Asia dalam skala negara dengan kekuatan
menengah (middle power ).2 Sejak RRT dan India terlibat konflik di wilayah perbatasan, relasi
antara RRT dengan Pakistan semakin merapat khususnya setelah kedua negara memiliki
kepentingan yang sama dalam membendung pengaruh India dan Amerika Serikat. Hal ini
ditambah setelah RRT dan Uni Soviet terlibat dalam konflik yang menjadikan kedua negara
Komunis terbesar di dunia pada saat itu harus berpisah haluan yang menciptakan dua kiblat
Komunis: Kiblat Soviet dan Kiblat RRT. Meskipun Pakistan bukan sebuah negara Komunis,
namun kesamaan karakteristik antara RRT dan Pakistan menyebabkan aliansi keduanya
menjadi sedemikian dekat. RRT membangun perusahaan amunisi dan menyediakan bantuan
untuk memodernisasi teknologi alutsista Pakistan, yang sejak partisi Pakistan dari India
menyebabkan militer Pakistan tertinggal cukup jauh di wilayahnya.
1
R
àwǎ gàzīli o, 95 àNi à5à u à à àwǒguóà ǔà ājīsītǎ àji jiāo à
(http://www.people.com.cn/GB/historic/0521/1669.html). Diakses pada 30 Desember 2011, pukul 20.13 WIB
2
Amina Ibrahim, Guarding the State or Protecting the Eco o : The E o o i s Fa tors of Pakista ’s Militar
Coups (London: LSE Press, 2009), hlm. 5
Calvin (0906523100)
1
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Bantuan RRT terhadap militer Pakistan ini menyebabkan perubahan yang cukup
signifikan bagi kapabilitas militer Pakistan di wilayah Asia secara umum dan Asia Selatan
secara partikular. Dengan jumlah angkatan bersenjata sebesar 612.000 personil dan 513.000
personil cadangan pada tahun 2010, ditambah bantuan dari Amerika Serikat yang juga dalam
skala besar tentu menjadikan Pakistan yang pada awal kemerdekaan sebagai salah satu negara
dengan militer yang lemah menjadi salah satu yang terkuat. 3 Dengan bantuan RRT pula,
Pakistan menjadi salah satu negara yang memiliki senjata nuklir dan reaktor nuklir untuk
menyuplai kebutuhan energi nasional. Meskipun secara ekonomi Pakistan masih dapat
dikategorikan sebagai salah satu negara berkembang yang relatif miskin dengan tingkat
pendapatan per kapita hanya mencapai AS$ 1.100 pada tahun 2010, namun kapasitas militer
Pakistan tidak menjadikannya sebagai negara yang tidak masuk perhitungan sebagai negara
penting di Asia. Hal ini memicu pertanyaan penelitian yang akan penulis jabarkan, yaitu
Bagaimana kiprah RRT sebagai salah satu sekutu terbaik Pakistan dalam upaya membantu
perkembangan militer Pakistan, khususnya terkait Perang India-Pakistan tahun 1965, alat
utama sistem senjata gabungan dan nuklir?
Sejarah Relasi RRT - Pakistan dalam Kajian Militer
Militer RRT yang dikenal dengan nama Jiefangjun atau Tentara Pembebasan Rakyat
(TPR) sebenarnya hingga abad ke-21 dapat dikatakan sebagai militer yang jauh tertinggal di
belakang Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua negara adidaya di dunia pada masa itu.
TPR merupakan satu-satunya militer dari lima negara Dewan Keamanan Tetap Perserikatan
Bangsa-Bangsa (DK-PBB) yang tidak memiliki kapal induk hingga tahun 2011.4 Meskipun
demikian, TPR masih tertolong dengan jumlah angkatan bersenjata yang sangat besar –
2.285.000 personil dan 800.000 personil cadangan – dan senjata nuklir pertama (Uranium
235) yang telah diuji coba di Lop Nur, Xinjiang pada 16 Oktober 1964. 5 Perkembangan
militer TPR ini dapat dikatakan cukup signifikan bagi negara-negara di Asia lain yang pada
masa itu masih relatif miskin dan tertinggal dalam hal teknologi. Pengaruh dari
perkembangan militer RRT ini, khususnya di tengah upaya mencari pengaruh sebagai salah
Yang Cuibai dan Liu Chengqiong, Gu zhì: Bājīsītǎ (Beijing: “h hu àkē u àw i à hū ǎ àsh , 2004), hlm. 76
Zhang Wenmu, “eaàPowe àa dàChi a’sà“t ategi àChoi es, àChina Security, No. 3 (Summer 2006), hlm. 21.
5
Erik Durschmeid, Beware The Dragon: China: 1,000 Years of Bloodshed (London: Andre Deutsch, 2008), hlm.
279
3
4
Calvin (0906523100)
2
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
satu negara adidaya di Asia, menjadikan diplomasi RRT pada masa itu diwarnai dengan
modernisasi militer negara-negara yang menjadi sekutu dari RRT itu sendiri.
Militer Pakistan pada awal kemerdekaan lebih mendekatkan diri pada Amerika
Serikat dalam rangka menjalin kerja sama bilateral yang mencakup perkara alutsista. Militer
Pakistan baru mulai menjalin relasi dengan RRT secara intensif sejak tahun 1962 yang
dimulai pada masa Jendral Ayub Khan ketika melakukan kudeta militer atas pemerintahan
sipil Presiden Iskander Mirza pada tahun 1958.6 Pakistan yang terlibat konflik dengan India
sejak partisi dari India pada tahun 1947 memiliki relasi yang tidak harmonis dengan negara
tetangganya tersebut, hal ini menguntungkan RRT yang juga terlibat konflik wilayah
perbatasan di Arunachal Pradesh (Tibet Selatan) pada tahun 1962 atas dasar klaim kedua
belah pihak. Konflik ini juga diperumit dengan relasi antara Tenzin Gyatso (Dalai Lama XIV
Tibet) dengan RRT yang memanas pasca-Pemberontakan Tibet tahun 1959 yang menjadikan
Dalai Lama XIV mengungsi ke Dharamsala, India dan menjadikan relasi antara RRT dengan
India relatif memburuk.7 Atas dasar hal tersebut, RRT yang melihat India tidak dapat menjadi
sekutu menjadikan Pakistan sebagai salah satu alternatif sekutu terbaik yang dijalinnya
hingga saat ini, meskipun relasi antara RRT dengan India relatif membaik pasca-reformasi
ekonomi dan keterbukaan kedua negara pada tahun 1978 di RRT dan 1991 di India.
Melalui perapatan hubungan antara RRT dengan Pakistan pada tahun 1962,
permasalahan yang terkait dengan persengketaan wilayah antara RRT dengan Pakistan
terselesaikan dengan baik melalui Perjanjian Perbatasan Tiongkok-Pakistan yang
ditandatangani kedua belah pihak pada tahun 1963.8 Dalam perjanjian ini, RRT memberikan
1.942 kilometer persegi wilayah yang dipersengketakan antara kedua belah pihak kepada
Pakistan, yaitu wilayah Lembah Hunza di Gilgit-Baltistan.9 Sebagai gantinya, Pakistan juga
menyerahkan wilayah Aksai Chin dan Ladakh di wilayah Kashmir kepada pemerintah RRT.10
Perjanjian ini pada akhirnya mampu membawa kedua negara pada relasi bilateral yang sangat
intensif dan contoh penyelesaian konflik perbatasan antara kedua negara ini belakangan
Bates Gill, Risi g Star: Chi a’s New Se urity Diplomacy (Washington DC: Brookings Institution Press, 2007),
hlm. 24
7
ibid., hlm. 25
8
Cui Yuanyuan, Bajisitan Kongjun de Zhongguo Zhanji (Beijing: )hō gguóà u shùà kā àdi zǐàz zh à hū ǎ àsh ,à
2005), hlm. 12
9
ibid., hlm. 13
10
ibid., hlm. 14
6
Calvin (0906523100)
3
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
banyak digunakan oleh RRT dalam berdiplomasi dengan negara-negara yang berkonflik di
wilayah Barat Tiongkok – Asia Tengah – maupun yang lain.11
Bantuan militer paling pertama yang dikeluarkan oleh RRT kepada Pakistan adalah
pengiriman sejumlah alutsista yang diminta oleh pemerintah Pakistan di bawah pimpinan
Jenderal Ayub Khan dalam rangka menjadikan militer Pakistan semakin lebih modern dan
mampu mempertahankan dirinya sendiri. Upaya pemodernan alutsista ini sebenarnya tidak
hanya bersumber dari RRT, namun juga dari Amerika Serikat yang menginginkan agar
Pakistan tidak berpihak pada Blok Timur dalam Perang Dingin yang terjadi. Hanya saja,
bantuan Amerika Serikat jauh lebih signifikan terhadap India ketimbang Pakistan. Hal ini
menjadikan bantuan militer RRT terhadap militer Pakistan pada masa itu dapat dikatakan
cukup signifikan karena sejumlah alutsista modern seperti roket dan senjata tipe 56 yang
merupakan AK-47 buatan RRT.12
Pada tahun 1965 terjadi Perang antara Pakistan dengan India yang diprakarsai oleh
persengketaan wilayah di Jammu dan Kashmir yang sampai kini masih belum terselesaikan
dengan baik. Perang yang berlangsung sejak Agustus hingga September 1965 tersebut
memaksa PBB untuk mengeluarkan tekanan gencatan senjata kepada kedua belah pihak yang
masing-masing diwarnai oleh tarik-menarik pengaruh dalam Perang Dingin – India mendapat
sokongan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sedangkan Pakistan mendapat sokongan dari
Amerika Serikat dan RRT. Sebagai dua negara yang memang terlibat konflik dengan India,
RRT pada momen Perang India-Pakistan tahun 1965 ini memberikan banyak bantuan militer,
khususnya di dalam bantuan alutsista dan modernisasi senjata untuk menandingi India yang
memang secara jumlah dan teknologi jauh lebih superior daripada Pakistan – India memiliki
867.000 pasukan berbanding 253.000 pasukan yang dimiliki oleh Pakistan. 13 Bantuan
alutsista RRT tersebut antara lain berupa paket senjata tipe 56 dan rudal-rudal yang mampu
mempertahankan Pakistan dari serangan India.
Selepas Perang India-Pakistan pada tahun 1965 dan diakhiri melalui Deklarasi
Tashkent pada 10 Januari 1966, Pakistan mendapatkan embargo alutsista dari Amerika
11
ibid., hlm. 15
Zuo Mingsheng, óhō ggu ià g ājīsītǎ hūsh u zhà jī
z zh à hū ǎ àsh ,à
5 , hlm. 38
13
Yang Cuibai dan Liu Chengqiong, op. cit., hlm. 112
12
ìwé (Beijing: )hō gguóà u shùà kā àdi
Calvin (0906523100)
zǐà
4
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Serikat dan hal tersebut menjadikan aliansi Pakistan dengan RRT semakin merapat. 14
Perkembangan militer Pakistan atas bantuan yang diberikan oleh RRT semakin lebih intensif
setelah RRT dan Pakistan meyepakati pembangunan pabrik alutsista yang bekerja sama
dengan RRT di Pakistan. Perusahaan-perusahaan yang dibangun mayoritas adalah salah satu
bentuk dari bisnis militer yang persis seperti Angkatan Darat Republik Indonesia pascanasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di Indonesia, perbedaannya bisnis militer ini tidak
didasari pada nasionalisasi, namun lebih pada menciptakan perusahaan-perusahaan baru
setelah militer berhasil mengambil-alih pemerintahan sipil pada tahun 1958. Beberapa
perusahaan alutsista yang terkenal adalah Pakistan Aeronautical Complex (PAC) yang
terletak di wilayah Kamra, Punjab. PAC adalah salah satu tempat perakitan pesawat tempur
terbesar ke-tujuh di dunia yang pada saat ini semakin banyak merakit pesawat-pesawat
berteknologi tinggi yang didasari pada bantuan militer RRT. Selain itu, juga terdapat Heavy
Industries Taxila (HIT) yang sesuai namanya berada di wilayah Taxila, Punjab. HIT banyak
merakit amunisi serta ksendaraan berat seperti tank yang dimanfaatkan untuk misi
perdamaian dunia melalui misi PBB di negara-negara yang tengah berkonflik. Untuk daftar
perusahaan-perusahaan alutsista di Pakistan dapat dilihat pada bagan seperti berikut.15
Nama Perusahaan
(dalam Bahasa Inggris)
Air Weapons Complex (AIC)
Heavy Industries Taxila (HIT)
Kahuta Research Laboratories
(KRL)
Karachi Shipyard and Engineering
Works (KSEW)
National Defence Complex (NDC)
National Engineering and Scientific
Commission (NESCOM)
Pakistan Aeronautical Complex
(PAC)
Pakistan Ordnance Factories (POF)
Advanced Engineering Research
Status Kepemilikan
Lokasi
BUMN
BUMN
Kamra, Punjab
Taxila, Punjab
BUMN
Kahuta, Punjab
BUMN
Karachi, Sindh
BUMN
Fatehjang, Punjab
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
BUMN
BUMN
Kamra, Punjab
BUMN
BUMN
Wah, Punjab
Village Jhang-Bahtar,
14
ibid., hlm. 126
Informasi secara parsial diperoleh dari http://www.pakdef.info/,
http://www.globalsecurity.org/military/world/pakistan/index.html dan
http://wn.com/List_of_modern_armament_manufacturers. Diakses pada 30 Desember 2011, pukul 21.44 WIB
15
Calvin (0906523100)
5
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Organization (AERO)
Armament Research and
Development Establishment
(ARDE)
Daudson
Defence Export Promotion
Organization (DEPO)
Directorate General Munitions
Production (DGMP)
Institute of Industrial Control
Systems (IICS)
Institute of Optronics (IOP)
Military Vehicle Research and
Development Establishment
(MVRDE)
Pakistan Space and Upper
Atmosphere Research Commission
(SUPARCO)
Pakistan Engineering Council (PEC)
Rastgar Engineering Company
(REC)
Al-Technique Corporation of
Pakistan (ATCOP)
Heavy Mechanical Complex (HMC)
Surveillance and Target Unmanned
Aircraft (SATUMA)
Integrated Defence Systems (IDS)
District Attock
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Karachi, Sindh
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
BUMN
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Karachi, Sindh
BUMN
BUMN
BUMS
BUMS
BUMS
BUMS
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Taxila, Punjab
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Catatan:
BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara
BUMS adalah Badan Usaha Milik Swasta
Proyek Alutsista Gabungan RRT - Pakistan
Melalui hubungan bilateral yang sangat baik antara RRT dan Pakistan pada tahun
1965, kedua negara mulai mengembangkan alutsista gabungan yang dibuat dalam rangka
menjadikan militer Pakistan semakin lebih modern dan mampu bersaing di kawasan Asia.
Pembangunan perusahaan-perusahaan yang ada di Pakistan, baik BUMN maupun BUMS,
yang sejak kemerdekaan Pakistan hingga partisi Bangladesh sangat menunjang kebutuhan
Calvin (0906523100)
6
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
perakitan maupun riset terhadap alutsista yang akan menjadi penunjang utama militer
Pakistan hingga kini. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya bekerja sama dengan
BUMN serupa yang terdapat di RRT.16 Tidak ayal jika kedua negara pada akhir abad ke-20
banyak menghasilkan produk alutsista gabungan yang berteknologi cukup tinggi.
Salah satu alutsista produksi gabungan yang paling terkenal adalah CAC FC-1
Xiaolong atau PAC JF-17 Thunder yang merupakan pesawat tempur yang diproduksi oleh
Chéngdū fēijī gōngyè jítuán (Grup Industri Penerbangan Chengdu), Pakistan Air Force dan
PAC pada tahun 2007 – atau Januari 2008 di Pakistan. Pesawat tempur ini dikembangkan
dengan jumlah terbatas – hanya sebanyak 34 buah – yang bernilai sekitar AS$ 15 juta hingga
25 juta.17 Tentu saja pesawat ini menjadi salah satu bentuk keberhasilan dari kedua negara
dalam menjalin kerja sama militer yang bertujuan untuk mempersenjatai masing-masing
dengan teknologi alutsista yang cukup modern untuk mempertahankan diri dari intervensi
asing dan juga sebagai bentuk detterence terhadap pertahanan negara yang semakin
diperhitungkan di kancah internasional.
Selain pesawat tempur CAC FC-1 Xiaolong, masih terdapat alutsista lain yang
merupakan hasil dari kerja sama militer RRT dan Pakistan. Hongdu JL-8 atau K-8
Karakorum adalah salah satu pesawat latih yang dikembangkan kedua negara pada tahun
1990 dan mulai dioperasikan empat tahun setelahnya, yaitu pada 21 September 1994.18 Selain
pesawat latih ini, ada pula alutsista untuk Angkatan Darat yang berupa rudal yang diproduksi
mulai tahun 2005, Babur (Hatf VII) yang dilandaskan pada Hongniao-1 yang dikembangkan
oleh RRT pada akhir 1990an.19 Alutsista Angkatan Darat lain yang tidak kalah penting adalah
tank al-Khalid yang dikembangkan berdasarkan tank Tipe-90-IIM yang diproduksi oleh
RRT.20 Tank al-Khalid ini diproduksi sejak tahun 2001 hingga kini dan digunakan di Pakistan
dan Bangladesh – yang menggunakan nama MBT-2000. Bentuk kerja sama dalam
membangun alutsista gabungan ini pada akhirnya sangat konstruktif untuk menjadikan militer
Pakistan sebagai salah satu militer dengan peralatan militer terlengkap kedua di Asia Selatan
setelah India dan menjadi salah satu kekuatan militer Asia yang kuat.
16
Cui Yuanyuan, op. cit., hlm. 19
Guoji Zhanwang, Léidià kō gjià g ājīsītǎ de JF - 17 zhà d ujī gǎi ià
Beiji g:à)hō gguóà u shùà kā àdi zǐàz zh à hū ǎ àsh ,à
7 ,àhl .à
18
Zuo Mingsheng, op. cit., hlm. 40
19
ibid., hlm. 42
20
ibid., hlm. 43
17
ìdàlù kō gzhō g lìlià g duì ǐ
Calvin (0906523100)
7
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Pembangunan Reaktor dan Senjata Nuklir Pakistan
Meskipun embargo alutsista dari Amerika Serikat atas Pakistan sudah dicabut pada
tahun 1973 setelah Amerika Serikat melihat kerapatan hubungan antara Pakistan dan RRT
yang dianggapnya sebagai ancaman atas eksistensinya di kawasan Asia Selatan, relasi yang
dibangun atas dasar kepercayaan tinggi antara RRT dan Pakistan tidak menjadikan
pencabutan embargo alutsista Amerika Serikat terhadap Pakistan mampu menandingi aliansi
RRT dan Pakistan. Salah satu bagian terpenting daripada aliansi RRT dan Pakistan yang
dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece adalah bantuan RRT terhadap penyuplaian
senjata dan reaktor nuklir Pakistan sebagai bentuk penangkisan (deterrence) atas upaya yang
dilakukan oleh India pasca-Perang India-Pakistan pada tahun 1965.
Perkembangan nuklir di Pakistan, dan secara luas Asia Selatan, dimulai sejak
berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. India yang masih belum mendapatkan
kemerdekaan penuh dari Inggris Raya, sudah terdapat riset terhadap nuklir melalui Indian
Industrial Policy Resolution yang dibentuk pada 6 April 1948. Perkembangan senjata nuklir
di India terjadi setelah India membangun proyek senjata nuklir dan pemusnah massal pada
tahun
1967,
dua
tahun
setelah
Perang
India-Pakistan
pada
tahun
1965
yang
mempersengketakan wilayah Jammu dan Kashmir. Peranan Uni Soviet dalam upaya
memperkuat persahabatannya dengan India menjadikan India mampu menyerap teknologi
persenjataan nuklir yang dikembangkannya secara mandiri oleh India – serupa dengan yang
dilakukan oleh RRT pada akhir tahun 1950an ketika relasi RRT dengan Uni Soviet tengah
memburuk. Pada akhirnya, uji coba nuklir pertama berhasil dilakukan oleh India pada 18 Mei
1974 yang dinamakan proyek Pokhran-I atau Smiling Buddha (Buddha Tersenyum) yang
ingin ditujukan kepada pihak asing bahwa pembangunan senjata nuklir India bertujuan untuk
perdamaian dan kemanusiaan.21
Awal dari perkembangan senjata nuklir di Pakistan dimulai pada tahun 1956, ketika
pemerintah Pakistan mendirikan Pakistan Atomic Energy Commission (PAEC).22 Pendirian
komisi ini mendapat dukungan dari parlemen Pakistan dan sokongan dari Amerika Serikat di
bawah pimpinan Presiden Dwight Eisenhower pada tahun 1953 melalui program Atoms for
21
Informasi diperoleh dari http://nuclearweaponarchive.org/India/IndiaSmiling.html. Diakses pada 30
Desember 2011, pukul 22.20 WIB
22
Yang Cuibai dan Liu Chengqiong, op. cit., hlm. 217
Calvin (0906523100)
8
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Peace yang ditujukan untuk negara-negara non-DK PBB, seperti Iran (di bawah pimpinan
Muhammad Reza Shah Pahlavi), Turki dan Israel. PAEC sendiri berada di ibukota Islamabad
yang memang didesain hanya untuk riset semata. Signifikansi program pembangunan senjata
nuklir terjadi ketika pemerintah Pakistan menetapkan wilayah Parr di Rawalpindi, Punjab
sebagai salah satu kawasan pembangunan riset reaktor nuklir pertama di Pakistan. Setelah
pemerintah Pakistan menolak untuk menandatangani Traktat Nonproliferasi yang dibentuk
pada tahun 1968, Pakistan secara sadar telah menolak untuk menangguhkan proyek riset
nuklir yang sedang dijalaninya.
Keputusan Pakistan untuk menolak menangguhkan proyek riset nuklir yang sedang
dijalaninya tersebut sebenarnya tidak terlepas dari perspektif pemerintah Pakistan melihat
India yang tengah melakukan riset nuklir yang mendapatkan sokongan bantuan teknologi dari
Uni Soviet yang mampu mengancam keamanan Pakistan sebagai negara tetangga sekaligus
seteru dari India sejak kemerdekaan Pakistan diperoleh. Melalui proyek riset nuklir yang
dilakukan oleh Pakistan sejak program yang didukung oleh Amerika Serikat, pada tahun
1966 Pakistan memiliki reaktor nuklir berdaya kecil untuk pertama kalinya yang dinamakan
Karachi Nuclear Power Plant (KANUPP-I) yang mulai beroperasi pada tahun 1972 yang
bekerja sama dengan General Electric Kanada.23 Proyek reaktor nuklir Pakistan ini ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan energi Pakistan yang masih menjadi permasalahan serius
nasional hingga dua dekade kemerdekaan Pakistan.
Program reaktor nuklir yang dilakukan oleh Pakistan tidak berhenti sampai KANUPPI saja, pada tahun 1990 ditekan sebuah kontrak yang dibuat antara Zhōngguó hé gōngyè
jítuán gōngsī (Perusahaan Nuklir Nasional Tiongkok) asal RRT dengan Pakistan dibangun
reakor nuklir kedua, Chashma Nuclear Power Complex (CHASNUPP-I) di Pakistan yang
terletak di wilayah Mianwali, Punjab dengan bantuan teknologi RRT yang modern – keluaran
nuklir mencapai 325 Megawatt. Reaktor pertama mulai dioperasikan pada 6 Juni 2000,
sedangkan reaktor kedua mulai dioperasikan pada 27 Januari 2011. Sampai tahun 2011,
masih ada dua reaktor yang belum rampung dan masing-masing akan mulai dioperasikan
pada 8 Juni 2015 dan 6 Maret 2017, perjanjian ini tentunya sudah dimulai sejak tahun 1990.24
Kerjasama ini mendapat restu positif dari International Atomic Energy Agency (IAEA) yang
23
24
ibid., hlm. 226
ibid., hlm. 230
Calvin (0906523100)
9
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
melihat program reaktor nuklir Pakistan memang didasari pada kebutuhan pasokan energi
Pakistan yang sampai saat ini masih belum teratasi dengan baik.25
Perkembangan reaktor nuklir Pakistan ini tentu saja mengiringi riset senjata nuklir
Pakistan pertama yang dimulai pada 20 Januari 1972 di bawah pimpinan Perdana Menteri
Zulfiqar Ali Bhutto. Alasan utama yang dikedepankan oleh pemerintah Pakistan pada masa
itu adalah program senjata nuklir yang berbentuk bom atom suatu kemutlakan yang harus
dimiliki oleh Pakistan untuk menjaga keselamatan nasional Pakistan yang merasa terancam
dengan program senjata nuklir India yang sudah dimulai lima tahun sebelumnya. Rencana
pembangunan senjata nuklir Pakistan ini pada awalnya tidak mendapat restu dari negaranegara besar penyokong Pakistan, seperti RRT maupun Amerika Serikat yang melihat
program ini terlalu diwarnai kecurigaan antara India dengan Pakistan yang dapat memicu
perang lebih besar lagi daripada dua perang yang pernah terjadi antara kedua negara pada
tahun 1947 dan 1965. Salah satu kutipan yang paling penting terkait pembelaan Zulfiqar Ali
Bhutto terkait program senjata nuklir yang direncanakan adalah sebagai berikut:26
“If India builds the bomb, we will eat grass and leaves for a thousand years, even go
hungry, but we will get one of our own. The Christians have the bomb, the Jews have
the bomb and now the Hindus have the bomb. Why not the Muslims too have the
bomb?”
(Jika India membangun bom [atom], kami akan makan rumput dan dedaunan untuk
seribu tahun, bahkan kelaparan, namun kami akan memiliki [bom atom] milik kami
sendiri. Kaum Kristen memiliki bom, Yahudi memiliki bom dan sekarang Hindu
memiliki bom. Mengapa tidak Muslim juga memiliki bom?)
Meskipun RRT pada awalnya tidak simpatik dengan perencanaan program senjata
nuklir Pakistan ini, melalui pertemuan bilateral antara Presiden Ayub Khan dan Zulfiqar Ali
Bhutto – masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Pakistan – dengan Perdana Menteri
RRT, Zhou Enlai yang dilakukan pada tahun 1964 sudah bernegosiasi mengenai uji coba
senjata nuklir yang telah dilakukan oleh RRT pada tahun yang sama.27 Hanya saja, partisi
25
ibid., hlm. 228
Zuo Mingsheng, op. cit., hlm. 41
27
ibid.
26
Calvin (0906523100)
10
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Bangladesh – yang merupakan wilayah Pakistan Timur sebelum tahun 1971 – atas Pakistan
Barat menyebabkan Pakistan semakin terisolasi dalam pergaulan internasional, termasuk
kehilangan dukungan dari Amerika Serikat dan RRT dalam banyak hal yang menyebabkan
Pakistan dalam pandangan Zulfiqar Ali Bhutto sedang memasuki tahapan yang sama dengan
Jerman pada masa pasca-Perang Dunia I. Hal tersebut menjadikan Pakistan menolak untuk
menandatangani
perjanjian
non-proliferasi
yang
mengharuskan
Pakistan
untuk
mengorbankan program yang sedang dilaksanakannya.
Pakistan pada akhirnya berhasil melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya pada
Mei 1998 yang dinamakan Chagai-I, nama yang diambil dari tempat uji coba – Bukit Chagai,
Provinsi Baluchistan.28 Uji coba senjata nuklir Pakistan ini ternyata bersamaan dengan uji
coba senjata nuklir India yang merupakan kelanjutan dari program Smiling Buddha yang
dinamakan Pokhran-II. 29 Negara-negara Barat dan Jepang secara serentak melakukan
embargo ekonomi terhadap Pakistan dan India untuk waktu yang relatif singkat dalam rangka
program senjata nuklir ini. Begitu pula Amerika Serikat menuduh pemerintah RRT sebagai
aktor utama yang menyokong Pakistan untuk mengembangkan senjata nuklir sehingga
menjadikan Pakistan sebagai negara ketujuh di dunia yang memiliki senjata nuklir secara
terbuka. Bantuan RRT yang paling terlihat jelas dalam program Chagai-I ini adalah
pembelian 5.000 magnet khusus oleh Khan Research Laboratories (KRL) dari sebuah BUMN
RRT pada tahun 1995. Uji coba senjata nuklir termutakhir yang dilakukan oleh Pakistan
dinamakan dengan Chagai-II yang dilakukan pada 30 Mei 1998, hanya beberapa hari setelah
uji coba senjata nuklir yang pertama. Wilayah uji coba dalam program Chagai-II berada di
wilayah Gurun Kharan, Provinsi Baluchistan.30
Penutup
Relasi kedua negara antara RRT dengan Pakistan sebenarnya dapat diibaratkan seperti
relasi Amerika Serikat dengan Israel yang sebenarnya sangat dekat dan menjadikannya
sebagai dua entitas yang tidak terlepas dari kedekatan politik, ekonomi dan tentunya militer.31
28
ibid., hlm. 43
ibid.
30
ibid.
31
Pernyataan ini secara resmi dinyatakan oleh salah satu delegasi RRT untuk merespon kritik tajam diplomat
Amerika Serikat ketika berkunjung ke Beijing pada Oktober 2010 yang melihat RRT yang terlalu menyokong
Pakistan dalam segala hal. Lihat Peter Young, Analysis: Pakistan is our Israel
29
Calvin (0906523100)
11
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Kajian mengenai hubungan RRT dengan Pakistan dalam urusan militer tentu saja tidak
terlepas dari kepentingan RRT atas Pakistan yang dipakai sebagai sarana membendung
konflik antara RRT dengan India yang berlangsung cukup sengit pada dekade 1960an hingga
1970an. RRT dan Pakistan masing-masing memandang India sebagai negara yang memiliki
permasalahan secara langsung dengan mereka, sehingga hal ini menjadikan kedua negara
menjalin relasi yang sangat dekat dimulai setelah Konflik RRT-India pada tahun 1962 hingga
kini.
Tentu saja menarik untuk diperhatikan bahwa kedua negara memiliki hubungan
bilateral terkait militer yang sangat dekat. Dimulai dari bantuan militer RRT terhadap
Pakistan ketika meletus Perang India-Pakistan pada tahun 1965, pelaksanaan proyek alutsista
gabungan yang menghasilkan tidak sedikit alutsista berteknologi tinggi yang mampu menjadi
alat utama bagi militer Pakistan untuk mempersenjatai diri demi pertahanan negaranya dari
ancaman negara-negara yang terlibat konflik dengan Pakistan secara langsung. Hal tersebut
tentu saja menjadikan Pakistan yang sejak awal kemerdekaannya memiliki militer yang
lemah menjadi lebih kuat dan bahkan termasuk salah satu negara dengan militer yang kuat di
Asia. Hal ini tidak terlepas dari proyek senjata nuklir yang dimiliki oleh Pakistan untuk
mempertahankan keamanan nasional Pakistan yang merasa terancam dari India yang juga
memiliki senjata nuklir sejak tahun 1974.
Hubungan militer RRT dan Pakistan tentu saja belum akan menuju titik jenuh,
mengingat relasi antara RRT dan Pakistan terhadap India masih relatif rapuh, meskipun RRT
dan India sejak abad ke-21 mulai menjalin relasi yang lebih konsolidatif dan intensif terkait
ekonomi – khususnya dalam pengelompokan negara-negara industri baru, BRICS (Brasil,
Rusia, India, RRT dan Afrika Selatan). Meskipun tidak dapat dipungkiri terdapat juga konflik
kecil antara RRT dengan Pakistan, khususnya terkait kelompok separatis Xinjiang Duli
Yundong (Gerakan Kemerdekaan Turkistan Timur) di Xinjiang, Tiongkok yang memiliki
relasi khusus dengan Pakistan, namun relasi yang telah dibangun sejak awal pendirian kedua
negara menjadikan RRT dan Pakistan sebagai salah satu sekutu terbaik yang ada di Asia,
khususnya dalam bidang militer.
(http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2011\09\19\story_19-9-2011_pg3_2). Diakses pada 31
Desember 2011, pukul 09.11 WIB
Calvin (0906523100)
12
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cui, Yuanyuan. Bajisitan Kongjun de Zhongguo Zhanji (Beijing: Zhōngguó xuéshù qíkān
diànzǐ zázhì chūbǎn shè, 2005)
Durschmeid, Erik. Beware The Dragon: China: 1,000 Years of Bloodshed (London: Andre
Deutsch, 2008)
Gill, Bates. Rising Star: China’s New Security Diplomacy (Washington DC: Brookings
Institution Press, 2007)
Guoji Zhanwang. Léidiàn kōngjiàng bājīsītǎn de JF - 17 zhàndòujī gǎibiàn cìdàlù kōngzhōng
lìliàng duìbǐ (Beijing: Zhōngguó xuéshù qíkān diànzǐ zázhì chūbǎn shè, 2007)
Ibrahim, Amina. Guarding the State or Protecting the Economy: The Economics Factors of
Pakistan’s Military Coups (London: LSE Press, 2009)
Yang, Cuibai dan Liu Chengqiong. Guózhì: Bājīsītǎn (Beijing: Shèhuì kēxué wénxiàn
chūbǎn shè, 2004)
Zuo, Mingsheng. Zhōngguó xiàng bājīsītǎn chūshòu zhànjī mìwén (Beijing: Zhōngguó
xuéshù qíkān diànzǐ zázhì chūbǎn shè, 2005)
Jurnal
China Security, No. 3 (Summer 2006)
Internet
http://nuclearweaponarchive.org/India/IndiaSmiling.html
http://wn.com/List_of_modern_armament_manufacturers
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2011\09\19\story_19-9-2011_pg3_2
http://www.globalsecurity.org/military/world/pakistan/index.html
http://www.pakdef.info/
http://www.people.com.cn/GB/historic/0521/1669.html
Calvin (0906523100)
13
“BANTUAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK TERHADAP MILITER PAKISTAN:
PERANG INDIA-PAKISTAN 1965, ALAT UTAMA SISTEM SENJATA GABUNGAN
DAN NUKLIR”
oleh
Calvin (0906523100)
Departemen Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2011
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
S
ebagai dua negara yang menjalin hubungan diplomatik sejak awal pendirian kedua
negara, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Pakistan adalah dua negara yang saat
ini dapat dikatakan sebagai sekutu terbaik yang ada di kawasan Asia. RRT
merupakan sebuah negara yang didirikan pada 1 Oktober 1949 setelah Partai Komunis
Tiongkok (PKT) berhasil mengalahkan pasukan Kuomintang (KMT) di daratan Tiongkok
yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek, dua tahun lebih muda dari Pakistan yang didirikan pada
14 Agustus 1947. Kedua negara menjalin hubungan diplomatik sejak 21 Mei 1951, satu tahun
setelah Pakistan mengakui RRT sebagai Tiongkok yang sah, mengantikan Republik
Tiongkok yang eksodus ke Pulau Taiwan sejak 1949. 1 Kedua negara pada akhirnya mulai
merapatkan hubungan, khususnya ketika masa Perang Dingin yang melibatkan Amerika
Serikat, Uni Soviet dan tentunya RRT di dalam konstelasi politik dan ekonomi Pakistan itu
sendiri. Meskipun pada faktanya Pakistan mendapat banyak sokongan dari Amerika Serikat
untuk membendung pengaruh Blok Timur, relasi mereka justru tidak seharmonis antara RRT
dengan Pakistan.
Salah satu faktor yang membuat RRT dan Pakistan menjadi salah satu rekanan terbaik
adalah bantuan alat utama sistem senjata (alutsista) terhadap militer Pakistan yang dapat
dikatakan sebagai salah satu militer terkuat di Asia dalam skala negara dengan kekuatan
menengah (middle power ).2 Sejak RRT dan India terlibat konflik di wilayah perbatasan, relasi
antara RRT dengan Pakistan semakin merapat khususnya setelah kedua negara memiliki
kepentingan yang sama dalam membendung pengaruh India dan Amerika Serikat. Hal ini
ditambah setelah RRT dan Uni Soviet terlibat dalam konflik yang menjadikan kedua negara
Komunis terbesar di dunia pada saat itu harus berpisah haluan yang menciptakan dua kiblat
Komunis: Kiblat Soviet dan Kiblat RRT. Meskipun Pakistan bukan sebuah negara Komunis,
namun kesamaan karakteristik antara RRT dan Pakistan menyebabkan aliansi keduanya
menjadi sedemikian dekat. RRT membangun perusahaan amunisi dan menyediakan bantuan
untuk memodernisasi teknologi alutsista Pakistan, yang sejak partisi Pakistan dari India
menyebabkan militer Pakistan tertinggal cukup jauh di wilayahnya.
1
R
àwǎ gàzīli o, 95 àNi à5à u à à àwǒguóà ǔà ājīsītǎ àji jiāo à
(http://www.people.com.cn/GB/historic/0521/1669.html). Diakses pada 30 Desember 2011, pukul 20.13 WIB
2
Amina Ibrahim, Guarding the State or Protecting the Eco o : The E o o i s Fa tors of Pakista ’s Militar
Coups (London: LSE Press, 2009), hlm. 5
Calvin (0906523100)
1
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Bantuan RRT terhadap militer Pakistan ini menyebabkan perubahan yang cukup
signifikan bagi kapabilitas militer Pakistan di wilayah Asia secara umum dan Asia Selatan
secara partikular. Dengan jumlah angkatan bersenjata sebesar 612.000 personil dan 513.000
personil cadangan pada tahun 2010, ditambah bantuan dari Amerika Serikat yang juga dalam
skala besar tentu menjadikan Pakistan yang pada awal kemerdekaan sebagai salah satu negara
dengan militer yang lemah menjadi salah satu yang terkuat. 3 Dengan bantuan RRT pula,
Pakistan menjadi salah satu negara yang memiliki senjata nuklir dan reaktor nuklir untuk
menyuplai kebutuhan energi nasional. Meskipun secara ekonomi Pakistan masih dapat
dikategorikan sebagai salah satu negara berkembang yang relatif miskin dengan tingkat
pendapatan per kapita hanya mencapai AS$ 1.100 pada tahun 2010, namun kapasitas militer
Pakistan tidak menjadikannya sebagai negara yang tidak masuk perhitungan sebagai negara
penting di Asia. Hal ini memicu pertanyaan penelitian yang akan penulis jabarkan, yaitu
Bagaimana kiprah RRT sebagai salah satu sekutu terbaik Pakistan dalam upaya membantu
perkembangan militer Pakistan, khususnya terkait Perang India-Pakistan tahun 1965, alat
utama sistem senjata gabungan dan nuklir?
Sejarah Relasi RRT - Pakistan dalam Kajian Militer
Militer RRT yang dikenal dengan nama Jiefangjun atau Tentara Pembebasan Rakyat
(TPR) sebenarnya hingga abad ke-21 dapat dikatakan sebagai militer yang jauh tertinggal di
belakang Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua negara adidaya di dunia pada masa itu.
TPR merupakan satu-satunya militer dari lima negara Dewan Keamanan Tetap Perserikatan
Bangsa-Bangsa (DK-PBB) yang tidak memiliki kapal induk hingga tahun 2011.4 Meskipun
demikian, TPR masih tertolong dengan jumlah angkatan bersenjata yang sangat besar –
2.285.000 personil dan 800.000 personil cadangan – dan senjata nuklir pertama (Uranium
235) yang telah diuji coba di Lop Nur, Xinjiang pada 16 Oktober 1964. 5 Perkembangan
militer TPR ini dapat dikatakan cukup signifikan bagi negara-negara di Asia lain yang pada
masa itu masih relatif miskin dan tertinggal dalam hal teknologi. Pengaruh dari
perkembangan militer RRT ini, khususnya di tengah upaya mencari pengaruh sebagai salah
Yang Cuibai dan Liu Chengqiong, Gu zhì: Bājīsītǎ (Beijing: “h hu àkē u àw i à hū ǎ àsh , 2004), hlm. 76
Zhang Wenmu, “eaàPowe àa dàChi a’sà“t ategi àChoi es, àChina Security, No. 3 (Summer 2006), hlm. 21.
5
Erik Durschmeid, Beware The Dragon: China: 1,000 Years of Bloodshed (London: Andre Deutsch, 2008), hlm.
279
3
4
Calvin (0906523100)
2
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
satu negara adidaya di Asia, menjadikan diplomasi RRT pada masa itu diwarnai dengan
modernisasi militer negara-negara yang menjadi sekutu dari RRT itu sendiri.
Militer Pakistan pada awal kemerdekaan lebih mendekatkan diri pada Amerika
Serikat dalam rangka menjalin kerja sama bilateral yang mencakup perkara alutsista. Militer
Pakistan baru mulai menjalin relasi dengan RRT secara intensif sejak tahun 1962 yang
dimulai pada masa Jendral Ayub Khan ketika melakukan kudeta militer atas pemerintahan
sipil Presiden Iskander Mirza pada tahun 1958.6 Pakistan yang terlibat konflik dengan India
sejak partisi dari India pada tahun 1947 memiliki relasi yang tidak harmonis dengan negara
tetangganya tersebut, hal ini menguntungkan RRT yang juga terlibat konflik wilayah
perbatasan di Arunachal Pradesh (Tibet Selatan) pada tahun 1962 atas dasar klaim kedua
belah pihak. Konflik ini juga diperumit dengan relasi antara Tenzin Gyatso (Dalai Lama XIV
Tibet) dengan RRT yang memanas pasca-Pemberontakan Tibet tahun 1959 yang menjadikan
Dalai Lama XIV mengungsi ke Dharamsala, India dan menjadikan relasi antara RRT dengan
India relatif memburuk.7 Atas dasar hal tersebut, RRT yang melihat India tidak dapat menjadi
sekutu menjadikan Pakistan sebagai salah satu alternatif sekutu terbaik yang dijalinnya
hingga saat ini, meskipun relasi antara RRT dengan India relatif membaik pasca-reformasi
ekonomi dan keterbukaan kedua negara pada tahun 1978 di RRT dan 1991 di India.
Melalui perapatan hubungan antara RRT dengan Pakistan pada tahun 1962,
permasalahan yang terkait dengan persengketaan wilayah antara RRT dengan Pakistan
terselesaikan dengan baik melalui Perjanjian Perbatasan Tiongkok-Pakistan yang
ditandatangani kedua belah pihak pada tahun 1963.8 Dalam perjanjian ini, RRT memberikan
1.942 kilometer persegi wilayah yang dipersengketakan antara kedua belah pihak kepada
Pakistan, yaitu wilayah Lembah Hunza di Gilgit-Baltistan.9 Sebagai gantinya, Pakistan juga
menyerahkan wilayah Aksai Chin dan Ladakh di wilayah Kashmir kepada pemerintah RRT.10
Perjanjian ini pada akhirnya mampu membawa kedua negara pada relasi bilateral yang sangat
intensif dan contoh penyelesaian konflik perbatasan antara kedua negara ini belakangan
Bates Gill, Risi g Star: Chi a’s New Se urity Diplomacy (Washington DC: Brookings Institution Press, 2007),
hlm. 24
7
ibid., hlm. 25
8
Cui Yuanyuan, Bajisitan Kongjun de Zhongguo Zhanji (Beijing: )hō gguóà u shùà kā àdi zǐàz zh à hū ǎ àsh ,à
2005), hlm. 12
9
ibid., hlm. 13
10
ibid., hlm. 14
6
Calvin (0906523100)
3
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
banyak digunakan oleh RRT dalam berdiplomasi dengan negara-negara yang berkonflik di
wilayah Barat Tiongkok – Asia Tengah – maupun yang lain.11
Bantuan militer paling pertama yang dikeluarkan oleh RRT kepada Pakistan adalah
pengiriman sejumlah alutsista yang diminta oleh pemerintah Pakistan di bawah pimpinan
Jenderal Ayub Khan dalam rangka menjadikan militer Pakistan semakin lebih modern dan
mampu mempertahankan dirinya sendiri. Upaya pemodernan alutsista ini sebenarnya tidak
hanya bersumber dari RRT, namun juga dari Amerika Serikat yang menginginkan agar
Pakistan tidak berpihak pada Blok Timur dalam Perang Dingin yang terjadi. Hanya saja,
bantuan Amerika Serikat jauh lebih signifikan terhadap India ketimbang Pakistan. Hal ini
menjadikan bantuan militer RRT terhadap militer Pakistan pada masa itu dapat dikatakan
cukup signifikan karena sejumlah alutsista modern seperti roket dan senjata tipe 56 yang
merupakan AK-47 buatan RRT.12
Pada tahun 1965 terjadi Perang antara Pakistan dengan India yang diprakarsai oleh
persengketaan wilayah di Jammu dan Kashmir yang sampai kini masih belum terselesaikan
dengan baik. Perang yang berlangsung sejak Agustus hingga September 1965 tersebut
memaksa PBB untuk mengeluarkan tekanan gencatan senjata kepada kedua belah pihak yang
masing-masing diwarnai oleh tarik-menarik pengaruh dalam Perang Dingin – India mendapat
sokongan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sedangkan Pakistan mendapat sokongan dari
Amerika Serikat dan RRT. Sebagai dua negara yang memang terlibat konflik dengan India,
RRT pada momen Perang India-Pakistan tahun 1965 ini memberikan banyak bantuan militer,
khususnya di dalam bantuan alutsista dan modernisasi senjata untuk menandingi India yang
memang secara jumlah dan teknologi jauh lebih superior daripada Pakistan – India memiliki
867.000 pasukan berbanding 253.000 pasukan yang dimiliki oleh Pakistan. 13 Bantuan
alutsista RRT tersebut antara lain berupa paket senjata tipe 56 dan rudal-rudal yang mampu
mempertahankan Pakistan dari serangan India.
Selepas Perang India-Pakistan pada tahun 1965 dan diakhiri melalui Deklarasi
Tashkent pada 10 Januari 1966, Pakistan mendapatkan embargo alutsista dari Amerika
11
ibid., hlm. 15
Zuo Mingsheng, óhō ggu ià g ājīsītǎ hūsh u zhà jī
z zh à hū ǎ àsh ,à
5 , hlm. 38
13
Yang Cuibai dan Liu Chengqiong, op. cit., hlm. 112
12
ìwé (Beijing: )hō gguóà u shùà kā àdi
Calvin (0906523100)
zǐà
4
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Serikat dan hal tersebut menjadikan aliansi Pakistan dengan RRT semakin merapat. 14
Perkembangan militer Pakistan atas bantuan yang diberikan oleh RRT semakin lebih intensif
setelah RRT dan Pakistan meyepakati pembangunan pabrik alutsista yang bekerja sama
dengan RRT di Pakistan. Perusahaan-perusahaan yang dibangun mayoritas adalah salah satu
bentuk dari bisnis militer yang persis seperti Angkatan Darat Republik Indonesia pascanasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di Indonesia, perbedaannya bisnis militer ini tidak
didasari pada nasionalisasi, namun lebih pada menciptakan perusahaan-perusahaan baru
setelah militer berhasil mengambil-alih pemerintahan sipil pada tahun 1958. Beberapa
perusahaan alutsista yang terkenal adalah Pakistan Aeronautical Complex (PAC) yang
terletak di wilayah Kamra, Punjab. PAC adalah salah satu tempat perakitan pesawat tempur
terbesar ke-tujuh di dunia yang pada saat ini semakin banyak merakit pesawat-pesawat
berteknologi tinggi yang didasari pada bantuan militer RRT. Selain itu, juga terdapat Heavy
Industries Taxila (HIT) yang sesuai namanya berada di wilayah Taxila, Punjab. HIT banyak
merakit amunisi serta ksendaraan berat seperti tank yang dimanfaatkan untuk misi
perdamaian dunia melalui misi PBB di negara-negara yang tengah berkonflik. Untuk daftar
perusahaan-perusahaan alutsista di Pakistan dapat dilihat pada bagan seperti berikut.15
Nama Perusahaan
(dalam Bahasa Inggris)
Air Weapons Complex (AIC)
Heavy Industries Taxila (HIT)
Kahuta Research Laboratories
(KRL)
Karachi Shipyard and Engineering
Works (KSEW)
National Defence Complex (NDC)
National Engineering and Scientific
Commission (NESCOM)
Pakistan Aeronautical Complex
(PAC)
Pakistan Ordnance Factories (POF)
Advanced Engineering Research
Status Kepemilikan
Lokasi
BUMN
BUMN
Kamra, Punjab
Taxila, Punjab
BUMN
Kahuta, Punjab
BUMN
Karachi, Sindh
BUMN
Fatehjang, Punjab
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
BUMN
BUMN
Kamra, Punjab
BUMN
BUMN
Wah, Punjab
Village Jhang-Bahtar,
14
ibid., hlm. 126
Informasi secara parsial diperoleh dari http://www.pakdef.info/,
http://www.globalsecurity.org/military/world/pakistan/index.html dan
http://wn.com/List_of_modern_armament_manufacturers. Diakses pada 30 Desember 2011, pukul 21.44 WIB
15
Calvin (0906523100)
5
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Organization (AERO)
Armament Research and
Development Establishment
(ARDE)
Daudson
Defence Export Promotion
Organization (DEPO)
Directorate General Munitions
Production (DGMP)
Institute of Industrial Control
Systems (IICS)
Institute of Optronics (IOP)
Military Vehicle Research and
Development Establishment
(MVRDE)
Pakistan Space and Upper
Atmosphere Research Commission
(SUPARCO)
Pakistan Engineering Council (PEC)
Rastgar Engineering Company
(REC)
Al-Technique Corporation of
Pakistan (ATCOP)
Heavy Mechanical Complex (HMC)
Surveillance and Target Unmanned
Aircraft (SATUMA)
Integrated Defence Systems (IDS)
District Attock
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Karachi, Sindh
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
BUMN
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Rawalpindi, Punjab
BUMN
Karachi, Sindh
BUMN
BUMN
BUMS
BUMS
BUMS
BUMS
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Taxila, Punjab
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Islamabad, Islamabad
Capital Territory
Catatan:
BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara
BUMS adalah Badan Usaha Milik Swasta
Proyek Alutsista Gabungan RRT - Pakistan
Melalui hubungan bilateral yang sangat baik antara RRT dan Pakistan pada tahun
1965, kedua negara mulai mengembangkan alutsista gabungan yang dibuat dalam rangka
menjadikan militer Pakistan semakin lebih modern dan mampu bersaing di kawasan Asia.
Pembangunan perusahaan-perusahaan yang ada di Pakistan, baik BUMN maupun BUMS,
yang sejak kemerdekaan Pakistan hingga partisi Bangladesh sangat menunjang kebutuhan
Calvin (0906523100)
6
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
perakitan maupun riset terhadap alutsista yang akan menjadi penunjang utama militer
Pakistan hingga kini. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya bekerja sama dengan
BUMN serupa yang terdapat di RRT.16 Tidak ayal jika kedua negara pada akhir abad ke-20
banyak menghasilkan produk alutsista gabungan yang berteknologi cukup tinggi.
Salah satu alutsista produksi gabungan yang paling terkenal adalah CAC FC-1
Xiaolong atau PAC JF-17 Thunder yang merupakan pesawat tempur yang diproduksi oleh
Chéngdū fēijī gōngyè jítuán (Grup Industri Penerbangan Chengdu), Pakistan Air Force dan
PAC pada tahun 2007 – atau Januari 2008 di Pakistan. Pesawat tempur ini dikembangkan
dengan jumlah terbatas – hanya sebanyak 34 buah – yang bernilai sekitar AS$ 15 juta hingga
25 juta.17 Tentu saja pesawat ini menjadi salah satu bentuk keberhasilan dari kedua negara
dalam menjalin kerja sama militer yang bertujuan untuk mempersenjatai masing-masing
dengan teknologi alutsista yang cukup modern untuk mempertahankan diri dari intervensi
asing dan juga sebagai bentuk detterence terhadap pertahanan negara yang semakin
diperhitungkan di kancah internasional.
Selain pesawat tempur CAC FC-1 Xiaolong, masih terdapat alutsista lain yang
merupakan hasil dari kerja sama militer RRT dan Pakistan. Hongdu JL-8 atau K-8
Karakorum adalah salah satu pesawat latih yang dikembangkan kedua negara pada tahun
1990 dan mulai dioperasikan empat tahun setelahnya, yaitu pada 21 September 1994.18 Selain
pesawat latih ini, ada pula alutsista untuk Angkatan Darat yang berupa rudal yang diproduksi
mulai tahun 2005, Babur (Hatf VII) yang dilandaskan pada Hongniao-1 yang dikembangkan
oleh RRT pada akhir 1990an.19 Alutsista Angkatan Darat lain yang tidak kalah penting adalah
tank al-Khalid yang dikembangkan berdasarkan tank Tipe-90-IIM yang diproduksi oleh
RRT.20 Tank al-Khalid ini diproduksi sejak tahun 2001 hingga kini dan digunakan di Pakistan
dan Bangladesh – yang menggunakan nama MBT-2000. Bentuk kerja sama dalam
membangun alutsista gabungan ini pada akhirnya sangat konstruktif untuk menjadikan militer
Pakistan sebagai salah satu militer dengan peralatan militer terlengkap kedua di Asia Selatan
setelah India dan menjadi salah satu kekuatan militer Asia yang kuat.
16
Cui Yuanyuan, op. cit., hlm. 19
Guoji Zhanwang, Léidià kō gjià g ājīsītǎ de JF - 17 zhà d ujī gǎi ià
Beiji g:à)hō gguóà u shùà kā àdi zǐàz zh à hū ǎ àsh ,à
7 ,àhl .à
18
Zuo Mingsheng, op. cit., hlm. 40
19
ibid., hlm. 42
20
ibid., hlm. 43
17
ìdàlù kō gzhō g lìlià g duì ǐ
Calvin (0906523100)
7
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Pembangunan Reaktor dan Senjata Nuklir Pakistan
Meskipun embargo alutsista dari Amerika Serikat atas Pakistan sudah dicabut pada
tahun 1973 setelah Amerika Serikat melihat kerapatan hubungan antara Pakistan dan RRT
yang dianggapnya sebagai ancaman atas eksistensinya di kawasan Asia Selatan, relasi yang
dibangun atas dasar kepercayaan tinggi antara RRT dan Pakistan tidak menjadikan
pencabutan embargo alutsista Amerika Serikat terhadap Pakistan mampu menandingi aliansi
RRT dan Pakistan. Salah satu bagian terpenting daripada aliansi RRT dan Pakistan yang
dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece adalah bantuan RRT terhadap penyuplaian
senjata dan reaktor nuklir Pakistan sebagai bentuk penangkisan (deterrence) atas upaya yang
dilakukan oleh India pasca-Perang India-Pakistan pada tahun 1965.
Perkembangan nuklir di Pakistan, dan secara luas Asia Selatan, dimulai sejak
berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. India yang masih belum mendapatkan
kemerdekaan penuh dari Inggris Raya, sudah terdapat riset terhadap nuklir melalui Indian
Industrial Policy Resolution yang dibentuk pada 6 April 1948. Perkembangan senjata nuklir
di India terjadi setelah India membangun proyek senjata nuklir dan pemusnah massal pada
tahun
1967,
dua
tahun
setelah
Perang
India-Pakistan
pada
tahun
1965
yang
mempersengketakan wilayah Jammu dan Kashmir. Peranan Uni Soviet dalam upaya
memperkuat persahabatannya dengan India menjadikan India mampu menyerap teknologi
persenjataan nuklir yang dikembangkannya secara mandiri oleh India – serupa dengan yang
dilakukan oleh RRT pada akhir tahun 1950an ketika relasi RRT dengan Uni Soviet tengah
memburuk. Pada akhirnya, uji coba nuklir pertama berhasil dilakukan oleh India pada 18 Mei
1974 yang dinamakan proyek Pokhran-I atau Smiling Buddha (Buddha Tersenyum) yang
ingin ditujukan kepada pihak asing bahwa pembangunan senjata nuklir India bertujuan untuk
perdamaian dan kemanusiaan.21
Awal dari perkembangan senjata nuklir di Pakistan dimulai pada tahun 1956, ketika
pemerintah Pakistan mendirikan Pakistan Atomic Energy Commission (PAEC).22 Pendirian
komisi ini mendapat dukungan dari parlemen Pakistan dan sokongan dari Amerika Serikat di
bawah pimpinan Presiden Dwight Eisenhower pada tahun 1953 melalui program Atoms for
21
Informasi diperoleh dari http://nuclearweaponarchive.org/India/IndiaSmiling.html. Diakses pada 30
Desember 2011, pukul 22.20 WIB
22
Yang Cuibai dan Liu Chengqiong, op. cit., hlm. 217
Calvin (0906523100)
8
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Peace yang ditujukan untuk negara-negara non-DK PBB, seperti Iran (di bawah pimpinan
Muhammad Reza Shah Pahlavi), Turki dan Israel. PAEC sendiri berada di ibukota Islamabad
yang memang didesain hanya untuk riset semata. Signifikansi program pembangunan senjata
nuklir terjadi ketika pemerintah Pakistan menetapkan wilayah Parr di Rawalpindi, Punjab
sebagai salah satu kawasan pembangunan riset reaktor nuklir pertama di Pakistan. Setelah
pemerintah Pakistan menolak untuk menandatangani Traktat Nonproliferasi yang dibentuk
pada tahun 1968, Pakistan secara sadar telah menolak untuk menangguhkan proyek riset
nuklir yang sedang dijalaninya.
Keputusan Pakistan untuk menolak menangguhkan proyek riset nuklir yang sedang
dijalaninya tersebut sebenarnya tidak terlepas dari perspektif pemerintah Pakistan melihat
India yang tengah melakukan riset nuklir yang mendapatkan sokongan bantuan teknologi dari
Uni Soviet yang mampu mengancam keamanan Pakistan sebagai negara tetangga sekaligus
seteru dari India sejak kemerdekaan Pakistan diperoleh. Melalui proyek riset nuklir yang
dilakukan oleh Pakistan sejak program yang didukung oleh Amerika Serikat, pada tahun
1966 Pakistan memiliki reaktor nuklir berdaya kecil untuk pertama kalinya yang dinamakan
Karachi Nuclear Power Plant (KANUPP-I) yang mulai beroperasi pada tahun 1972 yang
bekerja sama dengan General Electric Kanada.23 Proyek reaktor nuklir Pakistan ini ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan energi Pakistan yang masih menjadi permasalahan serius
nasional hingga dua dekade kemerdekaan Pakistan.
Program reaktor nuklir yang dilakukan oleh Pakistan tidak berhenti sampai KANUPPI saja, pada tahun 1990 ditekan sebuah kontrak yang dibuat antara Zhōngguó hé gōngyè
jítuán gōngsī (Perusahaan Nuklir Nasional Tiongkok) asal RRT dengan Pakistan dibangun
reakor nuklir kedua, Chashma Nuclear Power Complex (CHASNUPP-I) di Pakistan yang
terletak di wilayah Mianwali, Punjab dengan bantuan teknologi RRT yang modern – keluaran
nuklir mencapai 325 Megawatt. Reaktor pertama mulai dioperasikan pada 6 Juni 2000,
sedangkan reaktor kedua mulai dioperasikan pada 27 Januari 2011. Sampai tahun 2011,
masih ada dua reaktor yang belum rampung dan masing-masing akan mulai dioperasikan
pada 8 Juni 2015 dan 6 Maret 2017, perjanjian ini tentunya sudah dimulai sejak tahun 1990.24
Kerjasama ini mendapat restu positif dari International Atomic Energy Agency (IAEA) yang
23
24
ibid., hlm. 226
ibid., hlm. 230
Calvin (0906523100)
9
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
melihat program reaktor nuklir Pakistan memang didasari pada kebutuhan pasokan energi
Pakistan yang sampai saat ini masih belum teratasi dengan baik.25
Perkembangan reaktor nuklir Pakistan ini tentu saja mengiringi riset senjata nuklir
Pakistan pertama yang dimulai pada 20 Januari 1972 di bawah pimpinan Perdana Menteri
Zulfiqar Ali Bhutto. Alasan utama yang dikedepankan oleh pemerintah Pakistan pada masa
itu adalah program senjata nuklir yang berbentuk bom atom suatu kemutlakan yang harus
dimiliki oleh Pakistan untuk menjaga keselamatan nasional Pakistan yang merasa terancam
dengan program senjata nuklir India yang sudah dimulai lima tahun sebelumnya. Rencana
pembangunan senjata nuklir Pakistan ini pada awalnya tidak mendapat restu dari negaranegara besar penyokong Pakistan, seperti RRT maupun Amerika Serikat yang melihat
program ini terlalu diwarnai kecurigaan antara India dengan Pakistan yang dapat memicu
perang lebih besar lagi daripada dua perang yang pernah terjadi antara kedua negara pada
tahun 1947 dan 1965. Salah satu kutipan yang paling penting terkait pembelaan Zulfiqar Ali
Bhutto terkait program senjata nuklir yang direncanakan adalah sebagai berikut:26
“If India builds the bomb, we will eat grass and leaves for a thousand years, even go
hungry, but we will get one of our own. The Christians have the bomb, the Jews have
the bomb and now the Hindus have the bomb. Why not the Muslims too have the
bomb?”
(Jika India membangun bom [atom], kami akan makan rumput dan dedaunan untuk
seribu tahun, bahkan kelaparan, namun kami akan memiliki [bom atom] milik kami
sendiri. Kaum Kristen memiliki bom, Yahudi memiliki bom dan sekarang Hindu
memiliki bom. Mengapa tidak Muslim juga memiliki bom?)
Meskipun RRT pada awalnya tidak simpatik dengan perencanaan program senjata
nuklir Pakistan ini, melalui pertemuan bilateral antara Presiden Ayub Khan dan Zulfiqar Ali
Bhutto – masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Pakistan – dengan Perdana Menteri
RRT, Zhou Enlai yang dilakukan pada tahun 1964 sudah bernegosiasi mengenai uji coba
senjata nuklir yang telah dilakukan oleh RRT pada tahun yang sama.27 Hanya saja, partisi
25
ibid., hlm. 228
Zuo Mingsheng, op. cit., hlm. 41
27
ibid.
26
Calvin (0906523100)
10
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Bangladesh – yang merupakan wilayah Pakistan Timur sebelum tahun 1971 – atas Pakistan
Barat menyebabkan Pakistan semakin terisolasi dalam pergaulan internasional, termasuk
kehilangan dukungan dari Amerika Serikat dan RRT dalam banyak hal yang menyebabkan
Pakistan dalam pandangan Zulfiqar Ali Bhutto sedang memasuki tahapan yang sama dengan
Jerman pada masa pasca-Perang Dunia I. Hal tersebut menjadikan Pakistan menolak untuk
menandatangani
perjanjian
non-proliferasi
yang
mengharuskan
Pakistan
untuk
mengorbankan program yang sedang dilaksanakannya.
Pakistan pada akhirnya berhasil melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya pada
Mei 1998 yang dinamakan Chagai-I, nama yang diambil dari tempat uji coba – Bukit Chagai,
Provinsi Baluchistan.28 Uji coba senjata nuklir Pakistan ini ternyata bersamaan dengan uji
coba senjata nuklir India yang merupakan kelanjutan dari program Smiling Buddha yang
dinamakan Pokhran-II. 29 Negara-negara Barat dan Jepang secara serentak melakukan
embargo ekonomi terhadap Pakistan dan India untuk waktu yang relatif singkat dalam rangka
program senjata nuklir ini. Begitu pula Amerika Serikat menuduh pemerintah RRT sebagai
aktor utama yang menyokong Pakistan untuk mengembangkan senjata nuklir sehingga
menjadikan Pakistan sebagai negara ketujuh di dunia yang memiliki senjata nuklir secara
terbuka. Bantuan RRT yang paling terlihat jelas dalam program Chagai-I ini adalah
pembelian 5.000 magnet khusus oleh Khan Research Laboratories (KRL) dari sebuah BUMN
RRT pada tahun 1995. Uji coba senjata nuklir termutakhir yang dilakukan oleh Pakistan
dinamakan dengan Chagai-II yang dilakukan pada 30 Mei 1998, hanya beberapa hari setelah
uji coba senjata nuklir yang pertama. Wilayah uji coba dalam program Chagai-II berada di
wilayah Gurun Kharan, Provinsi Baluchistan.30
Penutup
Relasi kedua negara antara RRT dengan Pakistan sebenarnya dapat diibaratkan seperti
relasi Amerika Serikat dengan Israel yang sebenarnya sangat dekat dan menjadikannya
sebagai dua entitas yang tidak terlepas dari kedekatan politik, ekonomi dan tentunya militer.31
28
ibid., hlm. 43
ibid.
30
ibid.
31
Pernyataan ini secara resmi dinyatakan oleh salah satu delegasi RRT untuk merespon kritik tajam diplomat
Amerika Serikat ketika berkunjung ke Beijing pada Oktober 2010 yang melihat RRT yang terlalu menyokong
Pakistan dalam segala hal. Lihat Peter Young, Analysis: Pakistan is our Israel
29
Calvin (0906523100)
11
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
Kajian mengenai hubungan RRT dengan Pakistan dalam urusan militer tentu saja tidak
terlepas dari kepentingan RRT atas Pakistan yang dipakai sebagai sarana membendung
konflik antara RRT dengan India yang berlangsung cukup sengit pada dekade 1960an hingga
1970an. RRT dan Pakistan masing-masing memandang India sebagai negara yang memiliki
permasalahan secara langsung dengan mereka, sehingga hal ini menjadikan kedua negara
menjalin relasi yang sangat dekat dimulai setelah Konflik RRT-India pada tahun 1962 hingga
kini.
Tentu saja menarik untuk diperhatikan bahwa kedua negara memiliki hubungan
bilateral terkait militer yang sangat dekat. Dimulai dari bantuan militer RRT terhadap
Pakistan ketika meletus Perang India-Pakistan pada tahun 1965, pelaksanaan proyek alutsista
gabungan yang menghasilkan tidak sedikit alutsista berteknologi tinggi yang mampu menjadi
alat utama bagi militer Pakistan untuk mempersenjatai diri demi pertahanan negaranya dari
ancaman negara-negara yang terlibat konflik dengan Pakistan secara langsung. Hal tersebut
tentu saja menjadikan Pakistan yang sejak awal kemerdekaannya memiliki militer yang
lemah menjadi lebih kuat dan bahkan termasuk salah satu negara dengan militer yang kuat di
Asia. Hal ini tidak terlepas dari proyek senjata nuklir yang dimiliki oleh Pakistan untuk
mempertahankan keamanan nasional Pakistan yang merasa terancam dari India yang juga
memiliki senjata nuklir sejak tahun 1974.
Hubungan militer RRT dan Pakistan tentu saja belum akan menuju titik jenuh,
mengingat relasi antara RRT dan Pakistan terhadap India masih relatif rapuh, meskipun RRT
dan India sejak abad ke-21 mulai menjalin relasi yang lebih konsolidatif dan intensif terkait
ekonomi – khususnya dalam pengelompokan negara-negara industri baru, BRICS (Brasil,
Rusia, India, RRT dan Afrika Selatan). Meskipun tidak dapat dipungkiri terdapat juga konflik
kecil antara RRT dengan Pakistan, khususnya terkait kelompok separatis Xinjiang Duli
Yundong (Gerakan Kemerdekaan Turkistan Timur) di Xinjiang, Tiongkok yang memiliki
relasi khusus dengan Pakistan, namun relasi yang telah dibangun sejak awal pendirian kedua
negara menjadikan RRT dan Pakistan sebagai salah satu sekutu terbaik yang ada di Asia,
khususnya dalam bidang militer.
(http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2011\09\19\story_19-9-2011_pg3_2). Diakses pada 31
Desember 2011, pukul 09.11 WIB
Calvin (0906523100)
12
Bantuan Republik Rakyat Tiongkok terhadap Militer Pakistan: Perang IndiaPakistan 1965, Alat Utama Sistem Senjata Gabungan dan Nuklir
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cui, Yuanyuan. Bajisitan Kongjun de Zhongguo Zhanji (Beijing: Zhōngguó xuéshù qíkān
diànzǐ zázhì chūbǎn shè, 2005)
Durschmeid, Erik. Beware The Dragon: China: 1,000 Years of Bloodshed (London: Andre
Deutsch, 2008)
Gill, Bates. Rising Star: China’s New Security Diplomacy (Washington DC: Brookings
Institution Press, 2007)
Guoji Zhanwang. Léidiàn kōngjiàng bājīsītǎn de JF - 17 zhàndòujī gǎibiàn cìdàlù kōngzhōng
lìliàng duìbǐ (Beijing: Zhōngguó xuéshù qíkān diànzǐ zázhì chūbǎn shè, 2007)
Ibrahim, Amina. Guarding the State or Protecting the Economy: The Economics Factors of
Pakistan’s Military Coups (London: LSE Press, 2009)
Yang, Cuibai dan Liu Chengqiong. Guózhì: Bājīsītǎn (Beijing: Shèhuì kēxué wénxiàn
chūbǎn shè, 2004)
Zuo, Mingsheng. Zhōngguó xiàng bājīsītǎn chūshòu zhànjī mìwén (Beijing: Zhōngguó
xuéshù qíkān diànzǐ zázhì chūbǎn shè, 2005)
Jurnal
China Security, No. 3 (Summer 2006)
Internet
http://nuclearweaponarchive.org/India/IndiaSmiling.html
http://wn.com/List_of_modern_armament_manufacturers
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2011\09\19\story_19-9-2011_pg3_2
http://www.globalsecurity.org/military/world/pakistan/index.html
http://www.pakdef.info/
http://www.people.com.cn/GB/historic/0521/1669.html
Calvin (0906523100)
13