Peran Aktif Indonesia dalam Konferensi A

Peran Aktif Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika
13 May 2015

Tatanan dunia seperti yang kita kenal sekarang ini, mungkin akan berbeda
jika tidak ada Konferensi Asia Afrika pada 1955 silam. Konferensi Asia Afrika
(KAA) di 1955, merupakan satu momentum awal pembuktian sikap politik
bebas aktif Indonesia kepada dunia.
Di tengah situasi Perang Dingin, KAA memberi dasar bagi terbentuknya
Gerakan Non-Blok (GNB). GNB membuat jalan alternatif dalam peta politik
global yang saat itu didominasi oleh pengaruh Amerika Serikat dan Uni
Soviet.
Jika KAA di tahun 1955 memberi dampak politis, maka pada peringatan KAA
2015 di Bandung pada April lalu kerja sama ekonomi dan kebudayaan yang
lebih dikedepankan. Ini dibuktikan dalam rangkaian konferensi, Presiden

Jokowi menghadiri 18 pertemuan dengan delegasi negara peserta KAA untuk
membahas kerja sama bidang ekonomi.
Contoh kerja sama yang telah disepakati, di antaranya dengan Tiongkok
dengan disetujui dan ditindaklanjutinya target perdagangan US$150 miliar.
Dengan Jepang telah ditandatangani pembentukan Maritime Forum sebagai
tindak lanjut kerja sama maritim dan investasi.

Tak bisa dipungkiri, pusat ekonomi dunia ke depan akan bergeser terutama
dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik. Hal ini karena
pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang cukup tinggi akan
mengakibatkan negara berkembang menjadi motor penggerak pertumbuhan
ekonomi dunia.
Faktor lain yang jadi perhatian adalah adanya pergeseran fenomena kerja
sama ekonomi ke arah multilateral dan mega blok. Hal ini berangkat dari
kesadaran bahwa kerja sama multilateral dapat mengurangi kerumitan yang
terjadi akibat banyaknya kesepakatan bilateral.
Atas dasar hal itu, Presiden Jokowi mengajak 22 kepala negara yang hadir
untuk membuat kesepakatan, yang tertuang dalam tiga dokumen yakni:
Pesan Bandung 2015, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan
Afrika, serta Deklarasi Palestina.
Dalam penutupan KAA 2015, presiden juga menggarisbawahi pentingnya
perubahan tata dunia baru menuju keadilan, “Sidang telah mengirimkan
pesan kepada dunia bahwa kondisi kehidupan dunia masih tidak seimbang
dan jauh dari keadilan serta jauh dari perdamaian. Oleh karena itu Bandung
Spirit masih sangat relevan.”
Pesan Bandung menegaskan kembali Semangat Bandung yang dicanangkan
pada KAA 1955 saat negara-negara Asia Afrika menyatakan perlawanannya

terhadap kolonialisme, termasuk mendorong kesetaraan negara dua kawasan
dan menyerukan perdamaian serta keharmonisan antarnegara, budaya,
agama, dan masyarakat.

Sementara itu The New Asian African Strategic Partnership (NAASP) adalah
komitmen untuk memperkuat kerja sama antarnegara Asia Afrika. Termasuk
bertekad menggandakan pertumbuhan perdagangan serta investasi bagi
masa depan dua kawasan.
Masalah Palestina mendapat perhatian khusus dalam Deklarasi Palestina.
Dukungan secara politis negara peserta KAA terhadap kemerdekaan
Palestina, yang merupakan satu-satunya negara yang masih terjajah di Asia
Afrika, dan dibarengi dengan bantuan pengembangan SDM dan penguatan
kelembagaan.
Peran aktif Indonesia dalam KAA 2015 merupakan bentuk amanat salah satu
butir Nawacita yakni: Memperkuat Peran Dalam Kerja sama Global dan
Regional. Arah kebijakan dan strateginya adalah: Meningkatkan pelaksanaan
kerja sama pembangunan Selatan-Selatan dan Triangular melalui strategi:
Intervensi kebijakan pengembangan kerja sama Selatan-Selatan dan
Triangular; Pengembangan dan penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga
yang menangani KSST; Pengembangan dan pemantapan eminent persons

group untuk membantu pemangku kepentingan KSST; Promosi KSST di
tingkat nasional dan internasional; dan, Pengembangan model insentif bagi
K/L, swasta, dan masyarakat sipil yang terlibat KSST.
http://www.presidenri.go.id/berita-aktual/peran-aktif-indonesia-dalam-konferensi-asia-afrika.html

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5