SISTEM MANAJEMEN MUTU and KEAMANAN PANGA

SISTEM MANAJEMEN MUTU & KEAMANAN PANGAN
“SISTEM HACCP PADA PRODUK TEH CELUP
PT. UNILEVER INDONESIA Tbk.”

Di Susun Oleh :
Nur Diana Septi

(1233010021)

Mega Nuzulia Maharani

(1233010024)

Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri
UPN “ Veteran” Jawa Timur
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran manusia untuk hidup sehat ternyata memberikan
implikasi yang signifikan pda dunia industry, terutama industry pangan.Dewasa ini, selain
bergizi, pangan yang di konsumsi diharapkan aman bagi kesehatan.Untuk memberikan jaminan
bahwa pangan yang dikonsumsi itu aman maka diperlukan suatu system jaminan keamanan
pangan. System jaminan, keamanan pangan yang telah dikembangkan dan diakui oleh dunia
industry pangan adalah system HACCP ( Hazard Analysis Critical Control Point).
The celup merupakan produk olahan teh yang di kemas di dalam kemasan kantung (bag)
yang terbuat dari filter paper dan dapat disajikan secara cepat (instant).Teh yang digunakan
adalah teh hitam. Teh hitam adalah teh kering hasil pengolahan pucuk dan daun muda termasuk
tangkai dari tanaman Camelia sitensis var sinenssis melalui proses fermentasi. Produk teh
diperuntukan bagi konsumen manusia sehingga termasuk kategori produk pangan.Oleh karena
itu harus memiliki jaminan keamanan pangan agar tidak menimbukan bahaya kesehatan ketika
dikonsumsi oleh konsumen. Sehingga penerapan system HACCP pada proses produksinya
diperlukan.
HACCP merrupakan suatu system pengawasan yang bersifat mencegah terhadap
kemungkinan terjadinya keracunan atau penyakit melalui makanan. Secara lebih lengkap
HACCP adalah system pengendalian yang dilakukan pada titik-titik kendali kritis bahan atau
tahapan proses untuk menentukan komponen, kondisi atau tahapan proses yang harus
mendapatkan perhatian yang tepat untuk dapat menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman
dan memenuhi persyaratan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari malakah ini adalah :
 Mengetahui tahapan proses pada produksi teh celup di PT. Unilever Indonsia Tbk.
 Mengetahui kriteria-kriteria pada pembuatan teh di PT. Unilever Indonesia Tbk.
 Mengetahui bahaya pada pembuatan teh di PT. Unilever Indonesia Tbk.
 Mengetahui pengendalian pembuatan teh di PT. Unilever Indonesia Tbk.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diberikan adalah :
 Memahami tahapan proses pada produksi teh celup di PT. Unilever Indonsia Tbk.
 Memahami kriteria-kriteria pada pembuatan teh di PT. Unilever Indonesia Tbk.
 Memahami bahaya pada pembuatan teh di PT. Unilever Indonesia Tbk.
 Memahami pengendalian pembuatan teh di PT. Unilever Indonesia Tbk.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses produksi
2.1.1 Bahan Baku
Bahan baku yang dugunakan untuk memproduksi teh celup di pabrik TBB
(salah satu kategori dari Divisi foods) hanya teh dalam bentuk blended tea. Blended

tea merupakan teh hasil pencampuran (blending) dengan formulasi tertentu dari
berbagai grades komponen teh hitam sesuai dengan kebutuhan. Bahan baku ini
didatangkan dri PT. Unilever Indonesia yang berlokasi di Citeureup-Bogor. Jadi
proses blending (formulasi) dilakukan di pabrik yang berlokasi di Citeureup
tersebut. Bahan baku (blended tea) didatangkan dalam suatu wadah yang terbuat
dari stainless steel yang disebut ‘bin’.

Kapasitas per bin adalah ± 500 kg blended tea. Setiap bin diberi nomor dank ode
tersendiri dengan tujuan agar jenis formula blended tea tersebt bisa diketahui
sehingga tidak terjadi kesalahan pada proses fillingand packing. Selain itu dengan
pemberian nomor dank ode tersebut dapat diterapkan secara efektif system
penyimpanan FIFO ( First In First Out ) di area RMS ( Raw Material Storage ).
Jadi, nomor dan kode tersebut berfungsi sebagai identitas bin. Penomoran dan
pengkodean bin dilakukan di pabrik Sariwangi-Citeureup. Adapun belnded tea yang
diproses menjadi teh celup ( tea bags )di pabrik TBB ini berjumlah enam formula.

2.1.2 Material Pengemas
Jenis pengemas yang digunakan pada produksi teh celup terdiri
dari tiga jenis pengemas. Yaitu, pengemas primer ( filter paper, tag paper,
cotton thread, adhesive paper, dan alu-wire ), pengemas sekunder ( cartonpack ), pengemas tersier (OPP), dan pengemas kuarter ( outer, overlast glue,

dan transparent tape ). Semua jenis pengemas tersebutdidatngkan ari berbagai
pemasok baik import maupun local. Pengemas-pengemas yang digunakan
bersifat food grade terutama pengemas primer, pengemas sekunder, dan
tersier.
2.1.3 Mesin Produksi
Terdapat tiga jenis mesin produksi (filling and packing) yang
digunakan untuk proses produksi teh celup di pabrik TBB. Ketiga jenis mesin
ini dibedakan berdasarkan jenis kemasan (merk) produk akhir yang
diinginkan dan tahapan proses yang terjadi pada mesin-mesin tersebut.
Perbedaan tersebut bukan didasarkan pada formula blended tea yang
digunakan karena pada dasarnya setiap formula blended tea tersebut bisa
diaplikasikan (diproses) pada setiap kali ketiga mesin yang digunakan.
Selain mesin filling and packing digunakan pulaa mesin-mesin
yang lain, yaitu :

1. PIAB VC-200 EP; yang digunakan untuk proses tea feeding yang proses
kerjanya berdasarkan pada mekanisme pemompaan vakum. Ketiga jenis
mesin filling and packing tersebut menggunakan tipe mesin PIAB yang sama
yaitu PIAB VC-200 EP yang memiliki kepasitas volume sebanyak 4 liter dan
conveying speed 40 l/s.

2. Konveyor; yang digunakan untuk proses tea pack conveying. Semua mesin
filling anf packing menggunakan jenis konveyor yang sama hanya saja
memiliki kecepatan yang berbeda-beda. Mesin DCNHS (Double Chamber
Non-Heat Seal) kecepatan tea pack conveyingnya 10 pack/menit, dan DCHS
(Double Chamber Heat Seal) kecepatan tea pack conveyingnya adalah 7
pack/menit.
3. Mesin Marden Edwards yang digunakan untuk proses overwrapping
memiliki kecepatan 40 pack/menit
4. Mesin BFB yang digunakan untuk proses overwrapping pada line mesin
SCHS (Single Chamber Heat Seal) dengan kecepatan 40 karton/menit
5. Mesin videojet yang dipakai untuk proses finished product coding
mekanisme kerjanya memakai system sensor otomatis dan menggunakan
prinsip aliran fluida.
6. Mesin pembentuk pack (carton forming) yang digunakan khusus untuk line
mesin SCHS.
7. Mesin Yamato Checkweigher digunakan sebagai check weigher dengan
spesifikasi :Inline weighing conveyor based on load cell for product weight
upto 1.5 Kg with speed 70m/min.
Semua mesin tersebut menggunakan energy listrik arus bolak-balik
(AC) sebagai sumber energinya. Sumber listriknya dari PLN dengan daya

2000 KVA kecuali itu untuk forklift (battery forklift) menggunakan sumber
listrikarus searah (DC). Sehingga dari mesin-mesin tersebut tidak dihasilkan
limbah berupa gas atau asap.

2.1.4 Proses Produksi
Pada prinsipnya proses produksi teh celup yang dilakukan di lokasi
pabrik ini hanya proses pengemasan (filling and packing) dari blended tea.
Walaupun demikian prosesnya tidaklah sederhana, terdiri dari beberapa tahap
proses, melibatkan berbagai disiplin ilmu, dan membutuhkan kemampuan
manejerial untuk mengelolanya.
Proses produksi bersifat kontinyu. Namun awal produksi dibagi
menjadi tiga bagian utama untuk mepermudah penanganan, yaitu:
1. Warehouse yang terdiri dari RMS (Raw Material Storage) dan FPS
(Finished Product Storage), yang digunakan untuk menyimpan bahan
mentah, bahan pengemas, dan produk akhir.
2. filling and packing hall, pada areal ini ditempatkan mesin-mesin
filling and packing
3. end of line (EOL), yang berfungsi sebagai tempat untuk proses
coding, overwrapping, dan palletizing produk akhir.
Bahan mentah yang berupa blended tea dan material pengemas

dikirim oleh pemasok dan diterima oleh Supervisor RMS. Setelah melalui
proses pengecekkan mutu dan jumlah, bahan mentah dan material pengemas
tersebut disimpan di area RMS. Pembelian bahan mentah tersebut didasarkan
adanya PO (Purchasing Order) dari bagian pembelian. Bagan pembelian
mengeluarkan PO atas memo dari Head Office.Kemudian PO tersebut
dikirimkan kepada pemasok. Atas dasar PO tersebut pemasok mengirimkan
barangnya dan diterima oleh supervisor RMS. Pada penyimoanan barang
mentah dan material pengemas ini digunakan system FIFO (First In First
Out). Artinya barang yang masuk lebih dulu harus digunakan paling awal.
Setelah dari areal RMS proses selanjutnya dari ketiga jenis mesin
filling and packing tersebut memiliki prinsip yang sama. Yaitu, blended tea
dimasukkan ke dalam mesin melalui tea feeding system.Tea feeding system
terdiri dari bagian tea feeding, pipeline, PIAB dan hopper. Blended tea
masuk

ke

dalam

hopper


pada

mesin

filling

and

packing

denganmenggunakansistem pompa vakum otomatis (PIAB). Pada mesin
filling and packing inliah terjadi proses filling dan packing blended tea ke
dalam bentuk tea bag.Bentuk dan ukuran bag yang dihasilkan tergantung
jenis mesin yang digunakan. Alur proses produksi teh celup dari proses
blending secara umum dapat dilihat pada gambar.

Setelah selesai proses filling and packing, blended tea yang
sudah dikemas didalam bag dan carton-pack dialirkan dengan konveyor ke
EOL (End Of Line). Di area EOL inilah produk deberi kode, dilakukan

overwrapping, pengisian ke dalam outer, dan palletizing.Terakhir produk
akhir dikirim ke FPS.

2.1.5 Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan terdiri dari dua kelompok, yaitu
untuk ekspor dan untuk pasar local. Produk untuk ekspor terdiri dari lima
merk utama. Kelima merk tersebut memiliki sejumlah varian produk
banyaknya variasi tersebut disebabkan oleh beragamnya ukuran kemasan
atau jumlah bag dalam tiap pack.Sedangkan untuk pasar local diproduksi
hanya satu merk utama. Produk akhir itu berupa teh yang dikemas dalam
bentuk kantung (bag) yang lebih dikenal dengan nama teh celup.
2.2 Pengendalian Mutu
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukan kemampuan dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat.Oleh
karena itu untuk menjaga agar mutu dapat memuaskn kebutuhan yang ditentukan tadi maka
diperlukan pengendalian mutu.Pengendalian mutu adalah teknik dan kegiatan operasional yang
digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu.
Pengawasan dan pengendalian mutu dilakukan secara kontinyu pada interval waktu yang
telah ditentukan. Hal ini dilakukan pada blended tea, material pengemas, dan pada produk akhir.
2.2.1 Pengendalian Mutu Blended Tea dan Material Pengemas

Blended tea diterima di dalam wadah ‘bin’ tertutup yang terbuat
dari stanlees steel. Setiap blended tea yng akan digunakan harus diperiksa
terlebih dulu parameter mutunya yang meliputi analisa kadar air, analisa bulk
density,

analisaukuran

partikel,

analisa

organoleptic,

dan

analisa

mikrobiologi (setiap tiga bulan).
Material pengemas memegang peranan penting dalam menjaga
kesesuaian produk akhir. Oleh karena itu setiap material pengemas yang akan

digunakan pasti telah melalui pengujian terlebih dulu. Parameter yang
dianalisa antara lain penapilan secara umum, print, dimensi/ukuran, sealing,
lembaran, dan smell.

2.2.2 Pengendalian Mutu Proses
Pengendalian mutu proses produksi sangat penting dilakukan
untuk memastikan bahwa proses menghasilkan produk yang sesuai
spesifikasi. Pada pengendalian proses ini tidak hanya terkait dengan cara
pengambilan dan analisa smapel melainkan juga pengawasan terhadap
kinerja mesin produksi yang meliputi perawatan dan pembersihan mesin.
Pengambilan dan analisa sampel pada proses dilakukan setiap 15 menit.
Apabila terjadi ketidaksesuaian maka harus dilakukan maka harus dlakukan
kerja ulang (reworked).
2.2.3 Pengendalian Mutu Produk Akhir
Untuk memastikan tidak terjadinya penyimpangan mutu dan
spesifikasi yang telah ditetapkan maka dilakukan pengawasan mutu terhadap
produk akhir, pengawasan mutu yang dilakukan meliputi :
1. karakteristik visual dari pengemasnya seperti kekuatan dan kebersihan soal
atas, posisi tag, kesesuaian kode, dan netto.
2. Karakteristik mikrobiologi produk meliputi : uji TVC (Total Viable Count)
kapang, khamir, dan koliform. Uji mikrobiologi ini dihasilkan secara
quarterly yaitu setiap tiga bulan.
3. Karakteristik kimia yaitu pengujian kadar air yang menggunakan alat
Sartorius MA 50.
4. Karakteristik fisik seperti BD (Bulk Density) menggunakan alat quantra
chrome dual autotap dan ukuran partikel (Particel Size, PS) menggunakan
sieve shaker (60 mesh)
5. Uji organoleptik (uji rasa) yang dilakukan oleh supervisor QC dengan

menggunakan alat indera.