SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI (Studi Kasus di SD se-Kecamatan Sregen Tahun 2016) - Test Repository

  

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU PAI

(Studi Kasus di SD se-Kecamatan Sregen Tahun 2016)

  

Oleh:

PUJI HANDRIYANI

NIM. M2.14.024

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

  

Untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM BEASISWA SUPERVISI PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

ABSTRAK

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

(Studi Kasus di SD se-Kecamatan Sregen Tahun 2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut serta keberhasilan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, perencanaan kegiatan supervisi akademik kepala sekolah dimulai dengan pembuatan program supervisi kemudian disosialisasikan kepada semua guru agar mengetahui dan memahami sehingga timbul rasa tanggung jawab. Kedua, pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen menggunakan tehnik kelompok dan perorangan. Sebagian besar kepala sekolah hanya melakukan supervisi secara kelompok dengan pembinaan guru secara bersama-sama di awal tahun ajaran baru. Beberapa kepala sekolah tidak melakukan supervisi perseorangan dengan kunjungan kelas, observasi kelas maupun pertemuan individual. Ketiga, program tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen hanya berupa pembinaan yang bersifat umum dan dilakukan dalam rapat guru sehingga kurang menyasar kepada guru PAI. Keempat, supervisi akademik kepala sekolah di kecamatan Sragen belum berhasil dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI karena pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah belum terencana, sistematis dan berkelanjutan.

  

Kata kunci: supervisi akademik, kepala sekolah, kompetensi profesional, guru

  PAI

  

ABSTRACK

PRINCIPAL ACADEMIC SUPERVISION OF IMPROVING TEACHER

PROFESSIONAL COMPETENCE PAI

(Case Study in elementary sub-district Sregen 2016)

  The purpose of study is to investigate implementation of the principal academic supervision. The study starting from the planning, implementation and follow-up academic supervision to improving the professional competence of islamic teachers. This study used descriptive qualitative approach, Technique intake of data through observation and interviews.

  The study concludes that first, the planning activities of the principal academic supervision starting with the production supervision program and then disseminate to all teachers in order to know and understand so that the resulting sense of responsibility. Second, the implementation of the principal academic supervision in the district of Sragen using the technique with groups and individuals. Most principals just do supervision in groups with teachers coaching together at the meeting of new school year. Some principal were supervising individual with visit classroom, observation classroom and individual meetings. Third, the follow-up program of the principal academic supervision in the district only form of guidance a general nature and is done in a teachers' meeting so that less targeted to islamic teachers. Fourth, the principal academic supervision in the district of Sragen has not success to improving the professional competence of islamic teachers. In the mplementation of the principal academic supervision, the principal has not been planned, systematic and sustainable.

  

Inggris keywords: academic supervision, principal, professional competence,

islamic teachers.

  

PRAKATA

Alhamdulillahirobbil „alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala

  karunia terindahnya. Atas rahmat Allah SWT, penulis bisa menyelesaikan Tesis yang berjudul “Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

  

Kompetensi Profesional Guru PAI (Studi Kasus SD se-Kecamatan Sragen tahun

2016) .

  Dalam penyelesaian Tesis ini, penulis mendapat bantuan, motivasi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan Jazakallah khoiron

  katsiro kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Bapak Dr. H. Muh. Saerozi, M.Pd selaku pembimbing Tesis, yang telah membimbing dengan ikhlas sampai Tesis selesai.

  4. Semua Dosen program Beasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah membimbing dan memberi kemudahan selama penulis mengikuti kuliah.

  5. Teman-teman program Beasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  6. Kepada seluruh Kepala Sekolah dan guru PAI se-Kecamatan Sragen terima kasih atas bantuan selama ini.

  7. Untuk keluarga, suami dan anak-anakku terima kasih atas motivasi selama ini.

  Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat untuk penulis dan juga semua pihak. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun.

  Penulis Puji Handriyani

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL i ………………………………………………………..

  HALAMAN PENGESAHAN ii

  ……………………………………………… iii HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………… ABSTRAK iv …………………………………………………………………. vi PRAKATA…………………………………………………………………. DAFTAR ISI viii ……………………………………………………………….. x

  DAFTAR BAGAN ………………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  1 Masalah ….…………………………………

  B. Rumusan Masalah …………..……………………………...

  1.

  10 Identifikasi Masalah …………………………………….

  2.

  10 Pembatasan Masalah …………………………………… 3.

  11 Rumusan Masalah ……………………………………… C.

  11 Tujuan Penelitian …..……………………………………….

  D. Manfaat

  12 Penelitian ….……………………………………….

  E.

  12 Penelitian yang Relevan …………………………………….

  F. Sistematika

  14 Penulisan………………………………………..

  BAB II KAJIAN TEORI A.

  22 Supervisi Akademik Kepala Sekolah ...……………………..

  B.

  23 Tujuan Supervisi Akademik ...………………………………

  C. Prinsip- 25 prinsip Supervisi Akademik .……………………….

  D.

  26 Ruang Lingkup Supervisi Akademik ……………………….

  E.

  27 Perencanaan Supervisi Akademik ………………………….

  F. Model- 31 model Supervisi Akademik …………………………

  G.

  33 Teknik Supervisi Akademik ………………………………...

  H. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

  40 ………………………...

  J.

  Indikator Kompetensi Profesional Guru PAI ………………. 45

  BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Sragen

  47 B. Kondisi Sekolah Dasar (SD) di

  49 Kecamatan Sragen …...........

  C.

  66 Perencanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah ......……..

  D.

  72 Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah ......……..

  E.

  84 Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kepala Sekolah ......…...

  BAB IV PEMBAHASAN A. Tingkat Keberhasilan Supervisi Akademik Kepala Sekolah ...

  92 B. 106 Faktor Pendukung Supervisi Akademik Kepala Sekolah ...….

  C.

  108 Kendala yang Dihadapi ………………………………………

  BAB V PENUTUP A. Si 112 mpulan……………………………………………………...

  B.

  114 Saran…………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA

  115 ……………………………………………………. LAMPIRAN………………………………………………………………… BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………

  

DAFTAR BAGAN

  Hal Bagan 1 Struktur Organisasi SD Birrul Walidain Muhammadiyah

  Sragen ……………………………………………………

  50 Bagan 2 Struktur Organisasi SD N Mojo 58 ………………………. 51

  Bagan 3 Struktur Organisasi SD N Karang Tengah 1 …………….. 53

  Bagan 4 Struktur Organisasi SD N 16 Sragen ……………………

  54 Bagan 5 Struktur Organisasi SD N Mojomulyo 2 ………………… 56

  Bagan 6 Struktur Organisasi SD N Tangkil 4 ……………………. 58

  Bagan 7 Struktur Organisasi SD Sragen 6 ……………………….. 59

  Bagan 8 Struktur Organisasi SD N Nglorog 3 …………………… 61

  Bagan 9 Struktur Organisasi SD N Nglorog 1 …………………… 63 Bagan 10 Struktur Organisasi SD N

  Sragen 4 ……………………

  65

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN HAL Lampiran 1 Panduan Wawancara untuk Kepala Sekolah ...

  ……….. Lampiran 2 Panduan Wawancara untuk Guru PAI …..….…… … Lampiran 3 Transkrip Wawancara ….……………… …………….. Lampiran 4 Foto Kegiatan Wawancara …...………………………..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 45, adalah

  “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

  1

  kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Usaha mencerdaskan ” kehidupan bangsa salah satunya dengan memajukan pendidikan yang operasionalnya diatur melalui Undang-undang.

  Sebagai konsekuensi logis dari adanya arah tujuan nasional, maka pemerintah menyelenggarakan pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas. Penyelenggaran pendidikan oleh pemerintah dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, informal, dan non formal.

  Pendidikan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

1 Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945, Sekretariat Jenderal MPR RI Cetakan

  serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

  2 negara.

  Sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

  3

  menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka perlu lembaga/sekolah yang mampu menghasilkan manusia yang berkualitas serta didukung sumber daya manusia yang berkualitas pula.

  Salah satu sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam mempengaruhi sistem dalam sekolah. Secara operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada terdepan dalam mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Sebagai pemimpin lembaga di suatu sekolah memiliki peran yang cukup besar dalam membina kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Untuk membuat guru menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi, namun juga perlu memperhatikan guru dari segi yang lain seperti

  2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, diunduh pada hari Rabu, 10 Pebruari 2016 pukul 23.30 WIB. 3 Yudha M.Saputra, peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi.

4 Suharsimi menjelaskan bahwa kepala sekolah lebih dekat dengan

  sekolah bahkan melekat pada kehidupan sekolah yang lebih banyak mengarahkan perhatiannya pada supervisi pengajaran/akademik. Kepala sekolah merupakan supervisor yang sangat tepat karena kepala sekolahlah yang paling memahami seluk beluk kondisi dan kebutuhan sekolah yang dipimpinnya. Kepala Sekolah dituntut melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran dengan melakukan supervisi, membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru.

  Sebagai manajer sekolah, kepala sekolah juga dituntut untuk meningkatkan proses pembelajaran, dengan melakukan supervisi kelas, membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu, kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antar sekolah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan

  5 dari kepala sekolah yang lain.

  Salah satu kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Kompetensi supervisi sesuai permendiknas nomor 13 tahun 2007 mencakup perencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam

  6

  rangka peningkatan profesionalisme guru. Untuk menunjang kompetensi 4 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, 7.

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, 40.

6 Permendiknas nomor 13 taun 2007 , http://www.slideshare.net/YaniPitoy/permen-13-

  tersebut, kepala sekolah harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti supervisi dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. Untuk meningkatkan kualitas guru, kegiatan supervisi kepala sekolah melalui kegiatan pelayanan dan pembinaan dengan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk dapat berkembang secara profesional.

  Supervisi merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin berkaitan dengan peran kepemimpinan yang diembannya dalam

  7

  rangka menjaga kualitas produk yang dihasilkan lembaga. Hal tersebut bertujuan meningkatkan kualitas dan kinerja. Dengan bimbingan dan bantuan, kualitas sumber daya manusia yang ada akan senantiasa bisa dijaga dan ditingkatkan.

  Dalam proses supervisi, supervisor dapat berperan sebagai sumber informasi, sumber ide, sumber petunjuk dalam berbagai hal dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru. Supervisi sebagai koordinasi, kepala sekolah sebagai supervisor harus memimpin sejumlah guru/straf yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Supervisor haruslah menjaga agar setiap guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam situasi kerja yang kooperatif. Supervisi sebagai evaluasi, untuk mengetahui kemampuan guru yang akan dibina perlu dilakukan evaluasi sehingga program supervisi cocok dengan kebutuhan guru. Selain itu melalui

7 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya

  evaluasi dapat pula diketahui kemampuan guru setelah mendapatkan bantuan

  8 dan latihan dari supervisor.

  Bafadal mengemukakan pula bahwa supervisi akademik akan mampu membuat guru semakin profesional apabila programnya mampu

  9

  mengembangkan dimensi persyaratan profesional/kemampuan kerja. Oleh karena itu kegiatan supervisi akademik dipandang perlu untuk meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru PAI dalam proses pembelajaran. Dan dengan perkembangan pendidikan yang semakin pesat, menuntut guru menjadi seorang yang berkembang pula di setiap tahunnya dan semakin profesional dalam mengajar, sehingga supervisi akademik perlu dilakukan secara efektif agar kekurangan-kekurangan dari guru dapat segera diatasi.

  Guru Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu guru di Sekolah Dasar yang mempunyai peran penting dalam pembentukan akhlak dan karakter anak. Sebagai guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru PAI mempunyai hak yang sama dengan guru-guru yang lain seperti guru kelas dan guru Penjasorkes dalam supervisi Kepala Sekolah. Guru PAI mempunyai pengawas dari Kementrian Agama, namun hal ini tidak maksimal sehingga perlu peran Kepala Sekolah dalam memberikan supervisi.

  Pelaksanaan supervisi perlu dilaksanakan secara rutin dan bertahap dengan jadwal dan program supervisi yang jelas. Pencapaian target nilai kelulusan peserta didik dari tahun ke tahun yang semakin bertambah dan banyaknya tuntutan untuk menjadi sekolah lebih maju, merupakan kewajiban 8 9 Kompri, Manajemen Pendidikan 3, Bandung: Alfabeta, 2015, 196-197.

  Ibrahim Bafadal, Supervisi pengajaran: Teori dan aplikasinya dalam membina kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi agar guru lebih profesional dalam pembelajaran.

  Dalam pelaksanaannya di lembaga pendidikan, supervisi masih menemui berbagai kendala baik itu dalam teknik penyampaian maupun intensitas pelaksanaan supervisi yang dilakukan belum ditetapkan dengan baik sehingga kepala sekolah masih insidental mengadakan pembinaan dan pelatihan kepada guru dalam proses pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah kurang menguasai kompetensi yang harus dimiliki untuk mengadakan pembinaan dan pelatihan kepada guru dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat

10 Suharsimi yang mengemukakan bahwa dalam kenyataannya kepala sekolah

  belum dapat melaksanakan supervisi dengan baik dengan alasan beban kerja kepala sekolah yang terlalu berat serta latar belakang pendidikan yang kurang sesuai dengan bidang studi yang disupervisi. Sehingga tujuan untuk membina dan membimbing guru masih belum sempurna serta guru kurang memahami makna dari pentingnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

  Selain itu pelaksanaan supervisi oleh Kepala Sekolah belum maksimal terutama untuk guru Pendidikan Agama Islam. Secara umum persoalan tersebut meliputi kualitas dan kuantitas supervisi dari Kepala Sekolah yang masih tergolong rendah. Tinggi rendahnya peran Kepala Sekolah sebagai supervisor menjadi hal yang patut untuk dipertanyakan, hal ini dikarenakan banyaknya tugas dan tanggungjwab Kepala Sekolah menjadi salah satu alasan minimnya pelaksanaan supervisi di sekolah. Bahkan tidak jarang kepala sekolah hanya menekankan pada sisi tanggungjawab administratif guru PAI tanpa memperhatikan pembinaan kompetensi profesionalnya yang jauh lebih penting. Pelaksanan supervisi oleh kepala sekolah harus dilakukan secara kontinyu mengingat peningkatan kompetensi profesional guru PAI tidak bisa dilakukan secara instan. Sebagai supervisor, kepala sekolah harus mampu memahami karakteristik dan kondisi setiap guru sehingga apa yang menjadi esensi ataupun tujuan supervisi dapat tercapai. Selain itu kepala sekolah juga harus bisa merencanakan melaksanakan dan membuat tindak lanjut dari hasil pelaksanaan supervisi.

  Alasan peneliti memilih Kecamatan Sragen sebagai lokasi penelitian karena kecamatan Sragen merupakan tempat strategi yang berada di tengah- tengah kota dan merupakan ibu kota kabupaten Sragen. Hal ini menjadikan kecamatan Sragen sebagai tujuan orang tua dalam memilih pendidikan untuk anak-anaknya. Tidak hanya tingkat SLTA dan SLTP, tingkat Sekolah Dasar juga menjadi pilihan bagi orang tua.

  Sekolah Dasar di Kecamatan Sragen terdiri dari 37 Sekolah Dasar. 30 SD Negeri, 4 SD Swasta berbasis Islam, dan 3 SD Swasta non Islam. Dari Sekolah negeri dan swasta terdiri dari 48 Guru Pendidikan Agama Islam. Guru PAI lebih banyak dari jumlah sekolah karena ada beberapa sekolah yang memiliki rombel lebih dari satu. Dari 48 guru PAI, terdiri dari 12 guru PNS dan 36 guru Wiyata Bhakti dan guru yayasan.

  Sekolah Dasar di Kecamatan Sragen banyak menuai prestasi di tingkat karisidenan, propinsi maupun tingkat nasional. Sebagaimana info yang kami dapatkan dari ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Joko Laksono, bahwa Sekolah Dasar di Sragen mempunyai prestasi yang menggembirakan baik di tingkat karesidenan Surakarta, propinsi maupun tingkat nasional. Termasuk lomba-lomba dalam Pendidikan Agama Islam juga meraih juara di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Tentu ini tidak lepas dari peran guru Pendidikan Agama Islam dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada

  11 murid-muridnya.

  Upaya peningkatan kompetensi profesional guru PAI di sekolah bukan masalah yang sederhana, tetapi memerlukan penanganan yang multidimensi dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Untuk mencapai hal itu, kepala sekolah SD se-Kecamatan Sragen melakukan berbagai upaya diantaranya adalah dengan meningkatkan kemampuan supervisi akademik kepala sekolah.

  Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji tentang supervisi kepala sekolah SD dengan judul “Supervisi Akademik Kepala

  Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI.” (Studi kasus SD se-Kecamatan Sragen Tahun 2016).

B. Perumusan Masalah

  1. Identifikasi Masalah

  a. Rendahnya pemahaman kepala sekolah tentang supervisi akademik sehingga kepala sekolah hanya memahami supervisi sebagai bentuk pengawasan dan penilaian kinerja guru dalam pembelajaran. b. Minimnya pelatihan kepala sekolah tentang supervisi, serta beban tugas kepala SD yang tidak dibantu oleh tenaga administrasi/TU membuat kepala sekolah tidak maksimal melakukan supervisi akademik.

  c. Kurangnya perhatian kepala sekolah terhadap guru dalam meningkatkan kompetensi profesional terutama guru Pendidikan Agama Islam.

  d. Guru Pendidikan Agama Islam kurang memahami pentingnya pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah sehingga pembinaan terkesan kurang bermakna dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran

  2. Pembatasan Masalah

  a. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah SD di Kecamatan Sragen.

  b. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Peneliti membatasi penelitian ini dalam hal peningkatan kompetensi profesional guru PAI

  c. Peneliti membatasi permasalahan dari perencanaan sampai tindak lanjut dan keberhasilan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI SD di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sragen.

  3. Rumusan Masalah a. Bagaimana perencanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen? b. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen? c. Bagaimana tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen? d. Bagaimana keberhasilan supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen?

C. Signifikansi Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

  a. Untuk mengetahui/menemukan perencanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen.

  b. Untuk mengetahui/menemukan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen.

  c. Untuk mengetahui/menemukan tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen.

  d. Untuk mengetahui/menemukan keberhasilan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI se Kecamatan Sragen.

  2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis 1) Hasil penelitian ini menjadi masukan dan pertimbangan bagi SD se-Kecamatan Sragen dalam rangka peningkatan kompetensi profesional guru PAI. 2) Penelitian ini dapat diterapkan sebagai langkah meningkatkan kemampuan supervisi kepala sekolah, sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru PAI.

  b. Manfaat Teoritis 1) Bagi peneliti

  Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan di bidang supervisi pendidikan 2) Bagi akademisi

  Untuk menambah wawasan dan literatur dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya supervisi pendidikan.

D. Kajian Pustaka

  Penelitian Puji Rahayu tahun 2015 bahwa pertama, penyusunan program supervisi sangat penting berdasarkan pertimbangan perlunya orientasi kepada seluruh guru SMP Budaya dalam bentuk latihan khusus guru dalam perbaikan PBM di kelas, meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dan pengembangan SDM. Kedua, Kepala Sekolah dibantu guru dan tim supervisi sekolah telah mampu melaksanakan program sekolah. Pelaksanaan supervisi didasarkan atas usulan dan kebutuhan guru untuk meningkatkan kompetensi serta pelaksanaan supervisi disesuaikan dengan kebutuhan guru bidang studi dan kondisi sekolah /daerah sendiri. Ketiga, tim supervisi mempunyai moral tangggung jawab dalam pelaksanaan Supervisi sampai dengan evaluasi supervisi dan pemantauan di lapangan sehingga akan mengetahui kelemahan dan kekurangan Guru, setelah itu diadakan supervisi tidak lanjut. Keempat, pengaruh supervisi bagi guru di SMP Budaya dapat merubah paradigma terhadap arti dari supervisi di sekolah sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalam tugasnya sebagai tenaga pengajar sehingga proses PBM dapat tercapai

  12 tujuannya.

  Penelitian Donni Juni Priansa dan Rismi Somad tahun 2014 menyatakan bahwa kepala sekolah perlu menguasai perencanaan supervisi akademik sehingga ia perlu menguasai kompetensi perencanaan supervisi akademik dengan baik. Terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam perencanaan supervisi akademik, yaitu menyangkut obyektivitas (data apa adanya) tanggung jawab, berkesinambungan, didasarkan pada Standar

  13 Nasional Pendidikan; serta didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah.

  Penelitian Wahid Hasim tahun 2013 diperoleh temuan pada sekolah dan madrasah bahwa pertama, pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah ditandai dengan melalui membuat perencanaan jadwal supervisi, pelaksanaannya menggunakan model, 12 Puji Rahayu, “Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik untuk Meningkatkan

  Profesionalisme Guru (Studi Kasus di SMP Budaya Bandar Lampung) ”, Lampung: Universitas Lampung, 2015. 13 Donni Juni Priansa, Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepamimpinan Kepala

  pendekatan dan teknik supervisi, observasi kelas dilakukan dengan menggunakan instrumen, dan menindaklanjuti supervisi. Kedua, pelaksanaan supervisi ditinjau dari teori supervisi di kedua sekolah/madrasah tersebut hanya sebagian yang dilaksanakan. Ketiga, dampak supervisi dapat meningkatan kompetensi profesional ditandai dengan meningkatnya guru dalam membuat silabus dan RPP secara mandiri. Keempat, perbedaan pelaksanaan supervisi di MTs Negeri belum melibatkan wakil kepala madrasah dan guru senior, sedangkan di SMP Islam Al-Azhar telah melibatkan wakil kepala sekolah dan guru senior, dan dampaknya dapat

  14 meningkatkan kompetensi profesional guru.

  Penelitian M. Dja’far HS, dalam Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 4, Nomor 2 bulan Oktober 2013, menyatakan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh positif dan memberikan kontribusi/pengaruh langsung positif

  15 terhadap kualitas tes buatan guru.

  Penelitian Rohikah tahun 2012 menyimpulkan bahwa supervisi Kepala Sekolah terhadap pembelajaran PAI terbukti efektif dengan adanya peningkatan guru PAI dalam hal: peningkatan Guru PAI dalam persiapan mengajar, peningkatan guru PAI dalam mengelola kelas, peningkatan guru

14 Wahid Hasim, “Supervisi Pembelajaran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

  Kompetensi Guru (Studi Multi Kasus di MTs Negeri dan SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga)”, Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2013. 15

  PAI memahami peserta didik dan peningkatan guru PAI dalam memanfaatkan

  16 teknologi pembelajaran.

  Penelitian Andi Tenriningsih dalam Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 17, nomor 6 bulan Oktober 2011, menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah dapat memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi kerja para guru yang berdampak pada kinerja guru. Kinerja guru yang baik akan memberikan kontribusi pada keberhasilan belajar siswa yang baik. Oleh karena itu kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting bagi terciptanya kinerja sekolah secara menyeluruh baik dari aspek motivasi kerja para guru, kinerja para guru serta pada akhirnya

  17 dapat menciptakan keberhasilan belajar.

  Penelitian Sutikno tahun 2009 menyimpulkan bahwa supervisi yang dilakukan pengawas TK/SD/SDLB telah berhasil meningkatkan profesionalisme guru SD pada pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

  18 Sosial (IPS) Sejarah di Sekolah Dasar Colo dan Sekolah Dasar 2 Japan.

  Penelitian Tri Martiningsih tahun 2008 menyimpulkan bahwa: 1) Semakin baik persepsi guru terhadap supervisi akademik akan diikuti dengan semakin tingginya kompetensi profesional guru SD Negeri di Kecamatan Pekalongan Utara. 2) Semakin baik partisipasi guru dalam KKG (Kelompok Kerja Guru) akan diikuti dengan semakin tingginya kompetensi profesional 16 Rohikah., “Efektivitas Supervisi Kepala Sekolah terhadap Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Ponjong”, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, UIN, 2012. 17 Andi Tenriningsih, “Supervisi Pengajaran, Motivasi Kerja, Kinerja Guru dan Prestasi Belajar”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 5, (Oktober 2011), 425-428. 18 Sutikno, “Peranan Supervisi Pengawas TK/SD/SDLB dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru SD pada Pembelajaran IPS Sejarah (Studi Kasus di SD Kecamatan Dawe guru SD Negeri di Kecamatan Pekalongan Utara. 3) Semakin baik persepsi guru terhadap supervisi akademik dan partisipasi guru dalam KKG (Kelompok Kerja Guru) akan diikuti dengan semakin tingginya kompetensi

  19 profesional guru SD Negeri di Kecamatan Pekalongan Utara.

  Dengan menjelaskan penelitian-penelitian di atas, maka akan bisa dilihat perbedaan dan persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan ini.

  Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang ditampilkan di atas adalah membahas tentang supervisi kepala sekolah. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan karya ilmiah dan penelitian lainnya yang telah ada pertama, lokasi yang peneliti lakukan di Kecamatan Sragen. Kedua, dalam penelitian sebelumnya, membahas tentang supervisi kepala sekolah terhadap guru secara umum, namun dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menjelaskan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI di SD se Kecamatan Sragen. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi profesional guru terutama guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar yang berada di kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

E. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan 19 dan Taylor dalam Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif

  Tri Martiningsih, “Pengaruh Supervisi Akademik dan Partisipasi Guru dalam KKG

(Kelompok Kerja Guru) terhadap Kompetensi Profesional Guru SD di Kecamatan Pekalongan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

  20 diamati.

  Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini berusaha untuk mendreskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah diperoleh dari lapangan maupun literatur kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan.

  Penelitian ini bersifat deskriptif, hanya sebatas pada usaha untuk mengungkapkan suatu permasalahan, keadaan atau peristiwa sebagaimana berkenaan dengan masalah penelitian yaitu gambaran pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi profesional guru PAI di SD se kecamatan Sragen. Teori-teori dalam penelitian ini digunakan untuk memahami dan menjelaskan realita sosial yang terjadi, sehingga teori tidak digunakan untuk mengintervensi realitas sosial tersebut. Dalam arti bahwa penelitian ini tidak untuk mendukung, membantah suatu teori.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SD se Kecamatan Sragen yang terdiri dari 37

  SD dan akan menggunakan teknik purposive sampling, di mana lokasi Sekolah Dasar yang dipilih dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Untuk menentukan Sekolah Dasar yang akan dipilih, 20 peneliti membagi menjadi 5 karena kecamatan Sragen terdiri dari 5 gugus,

  Lexy J. Moleong, , Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, dan tiap gugus peneliti mengambil 2 sekolah. Sehingga obyek yang peneliti ambil sejumlah 10 SD yang terdiri dari SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, SD N Mojo 58, SD N Karang Tengah 1, SD N 16 Sragen, SD N Mojomulyo 2, SD N Tangkil 4, SD N 6 Sragen, SD N Nglorog 3, SD N Nglorog 1, dan SD N 4 Sragen.

  Peneliti mengambil obyek penelitian di 10 Sekolah Dasar tersebut dengan alasan sekolah-sekolah tersebut cukup mewakili kondisi sekolah di Kecamatan Sragen baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Kemudian peneliti mengambil sekolah di masing-masing gugus agar obyek yang peneliti ambil bisa mewakili kondisi Sekolah Dasar di Kecamatan Sragen.

  3. Tehnik Pengumpulan Data

  a. Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari kepala SD se-Kecamatan Sragen yang merupakan subyek dalam penelitian.

  Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dalam hal ini melalui guru- guru PAI, serta dokumen yang terkait dengan penelitian. Semua itu untuk menjelaskan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI SD se-Kecamatan Sragen.

  b. Tehnik Pengumpulan Data

  1) Tehnik Observasi Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena –fenomena yang diselidiki secara sistematik. 21 Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk meneliti tentang gambaran lokasi penelitian, aktivitas supervisi akademik kepala SD se-Kecamatan Sragen dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI.

  2) Teknik Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti memilih bentuk wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur dalam pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari.

  22 Alasan

  peneliti menggunakan teknik wawancara tak terstruktur adalah untuk memberikan kesempatan kepada seseorang atau responden untuk menyatakan dan menangkap pernyataan secara mendetail. Yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri dari (1). Kepala sekolah, (2) Guru PAI SD se-Kecamatan Sragen.

  3) Teknik Dokumentasi Teknik ini dikenal dengan penelitian dokumentasi

  (dokumentation research) yang mencari data melalui beberapa

21 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 3, Yogyakarta:Penerbit Andi, 2007, 36.

  arsip dan dokumen sejarah madrasah/sekolah, raport, surat kabar, 23 majalah, jurnal, buku dan benda-benda tulis lainnya yang relevan.

  Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang supervisi akademik kepala sekolah di SD se-Kecamatan Sragen.

  4. Validitas Data Setelah seluruh data yang dibutuhkan berhasil dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses verifikasi data supaya data yang ada dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Menurut J. Moleong dalam penelitian kualitatif terdapat empat kriteria yang dapat digunakan dalam uji validitas data yaitu berkaitan dengan derajat kepercayaan (credebility) keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan kepastian 24 (confirmability). 25 Data tersebut diuji keabsahan dengan triangulasi data, untuk mengetahui sejauhmana temuan-temuan di lapangan benar-benar representatif untuk dijadikan pedoman analisis dan juga untuk mendapatkan informasi yang luas tentang perspektif penelitian.

  Teknik yang digunakan dalam triangulasi adalah dengan menggunakan banyak sumber untuk satu data yaitu membandingkan antara hasil wawancara dengan hasil observasi antara ucapan informan di 23 depan umum dengan ucapan ketika informan sendirian (secara informal)

  Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta:Rineka Cipa,1993, 200. 24 Lexy J. Moleong,,

  Dan antara hasil wawancara dengan data yang ada pada dokumen. Juga dilakukan chek-richek, konsultasi dengan kepala sekolah, guru dan sumber-sumber data yang terkait.

F. Sistematika Penelitian

  Penelitian Tesis ini terdiri atas lima bab. Bab Pertama: Pendahuluan, yang meliputi: Latar belakang masalah; Perumusan masalah; Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian; Penelitian yang relevan dan Sistematika Penelitian.

  Bab Kedua: Kajian Teori. Bab ini meliputi: Supervisi akademik Kepala Sekolah; Tujuan supervisi akademik; prinsip-prinsip supervisi akademik; Ruang lingkup supervisi akademik; Model-model supervisi akademik; teknik- teknik supervisi akademik; perencanaan supervisi akademik; langkah-langkah supervisi akademik; tindak lanjut supervisi akademik; kompetensi profesional guru PAI dan indikatornya.

  Bab Ketiga: Hasil penelitian yang meliputi gambaran dan kondisi Sekolah Dasar di Kecamatan Sragen, perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah.

  Bab Keempat: Pembahasan yang meliputi tingkat keberhasilan supervisi akademik kepala sekolah serta hambatan dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah.

  Bab Kelima: Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. Akhirnya tulisan ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan beberapa lampiran yang mendukung terhadap validitas data serta biografi peneliti.

BAB II KAJIAN TEORI A. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Menurut Glickman sebagaimana dikutip Sudjana

  26

  , supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Kemendiknas dalam Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, supervisi akademik merupakan upaya untuk membantu guru-guru dalam mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.

  27 Supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan

  pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar mengajar.

28 Sedangkan Syaiful Sagala memberikan

  definisi: Supervisi akademik adalah bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada guru agar mau terus belajar, meningkatkan kualitas pembelajarannya menumbuhkan kreativitas guru memperbaiki bersama- sama dengan cara melakukan seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, model dan metode pengajaran, dan evaluasi pengajaran untuk meningkatkan kualitas pengajaran, pendidikan, dan kurikulum dalam perkembangan dari belajar mengajar dengan baik agar memperoleh hasil lebih baik.