BAB I - 1. PENDIDIKAN NILAI-NILAI PANCASILA
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
PANCASILA PANCASILAA. Alasan Rasional Pendidikan
A. Alasan Rasional Pendidikan
Pancasila
Pancasila
a.a.
Visi dan Misi P. Pancasila Visi dan Misi P. Pancasila
VISI MISI
Sumber Nilai & -Mewujudkan nilai dasar Pedoman -Menumbuhkan kesadaran
Pengembangan -Menumbuhkan sikap & perilaku Kepribadian -Menumbuhkan tanggung jawab iptek & seni
(Semuanya bersendikan nilai-nilai Pancasila) Pancasila sbg keyakinan dan pegangan hidup bermasyarakat, berbangsa & bernegara
PRASYARAT
Pancasila dirasakan sebg sesuatu yang paling sesuai dengan
b. Kompetensi yang diharapkan
b. Kompetensi yang diharapkan
c. Tugas dan Peranan Ilmuwan
c. Tugas dan Peranan Ilmuwan
B. LANDASAN P. PANCASILA
B. LANDASAN P. PANCASILA LANDASAN & TUJUAN P. PANCASILA LANDASAN & TUJUAN P. PANCASILA
1. Landasan Historis
1. Landasan Historis Nasionalisme & rasa kebangsaan yang kuat yang berakar pada sejarah bukan kekuasaan /hegemoni ideologi Nilai-nilai Pancasila berasal dari bangsa sendiri = kausa materialis, sehingga Bgs Indonesia tidak dapat dipisahkan dgn nilai-nilai Pancasila
2. Landasan Kultural
2. Landasan Kultural Ciri khas pandangan hidup , falsafah bangsa yang berbeda dgn lainnya.
Falsafah hidup tersebut diangkat dari nilai-nilai kultural melalui refleksi filosofis pendiri negara. Lanjutan…..
Lanjutan…..
2. Landasan Filosofis
2. Landasan Filosofis
Konsistensi untuk Pancasila sbg Dasar Filsafat negara tindakan realisasi atas nilai-
& pandangan filosofis bangsa nilai sila Pancasila Cerminan realisasi filosofis asli bangsa Indonesia C. PANCASILA SECARA ILMIAH
C. PANCASILA SECARA ILMIAH Pengetahuan menurut Sifatnya
Pengetahuan menurut Sifatnya
Pengetahuan yang terjadi secara serta merta tanpa melalui pengalaman Pengetahuan yang terjadi berdasar pengalaman yang dikenal .
Pengetahuan berdasarkan gradasinya Pengetahuan berdasarkan gradasinya
P. Keagamaan ( Religious Knowledge )
P. Keagamaan ( Religious
Knowledge ) P. Kefilsafatan
( Philosophical Knowledge )
P. Ilmiah / Ilmu ( Scientific Knowledge /Science P. Pra Ilmiah/ P. Biasa
( Common sense knowledge ) Pengetahuan inderawi
Pengetahuan menuju hakikat objek ( melalaui refleksi: analisa,pemahaman, deskripsi, penafsiran, spekulasi
Pengetahuan wahyu melalui keyakinan (terjadi melalui proses keyakinan shg sifatnya
“dogmatik tradisional”
Pengetahuan sistemik melalui metodologi ilmiah
Pengetahuan Ilmiah berdasarkan gradasinya
Pengetahuan Ilmiah berdasarkan gradasinya
Menjawab pertanyaan “apa”
Fil. Pancasila
P. Essensi
Menjawab pertanyaan “ ke mana”
P.Normatif
PYK P. Kausal
Menjawab pertanyaan”Mengapa”
P. Deskriptif
Menjawab pertanyaan “Bagaimana”
Syarat Pengetahuan Ilmiah
Syarat Pengetahuan Ilmiah
Ber Objek ( Formal & Material ) Ber Metode Bersifat
Universal
4 Syarat Pengetahuan Ilmiah
4 Syarat Pengetahuan Ilmiah Pada Pancasila
Pada Pancasila Ber Objek
( Formal : YK, Filsafat) ( Material : empiris , non empiris ) Ber Metode
Bersifat Universal
( Analitico Syntetic ) ( Hermeunetik )
Sila-sila sesuai kenyataan, umum, tidak terbatas ruang &waktu
Penerapan Jenis Pengetahuan Ilmiah Pada Pancasila Penerapan Jenis Pengetahuan Ilmiah Pada Pancasila
Kajian mengenai hakikat dari isi arti Pancasila
P. Essensi Kajian mengenai pedoman, norma hukum sbg realisasi & kongkritisasi nilai Pancasila
P.Normatif Kajian mengenai kausalitas Pancasila ( K Materialis:asal mula bahan; asli ada pada bangsa)
( K Formalis: asal mula bentuk;susunan & rumusan aline 4 ( K Efisien: asal mula karya;perumusan BPUPKI,pentpn PPKI P. Kausal
(sbg pembentuk negara) ( K Finalis: asal mula tujuan ;Pancasila sbg dasar filsft neg.) Kajian mengenai sejarah perumusan , bentuk & susunan
P. Deskriptif otentik, kedudukan & fungsi
PANCASILA
PANCASILA
Pancasila
( Pengertian )
Etimologis Historis Terminologis
- Bhs Sansekerta (Panca=5, Syila= Dasar/alas/sendi)
- Syiila = Aturan tingkah laku yang baik/ pen
- Tri Pitaka Budha ( 5 aturan
berupa larangan = membunuh, mencuri,berzina, berdusta, minum miras)
- Negara Kertagama;Pu Prapanca; Majapahit 1365 &Sutasoma;Pu Tantular ( 5 batu sendi kesusilaan berupa larangan = tindak kekerasa, mencuri,berhati dengki,berdusta,minum miras)
- Digunakan untuk memberi nama dasar fils negara.
- Prosesnya : Pengusulan ( Sukarno, sidang BPUPKI 1 Juni 1945) Perumusan (Panitia 9 BPUPKI 22 Juni 1945 dlm Piagam Jakarta) Penetapan ( PPKI, 18 Agst 1945,
dlm Pembukaan UUD 1945 Peresmian ( MPRS, 5 Juli 1966, dlm Tap MPRS No. PANCASILA PANCASILA Pancasila
(Asal Mula )
Langsung Tak Langsung
( proses terjadinya Pancasila (asal mula sebelum Proklamasi ) sbg dasar filsafat negara; sesudah & menjelang Prokl) Bgs Indons sbag kausa materialis Kausa Materialis
Nilai2 Pancasila sdh ada dan tercermin dalam kehidupan
Kausa Formalis
sehari-hari bangs Indonesia sebelum membentuk negara dan ditetapkan sbg dasar negara .
Ex;nilai dalam adat,
Kausa Effisien
kebudayaan, nilai religius dalm hidup sehari-hari. BENTUK SUSUNAN PANCASILA BENTUK SUSUNAN PANCASILA ( Hierarkis Piramidal )
( Hierarkis Piramidal ) Sila V
Sila IV Sila III Sila II
Sila I Sila yang
Sila yang di depan mendasari, meliputi dan menjiwai sila- di depan mendasari, meliputi dan menjiwai sila- sila dibelakangnya atau sila dibelakang didasari, sila dibelakangnya atau sila dibelakang didasari,
Sila 1 menjiwai sila 2,3,4,&5 Sila 2 dijiwai sila 1 dan menjiwai sila 3,4 & 5
Sila 3 dijiwai sila 1,2 dan menjiwai sila 4 & 5 Sila 4 dijiwai sila 1,2,3 dan menjiwai sila 5
Sila 5 dijiwai sila 1,2,3,4
Sila dibelakang sila lainya itu adalah penjelmaan / pengkususan sila-sila dimukanya BENTUK SUSUNAN PANCASILA BENTUK SUSUNAN PANCASILA ( Kesatuan Majemuk Tunggal Bersifat Organis )
( Kesatuan Majemuk Tunggal Bersifat Organis )
Masing-masing sila tidak terpisahkan satu sama lain dalam hal kesatuannya Masing-masing sila mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri Masing-masing sila berbeda namun tidak
Kesatuan organis dari
bertentangani
kemajemukan akan menghidupkan
Masing-masing sila atau bagian saling
kedudukan dan fungsi-
melengkapi
fungsi sila dalam satu kesatuan yang utuh
Masing-masing sila atau bagian tidak boleh dilepas-pisahkan satu sama lain Masing-masing sila atau bagian bersatu untuk terwujudnya keseluruhan, dan keseluruhan membina bagian2
Fungsi Sila-Sila Fungsi Sila-Sila
FUNDAMEN Sila 1 sbg MORAL NEGARA
MORAL NEGARA Sila 2 sbg MORAL NEGARA
(FMN) Sila 3 sbg DASAR NEGARA
FUNDAMEN POLITIK Sila 4 sbg SISTEM NEGARA
NEGARA (FPN) Sila 5 sbg TUJUAN NEGARA
Sila 1 Sila 4 Sila 2 Sila 3
Sila 5 Fundamen Moral Negara (FMN) menjiwai
Hubungan FMN & FPN
Hubungan FMN & FPN
Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan Yang Adil & Beradab
( Terkandung 3 Hukum: Hk Tuhan, Hk Kodrat, Hk Etik )
Menjiwai (4)
Pokok Pikiran Persatuan (1) (Sila 3) Kerakyatan,Permusyawarat an Perwakilan (3) (Sila 4)
Pokok Pikiran Keadilan Sosial (2) (Sila 5) Sebagai Dasar
Negara Sebagai Sistem Negara Sebagai Tujuan
Negara Fundamen Politik Negara/FPN Fundamen Moral Negara/FMN BENTUK SUSUNAN PANCASILA BENTUK SUSUNAN PANCASILA ( Saling Mengkualifikasi/Mengisi )
( Saling Mengkualifikasi/Mengisi ) Mengandung 4 sila lainnya Masing-Masing Sila
Dikualifikasi oleh 4 sila lainnya Sila 1 juga mengandung sila 2,3,4,5 Sila 2 juga mengandung sila 1,3,4,5 Sila 3 juga mengandung sila 1,2,4,5 Sila 4 juga mengandung sila 1,2,3,5 Sila 5 juga mengandung sila 1,2,3,4 Syarat Sistem Syarat Sistem
Merupakan tata yang konsiten & Merupakan satu kesatuan Koheren tidak mengandung kontradiksi
SISTEM
Segala sesuatunya mengarah Ada kaitan antara bagian Pada tujuan yang satu dan sama Yang satu dengan lainnya
Ada kerja sama yang Serasi dan seimbang Landasan Antropologi Pancasila
Landasan Antropologi Pancasila
Unsur Anorganis Jasmani/ Unsur Vegetatif Tubuh
Unsur Animal Susunan Kodrat
Monodualis Akal Jiwa
M Rasa O N
Karsa O Makhluk P Hakikat
Individu L Sifat
Manusia Monodualis U
Kodrat R Makhluk A Sosial L
I S Makhluk Otonom Kedudukan
Monodualis Kodrat Makhluk
Kata Kunci
Kata Kunci
Manusia seutuhnya digunakan untuk
Manusia seutuhnya digunakan untuk
memahami arti makna Pancasila memahami arti makna Pancasila sebagai ideologi pembangunan serta sebagai ideologi pembangunan serta tujuan jangka panjang yang hendak tujuan jangka panjang yang hendakdicapai bersama. Ideologi pemba
dicapai bersama. Ideologi pemba
ngunan bercorak “ ngunan bercorak “ antroposentrik antroposentrik
religius religius
” da ” da l l am arti manusia yang am arti manusia yang berada pada tempat yang sentral berada pada tempat yang sentral sebagai subjek dan sekaligus objek sebagai subjek dan sekaligus objek
ISI ARTI
us Singular & Singular &
Kongkrit Kongkrit
Isi arti yang tidak terbatas ruang,waktu,keada- an,situasi,kondisi maupun jumlah.
Menunjuk pada makna essensial: Tuhan, manusia,satu,rakyat
, adil
Wujud pelaksanaan secara kongkret dalam hidup kenegaraan
Indonesia. Mrpkn pedoman normatif dalam perundangan.
Ex. Sila 1: Pembukaan UUD45 Al 4, Psl 29 ayat 2.
Sila 2:Ps 27,28 Wujud pelaksanaan secara kongkret dlm bid khusus namun nyata seperti,
Ipoleksusbud, organisasi,pendidik- an .Bisa berkembang dan dinamis . Ex. UU
Politik 85 mjd 99 no 2,3,4 . Pendidikan,
BUMN dll
.
.
Negara Pancasila rakyat pemerintah
Paham Negara Integralistik wilayah Mengatasi semua Paham gol, tidak Negara memihak dan melindungi Kebangsaan Paham Negara Persekutuan Persatuan hidup sosial masyarakat Indonesia Kesatuan bangsa,pulau, budaya,golongan Merupakan sumber tertib hukum tertinggi
Terdiri atas 4 alinea. Pernyataan Kemerdekaan Alinea 1 Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atasdunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan & perikeadilan Alinea 2
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaul at adil dan makmur Alinea 3
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Alinea 4 Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan neg
Indonesia ang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa…..keadilan sos bagi seluruh rakyat Indonesia
Pernyatana tidak memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-pasalnya ( penjelasan atas peristiwa/keadaan yang mendahului terbentuknya negara RI)
Memiliki hubungan kausal dengan pasal- pasalnya, dalam sudut:
1. UUD ditentukan akan ada
2. Yang diatur dlm UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan neg yang memenuhi berbagai syarat
Hakikat Sebagai Pokok Kaidah Negara Pembukaan UUD 1945 Yg Fundamental . (staatsfundamentalnorm)
Dari segi terjadinya: Sbg kehendak bersama
Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
Dari segi isinya:
- sumber hukum positif
- Dasar tujuan negara (umum dan pokok2 pikiran meliputi suasana
khusus) kebatinan, mewujudkan cta-cita hukum,
- Ketentuan diadakanya UUD ( maka menguasai hukum dasar tertulis (UUD) disusunlah kemerdekaan… dan tak tertulis/konvensi
- Bentuk negara (susunan>pokok pikiran terkongkritisasi dalam psl2 berkedaulantan rakyat)
- pasal-pasal dijabarkan dalam h
- Dasar Fils. Neg. (dengan berdasar positif dibawahnya
pada ketuhanan…....sosial
Memenuhi Syarat Adanya Tertib Tetap terlekat pada
Hukum Indonesia kelangsungan hidup negara
Adanya Kesatuan Subjek; Adanya Kesatuan Daerah Tak dapat diubah penguasa atas peraturan :seluruh tumpah darah, oleh siapapun hukum ( Al:4) Al. 4
Sebagai pengejawantahan Proklamasi Adanya Kesatuan asas Adanya Kesatuan waktu, kerokhanian; dasar dari dimana perat. hkm Sbg tertib hukum
Pengertian Isi Pembukaan UUD 1945
Hak Kodrat Alinea 1
Realisasi perjuangan cita-cita Alinea 2
Nilai religius, moral, pernyataan ulang Prokl Alinea 3
Tujuan Negara
Alinea 4
Ketentuaan Diadakannya UUD Negara Bentuk Negara Dasar Filsafat Negara Alinea I Alinea II
Pertanggung jawaban atas pernyataan Penetapan cita-cita bangsa yang ingin kemerdekaan yang sudah selayaknya, dicapai dengan kemerdekaan ; berdasar hak kodrat yang mutlak dari terpeliharanya kemerdekaan, kedaulatan moral bangsa untuk merdeka negara,kesatuan bangsa,neg & daerah atas dasar hukum dan moral, untuk kemakmuran bersama yang berkeadilan
Tujuan Pembukaan UUD 1945
Alinea IV Alinea III
Penegasan bahwa untuk melaksanakan Penegasan bahwa proklamasi menjadi segala hal dalam perwujudan hal-hal permulaan dan dasar hidup kebangsaan tertentu dalam alinea 4, sebagai dan kenegaraan yang luhur dan suci pedoman dan pegangan yang tetap dan dalam lindungan Tuhan praktis dalam realisasi hidup bernegara berdasar Pancasila
Makna Alinea 1 Dalil Objektif
- Bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusisaan dan perikeadilan
- Bahwa semua bangsa di dunia harus dapat menjalankan hak asasinya yaitu hak untuk merdeka
Pernyataan Subjektif
Aspirasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan
Landasan Pokok Politik Luar Negeri
Dasar hukum dari pembentukan negara Republik Indonesia
Bahwa berdasarkan hukum alam adalah hak asasi setiap bangsa untuk memperoleh kemerdekaan
- Melawan setiap bentuk penjajahan, mendukung kemerdekaan setiap bangsa
- menentang setiap hal atau sifat yang tidak
Makna Alinea 2
Alinea ini menunjukkan ketajaman penilaian :
Alinea ini menunjukkan unsur-unsur negara merdeka, menurut anggapan bangsa Indonesia , yaitu :
- Bahwa perjuangan pergerakan Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan
- Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan
- Bahwa kemerdekaan tersebut bukanlah tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu ,berdaulat, adil dan makmur
MERDEKA BERSATU
ADIL
BERDAULAT
MAKMUR
Makna Alinea 3
Pengukuhan dari Proklamasi kemerdekaan Membuat motivasi spiritual yang luhur, suatu kehidupan yang seimbang material dan spiritual di dunia dan akhirat
Menunjukkan ketagwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME. Berkat ridhoNya bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya.
Menunjukkan adanya perjanjian masyarakat atau perjanjian membentuk negara
Berbeda dengan teori Thomas Hobbes, John Locke, Rousseau, sehingga perjanjian ini merupakan :
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa
Didorong oleh keinginan yang luhur: supaya berkehidupan kebangsaan
Makna Alinea 4 Tujuan perjuangan :
Negera Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuan yaitu :
Dirumuskan adanya: Unsur-unsur Negara ( teori Klasik):
Pemerintah, Bangsa, Wilayah Tujuan negara Indonesia:
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
- Nasional
- International Sistem Hukum dasar kita :
UUD 1945 ( Hukum Dasar Tertulis) Prinsip Dasar:
Menyusun kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam satu UUD Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara yang berkedaulan rakyat Dasar Falsafah Negara :
Bentuk negara : REPUBLIK Kekuasaan tertinggi : KEDAULATAN
RAKYAT
Pokok Pikiran I “PERSATUAN” Fundamen Pokok Pikiran II Politik “KEADILAN SOSIAL” Negara Pokok-Pokok Pikiran Pembukaan UUD 45 Pokok Pikiran III “KEDAULATAN RAKYAT” Fundamen Moral
Pokok Pikiran IV
Negara
“KETUHANAN &
(juga landasanKEMANUSIAAN”
kejiawaan hukum dasarKedudukan Pembukaan UUD 45
- Sbg pernyataan kemerdekaan yang terperinci
- Mengandung dasar,rangka dan suasana bagi negara dan hukum Indonesia -Memuat sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara
- Mengandung pengakuan atas adanya macam-macam hukum : nilai hukum Tuhan, hukum kodrat,hukum etis,hukum filosofis
Hukum Kodrat Hukum Etis
Cita-Cita Kemerdekaan Hukum Tuhan Hukum Etis
Hukum Filosofis (Pancasila)
Alinea I Alinea II
Alinea III Alinea IV
PERANAN PANCASILA
PERANAN PANCASILA
Kedudukan Pancasila Kedudukan Pancasila
- Bersifat tetap, kuat dan terlekat
Bersifat tetap, kuat dan terlekat pada kehidupan bangsa dan Negara pada kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesatuan Republik Indonesia
- Kedudukan Pancasila bersifat
Kedudukan Pancasila bersifat “abadi” bagi bangsa dan Negara “abadi” bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia
PANCASILA
YURIDIS. KONS KULTURAL PEMBANGUNAN DAN KEILMUAN PANDANGAN HIDUP BANGSA DASAR NEGARAIDEOLOGI NEGARA ETOS BUDAYA PARADIGMA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
IPTEKS MEMBANGUN KEHIDUPAN
RELIGIUS
HUMANISTIS
NASIONALIS
TUJUAN
Fungsi dan Peranan Pancasila Fungsi dan Peranan Pancasila
- Pandangan Hidup Bangsa, yakni Pancasila
Pandangan Hidup Bangsa, yakni Pancasila dipakai sebagai petunjuk hidup sehari-hari. dipakai sebagai petunjuk hidup sehari-hari
- Dasar Filsafat Negara, yakni Pancasila
Dasar Filsafat Negara, yakni Pancasila dipakai sebagai landasan penyelenggaraan dipakai sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan negara. pemerintahan negara
- Ideolologi Negara (Nasional), yakni
Ideolologi Negara (Nasional), yakni Pancasila merupakan cita-cita yang ingin Pancasila merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh negara. diwujudkan oleh negara
- Etika Politik di Indonesia
Etika Politik di Indonesia
- Etos Budaya
Etos Budaya
- Paradigma Pembangunan Nasional
Paradigma Pembangunan Nasional
Pancasila Sebagai Pandangan
Hidup Bangsa a.a.
Arti Pandangan Hidup: Arti Pandangan Hidup:
Wawasan Wawasan menyeluruh kehidupan yang terdiri dari menyeluruh kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur nilai-nilai luhur .
.
Fungsi Pandangan Hidup Sebagai Fungsi Pandangan Hidup Sebagai
Kerangka Acuan Untuk: Kerangka Acuan Untuk:
- Menata kehidupan diri pribadi
Menata kehidupan diri pribadi
- Menata hubungan antar manusia dengan
Menata hubungan antar manusia dengan masyarakat masyarakat
- Menata hubungan antar manusia dengan
Menata hubungan antar manusia dengan
- Dalam Pandangan Hidup Bangsa Terkandung:
- Urgensi Pandangan Hidup Bangsa Bagi Suatu Bangsa:
Memandang persoalan yang dihadapi Memandang persoalan yang dihadapi
Membangun dirinya
Memiliki pedoman dan pegangan dalam memecahkan masalah masalah
Memiliki pedoman dan pegangan dalam memecahkan
Tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan Tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan
Menentukan arah serta cara memecahkan persoalan
Menentukan arah serta cara memecahkan persoalan
Urgensi Pandangan Hidup Bangsa Bagi Suatu Bangsa:
b. b.
Wujud kehudupan yanng dianggap baik Wujud kehudupan yanng dianggap baik
Dasar pikiran yang terdalam Dasar pikiran yang terdalam
Konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan Konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan
Dalam Pandangan Hidup Bangsa Terkandung:
Kristalisasi dan institusionalisasi Kristalisasi dan institusionalisasi nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenaran dan ketepatan serta kemanfaatannya bagi bangsa, kebenaran dan ketepatan serta kemanfaatannya bagi bangsa, menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam bentuk sikap, menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam bentuk sikap, perilaku dan perbuatan. perilaku dan perbuatan.
Arti Pandangan Hidup Bangsa: Arti Pandangan Hidup Bangsa:
Membangun dirinya
Negara Negara
a. Pengertian Dasar Negara: alas atau fundamen yang alas atau fundamen yang menjadi tumpuan dan memberi kekuatan kepada menjadi tumpuan dan memberi kekuatan kepada berdirinya negara. Di atas landasan atau fundamen itulah berdirinya negara. Di atas landasan atau fundamen itulah negara didirikan, ditegakkan dan dipertahankan. negara didirikan, ditegakkan dan dipertahankan.
Pancasila Sebagai Dasar Filsafat
Pancasila Sebagai Dasar Filsafat
a. Pengertian Dasar Negara:
- “
“ Dasar Negara”
Dasar Negara” itu berasal dari itu berasal dari
“Pandangan Hidup “Pandangan Hidup
Bangsa” yang bersangkutan Bangsa” yang bersangkutan
“Pandangan Hidup Bangsa” “Pandangan Hidup Bangsa” menjadi menjadi
“Pandangan Hidup “Pandangan Hidup Negara”.
Negara”.
- Di dalam “Dasar Negara” terkandung
Di dalam “Dasar Negara” terkandung “prinsip-prinsip
“prinsip-prinsip dasar yang menjadi induk, pangkal tolak dan dasar yang menjadi induk, pangkal tolak dan pengontrol”: pengontrol”:
jalannya pemerintahan dan kehidupan negara jalannya pemerintahan dan kehidupan negara
serta kehidupan warga negara. serta kehidupan warga negara.
. Setelah berdirinya negara . Setelah berdirinya negara
c. Negara Indonesia didirikan di atas satu landasan atau
fundamen “Pancasila”. fundamen “Pancasila”.
c. Negara Indonesia didirikan di atas satu landasan atau
d. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara:
d. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara:
- Pancasila merupakan sumber kaidah hukum
Pancasila merupakan sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur NKRI beserta seluruh konstitusional yang mengatur NKRI beserta seluruh
unsur-unsurnya (rakyat, wilayah dan pemerintahan)
unsur-unsurnya (rakyat, wilayah dan pemerintahan)
- Pancasila merupakan landasan penyelenggaraan negara
Pancasila merupakan landasan penyelenggaraan negara dan kehidupan NKRI. dan kehidupan NKRI.
e. Implikasinya, Pancasila sebagai Dasar Negara:
e. Implikasinya, Pancasila sebagai Dasar Negara:
- Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
- Terkait dengan struktur kekuasaan secara formal
Terkait dengan struktur kekuasaan secara formal
- Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang
Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara. menguasai hukum dasar negara.
PANCASILA Pasal-pasal UUD 1945
Peraturan-peraturan Hukum dan atau Peraturan Perundangan lainnya, seperti:
TAP. MPR, UU.PERPU, PP, KEPPRES, PERDA dan peraturan-peraturan
pelaksana lainnya yang bersifat operasional
dijelmakan dijabarkan
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
ETIMOLOGI ETIMOLOGI
Eidos = Cita-cita
Eidos = Cita-cita
Logos = studi atau telaah
Logos = studi atau telaah
TERMINOLOGIS
TERMINOLOGIS
Komplek pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan
Komplek pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan
menjadi landasan untuk memahami realitas serta menjadi landasan untuk memahami realitas serta menentukan sikap dasar untuk menanganinya. menentukan sikap dasar untuk menanganinya.
Ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat
Ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya mengadakan distansi terhadap duna kemampuannya mengadakan distansi terhadap duna kehidupannya. Antara ideologi dan realitas memiliki kehidupannya. Antara ideologi dan realitas memiliki hubungan dialektis (timbal balik) hubungan dialektis (timbal balik)
Dalam hubungannya dengan negara, ideologi dapat diartikan :
Dalam hubungannya dengan negara, ideologi dapat diartikan :
- Konsensus tentang nilai-nilai dasar suatu masyarakat yang
- Konsensus tentang nilai-nilai dasar suatu masyarakat yang
bernegara.
bernegara.
- Kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara
- Kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara
sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan
sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya, termasuk hidup bernegara.
kehidupannya, termasuk hidup bernegara.
Interpretasi
Preskripsi (seperangkat nilai)
Retorika (orientasi pada tindakan)
Keyakinan, mitos, dan loyalitas
DIMENSI IDEOLOGI
Dimensi Realita, Idealisme, dan
fleksibelitas (menurut Alfian)
Dimensi Teleologis, Etis, dan
Integral-Integratif (menurut
Soerjanto Poespowardojo)
Penjelasan Unsur;
Penjelasan Unsur;
Interpretasi, Preskripsi (seperangkat nilai, Retorika (orientasi
Interpretasi, Preskripsi (seperangkat nilai, Retorika (orientasi
pada tindakan) pada tindakan) Adanya suatu “penafsiran atau pemahaman” terhadap
Adanya suatu “penafsiran atau pemahaman” terhadap kenyataan. kenyataan.
Setiap Ideologi memuat seperangkat nilai-nilai atau suatu
Setiap Ideologi memuat seperangkat nilai-nilai atau suatu “preskripsi” moral. “preskripsi” moral.
Memuat suatu orientasi pada tindakan (retorika), ideologi
Memuat suatu orientasi pada tindakan (retorika), ideologi
merupakan suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan
merupakan suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan
nilai-nilai yang termuat didalamnya. Pemahaman terhadap nilai-nilai yang termuat didalamnya. Pemahaman terhadapkenyataan tidak bertujuan untuk memberi informasi dan
kenyataan tidak bertujuan untuk memberi informasi dan
menjelaskan, tetapi agar sesuatu dikerjakan, yaitu menjelaskan, tetapi agar sesuatu dikerjakan, yaitu mentransformasi dunia. mentransformasi dunia.
Keyakinan, mitos dan loyalitas
Keyakinan, mitos dan loyalitas
Unsur keyakinan :
Unsur keyakinan : setiap ideologi selalu memuat konsep- setiap ideologi selalu memuat konsep- konsep dasar yang menggambarkan seperangkat konsep dasar yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku para keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku para pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita- pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita- citakan. citakan.
Unsur mitos :
Unsur mitos : setiap ideologi selalu memitoskan suatu setiap ideologi selalu memitoskan suatu ajaran dari seseorang atau suatu badan sebagai kesatuan, ajaran dari seseorang atau suatu badan sebagai kesatuan, yang secara fundamental mengajarkan suatu cara yang secara fundamental mengajarkan suatu cara bagaimana sesuatu hal yang ideal itu pasti akan dapat bagaimana sesuatu hal yang ideal itu pasti akan dapat dicapai. dicapai.
Unsur loyalitas:
Unsur loyalitas: setiap ideologi selalu menuntut adanya setiap ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan optimal para pendukungnya. loyalitas serta keterlibatan optimal para pendukungnya.
Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal dalam Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal dalam ideologi terkandung juga adanya tiga sub-unsur, yaitu; ideologi terkandung juga adanya tiga sub-unsur, yaitu; rasional, pengahayatan dan susila rasional, pengahayatan dan susila
Struktur Kognitif
Membentuk Identitas
Orientasi dasar Norma yang menjadi
pegangan
Kekuatan yangmenyemangati
Ideologi Negara Pancasila
Ideologi Negara Pancasila
- Ideologi sebagai pandangan hidup bangsa
Ideologi sebagai pandangan hidup bangsa yang dikembangkan berdasarkan kepentingan yang dikembangkan berdasarkan kepentingan ttt mempunyai nilai-nilai bersifat tetap dan ttt mempunyai nilai-nilai bersifat tetap dan mampu berkembang secara dinamis. mampu berkembang secara dinamis.
- Ideologi negara Pancasila:
Ideologi negara Pancasila: pandangan hidup pandangan hidup bangsa Indonesia yang dikembangkan bangsa Indonesia yang dikembangkan berdasarkan kepentingan ttt negara Indonesia. berdasarkan kepentingan ttt negara Indonesia.
- Pancasila sebagai ideologi negara atau nasional
Pancasila sebagai ideologi negara atau nasional ada yang bersifat tertutup (mempunyai nilai- ada yang bersifat tertutup (mempunyai nilai- nilai bersifat tetap) dan terbuka ( bersifat nilai bersifat tetap) dan terbuka ( bersifat dinamis). dinamis).
Pandangan Hidup Bangsa Dasar Negara
Ideologi Negara
HUBUNGAN FUNGSI DAN PERANAN PANCASILA HUKUM DASAR HUKUM DASAR
Hukum Dasar Dibedakan Menjadi 2 Hukum Dasar Dibedakan Menjadi 2
Macam, Yaitu: Macam, Yaitu: 1.
1. Hukum Dasar Yang Tertulis (UUD) Hukum Dasar Yang Tertulis (UUD)
2.
2. Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis (Konvensi)
(Konvensi)
Hukum Dasar Yang Tertulis
Hukum Dasar Yang Tertulis
(UUD)
(UUD) Aturan-aturan dasar tertulis yang
Aturan-aturan dasar tertulis yang dipakai sebagai landasan dalam dipakai sebagai landasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan neg.
penyelenggaraan pemerintahan neg.
Tertuang di dalam dokumen yang
Tertuang di dalam dokumen yang memuat aturan-aturan (ketentuan- memuat aturan-aturan (ketentuan- ketentuan pokok atau dasar-dasar ketentuan pokok atau dasar-dasar ketatanegaraan) yang bersifat kekal ketatanegaraan) yang bersifat kekal dan luhur. dan luhur.
Yang dimaksud dengan sifat “kekal”
Yang dimaksud dengan sifat “kekal”
UUD (Hk Dasar Yg Tertulis): UUD (Hk Dasar Yg Tertulis):
UUD dimaksudkan untuk dipakai selama-
UUD dimaksudkan untuk dipakai selama- lamanya atau sepanjang masa. lamanya atau sepanjang masa.
Tidak untuk sering diganti atau diubah,
Tidak untuk sering diganti atau diubah, meskipun mengganti dan merubah UUD meskipun mengganti dan merubah UUD itu boleh saja dilakukan oleh lembaga itu boleh saja dilakukan oleh lembaga yang berwenang dng syarat-syarat dan yang berwenang dng syarat-syarat dan prosedur ttt. prosedur ttt.
Yang dimaksud dengan sifat
Yang dimaksud dengan sifat
“luhur” UUD: “luhur” UUD:
UUD itu dijunjung tinggi dan dihormati,
UUD itu dijunjung tinggi dan dihormati, dipatuhi dan ditaati, tidak boleh dipatuhi dan ditaati, tidak boleh disimpangi. disimpangi.
Contoh: salah satu upaya memelihara sifat
Contoh: salah satu upaya memelihara sifat
luhur UUD, adanya sumpah jabatan yang
luhur UUD, adanya sumpah jabatan yang
dilakukan oleh pejabat-pejabatn negara. dilakukan oleh pejabat-pejabatn negara.Cara Timbulnya UUD: Cara Timbulnya UUD:
Melalui pemberian
Melalui pemberian
Melalui pembuatan Melalui pembuatan
Melalui revolusi
Melalui revolusi Motivasi Timbulnya UUD:
Motivasi Timbulnya UUD:
Menjamin hak-hak warga negara Menjamin hak-hak warga negara
Menciptakan sistem ketatanegaraan
Menciptakan sistem ketatanegaraan
Menjamin penyelenggaraan ketata-negaraan Menjamin penyelenggaraan ketata-negaraan
Effektivitas kerja sama
Effektivitas kerja sama
Fungsi UUD:
Fungsi UUD:
Sebagai landasan dasar penyelenggaraan negara.
Sebagai landasan dasar penyelenggaraan negara.
Penjamin hak-hak asasi manusia dan warga negara. negara.
Penjamin hak-hak asasi manusia dan warga
- Perubahan UUD dpt dibedakan menjadi 2 (dua) macam:
perundang-undangan biasa atau badan yang secara khusus
masih tetap utuh, sedang teks baru penggantinya dilampirkan
dengan teks baru; (b) secara tidak langsung, yaitu teks lama
dengan teks baru; (b) secara tidak langsung, yaitu teks lama
yaitu teks lama yang ingin diubah langsung dihapus dan digantikan
yaitu teks lama yang ingin diubah langsung dihapus dan digantikan
2. Dipandang dari sudut “caranya” merubah: (a) secara langsung,
2. Dipandang dari sudut “caranya” merubah: (a) secara langsung,
dibentuk untuk merubah UUD; dibentuk untuk merubah UUD;
perundang-undangan biasa atau badan yang secara khusus
KEDUDUKAN UUD
KEDUDUKAN UUD
1.Dipandang dari sudut “badan” yang merubahnya: badan
1.Dipandang dari sudut “badan” yang merubahnya: badan
Perubahan UUD dpt dibedakan menjadi 2 (dua) macam:
Namun perubahan thd UUD dpt saja dilakukan jika dipandang perlu, untuk disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan jaman. disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan jaman.
Namun perubahan thd UUD dpt saja dilakukan jika dipandang perlu, untuk
kedudukan yang bersifat tetap sepanjang masa.
kehidupan bangsa dan negara yang bersangkutan, Jadi mempunyai kehidupan bangsa dan negara yang bersangkutan, Jadi mempunyai kedudukan yang bersifat tetap sepanjang masa.
Pada prinsipnya setiap UUD dimaksudkan untuk dipakai sepanjang masa
Pada prinsipnya setiap UUD dimaksudkan untuk dipakai sepanjang masa
masih tetap utuh, sedang teks baru penggantinya dilampirkan pada naskah UUD tsb. pada naskah UUD tsb.
SIFAT ATAU CIRI-CIRI: SIFAT ATAU CIRI-CIRI:
Merupakan peraturan perundangan yang tertinggi
Merupakan peraturan perundangan yang tertinggi dalam negara. dalam negara.
Mengikat pemerintah, lembaga-lembaga
Mengikat pemerintah, lembaga-lembaga kenegaraan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, kenegaraan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, warga negara dan penduduk. warga negara dan penduduk.
Menjadi dasar dan sumber hukum bagi segala
Menjadi dasar dan sumber hukum bagi segala peraturan hukum dan peraturan perundang- peraturan hukum dan peraturan perundang- undangan. undangan.
Menjadi alat pengontrol dan alat pengecek.
Menjadi alat pengontrol dan alat pengecek.
HUKUM DASAR YANG TIDAK TERTULIS
HUKUM DASAR YANG TIDAK TERTULIS
Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. dalam praktek penyelenggaraan negara.
Hk Dasar yang Tdk Tertulis disebut juga
Hk Dasar yang Tdk Tertulis disebut juga “Konvensi”. Contoh: pengambilan putusan secara
“Konvensi”. Contoh: pengambilan putusan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat; laporan
musyawarah untuk mencapai mufakat; laporan
pertanggungjawabab Presiden kepada MPR atas
pertanggungjawabab Presiden kepada MPR atas
pelaksanaan tugas dan penggunaan wewenang
pelaksanaan tugas dan penggunaan wewenang
yang dilimpahkannya; pidato kenegaraan yang dilimpahkannya; pidato kenegaraan
Presiden di depan sidang paripurna DPR setiap
tanggal 16 Agustus. tanggal 16 Agustus.Presiden di depan sidang paripurna DPR setiap
Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis
Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis
Mempunyai Sifat-sifat Sbb: Mempunyai Sifat-sifat Sbb:
Merupakan aturan-aturan dasar sebagai
Merupakan aturan-aturan dasar sebagai komplementer bagi UUD. komplementer bagi UUD.
Tidak bertentangan dengan UUD.
Tidak bertentangan dengan UUD.
Berupa ketentuan-ketentuan atau merupakan
Berupa ketentuan-ketentuan atau merupakan kebiasaan yang terpilihara dalam praktek kebiasaan yang terpilihara dalam praktek penyelenggara negara. penyelenggara negara.
Diterima oleh rakyat, dan berjalan paralel atau sejajar dengan UUD. sejajar dengan UUD.
Diterima oleh rakyat, dan berjalan paralel atau
ARTI UUD 1945
ARTI UUD 1945 Keseluruhan naskah yang terdiri atas Keseluruhan naskah yang terdiri atas
Pembukaan, Batang Tubuh atau Isi, dan Pembukaan, Batang Tubuh atau Isi, dan Penjelasan.
Penjelasan.
Ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18
Ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Agustus 1945.
Diundangkan dalam Berita RI tahun II
Diundangkan dalam Berita RI tahun II nomor 7 tanggal 15 Pebruari 1946. nomor 7 tanggal 15 Pebruari 1946.
UUD 1945 disebut Hukum Dasar Yang Tertulis di Indonesia. Tertulis di Indonesia.
UUD 1945 disebut Hukum Dasar Yang
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen: Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen:
Negara Hukum
Negara Hukum
Sistem Konstitusional Sistem Konstitusional
Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan Rakyat
Presiden tidak bertanggungjawab kepada Presiden tidak bertanggungjawab kepada
DPR DPR
Menteri Negara sebagai pembantu Menteri Negara sebagai pembantu
Presiden Presiden