ANALISIS ISU REGULASI TERKAIT PENERAPAN

ANALISIS ISU REGULASI TERKAIT PENERAPAN
TEKNOLOGI 5G

OLEH
HARTANA
55417110030

DOSEN
DR. IR. IWAN KRISNADI, MBA.

MAGISTER TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017

ANALISI ISU REGULASI TERKAIT PENERAPAN TEKNOLOGI 5G
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi sangat mepengaruhi kebutuhan konsumen akan
ketersediaan dan kelengkapan fitur perangkat telekomunikasi. Pada jaman
dahulu hanya dengan mengobrol dan mengirim pesan singkat saja sudah
cukup. Kini semua menuntut adanya komunikasi data, gambar dan video

untuk membentuk komunikasi multimedia. Komunikasi multimedia sudah
menjadi keharusan dan ini dimungkinkan karena telah terjadinya konvergensi
beberapa layanan seperti voice, data, gambar dan video.
Aplikasi layanan telekomunikasi yang bisa dinikmati konsumen akibat dari
konvergensi layanan yang terjadi. Aplikasi layanan telekomunikasi yang pada
awalnya hanya layanan fixed sekarang ini telah dituntut untuk dapat dinikmati
menggunakan perangkat bergerak seperti PDA atau Laptop. Beberapa
aplikasi layanan multimedia yang sekarang banyak dinikmati antara lain
adalah m-learning, m-banking, m-shopping dan lain-lain. Kemajuan teknologi
telekomunikasi dan informatika biasa disebut Information and Communication
Technology (ICT) telah banyak membantu pengguna dalam kehidupan
sehari-hari. (Gunawan Wibisono dan Gunadi Dwi Hutomo, 2010; 3).
Perkembangan teknologi telekomunikasi berkembang secara cepat dari
generasi ke generasi. Dimulai dari generasi Fixed Wireline sampai kepada
generasi Broadband. Karena kali ini yang akan dibahas broadband, bisa kita
lihat pengguna broadband di Indonesia yang setiap tahunnya meningkat.
Teknologi dari layanan broadband terus berkembang, dimulai dari
generasi pertama atau biasa disebut dengan istilah 1G, dimana pada
generasi ini memiliki standar teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT) yang
digunakan berbasis analog, kemudian masuk ke generasi 2G teknologi sudah

berbasis digital dilanjutkan ke generasi 2.5G dengan peningkatan dalam
kapasitas Bandwitdh dari generasi sebelumnya sampai pada tahun 2000-an
perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia tersebut telah mencapai
generasi 4G. 4G merupakan singkatan dari generasi keempat, istilah yang
sering digunakan dalam menggambarkan evolusi berikutnya dalam jaringan
komunikasi nirkabel. Sistem komunikasi bergerak 4G adalah suatu projek
untuk memecahkan permasalahan yang ada di dalam 3G (generasi ketiga)

dan untuk menyediakan berbagai layanan baru seperti kualitas suara yang
bagus, untuk video kualitas HD dan jaringan nirkabel dengan data rate yang
tinggi. Istilah 4G digunakan secara luas untuk menyertakan beberapa jenis
sistem komunikasi akses broadband nirkabel, tidak hanya untuk sistem
telepon seluler saja. Salah satu contohnya untuk menggambarkan istilah 4G
adalah MAGIC-Mobile mulitimedia, anytime anywhere, global mobility
support, integrated wireless solution and custumized personal service.
Saat ini terdapat 3 perangkat yang mengusung teknologi 4G yaitu
Longterm evolution (LTE), Ultra Mobile Broadband (UMB) dan Wimax. LTE
merupakan perangkat yang paling banyak digunakan oleh operator saat ini
karena mampu memberikan kecepatan akses 10 kali lipat lebih cepat
dibandingkan teknologi 3,5G yang hanya memiliki kecepatan akses data 7,2

Mbps. Secara teori teknologi ini mampu memberikan akses kecepatan hingga
100Mbps. Kelebihan lain yang diberikan oleh LTE ini adalah dapat
menghemat biaya pengeluaran operator yang sudah memiliki jaringan 3G
dan HSDPA, memiliki jaringan yang cukup luas serta layanan data
broadband dalam skala besar.
Indonesia pada akhir tahun 2015 baru menerapkan jaringan teknologi
seluler 4G LTE, sudah jauh tertinggal dengan negara lain di Eropa, Jepang,
Korea, Singapura dan kurang lebih sudah ada 150 negara di dunia sudah
bebas merasakan kecepatan jaringan ini tanpa kendala. Lain halnya di
Indonesia yang baru meluncurkan jaringan 4G LTE dan masih terkendala
banyak hal terkait kecepatan yang belum maksimal, masalah pengaturan
spektrum frekuensi yang masih berantakan dan masalah-masalah lain
berkaitan dengan regulasi pemerintah.
Beberapa tahun belakang ini telah menjadi isu yang menarik tentang
generasi

kelima

(5G)


untuk

kemudian

menjadi

sebuah

standar

telekomunikasi yang baru. Seperti telah kita ketahui tentang Long-term
Evolution (LTE) yang menjadi bagian dari generasi ke empat (4G),
perkembangan generasi ke empat ini telah mencapai titik kesempurnaan.
Pada tahun 2013 tepatnya bulan Mei, pengujian pertama kali teknologi
Generasi lanjutan dari 4G yaitu Jaringan 5G oleh salah satu vendor
perangkat device seluller yaitu Samsung. Samsung berhasil menguji coba

platform menggunakan ferkuensi 28 GHz waveband untuk mentransmisikan
data dalam kecepatan mencapai 1 Gbps.
5G atau fifth generation (generasi kelima) adalah sebuah istilah yang

digunakan sekarang ini untuk menyebut the next generation after 4G sebagai
fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar 4G.
Teknologi generasi kelima ini direncanakan akan resmi diliris untuk sistem
operasi seluler pada tahun 2020. Untuk itu penulis akan mencoba
mengumpulkan secara detail segala informasi berkaitan dengan teknologi
5G.
2. RUMUSAN PERMASALAHAN
a. Bagaimanakah perkembangan teknologi telekomunikasi dari generasi ke
generasi?
b. Apakah teknologi jaringan 5G itu?
c. Bagaimana arsitektur jaringan 5G?
d. Bagaimana standart 5G dari METIS?
e. Apa sajakah kelebihan dari teknologi 5G?
f.

Apakah isu regulasi terkait penerapan teknologi 5G?

3. PEMBAHASAN DAN ANALISA
Perkembangan telekomunikasi dari generasi ke generasi dalam teknologi
5G, data akan dikirimkan melalui gelombang radio. Gelombang radio akan

terbagi menjadi frekuensi-frekuensi yang berbeda. Setiap frekuensi disiapkan
untuk tipe komunikasi yang berbeda, seperti aeronautical dan sinyal navigasi
maritim, siaran televisi dan mobile data. Penggunaan frekuensi-frekuensi ini
diregulasikan oleh International Telecommunication Union (ITU). ITU telah
merestrukturisasi bagian-bagian gelombang radio secara komprehensif untuk
mentransmisikan data sambil mengembangkan teknologi komunikasi yang
sudah ada termasuk 4G dan 3G.

Gambar 1. Perkembangan komunikasi Selluler dari 1G ke 5G
Secara umum berikut ini penjelasan mengenai perkembangan telekomunikasi
seluller dari generasi ke generasi sampai saat ini:
1. Jaringan 1G
Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi handphone pertama
yang diperkenalkan pada era 80-an dan masih menggunakan sistem
analog. Generasi pertama ini menggunakan teknik komunikasi yang
disebut Frequency Division

Multiple Access (FDMA). Teknik ini

memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu cell

untuk digunakan pada masing-masing pelanggan dalam cell tersebut,
sehingga setiap pelanggan saat melakukan pembicaraan memiliki
frekuensi sendiri.

Macam- macam teknologi 1G:
a. AMPS (Advanced Mobile Phone Service) atau IS-136 di Amerika
Serikat.
b. NMT (Nordic Mobile Telephony) di Negara-negara Skandavia.
c. HICAP, di Jepang.
d. TACS (Total Access Communications System) di Inggris, Italia,
Spanyol, Austria, Irlandia, Jepang dan beberapa negara Eropa.
e. C 450 di Jerman Barat, Portugal dan Afrika Selatan.
f.

C-Netz di Austria dan Jerman.

g. Mobitex, di Eropa (Swedia) dan Amerika Utara.
h. DataTAC di Amerika Serikat (oleh ARDIS) dan Australia (oleh
Telecom Australia/Telstra).
i.


CDPD (Cellular Digital Packet Data) di Amerika Serikat.

Adapun kelebihan teknologi 1G ini adalah hanya mampu melayani
komunikasi suara saja dan tidak dapat melayani komunikasi data dalam
kecepatan tinggi dan besar. Sedangkan kelemahan pada teknologi
genearasi pertama ini sangat banyak diantaranya hanya memiliki
kapasitas trafik yang kecil, satu cell hanya mampu menampung sedikit
pelanggan, penggunaan spektrum frekuensi yang boros dan suara tidak
jernih (derau intermodulasi).
2. Jaringan 2G
Teknologi generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan
akan kualitas yang semakin baik. Generasi 2G sudah menggunakan
teknologi digital. Generasi ini menggunakan mekanisme Time Division
Multiple Access (TDMA) dan Code Division Multiple Access (CDMA)
dalam teknik komunikasinya.
Yang termasuk dalam teknologi 2G, yaitu:
2.1 Berbasis TDMA
-


Digital AMPS atau IS-54 atau IS-136 (D-AMPS) di Amerika Serikat
dan Kanada.

-

GSM (Global System for Mobile Communications) di Eropa dan
Asia.
Adapun

Frekuensi

yang

(berdasarkan ETS 05.05)

digunakan

pada

jaringan


GSM

Tabel 1. Frekuensi pada jaringan GSM
GSM juga mendukung untuk komunikasi data berkecepatan 14,4
Kbps yang berarti hanya mampu melayani SMS, download
gambar dan ringtone MIDI saja.
-

PDC (Personal Digital Celluler) yang dioperasikan di Jepang.

-

PHS (Personal Handy System) atau PAS (Personal Access
System) di China, Jepang, Taiwan dan beberapa negara Asia.

-

CSD (Circuit Switched Data) di Amerika Serikat.


-

High Speed Circuit Switched Data (HSCSD).

-

iDEN (Integrated Digital Enhanced Network) di Amerika Serikat,
Kanada, Argentina, Brazil, Chile, China, Kolombia, El Salvador,
Ekuador, Guam, Israel, Japan, Jordan, Korea Selatan, Meksiko,
Peru, Philippina, Puerto Rico, Saudi, Arabia, Singapore.

2.2 Berbasis CDMA:
CDMAone atau Interim Standard 95 (IS-95) atau IS-95 CDMA atau
TIAEIA-95 di USA, Korea Selatan, Kanada, Mexiko, India, Israel,
Australia, SriLanka, Venezuela, Brazil dan China.

Perbandingan dari teknologi generasi kedua AMPS, GSM dan CDMAone
ditunjukan gambar di bawah ini:

Tabel 2. Perbandingan AMPS, GSM dan CDMAone
Kelebihan dari teknologi 2G ini selain digunakan untuk komunikasi suara,
juga bisa untuk SMS, voice mail, call waiting dan transfer data dengan
kecepatan 9,6 Kbps. Sedangkan kelemahan dari teknologi ini adalah
kecepatan transfer data yang masih rendah, tidak efisien digunakan pada
trafik rendah dan jangkauan jaringan yang masih sangat terbatas karena
bergantung pada BTS.
3. Jaringan 2.5G
Teknologi 2.5G merupakan peningkatan dari teknologi 2G terutama
dalam platform dasar GSM telah mengalami penyempurnaan, khususnya
untuk aplikasi data. Untuk yang berbasis GSM teknologi 2.5G
diimplementasikan dalam GPRS (General Packet Radio Services) dan
WiDEN, sedangkan yang berbasis CDMA diimplementasikan dalam
CDMA2000 1x.
3.1 GPRS (General Packet Radio Services).
Merupakan teknologi overlay dimana disisipkan di atas jaringan GSM
untuk menangani sebuah komunikasi data pada jaringan. Jadi dengan
begitu komunikasi data akan tetap berlangsung di atas jaringan GSM
ketika jaringan tersebut masih menangani komunikasi suara dan
untuk transfer data ditangani oleh GPRS. Kecepatan transfer data
GPRS datap mencapai hingga 160 Kbps

3.2 WiDEN (Wideband Integrated Dispatch Enhanced Network).
WiDEN merupakan pengembangan dari iDEN (2G) dari sisi software
yang dikembangkan oleh Motorola dan diperkenalkan pada tahun
1993. WiDEN mampu mentransfer data sampai kecepatan 100 Kbps
dan telah digunakan di 20 negara
3.3 CDMA2000 1x Release 0/RTT (1 times Radio Transmission
Technology) atau IS-2000 (berdasarkan standar dari ITU) atau
CDMA2000 (berdasarkan standar dari 3GPP2 (3rd Generation
Partnership Project).
Merupakan

teknologi

pengembangan

dari

CDMAone

dengan

penambahan kemapuan pada layanannya dan beroperasi di frekuensi
400 MHz, 800 MHz, 900 MHz, 1700 MHz, 1800 MHz, 1900 MHz dan
2100 MHz (khusus di Indonesia beroperasi pada 800 Mhz dan 1900
Mhz).
4. Jaringan 3G
ITU (Intenational Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third
Generation) sebagai teknologi yang dapat menunjukan kinerja sebagai
berikut:
-

Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 Kbps pada
kecepatan user 100 km/jam.

-

Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 Kbps pada
kecepatan berjalan kaki.

-

Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user
diam (stasioner).

Gambar 2. Layanan 3G
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh teknologi 3G dari generasigenarasi sebelumnya adalah sebagai berikut:





Kualitas suara jauh lebih bagus.
Keamanan yang jauh terjamin.
Kecepatan transfer data mencapai 2 Mbps untuk area lokal dan 384
Kbps untuk wide area access.
Support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh pengguna
dapat browse internet bersamaan dengan melalukan call (telepon) ke





tujuan yang berbeda.
Infrastruktur bersama dapat mensupport banyak operator di lokasi
yang sama. Interkoneksi ke other mobile dan fixed users.
Roaming nasional dan internasional.
Bisa menangani packet-and circuit-switched service termasuk internet
(IP) dan video conferencing. Juga high data rate communication







services dan asymetric data transmission.
Efisiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan secara
maksimum bandwidth yang terbatas.
Support untuk multiple cell layer.
Co-existance and interconnection dengan satellite-based services.
Mekanisme billing yang baru tergantung dari volume data, kualitas
service dan waktu.

5. Jaringan 3.5G
Teknologi 3.5 G atau disebut juga super 3G merupakan peningkatan dari
teknologi 3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang
lebih dari teknologi 3G (>2Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi
multimedia seperti akses internet dan video sharing. Yang termasuk
dalam teknologi ini adalah:


High Speed Downlink Packet Access (HSDPA)
HSDPA

merupakan

Evolusi

WCDMA

dari

Ericsson.

HSDPA

merupakan protokol tambahan pada sistem WCDMA (wideband
CDMA) yang mampu mentransmisikan data berkecepatan tinggi.
HSDPA fase pertama berkapasitas 4,1 Mbps. Kemudian menyusul
fase 2 berkapasitas 11 Mbps dan kapasitas maksimal downlink peak
data rate hingga mencapai 14 Mbps.Kecepatan jaringan HSDPA di
lingkungan

perumahan

dapat

melakukan

download

data

berkecepatan 3,7 Mbps. Seorang yang sedang berkendaraan di jalan
tol berkecepatan 100 km/jam dapat mengakses internet berkecepatan
1,2 Mbps. Sementara itu, pengguna di lingkungan perkantoran yang
padat tetap masih dapat menikmati streaming video meskipun hanya
memperoleh 300 Kbps. Kelebihan HSDPA adalah mengurangi
keterlambatan (delay) dan memberikan respon yang lebih cepat saat
pengguna menggunakan aplikasi interaktif seperti mobile office atau
akses internet kecepatan tinggi, yang dapat disertai pula dengan
fasilitas gaming atau download audio dan video. Kelebihan lain
HSDPA, meningkatkan kapasitas sistim tanpa memerlukan spektrum
frekuensi tambahan, sehingga pasti akan mengurangi biaya layanan


mobile data secara signifikan.
Wireless Broadband (WiBro)
WinBro dikembangkan Samsung bersama dengan Electronics and
Technology Research Institute (ETRI) dan telah mendapat sertifikat
dari Wimax Forum. WiBro merupakan bagian dari kebijakan bidang
teknologi informasi Korea Selatan yang dikenal dengan kebijakan
839. WinBro mampu men-deliver data dengan kecepatan hingga 50
Mbps. Kecepatan transfer data mampu mengungguli kecepatan

transfer data berplatform HSDPA yang memiliki kemampuan mendeliver data hingga 14 Mbps.
6. Jaringan 4G
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris fourth-generation
technology. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of
Electrical and Electronics Engineers) adalah “3G and beyond”. Sebelum
4G, High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) yang kadangkala
disebut sebagai teknologi 3,5G telah dikembangkan oleh WCDMA sama
seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA adalah sebuah
protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi untuk jaringan
Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat
memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbps arah
turun). Bayangkan dengan kecepatan super itu kita dapat dengan mudah
mendowload film dengan kualitas HD. Dan dalam waktu yang singkat
tentu saja. untuk mendownload film berkapasitas 6GB saja hanya
diperlukan waktu 6 menit.
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana
suara, data dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan
saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi
sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun,
terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni 4G akan
merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh.
Beberapa teknologi pendukung generasi jaringan 4G:
-

Long Term Evolution (LTE)

-

Ultra Mobile Broadband (UMB)

-

Mobile Wimax II (IEEE 802.16m)

Beberapa kelebihannya lainnya dari LTE 4G adalah:
1. Tingkat download sampai dengan 299.6 Mbps dan tingkat upload
gingga 75.5 Mbps tergantung pada katrgori perangkat yang
digunakan.
2. Peningkatan dukungan untuk mobilitas, sebagai contoh dukungan
untuk terminal bergerak hingga 350 km/jam atau 500 km/jam
tergantung pita frekuensi.

3. Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan
oleh sistem IMT dan ITU-R.
4. Daerah perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti 2.6 GHz
di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile
broadband.
5. Dukungan untuk MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency
Network). Fitur ini dapat memberikan layanan seperti Mobile TV
menggunakan infrastruktur LTE dan merupakan pesaing untuk
layanan DVB-H berbasis siaran TV.

Gambar 3. Perkembangan teknologi mobile

Gambar 4. Kecepatan transfer data dari tiap generasi

Teknologi 5G
Dalam melakukan migrasi ke dalam teknologi 5G bukan perkara yang
mudah, hal ini harus jelas didukung oleh perangkat teknologi akses radio yang
mendukung. Sehingga akan berdampak pada pendapatan operator global serta
interoperabilitas yang lebih baik dan menguntungkan. Untuk mencoba teknologi
5G pada semua perangkat teknologi akses radio diperlukan suatu plattform yang
unik. Salah satu contoh platform yang unik adalah IP Flat network, tentunya
plattform ini adalah cikal bakal dari 5G untuk terintergrasi dengan semua jenis
teknologi yang sudah ada saat ini. Dalam memenuhi permintaan pelanggan
secara real time untuk mengakses aplikasi data yang besar melalui jaringan
mobile broadband. Maka operator nirkabel harus beralih ke aksitektur IP Flat
network. Arsitektur ini akan menyediakan cara tersendiri untuk mengindentifikasi
perangkat menggunakan nama simbolik tertentu, tidak seperti arsitektur hirarki
yang digunakan pada IP Address.

Gambar 5. Desain mobile phone 5G

Teknologi 5G sedang dikembangkan untuk dapat mengakomodasi Qos
(Quality of Service) dan menunjang persyaratan lebih lanjut untuk aplikasi masa
datang seperti akses broadband nirkabel, MMS, video chat, mobile TV, konten
HDTV, Digital Video Broadcasting (DVB), layanan minimal seperti suara dan data
serta layanan lain yang membutuhkan kapasitas bandwidh yang besar. Definisi
5G adalah untuk menyediakan cakupan RF yang memadai, lebih banyak bits/Hz
untuk melakukan interkoneksi semua jaringan heterogen nirkabel untuk
memberikan

kelancaran

dan

kestabilan

dalam

melakukan

hubungan

telekomunikasi kepada pelanggan.
Evolved packet core adalah suatu jaringann inti bebasis IP yang didefinisikan
oleh 3GPP (standar telekomunikasi) untuk digunakan dengan LTE dan akses
teknologi lainnya. Tujuan dari EPC ini adalah untuk menyediakan semua
arsitektur secara sederhana dan efisien dari jaringan IP inti untuk memberikan
akses ke berbagai layanan yang disediakan oleh IMS (IP Multimedia subsytem).
Pada dasarnya EPC terdiri dari sebuah mobility management entity (MME) &
Akses routing gateway dari user datargram.

Gambar 6. Arsitektur IP Flat

Arsitektur Teknologi 5G

Gambar 7. Arsitektur IP Flat
Gambar di atas menunjukkan model sistem yang mengusulkan desain
arsitektur jaringan untuk sistem mobile 5G yang Model all-IP berbasis
interoperabilitas nirkabel dan jaringan mobile. Sistem ini terdiri dari terminal
pengguna (yang memiliki peran penting dalam arsitektur baru) dan sejumlah
independen, otonom teknologi akses radio. Dalam setiap terminal, masingmasing teknologi akses radio dipandang sebagai link IP ke dunia internet luar.
Namun, harus ada radio yang berbeda untuk setiap antarmuka Radio Access
Technology (RAT) di terminal mobile. Sebagai contoh, jika kita ingin memiliki
akses ke empat situs yang berbeda, kita perlu memiliki empat berbeda interface
tertentu akses-dalam terminal mobile dan memiliki semua dari mereka yang aktif
pada saat yang sama, dengan tujuan untuk memiliki arsitektur ini menjadi
fungsional.
Perangkat selular saat ini didesain untuk komunikasi langsung berhubungan
dengan Radio Access Network dengan menggunakan “cell”, perangkat
memperoleh layanan dengan proses downlink dan uplink, sistem kontrol dan lalu
lintas data, dengan Base Station sebagai informasi terpusatnya. Paradigma ini
yang coba akan dirubah untuk teknologi 5G, berikut:


Hutan tower saat ini telah dirasakan oleh kita bersama, karena banyaknya
operator yang mendirikan tower komunikasi untuk base station. Penyebaran
BTS untuk teknologi 5G, diharapkan komunikasi antar BTS dapat terjalin

dengan baik, BTS sudah harus mampu meneruskan informasi tanpa harus


berkomunikasi dengan tingkatan yang lebih tinggi misalnya MSC.
Kebutuhan spektrum frekuensi tidak mungkin menggunakan alokasi pada
frekuensi yang sekarang. Spektrum frekuensi harus mampu mengakomodasi
banyaknya perangkat. Oleh karena itu solusi dari mmWave dengan



menggunakan frekuensi tinggi diharapkan mampu menjadi solusi terbaik.
Komunikasi koperatif, merupakan perkembangan dari komunikasi nirkabel,
teknik yang digunakan pada koperatif sangat menguntungkan dari sisi
diversitas gain, sehingga BER semakin kecil. Beberapa skema seperti
Cooperative Multipoint (CoMP) dan beberapa strategi relay menjadi bagian



yang penting dari fungsi kooperatif.
Network Coding, tidak hanya menggunakan spektrum yang tinggi untuk
mendapatkan jumlah user yang banyak, akan tetapi perlu adanya efiesiensi
penggunaan throughput, sehingga jumlah user dengan bandwidth yang
terbatas dapat diatas. Network coding merupakan teknik yang menggunakan
node tengah sebagai media perantara antara source dan destination.

Standart 5G dari METIS
Mobile and wireless communications Enablers for Twenty-twenty (2020)
Information Society (METIS), merupakan salah satu project konsorsium untuk
standarisasi teknologi 5G, pendekatan teknologi ini berbasis dari evolusi
teknologi yang telah ada untuk didesain menjadi konsep radio baru, berikut
konsep yang dikembangkan dari METIS : Massal MIMO, Ultra Jaringan Padat,
Jaringan Bergerak, Perangkat ke Perangkat, Ultra kehandalan dan Massal
komunikasi antar mesin.
Perkembangan sosial masyarakat telah berkembang kepada komunikasi
jaringan nirkabel. Beberapa jenis lalyanan komunikasi seperti e-banking, elearning, e-health dan lain-lain telah mendorong berbagai teknologi untuk
mengakomodasi. Tidak sampai disana, permintaan masyarakat terhadap
perkembangan informasi data dan hiburan (streaming) menjadi hal yang mutlak
saat ini, sehingga kualitas layanan tidak dapat diabaikan begitu saja oleh
pengelola operator telekomunikasi.
Lebih jauh akan diprediksi bahwa manusia akan menjadi pusat informasi itu
sendiri (human-centric), dengan menggunakan perangkat komunikasi yang

mengakibatkan komunikasi antar mesin semakin meningkat. Istilah lain yang
lebih populer adalah Internet of Things (IoT), yang mempunyai prinsip lebih
efisien, lebih nyaman dan lebih aman. Diperkirakan total pengguna yang
terhubung dengan perangkat sekitar 50 milyar pada tahun 2020.

Gambar 8. Roadmap 5G (METIS)
METIS mendeskripsikan tentang teknologi 5G dilihat dari penyerapan pasar,
kondisi sosial masyarakat, di sisi teknikal dan kemampuan ekonomi dibagi
menjadi:






Komunikasi Perangkat ke Perangkat.
Massive Machine Communication (MMC)
Moving Networks (MNs)
Ultra Dense Network (UDNs)
Ultra-reliable Communication (URC)

Gambar 9. Transmisi Multi Node (METIS)
Perkembangan tentang multi node ditujukan untuk meningkatkan performansi
dan kemampuan sistem nirkabel pada target 5G. Massive multiple input multiple
output (MIMO) dapat meningkatkan kecepatan, meningkatkan efisiensi spektrum
frekuensi, meningkatkan jaringan yang handal, memperluas coverage dan
efisiensi energi. Koordinasi antar antar node merupakan salah satu bagian yang
penting dalam meningkatkan efisien spektrum, dan meningkatkan throughput di
sisi user. METIS mengusulkan pemadatan jaringan dapat menggunakan
infrastruktur jaringan relay dan teknik dari backbone wireless, seperti wireless
network coding, buffer-aided relaying dan joint proses antar komunikasi.
Keunggulan 5G
Teknologi 5G belum dapat dipastikan seperti apa keunggulan dan
kekurangannya karena saat ini hal itu masih berupa konsep. Tetapi dari konsepkonsep yang diciptakan tersebut, terdapat beberapa konsep yang menjadi tujuan
utama dari teknologi 5G, yaitu:





Kecepatan data yang lebih signifakan dari 4G.
Memiliki transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan
satu mili detik.
Dapat terkoneksi dengan alat seperti telepon, mobil, dan peralatan rumah
tangga.
Teknologi 5G diprediksi memiliki kecepatan sekitar 800Gbps, atau
seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Dengan

kecapatan

seperti

itu,

teknologi

5G

bisa

memungkinkan

untuk

mengunduh 33 film High Definition hanya dalam beberapa detik

Gambar 10. Maximum Test downlink speed by Technology generation
Rencana Peluncuran
Berdasarkan pada kongres Mobile World Congress (MWC) yang dihadiri oleh
Nokia, Huawei, dan Ericsson di Barcelona, teknologi 5G masih belum dapat
dipastikan tanggal lirisnya karena masih dalam tahap pengembangan. Namun,
Nokia dan operator Jepang NTT DoComo berasumsi bahwa teknologi 5G akan
diliris pada Tokyo Olympics tahun 2020.
Di Korea Selatan, teknolgi 5G ini sedang dikembangkan dan diprediksi
kecepatan maksimalnya dapat mencapai 100 kali lebih cepat dibanding teknologi
4G, atau lebih tepatnya 10Gbps. Rencananya jaringan 5G akan mulai diterapkan
di Korea Selatan pada tahun 2017 dan baru dapat digunakan secara komersial
pada tahun 2020.
Regulasi Penerapan 5G
Pemerintah berkomitmen menyusun regulasi terkait penggunaan teknologi
jaringan 5G untuk mengantisipasi persoalan yang akan berdampak pada
perekonomian nasional.
Menurut sumber dari Direktur Jenderal Sumber Daya, Perangkat Pos dan
Informatika menyampaikan setidaknya terdapat empat isu krusial yang perlu
dituntaskan dalam pengembangan teknologi 4G di Indonesia:

1. Penetapan regulasi
2. Ketersediaan spektrum frekuensi yang dibutuhkan untuk 5G
3. Penyiapan backbond dan backhaul
4. Pengelolaan infrastruktur pasif
Pemerintah akan segera menentukan poin-poin terkait regulasi mana yang
perlu diatur secara proaktif dan regulasi yang hanya perlu menunggu dulu
perkembangan teknologi yang ada dalam pasar 5G. Terkait ketersediaan
frekuensi, teknologi 5G murni membutuhkan pita frekuensi yang berada di level
tinggi di atas 24 Ghz dan di level bawah di bawah 6 Ghz. Di Indonesia, pita
frekuensi tinggi masih kosong sehingga tak bermasalah. Frekuensi di bawah 6
Ghz persoalannya masih berat karena band-band sudah terlanjur digunakan oleh
teknologi sebelumnya.
Penyediaan spektrum akan dilakukan sejak dini karena ada beberapa tahap
yang harus dilakukan untuk membersihkan frekuensi dari teknologi lama,
penghentian perizinan, pengalihan dan penggantian spektrum baru yang perlu
diselesaikan secara bisnis.
Teknologi 5G juga membutuhkan fasilitas jaringan tulang punggung yang kini
sedang dibangun oleh pemerintah melalui proyek Palapa Ring di tiga wilayah
Indonesia, serta rencana pembangunan satelit.
Pengelolaan infrastruktur pasif juga perlu diperbaiki. Pasalnya, selama ini
persoalan masih berkutat pada hal klasik terkait aturan daerah dan pusat yang
membuat operator sulit menyerap belanja modal. Infrastruktur yang dimaksud
juga termasuk data center dan tiang bersama. Sebagai informasi, seminar
tersebut menelusuri potensi peraturan dan perspektif industri terhadap
implementasi teknologi 5G yang diperkirakan untuk diluncurkan secara komersial
dalam beberapa tahun ke depan.
4. KESIMPULAN
1. Teknologi 5G dapat terkoneksi dengan perangkat perangkat elektronika
lainnya.
2. Apabila sudah terimplementasi dengan baik, teknologi ini akan sangat
membantu manusia.
3. Dengan teknologi 5G semua bisa menjadi kenyataan.

4. Teknologi 5G memiliki kecepatan transfer data lebih hebat dibanding
dengan teknologi yang lainnya.
5. Arsitektur terbilang lebih simple dengan output yang sangat luar biasa.
6. Terdapat empat isu krusial yang perlu dituntaskan dalam pengembangan
teknologi 4G di Indonesia penetapan regulasi, ketersediaan spektrum
frekuensi yang dibutuhkan untuk 5G, penyiapan backbond dan backhaul
dan pengelolaan infrastruktur pasif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Iwan Sofana. 2012. Cisco CCNP dan Jaringan Komputer. Bandung:
Informatika.
2. Ono W. Purbo, Raharjo dan Sarujih. 2016. IPv6 Fondasi Internet Masa
Depan. Yogyakarta: Andi.
3. Firdaus dan Toha Ardi Nugraha. 2016. The Next Generation of ICT Network
NGN, FIFTH, M2M, WSN, IoT. Yogyakarta: Teknosain.
4. Denny Kusuma Hendraningrat dan Denny Setiawan. 2017. Roadmap
Broadband Indonesia Menuju Era Teknologi 5G. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
5. Riza Taufan. 2002. Teori dan Implementasi IPv6 Protokol Internet Masa
Depan. Jakarta: Elek Media Komputindo.