PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN METODE INVESTIGATIVE SCIENCE LEARNING ENVIRONMENT (ISLE) TERHADAP PENGEMBANGAN KONSEP DALAM MEMPELAJARI SIFAT-SIFAT RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL DI SMA NEGERI 1 SIDIKALANG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN METODE

  

INVESTIGATIVE SCIENCE LEARNING ENVIRONMENT (ISLE)

TERHADAP PENGEMBANGAN KONSEP DALAM MEMPELAJARI

SIFAT-SIFAT RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL

DI SMA NEGERI 1 SIDIKALANG

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika

  

Oleh:

ALPHONSUS TODOFRIEDRICH SIANIPAR

03 1424 034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

  

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN METODE

  

INVESTIGATIVE SCIENCE LEARNING ENVIRONMENT (ISLE)

TERHADAP PENGEMBANGAN KONSEP DALAM MEMPELAJARI

SIFAT-SIFAT RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL

DI SMA NEGERI 1 SIDIKALANG

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika

  

Oleh:

ALPHONSUS TODOFRIEDRICH SIANIPAR

03 1424 034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

  

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  L “Tu Aha p emba buh ma si pe lang na

  Ku Do ar P lanjuyang a hurang, a upersemba

  M T.T

Terimak

Melebihi oaku selal semog

  Persem

  g, itagil lan anggo mar ahkan ka

  M.R.Sia T. Br D kasih dan h hi kata-kat

  M lu bersama oga engkau mbah ng ra melu rhasoman J arya ini anipar,

  (Op. si I Daman

  (Op. si In hormat ku ta, Meleb

  Melebihi se amu bapak u damai dis han us Jesus” i untuk :

  BSc (+) Inno doli) nik, BA nno boru) u padamu: bihi cinta, egalanya. k tercinta, sisi-Nya

  : A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Alphonsus. T. Sianipar. 2011. Pengaruh Pembelajaran Dengan Metode

Investigative Science Learning Environment (ISLE)

  Terhadap Pengembangan

Konsep Dalam Mempelajari Sifat-Sifat Rangkaian Seri Dan Rangkaian Paralel

Di SMA Negeri 1 Sidikalang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuantitatif. Penelitian ini

bertujuan mengetahui: (1)Konsep awal siswa SMA kelas X tentang sifat-sifat pada

rangkaian seri dan paralel. (2) Konsep akhir siswa SMA kelas X tentang sifat-sifat

pada rangkaian seri dan paralel melalui pembelajaran dengan metode investigative

science learning environment (ISLE)

  .Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sidikalang, Kabupaten Dairi,

Sumatera Utara. Obyek penelitian adalah siswa kelas X1 dan X5 yang berjumlah 64

siswa. Kelas X1 merupakan kelas eksperimen dan kelas X5 merupakan kelas kontrol.

  Instrumen penelitian berupa soal pretes dan postes yang berjumlah 20 soal

berbentuk essay. Soal pretes dan postes mencakup materi sifat-sifat rangkaian seri

dan rangkaian paralel. Metode analisis data menggunakan perhitungan statistik uji T.

  Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Kurangnya pemahaman awal siswa

tentang sifat-sifat pada rangkaian seri dan paralel. (2) hasil postes setelah

pembelajaran antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen menunjukan hasil yang

berbeda secara signifikan, hal ini berarti bahwa antara metode investigative science

learning environment (ISLE) lebih baik daripada metode yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran sehari-hari dalam mempelajari sifat-sifat rangkaian seri dan

rangkaian paralel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT

  Alphonsus. T. Sianipar. 2011. The Influence of Learning of

Investigative Science Learning Environment (ISLE) method toward the

Development of Concept in Learning Characteristics of Series and Parallel

Circuits in SMA Negeri 1 Sidikalang, Dairi, North Sumatera. Physics

Education Study Program, Department Education of Mathematical and

Natural Sciences, Faculty of Teachers Training. Sanata Dharma University.

Yogyakarta.

  This research is a quantitative experiment research. The aims of the research are to acknowledge: (1) The initial conceptions of class X students about the characteristics of series and parallel circuits. (2) The final conceptions of class X students about the characteristics of series and parallel circuits with Investigative Science Learning Environment (ISLE) method. The research was conducted in 2 classes, the control class and the experimental class.

  This research was conducted in SMA Negeri 1 Sidikalang, Dairi, North Sumatera. The objects were 64 students of grade X1 and X5. Class X1 was an experimental class and a class X5 was a control class.

  The instruments used in this research were 20 of pretest and posttest questions in the form of essay. The pretest and posttest questions covered the material about the characteristics of the series and parallel circuit. The method of analysis data used T test statistical calculation.

  The results showed (1) Students lack of understanding regarding the characteristics of the series and parallel circuits. (2) After learning through the experimental class and the control class, the posttest resulthas showedits result significantly. This mean that between the Investigative Science Learning Environment (ISLE) methods used by the teachers was better than the methods used by teacher severy day in learning the characteristic of the series and parallel circuits. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat-Nya atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan, sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Dengan Metode Investigative Science Learning Environment (ISLE) Terhadap Pengembangan Konsep Dalam Mempelajari Sifat-Sifat Rangkaian Seri Dan Rangkaian Paralel Di SMA Negeri 1 Sidikalang”, ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

  Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

  2. Drs. Naek K. Lumbantobing selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sidikalang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

  3. Drs. S. Sihombing selaku Wakasek Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Sidikalang, yang telah membantu dalam proses penelitian.

  4. Ibu K. Gultom dan Ibu Umi Ainun selaku guru Fisika SMA Negeri 1 sidikalang yang telah memberikan kemudahan dan membantu dalam melaksanakan penelitian.

  5. Segenap Dosen Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. A.F.M. Sianipar SE, B. Sidauruk SPd, Ivan Ferzola Sianipar ST, F. Silaban, F.O. Sianipar, Innosensius Silaban, Innestasia Silaban, Ivo Silaban, terimakasih atas doa dan dukungan yang kalian berikan.

  7. Teman-teman yang telah banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi ini, Yoseph Asiri Dotheres, Cornelis Andreniko, Ani Susanti Dewi, Elyas Pical Silaban, Wiwi, Salmon Pasaribu. Terima kasih banyak, semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.

  8. Teman-teman Pendidikan Fisika segala angkatan atas kebersamaan dan kerjasamanya selama kuliah.

  9. Teman-teman kost 26 F Pelemkecut, komunitas Sada Pardomuan Universitas Sanata Dharma, Komunitas Ex-Seminari Christus Sacerdos yang berada di Yogyakarta, terima kasih atas bantuannya.

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii ABSTRAK .......................................................................................................... iii

  

ABSTRACT .......................................................................................................... iv

  KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3 BAB II DASAR TEORI A. Hakikat Pembelajaran ....................................................................... 5 B. Investigative Science Learning Environment (ISLE) ........................ 7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D.

  Sifat-sifat Rangkaian Seri ................................................................. 13 E. Sifat-sifat Rangkaian Paralel ............................................................. 15

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 18 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 18 B. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ..................................... 18 C. Subjek Penelitian .............................................................................. 18 D. Perlakuan (treatment) ........................................................................ 18 E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 20 F. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 21 G. Metode Analisis Data ....................................................................... 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 29 A. Deskriptif pelaksanaan penelitian ..................................................... 29 B. Data Dan Analisis Data ..................................................................... 31 C. Pembahasan ....................................................................................... 42 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 45 A. Kesimpulan ....................................................................................... 45 B. Saran ................................................................................................. 46 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Skor pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................. 32Tabel 4.2 Skor pretes dan postes kelas eksperimen ............................................ 34Tabel 4.3 skor pretest dan postest kelas kontrol ................................................. 37Tabel 4.4 skor postest kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................ 39

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 2.1Rangkaian seri yang dipasang dengan voltmeter ............................. 14

Gambar 2.2 Rangkaian seri yang dipasang dengan amperemeter ....................... 14Gambar 2.3 Rangkaian paralel yang dirangkai dengan voltmeter ...................... 15Gambar 2.4 Rangkaian paralel yang dirangkai dengan amperemeter ................. 16

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 49 Lampiran 2 Konsep yang akan diukur dan soal .................................................. 57 Lampiran 3 Kunci jawaban ................................................................................. 67 Lampiran 5 Contoh laporan eksperimen siswa ................................................... 78 Lampiran 6 Surat ijin penelitian .......................................................................... 82 Lampiran 7 Surat keterangan dari SMA Negeri 1 sidikalang ............................. 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam setiap proses pembelajaran fisika, siswa dituntut untuk

  dapat memahami konsep-konsep ilmiah, karena hal ini merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran fisika. Siswa dapat dikatakan berhasil dan paham dalam pembelajaran khususnya pembelajaran fisika apabila siswa tersebut dapat menangkap dan memahami suatu konsep fisika pada materi yang diajarkan. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu melihat apakah konsep yang diajarkan telah dipahami siswa atau belum.

  Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa berarti siswa sebagai pelaku utama atau subyek belajar, kegiatan belajar didominasi siswa, siswa membangun pengetahuannya, dan guru sebagai motivator dan fasilitator dalam menciptakan motivasi belajar yang mendukung supaya kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Agar pembelajaran berjalan dengan baik, diperlukan pengelolaan kelas yang baik, motivasi siswa yang tinggi, bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan, dan pemilihan metode yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Menurut Shapiro yang dikutip Suparno (2006:13), paling sedikit ada tiga kecenderungan pokok bagaimana orang menjelaskan apa dan bagaimana pengetahuan itu terbentuk, yaitu (1) pengetahuan itu adalah fakta, (2) pengetahuan itu merupakan suatu proses pembentukan, dan (3) perlu skema yang lebih menyeluruh. Menurut Suparno (2006:13), pengetahuan ilmiah merupakan suatu proses induksi, yaitu ditemukan lewat pengamatan atas suatu obyek.

  Agar siswa dapat memahami konsep-konsep fisika yang dipelajari, salah satu metode yang baik adalah eksperimen atau percobaan. Tetapi, sering terjadi bahwa kegiatan eksperimen tersebut menjadi sesuatu keharusan. Siswa hanya melakukan eksperiman menurut petunjuk yang diberikan oleh guru, sehingga siswa sering tidak mengetahui kegunaan atau fungsi dari eksperimen yang mereka lakukan.

  Dalam Investigative Science Learning Environment (ISLE), siswa lebih dituntut berperan aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya, sebab para siswa berfikir dan mengkonstruksi pikirannya dengan bercermin pada proses yang dilakukan fisikawan. Dengan demikian para siswa tersebut lebih mengetahui kegunaan atau fungsi eksperimen tersebut.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis berminat untuk meneliti “PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN METODE

INVESTIGATIVE SCIENCE LEARNING ENVIRONMENT (ISLE)

  TERHADAP PENGEMBANGAN KONSEPSI DALAM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MEMPELAJARI SIFAT-SIFAT RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL”.

B. PERUMUSAN MASALAH

  Dengan latar belakang masalah diatas, penulis meneliti permasalahan :

  1. Bagaimanakah konsep awal siswa tentang sifat-sifat rangkaian seri dan paralel?

  2. Bagaimanakah konsep akhir siswa tentang sifat-sifat rangkaian seri dan paralel setelah pembelajaran dengan metode

  

Investigative Science Learning Environment (ISLE)

  ? C.

TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang sifat-sifat rangkaian seri dan paralel melalui pembelajaran

  Investigative Science Learning Environment (ISLE) .

D. MANFAAT PENELITIAN 1.

  Bagi ilmu pengetahun Bagi ilmu pengetahuan dapat memberikan sumbangan berupa informasi mengenai tingkat pemahaman konsep sifat-sifat rangkaian seri dan paralel melalui pembelajaran dengan metode investigative

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagi guru

  Bagi guru mata pelajaran fisika, penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran fisika di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI A. HAKIKAT PEMBELAJARAN Pembelajaran meliputi dua hal utama yaitu belajar dan mengajar. Belajar

  dan mengajar merupakan suatu proses yang sangat penting karena di dalamnya mengandung hubungan atau interaksi antara guru sebagai pengajar dan anak didik sebagai subyek dan sebagai obyek dari kegiatan pembelajaran.

  A.1. Pengertian belajar

  Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku, lingkungan, guru atau teman. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Muhibbin Syah, 1995: 88). Menurut Hilgart, belajar (learning) adalah proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan (Tanlain, Wens, 2005: 16). Pada dasarnya proses belajar yang baik berpedoman pada prinsip belajar, antara lain (1) belajar merupakan proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungannya, (2) belajar senantiasa harus terarah dan jelas bagi siswa, (3) belajar memerlukan bimbingan, (4) belajar merupakan proses berkelanjutan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (5) belajar harus disertai keinginan dan kemampuan yang kuat untuk mencapai hasil dan tujuan (Nitajatun, 2006: 8).

  A.2. Pengertian pembelajaran

  Menurut Gagne dan Briggs, instruksi (pembelajaran) adalah suatu rangkaian peristiwa eksternal yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah (Tanlain, Wens, 2005: 33). Pembelajaran bukanlah proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi merupakan kegiatan yang meningkatkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran berarti partisipasi pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan dan bersikap kritis.

  Peranan guru adalah mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik (Suparno, 1997: 14).

  Pengertian lain pembelajaran ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individu ataupun kelompok, agar pelajaran dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar makin efektif pula pencapaian tujuan (Ahmadi,1997: 52).

  Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pretes, proses belajar mengajar, dan postes. Pretes adalah permulaan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran dan mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai.

  Proses merupakan kegiatan pembelajaran, yakni bagaimana tujuan direalisasikan. Postes adalah kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran guna melihat keberhasilan pembelajaran dengan membandingkan dengan hasil pretes.

  B.

   INVESTIGATIVE SCIENCE LEARNING ENVIRONMENT (ISLE) B.1.Pengertian Investigative Science Learning Environment (ISLE) Investigative Science Learning Environment (ISLE) adalah lingkungan

  belajar sains yang bersifat investigatif, yang artinya mendorong siswa untuk menyelidiki. Menurut Carin dan Sund (Kartika Budi: 1998) sains adalah suatu sistem memahami semesta melalui data-data yang dikumpulkan dengan cara observasi dan eksperimen yang dikontrol. Pembelajaran sains berarti partisipasi siswa dalam membentuk pengetahuan dalam memahami alam semesta. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan di mana siswa tersebut dapat menginvestigasi atau menyelidiki. Dalam hal ini, siswa belajar sains dengan menyelidiki gejala-gejala fisika, yang kemudian diselidiki lebih lanjut melalui suatu eksperimen.

  Dalam artikel Eugenia Etkina dan Alan Van Heuvelen dalam jurnal

  

American Physical Society ( 2004: 1) yang berjudul Investigative Science Learning

:

  Environment dijelaskan bahwa Investigative Science Learning Environment (ISLE) is an

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mirror the processes that physicists use in their real-world practice while constructing knowledge and applying it for useful purposes.

  Jadi, Investigative Science Learning Environment (ISLE) adalah sistem belajar fisika pendahuluan yang mengusahakan secara sadar proses yang digunakan fisikawan dalam hidup nyata siswa sambil mengkonstruksi pengetahuan dan menerapkannya untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat.

  Eugenia Etkina dan Alan Van Heuvelen lebih lanjut menjelaskan: Two key features of this approach. One feature involves students’ development of their own ideas by

  (a) observing phenomena and looking for patterns, (b) developing explanations for these patterns, (c) using these explanations to make predictions about the outcomes of testing experiments, (d) deciding if the outcomes of the testing experiments are consistent with the predictions, and (e) revising the explanations if necessary.

  Another key feature is encouraging students to represent physical processes in multiple ways, thus helping them develop productive representations for qualitative reasoning and for problem solving. Eugenia Etkina, Anna Karelina dan Maria Ruibal dalam artikel yang berjudul Design and Reflection Help Students Develop Scientific Abilities:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Learning in Introductory Physics Laboratories (The Journal of The Learning

Sciences (2010: 58) ) menyatakan:

  ISLE engages students in collaborative knowledge construction to acculturate them in the practice of physics.

  Maka, didalam ISLE, guru tidak memberikan konsep-konsep fisika kepada siswa, melainkan siswa sendiri yang mengkonstruksi konsep-konsep fisika tersebut. Siswa menguasai konsep-konsep yang mereka ciptakan dengan menggunakan berbagai pemikiran dan strategi belajar. Tugas guru adalah merancang suatu strategi untuk membantu siswa membangun konsep-konsep fisika. Setelah para siswa mencoba membangun sendiri konsep-konsep yang mereka pelajari, kemudian mereka analisis dan membuat kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat siswa dapat benar atau berubah setelah mereka mencoba atau bereksperimen tentang konsep yang mereka bangun sebelumnya. Dengan demikian siswa semakin yakin akan kebenaran konsep yang mereka bangun dan memperbaiki konsep sebelumnya jika dalam eksperimen tersebut mereka menemukan letak kesalahan mereka.

  

B.2. Hubungan metode Investigative Science Learning Environment (ISLE)

dengan filsafat konstruktivisme

  Menurut Suparno (1997: 18) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Lebih lanjut Suparno menjelaskan bahwa dalam filsafat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  konstruktivisme, dalam proses belajar, siswalah yang harus mendapatkan tekanan. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan motivator dalam proses belajar siswa.

  Secara garis besar, Suparno (1997: 49) menjelaskan prinsip-prinsip konstruktivisme sebagai berikut:

  1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial.

  2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.

  3. Murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah.

  4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan dengan mulus.

  Dalam pembelajaran dengan metode Investigative Science Learning

  Environment (ISLE)

  , siswa dituntut untuk membangun konsepnya sendiri serta siswa dihadapkan dengan pengalamannya sendiri dalam bentuk eksperimen yang mereka lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

B.3. Tujuan Pembelajaran Metode Investigative Science Learning

Environment (ISLE)

  Investigative Science Learning Environment (ISLE) membantu siswa

  memperoleh keterampilan belajar. Para siswa membangun konsep secara aktif, berpartisipasi dalam belajar, bereksperimen pengujian ide-ide mereka, belajar untuk membangun konsep-konsep dalam berbagai cara, dan mengembangkan strategi untuk mengatur dan mengakses pengetahuannya.

  B.4. Prosedur Metode Investigative Science Learning Environment (ISLE)

  Pada metode Investigative Science Learning Environment (ISLE) akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  

1) Pengamatan: siswa melakukan pengamatan yang terjadi di lingkungannya

.

  yang sesuai dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari

  2) Penjelasan kualitatif: siswa menjelaskan secara kualitatif hasil

  pengamatan mereka dan mencoba membuat langkah-langkah percobaan dari penjelasan yang mereka buat.

  3) Pengujian: siswa menguji penjelasan mereka dengan langkah-langkah percobaan yang mereka buat dengan melakukan eksperimen.

  4) Perumusan hukum: setelah melakukan percobaan, siswa mencoba merumuskan persamaan yang cocok dari hasil percobaan.

  5) Penjelasan kuantitatif: siswa menjelaskan secara kuantitatif dari hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6) Pengujian: didalam hal ini siswa menguji kembali dari hasil penjelasan kuantitatif.

  7) Aplikasi: siswa mengaplikasikan hasil eksperimen tersebut.

C. KONSEPSI DAN PEMAHAMAN KONSEP C.1. Konsepsi

  Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu (Kartika Budi, 1987: 234). Dalam fisika, konsep tersebut dapat berupa objek, prinsip, hukum, dan teori.

  Gambaran mental itu dapat diperoleh melalui generalisasi dari contoh-contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Seperti yang dikutip oleh Suparno (1997: 52), Vygotsky dalam penelitiannya membedakan konsep menjadi dua macam yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh anak dari kehidupan sehari-hari tanpa disengaja, sedangkan konsep ilmiah diperoleh anak dari pelajaran disekolah secara sistematik struktural. Kedua konsep ini saling mempengaruhi. Dalam proses belajar mengajar konsep spontan secara bertahap dibangun menjadi lebih ilmiah, dan konsep ilmiah akan mempengaruhi konsep spontan seseorang menjadi lebih maju dan lengkap. Dengan demikian konsep seseorang akan terus berkembang.

  C.2. Pemahaman Konsep

  Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar terdapat aspek yang sangat penting, yaitu aspek pemahaman. Apabila diadakan kegiatan belajar mengajar, maka pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kita pelajari (Kartika Budi, 1987: 233). Pemahaman dan pengembangan konsep merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai tujuan belajar fisika.

  Dalam proses belajar mengajar diperlukan usaha agar siswa memahami konsep sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilannya. Untuk memutuskan seseorang anak memahami konsep atau tidak, maka diperlukan kriteria atau indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan suatu konsep antara lain (1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk defenisi menggunakan kalimat sendiri, (2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum, (4) dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus, (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, (c) memprediksi kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi, (5) dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan (Kartika Budi,1992: 114).

D. SIFAT-SIFAT RANGKAIAN SERI

  Untuk mengetahui sifat-sifat dari rangkaian seri, dipasang amperemeter dan voltmeter pada rangkaian seri agar diketahui berapa besar kuat arus dan tegangan pada setiap beban sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam se etiap beban n dan selu uruh rangk aian seri d dirangkai v voltmeter u untuk mengetahu ui besar teg angan pada a setiap dan keseluruhan n beban.

2.1.Gam mbar rangkaia an seri yang dipasang de ngan voltme eter

  Dalam set tiap beban d dari rangkai ian seri dira angkai amp peremeter un ntuk menge etahui besar kuat t arus pada s setiap dan k keseluruhan n beban.

  2.2. Gambar rangk kaian seri ya ang dipasang dengan amp peremeter G

  Da ari percobaa an diatas d dapat diketa ahui sifat-s ifat rangka aian seri se ebagai berikut: Ka arena hanya a ada satu ja alan arus, m aka:

  1

  2

  1. Seluruh aru us yang me engalir dala am R , men ngalir dalam m R , dan d dalam

3 R . Denga n kata lain n hanya ada a satu arus. Oleh kare ena itu kuat t arus dimana-ma ana sama.

  2. Bila ada su atu yang me enyebabkan n arus dalam m salah satu u beban tida ak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  CD

  ) =IR

  3

  R

  CD

  V BC

  ,

  V BC , V

  • V aka:
  • V

  • IR
  • Bila (R
  • IR
  • R
  • R maka, V

  yang resista an penggant

  juga dibuat i besar kuat mengetahui an paralel d keseluruhan

  n

  = uah beban y sebuah beba

  

AD

  p

  t sama, yaitu arus dan be i sifat-sifat d dirangkai vo n beban.

  RALEL

  1

  , V

  AD

  dalam ansinya R

  1

  ti dengan re u dipasang esar teganga dari rangkai oltmeter unt m keadaan

  ,R

  2 ,R 3 , . .

  esistansi R

  p

  amperemet an pada seti ian paralel. tuk mengeta ideal

  ., R n ;

  p

  yang er iap ahui

  

2

  I(R

  A

  p

  rusnya I, ma

  2

  3

  = R

  2

  3

  1

  V AD = IR

  1

  Bila diukur berlaku hub Bila kuat ar

  4. E.

  3.

  

AB

  ,

  AD

  = V

  AB

  • R Artinya, bi boleh digan nilainya: R

  • R

  1

  = R

  p

  alam rangka meter untuk m dilakukan tiap beban d angan pada s r beda pote bungan: V

  )=R

  m ila ada n bu nti dengan s

  2

  • R
  • R
  • . . . +
  • R

2 FAT-SIFA

AT RANGK

KAIAN PAR

  Da dan voltm beban. Ini Dalam set besar tega

   SIF

  3

  aian paralel mengetahui agar dapat m dari rangkai setiap dan k ensial V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam se etiap beban n dari ran ngkaian pa aralel diran ngkai amp peremeter u untuk mengetahu ui besar kua at arus pada a setiap dan keseluruha n beban.

  2.4. mbar rangka aian paralel y yang dirangk ai dengan am mperemeter Gam

  Sif fat-sifat ran gkaian para alel adalah s sebagai beri ikut:

  1. Karena h hanya ada satu beda a potensial persekutu uan, maka beda potensial antara uju ung-ujung b beban yang g satu sam ma dengan beda potensial a antara ujung g-ujung beb ban yang lai in.

  2. Titik caba ang tidak d dapat meny yimpan mu uatan, maka a semua m muatan yang diter rima titik c cabang dile epaskan kem mbali. Bila a kuat arus yang menuju tit tik cabang diberi tand da negatif da an yang me eninggalkan n titik cabang dib beri tanda p positif, mak ka di titik ca abang:

  0. Persamaa an ini ∑I=0 hukum I K Kirchhoff.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.

  Putusnya arus di salah satu cabang, tidak mengakibatkan arus di cabang lain terputus.

  4.

  1 , I 2 , dan I 3 , berdasarkan

  Bila kuat arus di salah satu simpul adalah I, I hukum I Kirchhoff, maka: I= I 1 +I 2 + I 3 =

      Bila

      ,   Artinya, bila ada n beban yang memiliki resistansi R

  1 , R 2 , . . . , R n ,

  boleh diganti dengan sebuah beban dengan resistansi R p yang nilainya:

     

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif

  adalah penelitian yang menggunakan data-data berupa skor atau angka, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan statistik (Suparno, 2007: 135). Jenis penelitiannya adalah jenis eksperimental. Penelitian jenis eksperimental adalah jenis penelitian yang berupaya untuk mencoba mempengaruhi variabel tertentu dan hanya untuk mendeskripsikan suatu keadaan untuk mempengaruhi dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu. (Suparno, 2007: 136)

  B. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian

  Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Sidikalang Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2011.

  C. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-1 dan X- 5 SMA Negeri 1 Sidikalang.

  D. Perlakuan (treatment)

  Perlakuannya adalah melakukan pembelajaran pada dua kelas, yaitu pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Masing-masing kelas diberikan dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D.1. kelas kontrol

  Sebelum mulai pembelajaran pada kelas kontrol, peneliti dan guru mata pelajaran dari sekolah pertama-tama memberikan pretes kepada siswa.

  Setelah itu dilakukan pembelajaran tentang sifat-sifat rangkaian seri dan rangkaian paralel. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab, yang kemudian diikuti dengan latihan menyelesaikan soal-soal. Peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran tersebut. Setelah selesai proses pembelajaran, peneliti dan guru mata pelajaran dari sekolah memberikan postes.

  Dari hasil pretes dan postes, peneliti menganalisis apakah pembelajaran dengan metode yang digunakan guru tersebut dapat meningkatkan konsep fisika yang mereka pelajari atau tidak.

  D.2. kelas eksperimen

  Langkah-langkah perlakuan pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 1.

  Peneliti dan guru mata pelajaran dari sekolah pertama-tama memberikan pretes kepada siswa.

  2. Peneliti melakukan pembelajaran dengan pokok bahasan sifat-sifat rangkaian seri dan rangkaian paralel dengan metode Investigative

  Science Learning Environment (ISLE) .

  3. Peneliti dan guru mata pelajaran fisika dari sekolah kemudian memberikan postes pada siswa. Soal pada pretes dan postes dibuat tidak sama persis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.

  Setelah itu peneliti menganalisis apakah pembelajaran dengan metode

  Investigative Science Learning Environment (ISLE) dapat meningkatkan konsep fisika yang mereka pelajari atau tidak.

E. Instrumen Penelitian E.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

  Bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah 1) identifikasi yang meliputi mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas dan semester, metode pembelajaran, dan alokasi waktu, 2) kompetensi dasar, 3) indikator hasil belajar 4) materi pembelajaran, 5) langkah-langkah kegiatan, 6) sumber pembelajaran, dan 7) penilaian untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). RPP pembelajaran dengan metode

  Investigative Science Learning Environment (ISLE) dapat dilihat pada lampiran 1.

  E.2. Pretes

  Pretes (tes awal) diberikan pada siswa sebelum mempelajari materi sifat-sifat rangkaian seri dan rangkaian paralel. Pretes yang diberikan pada siswa disusun berdasarkan konsep-konsep yang berkaitan dengan sifat- sifat rangkaian seri dan rangkaian paralel. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai sifat-sifat rangkaian seri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D.3. Postes

  Postes (test akhir) diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran dengan materi sifat-sifat rangkaian seri dan rangkaian parelel selesai dilaksanakan. Postes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai sifat-sifat rangkaian seri dan rangkaian paralel.

  Soal postes dibuat tidak sama persis seperti pada soal pretes tetapi setara, hal ini dimaksudkan untuk menghindari siswa yang hanya mengingat jawabannya pada saat pretes. Postes yang diberikan disusun berdasarkan analisis konsep materi pelajaran yang diberikan. Soal-soal pretes dan postes dapat dilihat pada lampiran 2.

F. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes pemahaman konsep. Tes pemahaman konsep ini diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Pretes diberikan sebelum pembelajaran, digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa. Postes diberikan setelah pembelajaran, digunakan untuk mengetahui perubahan pemahaman konsep siswa setelah siswa menerima materi pembelajaran. Model tes pemahaman konsep yang digunakan adalah esai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Metode Analisis Data

  Untuk menganalisis apakah pembelajaran dengan metode Investigasi

  

Science Learning Environment (ISLE) lebih dipahami siswa dibandingkan dengan

  metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran sehari- hari dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Analisisnya menggunakan uji-t atau test-

  

t . Test-t untuk dua kelompok yang independen digunakan untuk membandingkan

  akibat dua perlakuan (treatment) yang dilakukan pada suatu penelitian (Suparno, 2007: 94).

  Test-t untuk kelompok yang dependen digunakan untuk mengetes dua

  kelompok yang dependen atau satu kelompok yang dites dua kali yaitu pada pretes dan postes (Suparno, 2007: 96). Langkah-langkah untuk menganalisis : a.

  Menguji perbedaan mean skor pretes pada kelas eksperimen dengan mean skor pretes pada kelas kontrol.

  Karena yang diuji adalah perbedaan mean skor pretes masing-masing kelas, maka dianalisis menggunakan uji-t atau test-t untuk dua kelompok yang independen. Cara menganalisisnya adalah sebagai berikut:

  (a) Hipotesis Ho : =

  X Y 1 1 Hi :

  X Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (b) Dengan uji-t dua sisi dengan taraf signifikansi 0.05 (c) df untuk t = (n

  1 - 1) + (n 2 - 1) atau N – 2

  (d) T dilihat dari tabel

  crit

  (e) Daerah rejeksi (penolakan) = T obs crit atau T obs crit ≤ - T ≥ + T

  (f) Statistik yang digunakan

  1 = n 2 ,

  Bila n 1 XY

   1 

  T obs = 2 2 S S 1 2

  n n 1 2

  ,

  1

  1 XY

2 Bila n ≠ n

   1 

  T =

  obs 2 2

   

  n

  1 sn  1 s

  1 1 

  

   

1 1 2 2

  .   

   

  2