PENGERTIAN PENGERTIAN UMUM HUKUM TATA NE

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

PENGERTIAN-PENGERTIAN UMUM HUKUM TATA NEGARA
Hukum Positif: Hukum yang berlaku pada suatu saat di tempat tertentu
Hukum positif Indonesia : Hukum yang berlaku pada saat tertentu di
Indonesia
Hukum Tata Negara:
Bidang (ilmu) hukum yang mencakup :
azas-azas dan pengertian-pengertian dalam ketatanegaraan dan
aturan-aturan (dasar) mengenai :


struktur organisasi dan praktik ketatanegaraan,



hak & kewajiban warga negara, serta




hubungan antara negara dengan warganegaranya

Dalam Bhs Inggris disebut Constitutional Law karena hal-hal tersebut diatur
dalam Konstitusi (tidak selalu harus terkodifikasi, seperti di Inggris)
Hukum Tata Negara Positif:
Hukum Tata Negara yang berlaku pada suatu saat di tempat (negara)
tertentu
Hukum Tata Negara Indonesia:
Hukum Tata Negara yang berlaku pada waktu tertentu di negara
Indonesia
Pengantar HTN Indonesia:
Ilmu Pengetahuan yg menyelidiki azas-azas dan pengertianpengertian tentang HTN yang khusus berlaku di Indonesia
Sistem Hukum Indonesia – G1

1

IPDN 2014–Madya
Praja


[PENGERTIAN HTN & HAN]

Istilah
Hukum Tata Negara dapat dibagi dengan:


Hukum Tata Negara dalam arti luas, yang disamakan artinya dengan
Hukum Negara



Hukum Tata Negara dalam arti sempit, membedakan Hukum Tata
Negara dari Hukum Administrasi Negara atau Hukum Tata Usaha
Negara atau Hukum Tata Pemerintahan (Administratief Recht)

Istilah-istilah dalam bahasa lain:


Staatsrecht (Belanda) = Hukum Negara




Constitutional Law (Inggris)



State Law (sebagai variasi dari istilah Constitutional Law; Inggris)



Droit Constitutionnel (Perancis)



Verfassungsrecht (Jerman)

Definisi:
Van Vollenhoven:



Hukum Tata Negara mengatur semua masyarakat hukum atasan dan
masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masingmasing itu menentukan wilayah lingkungan rakyatnya dan akhirnya
menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang
berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu, serta menentukan
susunan dan wewenangnya dari badan-badan tersebut.

Selain van Vollenhoven, sejumlah pakar ilmu hukum yang juga memberikan
definisi atas Hukum Tata Negara adalah:
Sistem Hukum Indonesia – G1

2

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

Scholten, van der Pot, Logemann, Apeldoorn, Wade and Phillips, Paton,
A.v. Dicey, dan Maurice Duverger

Kusumadi Pudjosewojo



Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara
(kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau
republik), yang menunjukkan masyarakat hukum atasan maupun yang
bawahan, beserta tingkatan-tingkatannya (hirarki), yang selanjutnya
menegaskan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakatmasyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat
perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat
hukum itu beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang),
wewenang, tingkatan imbangan dari dan antara alat perlengkapan itu.

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim


Hukum Tata Negara dapat dirumuskan sebagi sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur organisasi daripada negara, hubungan antar
alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal, serta
kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya


Organisasi:


Merupakan bentuk kerja sama untuk mencapai suatu tujuan



Di dalamnya terdapat pembagian kerja, dan bagian-bagiannya (alatalat perlengkapan negara dengan wewenang & kewajibannya masingmasing) itu mempunyai ikatan dengan keseluruhannya



Dalam organisasi negara ditentukan bagaimana bentuk negara dan
bentuk pemerintahan yang diinginkan, serta pembagian wilayah
negara menurut tingkatannya

Hubungan HTN dengan HAN
Sistem Hukum Indonesia – G1

3


IPDN 2014–Madya
Praja



[PENGERTIAN HTN & HAN]

Terdapat perselisihan pendapat di antara para ahli tentang hubungan
Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara. Secara garis
besar pendapat para ahli hukum itu dapat dibagi dalam dua golongan
yaitu:

Ada Golongan yang membedakan Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara secara prinsipiil, karena kedua ilmu pengetahuan itu
menurut mereka dapat dibagi secara tajam baik secara sistematik maupun
mengenai isinya
Golongan yang kedua beranggapan bahwa antara Hukum Tata Negara dan
Hukum Adminstrasi Negara tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsipiil,
melainkan hanya karena pertimbangan manfaat saja. Hukum Administrasi

Negara itu merupakan Hukum Tata Negara dalam arti luas dikurangi dengan
Hukum Tata Negara dalam arti sempit. Ini yang disebut dengan teori ”residu”
Yang termasuk dalam golongan pertama adalah:
Van Vollenhoven


Ia merumuskan Hukum Tata Negara sebagai sekumpulan peraturanperaturan hukum yang menentukan badan-badan kenegaraan serta
memberi wewenang kepadanya, dan bahwa kegiatan suatu
pemerintahan modern adalah membagi-bagikan wewenang itu
kepada badan-badan tersebut dari yang tertinggi sampai yang
terendah kedudukannya
(menurut Oppenheim rumusan ini sama dengan negara dalam

keadaan tidak bergerak)


Sementara Hukum Administrasi Negara dirumuskan dengan
sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan-badan negara
baik yang tinggi maupun yang rendah jika badan-badan itu mulai
Sistem Hukum Indonesia – G1


4

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

menggunakan wewenangnya yang ditentukan dalam Hukum Tata
Negara


(menurut Oppenheim rumusan ini dimisalkan seperti negara dalam
keadaan bergerak)

Logemann
Menurut Logemann, Hukum Tata Negara mempelajari:


susunan dari jabatan-jabatan,




penunjukkan mengenai pe(n)jabat-pe(n)jabat,



tugas dan kewajiban yang melekat pada jabatan itu,



kekuasaan dan wewenang yang melekat pada jabatan,



batas wewenang dan tugas dari jabatan terhadap daerah dan orangorang yang dikuasainya,



hubungan antar jabatan,




penggantian jabatan,



hubungan antara jabatan dan penjabat.



Hukum Administrasi Negara mempelajari jenis, bentuk, serta akibat
hukum yang dilakukan oleh para penjabat dalam melakukan tugasnya.
Selain itu masih ada Stellinga yang termasuk golongan pertama

Yang termasuk golongan kedua adalah:
Kranenburg


Menurutnya perbedaan antara Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara tidak bersifat azasi. Jika terjadi pemisahan antara
Sistem Hukum Indonesia – G1

5

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

keduanya hal itu hanya disebabkan karena kebutuhan akan
pembagian kerja yang timbul dari cepatnya pertumbuhan hukum
korporatif dari masyarakat hukum teritorial dan juga disebabkan juga
karena perlu dibaginya materi yang diajarkan, sehingga Hukum Tata
Negara meliputi susunan, tugas, wewenang, dan cara badan-badan itu
menjalankan tugasnya, sedangkan bagian lain yang lebih terperinci
dimasukkan dalam Hukum Administrasi Negara.
Selain itu masih ada van der Pot dan Vegting yang termasuk golongan
kedua.
SUMBER-SUMBER HTN


Sumber Hukum Materiil (sumber hukum yang menentukan isi hukum)
dari Hukum Tata Negara Indonesia
adalah Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang

kemudian menjadi falsafah negara.


Sumber Hukum Formil (sumber hukum yang dikenal dari bentuknya)
dari Hukum Tata Negara Indonesia
adalah Undang Undang Dasar 1945, dimana selain ia merupakan

hukum dasar tertulis yang mengatur masalah kenegaraan, ia juga merupakan
dasar ketentuan lainnya.
Dari UUD 1945 ini mengalir peraturan-peraturan pelaksana yang
menurut tingkatannya masing-masing merupakan sumber hukum formil,
yaitu (sebagaimana diatur dalam UU No. 12 tahun 2011):
(Lama: TAP MPRS XX/MPR/1966, TAP MPR No. III/MPR/2000)


UUD



Ketetapan MPR
Sistem Hukum Indonesia – G1

6

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]



UU/ Perpu



PP



Peraturan Presiden



Peraturan Daerah

Contoh: Kasus UU 24 ttg MK


UUD: MK boleh mengadili/memeriksa UU yg berlaku.
Pihak2 yg merasa hak konstitusionalnya terlanggar, blh menuntut ke

MK (tidak ditentukan UU apa dan waktunya kapan)


UU MK: Yg boleh diuji adalah UU sesudah 2000 terhadap UUD
Putusan MK: Pasal ini tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,

karena bertentangan dengan UUD
Kebiasaan Ketatanegaraan (Convention) sebagai Sumber Hukum
Tata Negara


adalah perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan
berulang kali, sehingga ia diterima dan diataati dalam praktek
ketatanegaraan walaupun ia bukan hukum, akan menjadi hukum
kebiasaan manakala ia diberi sanksi.



kebiasaan ketatanegaraan mempunyai kekuatan yang sama dengan
undang-undang karena diterima dan dijalankan.

Contoh:


Setiap tanggal 16 Agustus, Presiden harus mengucapkan pidato
kenegaraan di dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat. Pidato
kenegaraan ini pada hakekatnya merupakan suatu bentuk laporan
Sistem Hukum Indonesia – G1

7

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

tahunan yang bersifat informatoris dari presiden karena dalam
laporan itu juga dimuat suatu rencana mengenai kebijaksanaankebijaksanaan yang akan ditempuh pada tahun yang akan datang.


Contoh di Inggris: Raja atau Ratu akan mengangkat Ketua Partai yang
menang dalam pemilihan umum sebagai Perdana Menteri.



Contoh di AS: seorang calon Presiden AS dan Wakilnya dipilih oleh
konvensi partai politik yang bersangkutan, untuk kemudian dipilih
oleh rakyat.

Traktat (Perjanjian Internasional) sebagai Sumber Hukum Tata Negara


Traktat termasuk dalam bidang Hukum Internasional, namun
merupakan sumber hukum formil dari Hukum Tata Negara sepanjang
traktat atau perjanjian itu menentukan segi hukum ketatanegaraan
yang hidup bagi negara masing-masing yang terikat di dalamnya



Traktat atau perjanjian adalah perjanjian yang diadakan oleh dua
negara atau lebih

FAKTOR—FAKTOR YANG MEMBANTU DALAM PEMBENTUKAN
HTN
1. PERJANJIAN
L.J. van Apeldoorn mengemukakan bahwa dalam Pasal 1374 Kitab UU Hukum
Perdata diatur bahwa perjanjian mengikat para pihak yang membuatnya;
sementara UU mengikat semua orang. Walaupun demikian, menurut
Apeldoorn banyak contoh peraturan hukum yang tumbuh dari syarat yang
dibuat dengan perjanjian.
FAKTOR—FAKTOR YANG MEMBANTU DALAM PEMBENTUKAN HTN
1. YURISPRUDENSI
Sistem Hukum Indonesia – G1

8

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

Jimly Asshiddiqie mengemukakan syarat yurisprudensi:
a. sudah merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap;
b. dinilai baik dalam arti menghasilkan keadilan bagi pihak-pihak yang
bersangkutan;
c. sudah berulang beberapa kali atau dilakukan dengan pola yang sama di
beberapa tempat terpisah.
d. norma yang terkandung didalam putusan tidak terdapat dalam peraturan
tertulis yang berlaku, atau pun kalau ada tidak begitu jelas;
e. putusan itu telah dinilai memenuhi syarat sebagai yurisprudensi dan
direkomendasikan oleh MA atau MK

FAKTOR—FAKTOR YANG MEMBANTU DALAM PEMBENTUKAN HTN
Doktrin


Pendapat para Ahli

Contoh:


Cabang-cabang kekuasaan dibagi dalam legislatif, eksekutif, dan
yudisial

FAKTOR—FAKTOR YANG MEMBANTU DALAM PEMBENTUKAN
HTN


Communis opinio doctorum diartikan sebagai pendapat umum para
ahli hukum.



Jimly Asshiddiqie mengemukakan bahwa pendapat hukum dapat
dijadikan rujukan dalam membuat keputusan dengan syarat
Sistem Hukum Indonesia – G1

9

IPDN 2014–Madya
Praja



[PENGERTIAN HTN & HAN]

ilmuwan yang bersangkutan dikenal dan diakui luas
sebagai ilmuwan yang memiliki otoritas di bidangnya
dan mempunyai integritas;



persoalan tersebut belum diatur dalam peraturan
tertulis;



pendapat hukum dimaksud telah diakui keunggulannya
dan diterima oleh umum.

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
REFERENSI
PM HADJON dkk( PHAI)
SF Marbun dan Muh Mahfud, MD (Pokok-pokok HAN)
Dimensi-dimensi Pemikiran HAN
Ridwan (Pengantar HAN)
CST Cansil, Modul HAN
Safri dkk, Pengantar HAN,
UU No 51 Tahun 2009, Tentang PTUN dll
PENDAHULUAN (I)
Idonesia negara hukum (pasal 1 ayat ( 3) UUD 1945)
Tujuan negara : Alinea 4 Pembukaan UUD 1945/negara sosial
Perwujudan kesejahteraan/walfare state/ (Pancasila Sila 5)
Diperlukan sarana hukum untuk mencapai tujuan (HAN)
3 fungsi HAN dalam mengaplikasikan UUD 1945
Pemerintah sebagai sarana mencapai tujuan negara
Pemerintah membuat kebijakan/ peraturan
Sistem Hukum Indonesia – G1

10

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

Pemerintah sekaligus mempunyai wewenang memberikan sanksi han
Ciri negara hukum
Asas legalitas/Pembatasan kekuasaan
Perlindungan HAM. UU No 39 Tahun 1999
Peradilan yang mandiri, Pasal 24 UUD 1945
Equality before the law Pasal 27 UUD 1945, dll
Perspektif HAN :
1. Asas Legalitas : setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan hukum
(Segala yang mengatur WN berkaitan melarang, membebani dan mengurangi
hak, harus diatur dengan UU
2. HAN Harus mengedepan /Tindak Pem
3 Adanya PH Bagi Rakyat
Asas keabsahan tindak pemerintah
Sesuai prosedur, susuatu yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan
perundangan
Wewenang, setiap tindaakan harus berdasarkan kewenangan yang sah
Substansi, sesuai dengan aturan yang mendasari
Negara Hukum Modern/walfare state
Tugas pemerintah adalah mencampuri segala aspek perikehidupan
masyarakat
Perlindungan konsts/pembatasan kekuasaan
Badan kehakiman yang bebas
Sistem Hukum Indonesia – G1

11

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

Pemilu yang Bebas/demokrasi
Kebebasan menyatakan pendapat.
Pendidikan kewarganegaraan
PENGERTIAN DAN DASARS HUKUM HAN
 Di Belanda.
Staat en administratief recht
 Terdapat dua istilah : administratief recht (dari kata dasar
administratie) dan bestuursrecht ( kata dasar bestuur)
 Administatie diterjemahkan tata usaha, tata pemerintahan, tata usaha
negara dan administrasi
 Kata bestuur diterjemahkan pemerintahan
LANJUTAN PENGERTIAN DAN DASARS HUKUM HAN
DI PERANCIS, droit administratif
DI INGGRIS, DAN AMERIKA administrative law
DI JERMAN, verwaltungsrecht
DI INDONESIA , disesuiakan yang sifatnya nasional
Istilah HAN
Utrecht ,( HukumAdministrasi Negara Indonesia. )
WF Prins, dalam bukunya “Inleiding in het administratiefrecht” HukumTata
Usaha Negara Indonesia.
Wirjono Prodjodikoro (Hukum Tata Usaha Pemerintah.)

Sistem Hukum Indonesia – G1

12

IPDN 2014–Madya
Praja

[PENGERTIAN HTN & HAN]

PrajudiAtmasudirdjo (HukumAdministrasi Negara)
 Alasan digunakan penggunaan nama Administrasi Negara di fak
Hukum. :
-

AN lebih luas dari

tata usaha

negara

-

AN mencakup seluruh kegiatan kehidupan bernegara dalam

penyelenggaraan pemerintahan
-

TUN hanya sekedar bagian saja dari

administrasi

DALAM PERKEMBANGANNYA MUNCUL BEBERAPA ISTILAH
 Hukum Administrasi Negara (UI)*
 Hukum Tata Pemerintahan
 Hukum Tata Usaha Pemerintahan
 Hukum Tata Pemerintahan (UNPAD)
 Hukum Tata Usaha Negara (UGM)
 Hukum Administrasi Negara Indonesia
 Hukum Administrasi (Negara) (UNAIR)*
Administrasi Negara
 Administrasi :
-

usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan dan cara-

cara penyelenggaraan pembinaan organisasi

Sistem Hukum Indonesia – G1

13

IPDN 2014–Madya
Praja

kebijakan
-

[PENGERTIAN HTN & HAN]

usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
dan

pencapaian tujuan

kegiatan yang berkaitan dengan

penyelenggaraan

pemerintahan
-

kegiatan kantor dan tata usaha

Administrasi Negara
 Sebagai aparatur (machinery) Negara/ pemerintah
 Sebagai satu fungsi/aktifitas pemerintah
 Sebagai proses /teknis penyelenggaraan tugas pemerintah.(Prajudi
Atmosudirdjo)
Administrasi Negara, merupakan
Managemen dan organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya guna
mencapai tujuan-tujuan pemerintah. (Bintoro Tjokroamidjojo)
Keseluruhan kegiatan yg dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari
suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara. (Sondang P Siagian)
Gabungan jabatan-jabatan (complex van ambten), aparat administrasi di
bawah pimpinan pemerintah melakukan sebagian pekerjaan pemerintah
 KESIMPULAN
Administrasi negara : keseluruhan aparatur pemerintah yang
melakukan berbagai kegiatan atau tugas-tugas negara selain tugas
pembuatan undang-undang (kekuasaan legislatif) dan peradilan (kekuasaan
yudikatif)

Sistem Hukum Indonesia – G1

14