MAKALAH TINDAK PIDANA DUNIA MAYA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain sebagai media
penyedia informasi, melalui intenet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian terbesar
dan pesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas Negara. Bahkan melalui jaringan ini
kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet atau disebut juga
cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi positif dari dunia maya ini tentu saja menambah trend
perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk kreatifitas manusia. Namun dampak negaif
pun tidak bisa dihindari. Tatkala pornografi marak dimedia internet, masyarakat pun tak bisa
berbuat banyak. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya
kejahatan yang disebut dengan cybercrime atau kejahatan melalui jaringan internet. Munculnya
beberapa kasus cybercrime di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs,
menyadap transmisi data orang lain, misalnya email dan memanipulasi data dengan cara
menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer Komputer. Sehingga dalam
kejahatan computer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah
perbuatan seseorang yang memasuki Komputer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil
adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya cybercrime telah
menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang
dilakukan dengan teknoligo computer, khususnya jaringan internet dan intranet.

Dari sekian banyak sisi gelap yang ada dalam cyberspace, yang paling banyak mendapat
perhatian adalah perbuatan yang dilakukan oleh cracker atau hacker hitam. Fenomena cracker
dalam tahun-tahun terakhir ini memang mencemaskan karena mereka telah menggunakan
keahliannya untuk melakukan kejahatan. Apa yang dilakukan cracker menurut onno W . Purbo
sangat mengganggu hak asasi manusia untuk memperoleh informasi, berkomunikasi dan hak
untuk perpartisipasi dalam masyarakat informasi global tanpa dibatasi dimensi fisik, ruang,
1

waktu dan institusi. Hukum perlu mengantisipasi hilangnya batas dimensi ruang waktu dan
tempat agar internet betul-betul bermanfaat.1
Aktivitas cracker yang semakin lama semakin mencemaskan ini tentunya menimbulkan
keraguan-keraguan pada manfaat internet yang telah ditawarkan.berjuta-juta keuntungan yang
diharapkan tentunya akan lenyap jika cracker dapat masuk dan merusak investasi yang telah
ditanamkan pada pengembangan internet sebagai sarana aktivitas manusia. Untuk itu aktivitas
cracker ini perlu dikriminalisasikan. Akan tetapi, sebelum sampai pada tahap itu, maka perlu
terlebih dahulu dilakukan pengkajian dari segi kriminologi yang hasilnya dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan dalam proses kriminalisasi aktivitas hacker tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan cybercrime?
Apa saja bentuk-bentuk dari cybercrime?
Contoh kasus hacking
Apakah hacking sebagai salah satu cybercrime?
Bagaimanakah pencegahan terhadap kasus hacking?
Bagaimanakah pengaturan hukumnya?

C. TUJUAN PENYUSUNAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk dapat menjelaskan dan memberikan informasi
tentang cybercrime kepada penulis sendiri pada khususnya dan masyarakat yang membaca pada
umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN

1 Onno W. Purbo, op.cit. Bandingkan dengan pasal 14 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia.

2

D. Pengertian cybercrime
Sebelum mengurai pengertian cybercrime secara terperinci, maka terlebih dahulu akan
dijelaskan “induk” cybercrime yaitu cyberspace. Cyberspace dipandang sebagai sebuah dunia
komunikasi yang berbasis computer. Dalam hal ini, cyberspace dianggap sebagai sebuah
realitas baru dalam kehidupan manusia yang dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan
internet.
Dalam sistem kerjanya dapat dikatakan bahwa cyberspace (internet) telah mengubah jarak
dan waktu tidak terbatas karena terbentuk melalui jaringan computer yang menghubungkan
antarnegara atau antarbenua yang berbasis protocol transmission control protocol/ internet
protocol. Internet digambarkan sebagai kumpulan jaringan computer yang terdiri dari
sejumlah jaringan yang lebih kecil yang mempunyai sistem jaringan yang berbeda-beda.2
Dari banyaknya manfaat yang sangat berguna bagi masyarakat maupun pemerintah dalam
penggunaan jaringan internet ini, tidak sedikit pula manfaat didalamnya yang membawa
konsekuensi negatif dimana semakin mudahnya para penjahat untuk melakukan aksinya yang
semakin merisaukan. Penyalahgunaan yang terjadi dalam cyberspace inilah yang kemudian

dikenal dengan cybercrime atau dalam literatur lain digunakan istilah computer crime.
Bahwa computer crime merupakan perbuatan melawan yang dilakukan dengan memakai
computer sebagai sarana/ alat atau computer sebagai objek, baik untuk memperoleh
keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan orang lain.cybercrime disisi lain bukan hanya
menggunakan kecanggihan teknologi computer, akan tetapi juga melibatkan teknologi
telekomunikasi didalam pengoperasiannya.3 Hal ini dapat dilihat pada pandangan indra safitri
yang mengemukakan bahwa kejahatan dunia maya adalah jenis kejahatan yang berkaitan
dengan pemanfaatan sebuah teknologi informasi tanpa batas serta memiliki karakteristik
yang kuat dengan sebuah rekayasa teknologi yang mengandalkan kepada tingkat keamanan

2 Kenny wiston, 2002, The Internet: Issues of Jurisdictio and Controversies Surrounding
Domain Names, Bandung: Citra Aditya, hlm.vii.
3 Ari juliano Gema, 2000, Cyber crime: Sebuah Fenomena di Dunia Maya, diakses pada
www.theceli.com.

3

yang tinggi dan kredibilitas dari sebuah informasi yang disampaikan dan diakses oleh
pelanggan internet4
Dapat disimpulkan bahwa cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul

karena pemanfaatan teknologi internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi computer
dan telekomunikasi. Dimana internet berguna sebagai sarana dan computer sebagai objek,
baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak.

E. Bentuk-bentuk dari cybercrime
Kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis computer
dan jaringan telekomunikasi dalam beberapa literature dan praktiknya dikelompokkan
dalam beberapa bentuk, antara lain:5
1. Unauthorized Acces to Computer System dan Service
Kejahatan ini dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam sistem jaringan komputer
secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan pemiliki dari sistem jaringan
komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan ini adalah melakukannya dengan
maksud sabotase atau pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga
yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya
menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin
marak dengan berkembangnya teknologi internet.
2. Illegal contents
Illegal contents merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum
atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contoh adalah pemuatan berita bohong yang

menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain.
3. Data forgery
Data forgery adalah kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting
yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya
4 Indra Safitri, 1999, Tindak Pidana di Dunia Cyber, Insider, Legal Journal From Indonesian
Capital and Investment Market, diakses http://business.forunecity.com.
5 Ari Juliano Gema, Op.cit.

4

ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi
“salah ketik” yang akhirnya menguntungkan pelaku.
4. Cyber Espionage
Cyber espionage adalah kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki sistem jaringan komputer
pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditunjukan terhadap saingan bisnis yang dokumen
ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem komputerisasi.
5. Cyber sabotage dan extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan, atau penghancuran
terhadap suatu data, program komputer, atau sistem jaringan komputer yang terhubung ke

internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan logic bomb 6, virus
computer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program computer tidak dapat
digunakan atau tidak berjalan sebagaimana semestinya, dalam beberapa kasus setelah hal
itu terjadi, maka pelaku kejahatan menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki
data, program computer atau sistem jaringan computer yang telah disabotase, tentunya
dengan bayaran tertentu.
6. Offense against intelectual property
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di
internet. Sebagai contoh adalah meniru tampilan web page suatu situs milik orang lain
secara illegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia
dagang orang lain.
7. Infringements of privacy
Merupakan kejahatan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat
pribadi atau rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi
seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi

yang tersimpan secara

computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain dapat merugikan korban baik
secara material maupun immaterial, seperti nomor kartu kredit, PIN ATM, cacat atau

penyakit tersembunyi dan sebagainya.

F. Mengenal hacking sebagai salah satu cybercrime
6 Logic bomb adalah suatu program yang dibuat dan dapat dipergunakan oleh pelakunya
sewaktu-waktu atau tergantung dari keinginan si pelaku, dari situ terlihat bahwa informasi
yang ada di dalam computer tersebut dapat terganggu, rusak, atau bahkan hilang.

5

Hacking merupakan suatu seni dalam menembus sistem computer untuk mengetahui
seperti apa sistem tersebut dan bagaimana berfungsinya.7
Hacking adalah perbuatan illegal karena masuk dan membaca data seseorang dengan
sengaja tanpa izin dengan cara sembunyi-sembunyi sama saja dengan pissing people off
atau membodohi orang, sehingga para hacker/pheaker selalu menyembunyikan identitas
mereka. Namun jika didalami tidaklah demikian, karena dilingkungan pada hacker ada
budaya dan aturan-aturan tertentu, serta memiliki motif dan tujuan yang berbeda.
Walaupun illegal para hacker tidak seluruhnya jahat, hacker yang baik motifnya hanya
untuk mencari tantangan dan kesenangan saja, membuktikan dirinya mampu menembus
sistem, dikatakan Eric Steven Raymond:
“Being a hacker is lots of fun, but it's a kind of fun that takes lots of effort. The effort

takes motivation. Successful athletes get their motivation from a kind of physical delight
in making their bodies perform, in pushing themselves past their own physical limits.
Similarly, to be a hacker you have to get a basic thrill from solving problems, sharpening
your skills, and exercising your intelligence.”8
Hacker seperti itu disebut real hacker atau hacker sejati(baik).9
Cara-cara hacker sama dengan cracker (hacker jahat) yang berbeda adalah motivasinya
(cracker merusak dan mencuri), pheaker motivasinya sama dengan cracker yang berbeda
adalah cara dan sasarannya, cracker sasarannya jaringan computer serta peranti lunaknya,
sedangkan pheaker sasarannya jaringan telepon serta peranti lunak pencatat pulsa
telepon. Para hacker sejati banyak direkrut oleh perusahaan-perusahaan computer untuk
meningkatkan sistem keamanan jaringan komputernya dan produk peranti lunak sebelum
diedarkan, di antaranya kevin mitnick mantan cracker yang pernah menjadi buronan FBI

7 Maskun, S.H., LLM. Kejahatan Siber Cyber Crime, KENCANA Prenanda Media Group,
cetakan ke-1, April 2013, hal 65.
8 Raymond Eric Steven, How to Become a Hacker, online, hlm.3.Internet,
http://www.tuxedo.org/`esr/gaqs/hacker-howto.html.
9 Hacker sejati biasa juga disebut dengan hacker topi putih yang memiliki motivasi sama
seperti para perintis hacker yang berasal dari Massachusetts Institute of Tecnology (MIT),
yaitu untuk mempelajari seluk-beluk sistem computer yang ditemui.


6

serta pernah di penjara selama beberapa tahun, sekarang mendirikan perusahaan untuk
mengamankan jaringan computer.10

G. Contoh kasus hacking
Situs Resmi MUI Di Hack dan Muncul Sesuatu Yang Tidak Wajar Meresahkan
Masyarakat.11
Newsth.com – Situs resmi MUI diretas oleh rang tak bertanggung jawab pada hari
Minggu 28 Agustus 2016. Di halaman utama situs tersebut muncul kata-kata tak wajar
yang membuat masyarakat resah.
F**k ISIS adalah kata-kata yang muncul saat situs resmi www.mui.or.id diretas oleh
hacker. Jika tlisan tersebut di klik maka kita akan diarahkan ke halam yang berisi hujatan
kepada kelompok ISIS.
Berikut isi dari halaman tersebut “Islamic State Army Members:SAHARA H4xOR #
Thex@b1 The Prophet S.A.W said, you will invade the Arabian Peninsula and Allah will
grant it (to you). Then (you will invade) Persia and Allah will grant it (to you). Then, you
will invade Rome and Allah will grant it (to you). Then, you will invade The Dajjal and
Allah will grant him (to you). F**k!!!!”

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam mengatakan bahwa peretasan ini pertama
kalinya terjadi pada situs Majelis Ulama Indonesia. Dia pun juga baru mengetahui kalau
situs MUI diretas oleh hacker.
Asrorun menambahkan pihaknya akan segera melakukan perbaikan karena tidak ingin
penyampaian informasi kepada umat terganggu. Perbaikan tidak membutuhkan waktu
lama, terbukti hari ini situs resmi Majelis Ulama Indonesia sudah bisa diakses kembali.
Menanggapi peretasan yang dialami oleh situs resmi Majelis Ulama Indonesia, Tim Ahli
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Purwanto mengaku sistem
peretas saat ini semakin merajela digunakan. Wawan menyarankan supaya MUI
10 Ibid, hlm. 67-68.
11 Kasus diakses dari situs http://www.newsth.com/ruptik/25023/berita-hari-ini-situs-resmimui-di-hack-dan-muncul-sesuatu-yang-tidak-wajar-meresahkan-masyarakat/

7

bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) supaya
mendapat cara terbaik untuk mengamankan situs resmi.
MUI
Copyright MUI
Kasus peretasan yang semakin merajalela pada situs-situs resmi yang ada di Indonesia
menurut Wawan membuat masyarakat resah. Dia menambahkan pelaku peretasan sudah
memperhitungkan dengan matang sehingga memilih situs MUI untuk diretas.
Wawan menilai karena Indonesia mayoritas penduduknya adalah Muslim. Selain itu
menurutnya peretasan ini dijadikan sebagai salah satu cara pelaku untuk mengadu domba.
Wawan menuturkan isu sara yang disebarkan melalui peretasan terbukti sangat ampuh
untuk melakukan adu domba. Oleh karena itu Wawan mengingatkan supaya masyarakat
bisa menyikapi masalah seperti ini lebih bijak lagi.

H. Analisis kasus
dari kasus yang telah dijelaskan terkait situs website MUI tersebut, merupakan suatu
perbuatan cybercrime berupa cracking/ hacking sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa jenis cybercrime ini merupakan jenis kejahatan yang dimana perbuatan melawan
hukumnya berupa tindakan perusakan terhadap sistem keamanan suatu sistem computer
dan biasanya dilakukan dengan maksud untuk melakukan pencurian data ataupun
tindakan anarkis. Cracking dan hacking dapat ditafsirkan sebagai dua jenis tindakan yang
berbeda, dimana cracking adalah suatu tindakan yang memang dimaksudkan untuk
melakukan perbuatan melawan hukum, sementara hacking dianggap sebagai suatu
tindakan yang belum tentu dimaksudkan untuk melakukan perbuatan melawan hukum.12
Pada kasus ini pelaku telah mengganggu suatu sistem dari website MUI dengan
menampilkan kata-kata yang tidak sopan sehingga masyarakat awam yang tidak
mengetahui bahwa hal tersebut merupakan perbuatan dari hacker dapat berfikiran negatif
terhadap MUI itu sendiri. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua hacker berperilaku
jahat, justru hacker yang positif/ baik dapat diajak bekerjasama dalam hal-hal tertentu
seperti pemberantasan terorisme yang marak terjadi dimana-mana, melakukan analisa

12 Widiatno Andi, S.Kom, S.H., M.H. Diktat Tindak Pidana Dunia Maya-Cybercrime, 2015.

8

keamanan sebuah website, membantu polri dalam menangani kasus criminal, dll. Jadi
dapat disimpulkan terkait kasus ini merupakan perbuatan cracker.
yang dapat membedakan antara hacker dengan cracker pertama adalah niat, hacker (atau
disebut juga hacker topi putih) mempunyai niat yang luhur, sedangkan cracker
mempunyai niat jahat berupa keinginan untuk merusak atau ingin menguasai atau ingin
memiliki sesuatu. Perbedaan kedua dalam masalah kemampuan, cracker tidak harus atau
tidak selalu memiliki kemampuan seperti yang dimiliki oleh hacker (seperti
pemrograman), tetapi seorang hacker sejati adalah seorang programmer. Perbedaan
ketiga adalah dalam masalah etika, hacker selalu memegang teguh dan mematuhi etika
hacker dalam melakukan aktivitasnya, sedangkan cracker sama sekali tidak mematuhi
etika, bagi para cracker, etika bukanlah prinsip atau pedoman tingkah laku yang harus
diikuti, melainkan rasa senang dan kebanggaan dapat membobol atau merusak situs milik
orang atau badan hukum lain yang harus dijadikan pedoman aktivitasnya.13

I. Pencegahan

dan

penanggulangan

yang

dilakukan

terhadap

kasus

hacking/cracking
1. Kriptografi : seni menyandikan data. Data yang dikirimkan disandikan terlebih
dahulu sebelum dikirim melalui internet. Di komputer tujuan, data dikembalikan ke
bentuk aslinya sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh penerima. Hal ini
dilakukan supaya pihak-pihak penyerang tidak dapat mengerti isi data yang dikirim.
2. Internet Farewell: untuk mencegah akses dari pihak luar ke sistem internal. Firewall
dapat bekerja dengan 2 cara, yaitu menggunakan filter dan proxy. Firewall filter
menyaring komunikasi agar terjadi seperlunya saja, hanya aplikasi tertentu saja yang
bisa lewat dan hanya komputer dengan identitas tertentu saja yang bisa berhubungan.
Firewall proxy berarti mengizinkan pemakai dalam untuk mengakses internet seluasluasnya, tetapi dari luar hanya dapat mengakses satu komputer tertentu saja.
3. Menutup service yang tidak digunakan.
4. Adanya sistem pemantau serangan yang digunakan untuk mengetahui adanya
tamu/seseorang yang tak diundang (intruder) atau adanya serangan (attack).
5. Melakukan back up secara rutin.

13 Raharjo Agus,S.H.,M.Hum, Cybercrime pemahaman dan upaya pencegahan kejahatan
berteknologi, PT Citra Aditya Bakti-Bandung, 2002, hal. 146.

9

6. Adanya pemantau integritas sistem. Misalnya pada sistem UNIX adalah program
tripwire. Program ini dapat digunakan untuk memantau adanya perubahan pada
berkas.
7. Perlu adanya cyberlaw: Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi dalam peraturan
/ Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus mengingat
karakter dari cybercrime ini berbeda dari kejahatan konvensional.
8. Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk memberikan
informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada
masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan cybercrime.

Penanggulangan cybercrime :
1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang
diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut
2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar
internasional
3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan
hacking
4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah hacking serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi
5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral,
dalam upaya penanganan hacking, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual
assistance treaties.
J. Pengaturan hukumnya
TINDAK PIDANA HACKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11
TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.
Tindak Pidana Hacking menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik terdapat pada Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) bahwa
pada dasarnya tindak pidana hacking merupakan suatu tindakan setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem
elektronik orang lain dengan tujuan memperoleh informasi dan/atau dokumen elektronik
dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem
10

keamanan.

Dimana

hacking

dapat

merupakan

sebuah

tindakan

awal

bagi

pelaku cybercrime untuk melakukan kejahatan lainnya dalam ruang cyber. Pengaturan
mengenai

tindak

pidana cyber

crime yang

dapat

diawali

dengan

tindak

pidana hacking juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu meliputi penyadapan/ intersepsi (Pasal 31),
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
mengatur pula tentang Yurisdiksi dalam tindak pidana hacking. Pengaturan mengenai
yurisdiksi diatur dalam 2 (dua) Pasal, yaitu terdapat dalam Pasal 2 dan Pasal 37 dimana
Undang-undang ini memiliki jangkauan Yurisdiksi tidak semata-mata untuk perbuatan
hukum yang berlaku di Indonesia dan/atau dilakukan oleh warga negara Indonesia, tetapi
juga berlaku untuk perbuatan hukum yang dilakukan di luar wilayah hukum (yurisdiksi)
Indonesia baik oleh warga negara Indonesia maupun warga negara asing atau badan
hukum Indonesia maupun badan hukum asing yang memiliki akibat hukum di Indonesia,
mengingat pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Informasi Elektronik dan Transaksi
Elektronik bersifat lintas teritorial atau universal.
Di dalam UU ITE membahas masalah hacking terutama tentang akses ke komputer orang
lain tanpa izin. Hal tersebut diatur dalam pasar 30 dan pasal 46 mengenai hukuman yang
akan diterima. Berikut ini isi dari pasal tersebut:
Pasal 30
1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atauSistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atauSistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atauSistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebolsistem pengamanan.
Pasal 46
1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

11

2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah)

BAB III
PENUTUP
K. Kesimpulan
Dunia maya tidak berbeda jauh dengan dunia nyata. Mudah-mudahan para penikmat
teknologi dapat mengubah mindsetnya bahwa hacker itu tidak selalu jahat. Tidak semua
Hacking yang kita kenal melakukan tindakan kejahatan dan hal negative, karena hacking
dapat dibedakan menjadi 2 karakter positive dan negative yaitu Hacker dan Cracker
Menjadi hacker adalah sebuah kebaikan tetapi menjadi seorang cracker adalah sebuah
kejahatan. Segalanya tergantung individu masing-masing. Para hacker menggunakan
keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan memperbaiki
kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah
software.
Oleh karena itu, berkat para hacker-lah Internet ada dan dapat kita nikmati seperti
sekarang ini, bahkan terus di perbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik lagi. Maka
hacker dapat disebut sebagai pahlawan jaringan sedang cracker dapat disebut sebagai
penjahat

jaringan

karena

melakukan-melakukan

penyusupan

dengan

maksud

menguntungkan dirinya secara personallity dengan maksud merugikan orang lain. Hacker
sering disebut hacker topi putih (yang merupakan hacker sejati yang sifatnya
membangun) dan hacker hitam (cracker yang sifatnya membongkar dan merusak) Motiv
dari kejahatan di internet antara lain adalah coba-coba dan rasa ingin tahu, Faktor
ekonomi ,ajang unjuk diri, bahkan sakit hati.
12

L. Saran
Banyak penjahat di dunia internet ini, dan mereka selalu berusaha mencari kelengahan
kita sewaktu sedang surfing di internet, apalagi pada saat ini bisnis di dunia internet
sangat menjanjikan. Oleh karena itu ke hati-hatian sangat diutamakan jangan sampai para
penyusup masuk ke system dan mengobrak-abriknya.
Langkah yang dapat dilakukan agar terhindar dari hacker jahat, adalah:
1. Gunakan Antivirus
Pastikan pada komputer sudah terinstal Antivirus, gunakan Antirus profesional seperti
Norton Antivirus, McAfee Antivirus, Kaspersky, F-Secure dan antivirus buatan
vendor yang sudah berlisensi. Penggunaan antivirus akan sangat membantu untuk
mengantisipasi masuknya virus ke PC. Update antivirus juga sangat bermanfaat untuk
menangani jika terdapat virus baru yang beredar.
2. Gunakan anti Spyware dan anti Adware
Selain Virus ada yang harus diwaspadai yaitu Spyware dan Adware, Spyware adalah
sebuah program kecil yang masuk ke komputer kita dengan tujuan memata-matai
kegiatan berinternet kita dan mencuri semua data penting termasuk username dan
password, Adware juga begitu tetapi lebih pada tujuan promosi yang akan
memunculkan jendela/pop-up di komputer kita ketika sedang browsing, biasanya
berupa iklan website porno.
3. Jangan terkecoh e-mail palsu
Jika mendapatkankan email yang seakan-akan dari pengelola website bisnis internet
atau e-gold yang ikuti dan meminta untuk mengirimkan username dan password ,
jangan hiraukan dan segera hapus email tersebut, jangan klik link apapun yang ada
dan jangan buka attachment yang disertakan, pihak pengelola bisnis internet dan egold tidak pernah mengirim email semacam itu.
4. Ganti password sesering mungkin
Yang paling penting adalah mengganti password yang digunakan sesering mungkin,
sebab secanggih apapun para hacker dapat mencuri username dan password tidak
akan berguna. jika password sudah berubah ketika para hacker itu berusaha masuk ke
website bisnis internet yang diikuti

13

DAFTAR PUSTAKA

Widiatno Andi, S.Kom, S.H., M.H. Diktat Tindak Pidana Dunia Maya-Cybercrime, 2015.
Maskun, S.H., LLM. Kejahatan Siber Cyber Crime, KENCANA Prenanda Media Group, cetakan
ke-1, April 2013
Raharjo Agus,S.H.,M.Hum, Cybercrime pemahaman dan upaya pencegahan kejahatan
berteknologi, PT Citra Aditya Bakti-Bandung, 2002.
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK.
14

http://www.newsth.com/ruptik/25023/berita-hari-ini-situs-resmi-mui-di-hack-dan-munculsesuatu-yang-tidak-wajar-meresahkan-masyarakat/

15