Laporan Biologi Pertumbuhan dan Perkemba

PENGENALAN SEL, PENGENALAN JARINGAN, FOTOSINTESIS
ANATOMI HEWAN DAN TUMBUHAN SERTA PERKEMBANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
Oleh :
Kelompok 3E
Yunan Arestu Prananca
Aprilayoga
Akhmad Wildan Bakhtiar
Farkhan
Laela Nur Khayati

23010117130125
23010117130127
23010117130128
23010117130129
23010117130143

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN
Setiap organisme atau makhluk hidup akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang
berjalan sejajar dan berdampingan sehingga kedua proses tersebut tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran, volume,
tinggi, dan massa sebagai akibat dari adanya pembelahan, perkembangan dan
perbanyakan sel. Pertumbuhan bersifat kuantitatif dan tidak dapat kembali
seperti semula (irreversible). Perkembangan adalah suatu proses menuju
kedewasaan. Perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel baru yang membelah
membentuk jaringan dan menyusun organ tertentu. Perkembangan bersifat
kualitatif dan dapat kembali ke bentuk semula (reversible). Materi tentang
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat penting untuk dipelajari
karena tumbuhan juga diperlukan dalam kehidupan manusia dan hewan serta
menjadi hal pokok untuk menunjang kehidupan makhluk hidup, baik manusia,
hewan maupun bagi sesama tumbuhan.

Tujuan mempelajari materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
adalah menganalisis tahap – tahap dari pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan dengan menghitung panjang akar, panjang batang dan jumlah daun
tumbuhan. Manfaat mempelajari pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
adalah untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan.
BAB II

MATERI DAN METODE
Praktikum Biologi dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan
dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Oktober 2017 Pukul 11.00-13.00 WIB di
Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang.
2.1. Materi
Materi yang diamati adalah Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna
radiata L. wilczek ), penggaris dan buku catatan, botol plastik memiliki fungsi
sebagai wadah media tanam, tanah berfungsi sebagai media tanam, air berfungsi
untuk menyiram tanaman.
2.2. Metode
Metode yang digunakan pada pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan

pada Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna radiata L. wilczek ) adalah
tanaman jagung dan kacang hijau di pisahkan dari tanah kemudian tanaman dicuci
sampai bersih. Tanaman dipilih salah satu yang paling bagus kemudian
dikelompokkan berdasarkan umur tanaman. Tanaman diukur satu persatu dengan
penggaris pada panjang akar dan batang serta dihitung jumlah daunnya. Batang
tanaman ditekan untuk mengetahui keras lunaknya batang. Data yang didapat
dicatat.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, volume, tinggi dan massa
sebagai akibat dari adanya pembelahan sel. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arisandi dkk. (2011) pertumbuhan yaitu pertambahan ukuran tubuh makhluk
hidup. Perkembangan adalah proses perubahan berupa perubahan psikologi
menuju tingkat kematangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Syakur (2012)
perkembangan merupakan proses perubahan dari perkecambahan sampai matang
fisiologis.
3.2. Pertumbuhan pada Jagung dan Kacang Hijau
Hasil pengamatan praktikum acara Pertumbuhan dan Perkembangan

ditampilkan pada Ilustrasi 8. Data yang ditampilkan merupakan grafik
pertumbuhan akar dan batang Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna
radiata L. wilczek ).

50
40
30
20
10

panjang
jagung
panjang
kacang hijau

0
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4

Ilustrasi 8. Grafik Pertumbuhan Tanaman Jagung dan Kacang Hijau
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan panjang tanaman jagung

mengalami kenaikan dan ketidakstabilan pada setiap minggu. Minggu ke-4 terjadi

kenaikan secara eksponensial, fase eksponensial adalah fase dimana tanaman
mencapai pertumbuhan secara maksimum dalam jangka waktu tertentu. Hal ini
sesuai dengan pendapat Zahidah dkk. (2012) yang menyatakan bahwa fase
eksponensial merupakan proses yang dalam waktu tertentu terjadi penambahan
secara signifikan hingga mencapai hasil yang paling maksimum. Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal pada
tanaman meliputi gen dan hormon pada tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Alavan dkk. (2015) yang menyatakan bahwa faktor internal pada tanaman adalah
sifat genetik atau gen yang meliputi umur tanaman, morfologi tanaman dan
kapasitas menyimpan cadangan makanan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan panjang tanaman kacang hijau dari
minggu pertama mengalami kenaikan hingga minggu keempat karena tanaman
mengalami pertumbuhan primer yaitu pertumbuhan yang terjadi akibat aktifitas
yang terdapat padang ujung batang dan ujung akar yang menyebabkan
pemanjangan pada akar dan batang. Hal ini sesuai dengan pendapat

Wasis dkk. (2015) pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang
menyebabkan pemanjangan pada tumbuhan dan terjadi di ujung pucuk dan ujung
akar. Pertumbuhan tanaman kacang hijau dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor eksternal pada tanaman adalah suhu, kadar air, kelembaban dan
lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwaningsih dkk. (2013) faktor
eksternal pada tumbuhan adalah suhu, musim, kadar air, lingkungan dan habitat.
Tanaman kacang hijau lebih panjang dari tanaman jagung karena tipe
perkecambahan nya berbeda. Perkecambahan pada kacang hijau adalah epigeal

yaitu koteledon terangkat keatas dan hipokotil lebih aktif tumbuh. Hal ini sesuai
dengan pendapat Siahaan (2017) perkecambahan epigeal yaitu perkecambahan
yang berlangsung di atas tanah yang berarti kotiledon muncul di atas permukaan
tanah dan hipokotil memanjang. Perkecambahan pada jagung adalah hipogeal
yang berarti kotiledon tetap di dalam tanah dan epikotil tumbuh ke atas. Hal ini
sesuai dengan pendapat Irwanto dkk. (2015) hipogeal yaitu tidak terjadi
pembesaran pada kotiledon yang menyebabkan kotiledon tetap berada di bawah
tanah.
3.3. Perkembangan pada Jagung dan Kacang Hijau
Hasil pengamatan praktikum acara Pertumbuhan dan Perkembangan
ditampilkan pada Tabel 1. Nilai yang ditampilkan merupakan jumlah daun dan

kondisi batang pada Jagung.
Tabel 1. Perkembangan Tanaman (Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau
(Vigna radiata L. wilczek ))
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
A
B
A
B
A
B
A
B
Jumlah Daun
3
2
4
5

4
5
4
5
Kondisi Batang Lunak Lunak Lunak Lunak Lunak Keras Keras Keras

Keterangan:
A = Tanaman Jagung
B = Tanaman Kacang Hijau
Berdasarkan hasil praktikum pada perkembangan jagung, minggu pertama
jumlah daun jagung 3 helai, minggu kedua, ketiga dan keempat jumlah daun

jagung stabil 4 helai. Banyak daun tanaman merupakan parameter untuk
mengukur

perkembangan

tanaman.

Hal


ini

sesuai

dengan

pendapat

Kusumaningrum dkk. (2007) yang menyatakan bahwa parameter pengukuran
tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman dan berat
kering tanaman. Batang tanaman jagung pada minggu pertama memiliki batang
lunak, minggu ke dua dan ke tiga batang tanaman bertekstur lunak, minggu ke
empat batang tanaman sudah mengeras hal ini disebabkan karena adanya
kandungan lignin pada batang tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Pratiwi dkk. (2016) yang menyatakan bahwa lignin berfungsi dalam
meningkatkan kekakuan suatu bahan.
Berdasarkan hasil praktikum pada perkembangan kacang hijau daun
bertambah dari minggu pertama ke minggu kedua. Hal ini sesuai dengan pendapat
Handika dkk. (2016) umur tanaman dan intensitas cahaya berpengaruh terhadap

meningkatnya jumlah daun. Batang tanaman pada kacang hijau semakin lama
semakin mengeras hal ini terjadi karena proses lignifikasi yang menyebabkan
batang menjadi keras. Hal ini sesuai dengan pendapat Romadhani (2016) proses
lignifikasi menyebabkan batang pada tanaman mengalami pengerasan
Tanaman kacang hijau pada minggu ketiga batangnya mulai mengeras dan
melebar

atau

memiliki

kambium.

Hal

ini

sesuai

dengan


pendapat

Huzaimah (2012) kambium membuat batang pada tanaman betambah lebar dan
keras. Batang tanaman jagung lebih keras dari pada tanaman kacang hijau karena
berkas pengangkut pada tanaman jagung tebal. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suryono dkk. (2013) berkas pengangkut yang lebih tebal mengakibatkan batang
lebih keras.

BAB IV

SIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa tanaman kacang
hijau dan jagung mengalami fase eksponensial pada minggu keempat. Tanaman
kacang hijau lebih panjang dari pada tanaman jagung karena perbedaan tipe
perkecambahan.

Faktor

umum

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan adalah genetik, hormon, nutrisi dan lingkungan. Jumlah daun
merupakan parameter untuk mengukur perkembangan tanaman. Kandungan lignin
pada tanaman menyebabkan batang tanaman semakin lama semakin keras.

4.2. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan agar dalam melakukan
pencabutan tanaman dan pembersihan tanaman secara hati-hati agar bagianbagian pada tanaman tidak putus supaya bisa dilakukan pengamatan sesuai yang
diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alavan, A., R. Hayati dan E. Hayati. 2015. Pengaruh pemupukan terhadap
pertumbuhan beberapa varietas padi gogo (Oryza sativa L.). J. floratek.
10 (1): 61-68.
Arisandi, A., Marsoedi., H. Nursyam dan A. Sartimbul. 2011. Kajian
pertumbuhan Kappaphycus alvarezzi hasil kultur jaringan pada
pelaksanaan perlakuan suhu yang berbeda. J. Kelautan. 4 (1): 77-81.
Handika, G., P. Yudono dan R. Rogumulyo. 2016. Pengaruh waktu penyiangan
terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau
(Vigna radiata (L.) R. Wilczek) di lahan pasir pantai samas bantul.
J. Vegetalika. 5 (4): 25-36.
Huzaimah, H. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
Konsep Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
(Skripsi Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
Irwanto, R., E. E. Ariyanti dan R. Hendrian. 2015. Jeruju (Acanthus ilicifolius):
biji, perkecambahan dan potensinya. J. PSNMBI. 1 (15): 1011-1018.
Kusumaningrum, I., R. B. Hastuti dan S. Haryanti. 2007. Pengaruh perasan
sargassum crassifolium dengan konsentrasi yang berbeda terhadap
pertumbuhan tanaman kedelai. J. Anatomi dan Fisiologi. 15 (2): 17-23.
Pratiwi, R., D. Rahayu dan M. I. Barliana. 2016. Pemanfaatan selulosa dari
limbah jerami padi (Oryza sativa) sebagai bahan bioplastik.
J. Pharmaceutical Sciene and Technology. 3 (3): 83-91.
Purwaningsih, S., E. Salamah., A. Y. P. Sukarno dan E. Deskawati. 2013.
Aktifitas antioksidan dari buah mangrove (Rhirophora mucronata
lamk) pada suhu yang berbeda. J. PHPI. 16 (3): 199-206.
Romadhani, I. 2016. Rancang Bangun Mesin CNC Bubut Kayu Dengan Tenaga
Motor Listrik (Bagian Dinamis). Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Jember. (Skripsi Diploma Teknik Mesin).
Siahaan, A. F. 2017. Pengaruh kondisi dan periode simpan terhadap
perkecambahan benih kesambi (Schleihera oleosa (Lour.) Merr).
J. Perbenihan Tanaman Hutan. 5 (1): 1-11.

Suryono, H., A. Purwantoro dan B. H. Purwanto. 2013. Pengaruh pemupukan
kalium klorida dan natrium silikat terhadap umur pajang bunga potong
kembang kertas (Zinnia elegans Jacq). J. vegetalika. 2 (1): 1-10.
Syakur, A. 2012. Pendekatan satuan panas (Heat Unit) untuk penentuan fase
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat di dalam rumah
tanaman (Greenhouse). J. Agroland. 19 (2): 96-101.
Wasis, B., D. Mulyana dan B. Winata. 2015. Pertumbuhan semai jabon
(Anthocephalus cadamba) pada media bekas tambang pasir dengan
penambahan sub soil dan arang tempurung kelapa.
J. Silvikultur Tropika. 6 (2): 93-100.
Zahidah, W., Gunawan dan U. Subhan. 2012. Pertumbuhan populasi Daphnia
spp yang diberi pupuk limbah budidaya karamba jarang apung (KJA)
di waduk cirata yang telah difermentasi EM4. J. Akuatika. 3 (1): 84-94.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Pertumbuhan Tanaman (Jagung/Kacang Hijau)
Tabel 2. Data Pengamatan Pertumbuhan Jagung (Zea mays)

Tinggi Batang
Panjang Akar

Minggu 1
4
6

Minggu 2
5
14

Minggu 3
6,5
14

Minggu 4
8
16

Tabel 3. Data Pengamatan Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.
wilczek)

Tinggi Batang
Panjang Akar

Minggu 1
8
3

Minggu 2
23
5

Minggu 3
26
5

Minggu 4
30
12