TUGAS Kelompok PERANCANGAN TATA LETAK FA

TUGAS Kelompok
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
Pabrik Mikro/Sub-Mikro Silika

Disusun Oleh:
NAMA : Tri Furna Adhi

41613010056

Nur Aini

41613010057

Bagus Setiawan

41613010027

Vitta Shela

41613010053


Yoga Pratama

416130100

Febri Abda

416130100

Nur Rohim

416130100

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur bagi Allah SWT karena karunia rahmat dan ridhonya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasikitas

dengan sebaik-baiknya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari pihak universitas maupun luar universitas. Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah memberi bantuan ,bimbingan, dan
dukungan kepada penulis sehingga makalah ini tertata dengan baik. Penulis berterima kasih
kepada :
1. Orang tua yang senantiasa memberikan do’a, dukungan, serta memberikan motivasi dan
senantiasa mengingatkan betapa pentingnya mencari ilmu pengetahuan.
2. Agus Ismail, M.eng. selaku Dosen pengajar mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasikitas.
3. Teman-teman mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Industri yang telah membantu memberikan dukungan moral dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari keterbatasan dan banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
penulis akan selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran yang bersifat membangun serta
mampu menunjang pada perbaikan dan penyempurnaan penulisan makalah ini.
Akhirnya atas segala kerendahan hati penulisi beharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Universitas Mercu Buana pada
umumnya.
Jakarta, November 2016

( Penulis )


Page | i

Page | iv

BAB I
PENDAHULUAN

Masalah tata letak fasilitas merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
peningkatan produktivitas perusahaandalam dunia industry PT.XX. merupakan salah satu
industri Silica di Banten, yang bergerak dalam bidang pembuatan Silica Powder. Saat ini tata
letak bagian produksi masih belum ditentukan. Hal tersebut dapat dilihat dari penempatan mesin
yang tidak beraturan, dimana mesin yang seharusnya berdekatan diletakkan berjauhan dan mesin
yang seharusnya berjauhan diletakkan berdekatan.Selain itu luas lahan di lantai produksi yang
tersedia saat ini belum sesuai dengan kebutuhan yang ditandai dengan terdapatnya beberapa
lokasi produksi yang letaknya berjauhan. Untuk itu kami berencana untuk memindahkan lahan
produksi serta menata ulang tata letak antar mesin dan gudang pada lahan yang lebih luas.
Alat material handling juga dibutuhkan untuk perpindahan karena lokasi produksi yang akan
dibuat memiliki lahan yang lebih luas dikarenakan saat ini proses perpindahan masih dilakukan
manual oleh tenaga kerja manusia. Alat material handling yang cocok untuk digunakan adalah

hand truck.
Pada saat ini aliran proses produksi ada yang terlihat kurang baik sehingga kurang efektif dan
efisiennya pekerjaan yang dilakukan serta terlalu sempit ruang pergerakan para pekerja membuat
pekerja kurang nyaman saat menjalankan tugasnya.Tujuan penelitian kami adalah menghasilkan
rancangan tata letak mesin di lantai produksi menggunakan metode konvensional dengan kriteria
minimasi total ongkos material handling di PT.XX. Metode yang digunakan untuk menata ulang
fasilitas-fasilitas yang terdapat pada perusahaan adalah metode konvensional dan. Metode
konvensional dipilih karena sederhana dan mudah dipahami serta berdasarkan data kuantitatif.
1.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi pada PT.XX adalah tata letak fasilitas yang tidak efisien dan
efektifpada lantai produksi.Permasalahan tersebut merupakan hal utama yang harus Rancangan
Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada PT.XX .

Page | 5

segera dibenahi.Karena aliran proses produksi masih terlihat bolak-balik, sehingga mengganggu
produktivitas kerja karyawan dan juga dapat mengurangi keefektifan dan keefisienan pada saat
proses produksi berlangsung. Masalah ini cobadiatasi dengan dilakukan penataan ulang tata letak
yang ada pada saat ini pada lahan baru yang lebih luas, sehingga aliran proses produksi dapat
berjalan dengan lancar. Hal ini akanmenjadi solusi bagi PT.XX dan diharapkan memberikan

dampak yang sangat baik untuk semua pihak dimasa yg akan datang.
1.2 Studi Literatur
Studi literatur digunakan sebagai dasar dalam perumusan dan pemecahan masalah yang ada guna
mendukung segi konsep dan metode yang berkaitan dengan kasus yang diteliti.Studi literatur
juga dapat membantu dalam memberikan analisis yang tepat dan akurat sesuai literatur yang
digunakan. Pelaksanaan pengambilan studi literatur dilakukan dengan berbagai cara, seperti
mengutip dan mengambil teori ataupun konsep baik yang bersumber dari buku-buku dan jurnal
yang berkaitan dengan perancangan tata letak fasilitas yang berorientasi pada aktifitas konstruksi
layout.
1.3 Pengumpulan Data
Tahap ini dilakukan pengumpulan data yang mendukung penyelesaian permasalahan. Data yang
dibutuhkan antara lain : (a) Peta Proses Operasi, (b) Data Fasilitas, Nama Mesin, Dimensi Mesin
serta Jumlah Mesin yang Dibutuhkan, (c) Data alat material handlingyang digunakan.
1.4 Pengolahan Data
Pengolahan data ini dilakukan menggunakan teknik konvensional. Penggunaan untuk perolehan
hasilnya.
1.5 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang di ambil merupakan jawaban dari tujuan serta saran yang diberikan untuk
perusahaan dimana dilakukan penelitian.
BAB 2. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Sebagai bahan kajian awal, berikut data primer berdasarkan diagram berikut:

Page | 6

1. What:
Produk yang akan dibuat adalah Silika Powder dalam bentuk tepung berukuran miro dan sub-mikro
meter seperti gambar di bawah ini:

2. How:
Proses produksi dilakukan dengan melalui beberapa tahapan sbb:

Ball Mill

Silika 98%

Reaktor Mixer

Dewatering
Screen


Tungku
Pembakaran

Silika 99%

Dengan bahan baku yang dibutuhkan:


Pasir Silika



Asam Kuat (1 macam)



Basa Kuat (1 macam)

Serta utilitas yang dibutuhkan:



Listrik untuk menggerakkan mesin dan kebutuhan office



Gas untuk pembakaran

Page | 7



Air digunakan pada proses pencucian menggunakan reaktor

Spesifikasi setiap mesin (baik proses maupun kebutuhan QC dan water treatment), terdapat pada tabel
berikut:

1
2
3
4

5
6
7
8
9
10
11

Description
Qty
Direct cost
Sieving screen
3 layers, square
1
Ball Mill
capacity Max 20 TPD
1
Mixer Reactor
capacity Max 8 TPD
5

Filter Press
capacity Max 2 Ton
4
Magnetic
capacity 1-2 T/hour
Separator
1
sack sewing machine,
Packaging
scale
3
XRF Instrument
standardless model
1
detection range 0.4PSA Instrument
10000 nm
1
Oven (Dryer)
capacity Max 2 Ton
1

Infrastructure
Electrical
1
Waste Treatment capacity Max 15 TPD
1

Unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
pax
pax

3. How Long-How Much:
Pabrik pengolahan silika akan beroperasi selama 300 hari per tahun dengan target produksi 3000
Ton/Tahun atau 10 Ton/hari. Hasil produksi akan dikemas dalam bentuk karung sak ukuran 25 Kg dengan
penjualan dalam satuan Ton.

Layout Produk
Layout produk (product layout) sering juga disebut layout garis (line layout), berarti bahwa
kebutuhan-kebutuhan operasi produk mendominasi dan menentukan layout mesin-mesin dan
peralatan-peralatan lainnya (Hani handoko, 1987 : 109). Layout ini dipilih bila proses
produksinya telah distandardisasikan dan berproduksi dalam jumlah besar. Oleh karena itu,

Page | 8

proses produksi terus menerus (continues) adalah paling cocok untuk pola layout ini terutama
bagi produk yang dibuat dalam jumlah yang besar.
Sifat-sifat layout garis / layout produk:
a.

Macam produk yang dihasilkan sedikit dan kuantitas dari setiap macam banyak.

b.

Mesin yang dipakai biasanya bersifat khusus, yang hanya dapat mengerjakan satu macam
pekerjaan sesuai kebutuhan pada penempatan mesin.

c.

Tenaga yang diperlukan adalah tenaga kerja khusus, yang sesuai dengan kebutuhan mesin yang
dilayani.

d. Kualitas hasil produksi banyak ditentukan oleh mesin
e.

Memiliki keseimbangan kapasitas mesin.
Kebaikan layout garis:

a. Biaya produksi lebih murah
b.

Pengawasan lebih rendah

c. Transportasi barang dalam pabrik lebih mudah.
Kelemahan layout garis:
a. Apabila terjadi kemacetan pada salah satu mesin, akan menyebabkan kemacetan seluruh
kegiatan pabrik.
b.

Nilai investasi mahal, karena mesin yang digunakan merupakan mesin khusus.

c. Kurang fleksibel, karena satu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja dalam
jangka panjang.
d. Untuk dapat bekerja secara efisien, biasanya volume produksinya harus banyak.

Data masukan :

Page | 9

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Data yang berkaitan dengan rancangan produk :
gambar kerja
Operation Process Chart
daftar komponen
bill of material,
prototype

Metode analisa aliran material


Peta proses operasi



Diagram alir



Peta aliran proses



From-to-chart



Activity relationship diagram (ARC)

Activity Relationship Chart dikembangkan untuk menentukan derajad kedekatan (degree
of closeness). Degree of closeness menjelaskan perlu tidaknya satu bagian ditempatkan
berdekatan dengan bagian lain, dan hal ini tergantung pada derajad hubungan kedua bagian
tersebut. Degree of closeness dibedakan atas 6 tingkatan yaitu mutlak berdekatan, sangat penting
berdekatan, penting berdekatan, tidak ada kepentingan berdekatan, tidak perlu berdekatan dan
tidak diinginkan berdekatan. Misalnya dua bagian dikatakan sangat penting berdekatan karena
keduanya sharing dalam penggunaan fasilitas operasi.
Activity Relationship Chart dikembangkan oleh Robert Muther dengan format seperti
terlihat dalam gambar. Untuk menggambarkan derajad kedekatan hubungan antar seluruh
kehiatan atau bagian digunakan simbol-simbol A, E, I, O, U, X seperti terlihat dalam gambar,
yaitu:
A

= Absolutely necessary yaitu hubungan yang bersifat mutlak

E

= Especially important yaitu hubungan yang sangat penting

I

= Important yaitu hubungan yang cukup penting
Page | 10

O

= Ordinary yaitu hubungan bersifat biasa-biasa saja

U

= Undesirable yaitu hubungan yang tidak diinginkan

X

= Hubungan yang sangat tidak diinginkan

Penggunaan simbol- simbol di atas adalah sebagai berikut. Jika suatu bagian misalnya
receiving area dan bagian lain misalnya shipping area karena keduanya harus sharing dalam
penggunaan fasilitas bongkar muat maka hubungan antar keduanya dinyatakan dengan simbol A
yang berarti kedua area tersebut mutlak ditempatkan berdekatan dalam rancangan layout.
Sebaliknya antar area kantor dan workshop sangat tidak diinginkan berdekatan karena di
samping menimbulkan lingkungan yang kotor, workshop juga mengeluarkan suara bising.
Dengan demikian, kedua bagian tersebut itu diberi simbol X yang berarti tidak diinginkan
berdekatan.
Alasan mengenai sifat kedekatan dijelaskan dengan angka-angka seperti ditunjukkan
dalam Tabel. Misalnya angka 1 menyatakan kedua bagian sharing dalam penggunaan fasilitas,
angka 2 menyatakan sharing dalam penggunaan karyawan, angka 3 menyatakan kedua bagia
menangani kegiatan (proses operasi) yang berurutan dan seterusnya. Jenis banyaknya alasan
ditentukan oleh karakteristik fasilitas bersangkutan.

2.1.

Definisi Dan Ruang Lingkup
Perencanaan fasilitas adalah kegiatan yang sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup

yang cukup luas. Dikatakan sangat kompleks karena disiplin ilmu keteknikan yang menjadi dasar
perencanaan mencangkup teknik sipil, teknik listrik, teknik mesin, di samping teknik industry.
Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai suatu perencanaan untuk mendapatkan keadaan
bahwa seluruh fasilitas fisik beroperasi secara senergi untuk mencapai tujuan yang
direncanakan.. kata fasilitas dalam definisi diatas tidak terbatas hanya dalam sebuah pabrik tetapi
dalam spectrum yang sangat luas karena mencangkup fasilitas dalam dam luar pabrik seperti
gudang distribusi, fasilitas di lokasi pengiriman, lokasi pengambilan bahan baku dan lain-lain.
Oleh karena itu perencanaan fasilitas secara garis besar terdiri dari perencanaan lokasi (location
planning) dan prencanaan fasilitas (facility design).

Page | 11

Perencanaan fasilitas meliputi fasilitas, tata letak fasilitas, dan pemindahan bahan (material
handling). Tompkins, et all secara diagramatik memperlihatkan cakupan perencanaan fasilitas
pada berbagai tipe organisasi sebagai berikut :

Gambar 1.1. Perencanaan fasilitas
TUJUAN Tata letak


Memanfaatkan area yang ada



Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja dan fasilitas produksi lebih besar



Meminimumkan material handling



Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan



Memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja



Mempersingkat proses manufaktur



Mengurangi persediaan setengah jadi



MEmpermudah aktivitas supervisi
Page | 12

2.2.

Proses Perencanaan Fasilitas

Mengikuti kerangka dasar proses kerekayasaan, perencanaan fasilitas terbagi dalam 3 fase seperti
terlihat dalam table 1.1 .
Tabel 1.1. kerangka Dasar Proses Perencanaan Fasilitas
Fase Tahap proses kerekayasaan
1.
Definisi masalah

Proses kegiatan perencanaan
1. Tentukan sasaran dari fasilitas yang
direncanakan.
2. Jelaskan kegiatan mendukung utama
dan kegiatan pendukung sekunder
yang dibutuhkan untuk mencapai

2.

Analisis masalah

sasaran.
3. Tentukan dan analisis interlelasi
antar kegiatan yang terkait dengan
setiap fasilitas.
4. Tentukan kebutuhan

luas

lantai

untuk pelaksanaan masing-masing

3.

Kenali alterenatif
Evaluasi alternative

kegiatan
5. Susun alternative rencana fasilitas
6. Evaluasi masing-masing rencana

Pilih alternative rancangan yang paling

fasiitas alternative.
7. Pilih alternative rancangan yang

sesuai
Implementasi hasil rancangan

paling sesuai
8. Implementasi hasil rancangan
9. Pelihara dan adopsi rencana yang
telah tersusun
10. Definisikan

kembali

masalah

berikutnya.

2.3.

Perencanaan Lokasi Fasilitas

Page | 13

Faktor lokasi fasilitas sering kali sangat menentukan kenberhasilan atau keberlanjutan hidup
suatu perusahaan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan lokasi fasilitas
yang menguntungkan yaitu:













Kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil
Biaya tenaga kerja
Biaya untuk mendapatkan bahan baku dan bahan-bahan lainnya
Ketersediaan fasilitas tranportasi seperti kereta api, pelabuhan, dan bandara
Jarak jangkauan ke pasar
Jarak jangkauan pemasok
Ketersediaan utulitas (listrik, air, dan lain-lain)
Ketersediaan fasilitas umum
Ketersediaan lembaga-lembaga keuangan
Tinggi rendahnya beban pajak
Ketersediaan lahan untuk ekspansi dan harga/ sewa lahan
Kesesuaian cuaca

Page | 14

Gambar. Bill Of Material
Company

:XX

Product : Silica Pouder
level

part no
0
1
1
1
1
1

0
1
2
3
4
5

``

part name
silica
powder

qty/unit

make/buy

(99%)
silica 98 %
ball mill
Mixer
Filter
furnace

3000 ton
3000 ton
1
5
4
1

Make
Buy
Buy
Buy
Buy
Buy

prepared by

:

Date

:

comments

Silica 98% (opc)
12

Ball Mill

0’

18
0’

Mixer

Page | 15

30


Filter Press

12
0’

Furnace

10’

5’

Check

Packaging

Gudang

A. RANKING PROCEDURE


Metode ini dipergunakan untuk problem yang bersifat kualitatif/subyektif, biasanya
digunakan untuk permasalahan yang sulit untuk dikuantifikasikan dengan menggunakan
pembobotan (Wi) kriteria penentu (i) dan pemberian skor terhadap alternatif (j)
berdasarkan kriteria penentu (Yij).

Langkah-langkah rangking procedure :











1. Tentukan alternatif-alternatif lokasi yang akan dipilih ( j )
2. Identifikasi faktor-faktor penentu ( Yij ) yang relevan dalam penentuan lokasi
pabrik.
3. Pemberian bobot dari masing-masing faktor penentu berdasarkan derajat
kepentingan ( Wi ).
4. Pemberian skor (nilai) terhadap tiap alternatif lokasi ( j ) berdasarkan masingmasing faktor penentu ( Yij ), Skala penilaian menggunakan nilai 0 – 10 point,
dengan nilai 10 sebagai point terbesar,
5. Tentukan total nilai dari masing-masing alternatif lokasi (Zj) dengan cara
mengalikan bobot dari tiap faktor penentu dengan skor dari tiap alternatif lokasi,
Page | 16




Zj = (Wi x Yij)
Alternatif lokasi yang memiliki total nilai (Zj) terbesar sebagai alternatif terbaik
yang dipilih,
PT, “X” ingin melakukan ekspansi pabrik dengan beberapa alternatif lokasi sbb :
Alternatif lokasi 1 = Banten
Alternatif lokasi 2 = Pasuruan
Alternatif lokasi 3 = Riau
Terdapat 3 faktor penentu yaitu Ketersedian bahan baku, Tenaga Kerja dan
Transportasi,
Dari ketiga faktor penentu tersebut diberikan bobot sbb :
Ketersedian bahan baku
= 40%
Tenaga Kerja
= 35%
Total = 100%
Transportasi
= 25%
Langkah selanjutnya adalah penentuan total nilai dari masing-masing alternatif lokasi :
Zbanten
= (40% x 8) + (35% x 7) + (25% x 9) = 7,9
ZPasuruan = (40% x 5) + (35% x 8) + (25% x 7) = 6,55
ZKrian
= (40% x 7) + (35% x 4) + (25% x 8) = 6,2

Sehingga dihasilkan total nilai terbesar adalah lokasi banten dengan total nilai 7,9, sehingga
banten dipilih sebagai lokasi pendirian pabrik sebagai.
3.1 Pengolahan Data Menggunakan Teknik Konvensional
3.1.1 Perhitungan Kebutuhan Luas Lantai
Tabel mengenai perhitungan kebutuhan luas lantai dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kebutuhan Luas Lantai
3.1 Pengolahan Data Menggunakan Teknik Konvensional

3.1.1 Perhitungan Kebutuhan Luas Lantai

Page | 17

Jumlah Frekuensi Perpindahan Antar Fasilitas
Jumlah frekuensi perpindahan antar fasilitas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Frekuensi Perpindahan Antar Fasilitas

Perhitungan Jarak Antar Mesin dan Gudang
Jarak antar gudang dan mesin dihitung dengan menggunakan perhitungan euclidean.Perhitungan
ini jarak yang di ukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. 3.1.4
Page | 18

Perhitungan Jarak Tempuh Besarnya nilai jarak tempuh didapat dari perkalian jumlah
frekuensi perpindahan antar fasilitas dengan jarak antar fasilitas.Hasil perhitungan jarak tempuh
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Ongkos Material Handling (OMH) Ongkos material handling merupakan ongkos yang timbul akibat
adanya perpindahan atau aktivitas suatu material dari mesin satu ke mesin yang lainnya. Ongkos ini
diperoleh dari biaya operator dan biaya handtruck yang digunakan. Untuk biaya hand truck sudah di
perhitungkan biaya depresiasi, biaya perawatan serta jarak tempuh dari hand truck itu sendiri. Gaji
operator pemindahan sebesar Rp 20.000,00/orang/hari dengan jam kerja sebesar 10 jam / hari. Beban
angkut maksimumhand truck sebesar 300 kg.Total biaya OMH per meteryang diperoleh adalah sebesar
Rp 1.208 per meter.

Page | 19

Contoh Perhitungan:
OMH (Rp) = Jarak Tempuh (m) x OMH(Rp)
= 27804 m x Rp1,208 = Rp 33.587.232
Skala Prioritas
maka langkah selanjutnya adalah membuat tabel skala prioritas.Tabel ini digunakan
untuk mengetahui kedekatan antar mesin.Skala prioritas tersebut dapat dilihat
pada Tabel 6.

Page | 20

Activity Relationship Diagram (ARD) Setelah mengetahui kedekatan antar fasilitas melalui
skala prioritas maka langkah selanjutnya adalah membuat activity relationship diagram.Diagram
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Page | 21

Gambar 1

Page | 22

Gambar. ARC bagian Produksi

Page | 23

GAMBAR ARC LAYOUT PABRIK
Symbol
A
E
I
O
U
X

Kode

Derajat Hubungan
Mutlak berdekatan
Sangat penting berdekatan
Penting berdekatan
Tidak ada alasan khusus
Tidak perlu berdekatan
Tidak diinginkan pendekatan

Alasan Hubungan
1 Menggunakan peralatan yang sama
Menggunakan personalia yang
2
3
4
5
6
7
8

sama
Proses operasi berurutan
Frekuensi kontak yang tinggi
Memudahkan pengawasan
Meminimumkan handling
menimbulan bau / kebisingan
mengganggu keindahan

Page | 24

ARC LAYOUT PABRIK

Kerangka Derajat Hubungan Antara Bagian

Page | 25

Ket:
-

- - - (derajat hubungan rendah)
____ (derajat hubungan moderat/sedang)
(derajat hubungan Tinggi)
Luas lantai
No
1
2
3
4

Bagian
Shipping area
Receiving Room
Material inventory
Product warehouse
Manufacturing

5
6
7
8

building
Workshop building
Main office
Total

(m2)
1000
1000
1500
1500
20000
5000
600
30600

Page | 26

Gambar. Alternatif Blok Layout

BAB VI
PENUTUP

Kami menyadari keterbatasan dan banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami
akan selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran yang bersifat membangun serta mampu
menunjang pada perbaikan dan penyempurnaan penulisan makalah ini.
Akhirnya atas segala kerendahan hati penulisi beharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Universitas Mercu Buana pada
umumnya.

Page | 27

Referensi

Dosen Tim. (2009). “Perancangan Tata Letak Fasilitas”. Surabaya: Universitas Wijaya Putra.
Hadiguna, R.A. dan Setiawan, H.(2008). Tata Letak Pabrik”, Yogyakarta, Andi.
Kamus Industri. 2012. “definisi dan ruang lingkup perencanaan”, di akses:
http://kamusindustri.blogspot.co.id/2012/05/definisi-dan-ruang-lingkupperencanaan.html. 2016
Heizer J. and Render B. (2010). “Operations Management,10 Edition”, Pearson Education, Inc.
Publishing as Prentice Hall.
Tompkins, White dan Bozer. (2010). “Facilites Planning, 4 Edition”, New York: John Wiley &
Sons.
Yudha, K.P. 2012.”Jenis-jenis tata letak serta kelebihan”. Di akses :
http://panjikusumayudha.blogspot.co.id/2012/09/jenis-jenis-tata-letak-sertakelebihan.html 2016.

Page | 28