Hukum Acara Perdata update 15 Nov .pptx
Hukum Acara
Perdata (2)
U PAYA P E N Y E L E S A I A N S E N G K E TA D I D A L A M P E N G A D I L A N
OLEH:
R I Z KY K A R O K A R O , 2 0 1 7 ©
Yang Akan Dipelajari
Sejarah Singkat
Asas Hukum Acara Perdata
Alat Bukti dalam Hukum Acara Perdata
Putusan Pengadilan
Surat Kuasa
Definisi Hukum Acara
Perdata/Hukum Perdata Formil
1. Rangkaian peraturan peraturan yang memuat cara bagaimana orang
harus bertindak terhadap dan di muka pengadilan serta cara bagaimana
pengadilan itu harus bertindak satu sama lain untuk melaksanakan
berjalannya peraturan peraturan hukum perdata (Wirjono Prodjodikoro,
Hukum Acara Perdata di Indonesia,Bandung)
2. “Peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin
ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantara hakim.” (Sudikno
Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta)
Sejarah Singkat Penggolongan Rakyat
(113 jo.163 IIS/Indische Staatsregeling)
Dasar Hukum Acara Perdata
BRv (namun sudah tidak berlaku lagi)
RBg
HIR
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2006 tentang Prosedur Mediasi
di Pengadilan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor7 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan
Setempat (Descente)
Penggunaan BRv (Burgerlijk
Rechtsvodering)
Hukum Acara bagi Golongan Eropa yg terkena kasus di raad van justitie
(Peradilan tingkat banding) & residentie gerecht (Peradilan tingkat pertama)
Setelah Indonesia dijajah oleh Jepang, Jepang menyatakan bahwa BRv tidak
berlaku lagi
Contoh Pasal BRv
Pembuktian dapat dilakukan dengan cara apapun, kecuali Undang-undang
menentukan lain ....... Penilaian terhadap bukti yang diajukan menjadi
kebijaksanaan hakim keculai Undang-undang menentukan lain (Pasal 197
BRv)
Penggunaan HIR (Het Herziene
Indonesisch Reglement)
Hukum acara bagi bumiputera yang berlaku di Jawa dan Madura
Pembentukan H.I.R di mulai pada tanggal 5 Desember 1846, saat Gubernur
Jenderal Jan Jacob Rochussen memberi tugas kepada Jhr. Mr. H.L. Wichers,
Ketua Mahkamah Agung dan Mahkamah Agung Tentara di Batavia, untuk
merancang sebuah Reglement tentang administrasi, polisi, acara perdata dan
acara pidana bagi golongan Indonesia.
Contoh Pasal HIR
A.
Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan pengadilan
Negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh
penggugat atau oleh wakilnya menurut pasal 123, kepada ketua pengadilan
negeri di daerah hukum siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak diketahui
tempat diamnya, tempat tinggal sebetulnya. (Pasal 118 ayat (1) HIR)
B.
Bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat dibantu atau diwakili oleh kuasa,
yang dikuasakannya untuk melakukan itu dengan surat kuasa teristimewa,
kecuali kalau yang memberi kuasa itu sendiri hadir. Penggugat dapat juga
memberi kuasa itu dalam surat
permintaan yang ditandatanganinya dan
dimasukkan menurut ayat pertama pasal 118 atau jika gugatan dilakukan
dengan lisan menurut pasal 120, maka dalam hal terakhir ini, yang demikian itu
harus disebutkan dalam catatan yang dibuat surat gugat ini. (Pasal 123 ayat (1)
HIR)
Penggunaan RBg (Rechts Reglement voor de
Buitengewesten)
Hukum acara perdata yang berlaku di daerah luar Jawa dan Madura
RBg yang dinyatakan Pasal VIII ordonansi tanggal 11 Mei 1927 Nomor 227
mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 1927, merupakan pengganti peraturanperaturan Hukum Acara Perdata yang lama yang tersebar dan berlaku bagi
daerah-daerah tertentu saja. Yaitu ordonansi-ordonansi bagi daerah-daerah
Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Sumatra Timur, Aceh, Riau, Bangka,
Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur,
Manado, Sulawesi, Ambon, Ternate, Timor, Bali, dan Lombok (Pasal I
ordonansi).
Ordonansi
Perbedaan Ordonansi dan Reglement (Sumber:
Maria Farida Indrati Soeprapto. Ilmu PerundangUndangan: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan.
Kanisius)
ORDONANTIE
REGLEMENT
Ordonantie adalah peraturan
perundang-undangan yang dibentuk
oleh Gubernur Jenderal (Gouverneur
Generaal) bersama-sama Volksraad
(Dewan Rakyat) di Jakarta dan
berlaku bagi wilayah Hindia Belanda.
Peraturan Pemerintah yang
ditetapkan oleh Gubernur Jenderal
untuk melaksanakan Wet
Contoh Pasal RBg
Bila perkara yang diajukan (ke pengadilan) berkenaan dengan perkara yang
telah diputus oleh hakim desa, penggugat memberitahukan isi dari keputusan
tersebut pada surat gugatannya; bila mungkin, salinan keputusannya itu
dilampirkan. (Pasal 143 b ayat (1) Rbg)
Asas-Asas Hukum Acara Perdata
Lanjutan Asas
Gugatan dan Permohonan
GUGATAN
PERMOHONAN/GUGATAN
PERMOHONAN
Gugatan Permohonan,
Gugatan Contentiosa,
dan Gugatan Class
Action
Alur Peradilan Perdata
Karakteristik Gugatan
Permohonan
Gugatan
contentious
Gugatan Class Aciton
Bentuk Gugatan
Asas Pembuatan Gugatan
Perumusan Posita
Pasal 118 HIR
1.
Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan pengadilan
Negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh
penggugat atau oleh wakilnya menurut pasal 123, kepada ketua pengadilan
negeri di daerah hukum siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak
diketahui tempat diamnya, tempat tinggal sebetulnya.
2.
Jika tergugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak tinggal di dalam itu
dimajukan kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggal salah seorang dari
tergugat itu, yang dipilih oleh penggugat. Jika tergugat-tergugat satu sama lain
dalam perhubungan sebagai perutang utama dan penanggung, maka
penggugatan itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri di tempat orang
yang berutang utama dari salah seorang dari pada orang berutang utama itu,
kecuali dalam hal yang ditentukan pada ayat 2 dari pasal 6 dari reglemen
tentang aturan hakim dan mahkamah serta kebijaksanaan kehakiman (R.O.).
Contoh Gugatan
Contoh Putusan
Alat Bukti HAPER
Bukti Tulisan
Saksi
Persangkaan
Pengakuan
Sumpah
Putusan
Macam – macam Putusan :
◦ Putusan Sela / Putusan Antara
◦ Putusan Akhir
Putusan Sela/Putusan Antara (Psl 185 (1) HIR
atau Psl 48 Rv)
◦ Hakim dapat mengambil atau menjatuhkan putusan yang
bukan putusan akhir, pada saat proses pemeriksaan
berlangsung.
◦ Putusan sela berisi perintah yang harus dilakukan para
pihak
yang berperkara untuk memudahkan hakim
menyelesaikan pemeriksaan perkara sebelum menjatuhkan
putusan akhir.
Putusan Sela
Berdasarkan Ps. 48 RV, ada 2 macam putusan sela:
◦ Putusan Preparatoir bertujuan sebagai persiapan jalannya
pemeriksaan.
Misalnya
sebelum
hakim
memulai
pemeriksaan
terlebih
dahulu
diterbitkan
putusan
preparatoir
ttg
tahap-tahap
proses
atau
jadwal
persidangan. “Timetable Program” di Inggris.
◦ Putusan Interlocutoir : putusan hakim dengan mana
sebelum dijatuhkan putusan, diperintahkan mengadakan
pemeriksaan terlebih dahulu yang dapat mempengaruhi
bunyi putusan akhir, misalnya
a. Putusan interlocutoir yang memerintahkan pendengaran
keterangan ahli (Psl 154 HIR)
b. Memerintahkan pemeriksaan setempat (Psl 153 HIR)
c. Memerintahkan
pengucapan
atau
pengangkatan
sumpah (Psl 155 HIR).
Putusan Sela
Berdasarkan Ps. 332 RV, ada 2 macam putusan :
◦ Putusan Insidentil: putusan yang berhubungan dengan
insiden, yaitu peristiwa yang menghentikan prosedur
peradilan biasa. Putusan ini belum berhubungan dengan
pokok perkara, misalnya putusan yang membolehkan
seseorang ikut kerja dalam perkara.
◦ Putusan Provisionil: putusan yang bersifat sementara
yang berisi tindakan sementara menunggu sampai
putusan akhir dijatuhkan. Putusan provisi tidak boleh
mengenai materi pokok perkara tetapi hanya terbatas
pada tindakan sementara berupa larangan melanjutkan
kegiatan,
misalnya
melarang
meneruskan
Putusan Akhir
Ditinjau dari segi sifatnya, terdapat beberapa jenis
putusan yang dapat dijatuhkan oleh Hakim, sbb:
1. Putusan Declaratoir: putusan yang isinya bersifat
menerangkan atau menyatakan apa yang sah, misal :
menerangkan bahwa anak yang menjadi sengketa
adalah anak yang lahir dalam perkawinan yang sah.
2. Putusan Constitutif: putusan yang meniadakan atau
menciptakan keadaan hukum baru. Misal: pemutusan
perkawinan, pengangkatan anak, pernyataan pailit,
pemutusan perjanjian.
3. Putusan Condemnatoir : putusan yang menghukum
pihak yang kalah untuk memenuhi prestasi atau
membayar sejumlah uang tertentu.
Gugurnya Gugatan Penggugat
Dasar Hukum: Pasal 124 HIR & Pasal 77 Rv
Gugatan yang telah diajukan oleh penggugat
dapat menjadi “gugur” apabila penggugat
tidak hadir dalam persidangan setelah
dilakukan pemanggilan oleh pengadilan secara
patut, sedangkan tergugat hadir.
Hal ini diputuskan untuk kepentingan tergugat
yang telah meluangkan waktu untuk datang ke
persidangan, mengingat tergugat datang
karena telah digugat oleh tergugat.
Dengan diputuskannya gugatan penggugat
menjadi gugur, maka perkara perdata tersebut
dianggap selesai.
Upaya Hukum
Upaya Hukum Biasa
Upaya Hukum Luar Biasa
Upaya hukum terhadap putusan tingkat akhir dan putusan yang dijatuhkan di
luar hadir tergugat (verstek), dan yang tidak lagi terbuka kemungkinan untuk
mengajukan perlawanan
Alasan:
◦ Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat
◦ Ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara
diperiksa tidak ditemukan.
◦ Ultra Petita
◦ Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya.
◦ Hakim khilaf/keliru
Dasar hukum: Pasal 67 UU No. 14/1985, jo Peraturan MA No. 1/1982.
Deden Verzet (perlawanan dari
pihak ketiga)
Perdata (2)
U PAYA P E N Y E L E S A I A N S E N G K E TA D I D A L A M P E N G A D I L A N
OLEH:
R I Z KY K A R O K A R O , 2 0 1 7 ©
Yang Akan Dipelajari
Sejarah Singkat
Asas Hukum Acara Perdata
Alat Bukti dalam Hukum Acara Perdata
Putusan Pengadilan
Surat Kuasa
Definisi Hukum Acara
Perdata/Hukum Perdata Formil
1. Rangkaian peraturan peraturan yang memuat cara bagaimana orang
harus bertindak terhadap dan di muka pengadilan serta cara bagaimana
pengadilan itu harus bertindak satu sama lain untuk melaksanakan
berjalannya peraturan peraturan hukum perdata (Wirjono Prodjodikoro,
Hukum Acara Perdata di Indonesia,Bandung)
2. “Peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin
ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantara hakim.” (Sudikno
Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta)
Sejarah Singkat Penggolongan Rakyat
(113 jo.163 IIS/Indische Staatsregeling)
Dasar Hukum Acara Perdata
BRv (namun sudah tidak berlaku lagi)
RBg
HIR
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2006 tentang Prosedur Mediasi
di Pengadilan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor7 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan
Setempat (Descente)
Penggunaan BRv (Burgerlijk
Rechtsvodering)
Hukum Acara bagi Golongan Eropa yg terkena kasus di raad van justitie
(Peradilan tingkat banding) & residentie gerecht (Peradilan tingkat pertama)
Setelah Indonesia dijajah oleh Jepang, Jepang menyatakan bahwa BRv tidak
berlaku lagi
Contoh Pasal BRv
Pembuktian dapat dilakukan dengan cara apapun, kecuali Undang-undang
menentukan lain ....... Penilaian terhadap bukti yang diajukan menjadi
kebijaksanaan hakim keculai Undang-undang menentukan lain (Pasal 197
BRv)
Penggunaan HIR (Het Herziene
Indonesisch Reglement)
Hukum acara bagi bumiputera yang berlaku di Jawa dan Madura
Pembentukan H.I.R di mulai pada tanggal 5 Desember 1846, saat Gubernur
Jenderal Jan Jacob Rochussen memberi tugas kepada Jhr. Mr. H.L. Wichers,
Ketua Mahkamah Agung dan Mahkamah Agung Tentara di Batavia, untuk
merancang sebuah Reglement tentang administrasi, polisi, acara perdata dan
acara pidana bagi golongan Indonesia.
Contoh Pasal HIR
A.
Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan pengadilan
Negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh
penggugat atau oleh wakilnya menurut pasal 123, kepada ketua pengadilan
negeri di daerah hukum siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak diketahui
tempat diamnya, tempat tinggal sebetulnya. (Pasal 118 ayat (1) HIR)
B.
Bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat dibantu atau diwakili oleh kuasa,
yang dikuasakannya untuk melakukan itu dengan surat kuasa teristimewa,
kecuali kalau yang memberi kuasa itu sendiri hadir. Penggugat dapat juga
memberi kuasa itu dalam surat
permintaan yang ditandatanganinya dan
dimasukkan menurut ayat pertama pasal 118 atau jika gugatan dilakukan
dengan lisan menurut pasal 120, maka dalam hal terakhir ini, yang demikian itu
harus disebutkan dalam catatan yang dibuat surat gugat ini. (Pasal 123 ayat (1)
HIR)
Penggunaan RBg (Rechts Reglement voor de
Buitengewesten)
Hukum acara perdata yang berlaku di daerah luar Jawa dan Madura
RBg yang dinyatakan Pasal VIII ordonansi tanggal 11 Mei 1927 Nomor 227
mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 1927, merupakan pengganti peraturanperaturan Hukum Acara Perdata yang lama yang tersebar dan berlaku bagi
daerah-daerah tertentu saja. Yaitu ordonansi-ordonansi bagi daerah-daerah
Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Sumatra Timur, Aceh, Riau, Bangka,
Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur,
Manado, Sulawesi, Ambon, Ternate, Timor, Bali, dan Lombok (Pasal I
ordonansi).
Ordonansi
Perbedaan Ordonansi dan Reglement (Sumber:
Maria Farida Indrati Soeprapto. Ilmu PerundangUndangan: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan.
Kanisius)
ORDONANTIE
REGLEMENT
Ordonantie adalah peraturan
perundang-undangan yang dibentuk
oleh Gubernur Jenderal (Gouverneur
Generaal) bersama-sama Volksraad
(Dewan Rakyat) di Jakarta dan
berlaku bagi wilayah Hindia Belanda.
Peraturan Pemerintah yang
ditetapkan oleh Gubernur Jenderal
untuk melaksanakan Wet
Contoh Pasal RBg
Bila perkara yang diajukan (ke pengadilan) berkenaan dengan perkara yang
telah diputus oleh hakim desa, penggugat memberitahukan isi dari keputusan
tersebut pada surat gugatannya; bila mungkin, salinan keputusannya itu
dilampirkan. (Pasal 143 b ayat (1) Rbg)
Asas-Asas Hukum Acara Perdata
Lanjutan Asas
Gugatan dan Permohonan
GUGATAN
PERMOHONAN/GUGATAN
PERMOHONAN
Gugatan Permohonan,
Gugatan Contentiosa,
dan Gugatan Class
Action
Alur Peradilan Perdata
Karakteristik Gugatan
Permohonan
Gugatan
contentious
Gugatan Class Aciton
Bentuk Gugatan
Asas Pembuatan Gugatan
Perumusan Posita
Pasal 118 HIR
1.
Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan pengadilan
Negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh
penggugat atau oleh wakilnya menurut pasal 123, kepada ketua pengadilan
negeri di daerah hukum siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak
diketahui tempat diamnya, tempat tinggal sebetulnya.
2.
Jika tergugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak tinggal di dalam itu
dimajukan kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggal salah seorang dari
tergugat itu, yang dipilih oleh penggugat. Jika tergugat-tergugat satu sama lain
dalam perhubungan sebagai perutang utama dan penanggung, maka
penggugatan itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri di tempat orang
yang berutang utama dari salah seorang dari pada orang berutang utama itu,
kecuali dalam hal yang ditentukan pada ayat 2 dari pasal 6 dari reglemen
tentang aturan hakim dan mahkamah serta kebijaksanaan kehakiman (R.O.).
Contoh Gugatan
Contoh Putusan
Alat Bukti HAPER
Bukti Tulisan
Saksi
Persangkaan
Pengakuan
Sumpah
Putusan
Macam – macam Putusan :
◦ Putusan Sela / Putusan Antara
◦ Putusan Akhir
Putusan Sela/Putusan Antara (Psl 185 (1) HIR
atau Psl 48 Rv)
◦ Hakim dapat mengambil atau menjatuhkan putusan yang
bukan putusan akhir, pada saat proses pemeriksaan
berlangsung.
◦ Putusan sela berisi perintah yang harus dilakukan para
pihak
yang berperkara untuk memudahkan hakim
menyelesaikan pemeriksaan perkara sebelum menjatuhkan
putusan akhir.
Putusan Sela
Berdasarkan Ps. 48 RV, ada 2 macam putusan sela:
◦ Putusan Preparatoir bertujuan sebagai persiapan jalannya
pemeriksaan.
Misalnya
sebelum
hakim
memulai
pemeriksaan
terlebih
dahulu
diterbitkan
putusan
preparatoir
ttg
tahap-tahap
proses
atau
jadwal
persidangan. “Timetable Program” di Inggris.
◦ Putusan Interlocutoir : putusan hakim dengan mana
sebelum dijatuhkan putusan, diperintahkan mengadakan
pemeriksaan terlebih dahulu yang dapat mempengaruhi
bunyi putusan akhir, misalnya
a. Putusan interlocutoir yang memerintahkan pendengaran
keterangan ahli (Psl 154 HIR)
b. Memerintahkan pemeriksaan setempat (Psl 153 HIR)
c. Memerintahkan
pengucapan
atau
pengangkatan
sumpah (Psl 155 HIR).
Putusan Sela
Berdasarkan Ps. 332 RV, ada 2 macam putusan :
◦ Putusan Insidentil: putusan yang berhubungan dengan
insiden, yaitu peristiwa yang menghentikan prosedur
peradilan biasa. Putusan ini belum berhubungan dengan
pokok perkara, misalnya putusan yang membolehkan
seseorang ikut kerja dalam perkara.
◦ Putusan Provisionil: putusan yang bersifat sementara
yang berisi tindakan sementara menunggu sampai
putusan akhir dijatuhkan. Putusan provisi tidak boleh
mengenai materi pokok perkara tetapi hanya terbatas
pada tindakan sementara berupa larangan melanjutkan
kegiatan,
misalnya
melarang
meneruskan
Putusan Akhir
Ditinjau dari segi sifatnya, terdapat beberapa jenis
putusan yang dapat dijatuhkan oleh Hakim, sbb:
1. Putusan Declaratoir: putusan yang isinya bersifat
menerangkan atau menyatakan apa yang sah, misal :
menerangkan bahwa anak yang menjadi sengketa
adalah anak yang lahir dalam perkawinan yang sah.
2. Putusan Constitutif: putusan yang meniadakan atau
menciptakan keadaan hukum baru. Misal: pemutusan
perkawinan, pengangkatan anak, pernyataan pailit,
pemutusan perjanjian.
3. Putusan Condemnatoir : putusan yang menghukum
pihak yang kalah untuk memenuhi prestasi atau
membayar sejumlah uang tertentu.
Gugurnya Gugatan Penggugat
Dasar Hukum: Pasal 124 HIR & Pasal 77 Rv
Gugatan yang telah diajukan oleh penggugat
dapat menjadi “gugur” apabila penggugat
tidak hadir dalam persidangan setelah
dilakukan pemanggilan oleh pengadilan secara
patut, sedangkan tergugat hadir.
Hal ini diputuskan untuk kepentingan tergugat
yang telah meluangkan waktu untuk datang ke
persidangan, mengingat tergugat datang
karena telah digugat oleh tergugat.
Dengan diputuskannya gugatan penggugat
menjadi gugur, maka perkara perdata tersebut
dianggap selesai.
Upaya Hukum
Upaya Hukum Biasa
Upaya Hukum Luar Biasa
Upaya hukum terhadap putusan tingkat akhir dan putusan yang dijatuhkan di
luar hadir tergugat (verstek), dan yang tidak lagi terbuka kemungkinan untuk
mengajukan perlawanan
Alasan:
◦ Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat
◦ Ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara
diperiksa tidak ditemukan.
◦ Ultra Petita
◦ Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya.
◦ Hakim khilaf/keliru
Dasar hukum: Pasal 67 UU No. 14/1985, jo Peraturan MA No. 1/1982.
Deden Verzet (perlawanan dari
pihak ketiga)