BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas - Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan Pada Perusahan Gas Negara(Persero) Tbk

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan

  kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese

  Gas en

Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik

  Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

  Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

  27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring dengan perubahan status perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka, anggaran

  15

    Dasar Perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari Fathiah Helmi SH tanggal 13 November 2003, yang antar lain berisi tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.

  Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000 saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru.

  Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan “PGAS” .

2.2. Landasan Hukum

  Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan antara lain :

1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian.

  2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas, maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.

  3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996 tentang Pengesahaan badan Hukum.

  4. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No. C- 19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.

  5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

  6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

  7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.

2.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN

  Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN:

  2.3.1 Visi PGN : Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

  2.3.2 Misi PGN :

  Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders melalui : a.

  Penguatan bisnis inti di bidang ransportasi niaga gas bumi dan pengembangannya.

  b.

  Pengembangan usaha pengelolaan gas.

  c.

  Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri gas. d.

  Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya.

2.3.3 Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) : a.

  Profesionalisme / Profesionalism.

  b.

  Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement.

  c.

  Integritas / Integrity.

  d.

  Keselamatan.

2.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan

  2.4.1 Strategi Perusahaan

  Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.

  2.4.2 Tujuan Perusahaan

  Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 sebagai berikut :

  1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

  2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.

2.5. Struktur Organisasi

  Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak tumpah tindih (over lapping). Struktur organisasi yang telah dibuat akan membantu memberikan pengertian yang jelas dengan pembagian tugas yang ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja mengetahui dari mana sumber perintah dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab.

  Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh karena itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada dapat optimal.

  Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara merupakan struktur organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang secara vertikal serta hubungan antar bagian secara horizontal.

  Struktur Organisasi Perusahaan Gas Negara(Persero) Tbk Distribusi Wilayah III dapat dilihat pada Lampiran.

2.6 Job Description

  Berikut adalah uraian pekerjaan (Job Description) untuk setiap departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

1. General Manager

  Fungsi General Manager : mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha

  General Manager

  distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.

  Tugas General Manager : a.

  Menetapkan , mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran.

  b.

  Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa gas serta fasilitas penunjangnya.

  c.

  Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

  d.

  Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan.

  e.

  Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.

  f.

  Mengendalikan pengelolaan kegiatan keuangan dan kegaitan SDM, serta pengelolaan kegiatan tanggung-jawab sosial dan lingkungan perusahaan.

  g.

  Mengendalikan pengelolaan keolgistikan dan administrasi umum.

  h.

  Mengendalikan pelaksanaan manajemen resiko, sistem dan prosedur yang berlaku, serta Good Corporate Govermance dan Budaya Perusahaan untuk peningkatan kinerja SBU. i.

  Mengendalikan perjanjian dan kerja sama lainnya, pengelolaan bantuan hukum serta pengelolaan kegiatan kehumasan.

  2. Departemen Keuangan dan SDM

  Fungsi Departemen Keuangan dan SDM : Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan secara optimal.

  Tugas Departemen Keuangan dan SDM : a.

  Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

  b.

  Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di dalam organisasi SBU.

  c.

  Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM.

  d.

  Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.

  e.

  Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

  f.

  Mengendalikan penyusunan laporan periodik departemen keuangan dan SDM sebagai dasar melakukan analisa untuk memastikan pencapaian target kinerja, dan menetapkan langkah tindak lanjut yang tepat.

  3. Dinas Keuangan

  Fungsi Dinas Keuangan : Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,akuntasi,perpajakan serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

  Tugas Dinas Keuangan : a.

  Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

  b.

  Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

  c.

  Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban.

  d. dropping ke kantor pusat.

  e.

  Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU.

  f.

  Mengendalikan pengelolaan rekening bank SBU.

  g.

  Mengelola dan mengendalikan asuransi atas aset.

  h.

  Memastikan keabsahan serta mengendalikan proses pencairan jaminan pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan. i.

  Mengelola dan mengendalikan kegiatan akuntasi dan penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap. j.

  Mengelola dan mengendalikan kegiatan perpajakan. k.

  Mengkoordinasikan rencana program dan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta mengevaluasi laporan pelaksanaanya.

4. Seksi Anggaran

  Fungsi Seksi Anggaran : Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA

  SBU.

  Tugas Seksi Anggaran : a.

  Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.

  b.

  Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .

  c.

  Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

  d.

  Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya /Unit kerja.

  e.

  Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

  f.

  Menyusun laporan pencapaian RKA SBU.

  g.

  Menyusun usulan realokasi RKA SBU apabila diperlukan.

5. Seksi Perbendaharaan

  Fungsi Seksi Perbendaharaan : Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian Perbendaharaan SBU.

  Tugas Seksi Perbendaharaan : a.

  Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.

  b.

  Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

  c.

  Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan penerimaan dana.

  d.

  Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke Kantor Pusat. e.

  Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.

  f.

  Mengevaluasi keabsahan dan melakukan pencairan jaminan pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan.

  g.

  Menyusun usulan penutupan asuransi ke Kantor Pusat dan melaksanakan penutupan asuransi yang belum ditutup oleh Kantor Pusat.

6. Seksi Akuntansi

  Fungsi Seksi Akuntansi : Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan. Tugas Seksi Akuntansi : a.

  Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.

  b.

  Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.

  c.

  Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan aset tetap.

  d.

  Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.

  e.

  Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan RKAP.

  f.

  Melakukan evaluasi dan review pengenaan tarif perpajakan atas transaksi keuangan.

  g.

  Melakukan pengendalian atas kegiatan administrasi perpajakan melalui pembuatan kertas kerja perpajakan yang meliputi perhitungan, rekonsialiasi dan ekualisasi. h. Menyusun dan mengevaluasi laporan perpajakan termasuk membuat Surat Setoran Pajak serta laporan pajak berupa Surat pemberitahuan (SPT).

7. Seksi TJSL

  Fungsi Seksi TJSL : Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

  Tugas Seksi TJSL : a.

  Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

  b.

  Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

8. Dinas SDM

  Fungsi Dinas SDM : Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Tugas Dinas SDM : a.

  Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi SDM.

  b.

  Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .

  c.

  Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SDM.

  d.

  Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi. e.

  Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

  f.

  Memastikan pelaksanaan peraturan perusahaan dan berjalannya kegiatan hubungan industrial sesuai dengan aturan yang berlaku.

  g.

  Menindaklanjuti keluhan dan perselisihan pekerja kepada pihak yang terkait.

9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM

  Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM : a.

  Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan pekerja.

  Melaksanakan analisa kebutuhan diklat pekerja berdasarkan analisa kesenjangan kompetensi.

  h.

  Mengelola program pendidikan dan pelatihan pekerja yang diselenggarakan oleh SBU.

  g.

  Menyusun dan melaksanakan program apresiasi terhadap pekerja yang berprestasi.

  f.

  e.

  Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

  Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.

  d.

  Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM : Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia.

  c.

  Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat.

  b.

  Melakukan analisa kesenjangan kompetensi . i.

  Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanan kegiatan pembinaan SDM melalui pengelolaan manajemen kinerja dan counseliung bagi pekerja yang membutuhkan. j.

  Menfasilitasi penyusunan Sasaran Kinerja Individu (SKI), Penilaian Kinerja Pekerja (PKP) dan cascading KPI. k.

  Melaksanakan pembinaan dan mengelola program mentoring bagi siswa calon pekerja baru dan calon pekerja. l.

  Menyusun usulan penyempurnaan uraian jabatan.

10. Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial

  Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial : Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi, pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada. Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial : a.

  Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing dan biaya lain yang terkait.

  b.

  Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja.

  c.

  Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan.

  d.

  Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja.

  e.

  Melakukan pelayanan duka cita pekerja.

  f.

  Memastikan kemuktahiran dan keakuratan data kepegawaian dalam HRIS. g.

  Melakukan penyusunan TOR, monitoring serta pengawasan kontrak jasa outsorcing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  h.

  Melaksanakan administrasi dan pengendalian tenaga kerja outsourching. i.

  Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), penanganan keluhan dan perselisihan pekerja. j.

  Menindaklanjuti permasalahan pekerja yang melakukan tindakan indisipliner dan permasalahan hubungan industrial lainnya. k.

  Melaksanakan administrasi dan monitoring kontrak jasa profesi dan tenaga ahli. l.

  Melaksanakan pengusrusan perijinan, pelaporan-pelaporan serta pengawasan ketenagakerjaan ke Dinas Tenaga kerja atau Instansi terkait.

2.7 Jaringan Usaha/Kegiatan

  Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha distribusi (penjualanan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan kegitan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa tarnsmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan industri.

2.7.1 Kegiatan Usaha Distribusi

  PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari total pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupkan pelaku utama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%.

  Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia yaitu Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru yang di dukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km dengan kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pemebelian sebelum diperlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilaya distribusi Jawa bagian Barat. Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas bumi secara langsung dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, sebagai berikut : a.

  SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung. b.

  SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari Surabaya- Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan Makasar.

  c.

  SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru.

2.7.2 Kegiatan Usaha Transmisi

  Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengankut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee).

  Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.

  PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia. Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Grissik-Duri dan Grissik- Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonsia (Transgapindo).

2.8 Kinerja Usaha Terkini

  PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.

  Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM.

  Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa.

  Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri, PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini merupakan upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia."

  Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun 2012 senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar (2012) menjadi US$ 4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$ 2,3 miliar menjadi US$ 2,7 miliar.

  Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun 2012 sebanyak 807 MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak perusahaan yaitu PT Transportasi Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun tipis dari 877 MMSCFD ke 854 MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas oleh usaha transmisi ini disebabkan oleh berhentinya penyaluran gas ke PLN Medan akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas oleh oftaker Singapura.

  Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny, usaha distribusi gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan menggunakan minyak.

  "Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai BUMN,

  effect

  PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi energi ke gas bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia,". Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga.

  Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN tahun ini diantaranya adalah : Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka program PGN Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas, serta pembangunan 16 SPBG dan MRU di Indonesia.

  Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran untuk pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak US$ 200 juta digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US$ 650 juta untuk investasi di sektor hulu.

  "Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas bumi di berbagai segmen pelanggan.

2.9 Rencana Kegiatan

  PGN memproyeksikan pencapaian visi melalui upaya-upaya transformasi dalam beberapa tahapan, yaitu: tahap perkuatan pondasi dan kapabilitas internal yang telah dimiliki, diikuti tahap perluasan kapabilitas pada area-area usaha baru. Area-area usaha baru dipilih untuk mencapai sasaran strategis pemenuhan pasokan gas, perkuatan usaha eksisting, peningkatan keuntungan, pemanfaatan kapabilitas yang dimiliki, dan diversifikasi usaha di luar usaha eksisting. Tahap selanjutnya merupakan tahap perbaikan yang berkelanjutan dan ekspansi usaha yang agresif sebagai tahap perwujudan sebagai perusahaan kelas dunia. Sebagai bagian dari pelaksanaan.

  PGN membagi area bisnisnya menjadi empat Unit Bisnis Strategis dengan fokus geografis masing-masing :

  1. SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan hingga Jawa Barat (termasuk Jakarta – Bogor).

  2. SBU Distribusi Wilayah II, mencakup Jawa Timur.

  3. SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Pekanbaru dan Kepualauan Batam.

  4. SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transportasi Gas Indonesia, mengelola bisnis transmisi gas bumi untuk jaringan Grissik-Duri dan Grissik-

  Singapura.

  PGN telah menyusun Rencana Kegiatan Jangka Panjang 2010- 2020 dan Rencana Usaha Perusahaan 2010-2014 untuk menjadi panduan dalam pengembangan dimasa mendatang dalam mencapai visi dan misi PGN, diantaranya pembangunan LNG Receiving Terminal, pengembangan dan pemanfaatan CNG dan pembangunan jaringan pipa distribusi Jawa Barat. Rencana Kegiatan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk : 1.

  Distribusi Perusahaan telah mengembangkan bisnis distribusi gas bumi melalui jaringan pipa dari 3,187 km panjang dengan kapasitas 692 MMSCFD, yang terdiri dari kota-kota utama di Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Banten, Karawang, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru.

  Jaringan distribusi dan fasilitas yang dikelola oleh tiga unit SBU Distribusi dengan pengembangan berdasarkan wilayah kerja. Distribusi adalah bisnis utama companyâ € ™ s yang kontribusi pendapatan sebesar 83,4 % dari total pendapatan pertahun.

  2. Pasokan Gas Perusahaan memenuhi kebutuhan pasar gas alam melalui beberapa sumber daya gas yang dipasok oleh Pertamina dan Kontraktor Kontrak Bagi Hasil, melalui Perjanjian Jual Beli Gas untuk jangka waktu 5 sampai 20 tahun. Perjanjian jangka panjang dimaksudkan untuk memastikan bahwa PGN mendapat pasokan gas alam terus, sehingga kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan dapat dipertahankan dengan baik.

  3. Transmisi PGN mengangkut gas melalui jaringan transmisi dari pemasok hulu kepada pengguna akhir . Perusahaan saat ini mengoperasikan tiga jaringan pipa transmisi dengan panjang gabungan sekitar 1.015 km, Grissik ke Duri (operasional pada tahun 1998), Grissik ke Singapura ( operasional pada tahun 2003 ) , dan Medan, Jakarta / Bogor (operasional pada tahun 1991).

4. Konsumen

  Para pelanggan perusahaan dibagi menjadi tiga kategori, rumah tangga, komersial dan industri yang. Dari sisi jumlah, pelanggan rumah tangga mewakili 97 % dari total pelanggan, sedangkan sisanya 3 % oleh komersial dan industri. Namun, pelanggan industri menyerap 98 % dari total volume, sedangkan sisanya 2 % yang diambil oleh rumah tangga dan pelanggan komersial. Strategic Business

  

Unit (SBU) .Distribusi adalah unit yang ditugaskan untuk langsung mengelola

  kegiatan usaha distribusi gas bumi. PGN fokus kepada upaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan.Sehingga untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar ada beberapa hal yang dilakukan oleh PGN, diantaranya adalah: a.

  Rutin melakukan temu pelanggan, sharing session dan visitasi Account

  Executive ke lokasi pelanggan untuk lebih mendengar keluhan dan masukan dari pelanggan dan menyampaikan informasi terkini seputar bisnis gas bumi.

  Semua kegiatan tadi diadakan di semua SBU dan/atau Area Penjualan dan Layanan yang ada di PGN.

  b.

  Membuat mekanisme pembayaran melalui PPOB (Payment Point Online

  Bank ) dengan bank nasional. Dengan PPOB ini pelanggan rumah tangga dan

  pelanggan kecil yang dulu harus membayar tagihan gas di loket kantor PGN dan datanya belum terintegrasi ke sistem billing PGN, kini dapat membayar tagihan melalui bank dan langsung terkoneksi dengan sistem billing PGN.

  c.

  Aktif mencari tambahan pasokan gas baru.Untuk memenuhi pemintaan energi gas bumi yang besar, PGN aktif mencari tambahan pasokangas baru. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menjalin kerjasama/perjanjian jual beli dengan BUMN/BUMD yang memiliki kontrak/jatah alokasi gas. Melalui sinergi dengan BUMN/BUMD, utilisasi gas bumi dapat segera dilaksanakan karena infrastruktur PGN sudah siap dan dapat menekan biaya bagi BUMN/BUMD karena mereka tidak perlu mengalokasikan dana dan mencari pinjaman untuk membangun infrastruktur baru.