Aspek Standar 1: Profesionalisme Elemen Standar Deskripsi Ideal

  Lampiran 1. Perhitungan jumlah responden menggunakan instrumen Raosoft

  Lampiran 2. Draf Standar Praktik Farmasi Komunitas Aspek Standar 1: Profesionalisme Elemen Standar Deskripsi Ideal Dalam melaksanakan pengabdian profesi,

  1.1. Akuntabilitas dalam memenuhi apoteker senantiasa berpegang teguh pada sumpah/janji apoteker sumpah/janji apoteker Indonesia

  Setiap hari pada jam buka, minimal ada satu apoteker pendamping untuk

  1.2. Pelayanan apoteker memastikan terpenuhinya pelayanan apoteker Dalam bertindak dan mengambil

  1.3. Akuntabilitas dalam memenuhi kode keputusan, apoteker berpedoman pada etik apoteker Indonesia prinsip-prinsip Kode Etik Apoteker Indonesia Apoteker mempunyai komitmen bekerja

  1.4. Komitmen bekerja sesuai standar kefarmasian Apabila berhalangan /terlambat hadir

  1.5. Komitmen kehadiran segera memberitahu kepada individu yang tepat di tempat kerja Apoteker menyelesaikan semua tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dengan

  1.6. Tanggungjawab berpedoman pada standar prosedur opersional Penyelesaian semua pekerjaan di apotek,

  1.7. Kualitas kerja dilakukan dengan berpedoman pada standar praktik Menunjukkan kinerja terbaik sesuai standar

  1.8. Pencapaian penghargaan praktik

  Lampiran 2. Draf Standar Praktik Farmasi Komunitas (Sambungan) Elemen Standar Deskripsi Ideal Apoteker memberikan alternatif pilihan

  1.13. Pelayanan terkait ketidakmampuan untuk pemenuhan kebutuhan pasien sesuai pasien untuk membayar kemampuan bayar

  Apoteker membangun hubungan profesional dengan dokter untuk

  1.14. Hubungan profesional dengan dokter kemungkinan manajemen terapi terbaik bagi pasien Apoteker melakukan konsultasi dan

  1.15. Konsultasi dengan apoteker lain kerjasama dengan apoteker/apotek lain Apoteker melaporkan kejadian kesalahan terapi walaupun tidak ada orang lain yang

  1.16. Kesalahan terapi menyadari, untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya dengan baik Apoteker merespon kritik konstruktif,

  1.17. Kritik konstruktif melalui penyediaan kotak saran Apoteker mengikuti seminar/pelatihan yang

  1.18. Belajar sepanjang hayat diselenggarakan organisasi profesi/perguruan tinggi farmasi Apoteker memiliki fasilitas yang

  1.19. Program pengembangan profesi disediakan apotek dalam program berkelanjutan untuk peningkatan pengembangan profesi berkelanjutan bagi kompetensi peningkatan kompetensi

  Apoteker secara teratur melakukan

  1.20. Penilaian sendiri atas kompetensi dan penilaian sendiri atas kompetensi dan aktivitas profesional aktivitas profesional

  Apoteker memiliki fasilitas akses tak

  1.21. Akses ke jasa informasi untuk terbatas yang disediakan apotek ke sumber

memungkinkan praktik efisien informasi internet dan berbagai literatur

  Lampiran 2. Draf Standar Praktik Farmasi Komunitas (Sambungan) Elemen Standar Deskripsi Ideal Penyimpanan sediaan farmasi didukung fasilitas yang lengkap: lemari pendingin khusus, rak yang memenuhi persyaratan

  2.3. Penyimpanan sediaan farmasi penyimpanan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan, dan ditata untuk mempermudah pencarian Membuat penandaan bagi obat-obat yang 1 tahun terakhir akan kadaluwarsa dan

  2.4. Obat kadaluwarsa / rusak memisahkan obat-obat yang sudah kadaluwarsa/ rusak Penataan lingkungan apotik sesuai dengan

  2.5. Penataan lingkungan apotek fungsi area/ruangan yang mencerminkan pengaturan profesional Area konseling tertutup/ terpisah dari

  2.6. Area Konseling kegiatan lain

  2.7. Ruang Tunggu Mempunyai ruang tunggu yang nyaman Keuntungan diambil dengan menerapkan

  2.8. Keuntungan HET, untuk memenuhi biaya tetap apotek Apoteker menerima imbalan sesuai imbalan

  2.9. Imbalan yang telah ditetapkan, ditambah insentif sesuai dengan perolehan laba

ASPEK STANDAR 3: DISPENSING

  Dilakukan penilaian persyaratan

  3.1. Persyaratan Administratif Resep administratif resep Penyerahan obat atas resep dokter

  3.2. Penyerahan obat atas resep dokter dilakukan oleh apoteker

  Lampiran 2. Draf Standar Praktik Farmasi Komunitas (Sambungan) Elemen Standar Deskripsi Ideal Apoteker menyampaian Three prime

  4.2. Three prime questions questions pada penyerahan obat melalui resep

  4.3. Komunikasi dengan dokter tentang Apoteker melakukan komunikasi dengan kemajuan terapi pasien dokter tentang kemajuan terapi pasien Apoteker mempertimbangankan kesesuaian

  4.4. Kesesuaian farmasetik farmasetik

  4.5. Pertimbangan Klinis Apoteker melakukan pertimbangan klinis Apoteker membuat Catatan Pengobatan

  4.6. Catatan Pengobatan Pasien Pasien Apoteker melakukan Monitoring

  4.7. Monitoring Penggunaan Obat Penggunaan Obat Apoteker melakukan pemilihan pengobatan

  4.8. Pemilihan pengobatan tanpa resep tanpa resep yang paling sesuai bagi pasien Apoteker melakukan rujukan pasien ke

  4.9. Rujukan pasien ke dokter dokter

ASPEK STANDAR 5: PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

  5.1. Penyediaan informasi kesehatan bagi Apoteker menyediakan informasi kesehatan masyarakat bagi masyarakat

  5.2. Penyediaan informasi obat bagi pasien Apoteker menyediakan informasi obat bagi dan tenaga kesehatan lain pasien dan dokter Kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui diseminasi

  5.3. Kegiatan peningkatan kesehatan informasi: penyebaran leaflet/brosur atau masyarakat

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penelitian disertasi Doktor Ilmu Farmasi pada Fakultas Farmasi USU Medan, dengan judul “Model Revitalisasi Praktik Farmasi Komunitas di Indonesia”, saya membutuhkan sejumlah data melalui beberapa kuesioner. Untuk maksud tersebut, saya mohon kesediaan Teman Sejawat meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner pertama sebagaimana Teman Sejawat terima melalui e-mail atau facebook, atau Teman sejawat temukan di grup diskusi ini, dan selanjutnya klik "kirim" setelah diisi. Pernyataan yang akan Teman Sejawat tanggapi terdiri dari "elemen praktik yang diusulkan" dan "::: →deskripsi idealnya" Saya sangat berharap Teman Sejawat memberikan identitas secara jujur dan apa adanya, bukan berdasarkan apa yang seharusnya. Tidak ada jawaban yang salah dalam kuisioner ini. Semua jawaban dan identitas Teman Sejawat akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Selanjutnya untuk memberikan gambaran secara singkat, di bawah ini saya sampaikan abstak terkait kuesioner ini. Akhirnya atas keluangan waktu dan ketulusan Teman Sejawat sebagai responden, saya ucapkan terimakasih Peneliti, Wiryanto Fakultas Farmasi USU Medan ABSTRAK Praktik farmasi komunitas di Indonesia saat ini dideskripsikan sebagai praktik yang tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak mengacu pada kaidah- kaidah profesi. Praktik yang terjadi hanya sebagai kegiatan transaksi jual beli komoditas bernama obat tanpa standar praktik dan dilakukan bukan oleh apoteker. Berbagai upaya perbaikan telah dilakukan, akan tetapi praktik farmasi komunitas tetap saja berlangsung mengikuti caranya sendiri. Obat tetap dikelola sebagai komoditas ekonomi yang seolah tanpa risiko pada penggunaannya, obat keras dijual tanpa resep dokter dan dilakukan oleh siapa saja. Tujuan penelitian adalah tersedianya model konseptual revitalisasi praktik farmasi komunitas/apotek, yang dirancang dengan mempertimbangkan berbagai aspek permasalahan praktis di lapangan, mengakomodir pendapat dan masukan para apoteker praktisi, akademisi dan tokoh pemerhati farmasi komunitas/apotek di Indonesia. Model

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas (Sambungan)

IDENTITAS RESPONDEN

  Jenis Kelamin

   Laki-laki

   Perempuan Alumnus Apoteker

   USU

   UNAND

   UI

   ITB

   UNPAD  UGM

   UNAIR

   UNHAS

   Yang lain: Tahun Lulus Apoteker Pengalaman sebagai Apoteker Pengelola Apotek Frekuensi Kehadiran di Apotek

   Selama apotek buka  Setiap hari, pada jam tertentu

   2-3 x seminggu

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas (Sambungan)

  Pekerjaan Lain Selain Sebagai APA

   Tidak ada

   PNS

   Non PNS

  Kota Alamat Apotek: Kuesioner Elemen-elemen Praktik Farmasi Komunitas Aspek Standar 1: Profesionalisme

  Sangat Sangat Tidak Tidak Setuju Netral

  Setuju Setuju Setuju

  1.1. Akuntabilitas dalam memenuhi sumpah / janji apoteker ::: →Dalam melaksanakan pengabdian profesi, apoteker senantiasa berpegang teguh pada sumpah / janji apoteker Indonesia

  1.2. Pelayanan apoteker ::: →Setiap hari pada jam buka, minimal ada satu apoteker pendamping untuk memastikan terpenuhinya pelayanan apoteker

  1.3. Akuntabilitas dalam memenuhi kode etik apoteker Indonesia ::: →Dalam bertindak dan mengambil keputusan, apoteker berpedoman pada prinsip-prinsip Kode Etik Apoteker Indonesia

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas (Sambungan)

  Sangat Sangat Tidak Setuju Netral Tidak Setuju Setuju

  Setuju

  1.8. Pencapaian penghargaan ::: →Menunjukkan kinerja terbaik sesuai standar praktik

  1.9. Kemandirian ::: →Apoteker mandiri dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, tanpa intervensi orang lain

  1.10. Akuntabilitas dalam memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat ::: →Pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi masyarakat, berpedoman pada standar prosedur opersional dan dicatat dalam catatan pengobatan

  1.11. Pemenuhan kebutuhan pasien ::: →Dalam hal barang tidak tersedia, pemenuhan kebutuhan pasien diusahakan dari tempat lain tanpa biaya tambahan

  1.12. Perlakuan kepada pasien ::: →Apoteker berinteraksi dengan pasien, memperlakukan dengan rasa hormat yang sama, terlepas dari latar belakang sosial atau kemampuan bayarnya

  1.13. Pelayanan terkait ketidakmampuan pasien untuk membayar ::: →Apoteker memberikan alternatif pilihan untuk pemenuhan kebutuhan pasien sesuai

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas (Sambungan)

  Sangat Sangat Tidak Setuju Netral Tidak Setuju Setuju

  Setuju

  1.17. Kritik konstruktif ::: →Apoteker merespon kritik konstruktif, melalui penyediaan kotak saran

  1.18. Belajar sepanjang hayat ::: →Apoteker mengikuti seminar/pelatihan yang diselenggarakan organisasi profesi/perguruan tinggi farmasi

  1.19. Program pengembangan profesi berkelanjutan untuk peningkatan kompetensi ::: →Apoteker memiliki fasilitas yang disediakan apotek dalam program pengembangan profesi berkelanjutan bagi peningkatan kompetensi

  1.20. Penilaian sendiri atas kompetensi dan aktivitas profesional ::: →Apoteker secara teratur melakukan penilaian sendiri atas kompetensi dan aktivitas profesional

  1.21. Akses ke jasa informasi untuk memungkinkan praktik efisien ::: →Apoteker memiliki fasilitas akses tak terbatas yang disediakan apotek ke sumber informasi internet dan berbagai literatur untuk kemungkinan praktik efisien

  Aspek Standar 2: Manajerial

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas (Sambungan)

  Sangat Sangat Tidak Setuju Netral Tidak Setuju Setuju

  Setuju

  2.4. Obat kadaluwarsa / rusak ::: →Membuat penandaan bagi obat-obat yang 1 tahun terakhir akan kadaluwarsa dan memisahkan obat-obat yang sudah kadaluwarsa/ rusak

  2.5. Penataan lingkungan apotek ::: →Penataan lingkungan apotik sesuai dengan fungsi area/ruangan yang mencerminkan pengaturan profesional

  2.6. Area Konseling ::: →Area konseling tertutup/ terpisah dari kegiatan lain

  2.7. Ruang Tunggu ::: →Mempunyai ruang tunggu yang nyaman

  2.8. Keuntungan ::: →Keuntungan diambil dengan menerapkan HET, untuk memenuhi biaya tetap apotek

  2.9. Imbalan ::: →Apoteker menerima imbalan sesuai imbalan yang telah ditetapkan, ditambah insentif sesuai dengan perolehan laba

  Aspek Standar 3: Dispensing

  3.1. Persyaratan Administratif Resep ::: →Dilakukan penilaian persyaratan administratif resep

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas (Sambungan)

  Aspek Standar 4: Asuhan Kefarmasian Sangat Sangat Tidak

  Setuju Netral Tidak Setuju Setuju Setuju

  4.1. Konseling ::: →Apoteker melaksanakan konseling pada penggunaan obat

  4.2. Three prime questions ::: →Apoteker menyampaian Three prime questions pada penyerahan obat melalui resep

  4.3. Komunikasi dengan dokter tentang kemajuan terapi pasien ::: →Apoteker melakukan komunikasi dengan dokter tentang kemajuan terapi pasien

  4.4. Kesesuaian farmasetik ::: →Apoteker mempertimbangankan kesesuaian farmasetik

  4.5. Pertimbangan Klinis ::: →Apoteker melakukan pertimbangan klinis

  4.6. Catatan Pengobatan Pasien ::: →Apoteker membuat Catatan Pengobatan Pasien

  4.7. Monitoring Penggunaan Obat ::: →Apoteker melakukan Monitoring Penggunaan Obat

  4.8. Pemilihan pengobatan tanpa resep ::: →Apoteker melakukan pemilihan pengobatan tanpa resep yang paling sesuai

  Lampiran 3. Kuesioner tentang elemen-elemen praktik farmasi komunitas (Sambungan)

  Sangat Setuju Setuju Netral Tidak

  Setuju Sangat Tidak Setuju

  5.3. Kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat ::: →Kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui diseminasi informasi: penyebaran leaflet/brosur atau poster; dan kegiatan pengabdian masyarakat: penyuluhan dan sejenisnya

KOMENTAR DAN USUL/MASUKAN SECARA UMUM:

  Mohon dituliskan dibawah ini

  Diberdayakan ol

  Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas

  1.1

  1.2

  1.3

  1.4

  1.5

  1.6

  1.7

  1.8

  1.9 ** ** *

  1.1 ** ** ** **

  1.11

  1.12

  2.1

  2.2

  2.3 ** *

  2.4

  2.5

  2.6

  2.7 * **

  1.1 Pearson Correlation 1 .349 .560 .550 .145 .373 .480 .280 .440 .389 .210 .239 .640 .100 .363 .224 .024 .255 .291 Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .317 .008 .000 .049 .001 .005 .144 .095 .000 .491 .010 .119 .870 .074 .041 N

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  49 ** * ** *

  50

  50 ** ** ** **

  50

  50 *

  50

  50 * ** ** * **

  1.2 Pearson Correlation .349 1 .363 .456 .233 .224 .530 .448 .447 .312 .244 .381 .382 .292 .452 .319 .150 .498 .310 Sig. (2-tailed) .013 .010 .001 .104 .117 .000 .001 .001 .027 .088 .006 .007 .040 .001 .024 .300 .000 .028 N

  50

  50

  50

  50 **

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  49 ** * ** * ** **

  50

  50 * ** ** 50 ** ** *

  50

  50

  50

  1.3 Pearson Correlation .560 .363 1 .486 .341 .583 .526 .427 .281 .262 .591 .356 .532 .220 .328 .442 .076 .211 .268 Sig. (2-tailed) .000 .010 .000 .015 .000 .000 .002 .048 .066 .000 .011 .000 .125 .020 .001 .598 .142 .060 N

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

** ** ** ** ** ** * ** ** **

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50

** **

  50

  50

  50

  50

  1.4 Pearson Correlation .550 .456 .486 1 .208 .250 .678 .420 .640 .556 .273 .323 .717 .156 .459 .476 .167 .224 .454 Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .146 .080 .000 .002 .000 .000 .055 .022 .000 .280 .001 .000 .246 .118 .001 N

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

* * * **

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  1.5 Pearson Correlation .145 .233 .341 .208 1 .372 .241 .343 .303 .054 .250 .137 .171 .085 .177 .265 .195 .259 .173 Sig. (2-tailed) .317 .104 .015 .146 .008 .092 .015 .032 .710 .080 .343 .239 .559 .219 .063 .174 .069 .230 N

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50 ** ** * *

  50

  49

  50

  50

  50 ** * * ** ** **

  50

  50

  50 ** **

  1.6 Pearson Correlation .373 .224 .583 .250 .372 1 .333 .357 .276 .232 .671 .318 .393 .358 .515 .436 .028 .249 .380 Sig. (2-tailed) .008 .117 .000 .080 .008 .018 .011 .053 .106 .000 .024 .005 .011 .000 .002 .849 .081 .006 N

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50 ** ** 50 ** * **

  50

  50 * ** 50 ** ** ** ** * ** ** * * **

  1.7 Pearson Correlation .480 .530 .526 .678 .241 .333 1 .649 .688 .640 .350 .405 .585 .323 .421 .437 .301 .302 .434 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .092 .018 .000 .000 .000 .013 .004 .000 .022 .002 .002 .033 .033 .002 N

  50

  50

  50 ** * *

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50 * * * 50 * ** *

  50

** **

  49

  50

  50

  50 ** * ** **

  50

  50

  50

  1.8 Pearson Correlation .280 .448 .427 .420 .343 .357 .649 1 .583 .359 .312 .474 .351 .306 .334 .388 .116 .207 .206 Sig. (2-tailed) .049 .001 .002 .002 .015 .011 .000 .000 .010 .027 .001 .013 .031 .018 .005 .423 .150 .152 N

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas (Sambungan)

  50

  50

  50

  49

  50

  50 .316

  • * .285 *

  .159 .136 .218 .357 * .275 .490 ** .174 .369 ** .291 *

.354

*

.148 .161 .190 .219 .243 .450 ** .286 * .235 .286 * .509 ** .026 .044 .269 .345 .128 .011 .053 .000 .228 .008 .040 .012 .305 .265 .185 .127 .089 .001 .044 .104 .044 .000

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50 .174 .181 .278 .256 .083 .208 .125 .420

  • ** .086 .321 *

  .142 .246 .154 .301 * .267 .253 .283 * .187 .169 .070 .115 .363 ** .227 .207 .051 .073 .567 .148 .387 .002 .554 .023 .324 .085 .286 .033 .061 .076 .046 .194 .240 .633 .426 .010

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  50

  .266 .054 .455 ** .315 * .448 ** .320 * .552 **

.101 .198 .506

** .628 ** .345 * .523 ** .617 ** .190 .157 .314 * .538 ** .602 ** .535 .038 .021 .062 .707 .001 .026 .001 .023 .000 .486 .167 .000 .000 .014 .000 .000 .186 .277 .028 .000 .000

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50 .090 .295

  • * .326 *

  49

  50

  50

  49

  50

  50 .410

  • ** .439 **

  .521 ** .371 ** .137 .508 ** .526 ** .308 * .410 ** .562 ** .364 ** .384

**

.497 ** .641 ** .491 ** .500 ** .527 ** .278 .336 * .304 * .510 ** .735 ** .003 .001 .000 .008 .343 .000 .000 .030 .003 .000 .009 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .050 .017 .034 .000 .000

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  2.8

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50 .363

  • ** .429 **

  .445 ** .283 * .343 * .547 ** .395 ** .240 .489 ** .663 ** .567 ** .467

**

.407 ** .566 ** .484 ** .632 ** .510 ** .404 ** .401 ** .224 .444 ** .681 ** .010 .002 .001 .046 .015 .000 .004 .094 .000 .000 .000 .001 .003 .000 .000 .000 .000 .004 .004 .121 .001 .000

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

4.1

  2.9

  2.1

  2.11

  2.12

  3.1

  3.2

  3.3

  3.4

  3.5

  3.6

  4.2

  50

  4.3

  4.4

  4.5

  4.6

  4.7

  4.8

  5.1

  5.2 Total .353

  • * .246 -.021 .233 .123 .336 *

  .356 * .092 .280 * .475 ** .331 * .458

**

.246 .485 ** .118 .180 .262 .388 ** .220 .169 .332 * .493 ** .012 .085 .884 .103 .395 .017 .011 .525 .049 .000 .019 .001 .085 .000 .416 .210 .066 .005 .125 .247 .019 .000

  50

  50

  50

  50

  50 .421

  • ** .549 **

  

50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  .347 * .325 * .105 .420 ** .455 ** .099 .322 * .537 ** .323 *

.315

*

.443 ** .541 ** .393 ** .434 ** .467 ** .433 ** .176 .265 .550 ** .665 ** .002 .000 .014 .021 .469 .002 .001 .492 .022 .000 .022 .026 .001 .000 .005 .002 .001 .002 .222 .066 .000 .000

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  

50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  49

  50

  50

  50 .168 .378

  • ** .123 .072 -.031 .371 **

  .382 ** .373 ** .304 * .514 ** .274 .398

**

.267 .386 ** .237 .369 ** .325 * .288 * .119 .233 .322 * .541 ** .244 .007 .395 .619 .829 .008 .006 .008 .032 .000 .054 .004 .061 .006 .098 .008 .021 .043 .409 .107 .022 .000

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  50

  Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas (Sambungan)

  • ** * **
    • * ** * * ** ** **
    • * **

      4.4 Pearson Correlation .118 .484 .237 .393 .267 .190 .491 .345 .457 .501 .233 .375 .295 .256 .313 .490 .361 .274 .350 Sig. (2-tailed) .416 .000 .098 .005 .061 .185 .000 .014 .001 .000 .104 .007 .040 .073 .027 .000 .010 .054 .013 N

      50

      50

      50

      50 ** ** ** ** ** ** ** ** ** **

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      50

      50

      50 * ** **

    • * 50

      50

      4.5 Pearson Correlation .180 .632 .369 .434 .253 .219 .500 .523 .500 .423 .265 .447 .453 .203 .456 .545 .351 .433 .341 Sig. (2-tailed) .210 .000 .008 .002 .076 .127 .000 .000 .000 .002 .063 .001 .001 .157 .001 .000 .012 .002 .016 N

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

    * ** *

    50

    ** **

      49 ** * ** **

      50

      50 ** ** ** * ** * **

      50

      50

      50

      50 *

      4.6 Pearson Correlation .262 .510 .325 .467 .283 .243 .527 .617 .561 .472 .297 .508 .520 .318 .406 .555 .368 .351 .334 Sig. (2-tailed) .066 .000 .021 .001 .046 .089 .000 .000 .000 .001 .036 .000 .000 .024 .003 .000 .009 .012 .018 N

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50 ** ** ** ** ** **

      50

      50

      49

    ** *

      50

      50 ** ** 50 ** ** **

      50

      50

      50

      4.7 Pearson Correlation .388 .404 .288 .433 .187 .450 .278 .190 .425 .401 .404 .431 .498 .152 .509 .437 .130 .265 .488 Sig. (2-tailed) .005 .004 .043 .002 .194 .001 .050 .186 .002 .004 .004 .002 .000 .291 .000 .001 .370 .063 .000 N

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      49 ** ** **

      50

      50

      50

      50

      50 * * * * **

    • ** 50 ** * *

      4.8 Pearson Correlation .220 .401 .119 .176 .169 .286 .336 .157 .359 .396 .223 .359 .455 .073 .376 .429 .299 .324 .508 Sig. (2-tailed) .125 .004 .409 .222 .240 .044 .017 .277 .010 .004 .120 .011 .001 .615 .007 .002 .035 .022 .000 N

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50 * *

      50

      49

      50

      50 * * 50 ** ** **

      50

      50

      50

      5.1 Pearson Correlation .169 .224 .233 .265 .070 .235 .304 .314 .387 .261 .301 .275 .224 .015 .358 .421 .394 .146 .214 Sig. (2-tailed) .247 .121 .107 .066 .633 .104 .034 .028 .006 .070 .035 .056 .126 .919 .012 .003 .005 .317 .140 N

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      

    49

      49

      49 ** * *

      49

      49 ** ** ** **

      48

      49

      49 ** ** 49 ** * **

      49 * *

      49

      49 ** **

      5.2 Pearson Correlation .332 .444 .322 .550 .115 .286 .510 .538 .602 .543 .293 .491 .557 .112 .551 .571 .317 .153 .424 Sig. (2-tailed) .019 .001 .022 .000 .426 .044 .000 .000 .000 .000 .039 .000 .000 .439 .000 .000 .025 .288 .002 N

      50

      50

      50

      50

      50 ** ** ** ** ** ** ** * **

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      50 ** ** 50 ** ** **

      50

      50 ** ** ** **

    • ** 50 Total Pearson Correlation .493 .681 .541 .665 .363 .509 .735 .602 .755 .680 .529 .626 .700 .358 .709 .708 .438 .540 .592 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .011 .000 .000 .001 .000 .000 N

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      50

      50

      50

      50

      50 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

    • . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

      50 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      

    49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      49

      .356 * .316 * .122 .507 ** .345 * .275 .183 .159 .325 * .429

    **

    .390 ** .309 * .376 ** .325 * .485 ** .341 * .306 * 1 .580 ** .504 ** .009 .003 .012 .027 .403 .000 .015 .056 .209 .277 .023 .002 .006 .030 .008 .023 .000 .016 .032 .000 .000

      .383 ** .284 * .190 .538 ** .406 ** .204 .383 ** .479 ** .276 .429

    **

    .650 ** .563 ** .426 ** .581 ** .649 ** .542 ** .527 ** .580 ** 1 .723 ** .000 .000 .006 .045 .186 .000 .003 .155 .006 .000 .053 .002 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50 .369

    • ** .417 **

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      49 .476

    • ** .503 **

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      50

      1 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      .632 ** .529 ** .435 ** .721 ** .671 ** .454 ** .511 ** .767 ** .654 ** .660

    **

    .724 ** .761 ** .707 ** .773 ** .799 ** .665 ** .617 ** .504 ** .723 **

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      50 .627

    • ** .683 **

      50

      .415 ** .526 ** .349 * .418 ** .548 ** .201 .300 * .360 * .502 ** .498

    **

    .486 ** .488 ** .523 ** .536 ** .512 ** .577 ** 1 .306 * .527 ** .617 ** .000 .023 .003 .000 .013 .003 .000 .161 .034 .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .032 .000 .000

      Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas (Sambungan) .405 ** .668 ** .691 ** .651 ** .319 * .527 ** .572 ** .325 * .127 .443 ** .468 ** .520

    **

    .584 ** .650 ** 1 .718 ** .755 ** .453 ** .523 ** .376 ** .426 ** .707 ** .004 .000 .000 .000 .024 .000 .000 .021 .379 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .008 .002 .000

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      .554 ** .454 ** .248 .602 ** .608 ** .381 ** .387 ** .731 ** .465 ** .540

    **

    .591 ** .700 ** .718 ** 1 .734 ** .498 ** .536 ** .325 * .581 ** .773 ** .024 .000 .000 .001 .082 .000 .000 .006 .005 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .023 .000 .000

      

    50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      50 .320

    • * .592 **

      50 .416

    • ** .581 **

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      .498 ** .443 ** .188 .654 ** .518 ** .301 * .354 * .671 ** .411 ** .561

    **

    .736 ** .781 ** .755 ** .734 ** 1 .512 ** .512 ** .485 ** .649 ** .799 ** .003 .000 .000 .001 .192 .000 .000 .034 .012 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

      50 .549

    • ** .321 *

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

      50

      .300 * .294 * .405 ** .440 ** .445 ** .315 * .297 * .511 ** .560 ** .627

    **

    .410 ** .497 ** .453 ** .498 ** .512 ** 1 .577 ** .341 * .542 ** .665 ** .000 .002 .034 .038 .004 .001 .001 .026 .036 .000 .000 .000 .003 .000 .001 .000 .000 .000 .016 .000 .000

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      

    50

      50 .597

    • ** .425 **

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      50

      49

      50

    • . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

      Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas (Sambungan) Reliability Case Processing Summary

      N % Cases Valid

      48

      96.0

      a

      Excluded

      2

      4.0 Total 50 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

      Reliability Statistics

      Cronbach's Alpha N of Items .9560

      40

      Lampiran 5. Pendapat/masukan umum responden terkait praktik farmasi komunitas Kata Kunci Jumlah Beberapa Pendapat/Masukan Terpilih

      >44

      

    Pembinaan  Jalur distribusi obat-obatan hendaknya diperketat pengawasannya

    dan

      dan penjualan obat secara langsung dari PBF ke dokter harus

      

    pengawasan: ditertibkan, agar fungsi apotek benar-benar seperti seharusnya dan

    apoteker dapat benar-benar bekerja secara profesional.

       Pemerintah  Ketidakoptimalan apoteker dalam memberikan pelayanan dan OP belum kefarmasian bukan sepenuhnya menjadi kesalahan apoteker yang tegas dan berpraktik, tetapi regulasi pemerintah yang tidak tegas dan tidak belum

      konsisten terhadap peraturan dan undang-undang yang telah

      konsisten dibuat. Tidak ada sanksi bagi pihak-pihak yang melanggar, tidak  Butuh proses menjalankan undang-undang dan peraturan, sehingga praktik pembinaan kefarmasian yang ideal tidak pernah teraplikasi sebagaimana secara seharusnya. bertahap

       Aturan yang sudah ada sudah cukup baik, yang perlu ditingkatkan  IAI masih adalah sistem pengawasan. Kalau mengharapkan kesadaran harus apoteker, itu sangat subjektif dan fluktuatif. Kalau ada berupaya

      pengawasan yang ketat maka apoteker, suka atau tidak suka, pasti

      keras akan melaksanakan apa yang telah diatur. mewujudkan

       IAI juga dilibatkan dalam melakukan pengawasan terhadap visi dan kehadiran apoteker di sarana kefarmasian, dan IAI juga diberi melaksanakan wewenang untuk memberikan sangsi dan di mana sangsi tersebut misi juga sebagai rekomendasi utama di dinas kesehatan.  Menambah  Apotek dijadikan sarana berbisnis tanpa mempedulikan aturan kewenangan

      dan etika, bahkan tidak jarang tidak mempedulikan keselamatan

      apoteker

      dan kesehatan pasien. Demi kelancaran bisnisnya, apoteker dirumahkan . Praktik farmasi komunitas/apotek tidak berjalan, yang ada hanya praktik bisnis obat yang tidak sesuai standar praktik dan tidak mengikuti kode etik.

       Paradigma pemberian obat keras yang tidak termasuk OWA

      tanpa menggunakan resep sudah terlanjur melekat di hampir semua apotek, bukan hanya karena kesalahan atau kemauan

      apoteker untuk meraup untung sebanyak-banyaknya, tetapi melihat kondisi pasien juga harus dipertimbangkan.. semua butuh proses untuk sesuai atau diharap ideal seperti peraturan undang-undang.  Banyak hal yang dituntut oleh organisasi keprofesian kepada pihak anggotanya guna mendapatkan pengakuan tanpa ikut serta dalam

      Lampiran 5. Pendapat/masukan umum responden terkait praktik farmasi komunitas (Sambungan) Kata Kunci Jumlah Beberapa Pendapat/Masukan Terpilih

       Organisasi profesi apoteker yang berwenang mengeluarkan standar

      toolkit yang edukatif dan interaktif untuk alat bantu

      konseling/edukasi pasien. Misal seperti Asosiasi Diabetes Amerika mengeluarkan berbagai perangkat untuk membantu petugas kesehatan maupun pasien dalam menghadapi kondisi penyakitnya.