Laporan Praktikum Biokimia Pangan Enzim

ENZIM
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak tahun 1926 pengetahuan tentang enzim atau enzimonologi
berkembang dengan cepat. Dari hasil penenlitian para ahli biokimia
ternyata banwa banyak enzim mempunyai bukan gugus protein, jadi
termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim)
terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein. Sebagai
contoh enzim katalase terdiri atas protein dan logam. Misalnya askorbat
oksidase adalah protein yang mengikat tembaga.
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh
Summer pada tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi urease dari
“kara pedang” (jack bean). Urease adalah

enzim yang dapat

menguraiakan urea menjadi CO2 dan NH3. beberapa tahun kemudian
Northrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin, ipsin, kimotripsin. uatu
reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik, yang ilakukan dalam
laboratorium memerlukan suatu kondisi yang ditentukan oleh beberapa
faktor seperti suhu, tekanan, waktu dan lain-lain. Apabila salah satu

kondisi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dibutuhkan maka
reaksi tidak dapat berlangsung dengan baik. Tubuh kita merupakan
laboratorium yang sangat rumit sebab, didalamnya terjadi reaksi kimia
yang beraneka ragam. Penguraian zat-zat terdapat pada makanan kita,
penggunaan hasil uaraian untuk memperoleh energi, penggabungan
kembali hasil uraian untuk membentuk persediaan makanan dalam
tubuh serta banyak macam reaksi lain apabila dilakukan dalam
laboratorium atau in vitro membutuhkan keahlian khusus serta waktu
yang lama, dapat berlangsung dengan baik didalam tubuh atau in vivo
tanpa memerlukan suhu yang tinggi dan dapat terjadi dalam waktu
yang relatif singkat. Reaksi yang berlangsung dengan baik dalam tubuh
ini karena adanya ktalis yang disebut enzim.

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
Dalam percobaan ini akan ditinjau mengenai sejauh mana

pengaruh temperature terhadp aktivitas suatu enzim. Untuk mengetahui
pengaruh pH terhadap keaktifan enzim maka dilakukan percobaan ini
dengan menggunakan enzimamilase yang terdapat pada saliva.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
dan memahami pengaruh temperatur dan pH terhadap keaktifan suatu
enzim.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
pengaruh temperatur dan pH terhadap enzim yang terkandung di
dalam saliva

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum
Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap
substrat yang akan dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat
mengetahui berapa besar aktivitas yang dilakukan. Seperti contoh
adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi amilum adalah amilase.
Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang
dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa polisakarid akan
terurai menjadi monosakarida. (Anonim, 2011)
Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi
dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel
hidup untuk mengkatalisis reaksi seperti konversi energi dan
metabolisme pertahanan sel. Enzim amilase memiliki kemampuan
untuk memecah molekul-molekul pati dan glikogen. Molekul pati yang
merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim
pada ikatan alfa-1,4- dan alfa-1,6-glikosida (Hart 2003).
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah
substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim
memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbedabeda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang
sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan

mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim,
sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya
obat dan racun adalah inhibitor enzim. ( Hafiz Soewoto, 2000)
AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber
karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam,
molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika
digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya
nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon
yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa,
laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen
sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak
khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.

(Pujiyanti, 2007 ).
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat
tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan
katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai
macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk
proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu
enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat
dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim
dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu
mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya,
maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia.
Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan
ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy
(eksorgonik). (Poedjadi, 2005).
Enzim adalah proses metabolisme berperan sebagai biokatalis
dalam setiap reaksi metabolism yang terjadi pada makhluk hidup.
Dalam aktifitas enzim ini dipengaruhi oleh berbagai factor seterti
konsentrasi, suhu maupun pH. Pada kondisi yang sesuai enzim ini
dapat bekerja secara optimal dalam reaksi katabolisme maupun
anabolisme (Tim Dosen Biokimia, 2011).


AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah
diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim,
dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri
dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung
gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi
dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat
pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus
prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga
mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun
koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim
bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau
direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).
Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi

baik didalam maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas
terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat bekerja 108
sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis.
Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi
aktifasi, sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006).
2.2 Prosedur Kerja (Anonim,2015)
a. Pengaruh Temperatur Terhadap Keaktifan Suatu Enzim
4 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 5ml
larutan kanji (amilum) 1%. Lalu celupkan tabung pertama dalam air
es, tabung kedua pada temperature kamar, tabung ketiga pada air
panas 38°C. Kemudian masing-masing tabung tambahkan 2 tetes
saliva encer, khusus tabung keempat, saliva encer yang ditambahkan
telah dipastikan di air mendidih. Setelah itu pada interval 5 menit,
diambil contoh dari masing-masing tabung dan dites pada pelat tetes.
Tentukan kecepatan penguraian masing-masing contoh.
b. Pengaruh pH Terhadap Keaktifan Suatu Enzim

AYU MELINDA
15021040081


ANDINI MILIA

ENZIM
10ml

larutan

buffer

masing-masing

pH

yang

tersedia

dimasukkan ke setiap tabung. Setelah itu, ke dalam larutan buffer ini
masukkan 5 ml larutan kanji 1%, 2ml NaCl 0,1 M dan 2ml salive encer.
Kemudian tempatkan semua tabung dalam penangas air dan tentukan

tabung mana yang lebih dahulu mencapai chromic point. Setelah ini
tercapai, tambah iodine ke tiap-tiap tabung. Lalu tabung dengan
larutan buffer pH 8 dan pH 7,4 diasamkan dengan asetat sebelum
penambahan iodine.
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:
Tabung reaksi, Water bath (penangas air) 38°C, Gelas piala berisi air
es, dan Pipet tetes.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:
Larutan kanji 1%, Saliva Encer (1:9), Larutan buffer pH 4; 5; 6; 7; 8,
Iodine 0,01 M, dan Asam asset dan NaCl 0,1 M.
3.3 Cara Kerja
A. Pengaruh pH terhadap keaktifan suatu enzim
Siapakan alat dan bahan yang akan digunakan. Isi 4 buah
tabung reaksi yang masing-masing dengan 5ml larutan kanji
(amilum) 1%. Dicelupkan tabung pertama dalam air es, tabung
kedua pada temperatur kamar, tabung ketiga pada air panas 38 0 .
Ditambahkan masing-masing tabung dengan 2 tetes saliva encer,

khusus tabung ke-4 saliva encer yang ditambahkan telah
dipanaskan di air mendidih. Diambil contoh dari masing-masing
tabung dan dites pada plat tetes pada interval 5. Ditentukan
kecepatan penguraian masing-masing contoh.
B. Pengaruh temperatur terhadap keaktifan suatu enzim

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
Siapakan alat dan bahan yang akan digunakan. Masukkan
seiap tabung dengan 10 mL larutan buffer dengan pH masingmasing yang tersedia. Dimasukkan 5 mL larutan kanji 1%, 2 mL
NaCl 0,1M dan 2 mL saliva encer kedalam larutan buffer.
Ditempatkan semua tabung dalam penangas air dan tentukan
tabung mana yang lebih dulu mencapai cromic point. Ditambahkan
iodine ke tiap tabung, setelah itu. Diasamkan dengan asam asetat
sebelum penambahan iodin pada tabung dengan larutan buffer pH
8 dan pH 7.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Pengaruh Suhu
Waktu

Tab. (1)

Tab. (2)

Tab. (3)

Tab. (4)

Pada suhu

Dicelup air

Dipanaskan

Suhu 38°C

kamar
Hitam-

es
Hitam

air mendidih
Hitam

Hitam

ungu tua

keunguan

keungu-

Hitam-

Ungu tua

unguan
Hitam

Hitam

ungu

kebiruan

kecokelatan

keunguan

15 menit

muda
Hitam-

Hitam pekat

Cokelat

Hitam

20 menit

ungu
Hitam-

kebiruan
Hitam

Cokelat

keunguan
Hitam

25 menit

ungu
Hitam-

kebiruan
Hitam

Cokelat muda

keunguan
Hitam

30 menit

ungu
Hitam-

kebiruan
Hitam

Cokelat muda

keunguan
Hitam

35 menit

ungu
Hitam-

kebiruan
Hitam

Cokelat muda

keunguan
Hitam

40 menit

ungu
Hitam-

kebiruan
Hitam

Cokelat muda

keunguan
Hitam

5 menit

10 menit

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
ungu

AYU MELINDA
15021040081

kebiruan

keunguan

ANDINI MILIA

ENZIM
b. Pengaruh pH
Waktu

Tab 1

Tab 2

Tab 3 (pH

Tab 4

Tab 5 (pH

5

(pH 4)
Biru

(pH 5)
Biru

6)
Kuning

(pH 7)
cokelat

8)
cokelat

Kuning

Cokelat

Cokelat

Cokelat tua Cokelat

Cokelat

menit
10

keunguan keunguan
Biru
Ungu

menit
15

keunguan
Biru
Biru

menit

keunguan keunguan

20
menit
25
menit
30

Biru

Biru

Biru

Biru

Cokelat

Biru

Biru

menit

keunguan keunguan
Biru

Biru

keunguan keunguan

n
Cokelat
kekuninga

Kuning

Cokelat

keunguan keunguan

keunguan keunguan
Biru
Biru

menit

Kuning

keunguan keunguan

menit
35

40

kekuninga

n
Cokelat
kekuninga

Cokelat

n
Cokelat Cokelat tua

Cokelat

tua
Cokelat

Cokelat

tua

kekuninga

cokelat

n
Cokelat tua

Cokelat
kekuninga
n

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
4.2 Pembahasan
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai
katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologik.Hampir
tiap reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis oleh enzim.Sintesis
enzim terjadi didalam sel dan sebagian besar enzim dapat diekstraksi
dari sel tanpa merusak fungsinya
Enzim amilase dapat diperoleh dari sekresi air liur atau
saliva.Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak
berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar
dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga
kelenjar ludah atau kelenjar air liur
. Saliva mempunyai pH antara 5,75 sampai 7,05. Pada
umumnya pH saliva adalah sedikit dibawah 7. Enzim ptialin dalam
saliva adalah suatu enzim amilase. Enzim ptialin bekerja secara
optimal pada pH 6,6
Adapun

maksud

percobaan

untuk

mengetahui

dan

memahami pengaruh suhu/pH dari enzim amilasi dan indicator reaksi
antara amilum dan iod. Adapun tujuan dari percobaan untuk
menentukan pH optimum terhadap aktivitas enzim amylase dan
menentukan temperatur optimum untuk aktivitasi enzim amylase.
Pada percobaan ini di ujikan pengaruh temperature dan pengaruh pH
terhadap keaktifan enzim .
Pada pengujian pengaruh temperature terhadap keaktifan
enzim ,disiapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing disisi dengan 5
mL larutan kanji. Pengujian pertama dilakukan dengan tabung
pertama yang dicelup dalam air es, 5 menit setelah tabung tersebut di
celup dalam air es , di tetesi saliva encer sebanyak 2 tetes dan iod
setetes terjadi perubahan warna hitam keunguan, 10 menit setelah itu,
dimasukkan lagi saliva encer dan iod setetes ke plat yang berbeda
menunjukkan warna ungu tua kebiruan. Setelah 15 menit dimasukkan
AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
lagi setetes saliva encer dan iod setetes ke plat yang berbeda,
menunjukkan warna hitam pekat kebiruan. Setelah 20 menit, ke dalam
plat tetes dimasukkan setetes saliva encer dan iod ke plat tetes,
diamati, berwarna hitam kebiruan.Setelah 25dan, 30 menit, setiap
waktu-waktu tesebut dimasukkan saliva encer dan iod ke plat tetes
menunjukan warna hitam kebiruan. Setelah 35 menit, dimasukkan
saliva encer dan iod ke plat tetes menunjukan warna hitam keunguan ,
dan setelah 40 menitdimasukkan saliva encer dan iod menunjukan ke
plat tetes tetap tetap menunjukkan warja hitam keunguan.
Pengujian kedua dilakukan dengan tabung kedua dengan
kondisi pada temperature kamar, 5 menit setelah tabung tersebut
dipada kondisinya , di tetesi saliva encer sebanyak 2 tetes dan iod
setetes terjadi perubahan warna hitam-ungu tua, 10 menit setelah itu,
dimasukkan lagi saliva encer dan iod setetes ke plat yang berbeda
menunjukkan warna hitam-ungu muda . Setelah 15 menit dimasukkan
lagi setetes saliva encer dan iod setetes ke plat yang berbeda,
menunjukkan warna hitam-ungu.

Setelah 20 menit, 25 menit, 30

menit, 35 menit dan 40 menit, setiap waktu-waktu tesebut dimasukkan
saliva encer dan iod ke plat tetes menunjukan warna yang sama yaitu
hitam.
Pengujian ketiga pada tabung ketiga dengan kondisi pada
suhu 38oc, 5 menit setelah tabung tersebut pada kondisinya , di tetesi
saliva encer sebanyak 2 tetes dan iod setetes menunjukkan warna
hitam, 10 menit setelah itu, dimasukkan lagi saliva encer dan iod
setetes ke plat yang berbeda menunjukkan warna hitam keunguan.
Setelah 15 menit dimasukkan lagi setetes saliva encer dan iod setetes
ke plat yang berbeda, menunjukkan warna hitam keunguan.
Seterusnya, setelah waktu 20 menit, 25 menit, 30menit, 35menit, dan
40menit penambahan saliva encer dan iod tetap menunjukan warna
yang sama yaitu hitam keunguan.
AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
Pengujian keempat yaitu pada tabung ketiga dengan kondisi
tabung yang dipanaskan, 5 menit setelah tabung tersebut pada
kondisinya , di tetesi saliva encer sebanyak 2 tetes dan iod setetes
menunjukkan warna hitam keungu-unguan , 10 menit setelah itu,
dimasukkan lagi saliva encer dan iod setetes ke plat yang berbeda
menunjukkan warna hitam kecokelatan. Setelah 15 menit dimasukkan
lagi setetes saliva encer dan iod setetes ke plat yang berbeda,
menunjukkan warna cokelat. Setelah 20 menit, dimasukkan lagi
setetes saliva encer dan iod setetes ke plat yang berbeda,
menunjukkan warna cokelat. Setelah waktu 25 menit, 30menit,
35menit, dan 40menit penambahan saliva encer dan iod tetap
menunjukan warna yang sama yaitu cokelat muda.
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat
bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan
suhu.Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul
sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul
meningkat.Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi
lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan
enzim.Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim.Di
bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung
terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun.
Dari percobaan di atas, diamati hasil antara masing-masing
tabung dengan kondisi yang berbeda dan dalam interval waktu yang
berbeda.Pada tabung yang lebih sering menunjukkan warna hitam
keunguan menandakan bahwa iod menghidrolisi amilum sehingga
yang terjadi pada reaksi hanya menunjukan warna pada iod saja.
Sedangkan pada tabu yang dipanaskan, terdapat warna yang
menghasilkan warna cokelat hal tersebut terjadi karena adanya suhu
yang tinggi sehingga laju reaksi pada enzimpun meningkat dan
menyebabkan perubahan warna. Akan tetapi, dilihat dari hasil yang
AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
diperoleh, ternyata terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan hasil
percobaan.Seharusnya, larutan amilum pada air mendidih membentuk
endapan karena suhu tersebut merupakan suhu di mana suatu enzim
telah

mengalami

denaturasi.Terjadinya

ketidaksesuaian

ini

kemungkinan disebabkan karena bahan yang tersedia sudah tidak
layak pakai atau mungkin enzim amilase yang merupakan saliva dari
praktikan kurang berkualitas. Jadi pada percobaan tersebut tidak
terdapat suhu optimum suatu enzim
Selain pengujian dengan pengaruh temperature terhadap
keaktifan suatu enzim, dilakukan juga pengaruh pH terhadap keaktifan
suatu enzim pada pH 4, 5, 6 .7 dan 8. Pada pengujian ini di masukkan
larutan buffer pada masing-masing pH diamati setelah penambahan
larutan buffer, larutan kanji , NaCl dan saliva encer kemudian
dipanaskan .
Pada tabung pertama dengan pH 4 diamati setelah 5 menit,
2 tetes larutan dimasukan ke plat tetes lalu ditambahkan 2-3 tetes iod
menunjukkan warna biru keunguan. Setelah 10 menit, 15 menit, 20
menit, 25 menit, 30 menit, 35 menit, dan 40 menit, pada waktu-waktu
tersebut 2 tetes larutan dimasukan ke plat tetes lalu ditambahkan 2-3
tetes iod tetap menunjukkan yang sama yaitu warna biru keunguan.
Pada tabung kedua dengan pH 5 diamati setelah 5 menit, 2
tetes larutan dimasukan ke plat tetes lalu ditambahkan 2-3 tetes iod
menunjukkan warna biru keunguan. Setelah 10 menit, ke plat tetes, di
tetesi larutan dan ditambahkan 2-3 iod menunjukan warna ungu.
Setelah 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, 35 menit, dan 40
menit, pada waktu-waktu tersebut 2 tetes larutan dimasukan ke plat
tetes lalu ditambahkan 2-3 tetes iod tetap menunjukkan yang sama
yaitu warna biru keunguan.
Pada tabung ketiga dengan pH 6 diamati setelah 5 menit, 2
tetes larutan dimasukan ke plat tetes lalu ditambahkan 2-3 tetes iod
AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
menunjukkan warna kuning. Setelah 10 menit, ke plat tetes, di tetesi
larutan dan ditambahkan 2-3 iod menunjukan warna kuning. Setelah
15 menit dimasukkan lagi larutan ke plat tetes lalu ditambahkan 2-3
tetes iod menunjukkan warna cokelat tua. Setelah 20 menit dan 25
menit, pada kedua waktu tersebut di arutan ke plat tetes lalu
ditambahkan 2-3 tetes iod menunjukkan warna kuning.Setelah 30
menit dan 35 menit, pada kedua waktu tersebut di larutan ke plat tetes
lalu ditambahkan 2-3 tetes iod menunjukkan cokelat.Setelah 40 menit,
dimasukkan lagi larutan ke plat tetes lalu ditambahkan 2-3 tetes iod
menunjukkan warna cokelat kekuningan.
Pada tabung keempat dengan pH 7 diamati setelah 5 menit,
10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 25 menit, setiap waktu tersebut 2
tetes larutan dimasukan ke plat tetes lalu ditambahkan 2-3 tetes iod
menunjukkan warna cokelat. Setelah 30 menit dan 35 menit , ke plat
tetes di tetesi larutan dan ditambahkan 2-3 iod menunjukan warna
cokela tua. Setelah 40 menit, penetesan larutan dan penambahan 2-3
iod pada plat tetes menunjukkan warna cokelat.
Pada tabung 5 dengan pH 8, penetesan larutan dan
penambahan 2-3 tetes iod pada plat tetes setelah 5 menit
menunjukkan warna cokelat. Sama halnya setelah 10 menit, larutan
dalam plat tetes menunjukka warna cokelat. Setelah 15 menit, 20
menit, dan 25 menit, pada waktu-waktu tersebut di tetesi larutan dan
ditambahkan 2-3 tetes iod plat yang berbeda juga menunjukkan warna
cokelat kekuningan.

Setelah 30 menit,

di tetesi larutan dan

ditambahkan 2-3 tetes iod plat yang berbeda juga menunjukkan warna
cokelat tua. Setelah 35 menit, di tetesi larutan dan ditambahkan 2-3
tetes iod plat yang berbeda juga menunjukkan warna cokelat
kekuningan da setelah 40 menit, di tetesi larutan dan ditambahkan 2-3
tetes iod plat yang berbeda juga menunjukkan warna cokelat tua.

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
Berdasarkan teori yang ada, tinggi-rendahnya pH dapat
mempengaruhi

struktur

ion

pada

enzim,

serta

menyebabkan

terjadinya proses denaturasi sehingga mengakibatkan menurunnya
aktivitas enzim. Ada suatu pH tertentu yang menyebabkan kecepatan
reaksi paling tinggi, dan pH tersebut dinamakan pH optimum.Setiap
enzim memiliki pH optimum yang berbeda-beda (sekitar 6-8).Pada
saliva pH-nya umum dibawah 7.Larutan iodium di sini berfungsi
menentukan jumlah miligram gula yang terbentuk dari beberapa reaksi
yang menggunakan enzim amilase pada berbagai harga pH dan
amilum sebagai substratnya.Dari situ, dapat diketahui berapa pH
optimumnya ditandai dengan perubahan warna larutan amilum
menjadi biru (bereaksi positif).
Adapun dari percobaan pada tabung 1 dengan pH 4 dan
pada tabung 2 dengan pH 5 menunjukkan warna biru, maka hal
tersebut menunjukkan bahwa pH 4 dan pH 5 terhadap enzim saliva
merupakan pH optimum (dibawah pH 7). Sedangkan pada pH 6 ada
yang menunjukkan warna kuning dan warna cokelat tua, hal tersebut
menunjukkan bahwa pH 6 bukan merupakan pH optimum meski
dibawah pH 7 sebab pH-nya meningkat sehingga warna yang
dihasilkan juga semaki berbeda dari pH optimum . Pada pH 7 dan pH
8 menunjukkan, bahwa pH tersebut juga bukan merupakan pH
optimum.
Adapun alasan mengapa digunakan NaCl yaitu karena NaCl
di sini digunakan sebagai aktivator yang dapat mengaktifkan enzim
yang terdapat dalam saliva. Selain itu pada pengujian pH terhadap
enzim digunakan asam asetat yaitu untuk memberikan suasana asam
pada larutan tersebut.
Dari kedua percobaan di atas didapatkan data yang tidak
begitu sesuai dengan literatur, ketidaksesuaian tersebut tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan yaitu berupa kurang telitinya praktikan
AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
saat mengerjakan percobaan ini, bahan yang tidak sesuai dengan
literatur serta waktu pemanasan yang kurang sehingga perubahan
warna yang dihasilkan pun tidak baik atau kurang bereaksi.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan pengaruh temperature terhadap keaktifan
suatu enzim tidak terdapat suhu optimum dari percobaannnya dan
pada pengaruh pH terhadap keaktifan suatu enzim (enzim saliva)
menunjukan pH optimum enzim tersebut adalah pH dan pH 8 .adapun
factor-faktor yang mempengaruhi ketidak berubahan suatu reaksi
salah satunya adalah kurang berkualitasnya enzim yang diujikan.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya perhatikan kebersihan
dan kelengkapan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu
karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil percobaan

yang

dilakukan.

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM

DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2015. Penuntun dan Laporan Praktikum Biokimia Umum,
Makassar; Farmasi UMI
Anonim. 2009 . Penuntun Laporan Praktikum Biokimia Umum, Makassar.
Farmasi UMI
Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun Praktikkum Biokimia. Universitas
Tadulako : Palu
Tim Dosen Kimia., 2010, Kimia Dasar 2, Makassar; UPT-MKU Universitas
Hasanuddin
Cartono, M.Pd. 2004. Biologi Umum, Bandung : PRISMA PRESS.
Poedjiadi. Anna dan Supriyanti. F.M. Titin., 2009, Dasar-Dasar Biokimia,
Jakarta; Universitas Indonesia (UI-Press).
Poedjiadi, Anna., 2004, Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta; UI-Press
Sadikin M. 2002. Seri biokimia: biokimia enzim.Widya Medika. Jakarta.
Salirawati et al., 2007, belajar kimia menarik, Jakarta; Grasindo
Santoso. Anwar., 2008. Rumus Lengkap Kimia SMA. Jakarta; PT. Wahyu
Media
Sutresna. Nana., 2009, Kimia, Bandung; Grafindo

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM

Lampiran
a. Pengaruh pH
10 mL larutan buffer masing-masing pH yang tersedia dimasukkan
ke setiap tabung

Kedalam larutan buffer ini dimasukkan 5 mLl larutan kanji 1%, 2
mL NaCl 0,1 M dan 2 mL saliva encer

Ditempaqtkan semua tabung dalam penangas air dan ditentukan
mana yang lebih dahulu mencapai chromic point

Setelah ini tercapai, ditambah iodin ke tiap-tiap tabung

Tabung dengan larutna buffer pH 8 dan 7 diasamkkan dengan
asam asetat sebelum ditambah iodin

Ditambah iodin 2-3 tetes

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM
b. Pengaruuh temperatur
4 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 5 mL
larutan kanji

Dicelupkan tabung pertama dalam air es, tabung kedua
dikondisikan pada temperature kamar, tabung ketiga dikondisikan
pada suhu 38°C, dan tabung keempat dipanaskan

Ditambahkan 2 tetes saliva encer (1:9) setiap 5 menit, 10 menit,
15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, 35 menit, dan 40 menit
pada plat yang berbeda-beda

Ditambah setetes iod dan diamati perubahan warna

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA

ENZIM

AYU MELINDA
15021040081

ANDINI MILIA