Konsep Askep Keluarga Dengan Asma S 1 Kep

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup secara bersamaan
yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang
beriteraksi satu sama lain dan semua mempunyai peran masing-masing
dalam keluarga tersebut (Mubarak, 2006).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah (WHO, 2002).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami istri atau suami istri dan anaknya (UU No. 10 Tahun 1992
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan). (Stiawati,
2008)
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga adalah mengenal berbagai karakteristik (jenis
kelamin, usia, jumlah) dari masing-masing anggota yang membentuk
unit keluarga yang lebih spesifik, struktur keluarga menentukan posisi
yang diduduki oleh individu yang sibuk dalam interaksi yang teratur
dan berulang kali serta berhubungan didalam unit keluarga (Yourburg,
2007).

Ciri-ciri struktur keluarga, antara lain:
a. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
b. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya:
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri
(Effendy, 2007).
3. Tahap Keluarga
Di Indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap, yaitu:
a. Keluarga Prasejahtera

Keluarga Prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimum, yaitu kebutuhan
pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan, atau
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih
indikator keluarga sejahtera tahap 1.
b. Keluarga Sejahtera Tahap 1 (KS 1)
Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar
secara minimal, tapi belum dapat memenuhi keseluruhan
kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu kebutuhan pendidikan,
keluarga berencana (KB), interaksi di dalam keluarga, interaksi
dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
c. Keluarga Sejahtera Tahap 11 (KS 11)
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara

minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial
psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangannya, yaitu kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
d. Keluarga Sejahtera Tahap 111 (KS 111)
Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
dasar,kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangan
tetapi belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang
maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu
tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk sosial
kemasyarakatan, juga berperan serta secara aktif dengan menjadi
pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial,
keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dsb.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus)
Adalah keluarga yang memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya,
baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun pengembangan
serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan
berkelanjutan bagi masyarakat ( Murwani 2007).
4. Tipe Keluarga
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluargayang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh
dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga Besar (extended family)
Keluargainti ditambah keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme. Pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas
berkembang menjadi :
a. Keluarga Bentukan Kembali (dyadic jamily)
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atas
kehilangan pasanganny
b. Orang Tua Tunggal (single parent jamily)

Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak anak
akibat perceraian atau ditinggal pasangan.Ibu dengan anak tanpa
perkawinan (the unmaried teenage mother).
Tipe keluarga Tradisional adalah sebagai berikut:
a. Keluarga Binuclear
Keluarga baru terbentuk setelah perceraian dimana anak menjadi

anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri dari dua rumah
tangga inti, ibu danayah dengan berbagai macam kerja sama antar
keduanya serta waktu yang digunakan dalam setiap rumah tangga
(Carter, 2003).
b. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
c. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
d. The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante,
orang tua (kakek-nenek), keponakan
e. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
”weekend”.

f. Multigenerational famil
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
g. Kin-network famil
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dll)
h. Blended famil
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
i. The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
j. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya
Adapun tipe keluarga non tradisional adalah :
a. Orang dewasa (laki- laki atau perempuan) yang tinggal sendiri

tanpa pernah menikah (me single adult living alone).

b. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non
marital heterosexual eohibiting family).
c. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama (gai and lesbian family)
d. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya
5. Tahap Perkembangan
Tugas perkembangan keluarga sesuai tahap perkembangannya.
Tahap perkembangan Tugas Perkembangan Utana
Keluarga
baru a.
Membina hubungan intim
menikah
yang
memuaskan.

b.
Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan
kelompok sosial
c.
Mendiskusikan
rencana
mempunyai anak
Keluarga dengan anak a.
Mempersiapkan menjadi orang
baru lahir
tua.
b.
Adaptasi
dengan
adanya
perubahan
anggota
keluarga,interaksi
keluarga,

hubungan seksual dengan
kegiatan
c.
Mempertahankan
hubungan
dalam rangka memuaskan
pasanganya
Keluarga dan anak a.
Memenuhi kebutuhan anggota
pra sekolah
keluarga, misalnya kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
b.
Membantu
anak
untuk
bersosialisasi
c.
Beradaptasi dengan anak yang

baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain (tua) juga harus
terpenuhi
d.
Mempertahankan
hubungan
yang sehat, baik di didalam
maupun di luar keluarga
(keluarga
lain
maupun
lingkungan sekitar)
e.
Pembagian
waktu
untuk

Keluarga dengan anak
usia sekolah


Keluarga dengan anak
remaja

Keluarga
mulai
melepas anak
sebagai
dewasa

individu, pasangan dan anak
(biasanya keluarga mempunyai
tingkat kerepotan yang tinggi).
f.
Pembagian tanggung jawab
anggota keluarga
g.
Merencanakan kegiatan dan
waktu untuk menstimulasi
pertumbuhan
dan
perkembangan anak.
a.
Membantu sosialisasi anak
terhadap sekolah lingkungan
luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas (yang
tidak atau kurang di peroleh
dari sekolah atau masyarakat.
b.
Mempertahankan
keintiman
pasangan.
c.
Memenuhi
kebutuhan
kebutuhan yang meningkat,
termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
a.
Memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung
jawab mengingat remaja adalah
seorang dewasa muda dan
mulai memiliki
otonomi.
b.
Mempertahankan
hubunganintim dalam keluarga.
c.
Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dengan
orang tua. Hindarkan terjadinya
perdebatan, kecurigaan, dan
permusuhan.
d.
Persiapakan perubahan sistem
peran dan peraturan (anggota) keluarga
untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota
keluarga.
a.
Memperluas jaringan keluarga
dari keluarga inti menjadi
keluarga besar.
b.
Mempertahankan
keintiman
pasangan.
c.
Membantu anak untuk mandiri
sebsagai keluarga baru di
masyarakat.
d.
Penataan kembali peran orang

Keluarga
usia a.
pertengahan
b.

c.

tua dan kegiatan di rumah.
Mempertahankan
kesehatan
individu dan pasangan usia
pertengahan.
Mempertahankan
hubungan
yang serasi dan memuaskan
dengan anak-anaknya dan
sebaya.
Meningkatkan
keakraban
pasangan.

Tabel 2.1. Tugas Perkermbangan Keluarga (Suprajitno, 2004)
6. Fungsi Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) secara umum fungsi keluarga adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (the affective f'unection)
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan. anggota keluarga berhuhungan
dengan orang lain. Fungsi ini untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialication and
social placement funetion)
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
kehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi ( the reproduksi funetion )
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function)
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhikebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care
function)
Adalah fungsiuntuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluargaagar tetap memiliki produktivitas tinggi.
7. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu pahami
dan dilakukan, meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubaban yang dialami anggota keluarga.

b.

c.

d.
e.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara
tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila
menyadari perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.
Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang mempunyaikemampuan memutuskan
untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga, diharapkan tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan
tinggal keluarga.
Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan
benar, tetapi keluarga, memiliki keterbatasan yang telah diketahui
oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi. Perawatan dapat dilanjutkan di institusi pelayanan
kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjaminkesehatan
keluarga.
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga (Mubarak, 2006).

B. Konsep Dasar Penyakit Hipertensi
1. Pengertian
Gastritis adalah proses implamasi pada mukosa dan submukosa
lambung (Sudoyo, 2006 ).
Gastritis berasal dan kata gast berarti gaster lambung, sedangkan itis adalah
radang. Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis berarti inflamasi/peradangan
(Anderson, 2008).
Menurut Hembing (2005) gastritis dikenal ( juga dengan penyakit maag,
merupakan peradangan pada dinding mukosa lambung yang bersifat kronis
sehingga dinding lambung menjadi membengkak, dan luka.

2.2.2 Anatomidan Fisiologi Saluran Pencernaan
1. Anatomi Sistem Pencernaan

Gambar 2.1 Anatomi saluran pencernaan (Syaifuddin, 2006).
Mulut adalah rongga yang diikat secara eksternal oleh bibir dan pipi dan
mengarah kepada taring.
Faring adalah organ yang menghubungkan rongga mulut dengan krongkongan.
Osofagus adalah saluran yang menghubungkan faring dengan lambung
panjangnya + 25 cm.
Lambung adalah bagian saluran cerna yang paling lebar yang terletak antara ujung
osofagus dan pangkal usus halus. Fungsi lambung yaitu menampung makanan,
mengaduk makanan, memecahnya lebih lanjut dan mencampurnya dengan sekresi
dari kelenjar lambung, untuk melanjutkan pencernaan makanan dengan bantuan
getah bening dan menyekresi faktor intrinsik.

Usus Halus berfungsi sebagai penerima zat-zat makanan yang sudah dicerna
melalui pembuluh darah dan saluran limfe, menyerap protein dalam bentuk asam
amino, karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. Usus halus terdiri dari
duodenum, yeyenum, ileum.
Usus Besar berfungsi menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli dan
tempat feses. Usus besar terdiri dari seikum, kolom asenden, appendiks, kolom
transversum, kolon desenden, sigmoid.
Rektum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan besar dengan
anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan
dunia luar (Syaifudin.2006).
Fisiologi Sistem Pencernaan
Pencernaan meruupakan suatu proses biokimia di dalam tubuh yang
bertujuan mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah diserap
mukosa usus, setiap enzim bekerja dan menyaring makanan dan tidak mempunyai
pengaruh terhadap makanan lainnya misalnya enzim ptialin bekerja atas gula
sedangkan pepsin bekerja atas protein. (Ngastiyah, 2005).
Pada penyakit gastritis bagian yang terserang adalah lambung dan usus,
refleks buang air besar mulai dari pengembangan akut rectum di bawah pusat
supra spiral dan kontraksi sigmoid akan meningkatkan tegangan rectum.
Bersamaan dengan kontraksi tersebut terjadi relaksasi otot spinter ani eksterna
yang akan menyebabkan pengeluaran feces atau tinja. (Ngastiyah, 2005).
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai
berikut :
Menerima makanan (Mulut)
Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan &
Lambung)
Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah (Usus)
Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu.
Mulut, Tenggorokan dan Kerongkongan
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin
dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti

kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan
masuk ke dalam lambung dari kerongkonan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
Lender asam klorida (HCl) prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Usus Halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak.
Pankreas
Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.
Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa
diantaranya
berhubungan
dengan
pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluhpembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Kandung Empedu dan Saluran Empedu
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol
Usus Besar
Usus besar terdiri dari :
Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian
otot
yang
penting
untuk
menunda
BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus
tetap tertutup.(Suzanne, 2002).
Klasifikasi
Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut akibat diet yang tidak teratur.
Gastritis Kronis
Merupakan inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
begina atau maligna dari lambung,atau oleh bakteri Helicobacter pylory(Suzanne,
2002).
Etiologi
Menurut David (2008) gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini
kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :
1. Infeksi bakteri
Sebagian besar populasi dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.

Obat analgetik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibu profen dan
naproxin dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaklandin yang bertugas melindungi dinding lambung.
Penggunaan alkohol secara berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa dalam dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam
kindisi normal.
4.Penggunaan kokain
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.
5. Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6. Kelainan autoimmune
Autoimmune autrophic gastritis terjadi ketika Sistem kekebalan tubuh menyerang
sel - sel sehat yang berada dalam dinding lambung.
7. Crohn’s disease
Walaupun penyakit ini biasanya menyebahkan peradangan kronis pada dinding
saluran cerna, namun kadang - kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung.
Radiasi and kometerapi
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan
peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang
menjadigastritisdan peptic ulcer.
Penyakit bile reflux
Bile (empedu) adalan cairan yang membantu mencerna lemak - lemak dalam
tubuh. Cairan ini di produksi oleh hati. Ketika di lepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal sebuah
otot sphincher yang berbentuk seperti cincin (pylorik valve) akan mencegah
empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja
dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan
peradangan dan gastriftis.
Faktor-faktor lain
Gastritis sering juga di kaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti
HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati/ginjal.
Patofisiologi
Mekanisme kerusakan mukosa pada gastritis di akibatkan oleh ketidak
seimbangan antara faktor-fakto pencernaan, seperti asam lambung dan pepsin
dengan produksi mukous, bikarbonat dan aliran darah (Hadi,2007).
Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi fase sefalik, gastric, dan.
Intestinal.
1. Fase sefalik
Makanan masuk kedalam lambung sebagai akibat dari melihat, mencium, pemikir,
dan mengecap makanan. Fase ini diperantarai seluruhnya oleh saraf fagus. .Impuls
eferen kemudian dihantarkan melalui saraf fagus ke lambung. Hasilnya, kelenjar
gastrik dirangsang rnengeluarkan asam HCI & pepsinogen.
2. Fase gastric
Saat makanan mencapai atrum pylorus, atrum menyebabkan terjadinya
rangsangan mekanisdari resptor-reseptor pada dindinglambung. Impuis

merangsang pelepasan hormon gastrin dan secara langsung merangsang kelenjarkelenjar lambung. Gastri merupakan hormon yang menyebabkan lambung terus
menerus mensekresikan cairan lambung.
3. Fase intestinal
Dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Selama pencernaan
terjadi dalam usus, sekresi asam klorida terus meningkat BAO (Basal Acid
Output).

Pathway
Asam dalam lumen, empedu, ASA, sepsis alkohol, dll
Penghancuran epitel sawar
Asam kembali berdifusi ke mukosa
Penghancuran epitel mukosa
Asam dalam lambung meningkat

histamin meningkat

Peningkatan Potilitas pepsinogen-pepsin
Fungsi sawar menurun

Perangsangan kolinergik

Pendarahan
Peningkatan potolitas
pepsinogen
Resiko infeksi
Meningkatkan
Nyeri akut
vasodilatasi

Gambar 2.2 Patway Gastritis (Hadi, 2007).
Ansietas
Permiabilitasi terhadap
2.2.8 Tanda dan Gejala
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastriurn, mual, muntah, merupakan
protein salah satu
keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula pendarahanpada saluran cerna
Plasma bocor ke
berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
intestinum
pasca perdarahan
Edema
Ulserasi superficiai yang menimbulkan hemorrhagic, ketidak-nyamanan
abdomen
(mual,anoreksia), muntah serta cegukan, dan dapat terjadiPlasma
kolikbocor
dan kediare
(Suzanne, 2002)
lambung
2.2.9 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
Penghancur kapiler dan vena kecil
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil
tes yang pasti pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu
dalamhidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien terinfeksi. Tes darah
dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan Pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau
tidak.
3. Pemeriksaan Feces
Mual muntah

Hematemesis

Nutrisi kurang dari

Kurangnya pengetahua

kebutuhan tubuh

dan informasi

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang
positif terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukanterhadap adanya darah
dalam feces. Halinimenunjukkan adanya penyakit.
Endoskopi saluran cerna bagian atas.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran mungkin tidak
terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang
kecil yang fleksibel dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada
jaringan dalam saluran mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan untuk diperiksa. Tes
ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak
langsung disuruh selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi
menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak Komplikasi yang
sering terjadiadalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan
endoskop.
Rontgen saluran cerna bagian atas.
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lain
diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan
iniakan melapisi saluran cerna dan ketika di rontgen. (Suzanne, 2002).
Penatalaksanaan
Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindarialkohol
dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,
diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila pendarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila
gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (misalnya aluminium
hidroksida ), untuk menetralisasidigunakan jus lemon encer atau cuka encer.
Bila Korosi luas atau berat, emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan
intravena. Endoskopi fiber optik mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren
atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus (Suzanne, 2002).
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis diatas dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,
mengurangi stress, dan memulai farmakoterapi. H. pyiori dapat diatasi dengan
antibiotik (seperti tetrasiklin atau amaksisilin) dan gara- bismuth (Pepto-Bismol).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B12yang
disebabkan olen adanya antibody terhadap faktor intrinsic (Suzanne, 2002).
2.2.11 Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic uIcers dan
pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk meningkatkan resiko kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding
lambung dan dinding lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalan adenocarcinomas,yang bermula pada sel-sel
kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas akibat infekst H. pylori. Kanker jenis
lain yang terkait dengan infeksi akibat H. Pylori. Akibat MALT (mucosa
associated iymph) kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem
kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat pada tahap awal
(Sudoyo.2006 ).
2.2.12 Pencegahan
Walaupun infeksi H. Pyloritidak dapat selalu dicegah, berikut ini penerapan saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis menurut David (2008) adalah :
1. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam,
gorengan atau pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi
kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Masak yang cukup, pada
waktunya dan lakukan dengan santai.
2. Hindari alkohol
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam
lambungdan peradangan dan pendarahan.
3. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih
rentan terhadap. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda
penyembuhan lambung dan merupakan penyebab lambung. Tetapi, untuk dapat
berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan
metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.
4. Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan Jantung, juga dapat usus
sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebin cepat.
5. Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh terajadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan
produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan bagi sebagian orang tidak
dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan
cara istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6. Ganti obat penghilang nyeri
Bika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan
peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah.
Ganti dengan penghilang nyeri acetaninophen
7. Ikuti rekflmendasi dokter.(Sudoyo.2006 ).