EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL dan global

MAKALAH
EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Politik

Disusun oleh :
Rudi D Amrianto

(20140430063)

Yuniatul Fasikha

(20140430287)

Zurryatun Sholihah

(20140430002)

Fajar Kurniawan

(20140430197)


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
1

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan
meminta ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan keburukan amal
perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang dapat
menyesatkannnya. Sebaliknya, barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang
dapat memberinya petunjuk.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan Makalah yang bertema “Ekonomi Politik
Internasional” sebagai analisis dan khusus untuk melihat bagaimana sistem Ekonomi Politik
Internasional yang terjadi saat ini.
Kita hanya dapat berdoa, kiranya apa yang kita tulis disini bermanfaat bagi kita semua.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. kita sadar bahwa apa yang kami tulis masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat
kita harapkan.

Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Dan
hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun.

Yogyakarta, 28 April 2015

Penulis,

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................................................
1.2. Tujuan….........................................................................................................................
1.3. Sasaran…........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
2.1. Pengertian Demokrasi.....................................................................................................
2.2. Sejarah Demokrasi ........................................................................................................
2.3. Nilai-nilai Demokrasi.....................................................................................................

2.4. Contoh kasus fakta Demokrasi.......................................................................................
2.5. Permasalahan Demokrasi................................................................................................
2.6. Cara menyelesaikan masalah dalam proses pemilihan...................................................
2.7. Analisis kasus Demokrasi..............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................
3.2. Saran .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bab ini membahas hubungan antara politik dan ekonimi, antara negara dan pasar dalam
masalah-masalah dunia. Pada akhirnya, Ekonomi Politik Internasional berbicara tentang
kekayaan dan kemiskinan, tentang siapa yang mendapat apa dalam sistem politik dan ekonomi
internasional. Teori-teori yang penting dalam bidang ini adalah merkantilisme, liberalisme
ekonomi, dan neo-marxisme. Kami menghadirkan masing-masing dari teori ini sedikit rinci dan
kemudian bergerak ke perdebatan yang paling penting di antara mereka. Teori-teori tersebut

hirau dengan : hubungan yang tepat antara politik dan ekonomi, pembangunan dan
keterbelakangan di Dunia ketiga dan sifat dan luasnya globalisasi ekonomi. Kami menekankan
bahwa terdapat perhatian yang semakin berkembang mengenai isu kekayaan dan kemiskinan di
banyak negara. Dengan alasan ini, riset pembelajaran Ekonomi Politik Internasional semakin
penting
1.2 Tujuan
Disamping makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada
pembaca tentang Ekonomi Politik Internasional yang berkembang di Indonesia dan dunia namun
yang terpenting adalah Ekonomi Politik Internasional tersebut dapat mewujudkan keadaan yang
saling harmonis antara Negara di dunia ini.

BAB II
PE M BAHASAN
4

2.1 Pengertian Ekonomi Politik Internasional
Dalam beberapa hal penting, kehidupan kita adalah tentang ekonomi politik, untuk bertahan
hidup, kita perlu makan. Sebagian besar dari kita mendapatkan kebutuhan yang diperlukan dari
pasar, membayarnya dengan uang yang kita peroleh. Kita tidak dapat membeli apapun tanpa
uang, untuk mendapatkan barang-barang kita perlu sejumlah kekayaan sebagai kebalikan dari

kemiskinan. Pasar modern didasarkan pada aturan-aturan politik (jika tidak, pasar tersebut akan
menjadi “pasar gelap” yang berdasarkan pada ancaman, penyuapan, dan kekuatan). Regulasi dan
autran politik menyatakan kerangka kerja yang dengannya pasar berfungsi. Pada saat bersamaan,
kekuatan ekonomi merupakan basis bagi kekuatan politik. Jika ekonomi adalah tentang
pencapaian kekayaan dan politik adalah tentang pencapaian kekuatan, keduanya berinteraksi
dalam cara yang rumit dan memusingkan (Gilpin 1987). Hal ini merupakan hubungan yang
kompleks dalam konteks internasional antara politik dan ekonomi, antara negara dan pasar, yang
merupakan inti dari EPI.
Bagi mereka para akademisi serta politisi yang pandangan internasionalnya dibentuk oleh
pengalaman dua perang dunia, ini merupakan fokus pilihan alamiah, presiden prancis (dan
Jendral) Charles de Gaulle, misalnya, menganggap permasalahan ekonomi sebagai “quarter
masters stuff”, yaitu politik tingkat rendah yang dapat dilihat melalui pemikiran sekedarnya.
Sementara pada negarawan seperti dirinta memperhatikan olitik tingkat tinggi” yang hirau
dengan isu-isu besar seperti perang dan perdamaian.
2.2 Perkembangan Pemikiran ekonomi politik
Pemikiran ekonomi politik telah berkembang sejak beberapa abad lalu. Kini
aktualitas

ekonomi


politik

semakin

kuat

karena

pada

kenyataannya

kehidupan ekonomi tak bisa dipisahkan dari kehidupan politik. Demikian pula
sebaliknya, keputusan politik banyak yang berlatar belakang kepentingan
ekonomi. Fenomena itu sangat kuat baik di negara maju maupun negara
berkembang.

1. Zaman Klasik Baru (Pertengahan Abad ke-19 sampai Abad ke-20)
5


Pada zaman klasik baru perkembangan ekonomi politik masih didominasi
pemikiran Mazhab Klasik. Namun muncul pula pemikiran lain yang berbeda
dengan aliran Klasik terutama setelah Marx dan Engels membuat teori-teori
mereka tentang sistem ekonomi. Namun dalam Zaman Klasik Baru yang
dapat diartikan sebagai masa jayanya pemikir-pemikir Aliran Klasik gaya
baru mereka lainnya.Tokh-tokoh pemikir zaman ini antara lain : Herman
Heinrich (1810-1858), Karl Merger (1841-1921), Eugen von Bohn Bawerk
(1851-1914) dan Friedrich von Wieser (1851-1926).
Perbedaan antara pemikiran Mazhab Klasik dan Mazhab Neo Klasik terletak
pada pola pendekatan dan metodologi yang dikembangkan. Pusat studi
mulai melebar dari Jerman, Inggris, Austria dan Amerika Serikat. Tidak
semua pemikir memberi konotasi ekonomi politik sebagai kajian mereka
karena kebanyakan teori yang diungkapkan berupa prinsip-prinsip ekonomi
konvensional atau hal-hal yang paradoksal dengan studi ekonomi politik
akibat keengganan mereka menggunakan menyebut istilah tersebut. Buah
pemikiran mereka dapat dijadikan tolok ukur tentang polemik yang terjadi
mengenai eksistensi ekonomi politik yang mulai popular abad ke-20. Tokohtokoh yang mengembangkan studi pembangunan masyarakat yang tak lupa
dari pemikiran ekonomi adalah Lucian Pye, La Palombara, David Easton,
Gabriel Almond, Max Weber, Huntington dan Hans J Morgenthau.
2. Zaman Klasik Baru II

Mazhab ini muncul menjadi penyempurna Mazhab Klasik Baru. Tokoh
pemikirnya antara lain Piero Sraffa (1898-1983), Joan V Robinson (19031983) dan edward H Chamberlain (1899-1967). Mazhab ini memberikan
sumbangan besar dalam lapangan ekonomi politik berupa teori-teori
pembaharuan mazhab pasar, masalah-masalah ekonomi kesejahteraan yang
menyoroti segi normatif dari mekanisme pasar. Mazhab ini menyorot segi
moral dari monopoli dimana adanya pemerasan terhadap tenaga kerja

6

karena praktek itu menimbulkan kesengsaraan pihak lain. Pendapat Neo
Klasik antara lain :
a)

Prinsip akumulasi kapital sebagai suatu faktor penting.

b) Perkembangan

perekonomian

sebagai


hasil

proses

bertahap,

harmonis, dan kumulatif.
c)

Optimisme terhadap perkembangan perekonomian.

d) Adanya aspek internasional dari perkembangan ekonomi.
Menyangkut aspek internasional perkembangan ekonomi suatu negara
mengalami beberapa tahap:
a.

Mula-mula negara meminjam modal .

b. Setelah melakukan produktivitas akan membayar dividen dan bunga

pinjaman.
c.

Peningkatan hasil negara dan sebagian melunasi pinjaman modal.

d. Menerima dividen dan bunga atau surplus.
e.

Pemberi pinjaman.

3. Zaman Keynesian (Pertengahan Abad ke-20)
Mazhab ini dipelopori John Maynard Keynes (1883-1946), seorang pakar
filsafat dari Cambridge University, Inggris. Ciri-ciri Mazhab ini adalah :
1) Keadaan ekonomi keseluruhannya merupakan fokus untuk dianalisis.
2) Pendobrakan atas ilmu ekonomi klasik yang berasumsi bahwa sumber
ekonomi yang mengatur dirinya sendiri itu digunakan seluruhnya
dan dianggap stabil.

7


3) Dalam perekonomian kapitalis dapat berkembang ketidakseimbangan
yang serius dan pengangguran serta depresi jangka panjang.
Sementara itu ikhtisar umum tentang ekonomi politik antara lain :
1. Tidak berlaku lagi dalil kuat dari pemikiran Mazhab Klasik yang
menyangkut negara dan ekonomi yang mengejar tujuan masingmasing.
2. Penguasa politik dapat mempengaruhi ekonomi melalui variabel
ekonomi.
3. Analisis ekonomi dan kebijakan negara yang berpola intervensi aktif.
4. Kebajikan individu dalam tabungan masyarkat dapat merugikan
kepentingan umum.

4. Zaman Post Keynesian
Para pemikirnya bertujuan memperluas cakrawala untuk analisis jangka
panjang.
1. Terdapat syarat-syarat penting yang diperlukan untuk
mempertahankan perkembangan yang mantap dari pendapatan pada
tingkat full employment income dengan tidak mengalami deflasi
maupun implasi
2. Apakah pendapatan itu benar-benar bertambah pada tingkat
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya kemacetan
yang lama atau inflasi secara terus menerus.
8

2.3 Teori-teori yang berkaitan dengan EPI
Berikut mengenai perkembangan EPI berdasarkan teori yang dikembangkan
beberapa ahli :
1. Teori Merkantilisme
Merkantilisme adalah pandangan dunia tentang elit-elit politik yang berada pada garis depan
pembangunan negara modern. Merkantilisme melihat perekonomian internasional sebgai arena
konflik antara kepentingan nasional yang bertentangan daripada sebgai wilayah kerjasama dan
saling menguntungkan. Persaingan ekonomi antar negara dapat mengambil dua bentuk yang
berbeda ( Gilpin 1987 ; 32). Pertama adalah merkantilisme bertahan atau ramah ( benign
Mercantulism) adalah negara memelihara kepentingan ekonomi nasionalnya sebab hal tersebut
merupakan unsur penting dalam keamanan nasionalnya, kebijakan seperti itu tidak memiliki
dampak negatif pada negara lain. Yang kedua adalah merkantilisme agresif atau
jahat( malevolent mercatutis) yaitu megara-negara berupaya mengeksploitasi perekonomian
internasional melalui kebijakan ekspansi. Sebagai contoh, imperalisme kekuatan kolonial bangsa
Eropa di asia dan Afrika. Merkantilisme dengan demikian melihat kekuatan ekonomi dan
kekuatan politik militer sebagai tujuan yang saling melengkapi, bukan saling bersaing, dalam
lingkaran arus balik positif. Pencapaian kekuatan ekonomi mendukung pengembangan kekuatan
politik dan militer negara dan kekuatan politik dapat meningkatkan dan memperkuat ekonomi
negara. Kaum merkantilis menyatakan bahwa perekonomian seharusnya tunduk pada tujuan
utama peningkatan kekuatan negara, politik harus di utamakan daripada ekonomi. Tetapi isi dari
kebijakan-kebijakan spesifik yang direkomendasikan untukmenjalankan tujuan tersebut telah
berubahsepanjuang waktu.
Ringkasnya merkantilisme mengganggap perekonomian tunduk pada komunitas politik dan
khususnya pemerintah. Aktivitas ekonomi di lihat dalam konteks yang lebih besar atas
peningkatan kekuatan negara. Organisasi yang bertanggung jawab dalam mempertahankan dan
memajukan kepentingan nasional yang di sebut negara, memerintah di ats kepentingan ekonomi
swasta. Kekayaan dan kekuasaan adalah tujuan yang saling melengkapi bukan saling
9

bertentangan. Ketergantungan ekonomi pada negara-negara lain seharusnya di hindari sejauh
mungkin. Ketika kepentingan ekonomi dan keamanan pecah, kepentingan keamanan mendapat
prioritas.
2. Liberalisme ekonomi
Adam smith ( 1723-90), bapak Liberalisme ekonomi, yakin bahwa pasar cenderung meluas
secara spontan demi kepuasan kebutuhan manusia. Juga menegaskan bahwa pemerintah tidak
boleh ikut campur. Ekonomi liberal di sebut doktrin dan serangkaian prinsip dalam
mengorganisasikan dan mengatur pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan individu ( Gilvin
1987 : 27 ). Ekonomi liberal didasarkan pada pemikiran bahwa jika di biarkan sendiri
perekonomian pasar akan berjalan spontan menurut mekanisme atau hukumnya sendiri. Hukum
ini dipandang melekat dalam proses produksi ekonomidan perdagangan. Kaum ekonomi liberal
menolak pandangan kaum merkantilis bahwa negara adalah aktor dan fokus sentral ketika
menghadapi permasalahan ekonomi. Aktor sentral adalah individu sebgai konsumen dan sebagai
produsen. Pasar adalah arena terbuka tempat para individu bersama-sama menukarkan barang
dan jasa. Kaum liberal selanjutnya menolak pandangan” zero sum” kaum merkantilis, suatu
pandangan bahwa keuntungan ekonomi suatu negara sebenarnya merupakan kerugian ekonomi
negara lain. Kaum ekonom liberal terdahulu menyebut Laissez faire yaitu kebebasan pasar dari
semua jenis pembatasan dan peraturan politik.
Ringkasnya, kaum ekonomi liberal berpendapat bahwa perekonomian pasar merupakan suatu
wilayah otonom dari masyarakat yangberjalan menurut hukum ekonominya sendiri. Pertukaran
ekonomi bersifat “ positive sum game” dan pasar cenderung akan nampak memaksimalkan
keuntungan bagi semua individu, rumah tangga, dan perusahaan yang berpartisipasi dalam
pertukaran pasar. Perekonomian merupakan wilayah kerjasama bagi keuntungan timbal balik
antar negara dan juga antar individu. Dengan demikian, perekonomian internasional seharusnya
di dasarkan perdagangan bebas.
3. Marxisme
Teori Marxis dan teori Neo-Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentang konflik
atau kerja sama negara, tetapi sebaliknya berfokus pada aspek ekonomi dan materi. Marxisme
10

membuat asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada persoalan-persoalan yang lain sehingga
memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai fokus studi. Para pendukung Marxis memandang
sistem internasional sebagai sistem kapitalis terintegrasi yang mengejar akumulasi modal
(kapital).
Kaum Marxis sepakat dengan kaum merkantilis bahwa politik dan ekonomi sangat berkaitan,
keduanya menolak pandangan kaum liberal tentang bidang ekonomi yang berjalan dengan
hukumnya sendiri. Tetapi , sementara kaum merkantilis melihat ekonomi sebagai alat politik,
kaum marxis menempatkan ekonomi yang pertama dan politik yang kedua. Bagi kaum marxis,
perekonomian kapitalis didasarkan pada dua kelas sosial yang bertentangan salah satu kelas,
kaum borjuis, memiliki alat-alat produksi. Kelas lain, kaum protelar, hanya memiliki kekuatan
kerjanya saja, yang harus di jual pada borjuis. Tetapi buruh lebih banyak bekerja di banding yang
ia dapatkan kmbali. Terdapat nilai tambah yang di ambil kaum borjuis. Hal ini merupakan
keuntungan kapitalis, dan keuntungan itu berasal dari eksploitasi tenaga kerja.
Pandangan kaum Marxis tersebut disebut “Matrialisme”. Hal ini didasarkan
pada pernyataan bahwa aktivitas inti dalam masyarakat mana pun hirau
dengan cara-cara bagaimana manusia menghasilkan alat-alat eksistensinya.
Teori ekonomi politik internasional saat ini yang berdasarkan kerangka
Marxisme adalah analisis Immanuel Wallerstein tentang perkembangan
sejarah perekonomian dunia kapitalis (Wallerstein:1979:1991). Wallerstein
memberikan banyak tekanan pada perekonomian dunia dan cenderung
mengabaikan politik Internasional. Ia mempercayai perekonomian dunia
sebagai pembangunan yang tidak seimbang yang telah menghasilkan
hierarki dari wilayah core,semi periphery, dan periphery. Yang kaya dari
wilayah core (Eropa

Barat, Amerika Utara, Jepang) digerakkan atas

penderitaaan wilayah periphery (Dunia Ketiga). Wellerstein melihat akhir
Perang

Dingin

dan

kehancuran

blok

Soviet

sebagai

akibat

dari

perkembangan perekonomian dunia kapitalis. Meskipun demikian, prospek
jangka panjang adalah kehancuran system kapitalis. Sebab kontradiksi dari
system tersebut sekarang dibiarkan pada sekala dunia. Keberhasilan, bukan
11

kegagalan, merupakan ancaman nyata bagi kapitalisme global, ketika
kemungkinan perluasan semuanya digunakan, upaya tanpa akhir dalam
mencari

keuntungan

akan

mengakibatkan

pada

krisis

baru

dalam

perekonomian kapitalis dunia yang, cepat atau lambat, akan menengarai
kematiannya.
Kami

dapat

meringkas

poendekatan

kaum

marxis

sebagai

berikut.

Perekonomian adalah tempat eksploitasi da perbedaan antar kelas sosial,
khususnya kaum borjuis dan kaum proletar. Politik sebagian besar ditentukan
oleh konteks sosial ekonomi. Kelas ekonomi yang dominan juga dominan
secara politik. Hal itu berarti bahwa dalam perekonomian kapitalis kaum
borjuis akan menjadi kelas berkuasa. Pembangunan kapitalis global bersifat
tidak seimbang bahkan menghasilkan krisis dan kontradiksi, baik antar
Negara maupun antar kelas sosial. EPI marxis selanjutnya hirau pada sejarah
tentang perluasan kapitalisme global, perjuangan antar kelas dan Negara
yang telah membangkitkan kebangkitan di nseluruh dunia, dan bagaimana
transformasi yang revolusioner dari dunia tersebut mungkin akan muncul.

PEMBANDING

MERKANTILISM

LIBERALISME

MARXISME

Ekonomi otonom

Ekonomi

E
Hubungan

Politik yang

antara ekonomi

menentukan

menentukan

dan politik
Aktor

yang

Negara-negara

Individu-individu

Kelas-kelas

Sifat hubungan

Konfliktual zero

Kooperatif

Konfliktual

ekonomi

sum game

positive

utama.unit
analisis

12

sum

game
Tujuan ekonomi

Negara-negara

Memaksimumkan

Kepentingan

kesejahteraan

kelas

indidivu

2.4 Bagan Tiga teori EPI Teori Pembangunan Dunia Ketiga
Teori Pembangunan Dunia Ketiga adalah teori-teori pembangunan yang berusaha menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh negara-negara miskin atau negara yang sedang berkembang dalam
dunia yang didominasi oleh kekuatan ekonomi, ilmu pengetahuan dan kekuatan militer negaranegara adikuasa atau negara industri maju.
Persoalan-persoalan yang dimaksud yakni bagaimana mempertahankan hidup atau meletakkan
dasar-dasar ekonominya agar dapat bersaing di pasar internasional. Untuk mengukur
pembangunan atau pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari:
1. Kekayaan rata-rata yakni produktifitas masyarakat atau produktifitas
negara tersebut melalui produk nasional bruto dan produk domestic
bruto.
2. Pemerataan: tidak saja kekayaan atau produktifitas bangsa yang
dilihat,

tetapi

juga

pemerataan

kekayaan

dimana

tidak

terjadi

ketimpangan yang besar antara pendapatan golongan termiskin,
menengah dan golongan terkaya. Bangsa yang berhasil dalam
pembangunan adalah bangsa yang tinggi produktifitasnya serta
penduduknya relatif makmur dan sejahtera secara merata.
3. Kualitas kehidupan dengan tolok ukur PQLI (Physical Quality of Life
Index) yakni: rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun, rata-

13

rata jumlah kematian bayi, dan rata-rata presentasi buta dan melek
huruf.
4. Kerusakan lingkungan.
5. Kejadian sosial dan kesinambungan.
Teori Modernisasi: Pembangunan sebagai masalah internal.
Teori ini menjelaskan bahwa kemiskinan lebih disebabkan oleh faktor internal
atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negara yang bersangkutan.
Ada banyak variasi dan teori yang tergabung dalam kelompok teori ini antara
lain adalah:
1. Teori yang menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah
penyediaan modal dan investasi. Teori ini biasanya dikembangkan oleh
para ekonom. Pelopor teori antara lain Roy Harrod dan Evsay Domar yang
secara terpisah berkarya namun menghasilkan kesimpulan sama yakni:
pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi.
2. Teori yang menekankan aspek psikologi individu. Tokohnya adalah
McClelaw dengan konsepnya The Need For Achievment dengan symbol n.
ach, yakni kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong
proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan
n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan individu
ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
3. Teori yang menekankan nilai-nilai budaya mempersoalkan masalah
manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya, khususnya
nilai-nilai agama. Satu masalah pembangunan bagi Max Weber (tokoh
teori ini) adalah tentang peranan agaman sebagai faktor penyebab
munculnya kapitalisme di Eropa barat dan Amerika Serikat. Bagi Weber

14

penyebab

utama

dari

semua

itu

adalah

etika

protestan

yang

dikembangkan oleh Calvin.
4. Teori yang menekankan adanya lembaga-lembaga sosial dan politik yang
mendukung proses pembangunan sebelum lepas landas dimulai.
5. Teori ini menekankan lingkungan material. Dalam hal ini lingkungan
pekerjaan sebagai salah satu cara terbaik untuk membentuk manusia
modern yang bisa membangun
Teori ketergantungan.
Teori ini pada mulanya adalah teori struktural yang menelaah
jawaban

yang

diberikan

oleh

teori

modernisasi.

Teori

struktural

berpendapat bahwa kemiskinan yang terjadi di negara dunia ketiga yang
mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur
pertanian

adalah

akibat

dari

struktur

perekonomian

dunia

yang

eksploitatif dimana yang kuat mengeksploitasi yang lemah.
Ada 6 inti pembahasan teori ketergantungan:
1. Pendekatan keseluruhan melalui pendekatan kasus.
2. Pakar eksternal melawan internal.
3. Analisis ekonomi melawan analisi sosiopolitik
4. Kontradiksi sektoral/regional melawan kontradiksi kelas.
5. Keterbelakangan melawan pembangunan.
6. Voluntarisme melawan determinisme
Teori Dinamika Produksi
Tahapan pembangunan tidak hanya deskriptif, tidak pula hanya suatu cara
untuk

menggeneralisir

beberapa

pengamatan

faktual

tentang

urutan

pertumbuhan masyarakat. Tahapan pembangunan memiliki logika tersendiri
yang berkesinambungan. Tahapan tersebut mempunyai kerangka analitik
yang berakar pada teori dinamika produksi. Teori klasik pembangunan
15

dirumuskan berdasarkan asumsi dasar yang statis yang membatasi atau
hanya mengijinkan variabel yang paling relevan dengan proses pertumbuhan
ekonomi
Hampir semua negara di dunia mengaku sebagai negara demokrasi, di balik kepopuleran ini,
demokrasi juga memiliki permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1. Prinsip Persamaan Hak yang Tak Waras
Demokrasi berbasis terhadap anggapan bahwa manusia semua sama atau sederajat,
karena mereka akrab dan memiliki hal serupa didalam mental, spiritual dan kwalitas moral. Akan
tetapi para pengkritik demokrasi membantah bahwa anggapan tersebut mustahil. Manusia
tampak sangat luas berbeda didalam figure jasmani, stamina moral, dan kapasitas untuk belajar
dengan berlatih dan pengalaman. Demokrasi adalah sebuah ide yang tidak mungkin dan juga
tidak logis, Untuk memberikan hak setiap individu dalam memilih merupakan hal yang merusak
perhatian masyarakat.
2. Pemujaan Atas Ketidak Mampuan
Kritikan ini menggambarkan pemujaan atas ketidak mampuan. Pemerintahan oleh
mayoritas merupakan peraturan yang dipegang oleh manusia biasa, dimana secara umum tidak
intelligent, memiliki opini yang tak terkontrol dan bertindak secara emosi tampa alasan,
pengetahuan yang terbatas, kurangnya waktu luang yang diperlukan untuk perolehan dalam
memahami informasi, dan curiga atas kecakapan yang dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu,
demokrasi adalah lemah didalam kwalitas. Tiada nilai politik yang tinggi tampa anggota yang
unggul didalamnya.

3. Mobokrasi
Didalam demokrasi yang memerintah adalah publik; sedangkan publik atau kelompok
seringkali beraksi dengan cara menyolok yang sangat berbeda, dari cara normal individu yang
menyusun kelompok. Setiap kelompok kehilangan perasaan untuk bertanggung jawab,
personalitas individu dan kesadaran mereka merupakan pilihan. Aksinya bersifat menurutkan
kata hati dan menghasilkan dengan mudah, pengaruh atas saran dan pengaruh buruk perasaan
16

dari kelompok lainnya. Oleh karena itu, Jenis kelompok apapun beraksi dibawah stimuli
sementara; mereka bergerak dengan menyetir masyarakat primitip. publik seringkali berkelakuan
zalim, bahkan merupakan orang yang sangat lalim. Hal yang tidak indah dimana pemimpin
politik memamfaatkan psikologis rakyat banyak dan membangunkan nafsu masyarakat dalam
aba- aba untuk memenangkan dukungan mereka.
4. Oligarchy Yang Terburuk
Beberapa kritikan menegaskan bahwa demokrasi adalah pelatihan memimpin untuk
menuju oligarchy yang terburuk. Telleyrand mengambarkan demokrasi adalah sebuah aristokrasi
orang yang jahat. Hal lazim pada setiap manusia adalah cemburu atas keunggulan orang lain.
Oleh karena itu, mereka jarang memilih orang yang mampu untuk memimpin mereka. Mereka
sering memilih orang yang rendah kwalitasnya, dimana sering tidak mengindahkan dan secara
luar biasa cakap dalam mengatur diri mereka sendiri dengan sentiment yang tinggi. Orang yang
jujur dan mampu jarang terpilih didalam demokrasi. Kekuatan demokrasi berada ditangan
perusak dan koruptor. Carlyle mengapkirkan bahwa demokrasi pemerintahan tukang
Bual atau tukang obat.
5. Pemerintahan oleh Sekelompok Kecil
Disini menegaskan demokrasi atas nama tidak tersokong. Setiap Negara yang memiliki
populasi terbesar tidak pernah melatih vote mereka. Lagipula, dalam demokrasi dikebanyakan
Negara yang melewati angka pemilihan keluar sebagai juara. Dibawah sistem ini sering terjadi
atas minoritas partai mendapatkan vote meraih kembali kekuatan. Sedangkan partai yang tidak
meraih suara yang memadai, maka akan menjadi sebagai partai oposisi atau kitap kiri. Jadi
demokrasi adalah pemerintahan yang berhenti untuk menjadi pemerintahan mayoritas.
6. Sistem Partai yang Korupt dan Melemahkan Bangsa
Demokrasi berbasis atas sistem partai. Partai- partai dipandang sangat diperlukan untuk
kesuksesan demokrasi. Akan tetapi sistem partai telah merusak demokrasi dimana- mana. Partaipartai meletakkan perhatian utama mereka sendiri daripada bangsa mereka. Semua perlengkapan
institusional dan ideological orang – orang yang berhak memilih dalam pemilihan adalah korup.
Mereka menganjurkan ketidak tulusan, mengacaukan persatuan bangsa, menyebarkan dusta, dan
merendahkan standar moral rakyat. Mesin partai dengan baik bekerja atas setiap individu
17

warganegara, siapa saja yang berkeinginan menggunakan sedikit pendapat atau tiada kebebasan.
Faktanya sistem fasilitas daripada partai menghalangi operasi peraturan lalim. Sistem partai
menciptakan kelompok politik professional, yang mana kebanyakan dari mereka tidak mampu
bekerja secara serius dan membangun. Mereka tumbuh berkembang diatas kesilapan masyarakat,
yang berhasil mereka tipu dan dimamfaatkan. Mereka selalu menciptakan kepalsuan pokok
persoalan, untuk menjaga bisnis yang berjalan. Para politikus tidak hanya memonopoli kekuatan,
akan tetapi menguasai juga wibawa sosial. Hasilnya, rakyat sibuk dalam profesi yang beragam
dan lapangan kerja yang timbul berjenis dalam kondisi yang rumit dan terlelap didalam
pekerjaan mereka masing- masing.
7. Demokrasi adalah Bentuk Pemerintahan yang Mahal
Propaganda partai dan sering mengunjungi pemilihan membutuhkan pengeluaran yang
besar. sebagai contoh di Indonesia, milyaran rupiah tersalurkan untuk setiap lima tahun
pemilihan. Jumlah uang yang sangat besar ini dikeluarkan sebagai gaji dan upah para legislator.
Dana yang seharusnya dipakai untuk tujuan produktif, dihabiskan dengan sia- sia atas dasar
berkampanye dan jumlah ilmu perawatan.

2.6 Kombinasi Teori-Teori Klasik
Pendekatan Gilpin (1987) yang pada dasarnya merkantilis juga sesuai untuk
mempelajari kerangka politik mengitari aktivitas ekonomi. Pe3ndekatan itu
mencerminkan

premis

dasarnya

bahwa

Negara

dan kekuatan

politik

militernya lebih penting dalam EPI daripada bentuk-bentuk kekuatan lainnya,
termasuk

kekuatan

ekonomi

.

Gilpin

menjadikan

pernyataan

kaum

merkantilis tentang perekonomian internasional yang liberal hanya dapat
berfungsi ketika didukung oleh kekuatan politik yang memimpin, disebut
hegomon. Kami akan kembali pada persoalan ini dibawah.
Perdebatan yang paling penting dimunculkan oleh teori-teori EPI berasal dari
Merkantilisme yang hirau dengan perlunya Negara yang kuat untuk
menciptakan perekonomian Internasional Liberal, yang berfungsi baik.
18

Perdebatan yang paling penting dipicu oleh marxisme yang hirau dengan
pembangunan dan keterbelakangan didunia Ke tiga. Akhirnay kaum ekonomi
Liberal telah memicu sejumlah perdebatan dalam berbagai macam isu. Kami
memilih berkonsentrasi pada isu perubahan dalam konteks globalisasi
ekonomi.

BAB III
PE N UTU P
3.1 Kesimpulan
19

Merkantilisme

menganggap

perekonomian

tunduk

pada

politik.

Aktivitas ekonomi dilihat dalam konteks yang lebih besar dari kekuatan
Negara yang meningkat, kepentingan nasional mengatur pasar. Kekayaan
dan kekuatan merupakan tujuan yang saling melengkapi bukan saling
bersaing, tetapi ketergantungan ekonomi yang besar pada Negara lain harus
dihindari ketika kepentingan ekonomi dan keamanan pecah, kepentingan
keamanan memiliki prioritas.
Ekonomi

kaum

liberal

berpendapat

bahwa

perekonomian

pasar

merupakan wilayah otonom dari masyarakat, berjalan sesuai dengan hukum
ekonominya sendiri. Pertukaran ekonomi bersifat “positive sun game”, dan
pasar akan cenderung memaksimalkan keuntungan bagi individu, rumah
tangga, dan perusahaan. Perekonomian merupakan bidang kerjasama yang
slingmenguntungkan, antar Negara dan juga antar individu.
Dalam pendekatan marxis perekonomian adalah tempat eksploitasi dan
perbedaan antar kelas sosial, khususnya kaum borjuis dan kaum proletar.
Politik untuk sbagian besar ditentukan oleh konteks sosio ekonomi. Kelas
ekonomi yang paling dominan juga dominan secara politik. EPI hirau dengan
sejarah

ekspansi

kapitalis

global

dan

perjuangan

antar

kelas

dan.

Pembangunan kapitalis bersifat tidak seimbang dan menghasilkan krisis dan
kontradiksi baru, baik antar Negara maupun antar kelas sosial.
EPI

juga

mengangkat

masalah

pembangunan

dan

perubahan

kenegaraan berdaulat secara langsung. Perekonomian nasional merupakan
sumber

daya

yang

sangat

mendasar

bagi

Negara-bangsa.

Ketika

perekonomian nasional berada dalam proses yang terintegrasi ke dalam
perekonomian dalam konteks glonalisasi ekonomi, dasar keseluruhan bagi
kenegaraan yang modern berubah dengan cara yang kritis.

20

DAFTAR PU S TAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
http://dondsor.blogster.com/demokrasi_dan_Konstitusi.html
http://joe-proudly-present.blogspot.com/2011/05/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia-dan.html
http://berbagi4u.blogspot.com/2013/02/demokrasi-dalam-keluarga-sekolah.html

21

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2