MAKALAH DASAR KESEHATAN MASYARAKAT INSTI

MAKALAH
DASAR KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUSI DAN SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh Kelompok 5:
1. Adi Rahmatulloh

1406647410

2. Dewi Sulistyowati

1406647644

3. Edi Martono

1406647726

4. Ella Ayu Septia M

1406647745


5. Hani Ferrani

1406647902

6. Hidayati Ahmad

1406648003

7. Martanto

1406648193

8. Noni Chrissuda A

1406648344

9. Ony Rosalia

1406648426


UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
EKSTENSI SEMESTER I
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat Allah SWT sehingga makalah ini dapat dikerjakan, makalah ini
dibuat sebagai tugas dalam mata pelajaran Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat program
exstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sebelumnya kami berterima kasih kepada dosen, rekan mahasiswa yang telah
membantu sehinggga makalah ini dapat dibuat. Kami merasa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami menerima saran dan kritik dari segala
pihak. Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya.

Depok, 6 Desember 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang
disebut dengan Sistem Kesehatan. Pada intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas
yang mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara
kesehatan. Sistem kesehatan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, sistem kesehatan tidak hanya mencakup “health care” atau
pelayanan kesehatan, tetapi meliputi pengembangan pembiayaan dan mekasnisme risk
pooling sehingga dapat melindungi masyarakat dari beban keuangan dan beban ekonomi
karena penyakit. Dimensi lain menyangkut peningkatan kepuasan konsumen dan memberikan
informasi dan pilihan, juga merupakan bagian penting dari sistem kesehatan. Sistem
kesehatan juga harus mampu memberikan manfaat kepada masyarakat dengan disitribusi
yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada “tingkat manfaat” yang
diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, sistem kesehatan melakukan setidaknya empat fungsi yang meliputi pembiayaan,
pemberian pelayanan, produksi sumber daya dan pembimbingan. Dengan melihat fungsifungsi tersebut, maka sistem kesehatan dapat dilihat sebagai sistem produksi. Untuk
memproduksi barang dan jasanya, sistem kesehatan harus memobilisasi sumber daya,
kemudian menyalurkan sumber daya tersebut ke embaga menghasilkan produk dan jasa atau
individual yang membelinya. Banyak faktor yang menentukan kecukupan, efisiensi dan
kualitas dari barang dan jasa sistem kesehatan. Salah satunya berkaitan dengan mobilisasi

sumber pendanaan, bagaimana sumber daya ini diorganisasikan serta bagiamana sumber daya
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. National Health Account merupakan alat
yang sangat membantu untuk mengelola organisasi, fungsi, dan dampak dari pembiyaaan
sistem kesehatan tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengidentidikasi tujuan kebijakan kesehatan masyarakat.
2. Mengidentifikasi 10 hal penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

3. Mendeskripsikan keunggulan dasar dari Institusi kesehatan masyarakat

di

Indonesia.
4. Mengidentifikasi organisasi dan badan kesehatan masyarakat global serta
mendeskripsikan peranannya.
5. Mengilustrasikan kebutuhan kerjasama Institusi kesehatan masyarakat pemerintah
dengan organisasi pemerintah maupun non pemerintahan lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. TUJUAN KEBIJAKAN KESEHATAN MASYARAKAT
Peran pemerintah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang menjadi
komponen penting, meliputi bagaimana kerja badan-badan kesehatan masyarakat dan
pemerintah. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat seringkali dianggap sama dengan
peran badan pemerintahan. Kebijakan kesehatan atau health policy adalah segala
sesuatu untuk mempengaruhi faktor-faktor penentu di sektor kesehatan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kebijakan kesehatan sangat penting,
karena :
1. Sektor kesehatan merupakan bagian penting dalam perekonomian di berbagai negara.
2. Kesehatan dapat dipengaruhi oleh sejumlah keputusan yang tidak ada kaitannya
dengan pelayan kesehatan. (seperti kemiskinan, polusi udara, dan lain sebagainya).
3. Memberi arahan dalam pemilihan teknologi kesehatan.
Kebijakan pemerintah dalam hal kesehatan terdiri atas visi, misi, strategi dan
program kesehatan. Masing-masing memiliki peran untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang sehat. Kebijakan pemerintah tersebut antara lain:
1. Pemantapan kerjasama lintas sektor.
2. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat, dan kemitraan swasta.
3. Peningkatan kesehatan lingkungan.

4. Peningkatan upaya kesehatan.
5. Peningkatan sumber daya kesehatan.
6. Peningkatan kebijakan dan menejemen pembangunan kesehatan.
7. Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penggunaan obat, makanan
dan alat kesehatan yang illegal.
8. Peningkatan IPTEK kesehatan.
Pada tahun 1994, Dinas Kesehatan Amerika Serikat mengeluarkan "Kesehatan
Masyarakat di Amerika", yang menentukan tujuan dan jasa lembaga kesehatan
masyarakat. Tujuannya adalah :

1. Untuk mencegah epidemi dan penyebaran penyakit
2. Untuk melindungi terhadap bahaya lingkungan
3. Untuk mencegah cedera
4. Untuk mempromosikan dan mendorong perilaku sehat
5. Untuk merespon bencana dan membantu masyarakat dalam pemulihan
6. Untuk menjamin kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan
Hal diatas merupakan tujuan untuk mencapai keberhasilan. Selain itu, penting
juga untuk menentukan peran lembaga kesehatan masyarakat pemerintah dan
implikasinya, bahwa peran lembaga pemerintah yang lain dan kebutuhan nonpemerintah untuk bermain. Kesehatan masyarakat dalam pernyataan Amerika
dibangun berdasarkan Institute of Medicine (IOM) pada tahun 1988, laporan ini

disebut masa depan kesehatan masyarakat. IOM ditetapkan tiga fungsi kesehatan
masyarakat inti yang lembaga kesehatan masyarakat pemerintah perlu melakukan.
Konsep "fungsinya inti" menyiratkan bahwa pekerjaan tidak dapat didelegasikan
kepada lembaga lain untuk atau lembaga swadaya masyarakat. Hal ini juga
menyiratkan bahwa lembaga kesehatan masyarakat pemerintah akan bekerja sama dan
untuk mencapai fungsi-fungsi ini karena sebagai kelompok mereka bertanggung
jawab atas kesehatan masyarakat secara keseluruhan - tidak ada satu lembaga di
tingkat lokal, negara bagian, atau tingkat federal secara khusus atau eksklusif
bertanggung jawab untuk mencapai pelayanan kesehatan masyarakat yang penting.
Fungsi inti didefinisikan oleh IOM adalah: 1) penilaian, 2) pengembangan kebijakan, dan 3)
jaminan.
1. Penilaian meliputi memperoleh data yang mendefinisikan kesehatan penduduk secara
keseluruhan dan kelompok tertentu dalam masyarakat, termasuk menentukan sifat
masalah kesehatan baru dan bertahan.
2. Jaminan mencakup lebih dari pandangan tanggung jawab kesehatan masyarakat
pemerintah untuk memastikan bahwa komponen kunci dari sistem kesehatan yang
efektif, termasuk perawatan kesehatan dan kesehatan masyarakat, berada di tempat
meskipun pelaksanaannya akan sering dilakukan oleh orang lain.
3. Pengembangan kebijakan termasuk mengembangkan rekomendasi berdasarkan
bukti dan analisis lainnya, seperti analisis kebijakan kesehatan, untuk memandu

pelaksanaan termasuk upaya untuk mendidik dan memobilisasi kemitraan masyarakat.

Ketiga fungsi inti, berguna dalam memberikan penggambaran tanggung jawab
dan kerangka intelektual bagi pekerjaan lembaga kesehatan masyarakat pemerintah,
untuk memberikan pemahaman atau definisi kerja badan-badan kesehatan publik yang
jelas. Dengan demikian, di samping tujuan kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan
dalam pernyataan Amerika mendefinisikan serangkaian sepuluh penting pelayanan
kesehatan masyarakat yang dibangun di atas fungsi inti IOM, panduan sehari-hari
tanggung jawab, dan menyediakan mekanisme untuk mengevaluasi apakah fungsi inti
terpenuhi. Kesepuluh layanan telah datang untuk mendefinisikan tanggung jawab
menggabungkan lokal, negara bagian, dan sistem kesehatan masyarakat pemerintah
federal.
B. SEPULUH ESENSIAL PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Layanan Penting
1. FUNGSI INTI PENILAIAN (ASSESSMENT )
a. Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat
Hal ini penting untuk organisasi kesehatan masyarakat untuk memantau status
kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi tren dan menargetkan sumber daya
kesehatan. Komponen layanan ini antara lain: pemanfaatan sarana yang tepat untuk

menafsirkan dan menyebarkan data ke khalayak yang menarik; kolaborasi dalam
mengintegrasikan dan mengelola kesehatan masyarakat; dan penilaian yang akurat
dan periodik status kesehatan masyarakat. Secara khusus, organisasi kesehatan
masyarakat dapat memantau status kesehatan populasi mereka dengan menciptakan
sistem pelaporan penyakit, profil kesehatan masyarakat, dan survei kesehatan.
b. Mendiagnosa dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya kesehatan di
masyarakat
Mendiagnosa dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya di masyarakat
merupakan hal penting dalam mengalokasikan sumber daya kesehatan masyarakat.
Komponen dalam layanan ini antara lain: screening penyakit; akses ke laboratorium
kesehatan masyarakat mampu menyelesaikan skrining cepat dan pengujian volume
tinggi; dan penyelidikan epidemiologi wabah penyakit dan pola penyakit.
Kesiapsiagaan darurat juga merupakan komponen penting dari organisasi kesehatan

masyarakat. Tim harus tersedia dan siap untuk memerangi bencana alam, cuaca
buruk, wabah, bioterorisme, korban massal dan keadaan darurat kimia.
2. KEBIJAKAN FUNGSI INTI PEMBANGUNAN ( POLICY DEVELOPMENT)
a. Menginformasikan, Mendidik, dan Memberdayakan masyarakat tentang masalah
kesehatan
Setelah prioritas kesehatan masyarakat telah dibentuk melalui pemantauan dan

investigasi

masalah

kesehatan

di

masyarakat,

kegiatan

pendidikan

yang

mempromosikan peningkatan kesehatan harus disebarluaskan. Komponen dalam
layanan ini antara lain: baik ketersediaan informasi kesehatan dan sumber daya
pendidikan dan adanya program pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan. Hal
ini dapat dicapai melalui advokasi media dan pemasaran sosial.

b. Memobilisasi kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah kesehatan
Organisasi kesehatan masyarakat di tingkat lokal, negara bagian dan nasional
dapat memobilisasi kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah kesehatan. Komponen layanan ini antara lain: membangun koalisi untuk
memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia; mengadakan dan memfasilitasi
kemitraan yang akan melakukan didefinisikan proyek peningkatan kesehatan dan
memberikan bantuan kepada mitra dan masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan. Yang paling penting adalah identifikasi stakeholder potensial yang akan
memberikan kontribusi atau manfaat dari kegiatan kesehatan masyarakat.
c. Mengembangkan Kebijakan dan Rencana yang mendukung upaya kesehatan
perorangan dan masyarakat
Kebijakan dapat efektif dalam memodifikasi perilaku manusia dan
mengurangi hasil kesehatan negatif. Komponen dalam layanan ini antara lain:
pengembangan

kebijakan

untuk

memandu

praktek

kesehatan

masyarakat;

penyelarasan sumber daya dan strategi untuk upaya kesehatan masyarakat; dan
strategi perencanaan kesehatan yang sistematis untuk memandu peningkatan
kesehatan masyarakat. Selain kebijakan yang dapat mendukung upaya kesehatan,
hukum dapat mengurangi hasil kesehatan negatif.
3. FUNGSI JAMINAN INTI (ASSURANCE)

a. Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi dan menjamin kesehatan dan
keselamatan publik
Suatu hal yang penting jika individu dan organisasi sesuai dengan hukum dan
peraturan yang ada untuk memastikan kesehatan secara keseluruhan dan keselamatan
masyarakat umum. Komponen layanan ini meliputi: meninjau, mengevaluasi, dan
merevisi undang-undang dan peraturan diberlakukan untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan masyarakat; mendidik orang dan organisasi tentang hukum-hukum dan
peraturan untuk meningkatkan kepatuhan dan mendorong penegakan mereka; dan
menegakkan

tindakan

yang

melindungi

kesehatan

masyarakat

(misalnya,

perlindungan air minum, penegakan standar udara bersih, mandat imunisasi;
memfasilitasi tepat waktu tindak lanjut dalam hal bahaya dan wabah penyakit
paparan terkait, memantau kualitas layanan kesehatan, melakukan review tepat waktu
obat baru, biologi, dan alat kesehatan; memastikan keamanan pangan, dan
menegakkan perumahan dan sanitasi kode).
b. Link masyarakat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan pribadi dan menjamin
penyediaan pelayanan kesehatan saat dinyatakan tidak tersedia
Memiliki akses ke perawatan ketika dibutuhkan sangat penting dalam
membantu individu mencegah dan menghindari hasil kesehatan yang kurang baik dan
biaya medis. Di tingkat lokal, komponen layanan ini antara lain: mengidentifikasi
populasi yang menghadapi hambatan untuk mengakses layanan kesehatan dan
mengatasi kebutuhan pribadi mereka kesehatan, menjamin keterkaitan populasi ini
terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan mengkoordinasikan layanan
penyedia, dan mengembangkan dan menerapkan intervensi yang membahas
hambatan yang mereka hadapi dalam mencoba untuk mengakses layanan. Pada
tingkat negara dan pemerintahan, komponen layanan ini meliputi: menilai akses dan
ketersediaan layanan kesehatan negara; bermitra dengan sektor publik, swasta, dan
non-profit untuk menyediakan sistem terkoordinasi perawatan kesehatan; menjamin
akses ke sistem perawatan kesehatan terkoordinasi dengan menggunakan upaya
penjangkauan yang menghubungkan individu untuk pelayanan kesehatan yang
mereka butuhkan; mengembangkan dan menerapkan proses perbaikan yang terus
menerus untuk menjamin pemerataan sumber daya untuk mereka yang sangat
membutuhkan layanan ini. Strategi HIV / AIDS Nasional (NHAS) menggunakan ide

layanan ini sebagai salah satu langkah-langkah tindakan untuk mencapai peningkatan
akses ke perawatan dan perbaikan hasil kesehatan bagi orang yang hidup dengan
HIV.
c. Pastikan penyediaan publik dan pribadi tenaga kerja kesehatan yang kompeten
Petugas kesehatan dan staf yang kompeten (yaitu, terampil dalam prinsipprinsip inti dari praktik kesehatan masyarakat) lebih mungkin untuk memberikan
perawatan dan layanan lain yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
mereka yang tidak. Komponen layanan ini antara lain: memastikan bahwa tenaga
kerja memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk, mempertahankan standar tenaga
kerja kesehatan masyarakat. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan
melembagakan ujian sertifikasi sebagai cara untuk memastikan kompetensi minimal
dalam kesehatan masyarakat.
d. Evaluasi Efektivitas, aksesibilitas, dan Kualitas Pribadi dan Penduduk Berbasis
Pelayanan Kesehatan
Mengingat sumber daya yang langka, penting untuk melacak apakah program
atau kebijakan akhirnya menghasilkan hasil yang diharapkan. Komponen layanan ini
meliputi: menilai aksesibilitas, kualitas dan efektivitas layanan dan program yang
disampaikan; memberikan kebijakan dengan informasi yang mereka butuhkan untuk
membuat keputusan baik-informasi mengenai alokasi sumber daya yang langka;
pelacakan efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelayanan menganalisis data mengenai
status kesehatan dan pemanfaatan pelayanan; dan berusaha untuk meningkatkan
kapasitas sistem kesehatan publik untuk juga melayani penduduk. Analisis efektivitas
biaya

telah

diusulkan

sebagai

salah satu strategi

yang mungkin untuk

menginformasikan kebijakan tentang cara terbaik untuk mengalokasikan sumber daya
kesehatan.
4. KETIGA FUNGSI INTI LEMBAGA KESEHATAN (Institute of Medicine =
IOM)
a. Penelitian Wawasan Baru dan Inovatif Solusi untuk Masalah Kesehatan
Melalui penelitian, kesehatan dan perawatan kesehatan agar masalah yang
dihadapi individu dapat dipahami dengan lebih baik dengan mengupayakan
penelitian tersebut. Komponen layanan ini antara lain: mendorong pengembangan

kontinum solusi inovatif untuk program kesehatan dalam hal upaya praktis berbasis
lapangan serta upaya akademik, mendirikan konsorsium lembaga penelitian dan
lembaga pendidikan tinggi lainnya untuk mendorong lebih kolaboratif dan upaya
lintas sektor, dan memastikan kapasitas sistem kesehatan publik untuk melakukan
kebijakan epidemiologi dan kesehatan tepat waktu analisis.

Adopted: Fall 1994, Source: Public Health Functions Steering Committee, Members (July
1995):American Public Health Association·Association of Schools of Public Health·
C. INSTANSI KESEHATAN MASYARAKAT
Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh
instansi pemerintah, baik itu di pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik
Negara. Pelayanan publik berbentuk pelayanan barang publik maupun pelayanan jasa.
Dewasa ini Masyarakat semakin terbuka dalam memberikan kritik bagi pelayanan publik.
Oleh sebab itu substansi administrasi sangat berperan dalam mengatur dan mengarahkan
seluruh kegiatan organisasi pelayanan dalam mencapai tujuan.
Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan olehpemerintah adalah
pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Reformasi dibidang kesehatan dilaksanakan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 951/Menkes/SK/VI/2000 yaitu bahwa “tujuan

pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal”.
Adapun proses pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan berkaitan dengan
ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Balai
Pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan dan
obat-obatan.
Berikut Beberapa Jenis Institusi Kesehatan Masyarakat :
1. Rumah Sakit
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit merupakan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Pemahaman mendalam mengenai Rumah Sakit diperlukan untuk mengenal jenisjenisnya. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari kemampuannya
memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh kepada pasien. Tugas dan
fungsi ini berhubungan dengan kelas dan tipe rumah sakit yang di Indonesia terdiri dari
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d dan e. berbentuk badan dan
sebagai unit pelaksana teknis daerah. Perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadi
sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan
indonesia melalui keputusan dirjen medik.
Adapun

jenis-jenis

rumah

sakit

di

Indonesia

dibagi-bagi

menurut

kategori,diantaranya sebagai berikut :
a. Berdasarkan kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit terdiri atas dua yaitu:
1) Rumah Sakit Pemerintah sifatnya tidak mencari keuntungan, yang dikelola oleh
Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, TNI dan BUMN.
2) Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan, baik yang
sifatnya tidak mencari keuntungan (non profit) maupun yang memang mencari
keuntungan (profit).
b. Berdasarkan Layanannya
Berdasarkan sifat layanannya rumah sakit dibagi dua yaitu sebagai berikut:
Rumah Sakit Umum Untuk Rumah Sakit Pemerintah, digolongkan menjadi 5
tingkatan, sebagai berikut:

1) Rumah Sakit Umum tipe A, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis
spesialistik dan subspesialistik yang luas.
2) Rumah Sakit Umum tipe B, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis
spesialistik dan subspesialistik yang terbatas.
3) Rumah Sakit Umum tipe C : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik
spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasar kelengkapan.
4) Rumah Sakit Umum tipe D : Memepunyai fasilitas dan kemempuan sekurangkurangnya pelayanan medik dasar
5) Rumah Sakit Umum tipe E : Rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya
satu macam pelayanan kedokteran saja.
2. Puskesmas
Berikut ini beberapa pengertian Puskesmas:
a. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah
kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004).
b. Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan
perkataan lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Departemen
Kesehatan RI, 1991).
c. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertangungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja tertentu (Departemen Kesehatan RI, 2006).
d. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai : Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
3. Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana
dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan
kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Jumlah Puskesmas Pembantu (pustu)
Menurut Kondisi adalah informasi mengenai jumlah Puskesmas Pembantu (pustu) yang
dimiliki oleh Puskesmas yang bersangkutan yang dirinci menurut kondisi fisik
bangunannya.
Untuk melancarkan pelaksanaan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat,
puskesmas pembantu merupakan bagian utama dalam jaringan pelayanan puskesmas,
dalam jaringan pelayanan Puskesmas di setiap wilayah Desa dan kelurahan pustu
merupakanbagian integral dari puskesmas, dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil
dan derajat kecanggihan yang lebih rendah. Di Kabupaten masalah keterbatasan
penduduk miskin untuk menjangkau pelayanan kesehataan juga sangat terasa.Dengan
berbagai hambatan, letak geografis dan sarana transportasi seharusnya pustu menjadi
pilihan masyarakat untuk dimanfaatkan karena merupakan satu-satunya pelayanan
kesehatan yang bisa di jangkau oleh masyarakat. Namun kenyataannya pemanfaatan
pustu masih sangat rendah. Fungsi puskesmas dan Pustu Apabila dilihat dari fungsinya
Puskesmas dan Pustu memiliki tiga fungsi yaitu :
a. Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masrakat untuk hidup sehat, berperan aktif
adalah memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,

serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khusunya social budaya masyarakat
setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehtan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah
promosi kesehatan, pemberatasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
4. Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang di manfaatkan untuk memperoleh
pelayanan dan sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Melalui posyandu masyarakat dapat melakukan pemantauan pertumbuhan balita dengan
menggunakan KMS serta dapat memperoleh informasi tentang berbagai prilaku hidup bersih
dan sehat, ( Journal pangan dan Gizi, 2007).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut
masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes
RI, 1990).

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana. Tujuan penyelenggara posyandu :
a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu ( ibu hamil,
melahirkan dan nifas) Membudayakan NKKBS.
b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
c. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
5. Poskesdes
Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat desa.Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya
masyarakat dan dukungan pemerintah.Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif
dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader
atau tenaga sukarela. Tujuan poskesdes antara lain:
a. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya
b. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
d. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan
f. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
Fungsi poskesdes

a. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan.
b.

Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan.

c.

Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada.
masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan.

d. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa.
6. Bidan Praktek Swasta ( BPS )
Bidan praktek swasta merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan
dasar.Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.
Praktek

pelayanan bidan perorangan

(swasta),

merupakan

penyedia

layanan

kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa
layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya
regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan
pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan
administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
7. Polindes
Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa
setempat. Tujuan Polindes yaitu :
a. Terwujudnya masyarakat sehat yang diaga terhadap permasalahan kesehatan
diwilayah desanya.
b. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka menuingkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan.
c. Terselenggarakannya

pengamatan,

pencatatan

dan

pelaporan

dalam

rangka

meningkatkan keawspadaan dan kesigapan masyarakat terhadap resiko dan bahaya
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor resikonya.
d. Tersedianya

upaya

pemberdayaan

masyarakat

dalam

rangka

kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dibidang kesehatan.

meningkatkan

e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasr yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan.
f. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada didesa.
Kegiatan Utama Polindes
a. Pengamatan dan kewaspadaan dini (survey penyakit, surveilans gizi, surveilans
perilaku beresiko, sueveylans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta
pelayanan kesehatan dasar.
b.

Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dan lain-lain
Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan yang
dilakukan melalui musyawarah mufakat yang disesuaikan kondisi dan potensi
masyarakat setempat.

Fungsi Pondok bersalin desa
a. Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (termasuk KB)
b. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan

c. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat
dan dukun bayi maupun kader
8. POB / WOD
Warung Obat Desa (WOD) adalah tempat dimana masyarakat pedesaan dapatdengan
mudahmemperoleh obat bermutu dan terjangkau untuk pengobatan sendiri.WOD
diselenggarakan oleh kader kesehatan yang telah dilatih atau tenaga kesehatan. Kader WOD
minimal berpendidikan tamat SD/ sederajat yang ditentukan oleh kepala desa.
Penyelenggaraan WOD mencakup pelayanan penggunaan obat dan pengelolaan obat.
Pembinaan Pelayanan penggunaan obat mengacu pada pedoman pengobatan WOD, di bawah
pengawasan dokter puskesmas. Pembinaan pengelolaan obat mengacu pada pedoman
pengelolaan obat WOD di bawah pengawasan apoteker/ asisten apoteker puskesmas.
Pembinaan penyelenggaraan WOD dilakukan oleh kepala desa dan pembinaan teknis
dilakukan oleh puskesmas melalui bidan di poskesdes. WOD dapat menarik keuntungan dari
pelayanan obat sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat.
Kegiatan WOD di masyarakat ada 2 bentuk, yaitu WOD sebagai sarana pelayanan
obat dalam upaya pengobatan sendiri, dan WOD merangkap sebagai sarana pelayanan obat
pada praktek bidan di poskesdes. Berdasarkan indikator yang disusun, kegiatan WOD yang

ada di lokasi penelitian belum ada yang memenuhi semua indikator yang dikembangkan
berdasarkan Kepmenkes RI no.983/ 2004.
D. ORGANISASI DAN BADAN KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL
World Health Organization (WHO) Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai sebagai
koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan
oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan (menjabat
mulai 8 November 2006). WHO mewarisi banyak mandat dan persediaan dari organisasi
sebelumnya, Organisasi Kesehatan, yang merupakan agensi dari LBB.
1. Sejarah WHO
World Health Organization (WHO) mewakili usaha-usaha puncak dari kerjasama
kesehatan internasional yang dimulai hampir 150 tahun. Kegiatan kerjasama dalam
bidang kesehatan ini berawal dengan diadakannya international sanitary conference yang
pertama pada tanggal 23 juli 1851 di Paris, Prancis. Konstitusi WHO menyatakan bahwa
tujuan didirikannya WHO "adalah agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi
yang paling memungkinkan". Tugas utama WHO yaitu membasmi penyakit, khususnya
penyakit menular yang sudah menyebar luas. WHO adalah salah satu badan-badan asli
milik PBB, konstitusinya pertama kali muncul pada Hari Kesehatan Dunia yang pertama
(7 April 1948) ketika diratifikasi oleh anggota ke-26 PBB. Jawarharlal Nehru, seorang
pejuang kebebasan utama dari India, telah menyuarakan pendapatnya untuk memulai
WHO. Aktivitas WHO, juga sisa kegiatan Organisasi Kesehatan LBB (Liga Bangsabangsa), diatur oleh sebuah Komisi Interim seperti ditentukan dalam sebuah Konferensi
Kesehatan Internasional pada musim panas 1946. Pergantian dilakukan melalui suatu
Resolusi Majelis Umum PBB. Pelayanan epidemiologi Office International d'Hygiène
Publique Prancis dimasukkan dalam Komisi Interim WHO pada 1 Januari 1947.
2. WHO dalam Sistem PBB
Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) Merupakan bagian badan yang dasar
untuk mengkoordinasikan ekonomi, sosial, dan kerja yang berhubungan dari PBB dan
agen-agen khusus dan lembaga-lembaga. Dewan ini memiliki 54 anggota untuk masa 3
tahun. Pemilihannya dilakukan berdasarkan suara terbanyak.WHO menurut komisi
khusus yang termasuk bagian dari Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and social
Committee-ECOSOC) yang bertugas memberikan informasi dan nasehat kepada Swean

Ekonomi dan Sosial tentang masalah-masalah khusus, yaitu segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah kesehatan.Dalam menjalankan tugasnya, badan-badan
khusus Dewan Ekonomi dan Sosial menjalin suatu jaringan kerjasama yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.Hubungan timbal
balik antara WHO dengan PBB secara luas ditegaskan dalam perjanjian formal antara
kedua organisasi yang diterima oleh Dewan Kesehatan yang pertama. Pada tahun 1972,
Dewan Ekonomi dan Sosial membuat suatu laporan yang terperinci mengenai tugas-tugas
WHO. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi WHO dalam sistem PBB benar-benar
nyata.
3. Tujuan dan Fungsi WHO
Sedangkan tujuan dan fungsi dari WHO terdapat dalam artikel 1 konstitusi WHO
yang berbunyi “ attainment by all people of the highest possible levelof health ”
(pencapaian tingkat kesehatan setinggi mungkin oleh semua rakyat diseluruh bangsa).
Untuk pencapaian tujuannya, WHO memiliki fungsi – fungsi yang terdapat di dalam
konstitusi WHO artikel 2, diantaranya : 1. Bertindak sebagai kewenangan yang
memimpin dan mengkoordinasikan kerja kesehatan internasional. 2. Mendirikan dan
mempertahankan kerjasama dengan PBB, agen – agen khusus, administrasi kesehatan
pemerintah, grup-grup professional, dan organisasi-organisasi sejenisnya yang dianggap
pantas. 3. Membantu pemerintah-pemerintah, berdasarkan permintaan,dan menguatkan
pelayanan kesehatan. 4. Melengkapi bantuan teknis yang pantas, dan dalam keadaan
darurat bantuan yang diperlukan atas permintaan atau penerimaan pemerintah yang
bersangkutan. 5. Menyediakan atau membantu menyediakan, berdasarkan permintaan
PBB. Pelayanan kesehatan dan fasilitas untuk grup – grup khusus, seperti teritori – teritori
organisasi – organisasi kepercayaan. 6. Mendirikan dan mempertahankan pelayanan
teknis dan administrative sebanyak yang diperlukan, termasuk pelayanan epidemologis
dan statistik.
4. Strategi WHO
Ada empat strategi baru WHO yang di canangkan sejak masuknya Dr. Gro
Harlem Brundtland sebagai direktur jenderal bagi konstribusi WHO yang bertujuan untuk
memajukan kesehatan pada tingkat Negara dan global, yaitu : 1. Mengurangi kematian,
sakit dan cacat, terutama dipopulasi miskin dan pinggiran. 2. Mempromosikan gaya hidup
sehat dan mengurangi faktor – faktor yang menimbulkan resiko pada kesehatan manusia
yang datang dari lingkungan ekonomi, sosial, dan akibat perbuatan manusia. 3.

Mengembangkan sistem–sistem kesehatan yang seharusnya meningkatkan hasil
kesehatan, menanggapi permintaan–permintaan sah masyarakat dan adil secara keuangan.
4. Membuat kerangka kebijakan yang di perkenankan dan menciptakan kelembagaan
lingkungan bagi sektor kesehatan, dan mempromosikan dimensi kesehatan yang efektif
untuk kebijakan sosial, ekonomi, lingkungan dan pembangunan.
5. Struktur Organisasi
WHO Sebagai suatu badan khusus dibawah naungan PBB, WHO memiliki badan
pemerintah dan anggota sendiri. Badan pemerintah WHO terdiri atas tiga buah organ
utama, yaitu : a. Majelis Kesehatan Dunia (The World Health Assembly) WHO di
perintah oleh 191 negara – Negara anggota melalui world health assembly. majelis
kesehatan tersusun dari perwakilan – perwakilan dari Negara – Negara anggota WHO.
Majelis kesehatan dunia mengambil keputusan tertinggi untuk WHO.Biasanya majelis
kesehatan dunia bertemu di Geneva pada bulan Mei setiap tahunnya, dan dihadiri oleh
delegasi-delegasi dari 191 negara-negara anggota tersebut. Tugas utama majelis kesehatan
dunia adalah untuk menentukan kebijakan-kebijakan organisasi-organisasi majelis
kesehatan memilih direktur jenderal, mengawasi kebijakan-kebijakan keuangan dari
organisasi dan meninjau serta menyetujui program keuangan yang di susun oleh
WHO.Demikian juga mempertimbangkan laporan dari Executive Board (Badan
eksekutif), dimana memerintahkan dengan hormat terhadap masalah dimana aksi,
pelajaran, pemeriksaan, atau laporan yang lebih jauh yang mungkin akan di butuhkan.
Salah satu fungsi dari majelis kesehatan dunia, seperti tercantum dalam artikel 18
konstitusi WHO adalah sebagai berikut : 1. Mendukung dan memimpin penelitian di
bidang kesehatan oleh personel WHO melalui lembaga resmi atau tidak resmi dari para
anggota dengan persetujuan dari pemerintahnya. 2. Melakukan tindakan – tindakan yang
di anggap perlu untuk melaksanakan tujuan organisasi. b. Dewan Eksekutif ( The
Executive Board) Dewan eksekutif terdiri dari 32 anggota yang secara teknis memenuhi
persyaratan di bidang kesehatan. Anggota-anggotanya dipilih untuk masa dinas selama 3
tahun. Dewan eksekutif bertemu sedikitnya dua kali dalam setahun. Rapat dewan untama,
dimana agen untuk majelis kesehatan yang akan di setujui dan resolusi-resolusi untuk di
kedepankan di majelis kesehatan di adopsi, di adakan pada bulan januari, dengan rapat
kedua yang lebih pendek pada bulan mei., segera setelah majelis kesehatan mengatasi
masalah administrasi. Fungsi utama dewan ini adalah untuk memberi pengaruh kepada
keputusan dan kebijakan-kebijakan dari majelis kesehatan, untuk memberi saran, dan juga

memfasilitasi kerjanya. Salah satu fungsi dari Dewan Eksekutif adalah : 1. Mengambil
langkah – langkah darurat sesuai dengan fungsi dan sumber keuangan WHO sehubungan
dengan keperluan tindakan yang segera. 2. Secara khsusus dapat memberikan wewenang
kepada direktur jenderal untuk mengambil langkah – langkah yang perlu untuk
menghentikan penyebaran wabah penyakit. 3. Melaksanakan studi dan penelitian yang
lebih lanjut yang di perlukan. c. Sekretariat ( The Secretariat) WHO memiliki staf yang
berjumlah kurang lebih 3800 orang petugas kesehatan dan ahli khusus atau umum di
bidang kesehatan. Mereka bekerja di markas besar dan kantor – kantor regional. Fungsi
dari sekretariat WHO, antara lain :
a. Memberikan dukungan kepada majelis kesehatan dunia, dewan eksekutif dan
kantor – kantor regional.
b. Memberikan rangsangan berpikir global dan tindakan secara menyeluruh untuk
mewujudkan dan mengajukan ide – ide.
c. Memeriksa, menganalisa, mengumpulkan dan menyebarkan informasi yang valid
di bidang kesehatan dan masing – masing yang berhubungan dengannya
d.

Mengidentifikasikan, menggeneralisasikan dan mentransfer tekhnologi tepat guna.

e. Membantu kelompok – kelompok, penasehat global
f. Menghadapi perencanaan global, manajemen pengawasan dan evaluasi
g. Menjalankan program – program global dan internasional global
h. Membantu

perkembangan

transformasi

sumber–sumber

kesehatan

secara

internasional
i. Menyiapkan program – program usulan anggota untuk di serahkan kepada dewan
eksekutif dan majelis kesehatan dunia
j. Mengadakan kerjasama dengan sistem PBB dan organisasi–organisasi non
pemerintahan tertentu
k. para anggota staf tidak di perkenankan untuk menerima perintah yang berasal dari
wewenang diluar WHO. Seperti tercantum dalam pasal 31 konstitusi WHO,
sekretariat WHO di ketuai oleh direktur jenderal, yang ditunjuk oleh majelis
kesehatan dunia atas nominasi dari dewan eksekutif dan dipilih oleh Negara–
Negara anggota untuk masa jabatan lima tahun. Direktur jenderal adalah pelaksana
kekuasaan dewan eksekutif.
6. Keanggotaan WHO

WHO terdiri dari 193 negara anggota dan staf dari berbagai kenegaraan berjumlah
4500 orang sebagai agen khusus, WHO adalah bagian dari PBB, tetapi bukan dibawah
sistem PBB, mereka dapat memperoleh keanggotaan mereka dengan menerima konstitusi.
Sementara bagi Negara-Negara non anggota PBB dapat di akui ke anggotaannya melalui
mayoritas suara dari majelis kesehatan dunia. Hampir setiap Negara di dunia merupakan
anggota PBB da WHO, tapi terdapat perbedaan seperti halnya Swiss yang merupakan
anggota WHO, tapi bukan anggota PBB.
7. Program Kerja dan Aktivitas Dasar WHO
Program Kerja WHO
a. Children and Adolescent Health And Development programe
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak – anak dan remaja,
serta pemberdayaan sumber daya manusia yang di miliki sejak dini. Dalam
melaksanakan program ini WHO bekerjasama dengan beberapa badan PBB lainnya
seperti UNICEF dan UNDP.
b. Global polio Eradication Initiative programme
Program ini berfokus pada pemberantasan polio di seluruh penjuru dunia,
terutama di Negara – Negara berkembang.
c. The WHO framework Conventation on Tobacco Control Programme
WHO bersama UNDP bekerjasama untuk mengontrol penggunaan tembakau
dengan tujuan untuk memsyarakatkan kesehatan yang lebih baik demi pembangunan
berkelanjutan.
d. WHO Global Programme on AIDS
Program ini berfokus dalam mengatasi HIV/AIDS dilakukan oleh hampir seluruh
badan PBB yang bergabung dengan UNAIDS. Program ini dilakukan di hampir
seluruh Negara di dunia, terutama Negara dengan tingkat HIV / AIDS tertinggi,
yaitu Negara – Negara Afrika.
e. Family planning programme
Bertujuan untuk meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat melalui program
ini kemudian di bentuk program lain yang lebih spesifik seperti Safe Motherhood
Programme, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, dan family planning in

reproduction health health programme, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
reproduksi manusia. Aktivitas Dasar - Perbaikan pelayanan kesehatan Dengan adanya
suatu system yang dapat mencakup seluruh rakyat di suatu Negara, maka dapat
diciptakan sebuah Healthly delivery system (sistem penyampaian kesehatan), yang
tujuan utamanya adalah membantu pemerintah suatu Negara untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai, yang dapat di rasakan oleh seluruh
masyarakatnya.
8. Kerjasama WHO dengan Organisasi Non-Pemerintah
Dalam hal ini WHO sebagai badan kesehatan dunia, melakukan kerjasama dengan
pemerintah dalam rangka meneliti dan juga menanggulangi masalah-masalah kesehatan
yang menjangkit di masyarakat. dan juga sebagai fasilitator dalam hal pengadaan obatobatan untuk pemerintah suatu Negara. 3.3 World Health Organization (WHO) Global
Polio Eradication Initiative melalui National Immunization Days (NID’s) National
immunization days (NIDs) adalah program untuk polio dan pertama kali di di canangkan
pada tahun 2003 agar anak dibawah umur lima tahun telah diimunisasi selama hari
imunisasi nasional,hari imunisasi nacional bertujuan untuk melengkapi imunisasi rutin
sama sekali tidak menggangu imunisasi yang ada. WHO di Indonesi baru bergabung
menjadi anggota organisasi ini pada tanggal 23 Mei 1950. Sejak saat itu, WHO memiliki
hubungan kerjasama yang erat dengan pemerintah Indonesia, sekaligus memainkan peran
penting dalam peningkatan kesehatan nasional. WHO-Indonesia juga turut mendukung
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan memberikan bantuan teknis, training,
pendidikan, kerangka acuan dan standar yang berlaku internasional. Dengan staf
internasional dan lokal, WHO-Indonesia juga memberikan dukungan dan bantuannya
ketika terjadi situasi darurat di dalam negeri,seperti wabah penyakit.
E. CARA LEMBAGA KESEHATAN MASYARAKAT BISA BEKERJA SAMA
Koordinasi antar lembaga kesehatan masyarakat telah menjadi tantangan utama yang
dibangun ke dalam sistem lokal, negara bagian dan federal kami kelola. Semakin, koordinasi
juga memerlukan aspek global. Upaya semua tingkatan memiliki jalan panjang untuk pergi.
Ada tanda-tanda harapan dengan kemajuan terbaru dalam bidang-bidang seperti pengendalian
tembakau, keamanan pangan dan terutama respon terhadap SARS. Kotak 12.3 membahas
peristiwa dramatis dari 2003 tentang epidemi SARS, memberikan contoh dari apa yang dapat
dilakukan dan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat kesehatan
masyarakat di masa mendatang .

Upaya kolaborasi diperlukan sehari-hari, dan tidak hanya persyaratan untuk keadaan
darurat atau epidemi. Mari kita lihat hubungan yang diperlukan kolaborasi antara pemerintah
kesehatan masyarakat dan lembaga pemerintah lainnya, lembaga swadaya masyarakat, dan
sistem pelayanan kesehatan.
F. APA LEMBAGA PEMERINTAH LAINNYA YANG TERLIBAT DALAM
MASALAH KESEHATAN?
Untuk mengatasi masalah kesehatan, penting untuk mengenali peran penting instansi
pemerintah tidak ditujukan sebagai badan kesehatan dalam kesehatan masyarakat. Lembaga
tersebut ada pada negara bagian, federal, dan global tingkat lokal. Untuk menggambarkan
keterlibatan badan-badan tersebut dalam isu-isu kesehatan, mari kita mulai dengan peran
lembaga non kesehatan di tingkat federal.
Sejumlah lembaga federal yang melayani fungsi kesehatan masyarakat meskipun
mereka tidak didefinisikan sebagai lembaga kesehatan. Peran mereka bermain penting
terutama ketika kita mengambil perspektif kesehatan penduduk yang mencakup totalitas
upaya untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan dan mencegah penyakit, kecacatan
dan kematian .
Masalah kesehatan lingkungan merupakan bagian penting dari peran lembaga
perlindungan lingkungan. Mengurangi cedera dan eksposur berbahaya di tempat kerja adalah
tujuan utama dari administrasi keselamatan dan kesehatan kerja, yang merupakan bagian dari
departemen tenaga kerja.
Melindungi kesehatan sebagai bagian dari persiapan dan respon terhadap bencana dan
terorisme merupakan pusat peran departemen keamanan dalam negeri. Departemen saham
pertanian dengan FDA peran melindungi pasokan makanan bangsa. Departemen perumahan
dan pembangunan perkotaan mempengaruhi lingkungan yang dibangun dan dampaknya
terhadap kesehatan. Departemen energi memainkan peran penting menetapkan standar
keselamatan radiasi untuk pembangkit listrik tenaga nuklir dan sumber energi lainnya.
Beberapa lembaga federal terlibat dalam masalah kesehatan terkait, berarti bahwa
koordinasi dan kolaborasi yang diperlukan di seluruh badan. Hal ini tentunya kasus dengan
keamanan pangan dan perencanaan bencana dan tanggap. Memang benar juga upaya untuk
mengatasi masalah yang melintasi badan, seperti paparan timbal upaya untuk mengurangi
penyebab lingkungan asma.
Kotak 12.3 SARS RESPON KESEHATAN MASYARAKAT

SARS epidemi Tahun 2003. Dimulai dengan sedikit pemberitahuan. Kemungkinan
besar di suatu tempat di jantung china dan menyebar ke daerah-daerah lain di Asia. Dunia
setelah memperhatikan layar televisi diajukan dengan Laporan peneliti kesehatan masyarakat
yang dikirim ke Asia untuk menyelidiki penyakit kemudian berkontraksi dan kematian akibat
penyakit tersebut. Tidak penyakit dengan mudah menular kecuali mereka yang kontak yang
sangat dekat, misalnya peneliti, anggota keluarga, dan penyedia layanan kesehatan, penyakit
menyebar perlahan tapi terus melalui wilayah Cina. Di antara mereka yang terinfeksi, angka
kematian sangat tinggi terutama tanpa manfaat kematian perawatan intensif modern.
Penyakit tidak menanggapi antibiotik dan dianggap penyakit virus dengan pola
epidemiologi yang penyebaran dan transmisi, namun pada awalnya tidak ada penyebab
dikenal. Dunia luar segera merasakan dampak dari epidemi pembuatan bir ketika kasus
muncul di Hong Kong yang bisa dilacak untuk traveler dari daratan Cina. Ketakutan
menyebar ketika kasus diakui yang tidak dapat dijelaskan melalui kontak pribadi yang dekat
dengan SARS korban.
Epidemi terus menyebar melompat ribu mil ke Toronto, Kanada, di mana konsentrasi
terbesar kedua penyakit muncul. Segera, seluruh adalah pada siaga tinggi, jika tidak di
ambang kepanikan. Setidaknya 8000 orang di seluruh dunia menjadi sakit dan hampir 10
persen dari mereka meninggal. Untungnya, kemajuan datang cukup cepat. Penelitian
dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( W