HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR ( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP
PRESTASI BELAJAR
( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008 )

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
LUM’ATUN NAYIROH
NIM : 114 07 170
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2009

S it i R u k h a y a t i, M .A g

S T A IN S A L A T IG A


Jl. S ta d io n N o. 0 3 S alatiga

N O T A P E M B IM B IN G
Lamp

: 3 eksem plar

Hal

: Naskah Skripsi
a.n. Lum 'atun Nayiroh
Kepada
Yth. Ketua STAIN
di- Salatiga

Assalam u'alaikum W r. Wb.
S etelah kami m eneliti dan m engadakan perbaikan sepertinya, m aka bersam a ini kami
kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama


: Lum 'atun Nayiroh

NIM

: 114 07 170

Jurusan

: Tarbiyah

Program

: Pendidikan Agama Islam

Judul

: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR
( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga Tahun 2 0 0 8 )

Telah d a p a t diujikan dalam sidang m u naqosah skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

( STAIN) Salatiga.
Demikian, a ta s perhatiannya diucapkan terim a kasih.
W assalam u'alaikum Wr. Wb.
Salatiga

, Agustus 2009

Pem bim bing

S iti R u k h a v a t i, M . A g

NIP. 197704032003122003

D E PA R T E M E N A G A M A
SE K O L A H T IN G G I A G A M A

IS L A M

RI


N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

Jin. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
W ebsite : w w w .stainsalatiea.ac.id E-M ail:
adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN
Skripsi S audari: LUM’ATUN NAYIROH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 114 07
170 yang berjudul : “HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP

PRESTASI BELAJAR (Studi Kasus Pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008)”.
Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga pada h a r i: Sabtu 29 Agustus 2009 M yang bertepatan
dengan tanggal 8 Ramadhan 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syaratsyarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga. 29 Agustus 2009
8 Ramadhan 1430 H
Panitia Ujian

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
JL. Stadion 03 Telp. (0298) 323433 Salatiga 50721
W ebsite: www.stainsalatiga.ac.id
E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak
berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain. Demikian juga skripsi ini tidak
berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi
yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di
luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung
jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 14 Agustus 2009

Jenulis,


LUM’i TDN NAYIROH
N IM : 114 07 170

MOTTO

(kntatma kejuuOz /KlaA ttticaya 'Di#, ak&u
TjtenefodaAan fatquufo, jalan foeiuan,"

(2 S . / H 76alaq : 2)

perR^eMSttfifiN

§kripsi ini penulis persembahkan:
t. Bapak Ktl. Mawahib dan ibu tij. Mutiatun gang telah mendidik,
memberi do’a serta gang mengorbankan segalanga.
2. §uamiku tercinta Muhamad Zul/a dan anakku tersagang
Muhamad fa z a filkaunain gang senantiasa memberiku
motivasi dan inspirasi
3. Teman-temanku Bu ftsiyah, Bu timi, Bu Istiqomah, pak flziz,

pak Ihsan, Bu tlanifah, Bu Nur.
4*. Kakak-kakku tercinta mbak nunuk, mbak afi/, mas ali.
5. Buat adik-adikku jazil, faqih, ana, ulfa, silfi, nazun, irsga, Cllil.

KATA PENGANTAR
Segala puji ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan keanugerahan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kesuksesan untuk menyelesaikan skripsi ini, bukanlah kekuatan penulis
semata, melainkan karunia Allah dengan perantaraan banyak pihak maka dari itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua STAIN Salatiga, Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku pembimbing skripsi.
3. Para dosen yang telah banyak jasanya dalam mendidik penulis selama
menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
4. Drs. Syamsul selaku Kepala Sekolah MTs NU Salatiga beserta guru dan
karyawan.
5. Keluarga besar Bapak KH. Mawahib dan KM. Imam Muslim Sholeh atas
do’a dan kasih sayangnya.
6. Teman-teman angkatan 2008 atas kebersamaannya.
Semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan

mendapat balasan dari Allah AWT.
Akhir kata, penulis berharap karya sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.

Salatiga,

Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................

ii


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................

iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................

v

HALAMAN KATA PENGANTAR .........................................................

vi

HALAMAN DAFTAR ISI ......................................................................

vii


HALAMAN T A B E L ....................................................................................

X

B A B I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang M asalah.......................................................

1

B. Rumusan M asalah.................................................................

4

C. Tujuan Penelitian..................................................................

4

D. Manfaat P enelitian...............................................................

4


E. Definisi O perasional............................................................

5

F. H ipotesis................................................................................

7

G. Metode Penelitian.................................................................

7

H. Sistematika Penulisan S kripsi.............................................

10

BAB II LANDASAN TEORI
A. Profesionalisme G u ru ..........................................................

12

1. Pengertian........................................................................

12

viii

2. Ciri-ciri Guru Profesional..............................................

15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesional.........

16

4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme G u ru .............

18

B. Prestasi B elajar......................................................................

21

1. Pengertian P restasi.........................................................

21

2. Pengertian B elajar..........................................................

22

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar s isw a .......

23

4. Cara-cara Menentukan Masalah-masalah B elajar......

25

C. Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar.. 27
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs NU Salatiga....................................

29

L Sejarah Berdirinya MTs NU Salatiga............................

29

2. Lokasi MTs NU Salatiga.................................................

30

3. Struktur Organisasi Guru dan K aryaw an......................

31

4. Jumlah Siswa, Struktur Organisasi Sekolah.................

32

5. Jumlah R uang...................................................................

33

B. Daftar Nama R esponden........................................................

35

C. Penyajian Data.........................................................................

37

BAB IV ANALISA DATA
A. Analisa Data Pertam a............................................................

44

B. Analisa Data K edua...............................................................

58

C. Analisa Data K etiga...............................................................

66

ix

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................

73

B. Saran....................................................................................

74

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

x

DAFTAR TABEL
TABEL I

31

TABEL II

.

32

TABEL III

.

32

TABEL IV

.

34

TABEL V

35

TABEL VI

.

38

TABEL VII

40

TABEL VIII

45

TABEL IX

.

49

TABEL X

..

49

TABEL XI ...

52

TABEL XII ..

53

TABEL XIII .

58

TABEL XIV .

62

TABEL X V ...

62

TABEL X V I..

66

TABEL X V II.

67

TABEL XVIII

69

TABEL XX ...

72

XI

BABI

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Hasil studi faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan
membuktikan bahwa prosentase guru 30 %, manajemen 27%, waktu belajar
22%, sarana dan prasarana 19%

Besarnya prosentase pengaruh guru terhadap

suksesnya suatu pendidikan adalah membahas profesionalisme guru yang akan
memberikan hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar
memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena
fungsi

utama

guru

adalah

merancang,

mengelola,

melaksanakan

dan

mengevaluasi pembelajaran, dengan demikian semua guru baik swasta maupun
negeri, baik berasal dari sekolah keguruan maupun dari non keguruan dituntut
kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugasnya dan tanggung jawab
sebagai guru yang kegiatannya nanti akan tercermin dalam bentuk yang nyata
melalui tercapainnya tujuan pengajaran yang telah direncanakan. Sudah tampak
jelas akan tanggung jawab dan tugas seorang guru. Guru tidak cukup hanya
mengetahui bahan ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, dan mampu
menguasai kondisi kelas selama berlangsungnya proses kegiatan belajar
mengajar.1

1 Indra Djati Sidi, Kompas edisi 12 Des 2000, him. Ill

2

Tugas pokok seorang guru adalah berhubungan dengan berbagai
pengalaman belajar yang diterima oleh murid-murid dalam kelas. Pengalaman
belajar yang dimaksudkan adalah segala pengalaman yang di terima dan dialami
oleh murid-murid di dalam kelas yang menimbulkan perubahan-perubahan
dalam diri dan perilaku murid-murid2.
Latar belakang dalam pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru
dalam mengajar dan juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru yang
berlatar belakang pendidikan di sekolah keguruan, maka guru tersebut akan
menguasai pembelajaran yang efektif.
Dalam hubungannya dengan guru-guru di MTs NU Salatiga, guru
sebagai pengajar yang masing-masing mempunyai latar belakang yang berbedabeda, ada yang berasal dari pendidikan keguruan dan ada yang berasal dari non
keguruan. Pendidikan yang diampu adalah pendidikan formal, maka guru
dituntut kemampuannya untuk membawa siswa ke arah yang sesuai dengan
tujuan yang telah direncanakan.
Pekeijaan guru adalah profesional. Ciri khas profesi terlihat dengan
adanya suatu peraturan yang mengikat jabatan itu3. Guru harus bertanggung
jawab sebagai orang yang tahu dibidang profesinya, sehingga guru dituntut
untuk mengamalkan ilmunya. Setiap guru profesional harus memenuhi
persyaratan sebagai manusia yang bertanggung

jawab dalam arti mampu

2 Tadjab.//m« Pendidikan,Surabaya,Karya Abditama,1994.hlm.48
3 Rocstijah N.K.Masalah Ilmu Keguruan.Bina Aksara,Bandung, 1982 him. 176

3

menbuat pilihan dan keputusan atas dasar nilai-nilai dan norma-norma tertentu,
baik ynag bersumber dari dirinya maupun lingkungan sosialnya. Oleh karena
itu, seorang guru profesional harus mempunyai kemampuan bertindak sesuai
keputusan

moral.

Menurut Oemar

Hamalik,

guru

bertanggung jawab

mewariskan nilai- nilai dan norma- norma kepada generasi muda sehingga akan
terjadi konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan
terciptanya nilai- nilai baru dimana dalam hal ini pendidikan berfungsi
mencipta, memodifikasi dan mengkonstruksi4. Dengan kata lain seorang guru
profesional memiliki empat kriteria yaitu : a. Paedagogis b. Kognitif, c.
Personality, d. Sosial.
Kriteria bagi guru profesional diatas merupakan perwujudan usaha
dalam

mencapai prestasi belajar siswa yang maksimal dikarenakan guru

profesional disiapkan agar memiliki kemampuan untuk mengantarkan siswa
menjadi siswa yang berprestasi, maka pengetahuan terhadap sejauh mana
pengaruh guru yang memiliki kompetensi profesional terhadap hasil belajar
siswa perlu dikaji dan diteliti.
Dari fenomena diatas, maka tema tersebut layak untuk diteliti obyek
tersebut belum ada meneliti sehingga mendorong penulis untuk melakukan
penelitian

dengan

judul

’’HUBUNGAN

PROFESIONALISME

GURU

TARHADAP PRESTASI BELAJAR (Studi kasus kelas VIII pada MTs NU
SalatigaTahun 2008-2009).”
4 Oemar Hamalik,Pendidikan Guru Konsep danStrategi,Mandar Maju,Bandung 1991,hlm.43

4

B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka yang manjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat Profesionalisme Guru di MTs NU Salatiga Tahun 2008?
2. Bagaimanakah Prestasi Belajar Siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2008?
3. Adakah Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa di
MTs NU Salatiga Tahun 2008?
C. Tu juan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui tingkat Profesionalisme Guru pada MTs NU Salatiga
Tahun 2008.
2. Untuk mengetahui Prestasi Belajar Siswa pada MTs NU Salatiga Tahun 2008
3. Untuk mengetahui Hubungan tingkat Profesionalisme Guru terhadap Prestasi
Belajar Siswa MTs NU Salatiga Tahun 2008.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas tentang ada tidaknya hubungan profesionalisme guru terhadap prestasi
belajar siswa.
Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis maupun teoritik yaitu:

5

1. Secara praktis apabila ada hubungan, hal ini akan berarti bagi guru
khususnya dapat memperoleh

pemahaman tentang arti pentingnya

profesionalisme guru yang akan berdampak pada peningkatan prestasi
belajar siswa.
2. Secara teoritik diharapkan dapat memberikan informasi sumbangan
pendidikan pada umumnya dan khususnya dapat menjelaskan tentang
arti pentingnya profesionalisme guru.

E. Definisi Istilah/Operasiona)
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penulisan penelitian ini,
perlu penulis tegaskan terlebih dahulu mengenai beberapa istilah:
1. Profesionalisme
Yang dimaksud profesionalisme yaitu kualitas, mutu dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. Menurut Oemar Hamalik,
profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang dengan sendiriya menuntut keahlian, pengetahuan dan
ketrampilan tertentu pula.5
2. Guru
Guru merupakan pelaku yang bertanggung jawab membimbing dan
membantu siswa dalam perkembangan jiw a dan pengetahuannya.

5 Ibid, hlm.3

6

Jadi yang dimaksud profesionalisme guru adalah mutu atau kualitas
seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan
proses belajar pada siswa.
Untuk mengukur profesionalisme guru, maka digunakan indikator
Variabel profesionalisme guru sebagai berikut:
1) Variabel Profesionalisme Guru
a) Guru mampu memenguasai bahan pelajaran.
b) Guru mampu menggunakan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
c) Guru mampu menelola kelas dengan baik.
d) Guru mampu menggunakan media / sumber belajar.
e) Guru mampu menilai prestasi belajar peserta didik.
Adapun untuk memahami tentang prestasi belajar, penulis memberi
batasan pengertian sebagai berikut:
3. Prestasi Belajar
Menurut WJS. Poerwodarminto, Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikeijakann dan sebagainnya)6. Sedangkan belajar adalah
proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara idividu dengan

lingkungan7. Dalam penelitian

ini prestasi belajar

siswa dilambangkan dengan buku raport siswa dengan nilai rata-rata 7(tujuh)
dan didukung dengan perilaku siswa dalam melakukan tugas sebagai pelajar.

6 Ibid. him. 117
7 M.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesionalisme, Rosdakarya, Bandung, 2900, hlm.5

7

Kemudian yang menjadi indikator variabel prestasi belajar adalah
sebagai berikut:
Nilai rata-rata raport pada semester minimal 7
4. MTs NU
MTs NU adalah suatu lembaga pendidikan formal yang terletak di
Kodya Salatiga.
F. Hipotesis
Hipotesa berasal dari kata ”hypo”yang berarti di bawah dan ”thesa”yang
berarti kebenaran.Dari kata tersebut hipotesa dapat diartikan sebagai anggapan
dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa di uji kebenarannya8.
Berdasarkan pengertian

diatas,

maka hipotesa

yang dikemukakan

adalah”Ada Hubungan Positif Antara Profesionalisme dengan Prestasi Belajar”.
G. Metodologi Penelitian
Dalam pembicaraan metodologi dibahas beberapa komponen yang meliputi :
Populasi, sampel, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data sebagaimana
berikut:.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian9. Populasi dalam penelitian
ini adalah pada MTs NU Salatiga kelas VIII Tahun 2008.

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta, 1983,
hlm.68
9 Ibid., him. 102.

8

b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti10. Yang menjadi
sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa.
c. Variabel Penelit'an
Variabel yang menjadi fokus penelitian ini ada 2 yaitu hubungan
profesionalisme guru sebagai variabel pertama, sedangkan prestasi belajar
siswa sebagai variabel kedua.

2. Metode Pengumpulan Data
Dalam

penelitian

ini

penulis

menggunakan

beberapa

metode

pengumpulan data yaitu:
a. Metode Angket
Dalam penelitian ini bisa disebut kuesioner sampelnya dihubungi
melalui daftar penulis11. Penulis menggunakan metode ini sebagai metode
pokok untuk mencari data tentang hubungan profesionalisme guru.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai sumber masalah atau
variabel yang berupa catatan buku, surat kabar, dan sebagainya12. Penulis
menggunakan metode ini sebagai metode pokok untuk mencari data
tentang prestasi belajar siswa.

10 Ibid. Mm .117.
'\lb id . hlrn.229
12 Jbid. hlm.236

9

c. Metode Observasi
Dengan metode ini peneliti langsung terjun ke sekolah untuk
mengadakan pengamatan situasi umum serta penjajagan lapangan.
3. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul maka selanjutnya adalah
menganalisis data tersebut, Sehingga mengandung arti atau dapat diambil
suatu kesimpulan akhir. Dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik,
dengan mengambil langkah sebagai berikut :
a. Untuk

mengetahui

distribusi

dari

masing-masing

variabel

penulis

menggunakan teknik analisa frekuensi dengan rumus :
P=F_ x 100%
N

Ket

P = Prosentase
F = Frekuensi
N=Jumlah total sampel

b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan profesionalisme guru terhadap
prestasi belajar siswa, Penulis menggunakan analisa statistik dengan rumus
Product Moment sebagai berikut:

y
“ v

6 » S »
M

10

Keterangan :

rxy

■Koefisien antara skor pada x dan skor pada y

N

: Jumlah skor seluruh responden

X

: Variabel skor I ( Profesionalisme Guru )

Y

: Variabel II ( Prestasi Belajar)

H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulis
membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi tentang

Latar Belakang

Masalah, Rumusan

Masalah, Definisi istilah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metodologi Penelitian dan
Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori barisi tentang Pertama: Pengertian Profesionalisme
Guru,

Ciri-ciri

Guru

Profesional,

Profesionalisme, dan Upaya

Faktor-faktor

Meningkatkan

yang

Mempengaruhi

Profesionalisme Guru, Kedua:

Pengertian Prestasi Belajar, Pengertian Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi
Belajar Siswa, dan cara-cara Menentukan Masalah-masalah Belajar. Sedangkan yang
Ketiga : Membahas tentang kajian mengenai Hubungan Profesionalisme Guru
terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Bab III Laporan Penelitian disajikan data mengenai Gambaran Umum tentang
Sejarah Berdirinya MTs NU Salatiga,Lokasi MTs NU Salatiga, Struktur Organisasi
Sekolah, Keadaan Guru, Keadaan Siswa, Jumlah

Lokal, Penyajian Data. Data

tentang Profesionalisme Guru, Prestasi Belajar Siswa.
Selanjutnya pada Bab IV Analisis Data berisi tentang Pertama: Analisis Data
tentang Data Profesionalisme Guru, Kedua: Data tentang Prestasi Belajar Siswa,
Ketiga: Analisis Data tentang uji hipotesa tentang Hubungan Profesionalisme Guru
terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Bab V , Merupakan Penutup yang berisi tentang Kesimpulan Saran-saran,
dan Penutup

12

BA BU
LANDASAN TEORI

A. Profesionalisme Guru
1. Pengertian
Istilah

profesionalisme

berasal

dari

profession.

Profession

mengandung arti yang sama dengan kata accupation atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan
khusus1. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan
sebagainya) tertentu.2
Menurut Sikun Pribadi;
“ Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji
terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu
jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa
terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu” .3
Profesionalisme adalah kualitas, mutu, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi.4 Hal ini berarti profesionalisme merupakan
suatu faham bahwa setiap pekerjaan itu harus dilakukan oleh orang yang
profesional. Orang yang profesional adalah orang yang memiliki profesi.

1 Muzayyin Arifin,M.Ed, Kapita Selekta Pendidikan Idam, Bumi Aksara, Jakarta. 2003
him 158
2 Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989, him. 702
3 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara,
Jakarta,2003 him 1-2
4 Em.Zul Fajri,Ratu Aprilia Senja,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,De\a Publisher, him 671

13

Menurut Mukhtar Lutfi ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh
suatu pekeijaan agar disebut sebagai suatu profesi, antara lain:
a. Profesi merupakan panggilan hidup yang sepenuh waktu.
b. Profesi harus dilakukakn atas dasar pengetahuan dan kecakapan atau
keahlian yang khusus dipelajari.
c. Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk mengabdikan diri
pada masyarakat
d. Profesi mempunyai kebakuan yang universal, diantaranya profesi itu
dilakukan menurut teori, prosedur, prinsip, dan anggapan dasar yang
sudah baku secara universal, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi
pemberian pelayanan.
e. Profesi harus mempunyai kecakapan diagnotif dan kompetensi
aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani
f.

Profesi

merupakan

pekeijaan

yang

dilakukan

secara

otonomi

berdasarkan prinsip- prinsip atau norma-norma.
g. Profesi mempunyai kode etik sebagai pedoman yang diakui dan
dihargai oleh masyarakat.
h. Profesi merupakan pekeijaan untuk melayani klien ( orang yang
membutuhkan pelayanan.5
Semua pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil
atau cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan dan kecakapan itu
sekedar produk dari m inat dan belajar dari kebiasaan.

5
Syafirudin Nurdin, ed.M. Basyirudin Usman Guru Profesional dan
Kurikulum, Ciputat Press, Jakarta, 2002, him 15

Implementasi

14

Pekeija profesioanal ( termasuk Guru) memiliki kriteria sebagai
b erik u t:
a.

Secara nyata dituntut berkecakapan keija (berkeahlian) sesuai dengan
tugas-tugasnya dan tuntutan jabatannya.

b.

Kecakapan (keahlian) seorang pekeija profesional bukan hasil
pembiasaan tetapi memilki pendidikan prajabatan.

c.

Pekeija profesioanal dituntut berwawasan sosial yang luas.

d.

pekeija tersebut mencintai profesinya dan memiliki etos keija yang
tinggi.

e.

Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan
atas negara.6
Jadi yang dikatakan pekeija profesioanal ialah seseorang yang

sudah dilatih dan dipersiapkan secara khusus untuk melakukan pekeijaan
itu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme adalah mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang
yang profesioanal.
Guru

adalah

merupakan

pelaku

yang

bertanggung

jawab

membimbing dan membantu siswa dalam perkembangan jiw a dan
pengetahuannya.
Jadi Profesionalisme Guru adalah mutu atau kualitas seorang guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan proses
belajar pada siswa.

6 Drs. A.Samana, M. Pd, Profesionalisme Keguruan, Kanisius, Yogyakarta, 1994, him. 47

15

2. Ciri-Ciri Guru Profesional
Untuk menciptakan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas,
guru dituntut untuk menjadi sosok yang profesional. Adapun ciri-ciri guru
yang profesional adalah sebagai berikut:
a.

Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti
bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.

b.

Menguasai

secara

mendalam

bahan/materi

pelajaran

yang

diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa.
c.

Bertanggung jaw ab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
tehnik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai
tes hasil belajar.

d.

Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya.

e.

Merupakan

bagian

dari

masyarakat

belajar dalam

lingkungan

profesinya, misalnya di PGRI ada organisasi profesi lainnya.7
Dengan demikian seorang pendidik profesional adalah seseorang yang
memiliki pengetahuan, yang mampu dan siap mengembangkan profesinya,
menjadi anggota organisasi profesional pendidikan, memegang teguh kode
etik

profesinya,

ikut

serta

dalam

mengkomunikasikan

pengembangan profesi dan bekerja sama dengan profesi lain.

7 Suparlan, Menjadi Guru Efektif, CV Hikayat, Yokyakarta, 2005, him 110

usaha

16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme
a. Pendidikan
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna yaitu
dengan diberi akal

untuk berfikir dan mengembangkan potensi-

potensi diri. Akal dapat berkembang dengan baik jika memperoleh
pendidikan dan latihan-latihan. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam

majlis",

Maka

lapangkanlah

niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.8
Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang sangat penting
terhadap perilaku dan sikap seseorang dalam mengartikan perlunya hidup
untuk bekeija. Dengan adanya pendidikan (guru) yang berkualitas maka
sumber-sumber yang ada dapat dikelola lebih efektif dan efisien

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Diponegoro, Bandung, 2000,
hlm.434

17

b. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana pada lembaga pendidikan
ialah sarana dan prasarana yang bersifat manual, sangat sederhana dan
mungkin sudah tertinggal. Apabila pada satu lembaga (sekolah) sarana
dan prasarana pendidikan yang ada seperti perpustakaan, UKS, pusat
sumber belajar (PSB) dan perlengkapan yang lain masih kurang, maka
akan sangat menghambat tumbuhnya guru yang profesional.
c. Motivasi
Keberhasilan seseorang dalam menjalankan profesinya sangat
dipengaruhi oleh motivasi dalam diri. Orang selalu berpandangan
bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini, maka biasanya ia melakukan suatu pekeijaan
dengan sungguh-sungguh karena termotivasi oleh keinginan tersebut.
d. Gaji (Upah)
Seseorang yang bekeija

mengharapkan imbalan yang sesuai

dengan pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan
pekeijaannya, maka akan timbul rasa semangat keija yang semakin
baik. Dengan terpenuhinya gaji yang baik, maka rasa kecukupan untuk
memenuhi kebutuhan hidup akan semakin terasa. Selain itu guru akan
merasa dihargai dan dibutuhkan oleh lembaga pendidikan.
e. Pengalaman
Seorang

pendidik

yang

mempunyai

pengalaman

dalam

profesinya, akan memiliki kompetensi yang lebih besar dibandingkan

18

dengan mereka yang tidak mempunyai pengalaman. Dari pengalaman
tersebut digunakan untuk meningkatkan dan mengevaluasi keijanya
agar lebih baik dan berhasil dari sebelumnya.

4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Menurut Syafruddin Nurdin, ada 4 upaya dalam meningkatkan
profesionalisme yaitu:
a.

Ketersediaan dan mutu calon guru
Jika kita melihat ke masa lalu, profesi guru merupakan sesuatu
yang tidak membanggakan. Guru identik dengan rakyat yang paspasan bahkan serba kekurangan. Guru adalah sebagai profesi yang
kurang menjanjikan masa depan. Hal itu masih terjadi sampai saat ini.
Banyak lulusan SLTA yang melanjutkan ke lembaga pendidikan
tenaga kependididikan tetapi belum secara sadar bahwa nantinya
mereka akan menjadi tenaga pendidik atau guru. Dengan demikian
apabila mereka menjadi guru tentunya dilakukan dengan terpaksa dan
tidak sepenuh hati, kurang memahami dan menghayati makna profesi
dari keguruan sehingga akan menjadi guru yang tidak bermutu dalam
mengajar dan selanjutnya akan berdampak buruk dalam pendidikan.

b.

Pendidikan Pra-jabatan
Salah satu ciri pekerjaan bersifat profesional adalah pekerjaan
itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan secara formal

19

melalui proses pendidikan.9 Implementasi dari ciri tersebut yaitu
adanya pendidikan pra-jabatan yang memberikan kepada guru
pemilikan kemampuan profesional awal. Pendidikan pra-jabatan guru
harus dilaksanakan secara sistematis menyiapkan calon guru untuk
memiliki kemampuan profesional.
Pada pendidikan pra-jabatan, calon guru dididik dengan
berbagai pengetahuan. Ketrampilan, sikap profesional, disiplin dan
sikap teliti yang diperlukan dalam pekeijaannya nanti. Pembentukan
sikap tersebut tidak mungkin muncul dengan sendirinya, tetapi harus
dibina sejak calon guru memulai pendidikan dilembaga pendidikan
keguruan.
Adapun langkah yang diambil untuk mencapai keadaan yang
dikehendaki adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui kemampuan profesional, perlu dilakukan
penyaringan calon peserta didik
2) Pra-jabatan secara efektif, baik dari segi kemampuan potensial,
aspek-aspek

kepribadian yang relevan maupun motivasi

mengikuti pendidikan pra-jabatan keguruan.
3) Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar dilakukan secara
sistematis
kemampuan

menyiapkan
profesional.

calon

guru

Pekerjaan

untuk
profesional

menguasai
keguruan

9 Drs. Cece Wijaya dan Drs A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him 23

20

memerlukan wawasan kependidikan serta pengetahuan dan
ketrampilan keguruan.
Profesi guru adalah jenis pekerjaan yang selama ini diabaikan
orang dan terus menerus berada dalam perdebatan, sehingga guru tidak
disiapkan secara profesional. Agar guru dapat disiapkan secara
profesional,

maka

penyelenggaraan

pendidikan

profesi

guru

dibutuhkan penanganan dengan mekanisme yang lebih cermat,
terutama terhadap periiaku mereka sebagai guru. Agar perilaku calon
guru dapat dicermati, maka mereka harus diasramakan minimal satu
semester bersamaan dengan pada saat mereka memperoleh pendidikan
dan latihan sejumlah ketrampilan mengajar, mencermati karakteristik
siswa, cara-cara mendeteksi kegagalan siswa, cara-cara memberikan
bantuan yang tepat, cara memaknakan kurikulum secara proporsional,
dan cara-cara memilih dan menyediakan media belajar, serta cara
evaluasi belajar mengajar yang mencapai sasaran.10
Jelaslah

bahwa

pendidikan

pra-jabatan

harus

diselenggarakan secara optimal dan mantap apabila kita menginginkan
jajaran guru terdiri dari tenaga-tenaga profesional dan bermutu,
c.

Mekanisme pembinaan dalam jabatan
Mekanisme atau pengembangan sikap profesional tidak hanya
berhenti apabila seorang

guru telah mendapatkan pendidikan

pra-jabatan, selama menjabat sebagai guru juga perlu dilakukan

10
H. Djohar ed. Dra. Istriningsih, M.P