2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Produksi Padi di Kabupaten Aceh Utara

  . II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

  Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang analisis produksi sehingga akan sangat membantu dalam mencermati masalah yang akan diteliti dengan berbagai pendekatan spesifik sebagai rujukan utama, khususnya penelitian yang menggunakan model fungsi produksi. Selain itu juga memberikan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh para peneliti : 1.

  Nur Riza (2006), melakukan penelitian berjudul analisis penggunaan input dalam upaya meningkatkan produksi padi di Dusun Krajan Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Analisis data menggunakan persamaan fungsi Cobb Douglass. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y). Secara individual variabel-variabel yang mempengaruhi variabel terikat adalah luas lahan (X1), jumlah tenaga kerja (X2), pupuk dan bibit (X3).

  Sedangkan dari ketiga variabel bebas yang paling dominan pengaruhnya adalah luas lahan (X1), karena luas lahan mempunyai nilai koefisien yang paling besar dan signifikan.

  2. Dewi Sahara dan Idris, (2005). Penelitian tentang efisiensi produksi sistem usahatani padi sawah di lahan sawah irigasi teknis di Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dengan menggunakan regresi linear berganda, dilanjutkan dengan uji efisiensi alokatif. Hasil analisis fungsi produksi menunjukkan bahwa luas panen, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh positip terhadap produksi padi sawah dimana peningkatan produksi masih bisa dicapai dengan penambahan ketiga faktor produksi tersebut.

  3. Joko Triyanto (2006) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh input produksi luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk serta pompa air, terhadap produksi padi di Jawa Tengah. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel luas lahan, tenaga kerja, benih dan pompa air, memberikan pengaruh positif yang signifikan hingga taraf kepercayaan 5% terhadap produksi padi. Nilai elastisitas produksinya adalah 1,089 (elastis). Ini berarti bahwa secara umum usaha tani padi di Jawa Tengah dalam skala mendekati constant return to scale. Variabel pupuk mempunyai hubungan yang positif tetapi tidak signifikan dalam mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah, sehingga disarankan untuk melakukan diversifikasi pertanian di luar padi karena nilai elastisitas produksi sudah mendekati kearah constant return to

  scale.

  4. Desky Syahroel (2008), melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jam kerja, jumlah pekerja, pupuk, pestisida, dan bibit/benih terhadap produksi padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Selain itu juga untuk mengetahui hubungan tingkat harga jual gabah optimum terhadap harga input pupuk yang berlaku di Kabupaten Aceh Tenggara. Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah model regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel luas lahan, dan jumlah pekerja yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi. Untuk variabel waktu kerja dan pupuk walaupun positif namun tidak signifikan mempengaruhi produksi padi. Sementara variabel pestisida walaupun signifikan namun korelasinya negatif terhadap produksi padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Laba maksimum bagi petani padi di Kabupaten Aceh Tenggara akan tercapai pada tingkat penggunaan input pupuk sebanyak 131,89 kg, dan pada tingkat harga jual gabah petani sebesar Rp.3.951,13. Adapun tingkat laba yang bisa dicapai petani pada tingkat produksi rata-rata 1.820,42 kg adalah sebesar Rp.6.731.101,07.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Tanaman Padi

  Tanaman padi merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam golongan rumput-rumputan. Padi mempunyai umur yang pendek yaitu kurang dari satu tahun, hanya satu kali produksi, setelah berproduksi maka akan mati atau dimatikan. Tanaman padi dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan keadaan berasnya, cara dan tempat bertanam, dan menurut umurnya (AAK, 1990). Tahapan proses produksi tanaman padi, antara lain : 1.

  Pembibitan.

2. Pengolahan Tanah 3.

  Penanaman 4. Pemeliharaan Tanaman 5. Pemanenan 6. Pasca Panen

2.2.2. Pengertian Usahatani

  Menurut Suratiyah (2006) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara petani mengelola input atau faktor - faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga penerimaan usahataninya meningkat.

  Tohir (1991) mengatakan usahatani terdiri dari usahatani swasembada sejati dan usahatani niaga. Usahatani sejati merupakan usahatani yang secara murni sungguh diusahakan untuk memperoleh produksi yang diperlukan untuk menutupi keperluan primer dari keluarga petani. Sedangkan usahatani niaga merupakan usahatani yang telah melakukan pengelolaan atas dasar teknologi dan ekonomi perusahaan dan ditujukan untuk memenuhi keperluan pasar. Usahatani dapat dikatakan berhasil bila sudah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a.

  Usahatani harus menghasilkan cukup produksi untuk membayar biaya semua alat-alat yang diperlukan.

  b.

  Usahatani harus dapat menghasilkan produksi yang dapat dipergunakan dalam usahatani tersebut.

  c.

  Usahatani harus dapat meningkatkan upah tenaga kerja petani dan keluarganya yang dipergunakan dalam usahatani secara layak.

  d.

  Usahatani yang bersangkutan harus paling sedikit berada dalam keadaan seperti semula, jadi harus dapat memelihara diri sendiri.

  e.

  Usahatani harus dapat pula membayar tenaga kerja petani sebagai manajer yang harus mengambil keputusan mengenai apa yang harus dijalankan, bilamana, dimana, dan bagaimana.

  Mengelola usahatani untuk meningkatkan produksi, petani harus mampu mengkombinasikan beberapa faktor produksi seoptimal mungkin, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan produksi dan penerimaan serta sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup petani untuk sendiri dan keluarga.

  2.2.3. Teori Produksi

  Produksi adalah proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses poduksi dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu proses produksi (Sri Adiningsih, 1995). Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai guna atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan jasa.

  Sesuai dengan pengertian produksi diatas, maka produksi pertanian dapat dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung pengertian bahwa guna dan manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan pemeliharaan.

  2.2.4. Faktor Produksi

  Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi diistilahkan dengan input. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Soekartawi, 2003), antara lain: a. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dsb.

  b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan sebagainya.

  Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu.

  Proses produksi menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi tertentu dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi produksi pertanian.

  a) Lahan

  Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan usahatani misalnya sawah, tegal dan pekarangan. Sedangkan tanah pertanian adalah tanah yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian. Ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasi ke ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar. Di samping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah juga diperhatikan (Soekartawi, 1995).

  b) Benih

  Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (AAk, 2006).

  Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat dari keadaan fisik benih dan kemurnian benih. Benih yang bersertifikat atau berlabel dapat diperoleh pada kios-kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut merupakan benih sebar (extension seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh para penangkar benih atau kebun-kebun benih. Varietas yang ditanam hendaknya selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman dan ketahanan terhadap lama serta penyakit (AAk, 2006).

c) Pupuk

  Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, tanaman memerlukan bahan makanan berupa unsur hara, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Jika tanah untuk media tumbuh tidak tersedia cukup unsur hara yang diperlukan, maka harus diberikan tambahan unsur-unsur tersebut ke dalam tanah. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi tanaman, hal ini dapat berpengaruh bila dosis yang diberikan tepat .

  Penambahan unsur hara dapat dilakukan melalui pemupukan sehingga diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah antara lain menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian atau erosi dan yang terangkut saat panen. Pemberian pupuk merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman. Konsepsi pemupukan berimbang menyarankan agar dalam budidaya tanaman padi tidak hanya dipupuk N dan P saja, tetapi perlu dipupuk K, S dan .

d. Curahan Tenaga Kerja

  Menurut Payaman Simanjuntak (1995) yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah

  “Penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih, yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan sedang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.” Adapun menurut Butar-butar (2010)

  bahwa penggolongan tenaga kerja berdasarkan umur pada usahatani terdiri dari dua golongan yaitu tenaga kerja anak-anak (umur 10 - <15 tahun) dan tenaga kerja dewasa ( umur ≥ 15 tahun) dengan standar konversi 7 jam kerja efektif/ hari.

  Faktor tenaga kerja disini dapat dilihat dari jumlah curahan kerja. Dalam usahatani tenaga kerja dibedakan atas dua macam yaitu menurut sumber dan jenisnya. Menurut sumbernya tenaga kerja berasal dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya didasarkan atas spesialisasi pekerjaan kemampuan fisik dan keterampilan dalam bekerja yang dikenal tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga dipengaruhi oleh skala usaha, semakin besar skala usaha maka penggunaan tenaga kerja cenderung semakin meningkat. Penilaian terhadap penggunaan tenaga kerja biasanya digunakan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan “Hari Orang Kerja” atau HOK. Namun, tidak selamanya penambahan dan pengurangan tenaga kerja mempengaruhi produksi, karena walaupun jumlah tenaga kerja tidak berubah tetapi kualitas dari tenaga kerja lebih baik maka dapat mempengaruhi produksi (Soekartawi, 2002).

2.2.5. Fungsi Produksi

  Fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara faktor-faktor produksi (input) dan hasilnya (output) (Sudarsono,1998). Fungsi produksi menggambarkan tingkat teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Apabila teknologi berubah, maka berubah pula fungsi produksinya. Secara singkat fungsi produksi sering didefinisikan sebagai suatu tabel persamaan matematika yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu faktor produksi tertentu dan pada tingkat teknologi tertentu pula (Ari Sudarman, 1999).

  Berdasarkan landasan teori, terdapat berbagai macam fungsi produksi, antara lain : fungsi produksi Cobb-Douglass, fungsi produksi linear, fungsi produksi kuadratik, fungsi produksi eksponensial, fungsi produksi constant

  elasticity of substitution (CES), fungsi produksi transidental dan fungsi produksi

  translog (Soekartawi, 1994). Penyajian fungsi produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dalam bentuk grafik, tabel atau dalam persamaan sistematis. Secara sistematis, fungsi produksi dapat ditunjukkan dengan persamaan :

   Yf (

  X 1 ,

  X 2 , x 3 ,......... , xn )

  ………………………………………… (1) 

  Dimana Y : hasil produksi fisik (output)

  X X n : faktor-faktor produksi (input) 1……..........

  Fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah hasil produksi sangat tergantung pada faktor-faktor produksi merupakan fungsi dari faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam melakukan usaha pertanian, seorang petani akan selalu berusaha untuk mengalokasikan input yang dimilikinya seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan output yang maksimal (profit maximization). Tetapi jika petani dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam melakukan usahanya, maka petani akan mencoba memperoleh keuntungan dengan kendala biaya yang dihadapinya. Tindakan dilakukan petani adalah dengan mengusahakan untuk memperoleh keuntungan yang besar dengan penekanan biaya yang sekecil-kecilnya (cost minimization). Kedua pendekatan ini mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan maksimal dengan pengalokasian input seefisien mungkin.

2.2.6. Fungsi Produksi Linier

  Fungsi produksi linier menunjukkan bahwa penambahan input akan menyebabkan perubahan terhadap output. Perubahan ini bisa bertambah, bisa berkurang. Fungsi produksi linier terbagi ke dalam dua bentuk formula yaitu linier sederhana dan linier berganda. Formulasi model linier sederhana adalah variabel

   input yang dipakai dalam model hanya satu : Y = a + bX [dimana a = intersep (perpotongan) atau nilai konstanta; b = koefisien regresi atau slope (kemiringan),

   seperti diilustrasikan pada gambar 1. Apabila nilai dari konstanta nol, maka Y = bX. Karena itulah maka koefisien regresi (slope) itu menunjukan produksi marginal (PM) artinya perubahan produksi sebagai akibat adanya perubahan tambahan faktor produksi, dan dapat ditulis: b = (∂Y/∂X). ini sebagai ciri khas dari rumus produksi marginal (marginal product). Implementasi dari model linier sederhana (simple regression) ini sering kali dipakai untuk menjelaskan fenomena yang berkaitan untuk menjelaskan hubungan dua variabel. Kelebihan dari model sederhana ini sering digunakan karena analisisnya mudah dilakukan dan hasilnya lebih mudah dimengerti dan cepat. Sedangkan kelemahannya terletak pada jumlah variabel input (X) yang digunakan hanya satu dalam model, sehingga akan kehilangan informasi tentang variabel yang tidak dimasukan dalam model tersebut.

  Informasi akan dapat diperoleh secara banyak (lengkap) apabila menggunakan variabel X yang lebih dari satu atau yang dikenal dengan fungsi produksi linier berganda. Dalam bahasa ekonometrika disebut dengan garis regresi berganda (multiple regression), secara matematis dapat ditulis dalam

   bentuk model umum, yakni Y = f(X

  1 ,X 2 ,X

  3

  , …, Xn) dan untuk memudahkan dalam pengartian (interpretation) dapat ditulis dalam bentuk model spesifik, yakni 

  Y = b o + b

  X n . untuk memperoleh nilai dari koefisien regresi (b i )

  • … + b harus dilakukan dengan proses estimasi yang dipelajari pada ilmu ekonometrik.

  1 X 1 n

  Kelebihan dari bentuk linier ini adalah dapat diinterpretasikannya secara langsung.

  Y  fungsi Linier Y = a + b X

  Nilai slop (kemiringan) nilai konstanta (a)

  0 X Sumber : Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi.

  Gambar 1: Bentuk Kurva Linier

2.3. Kerangka Pemikiran

  Kerangka pemikiran ini beranjak dari satu tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi padi baik di kecamatan yang memiliki produksi tinggi, sedang maupun rendah. Untuk melihat perbedaan tersebut maka digunakan faktor-faktor produksi sebagai berikut antara lain luas lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja yang diduga mempunyai pengaruh terhadap naik turunnya produksi padi di ketiga daerah tersebut. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksinya maka dapat dianalisis penyebab perbedaan produktivitas dan produksi di daerah penelitian.

  Fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara faktor-faktor produksi (input) dan hasil produksinya (out put). Produksi padi sawah ditentukan oleh penggunaan faktor produksi seperti lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja. Penggunaan faktor produksi di berbagai lokasi tidak selalu sama tergantung kepada kemampuan ekonomi petani dan pengetahuan dalam berusahatani.

  Perbedaan jumlah dan kualitas faktor produksi yang digunakan akan mempengaruhi hasil yang didapatkan.

  PRODUKSI Fungsi Produksi Linier Faktor – faktor Produksi Padi Faktor Faktor – faktor Produksi Padi – faktor Produksi Padi Di Kecamatan Sawang Di Kecamatan Meurah Mulia Di Kecamatan Tanah pasir (Lahan, Benih, Pupuk, Tenaga (Lahan, Benih, Pupuk, Tenaga

(Lahan, Benih, Pupuk, Tenaga

kerja) Produksi Produksi

  Produksi kerja) kerja) Produktivitas Produktivitas Produktivitas Pendapatan Pendapatan Pendapatan Kesejahteraan Kesejahteraan Kesejahteraan

  Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

2.4. Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban sementara tentang permasalahan yang mau dianalisis. Pada dasarnya hipotesis juga menggambarkan kesimpulan sementara tentang perilaku variabel-variabel yang digunakan dalam model, yang akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu uji statistik. Berkenaan dengan hal itu maka hipotesis yang dirumuskan untuk penelitian ini adalah :

  1. Usahatani padi sawah di daerah penelitian menguntungkan dan layak dikembangkan secara ekonomi.

  2. Faktor produksi luas lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi padi di tiga kecamatan.

  3. Perbedaan produktivitas padi di tiga kecamatan disebabkan oleh perbedaan kualitas faktor produksi dan karakteristik petani.