T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 T2 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan
sekolah
mempunyai
fungsi
edukatif, informatif, administratif dan rekreatif yang
amat penting bagi pembelajaran dan pengembangan
diri peserta didik dan guru yang sangat mendukung
ketercapaian
adanya
tujuan
pendidikan.
perpustakaan
sekolah
Artinya,
dapat
dengan
menunjang
keberlangsusngan dan keberhasilan pembelajaran di
tiap satuan pendidikan ata persekolahan.
Mengingat pentingnya perpustakaan di tingkat
satuan
pendidikan,
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan
Ungaran Barat sangat membutuhkan adanya gedung
perpustakaan
sekolah
yang
dapat
menunjang
pembelajaran peserta didik pada tahun ajaran 2013.
Selain berfungsi sebagai sarana belajar, perpustakaan
sekolah juga menjadi salah satu yang dipersyaratkan
dalam penilaian akreditasi sekolah. Selama ini, bukubuku bacaan dan buku-buku penunjang pembelajaran
yang dimiliki oleh SDN Bandarjo 02 tertata dan
tersimpan di almari guru, belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh guru dan peserta didik. Melihat
keadaan
tersebut
SDN
Bandarjo
02
mengajukan
permohonan gedung perpustakaan sekolah kepada
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kabupaten
Semarang melalui program swakelola Dana Alokasi
Khusus (DAK) pendidikan.
2
DAK merupakan dana yang bersumbar dari APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan
untuk
mendanai
kegiatan
khusus
yang
merupakan urusan daerah tertentu dan sesuai dengan
prioritas nasional (pasal:23, UU No 33 tahun 2004).
Sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan
tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya
dalam
upaya
prasarana
pemenuhan
pelayanan
kebutuhan
dasar
sarana
masyarakat.
dan
Daerah
tertentu yang dimaksud adalah daerah yang memenuhi
kriteria
yang
ditetapkan
setiap
tahun
untuk
mendapatkan alokasi DAK. Dengan demikian, tidak
semua daerah mendapatkan bantuan DAK. Sejak
dialokasikan pertama kali pada tahun 2003, DAK
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik
dari besaran alokasinya maupun dari cakupan bidang
dan
kegiatan
yang
didanai
dari
DAK.
(keuda.kemendagri,2013)
Sesuai ketentuan pasal 162 Ayat (4) UU Nomor 32
Tahun 2004 yang berbunyi bahwa Ketentuan lebih
lanjut
mengenai
DAK
diatur
dengan
Peraturan
Pemerintah, maka pemerintah telah mengeluarkan PP
Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang
Pendidikan
Dasar
Tahun
Anggaran
Menurut petunjuk teknis tersebut selanjutnya
2013.
DAK
Bidang Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang
dialokasikan
kepada
daerah
tertentu
untuk
3
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian
dari
program
yang
menjadi
prioritas
nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan
pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan Dasar perdaerah
dan pedoman umum DAK ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
Berdasarkan
penetapan
alokasi
dan
pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan menyusun petunjuk teknis penggunaan
DAK Bidang Pendidikan Dasar. Setiap kabupaten/kota
penerima
DAK
Bidang
Pendidikan
Dasar
wajib
menyediakan dana pendamping dari APBD minimal
sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang
diterima. Kebijakan umum
Pendidikan Dasar
rehabilitasi
ruang
Kegiatan DAK Bidang
tingkat SD/SDLB meliputi
kelas
rusak
sedang
(1)
(2)
pembangunan perpustakaan c. pengadaan peralatan
pendidikan.
Dalam perkembangannya, dana alokasi khusus
(DAK) menjadi makin penting dalam pembangunan
nasional
pada
umumnya
dan
pembiayaan
pembangunan daerah pada khususnya. Hal ini terjadi
karena komponen utama dana perimbangan dalam
bentuk Dana alokasi Umum (DAU) umumnya hanya
mencukupi
untuk
memenuhi
kebutuhan
belanja
birokrasi.
Ada dua prosedur umum pelaksanaan proyek
pembangunan fisik yang didanai DAK, yakni prosedur
swakelola dan prosedur lelang. Di bidang pendidikan,
4
Departemen
Pendidikan
Nasional
(Depdiknas)
menggariskan bahwa semua pelaksanaan proyek DAK
harus menggunakan prosedur swakelola. Pelaksana
yang ditunjuk langsung adalah kepala sekolah dan
komite sekolah. Melalui prosedur swakelola, Depdiknas
mengharapkan
masyarakat
dapat
memberikan
kontribusinya terhadap pembangunan prasarana fisik
pendidikan.(Depdiknas, 2013)
Pengelolaan
Kebijakan
DAK
dengan
Tahun
adanya
2012,
telah
Peraturan
dibuat
Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
56 dan 57 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2012. Lampiran peraturan tegas
menyebutkan
bahwa
pelaksanakan
DAK
bidang
pendidikan tahun anggaran 2012 untuk Rehabilitasi
Ruang
Kelas
dan/atau
Rusak
Berat
Pembangunan
Termasuk
Perabotnya
Perpustakaan
beserta
perabotnya menggunakan mekanisme swakelola di
sekolah.
Pelaksanaan proyek yang dibiayai dengan Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
pendidikan
dengan
sistem
swakelola menyebar di sejumlah daerah di Jawa
Tengah.
Pelaksanaan
program
swakelola
DAK
di
lapangan di beberapa daerah mengalami kendala.
Kendala
tersebut
program
swakelola
terjadinya
praktik
berkaitan
DAK
dengan
pendidikan,
tindak
pelaksanaan
antara
korupsi.
lain
Adanya
penyimpangan penggunaan DAK yang tidak sesuai
dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan baik
yang dilakukan oleh birokrat, pemborong/pelaksana
5
proyek dalam hal ini CV yang mengerjakan proyek,
ataupun oleh kepala sekolah yang menerima program
swakela DAK. Bahkan, kasus penyelewengan dana
program swakelola DAK ini sudah sampai di tingkat
pengadilan.
Modus para pelaku penyimpangan hampir sama,
yakni dengan menggelembungkan harga barang berupa
buku, alat peraga, serta alat teknologi informasi dan
komunikasi.
penyidik
Sejauh
kejaksaan
ini,
sebagian
berupa
besar
penyimpangan
temuan
dalam
pengadaan buku sekolah dasar. Di satu kabupaten,
rata-rata
anggaran
untuk
pengadaan
buku
itu
mencapai Rp 10 miliar. Badan Pengawasan Keuangan
dan
Pembangunan
(BPKP)
Jawa
Tengah
telah
menemukan bukti dan menghitung kerugian negara di
beberapa kabupaten di Jawa Tengah berkisar antara Rp
2 sampai 4 miliar rupiah.
Permasalahan
buku.
Buku
yang
lain
adalah
diadakan
dalam
pengadaan
seharusnya
melalui
sertifikasi oleh badan sertifikasi dan disahkan oleh
kepala Pusat Perbukuan. Namun ini hanya nembak
saja,
jadi
tidak
sesuai
standar.
Bahkan
pernah
ditemukan buku yang memuat pornografi seperti yang
diungkapkan oleh
Kepala Seksi Penyidikan Kejati
Sugeng
Model
Riyanta.
menyimpang
Nasional
dari
Nomor
pengadaan
Peraturan
2
Tahun
Menteri
2008
buku
itu
Pendidikan
tentang
Buku.
Disinyalir, korupsi DAK yang dilaksanakan secara
swakelola juga terjadi di daerah-daerah lain di provinsi
ini.
6
Aktivis Komite Penyelidikan dan Pemberantasan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah
Eko Haryanto mengatakan bahwa kasus korupsi dana
pendidikan menjadi “trend” di Jawa Tengah. Tindak
korupsi tersebut melibatkan beberapa Kepala Daerah di
Jawa Tengah.
Selain fenomena di atas, dalam pelaksanaan
swakelola
DAK
juga
ditemui
permasalahan
lain
misalnya ketika dana sudah turun namun juknis
belum ada, petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas,
adapula
sebagian
yang
produk
atau
spesifikasi
bangunan kurang sesuai dengan standarisasi. Dengan
demikian
kemungkinan
yang
terjadi
akan
memperlambat pelaksanaan program swakelola DAK di
suatu sekolah. Akhirnya alokasi waktu pelaksanaan
program swakeola DAK
menjadi semakin sempit. Hal
ini akan menimbulkan pula kualitas bangunan dan
menimbulkan peluang pelanggaran.
Dari beberapa permasalahan di atas, maka
diperlukan sebuah evaluasi tentang program swakelola
DAK pendidikan (perpustakaan) yang telah diberikan
oleh pemerintah kepada sekolah terutama sekolah
dasar (SD). Evaluasi ini meliputi analisis kebutuhan
pengadaan perpustakaan di sekolah daar, kesesuaian
program
swakelola
DAK
perpustakaan
dengan
kebutuhan sekolah, kelayakan program swakelola DAK
untuk dilaksanakan, sumber daya pendukung dalam
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan.
Kesesuaian implementasi dengan rencana program,
kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan,
proses secara keseluruhan, sehingga dapat dijadikan
7
saran-saran
perbaikan
program
swakelola
DAK
perpustakaan, dan kesesuaian produk atau hasil yang
berupa perpustakaan dengan tujuan program.
Penelitian ini tentang program swakelola DAK
pendidikan
(perpustakaan)
Kecamatan
Ungaran
di
Barat
SDN
Bandarjo
Kabupaten
2
Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki
keunikan.
Dilihat
menunjukkan
dari
bahwa
program
kepala
swakelola
sekolah
DAK
hendaknya
memiliki kompetensi teknis merancang bangun sebuah
gedung. Padahal, kompetensi kepala sekolah selama ini
hanya
sedikit
atau
malah
sama
sekali
tidak
menyinggung tentang hal tersebut. Kompetensi yang
harus dimiliki seorang kepala sekolah yakni manajerial,
kepribadian, sosial, pedagogi, akademik, dan spiritual.
Pada sistem swakelola DAK bidang pendidikan tahun
anggaran 2013, kepala sekolah bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan program. Dengan demikian
dalam
pelaksanaan
program
swakelola
DAK
perpustakaan ini kepala sekolah benar-benar teruji
kinerjanya
untuk
melaksanakan
program
tanpa
meninggalkan masalah.
Perpustakaan merupakan kelengkapan sarana
sekolah yang sangat vital. Bagi guru perpustakaan
merupakan
tempat
untuk
menambah
khasanah
pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan. Guru
dapat
membaca
pembelajaran
dan
buku-buku
buku-buku
tentang
tentang
psikologi
pengayaan
materi pembelajaran. Dengan demikian bekal guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas akan
bertambah. Dengan kata lain guru menjadi semakin
8
kreatif
dalam
merancang,
mengevaluasi
pembelajaran.
perpustakaan
juga
melaksanakan,
Bagi
bermanfaat
peserta
untuk
dan
didik
menambah
pengetahuan, informasi, dan sekaligus sebagai tempat
rekreasi. Dengan banyak membaca buku-buku cerita,
peserta didik akan memperoleh peningkatan kosa kata
dan nilai-nilai pendidikan karakter. Dengan melihat
perkembangan
zaman,
perpustakaan
merupakan
sarana sangat penting artinya menjadi kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh sekolah.
Namun demikian, masih banyak sekolah yang
belum
memiliki
sarana
perpustakaan
sekolah.
Keterbatasan dana dari pemerintah untuk melengkapi
sekolah dengan perpustakaan masih menjadi salah
satu kendala. Sementara selama ini sekolah belum
memiliki kemampuan untuk mendirikan perpustakaan
secara mandiri. Biaya operasional penyelenggaraan
pendidikan masih sangat bergantung bagi dana BOS.
Hal ini banyak dialami oleh sekolah-sekolah negeri.
Bantuan pihak ketiga atau pun dukungan masyarakat
masih sebatas sumbangan buku bagi alumni belum
memadai untuk penyelenggaran perpustakaan yang
representatif. Melihat kondisi yang demikian diperlukan
sebuah terobosan kebijakan dari pemerintah untuk
pengadaan perpustakaan di setiap sekolah.
Pemerintah
melalui
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan Kabupaten memiliki tugas dan fungsi
memajukan
prestasi
sekolah
melalui
pengadaan
perpustakaan sekolah. Program perpustakaan sekolah
menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk
memajukan
pendidikan.
Pengadaan
perpustakaan
9
sekolah di tingkat persekolahan dari jenjang sekolah
dasar dan sampai menengah bahkan perguruan tinggi
sangat membantu percepatan belajar bagi peserta didik
dan
mahasiswa.
perpustakaan
Dampak
di
lain
sekolah
dari
adalah
program
mendorong
terwujudnya budaya menulis bagi guru dan peserta
didik. Program ini tentunya diikuti oleh programprogram lain untuk mendorong eksistensi sebuah
perpustakaan, misalnya program pendidikan bagi calon
pustakawan.
Pemerintah
memiliki
banyak
program
untuk
memajukan pendidikan di daerah. Program-program
tersebut dapat berupa program fisik maupun nonfisik.
Program fisik berupa pengadaan sarana pendidikan,
misalnya program swakelola DAK yang dapat berupa
rehab
gedung
peralatan
TIK,
dan
dan
pengadaan
pengadaan
sarana,
alat-alat
bantuan
media
pembelajaran lainnya. Sedangkan program nonfisik
dapat berupa bantuan dana BOS, sertifikasi guru, dan
peningkatan mutu guru dan peserta didik.
Program swakelola DAK merupakan salah satu
program pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah dasar. Program ini berupa
bantuan fisik dalam bentuk pengadaan gedung atau
rehab gedung sekolah. Pengadaan gedung kelas baru
berguna untuk meningkatkan akses pendidikan pada
masyarakat. Termasuk dalam program ini adalah
pengadaan gedung perpustakaan beserta, mebelair dan
buku-bukunya.
Program
ini
untuk
memacu
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar.
10
Ada beberapa petunjuk pelaksanaan program
swakelola DAK di tingkat persekolahan. Setiap program
tentu diikuti dengan petunjuk pelaksanaan, apalagi
program swakelola DAK menyangkut dana yang cukup
besar untuk pembangunan. Di dalam petunjuk tersebut
disebutkan besarnya anggaran swakelola DAK, gambar
bangunan, waktu pelaksanaan, dan jenis-jenis bahan
atau material yang digunakan.
Pelaksanaan
dievaluasi
dari
program
swakelola
perencanaan,
proses
DAK
dapat
pelaksanaan
program, dan hasil pelaksanaan program swakelola
DAK perpustakaan. Evaluasi program sangat penting
dilakukan agar program swakelola DAK sesuai dengan
tujuan
dan
kebermanfaatannya.
Di
samping
itu
kegiatan evaluasi program dapat dijadikan asupan bagi
penyempurnaan program-program berikutnya. Untuk
itu, dipandang perlu bagi penulis untuk meneliti lebih
lanjut mengenai evaluasi program DAK Pendidikan,
khususnya
perpustakaan
di
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
maka
rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.2.1 Bagaimana Konteks Program
Swakelola DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.2.2 Bagaimana
Input
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
11
1.2.3 Bagaimana
Proses
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.2.4 Bagaimana
Produk
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi:
1.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.2 Input
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.3 Proses
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.4 Produk
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
bisa
memberikan
manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para
pemerhati pendidikan.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi, kompetensi yang harus
dimiliki Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
12
(Perpustakaan),
sehingga
mempertanggungjawabkan
dapat
hasil
mengelola
DAK
dan
Pendidikan
(Perpustakaan) dengan baik dan benar sesuai harapan
pemerintah.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.
Bagi Kepala Sekolah
a. Memberikan
pengalaman
mengembangkan
kompetensi teknis merancang bangun sebuah
gedung dalam mengelola program swakelola
DAK Pendidikan (perpustakaan).
b. Dapat mengembangkan kompetensi yang harus
dimiliki
seorang
manajerial,
kepala
kepribadian,
sekolah
sosial,
yakni
pedagogi,
akademik, dan spiritual.
2.
Bagi Guru
a. Memberikan
pengalaman
dalam
kegiatan
Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan).
b. Guru
menjadi
semakin
kreatif
dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran, yang erat kaitannya dengan
fungsi edukatif, informatif, administratif, dan
rekreatif yang dimiliki Perpustakaan sekolah.
3.
Bagi Peserta didik
a. Menambah
pengetahuan,
informasi,
dan
sekaligus sebagai tempat rekreasi.
b. Memperoleh peningkatan kosa kata dan nilainilai pendidikan karakter.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan
sekolah
mempunyai
fungsi
edukatif, informatif, administratif dan rekreatif yang
amat penting bagi pembelajaran dan pengembangan
diri peserta didik dan guru yang sangat mendukung
ketercapaian
adanya
tujuan
pendidikan.
perpustakaan
sekolah
Artinya,
dapat
dengan
menunjang
keberlangsusngan dan keberhasilan pembelajaran di
tiap satuan pendidikan ata persekolahan.
Mengingat pentingnya perpustakaan di tingkat
satuan
pendidikan,
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan
Ungaran Barat sangat membutuhkan adanya gedung
perpustakaan
sekolah
yang
dapat
menunjang
pembelajaran peserta didik pada tahun ajaran 2013.
Selain berfungsi sebagai sarana belajar, perpustakaan
sekolah juga menjadi salah satu yang dipersyaratkan
dalam penilaian akreditasi sekolah. Selama ini, bukubuku bacaan dan buku-buku penunjang pembelajaran
yang dimiliki oleh SDN Bandarjo 02 tertata dan
tersimpan di almari guru, belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh guru dan peserta didik. Melihat
keadaan
tersebut
SDN
Bandarjo
02
mengajukan
permohonan gedung perpustakaan sekolah kepada
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kabupaten
Semarang melalui program swakelola Dana Alokasi
Khusus (DAK) pendidikan.
2
DAK merupakan dana yang bersumbar dari APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan
untuk
mendanai
kegiatan
khusus
yang
merupakan urusan daerah tertentu dan sesuai dengan
prioritas nasional (pasal:23, UU No 33 tahun 2004).
Sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan
tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya
dalam
upaya
prasarana
pemenuhan
pelayanan
kebutuhan
dasar
sarana
masyarakat.
dan
Daerah
tertentu yang dimaksud adalah daerah yang memenuhi
kriteria
yang
ditetapkan
setiap
tahun
untuk
mendapatkan alokasi DAK. Dengan demikian, tidak
semua daerah mendapatkan bantuan DAK. Sejak
dialokasikan pertama kali pada tahun 2003, DAK
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik
dari besaran alokasinya maupun dari cakupan bidang
dan
kegiatan
yang
didanai
dari
DAK.
(keuda.kemendagri,2013)
Sesuai ketentuan pasal 162 Ayat (4) UU Nomor 32
Tahun 2004 yang berbunyi bahwa Ketentuan lebih
lanjut
mengenai
DAK
diatur
dengan
Peraturan
Pemerintah, maka pemerintah telah mengeluarkan PP
Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang
Pendidikan
Dasar
Tahun
Anggaran
Menurut petunjuk teknis tersebut selanjutnya
2013.
DAK
Bidang Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang
dialokasikan
kepada
daerah
tertentu
untuk
3
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian
dari
program
yang
menjadi
prioritas
nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan
pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan Dasar perdaerah
dan pedoman umum DAK ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
Berdasarkan
penetapan
alokasi
dan
pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan menyusun petunjuk teknis penggunaan
DAK Bidang Pendidikan Dasar. Setiap kabupaten/kota
penerima
DAK
Bidang
Pendidikan
Dasar
wajib
menyediakan dana pendamping dari APBD minimal
sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang
diterima. Kebijakan umum
Pendidikan Dasar
rehabilitasi
ruang
Kegiatan DAK Bidang
tingkat SD/SDLB meliputi
kelas
rusak
sedang
(1)
(2)
pembangunan perpustakaan c. pengadaan peralatan
pendidikan.
Dalam perkembangannya, dana alokasi khusus
(DAK) menjadi makin penting dalam pembangunan
nasional
pada
umumnya
dan
pembiayaan
pembangunan daerah pada khususnya. Hal ini terjadi
karena komponen utama dana perimbangan dalam
bentuk Dana alokasi Umum (DAU) umumnya hanya
mencukupi
untuk
memenuhi
kebutuhan
belanja
birokrasi.
Ada dua prosedur umum pelaksanaan proyek
pembangunan fisik yang didanai DAK, yakni prosedur
swakelola dan prosedur lelang. Di bidang pendidikan,
4
Departemen
Pendidikan
Nasional
(Depdiknas)
menggariskan bahwa semua pelaksanaan proyek DAK
harus menggunakan prosedur swakelola. Pelaksana
yang ditunjuk langsung adalah kepala sekolah dan
komite sekolah. Melalui prosedur swakelola, Depdiknas
mengharapkan
masyarakat
dapat
memberikan
kontribusinya terhadap pembangunan prasarana fisik
pendidikan.(Depdiknas, 2013)
Pengelolaan
Kebijakan
DAK
dengan
Tahun
adanya
2012,
telah
Peraturan
dibuat
Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
56 dan 57 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2012. Lampiran peraturan tegas
menyebutkan
bahwa
pelaksanakan
DAK
bidang
pendidikan tahun anggaran 2012 untuk Rehabilitasi
Ruang
Kelas
dan/atau
Rusak
Berat
Pembangunan
Termasuk
Perabotnya
Perpustakaan
beserta
perabotnya menggunakan mekanisme swakelola di
sekolah.
Pelaksanaan proyek yang dibiayai dengan Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
pendidikan
dengan
sistem
swakelola menyebar di sejumlah daerah di Jawa
Tengah.
Pelaksanaan
program
swakelola
DAK
di
lapangan di beberapa daerah mengalami kendala.
Kendala
tersebut
program
swakelola
terjadinya
praktik
berkaitan
DAK
dengan
pendidikan,
tindak
pelaksanaan
antara
korupsi.
lain
Adanya
penyimpangan penggunaan DAK yang tidak sesuai
dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan baik
yang dilakukan oleh birokrat, pemborong/pelaksana
5
proyek dalam hal ini CV yang mengerjakan proyek,
ataupun oleh kepala sekolah yang menerima program
swakela DAK. Bahkan, kasus penyelewengan dana
program swakelola DAK ini sudah sampai di tingkat
pengadilan.
Modus para pelaku penyimpangan hampir sama,
yakni dengan menggelembungkan harga barang berupa
buku, alat peraga, serta alat teknologi informasi dan
komunikasi.
penyidik
Sejauh
kejaksaan
ini,
sebagian
berupa
besar
penyimpangan
temuan
dalam
pengadaan buku sekolah dasar. Di satu kabupaten,
rata-rata
anggaran
untuk
pengadaan
buku
itu
mencapai Rp 10 miliar. Badan Pengawasan Keuangan
dan
Pembangunan
(BPKP)
Jawa
Tengah
telah
menemukan bukti dan menghitung kerugian negara di
beberapa kabupaten di Jawa Tengah berkisar antara Rp
2 sampai 4 miliar rupiah.
Permasalahan
buku.
Buku
yang
lain
adalah
diadakan
dalam
pengadaan
seharusnya
melalui
sertifikasi oleh badan sertifikasi dan disahkan oleh
kepala Pusat Perbukuan. Namun ini hanya nembak
saja,
jadi
tidak
sesuai
standar.
Bahkan
pernah
ditemukan buku yang memuat pornografi seperti yang
diungkapkan oleh
Kepala Seksi Penyidikan Kejati
Sugeng
Model
Riyanta.
menyimpang
Nasional
dari
Nomor
pengadaan
Peraturan
2
Tahun
Menteri
2008
buku
itu
Pendidikan
tentang
Buku.
Disinyalir, korupsi DAK yang dilaksanakan secara
swakelola juga terjadi di daerah-daerah lain di provinsi
ini.
6
Aktivis Komite Penyelidikan dan Pemberantasan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah
Eko Haryanto mengatakan bahwa kasus korupsi dana
pendidikan menjadi “trend” di Jawa Tengah. Tindak
korupsi tersebut melibatkan beberapa Kepala Daerah di
Jawa Tengah.
Selain fenomena di atas, dalam pelaksanaan
swakelola
DAK
juga
ditemui
permasalahan
lain
misalnya ketika dana sudah turun namun juknis
belum ada, petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas,
adapula
sebagian
yang
produk
atau
spesifikasi
bangunan kurang sesuai dengan standarisasi. Dengan
demikian
kemungkinan
yang
terjadi
akan
memperlambat pelaksanaan program swakelola DAK di
suatu sekolah. Akhirnya alokasi waktu pelaksanaan
program swakeola DAK
menjadi semakin sempit. Hal
ini akan menimbulkan pula kualitas bangunan dan
menimbulkan peluang pelanggaran.
Dari beberapa permasalahan di atas, maka
diperlukan sebuah evaluasi tentang program swakelola
DAK pendidikan (perpustakaan) yang telah diberikan
oleh pemerintah kepada sekolah terutama sekolah
dasar (SD). Evaluasi ini meliputi analisis kebutuhan
pengadaan perpustakaan di sekolah daar, kesesuaian
program
swakelola
DAK
perpustakaan
dengan
kebutuhan sekolah, kelayakan program swakelola DAK
untuk dilaksanakan, sumber daya pendukung dalam
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan.
Kesesuaian implementasi dengan rencana program,
kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan,
proses secara keseluruhan, sehingga dapat dijadikan
7
saran-saran
perbaikan
program
swakelola
DAK
perpustakaan, dan kesesuaian produk atau hasil yang
berupa perpustakaan dengan tujuan program.
Penelitian ini tentang program swakelola DAK
pendidikan
(perpustakaan)
Kecamatan
Ungaran
di
Barat
SDN
Bandarjo
Kabupaten
2
Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki
keunikan.
Dilihat
menunjukkan
dari
bahwa
program
kepala
swakelola
sekolah
DAK
hendaknya
memiliki kompetensi teknis merancang bangun sebuah
gedung. Padahal, kompetensi kepala sekolah selama ini
hanya
sedikit
atau
malah
sama
sekali
tidak
menyinggung tentang hal tersebut. Kompetensi yang
harus dimiliki seorang kepala sekolah yakni manajerial,
kepribadian, sosial, pedagogi, akademik, dan spiritual.
Pada sistem swakelola DAK bidang pendidikan tahun
anggaran 2013, kepala sekolah bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan program. Dengan demikian
dalam
pelaksanaan
program
swakelola
DAK
perpustakaan ini kepala sekolah benar-benar teruji
kinerjanya
untuk
melaksanakan
program
tanpa
meninggalkan masalah.
Perpustakaan merupakan kelengkapan sarana
sekolah yang sangat vital. Bagi guru perpustakaan
merupakan
tempat
untuk
menambah
khasanah
pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan. Guru
dapat
membaca
pembelajaran
dan
buku-buku
buku-buku
tentang
tentang
psikologi
pengayaan
materi pembelajaran. Dengan demikian bekal guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas akan
bertambah. Dengan kata lain guru menjadi semakin
8
kreatif
dalam
merancang,
mengevaluasi
pembelajaran.
perpustakaan
juga
melaksanakan,
Bagi
bermanfaat
peserta
untuk
dan
didik
menambah
pengetahuan, informasi, dan sekaligus sebagai tempat
rekreasi. Dengan banyak membaca buku-buku cerita,
peserta didik akan memperoleh peningkatan kosa kata
dan nilai-nilai pendidikan karakter. Dengan melihat
perkembangan
zaman,
perpustakaan
merupakan
sarana sangat penting artinya menjadi kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh sekolah.
Namun demikian, masih banyak sekolah yang
belum
memiliki
sarana
perpustakaan
sekolah.
Keterbatasan dana dari pemerintah untuk melengkapi
sekolah dengan perpustakaan masih menjadi salah
satu kendala. Sementara selama ini sekolah belum
memiliki kemampuan untuk mendirikan perpustakaan
secara mandiri. Biaya operasional penyelenggaraan
pendidikan masih sangat bergantung bagi dana BOS.
Hal ini banyak dialami oleh sekolah-sekolah negeri.
Bantuan pihak ketiga atau pun dukungan masyarakat
masih sebatas sumbangan buku bagi alumni belum
memadai untuk penyelenggaran perpustakaan yang
representatif. Melihat kondisi yang demikian diperlukan
sebuah terobosan kebijakan dari pemerintah untuk
pengadaan perpustakaan di setiap sekolah.
Pemerintah
melalui
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan Kabupaten memiliki tugas dan fungsi
memajukan
prestasi
sekolah
melalui
pengadaan
perpustakaan sekolah. Program perpustakaan sekolah
menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk
memajukan
pendidikan.
Pengadaan
perpustakaan
9
sekolah di tingkat persekolahan dari jenjang sekolah
dasar dan sampai menengah bahkan perguruan tinggi
sangat membantu percepatan belajar bagi peserta didik
dan
mahasiswa.
perpustakaan
Dampak
di
lain
sekolah
dari
adalah
program
mendorong
terwujudnya budaya menulis bagi guru dan peserta
didik. Program ini tentunya diikuti oleh programprogram lain untuk mendorong eksistensi sebuah
perpustakaan, misalnya program pendidikan bagi calon
pustakawan.
Pemerintah
memiliki
banyak
program
untuk
memajukan pendidikan di daerah. Program-program
tersebut dapat berupa program fisik maupun nonfisik.
Program fisik berupa pengadaan sarana pendidikan,
misalnya program swakelola DAK yang dapat berupa
rehab
gedung
peralatan
TIK,
dan
dan
pengadaan
pengadaan
sarana,
alat-alat
bantuan
media
pembelajaran lainnya. Sedangkan program nonfisik
dapat berupa bantuan dana BOS, sertifikasi guru, dan
peningkatan mutu guru dan peserta didik.
Program swakelola DAK merupakan salah satu
program pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah dasar. Program ini berupa
bantuan fisik dalam bentuk pengadaan gedung atau
rehab gedung sekolah. Pengadaan gedung kelas baru
berguna untuk meningkatkan akses pendidikan pada
masyarakat. Termasuk dalam program ini adalah
pengadaan gedung perpustakaan beserta, mebelair dan
buku-bukunya.
Program
ini
untuk
memacu
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar.
10
Ada beberapa petunjuk pelaksanaan program
swakelola DAK di tingkat persekolahan. Setiap program
tentu diikuti dengan petunjuk pelaksanaan, apalagi
program swakelola DAK menyangkut dana yang cukup
besar untuk pembangunan. Di dalam petunjuk tersebut
disebutkan besarnya anggaran swakelola DAK, gambar
bangunan, waktu pelaksanaan, dan jenis-jenis bahan
atau material yang digunakan.
Pelaksanaan
dievaluasi
dari
program
swakelola
perencanaan,
proses
DAK
dapat
pelaksanaan
program, dan hasil pelaksanaan program swakelola
DAK perpustakaan. Evaluasi program sangat penting
dilakukan agar program swakelola DAK sesuai dengan
tujuan
dan
kebermanfaatannya.
Di
samping
itu
kegiatan evaluasi program dapat dijadikan asupan bagi
penyempurnaan program-program berikutnya. Untuk
itu, dipandang perlu bagi penulis untuk meneliti lebih
lanjut mengenai evaluasi program DAK Pendidikan,
khususnya
perpustakaan
di
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
maka
rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.2.1 Bagaimana Konteks Program
Swakelola DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.2.2 Bagaimana
Input
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
11
1.2.3 Bagaimana
Proses
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.2.4 Bagaimana
Produk
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi:
1.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.2 Input
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.3 Proses
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.4 Produk
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
bisa
memberikan
manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para
pemerhati pendidikan.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi, kompetensi yang harus
dimiliki Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
12
(Perpustakaan),
sehingga
mempertanggungjawabkan
dapat
hasil
mengelola
DAK
dan
Pendidikan
(Perpustakaan) dengan baik dan benar sesuai harapan
pemerintah.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.
Bagi Kepala Sekolah
a. Memberikan
pengalaman
mengembangkan
kompetensi teknis merancang bangun sebuah
gedung dalam mengelola program swakelola
DAK Pendidikan (perpustakaan).
b. Dapat mengembangkan kompetensi yang harus
dimiliki
seorang
manajerial,
kepala
kepribadian,
sekolah
sosial,
yakni
pedagogi,
akademik, dan spiritual.
2.
Bagi Guru
a. Memberikan
pengalaman
dalam
kegiatan
Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan).
b. Guru
menjadi
semakin
kreatif
dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran, yang erat kaitannya dengan
fungsi edukatif, informatif, administratif, dan
rekreatif yang dimiliki Perpustakaan sekolah.
3.
Bagi Peserta didik
a. Menambah
pengetahuan,
informasi,
dan
sekaligus sebagai tempat rekreasi.
b. Memperoleh peningkatan kosa kata dan nilainilai pendidikan karakter.