IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SECARA TERPADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP MUHAMMADIYAH I TEMANGGUNG

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

SECARA TERPADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SMP MUHAMMADIYAH I TEMANGGUNG

  Oleh :

  

Siti Farikhah

NIP. 19610623 198803 2001

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

SALATIGA

2016

  PENELITIAN PEMULA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillaahirabbil „aalamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang

  telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

  Dalam menyusun laporan penelitian ini, tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, peneliti menyampaikan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Dr. AdangKuswaya, M.Ag., selaku Ketua LP2M IAIN Salatiga.

  3. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika FTIK IAIN Salatiga.

  5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., selaku konsultan peneliti.

  6. Bapak Wikamto, S.Pd, selaku Kepala SMP Muhamamdiyah 1 Temanggung.

  7. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.

  Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah peneliti serahkan, semoga semua amal kebaikannya mendapat pahala yang berlipat ganda. Harapan peneliti mudah- mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca. Dengan kerendahan hati, peneliti mohon kritik dan saran yang membangun, demi sempurnanya laporan penelitian ini.

  Salatiga, 28 November 2016 Peneliti

  Dra.Siti Farikhah, M.Pd NIP. 19610623 198803 2001

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

  Jl. TentaraPelajar 02 Salatiga 50721 Telp : (0298) 323706 Fax : (0298) 323433 Website:http://www.iainsalatiga.ac.id email:administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya : Nama : Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP : 19610623 198803 2001 Jurusan : Tadris Matematika Menyatakan bahwa penelitian yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri, bukan jiplakan dari penelitian orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam penelitian ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  

ABSTRAK

Siti Farikhah. 2016. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SECARA TERPADU

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP MUHAMMADIYAH I

  Masyarakat (LP 2 M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Konsultan : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

  Kata kunci : Matematika, Pendidikan Karakter, Proses Pembelajaran.

Selama ini pembelajaran matematika yang dilakukan sebagian guru masih

didominasi oleh pengenalan rumus-rumus serta konsep-konsep secara verbal, tanpa ada

dorongan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik dan mengembangkan kreatifitasnya.

Dalam pandangan guru, peserta didik seolah-olah robot yang dipersiapkan untuk

mengerjakan atau meghasilkan sesuatu, tidak peduli bentuk kepribadian atau pun pendidikan

karakter yang berkembang pada diri peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

implementasi pendidikan karakter secara terpadu pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 1 Temanggung.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui

tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data

kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter secara terpadu

diimplementasikan pada 3 bentuk kegiatan pada pembelajaran matematika, yaitu 1)

pendidikan karakter pada perencanaan pembelajaran telah tertuang dalam RPP, meliputi

nilai-nilai disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun serta tanggung jawab. Kemudian

dikembangkan lebih lanjut pada silabus yang diperinci pada tiap-tiap Kompetensi Dasar

(KD), meliputi nilai-nilai tanggung jawab, teliti, kerjasama, menghargai orang lain, ulet,

berpikir logis, percaya diri, jujur, dan sistematis. 2) pendidikan karakter pada pelaksanaan

pembelajaran matematika materi faktorisasi suku Aljabar terintegrasi dengan baik mulai dari

kegiatan pendahuluan, inti sampai dengan penutup. Pada kegiatan pendahuluan disamping

diterapkan nilai religius (do`a bersama dan salam) juga nilai-nilai disiplin dan respek. Nilai-

nilai karakter pada kegiatan inti pada dasarnya sudah sesuai dengan yang diharapkan pada

silabus disetiap kompetensi dasarnya, hanya nampak belum optimal. Sedangkan pada sesi

penutup, guru banyak memberikan motivasi, diakhiri dengan do`a dan salam (nilai religius);

3) pendidikan karakter pada evaluasi pembelajaran matematika, guru mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kognitif

diambil dari hasil belajar melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester dan ulangan kenaikan kelas dengan tetap menanamkan nilai-nilai kedisiplinan,

kejujuran, kerjakeras, tanggungjawab, dan kemandirian yang semua itu masuk dalam ranah

afektif, hanya guru masih kesulitan karena banyaknya jumlah peserta didik. Sedangkan

penilaian psikomotor, guru mengamati pada saat peserta didik melakukan tes unjuk kerja atau

tes perbuatan seperti kecepatan mengerjakan tugas, kemampuan membaca gambar atau

simbol, kemampuan menyusun urut-urutan pengerjaan dan menganalisis hasilnya.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i PENGESAHAN ........................................................................................................................... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................................. iii KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iv ABSTRAK ................................................................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................................................ vi BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

  24 4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .......................................................

  40 3. Nilai-nilai Karakter Dalam Evaluasi Pembelajaran Matematika ............

  38 2. Nilai-nilai Karakter Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika ......

  38 1. Nilai-nilai Karakter Dalam Perencanaan Pembelajaran Matematika .....

  29 C. Pendidikan Karakter Secara Terpadu Dalam Pembelajaran Matematika ....

  28 3. Proses Pembelajaran Matematika ...........................................................

  27 2. Tujuan Pembelajaran Matematika ..........................................................

  27 1. Pengertian Matematika ...........................................................................

  26 B. Pembelajaran Matematika ...........................................................................

  25 5. Fungsi Pendidikan Karakter ....................................................................

  19 3. Tujuan Pendidikan Karakter ...................................................................

  1 A.

  15 2. Tahap-tahap Pengembangan Karakter ....................................................

  11 1. Nilai-nilai Karakter .................................................................................

  Pendidikan Karakter ....................................................................................

  11 A.

  9 BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................................

  8 E. Sistematika Laporan Penelitian ..................................................................

  8 D. Signifikansi ..................................................................................................

  8 C. Tujuan Penelitian .........................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................

  Latar belakang Masalah ...............................................................................

  43

  D.

  Hasil Penelitian yang Relevan .....................................................................

  44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................................

  46 A.

  46 Pendekatan Penelitian ..................................................................................

  B.

  46 Subyek Penelitian ........................................................................................

  C.

  47 Lokasi Penelitian .........................................................................................

  D.

  47 Tehnik Pengumpulan Data .........................................................................

  E.

  49 Instrumen Penelitian ....................................................................................

  F.

  50 Analisis Data ...............................................................................................

  G.

  Keabsahan Data ..........................................................................................

  50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................

  53 A.

  53 Hasil Penelitian ............................................................................................

  1.

  58 Pendidikan Karakter Dalam Perencanaan Pembelajaran Matematika ....

  2.

  61 Pendidikan Karakter Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika ....

  3.

  69 Pendidikan Karakter Dalam Evaluasi Pembelajaran Matematika ..........

  B.

  Pembahasan ................................................................................................

  72 1. Pendidikan Karakter Dalam Perencanaan Pembelajaran Matematika… 72

  2. Pendidikan Karakter Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika.. 76

  3. Pendidikan Karakter Dalam Evaluasi Pembelajaran Matematika…… 88

  92 A.

  BAB V PENUTUP ...................................................................................................

  92 Kesimpulan ..................................................................................................

  B.

  Saran-saran .................................................................................................

  93 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

  95 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................

  98

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun

  2003 pasal 3 dinyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (2004:5).

  Komitmen nasional tersebut mencerminkan bahwa untuk membentuk manusia yang berkualitas diperlukan pendidikan yang berkualitas (berkarakter), baik lewat jalur formal maupun non formal, pendidikan yang dirancang agar peserta didik dapat mengerti, memahami, bersikap serta siap untuk aktif dalam ikut berpartisipasi membangun masyarakat Indonesia.

  Pendidikan berkarakter adalah kunci utama keberhasilan suatu bangsa. Sehingga individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya) (Zainal, 2010 : 3). Selanjutnya dijelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan segala sesuatu yang dilakukan guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik yang mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru. Cara berbagai hal terkait lainnya.

  Sebenarnya secara akademis, pengembangan pendidikan karakter diajarkan di sekolah, sudah terintegrasi dalam mata pelajaran. Akan tetapi model pembelajaran masih berorientasi pada pendekatan kognitif melalui hafalan dengan target optimalisasi nilai nominal semata. Artinya tujuan pembelajaran masih berorientasi pada aspek pengetahuan akademik saja.

  Pembelajaran dan pendidikan yang bertujuan untuk merubah dan meningkatkan perilaku peserta didik masih merupakan wacana, belum terimplikasikan secara nyata dalam proses pendidikan di sekolah. Jadi sistem pembelajaran di sekolah kebanyakan masih mengabaikan pendidikan perilaku dan budi pekerti atau masih belum menyentuh secara esensial pola pendidikan berkarakter.

  Apabila hal-hal tersebut dibiarkan, maka akan terjadi proses

  

disempowerment education secara terus-menerus, sehingga terjadi pendangkalan

  karakter pendidikan yang akhirnya juga mengakibatkan semakin lebarnya kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku peserta didik.

  Urgensi dari pelaksanaan komitmen nasional pendidikan karakter telah dinyatakan pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa sebagai Kesepakatan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

  1)Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari pendidikan nasional secara utuh, 2)Pendidikan budaya dan pembudayaan. Oleh karenanya pendidikan dan kebudayaan perlu diwadahi secara utuh, 3)Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah,masyarakat, sekolah dan orang tua. Oleh karenanya pelaksanaan budaya dan karakter bangsa harus melibatkan keempat unsur tersebut, dan 4)Dalam upaya merevitalisasi pendidikan dan budaya karakter bangsa diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat kebersamaan dalam pelaksanaan di lapangan.(Direktorat PSMP,2010).

  Secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi seseorang (kognitif, afektif, konatif dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural ( keluarga, sekolah dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks tersebut dapat diklasifikasikan dalam Olah Hati (,Spiritual and

  

emosional development ) yaitu kejujuran, tanggungjawab; Olah Pikir (Intellectual

development ) yaitu kecerdasan; Olah Raga dan Kinestetik (Phisycal and

kinestetic development ) yaitu bersih, sehat dan menarik; serta Olah Rasa dan

Karsa (Affective and Creativity development) yaitu peduli dan kreatif.

  (Zaenal,2011:5).

  Sedangkan secara akademik pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak keputusan baik- buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. pembelajaran mata pelajaran di sekolah. Selama ini pembelajaran Matematika yang dilakukan sebagian guru masih didominasi oleh pengenalan rumus-rumus serta konsep-konsep secara verbal, tanpa ada dorongan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik dan mengembangkan kreatifitasnya.

  Pembelajaran matematika mempunyai porsi jam pembelajaran yang cukup banyak tentunya akan menjadi sasaran yang tepat untuk menanamkan karakter pada peserta didik.

  Disamping itu pembelajaran matematika menjadi sangat menarik untuk dihubungkan dengan pendidikan karakter karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan modern , mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir.

  Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah yang diperlukan peserta didik, matematika juga untuk mengembangkan kemampuan berpikir logik, dan diharapkan matematika akan menjadi suatu pelajaran yang bermanfaat bagi peserta didik, bahkan matematika diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari.

  Mengingat pentingnya matematika, maka sangat diharapkan peserta didik disamping menguasai pelajaran matematika juga tertanam nilai-nilai pendidikan karakter seperti religius, jujur, kerja keras, kreatif, toleransi, mandiri, tanah air, menghargai prestasi, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. (Kemendiknas, 2010:9). penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Dan untuk membekali peserta didik menjadi seorang penguasa teknologi yang mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diperlukan pembentukan karakter peserta didik.

  Dalam proses pembelajaran matematika tidak akan pernah lepas dari pengembangan nilai-nilai karakter peserta didik . Apabila peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran matematika ,maka matematika akan menjadi suatu pelajaran yang bermakna bagi kehidupannya.

  Matematika identik dengan penyelesaian masalah (soal). Maka guru pun bertugas untuk mengajari bagaimana langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah. Hal ini sangat diperlukan karena dalam proses penyelesaian masalah juga terkandung unsur-unsur karakter yang positif. Memberikan pengajaran untuk menyelesaikan masalah memungkinkan peserta didik untuk menjadi lebih cermat, teliti dalam mengambil keputusan di dalam masalah kehidupannya; sehingga secara tidak langsung guru telah membentuk karakter kecermatan dan ketelitian pada diri peserta didik. Disamping itu, masih banyak nilai yang dapat digali, seperti kegigihan (kerja keras), kreatifitas, dan sebagainya. Dalam menyelesaikan soal yang rumit, dibutuhkan kerja keras dan kreatifitas.(Rika diperlukandi zaman yang semakin global, agar dapat menghadapi persaingan dengan yang lain. koreksi atau kontrol yang berupa pujian dan teguran akan menjadi alat yang efektif agar karakter yang sedang dibangun tetap berada pada sasaran yang tepat.

  Selain itu pemberian penghargaan kepada yang berprestasi menjadi bentuk penyemangat dan motivasi untuk lebih baik, sedangkan sanksi kepada yang melanggar berguna untuk mencegah munculnya nilai-nilai keburukan. Selanjutnya dijelaskan bahwa untuk merapkan pendidikan karakter, setidaknya perlu 3 (tiga) hal, yaitu teladan, pembiasaan, dan koreksi atau kontrol. Hal ini mengisyaratkan bahwa membangun karakter tidaklah dapat dilakukan hanya dengan memberikan pengetahuan atau materi tentang karakter, tetapi lebih ditekankan pada praktik langsung oleh guru kemudian ditiru oleh peserta didik. Dengan demikian, pendidikan karakter tidak hanya sekedar lips-service, tetapi harus bersatunya kata, pikiran dan tindakan.

  Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendidikan karakter tidak ada yang instan, semua membutuhkan proses yang panjang, pembiasaan dan keteladanan seluruh warga sekolah.

  SMP Muhammadiyah 1 Temanggung merupakan salah satu satuan pendidikan di tengah kota Temanggung. Sebagai salah satu sekolah Islam yang memiliki komitmen yang tinggi untuk mewujudkan standar pendidikan yang dapat membentuk manusia yang berkarakter. Dengan visi menjadi lembaga salah satu misi sekolah yaitu menyelenggarakan pendidikan yang berkarakter Islam, tentunya dapat menjadi wadah untuk pengembangan pendidikan karakter

  Berdasarkan paparan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengkaji Implementasi Pendidikan Karakter Secara Terpadu Dalam Pembelajaran Matematika di SMP Muhammadiyah 1 Temanggung.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter pada perencanaan pembelajaran Matematika di SMP Muhammadiyah 1 Temanggung tahun 2016? 2. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter pada pelaksanaan pembelajaran Matematika di SMP Muhammadiyah 1 Temanggung tahun

  2016? 3. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter pada evaluasi pembelajaran

  Matematika di SMP Muhammadiyah 1 Temanggung tahun 2016?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang implementasi pendidikan karakter pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Matematika di SMP Muhammadiyah I Temanggung tahun 2016. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada semua pihak yang terkait.

  Manfaat Teoritis, diantaranya yaitu : a.

  Memberikan informasi tentang implementasi pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 1 Temanggung.

  b.

  Memperkaya pengetahuan tentang penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran di SMP.

  c.

  Memperdalam pengetahuan teori-teori pendidikan karakter melalui hasil penelitian.

2. Manfaat Praktis, diantaranya yaitu : a.

  Bagi Sekolah, dapat merefleksikan hasil penelitian, khususnya mengevaluasi penanaman pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 1 Temanggung.

  b.

  Bagi Pendidik, memperoleh wawasan baru tentang implementasi pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran yang dapat dijadikan referensi penerapan pada peserta didik.

  c.

  Bagi peneliti, memperoleh pengalaman baru tentang penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran, sekaligus dapat merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam dan luas permasalahannya .

  Secara garis besar, penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab dan sub bab, yaitu: tujuan penelitian, signifikansi, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka, terdiri dari pendidikan karakter, pembelajaran Matematika, dan Pendidikan Karakter secara terpadu dalam pembelajaran Matematika serta hasil Penelitian yang relevan. BAB III Metodologi Penelitian, meliputi pendekatan penelitian, subyek penelitian, lokasi penelitian, tehnik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data, dan keabsahan data.

  BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang penelitian yang diperoleh dan Pembahasannya. BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan penelitian dan saran

BAB II A. Pendidikan Karakter Mengawali kajian pendidikan karakter, perlu dijelaskan secara singkat

  masalah karakter lebih dahulu. Istilah karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2008 ) berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; atau bermakna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.

  Istilah berkarakter berarti memiliki karakter dan berwatak. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara, serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi pengetahuan dirinya, dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan perasaannya.

  Menurut Munir (2010:3) karakter adalah sebuah pola , baik pikiran, sikap, maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan. Karakter seseorang ditentukan oleh faktor genetis, makanan, teman, orang tua, dan tujuan.

  Sedangkan Lickona (2013:81) mengemukakan karakter terdiri dari nilai operatif,nilai dalam tindakan, seiring dengan suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan yang baik, menginginkan hal-hal yang baik, dan melakukan hal yang baik. Kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam Terkait dengan pendidikan karakter Koesoema (2012:57) menegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu usaha mengembangkan keseluruhan dinamika relasional antar pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari luar maupun dari dalam dirinya, agar pribadi itu semakin menghayati kebebasannya sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup mereka berdasarkan nilai moral yang menghargai kemartabatan manusia. Demikian pula Damayanti memberikan pengertian pendidikan karakter sebagai gerakan nasional menciptakan sekolah yang membina etika, bertanggung jawab, dan merawat orang-orang muda dengan pemodelan dan mengajarkan karakter baik melalui penekanan pada universal, dan nilai-nilai yang diyakini oleh semua.(2014:12). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action); tanpa ketiga aspek tersebut pendidikan karakter tidak efektif.

  Pendidikan yang berkarakter sangatlah penting bagi perkembangan individu. Pendidikan yang berkarakter adalah pendidikan yang mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran/amanah, diplomatis, hormat dan lain. Karakter tersebut tidak hanya pada tahap pengenalan dan pemahaman saja, namun menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktikkan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.

  Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholders terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat.

  Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara

stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan kerharmonisan.

  Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dana watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat pembentukan karakter.

  Jadi, pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika ada budi pekerti yang luhur.

  Adapun pendidikan karakter menurut Zainal Aqib dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran akan kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tesebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah harus melibatkan semua komponen pendidikan yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, manajemen sekolah, pengelolaan mata pelajaran, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah. (2011:3)

  Sedangkan menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010:4) pendidikan karakter diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai-nilai karakter pada dirinya, mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

  Pendapat senada disampaikan Sri Narwanti (2011:4), bahwa pendidikan meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri yang insani.

  Berdasarkan beberapa pandangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan guru untuk membantu peserta didik dalam menanamkan nilai-nilai karakter yang meliputi religius, keteladanan, disiplin, bekerja keras, sopan santun, jujur, dan sebagainya, sehingga peserta didik menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsa.

  Berkaitan dengan pemaparan pendidikan karakter maka berikut penjelasan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, tahap-tahap pengembangan karakter, tujuan, prinsip dan fungsinya.

1. Nilai-nilai Karakter

  Butir-butir nilai karakter dapat diklarifikasikan menjadi 5 (lima) nilai utama, yaitu nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa (YME), nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai-nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai-nilai karakter yang berkaitan dengan lingkungan dan nilai-nilai kebangsaan.

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan

  Religius

  Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

  1) Jujur

  Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang baik terhadap diri dan pihak lain.

  2) Bertanggung jawab

  Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas adan kewajibannya sebagimana yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara, dan Tuhan YME.

  3) Bergaya Hidup Sehat

  Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 4)

  Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

  5) Kerja Keras

  Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (atau bekerja) dengan sebaik-baiknya). 6)

  Percaya diri Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan

  7) Berjiwa wirausaha

  Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali mengatur permodalan operasinya.

8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

  Berpikir dan melakukan sesuatu berdasarkan kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. 9)

  Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

  10) Ingin tahu

  Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 11)

  Cinta ilmu Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama

  1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

  Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri

  2) Patuh pada aturan-aturan sosial

  Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan 3)

  Menghargai karya dan prestasi orang lain Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. 4)

  Santun Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang atau bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

  5) Demokratis

  Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

  d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Peduli sosial dan lingkungan.

  Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

  e. Nilai kebangsaan

  Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

  Nasionalis Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan, fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 2)

  Menghargai keberagaman Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku maupun agama.

  (Zainal:2011:7-8).

2. Tahap-tahap Pengembangan Karakter

  Dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah, tahapan pengembangan karakter menjadi hal yang penting dilakukan sebagai pijakannya. Tahap pengembangan karakter dapat dilaksanakan dengan menggunakan strategi pengembangan dalam konteks makro dan mikro.

  Pengembangan nilai/karakter dapat dilihat pada dua latar/domain, yaitu pada latar makro dan latar mikro. Latar makro bersifat nasional yang mencakup keseluruhan konteks perencanaan dan implementasi pengembangan nilai/karakter yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan nasional. Pada latar makro program pengembangan nilai/karakter dapat digambarkan sebagai berikut.

  Gambar 1. Konteks Makro Pengembangan Karakter Melalui Active Learning

  Penjelasan Gambar : a.

  Secara makro pengembangan karakter melalui active learning dapat dibagi dalam tiga tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil.

  b.

  Pada tahap perencanaan dikembangkan perangkat pembelajaran active

  learning dengan mengimplementasikan pendidikan karakter yang digali,

  dikristalisasikan, dan dirumuskan dengan menggunakan berbagai sumber, antara lain pertimbangan : (1) filosofis

  • – Agama, Pancasila, UUD 1945, dan UU No.20 Tahun 2003 beserta ketentuan perundang-undangan turunannya: (2) pertimbangan teoritis –teori tentang otak, psikologis, nilai dan moral, pendidikan (pedagogi dan andragogi) dan sosial kultural; dan (3) pertimbangan empiris berupa pengalaman dan praktek terbaik (best

  ) dari antara lain tokoh-tokoh, sekolah unggulan, pesantren,

  practices kelompok kultural dll.

  c.

  Pada tahap implementasi dikembangkan pengalaman belajar (learning

  experience ) dengan pendekatan active learning dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri individu peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui proses pembudayaan dan penyelenggaraan pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yakni dalam kampus/sekolah, keluarga, dan masyarakat.

  Dalam masing-masing pilar pendidikan akan ada dua jenis pengalaman belajar (learning experiences) yang dibangun melalui dua pendekatan yakni intervensi dan habituasi. Dalam intervensi dikembangkan suasana interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur (structured learning experiences). Sementara itu, dalam habituasi diciptakan situasi dan kondisi (persistence life situation) yang memungkinkan peserta didik di kampus/sekolahnya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri belajar secara aktif dan mandiri serta berperilaku sesuai nilai dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi. Kedua proses tersebut- intervensi dan habituasi harus dikembangkan secara sistemik dan holistik.

  d.

  Pada tahap evaluasi hasil, dilakukan asesmen ayng terintegrasi mencakup penilaian proses dimana active learning terpantau sekaligus untuk perbaikan berkelanjutan yang sengaja dirancang dan dilaksanakan untuk menditeksi aktualisasi karakter dalam diri peserta didik sebagai indikator bahwa proses pembudayaan dan pemberdayaan karakter melalui active learning itu berhasil dengan baik.

  Pada konteks mikro pengembangan karakter berlangsung dalam konteks suatu aturan pendidikan (sekolah/Perguruan Tinggi) secara holistic (the whole

  

school/university reform ). Perguruan Tinggi/Sekolah sebagai leading sector,

  berupaya memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan belajar yang ada untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan, dan menyempurnakan secara terus menerus proses pendidikan karakter. Program pengembangan karakter pada latar mikro dapat digambarkan sebagai berikut.

  

Gambar 2. Konteks Mikro Pengembangan Nilai/Karakter

Penjelasan Gambar: a.

  Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture) yang diperguruan tinggi dikenal sebagai academic athmosphere; kegiatan ko-kurikuler dalam masyarakat.

  b.

  Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas pengembangan nilai/karakter dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata kuliah/pelajaran (embedded approach).

  c.

  Dalam lingkungan kampus/sekolah dikondisikan agar lingkungan fisik dan academic athmosphere sosial kultural memungkinkan para peserta didik bersama dengan sivitas akademik lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian di kampus yang mencerminkan perwujudan nilai/karakter.

  d.

  Dalam kegiatan ko-kurikuler, yakni kegiatan belajar di luar kelas yang terkait langsung pada suatu materi dari suatu mata kuliah/pelajaran, atau kegiatan ekstrakurikuler, yakni kegiatan kampus/sekolah yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran, seperti palang merah, pecinta alam, dan lain-lain perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dalam rangka pengembangan nilai/karakter.

  e.

  Di lingkungan keluarga dan masyarakat diupayakan agar terjadi proses penguatan dari orang tua/wali serta tokoh-tokoh masyarakat terhadap perilaku berkarakter mulia yang dikembangkan di kampus/sekolah menjadi kegiatan keseharian di rumah dan di lingkungan masyarakat masing-masing.(Dadan Rosana,2010).

   Tujuan Pendidikan Karakter

  Pendidikan Karakter mempunyai tujuan sebagai berikut : (Sri Judiani, 2010 : 283), tujuan pendidikan karakter adalah : 1)

  Mengembangkan potensi kalbu/ nurani/ afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.

  2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious

  3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa

  4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.

  5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

  Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : a.

  Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

  b.

  Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku. c.

  Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.

  Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

  e.

  Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik.

  f.

  Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.

  g.

  Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.

  h.

  Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai tanggung untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. i.

  Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. j.

  Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.

  (Zainal, 2011 :11) 5.

   Fungsi Pendidikan Karakter :

  Kementerian Pendidikan Nasional (2010:7) menjabarkan fungsi pendidikan karakter menjadi 3 (tiga) faktor, meliputi : a.

  Fungsi Pengembangan

  Yaitu pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi yang berperilaku baik. Hal ini bagi peserta didik yang jelas memiliki sikap dan b.

  Fungsi Perbaikan Yaitu memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.

  c.

  Fungsi Penyaring Yaitu untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa Indonesia.

B. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika

  Beberapa pendapat ahli tentang matematika, diantaranya menurut James dan James yang dikutip Suherman (2003 : 16) dikatakan bahwa Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam bidang aljabar, analisis dan geometri.