T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 T2 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan

sekolah

mempunyai

fungsi

edukatif, informatif, administratif dan rekreatif yang
amat penting bagi pembelajaran dan pengembangan
diri peserta didik dan guru yang sangat mendukung
ketercapaian
adanya

tujuan

pendidikan.


perpustakaan

sekolah

Artinya,
dapat

dengan

menunjang

keberlangsusngan dan keberhasilan pembelajaran di
tiap satuan pendidikan ata persekolahan.
Mengingat pentingnya perpustakaan di tingkat
satuan

pendidikan,

SDN


Bandarjo

02

Kecamatan

Ungaran Barat sangat membutuhkan adanya gedung
perpustakaan

sekolah

yang

dapat

menunjang

pembelajaran peserta didik pada tahun ajaran 2013.
Selain berfungsi sebagai sarana belajar, perpustakaan
sekolah juga menjadi salah satu yang dipersyaratkan

dalam penilaian akreditasi sekolah. Selama ini, bukubuku bacaan dan buku-buku penunjang pembelajaran
yang dimiliki oleh SDN Bandarjo 02 tertata dan
tersimpan di almari guru, belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh guru dan peserta didik. Melihat
keadaan

tersebut

SDN

Bandarjo

02

mengajukan

permohonan gedung perpustakaan sekolah kepada
Dinas

Pendidikan


dan

Kebudayaan

Kabupaten

Semarang melalui program swakelola Dana Alokasi
Khusus (DAK) pendidikan.

2

DAK merupakan dana yang bersumbar dari APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan

untuk

mendanai


kegiatan

khusus

yang

merupakan urusan daerah tertentu dan sesuai dengan
prioritas nasional (pasal:23, UU No 33 tahun 2004).
Sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan
tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya
dalam

upaya

prasarana

pemenuhan

pelayanan


kebutuhan

dasar

sarana

masyarakat.

dan

Daerah

tertentu yang dimaksud adalah daerah yang memenuhi
kriteria

yang

ditetapkan

setiap


tahun

untuk

mendapatkan alokasi DAK. Dengan demikian, tidak
semua daerah mendapatkan bantuan DAK. Sejak
dialokasikan pertama kali pada tahun 2003, DAK
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik
dari besaran alokasinya maupun dari cakupan bidang
dan

kegiatan

yang

didanai

dari


DAK.

(keuda.kemendagri,2013)
Sesuai ketentuan pasal 162 Ayat (4) UU Nomor 32
Tahun 2004 yang berbunyi bahwa Ketentuan lebih
lanjut

mengenai

DAK

diatur

dengan

Peraturan

Pemerintah, maka pemerintah telah mengeluarkan PP
Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pendidikan

Dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang

Pendidikan

Dasar

Tahun

Anggaran

Menurut petunjuk teknis tersebut selanjutnya

2013.
DAK

Bidang Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang


dialokasikan

kepada

daerah

tertentu

untuk

3

mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian
dari

program

yang


menjadi

prioritas

nasional,

khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan
pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan Dasar perdaerah
dan pedoman umum DAK ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.

Berdasarkan

penetapan

alokasi

dan

pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan menyusun petunjuk teknis penggunaan
DAK Bidang Pendidikan Dasar. Setiap kabupaten/kota
penerima

DAK

Bidang

Pendidikan

Dasar

wajib

menyediakan dana pendamping dari APBD minimal
sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang
diterima. Kebijakan umum
Pendidikan Dasar
rehabilitasi

ruang

Kegiatan DAK Bidang

tingkat SD/SDLB meliputi
kelas

rusak

sedang

(1)
(2)

pembangunan perpustakaan c. pengadaan peralatan
pendidikan.
Dalam perkembangannya, dana alokasi khusus
(DAK) menjadi makin penting dalam pembangunan
nasional

pada

umumnya

dan

pembiayaan

pembangunan daerah pada khususnya. Hal ini terjadi
karena komponen utama dana perimbangan dalam
bentuk Dana alokasi Umum (DAU) umumnya hanya
mencukupi

untuk

memenuhi

kebutuhan

belanja

birokrasi.
Ada dua prosedur umum pelaksanaan proyek
pembangunan fisik yang didanai DAK, yakni prosedur
swakelola dan prosedur lelang. Di bidang pendidikan,

4

Departemen

Pendidikan

Nasional

(Depdiknas)

menggariskan bahwa semua pelaksanaan proyek DAK
harus menggunakan prosedur swakelola. Pelaksana
yang ditunjuk langsung adalah kepala sekolah dan
komite sekolah. Melalui prosedur swakelola, Depdiknas
mengharapkan

masyarakat

dapat

memberikan

kontribusinya terhadap pembangunan prasarana fisik
pendidikan.(Depdiknas, 2013)
Pengelolaan
Kebijakan

DAK

dengan

Tahun

adanya

2012,

telah

Peraturan

dibuat
Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
56 dan 57 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2012. Lampiran peraturan tegas
menyebutkan

bahwa

pelaksanakan

DAK

bidang

pendidikan tahun anggaran 2012 untuk Rehabilitasi
Ruang

Kelas

dan/atau

Rusak

Berat

Pembangunan

Termasuk

Perabotnya

Perpustakaan

beserta

perabotnya menggunakan mekanisme swakelola di
sekolah.
Pelaksanaan proyek yang dibiayai dengan Dana
Alokasi

Khusus

(DAK)

pendidikan

dengan

sistem

swakelola menyebar di sejumlah daerah di Jawa
Tengah.

Pelaksanaan

program

swakelola

DAK

di

lapangan di beberapa daerah mengalami kendala.
Kendala

tersebut

program

swakelola

terjadinya

praktik

berkaitan
DAK

dengan

pendidikan,

tindak

pelaksanaan
antara

korupsi.

lain

Adanya

penyimpangan penggunaan DAK yang tidak sesuai
dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan baik
yang dilakukan oleh birokrat, pemborong/pelaksana

5

proyek dalam hal ini CV yang mengerjakan proyek,
ataupun oleh kepala sekolah yang menerima program
swakela DAK. Bahkan, kasus penyelewengan dana
program swakelola DAK ini sudah sampai di tingkat
pengadilan.
Modus para pelaku penyimpangan hampir sama,
yakni dengan menggelembungkan harga barang berupa
buku, alat peraga, serta alat teknologi informasi dan
komunikasi.
penyidik

Sejauh

kejaksaan

ini,

sebagian

berupa

besar

penyimpangan

temuan
dalam

pengadaan buku sekolah dasar. Di satu kabupaten,
rata-rata

anggaran

untuk

pengadaan

buku

itu

mencapai Rp 10 miliar. Badan Pengawasan Keuangan
dan

Pembangunan

(BPKP)

Jawa

Tengah

telah

menemukan bukti dan menghitung kerugian negara di
beberapa kabupaten di Jawa Tengah berkisar antara Rp
2 sampai 4 miliar rupiah.
Permasalahan
buku.

Buku

yang

lain

adalah

diadakan

dalam

pengadaan

seharusnya

melalui

sertifikasi oleh badan sertifikasi dan disahkan oleh
kepala Pusat Perbukuan. Namun ini hanya nembak
saja,

jadi

tidak

sesuai

standar.

Bahkan

pernah

ditemukan buku yang memuat pornografi seperti yang
diungkapkan oleh

Kepala Seksi Penyidikan Kejati

Sugeng

Model

Riyanta.

menyimpang
Nasional

dari

Nomor

pengadaan

Peraturan
2

Tahun

Menteri
2008

buku

itu

Pendidikan

tentang

Buku.

Disinyalir, korupsi DAK yang dilaksanakan secara
swakelola juga terjadi di daerah-daerah lain di provinsi
ini.

6

Aktivis Komite Penyelidikan dan Pemberantasan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah
Eko Haryanto mengatakan bahwa kasus korupsi dana
pendidikan menjadi “trend” di Jawa Tengah. Tindak
korupsi tersebut melibatkan beberapa Kepala Daerah di
Jawa Tengah.
Selain fenomena di atas, dalam pelaksanaan
swakelola

DAK

juga

ditemui

permasalahan

lain

misalnya ketika dana sudah turun namun juknis
belum ada, petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas,
adapula

sebagian

yang

produk

atau

spesifikasi

bangunan kurang sesuai dengan standarisasi. Dengan
demikian

kemungkinan

yang

terjadi

akan

memperlambat pelaksanaan program swakelola DAK di
suatu sekolah. Akhirnya alokasi waktu pelaksanaan
program swakeola DAK

menjadi semakin sempit. Hal

ini akan menimbulkan pula kualitas bangunan dan
menimbulkan peluang pelanggaran.
Dari beberapa permasalahan di atas, maka
diperlukan sebuah evaluasi tentang program swakelola
DAK pendidikan (perpustakaan) yang telah diberikan
oleh pemerintah kepada sekolah terutama sekolah
dasar (SD). Evaluasi ini meliputi analisis kebutuhan
pengadaan perpustakaan di sekolah daar, kesesuaian
program

swakelola

DAK

perpustakaan

dengan

kebutuhan sekolah, kelayakan program swakelola DAK
untuk dilaksanakan, sumber daya pendukung dalam
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan.
Kesesuaian implementasi dengan rencana program,
kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan,
proses secara keseluruhan, sehingga dapat dijadikan

7

saran-saran

perbaikan

program

swakelola

DAK

perpustakaan, dan kesesuaian produk atau hasil yang
berupa perpustakaan dengan tujuan program.
Penelitian ini tentang program swakelola DAK
pendidikan

(perpustakaan)

Kecamatan

Ungaran

di

Barat

SDN

Bandarjo

Kabupaten

2

Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki
keunikan.

Dilihat

menunjukkan

dari

bahwa

program

kepala

swakelola

sekolah

DAK

hendaknya

memiliki kompetensi teknis merancang bangun sebuah
gedung. Padahal, kompetensi kepala sekolah selama ini
hanya

sedikit

atau

malah

sama

sekali

tidak

menyinggung tentang hal tersebut. Kompetensi yang
harus dimiliki seorang kepala sekolah yakni manajerial,
kepribadian, sosial, pedagogi, akademik, dan spiritual.
Pada sistem swakelola DAK bidang pendidikan tahun
anggaran 2013, kepala sekolah bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan program. Dengan demikian
dalam

pelaksanaan

program

swakelola

DAK

perpustakaan ini kepala sekolah benar-benar teruji
kinerjanya

untuk

melaksanakan

program

tanpa

meninggalkan masalah.
Perpustakaan merupakan kelengkapan sarana
sekolah yang sangat vital. Bagi guru perpustakaan
merupakan

tempat

untuk

menambah

khasanah

pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan. Guru
dapat

membaca

pembelajaran

dan

buku-buku
buku-buku

tentang
tentang

psikologi
pengayaan

materi pembelajaran. Dengan demikian bekal guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas akan
bertambah. Dengan kata lain guru menjadi semakin

8

kreatif

dalam

merancang,

mengevaluasi

pembelajaran.

perpustakaan

juga

melaksanakan,
Bagi

bermanfaat

peserta

untuk

dan
didik

menambah

pengetahuan, informasi, dan sekaligus sebagai tempat
rekreasi. Dengan banyak membaca buku-buku cerita,
peserta didik akan memperoleh peningkatan kosa kata
dan nilai-nilai pendidikan karakter. Dengan melihat
perkembangan

zaman,

perpustakaan

merupakan

sarana sangat penting artinya menjadi kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh sekolah.
Namun demikian, masih banyak sekolah yang
belum

memiliki

sarana

perpustakaan

sekolah.

Keterbatasan dana dari pemerintah untuk melengkapi
sekolah dengan perpustakaan masih menjadi salah
satu kendala. Sementara selama ini sekolah belum
memiliki kemampuan untuk mendirikan perpustakaan
secara mandiri. Biaya operasional penyelenggaraan
pendidikan masih sangat bergantung bagi dana BOS.
Hal ini banyak dialami oleh sekolah-sekolah negeri.
Bantuan pihak ketiga atau pun dukungan masyarakat
masih sebatas sumbangan buku bagi alumni belum
memadai untuk penyelenggaran perpustakaan yang
representatif. Melihat kondisi yang demikian diperlukan
sebuah terobosan kebijakan dari pemerintah untuk
pengadaan perpustakaan di setiap sekolah.
Pemerintah

melalui

Dinas

Pendidikan

dan

Kebudayaan Kabupaten memiliki tugas dan fungsi
memajukan

prestasi

sekolah

melalui

pengadaan

perpustakaan sekolah. Program perpustakaan sekolah
menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk
memajukan

pendidikan.

Pengadaan

perpustakaan

9

sekolah di tingkat persekolahan dari jenjang sekolah
dasar dan sampai menengah bahkan perguruan tinggi
sangat membantu percepatan belajar bagi peserta didik
dan

mahasiswa.

perpustakaan

Dampak

di

lain

sekolah

dari

adalah

program
mendorong

terwujudnya budaya menulis bagi guru dan peserta
didik. Program ini tentunya diikuti oleh programprogram lain untuk mendorong eksistensi sebuah
perpustakaan, misalnya program pendidikan bagi calon
pustakawan.
Pemerintah

memiliki

banyak

program

untuk

memajukan pendidikan di daerah. Program-program
tersebut dapat berupa program fisik maupun nonfisik.
Program fisik berupa pengadaan sarana pendidikan,
misalnya program swakelola DAK yang dapat berupa
rehab

gedung

peralatan

TIK,

dan
dan

pengadaan
pengadaan

sarana,
alat-alat

bantuan
media

pembelajaran lainnya. Sedangkan program nonfisik
dapat berupa bantuan dana BOS, sertifikasi guru, dan
peningkatan mutu guru dan peserta didik.
Program swakelola DAK merupakan salah satu
program pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah dasar. Program ini berupa
bantuan fisik dalam bentuk pengadaan gedung atau
rehab gedung sekolah. Pengadaan gedung kelas baru
berguna untuk meningkatkan akses pendidikan pada
masyarakat. Termasuk dalam program ini adalah
pengadaan gedung perpustakaan beserta, mebelair dan
buku-bukunya.

Program

ini

untuk

memacu

peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar.

10

Ada beberapa petunjuk pelaksanaan program
swakelola DAK di tingkat persekolahan. Setiap program
tentu diikuti dengan petunjuk pelaksanaan, apalagi
program swakelola DAK menyangkut dana yang cukup
besar untuk pembangunan. Di dalam petunjuk tersebut
disebutkan besarnya anggaran swakelola DAK, gambar
bangunan, waktu pelaksanaan, dan jenis-jenis bahan
atau material yang digunakan.
Pelaksanaan
dievaluasi

dari

program

swakelola

perencanaan,

proses

DAK

dapat

pelaksanaan

program, dan hasil pelaksanaan program swakelola
DAK perpustakaan. Evaluasi program sangat penting
dilakukan agar program swakelola DAK sesuai dengan
tujuan

dan

kebermanfaatannya.

Di

samping

itu

kegiatan evaluasi program dapat dijadikan asupan bagi
penyempurnaan program-program berikutnya. Untuk
itu, dipandang perlu bagi penulis untuk meneliti lebih
lanjut mengenai evaluasi program DAK Pendidikan,
khususnya

perpustakaan

di

SDN

Bandarjo

02

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

maka

rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :
1.2.1 Bagaimana Konteks Program

Swakelola DAK

Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.2.2 Bagaimana

Input

Program

Swakelola

DAK

Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?

11

1.2.3 Bagaimana

Proses

Program

Swakelola

DAK

Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?
1.2.4 Bagaimana

Produk

Program

Swakelola

DAK

Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013
di SDN Bandarjo 02?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi:
1.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.2 Input

Program

Swakelola

DAK

Pendidikan

(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.3 Proses

Program

Swakelola

DAK

Pendidikan

(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.
1.3.4 Produk

Program

Swakelola

DAK

Pendidikan

(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN
Bandarjo 02.

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian

ini

diharapkan

bisa

memberikan

manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para
pemerhati pendidikan.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi, kompetensi yang harus
dimiliki Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan

Program

Swakelola

DAK

Pendidikan

12

(Perpustakaan),

sehingga

mempertanggungjawabkan

dapat
hasil

mengelola
DAK

dan

Pendidikan

(Perpustakaan) dengan baik dan benar sesuai harapan
pemerintah.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.

Bagi Kepala Sekolah
a. Memberikan

pengalaman

mengembangkan

kompetensi teknis merancang bangun sebuah
gedung dalam mengelola program swakelola
DAK Pendidikan (perpustakaan).
b. Dapat mengembangkan kompetensi yang harus
dimiliki

seorang

manajerial,

kepala

kepribadian,

sekolah
sosial,

yakni

pedagogi,

akademik, dan spiritual.
2.

Bagi Guru
a. Memberikan

pengalaman

dalam

kegiatan

Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan).
b. Guru

menjadi

semakin

kreatif

dalam

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran, yang erat kaitannya dengan
fungsi edukatif, informatif, administratif, dan
rekreatif yang dimiliki Perpustakaan sekolah.
3.

Bagi Peserta didik
a. Menambah

pengetahuan,

informasi,

dan

sekaligus sebagai tempat rekreasi.
b. Memperoleh peningkatan kosa kata dan nilainilai pendidikan karakter.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

THE EFFECT OF USING ENGLISH SONGS ON THE FIFTH YEAR STUDENT’S VOCABULARY ACHIEVEMENT OF SDN KASIYAN TIMUR 03 PUGER, JEMBER

4 68 15