KEUANGAN DESA (SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA & TEKNIK ALOKASI DANA DESA) - Repository IPDN

  

KEUANGAN DESA

KEUANGAN DESA

(SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA &

  

(SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA &

TEKNIK ALOKASI TEKNIK ALOKASI DANA DESA) DANA DESA)

  

IPDN-KEMDAGRI

  

IPDN-KEMDAGRI Biodata Narasumber Biodata Narasumber

  • Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
  • Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
  • NIP : 19770304 1995 11 1 001
  • Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
  • Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
  • Instansi : Kampus IPDN Jatinangor
  • >Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

  I. TATARAN FILOSOFIS

  I. TATARAN FILOSOFIS

1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah ? a.

  Untuk menciptakan “Law and Order” (ketentraman dan ketertiban) b. Untuk menciptakan “welfare” (Kesejahteraan)

  Berbasis pada Kepentingan Masyarakat

KEYAKINAN DASAR: KEYAKINAN DASAR: 1.

  PERCAYA PADA PEMERINTAH 2. PERCAYA BAHWA MASYARAKAT BERADAB TIDAK AKAN BERFUNGSI DENGAN EFEKTIF TANPA PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF 3. YAKIN BAHWA YANG MENJADI MASALAH BUKANLAH ORANG YANG BEKERJA DALAM

PEMERINTAHAN, MELAINKAN SISTEM TEMPAT MEREKA BEKERJA.

  4. PERCAYA DENGAN KEADILAN - DALAM KESEMPATAN YANG SAMA BAGI SEMUA ORANG

PERBANDINGAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI

  

(IPK) NEGARA-NEGARA ASIA PASIFIK

(IPK) NEGARA-NEGARA ASIA PASIFIK

  

(163 Negara)

(163 Negara)

  No. Negara Peringkat

  1. Singapura

  5

  2. Hongkong

  15

  3. Malaysia

  44

  4. Thailand

  63

  5. Filipina 121

  ORIENTASI PEMBANGUNAN NASIONAL ORIENTASI PEMBANGUNAN NASIONAL DI INDONESIA DI INDONESIA Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya

  Terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir batin

  

Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pemberdayaan Masyarakat dalam

  

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

  

Manusia

Manusia Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

  

Memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk

berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya

  Menggali potensi yang ada dalam masyarakat

  

Tuntutan dalam Pemeliharaan dan Peningkatan

Tuntutan dalam Pemeliharaan dan Peningkatan

  

Kualitas Sumber Daya Manusia

Kualitas Sumber Daya Manusia

  

Dalam konsep makro ada 3 tuntutan utama yang mempengaruhi kualitas

Sumber Daya Manusia:

  

1. Kesehatan dalam arti luas, baik kesehatan medis maupun kesehatan

lingkungan, termasuk kesehatan yang menyangkut pangan, sandang dan papan

  2. Pendidikan yang menyangkut tingkat, macam dan kesesuaian

pendidikan, yang mempengaruhi kemampuan nalar dan wawasan

berpikir serta pemahaman terhadap perkembangan

  3. Pendapatan atau penghasilan yang mencukupi kehidupan dari kesesuaian antara kebutuhan dengan pekerjaaan, yang tidak terlepas

HUMAN DEVELOPMENT INDEX HUMAN DEVELOPMENT INDEX TAHUN 1996 TAHUN 1996 NEGARA

  PERINGKAT Kanada 1 Amerika Serikat 2 Jepang 3 Belanda 4 Norwegia 5 Singapura 34 Brunai Darusalam 36 Thailand 52 Malaysia 53

  PENGUKURAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) PENGUKURAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) – INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) – INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) 1. KESEHATAN:

  a. Angka Harapan Hidup

  b. Angka Kematian Bayi 2.

  PENDIDIKAN:

  a. Literacy (Angka Melek Huruf): 2/3

  b. Enrolment Ratio (SD, SLP, SLA): 1/3

  3. DAYA BELI PENDAPATAN PURCHASING

POWER PARITY (PPP):

  a. UNDP : Income Percapita

  Angka Kematian Bayi Perseribu Angka Kematian Bayi Perseribu

  Negara-Negara Maju, tahun 1992 18

  Amerika Serikat, tahun 1960 26

  Indonesia, tahun 1992

  70hampir 4 kali lipat negara maju

   Prediksi Indonesia tahun 2015 – 2020 berdasarkan angka Sensus tahun 2000

  28masih jauh di atas rata-rata negara maju tahun 1992

  

Indikator Kesehatan ASEAN

Indikator Kesehatan ASEAN

  

Tahun 2001

Tahun 2001

  Negara Perkiraan Hidup (Th) Rasio Dokter & Penduduk Singapura 78 1 : 714 Brunai Darusalam 76 1 : 1.133 Malaysia 73 1 : 1.477 Thailand 71 1 : 4.361 Filipina 69 1 : 5.121

  Rata-Rata Income Per Kapita Rata-Rata Income Per Kapita

ASEAN

ASEAN

  

Tahun 2001

Tahun 2001

  

N e g a r a Income Per Kapita

  Singapura US $ 24.664 Brunai Darusalam US $ 20.400 Malaysia US $ 3.431 Thailand US $ 1.984 Filipina US $ 1.035

  NEGARA RANKING 1.

  Singapura 25 2. Brunei Darussalam 33 3. Malaysia 61 4. Thailand 73 5. Filipina 84 6. Vietnam 108 7.

  INDONESIA 110 8.

  Maynmar 129

  Human Development Index Human Development Index ASEAN Tahun 2003 ASEAN Tahun 2003

  TINGKAT KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PENDIDIKAN PENDAPATAN Perluasan penyediaan

Peningkatan kesempatan

memperoleh pendidikan

  Penyediaan dan perluasan

Peningkatan kualitas moral dan mental

REALISASI ANGGARAN NEGARA REALISASI ANGGARAN NEGARA UNTUK PENDIDIKAN DI UNTUK PENDIDIKAN DI

  INDONESIA

  INDONESIA @ Sebesar 4,4 % dari APBN Tahun 2004 @ Sebesar 6 % dari APBN Tahun 2005 @ Sebesar 9,6 % dari APBN Tahun 2006 Dibanding Malaysia sudah di atas 20 %

  Desentralisasi Delegasi PEMERINTAH ADMINISTRATIF / WILAYAH KANWIL/KANDEP KEPALA WILAYAH DLL

  Dekonsentrasi Pemerintah Pusat

  DAERAH OTONOM PROPINSI KABUPATEN/KOTA BUMN, Otorita, Kawasan Khusus

  • SWASTA MURNI

  Decentralization in Indonesia ; Decentralization in Indonesia ;

  Problem and Challenges + 650 Jiwa Banjir Bandang Problem and Challenges Mandailing Banjir Bandang Banjir DI ACEH N.SUMATRA Natal Sumatera Barat E.K ALI

MA

NT AN Sulawesi 8 Kab/ Kota AWES Bandang I MALUKU UTARA Gempa di Aceh Tsunami & W .SU M AT RA ALI RIA RIAU U JAMBI JAMB I MA W.KA LIMA NTAN C.SULAWESI NT AN N.SUL IRIAN JAYA BARAT BEN GK ULU S.SU MATR MA LAMPUNG S.SULAWESI A C.K C.K ALI NT AN S.KALIMANTAN MALUKU IRIAN JAYA PAPUA Tsunami & Gempa di Nias E.JAVA W.JAVA C.JAVA SE.SULAWESI

  W.JAVA BALI BOVEN DIGOEL Ciamis W.NUSA TENGGARA E.NUSA TENGGARA Tasikmalaya Jawa Tengah DI YOGYAKARTA &

  Decentralization in Indonesia ; Decentralization in Indonesia ;

  Problem and Challenges + 650 Jiwa Banjir Bandang Problem and Challenges Mandailing Banjir Bandang Banjir DI ACEH N.SUMATRA Natal Sumatera Barat E.K ALI

MA

NT AN Sulawesi 8 Kab/ Kota AWES Bandang I MALUKU UTARA Gempa di Aceh Tsunami & W .SU M AT RA ALI RIA RIAU U JAMBI JAMB I MA W.KA LIMA NTAN C.SULAWESI NT AN N.SUL IRIAN JAYA BARAT BEN GK ULU S.SU MATR MA LAMPUNG S.SULAWESI A C.K C.K ALI NT AN S.KALIMANTAN MALUKU IRIAN JAYA PAPUA Tsunami & Gempa di Nias E.JAVA W.JAVA C.JAVA SE.SULAWESI

  W.JAVA BALI BOVEN DIGOEL Ciamis W.NUSA TENGGARA E.NUSA TENGGARA Tasikmalaya Jawa Tengah DI YOGYAKARTA &

  

BENCANA BULAN MEI 2007

BENCANA BULAN MEI 2007

  REINVENTING GOVERNMENT :

REINVENTING GOVERNMENT :

  How The Entrepreneurial Spirit is

How The Entrepreneurial Spirit is

  

Transforming The Public Sektor

Transforming The Public Sektor

   Entrepreneurship (Kewirausahaan) : Kemampuan yang kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian termasuk keberanian untuk mengambil resiko usaha dan meminimalisasi resiko tersebut menjadi keuntungan;

   Jiwa Entrepreneurship (Kewirausahaan) : Jiwa dimana individu atau kelompok dalam organisasi dapat mengelola sumber-sumber yang berupa kesempatan, tantangan menjadi hasil.

  

  Kemampuan Berpikir (Pinter, Cerdas) Kreatif dan Inovatif) Asas-Asas Entrepreneurship (Kewirausahaan) Bekerja secara teliti dan tepat

  How The Entrepreneurial Spirit is How The Entrepreneurial Spirit is Transforming The Public Sektor Transforming The Public Sektor Mata Orang Lama : Mata Persepsi Mata Analisis : Mata duga-duga Mata Wirausaha : Mata Visi

  Melihat yang kasat mata “Here and Now (yang terlihat disini, sekarang). Terbelenggu oleh tradisi “Melihat dengan berbagai pertimbangan” Terbelenggu dengan kemungkinan- kemungkinan (Probability) “Melihat masa depan sebagai sesuatu yang bisa menjadi kenyataan (The beauty of tomorrow) Segala sesuatu mungkin

  Sifat Kepemimpinan Pemerintahan Sifat Kepemimpinan Pemerintahan

  No. Uraian Pinter (Kreatif &

Inovatif)

  Prilaku Dampak

  

1. Sifat Pemimpin + + Membawa

Kemajuan

2. Sifat Pemimpin - + Stres

  3. Sifat Pemimpin + - Bahaya (merugikan Masyarakat)

  

PERUBAHAN MENUNTUT

PERUBAHAN MENUNTUT

LIMA (5) HAL SEKALIGUS (R. Kasali) :

  

LIMA (5) HAL SEKALIGUS (R. Kasali) :

1)

  Visi tentang masa depan ( vision ); 2)

  Keterampilan ( skill ) untuk mampu melakukan tuntutan-tuntutan baru, ketrampilan ini harus terus dipelihara, ditumbuhkan dan dikembangkan

  3) Insentif yang memadai, baik langsung maupun tidak langsung, cash maupun non cash individu maupun kelompok

  4) Sumberdaya ( resources ) yang memudahkan ruang gerak dan pertumbuhan;

  5) Rencana tindak ( action plan ) rangkaian tindakan yang diintegrasikan dalam langkah-langkah yang spesifik dan terencana, tertulis dan dimengerti oleh semua pelaku yang terlibat;

  Tanpa Visi Tanpa Visi

   Kalau sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin dengan visi yang kuat, orang hanya dipacu untuk bekerja dan bekerja, bergerak merespon semua yang ada

   Pada sebuah organisasi yang kacau tidak ada kesatuan pikiran dan kesatuan tindakan, dengan kata lain pancaran energi tidak terfokus dan masing-masing komponen bergerak sendiri- sendiri.

  Tanpa Ketrampilan Tanpa Ketrampilan

   Organisasi yang tidak didukung dengan ketrampilan yang memadai perubahan yang muncul kecemasan-kecemasan (stres, rumor/gosip, amarah dan sebagainya.

  Tanpa Insentives Tanpa Insentives

   Organisasi yang tidak didukung dengan Insentif yang memadai perubahan tidak akan bergerak.

  

Tanpa Sumberdaya (Resources)

Tanpa Sumberdaya (Resources)

   Organisasi yang tidak didukung dengan Sumberdaya yang memadai perubahan yang muncul frustasi.

  Tanpa Action Plan Tanpa Action Plan

   Organisasi yang tidak didukung rencana : 1) rencana strategis yang berisi arah dan tujuan dalam jangka panjang serta 2). Rencana Tindak yang berisi waktu, sasaran,

  

KUNCI KEBERHASILAN

KUNCI KEBERHASILAN

  Adanya kepemimpinan visioner yang mampu menawarkan gagasan baru dan konsisten mengawal perubahan yang telah direncanakan.

   Adanya dukungan yang kuat dari birokrasi untuk sama-sama berubah. Harus pula adanya keyakinan bahwa perubahan yang terjadi akan menguntungkan semua pihak.

  

Pada dasarnya orang tidak suka perubahan, sehingga mereka

mempunyai daya tolak terhadap perubahan. Semakin besar perubahan mengganggu kepentingannya, maka semakin besar daya tolaknya terhadap perubahan.

  Modal Modal Dana Dana Modal Modal Intelektual Intelektual

  Kesejahteraan

DO

  Masyarakat

Modal Modal

Sosial Sosial

Modal Intelektual : materi intelektual – pengetahuan, informasi, hak milik intelektual, pengalaman – yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1998 : X).

Modal sosial adalah : kekayaan suatu komunitas berupa nilai-nilai, norma-norma yang

digunakan untuk menjaga keutuhan dan mendorong kemajuan komunitas bersangkutan. Modal sosial yang paling penting adalah : KEPERCAYAAN (Francis Fukuyama, 2002).

  Daun Pangan Manusia Pakan Ternak Farmasi

  Etanol S Charcoal Pangan

  I Kreasi/Bunga kering Tepung Tape N Batang Briquet Papan Partikel Pellet/Pakan pangan G Ternak K Keripik Tepung Singkong Roti Casabe O Kulit Pakar Ternak Tepung Milk Makanan Meal Farina N Fou Fou African Dish G Hasil Olahan Pearl/Flakes Tapioka Agbelima Asam Laktat Asam Sitrat Umbi Tape Ketela Gula Sukrosa Fruktosa Maltosa Sirup Glukosa Daging Gaplek Pati Modifikasi Teknologi Urea Formaidehyde Kertas Adhesives Glutamat Monosodium Baru Protein Resin

  Manggar Kelapa Pucuk Daun Daun

Keranjang Sampah

Pelepah Kering s Kipa Topi Kelapa Cuka Tuba Minyak Goreng Dekstora Pengganti Cat Manisan Serutan Kelapa Krim Rambut Gliserin Buah Kelapa Margarin Biskuit Shampo Tepung Santan Rambut Minyak Karbon Aktif Arang

  Batako Pres Isolator Ikat Pinggang Obat Nyamuk

  

Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan

Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan

  One Village One Product One Village One Product dan dan

   SAKASAKTI SAKASAKTI

A.LATAR BELAKANG

  

  Indonesia adalah negara republik berbentuk kesatuan (unitaris) yang berkedaulatan rakyat.

  

  Dilihat secara hierarkhis, sistem pemerintahan di Indonesia terdiri dari : - Sistem Pemerintahan Nasional - Subsistem Pemerintahan Propinsi - Sub-subsistem Pemerintahan Kabupaten/Kota - Sub-sub-subsistem Pemerintahan Desa. # Dilhat secara fungsional sistem pemerintahan di Indonesia terdiri dari komponen : Input, proses, keluaran, nilaiguna, dampak, manfaat, umpan balik,

   Sistem dilihat secara hirarkhis :

  SISTEM PEMERINTAHAN NASIONAL Sub sistem Pem Prop. Sss Pem K/K ssss

  

Pasal 206 & Pasal 7

Pasal 206 & Pasal 7 UU 32 / PP 72

UU 32 / PP 72

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup

  Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal - usul desa; 

  Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/ kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa; 

  

Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi,

dan/atau pemerintah kabupaten/kota (disertai 3 P …. Pasal

(207);

  

Urusan pemerintahan lainnya yang oleh perpu diserahkan

kepala desa

PELAKSANA KEBIJAKAN DESA PELAKSANA KEBIJAKAN DESA URUSAN PEMERINTAHAN YG MENJD KEWENANGAN DESA 2.

  1. Urusan Pemerintahan yg sudah Urusan Pemerintahan yg menjadi ada berdsrkan hak asal-usul Desa; 3. Tugas pembantuan dr Pemerintah, diserahkan pengaturannya kpd kewenangan Kab/ Kota yg Desa; 4. Urusan Pmthn lainnya yg oleh Prtrn per-UU-an diserahkan kpd Kab/Kota; Pemerintah Prov, & Pemerintah LK Desa M

  D KT

  

PERUBAHAN KEBIJAKAN MENGENAI TUGAS

PERUBAHAN KEBIJAKAN MENGENAI TUGAS

PEMBANTUAN MENURUT UU 32/2004 PEMBANTUAN MENURUT UU 32/2004

  

  Secara konstitusional, asas tugas pembantuan merupakan salah satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah (lihat pasal 18A UUD 1945 Amandemen).

  

  Menurut pasal 1 butir 9 UU Nomor 32/2004 yang dimaksud dengan Tugas Pembantuan adalah : Penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa, dari Pemerintah Kabupaten kepada Kabupaten/Kota dan /atau Desa, serta dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu. * Pasal 2 ayat (2) UU 32/2004 antara lain menyebutkan bahwa :

  1. a.

  Transfer Kewenangan Desentralisasi b. Kewenangan Sepenuhnya milik Daerah; (Desentralisasi Politik/ c. Diberikan dana yang dialokasikan secara terpisah Ketatanegaraan) d. maupun sumber-sumber dana Personil pelaksana adalah dari institusi penerima 2. a. transfer kewenangan Delegasi Kewenangan Dekonsentrasi b. Kewenangan tetap melekat pada institusi/pejabat (Desentralisasi pemberi delegasi kewenangan Administrasi) c. d. Disediakan dana dari institusi pemberi tugas 3. a. Personil pelaksana adalah dari institusi pemberi tugas

  Bukan transfer kewenangan maupun pelimpahan Tugas Pembantuan kewenangan, melainkan pemberian tugas pembantuan b. pelaksanaan tugas yang bersifat operasional; Kewenangan tetap melekat pada institusi pemberi c. tugas Disediakan dana, sarana dan prasarana serta personil

  PUSAT

Propinsi

KABUPATEN/

  

KOTA Keuangan Negara Keuangan

Daerah

  Keuangan Desa 1.

  UUD 1945 (Psl 23); 2. UU No. 17 /2003; 3. UU No. 1 /2004; 4. UU No. 15/2004 ; 5. PP No. 24/2005 1.

  UUD 1945 (Psl 23); 2. UU No. 17 /2003; 3. UU No. 1 /2004; 4. UU No. 15/2004 ; 5. UU No. 32/2004; 6. UU No. 33/2004; 7. PP No. 24/2005; 8. Perda 1.

  UU No. 32/2004; 2. UU No. 33/2004; 3. PP No. 72/2005; 4. Perda 5. Perdes

  A. Keuangan Desa (Pasal 212) 1. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban; 2. Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan pendapatan, belanja dan pengelolaan keuangan desa;

  

Pasal 212 (UU 32/2004)

   Sumber pendapatan desa terdiri dari :

   a. pendapatan asli desa;

   b. bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota.

   c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota

(Bantuan…... Pasal 52/UU 22/1999).. Draf Raperda

tentang ADD

  d. bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

   e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.

  Pasal 68 (PP 72/2005) Sumber pendapatan desa terdiri dari :

  1)

  pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pad yang sah;

  2)

  bagi hasil pajak daerah kab/kota paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus) untuk desa dan retribusi kabupaten/ kota sebagian diperutukkan bagi desa.

  3) bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk Desa paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus), yg pembagiannnya untuk setiap Desa scr proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

  4) bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah

  kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.

  5)

  hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak Terdiri atas : a.

  PAD :

1) Hasil Usaha Desa; 2) Hasil Kekayaan Desa; 3) Hasil Swadaya dan Partisipasi; 4)

  Hasil Gotong Royong;

  5)

  Lain-lain PAD yang sah b. Bagi hasil Pajak & Retribusi Daerah Kab/ Kota

  c. Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kab/Kota, paling sedikit 10% yang dibagi secara proposional yang merupakan ADD.

  d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinisi, dan Pemerintah Kab/Kota dlm Pelaks. Ur. Pem.

  e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

  Kekayaan Desa terdiri atas Kekayaan Desa terdiri atas a.

  a. Tanah kas desa; Tanah kas desa; b.

  b. Pasar Desa; Pasar Desa; c.

  c. Tambatan Perahu Tambatan Perahu d.

  d. Bangunan Desa; Bangunan Desa; e.

  e. Pelelangan ikan yg dikelola oleh Desa, dan Pelelangan ikan yg dikelola oleh Desa, dan f.

  f. Lain-lain pendapatan kekayaan milik desa; Lain-lain pendapatan kekayaan milik desa;

  PENDAPATAN ASLI a.Hasil usaha desa PENDAPATAN DESA (Sumber-sumber) BELANJA DESA (Penggunaan) DESA (PAD) c.Hasil swadaya dan d.Hasil gotong royong partisipasi b.Hasil kekayaan desa Terserah Kebijakan Desa Itu Sendiri DANA PERIMBANGAN desa yang sah. e.Lain lain pendapatan ALOKASI DANA DESA

  DESA Penerimaan pajak daerah (minimal 10%) ALOKASI DANA DESA ALOKASI DANA DESA 60% Pelayanan Publik Retribusi tertentu daerah keuangan pusat dan Dana perimbangan (sebagian) ADD Proporsional (40%) ADD Minimal (60%) 40% Operasional & Pembiayaan Kelembagaan Desa (Fisik & Non Fisik) DANA ALOKASI KHUSUS daerah (Minimal 10%) Terserah Amanat dari Pemberi Bantuan (DAK) DESA Pemerintah & Pemerintah Tugas Perbantuan

  Pendapatan Asli : Penerimaan

  Hasil Usaha Desa, swadaya & partisiapasi, Gotong royong dan lain-lain PAD yg sah (Pendapatan)

-

Dana Alokasi Desa :

  Penerimaan Pajak kabupaten (10%);

  • -

    Penerimaan retribusi (sebagian) Penerimaan dau kabupaten

    -

    (10% setelah dikurangi Gaji PNS)

  Bantuan Keuangan (Pemerintah, APBDes

  Propinsi dan Kab/Kota) Hibah dan Sumbangan (pihak ketiga)

  • -

    Publik (Pembangunan) :

  Sarana & pemerintahan desa & perhubungan;

-

Pengeluaran

  Prasarana produksi, pemasaran dan sosial;

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

  

Perencanaan, Pembahasan & Penetapan Anggaran

Perencanaan, Pembahasan & Penetapan Anggaran

  (Penyusunan APBDes) : (Penyusunan APBDes) : 1) 1) Dalam rangka Penyelenggaraan Pemdes, Desa Dalam rangka Penyelenggaraan Pemdes, Desa menyusun Rencana Pembangunan Desa. menyusun Rencana Pembangunan Desa.

a. Rencana Pembangunan jangka Menengah Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa (RPJMD) dgn jangka waktu 5 th. Desa (RPJMD) dgn jangka waktu 5 th.

  a.

b. Rencana kerja Pembangunan Desa (RKPD) Rencana kerja Pembangunan Desa (RKPD) dgn jk. Waktu 1 tahun. dgn jk. Waktu 1 tahun.

  b.

RPJMD RKPD

  2)

  2)

  Berdasarkan RKPD, Kades menyusun

  Berdasarkan RKPD, Kades menyusun APBDes

  4) 4) Tiga Komponen yang bersinergi Tiga Komponen yang bersinergi dalam Penyusunan APBDes dalam Penyusunan APBDes

  Masy. Desa

  Pemdes BPD Penyusunan Kebijakan (APBDes) Jaring Asmara Tuntutan Jaring Asmara dan pel.

  • Sisa lebih PATYL
  • Realisasi APBDes
  • Pendapat Pemdes & BPD;
  • Asmara & Tokoh Masy.; LPMD
  • Visi, misi desa; RKPD
  • Kebijakan Pemkab
  • Pembinaan Pemcam
  • PAD PAD

  6

  1

  2

  2

  3

  3

  4

  4

  3 H

  3 H

  5

  5

  6

  20 H

  20 H

  Bantuan dan lain-lain Raperdes APBDes Raperdes APBDes Rapat BPD dg Pemdes Rapat BPD dg Pemdes tentang Bahas & tentang Bahas & Persetujuan Raperdes Persetujuan Raperdes APBDes oleh BPD APBDes oleh BPD Rapat Rapat Desa Desa Evaluasi Evaluasi

  Pembinaan Pemcam

  Kebijakan Pemkab

  Visi, misi desa; RKPD

  Asmara & Tokoh Masy.; LPMD

  Pendapat Pemdes & BPD;

  Realisasi APBDes

  Sisa lebih PATYL

  Penyusunan Penyusunan APBDes APBDes Bupati/ Bupati/ Wakot Wakot Bahan Masukan Bahan Masukan

  1

  • Bantuan dan lain-lain

  PENGELOLAAN KD (PKD) PENGELOLAAN KD (PKD) Psl 75 PP 72 /2005 & Psl 15 Perda 20/2006 : Psl 75 PP 72 /2005 & Psl 15 Perda 20/2006 : 1.

  1. Kades Kades

   Pemegang kekuasaan PKD Pemegang kekuasaan PKD 2.

  2. Kades dapat melimpahkan sebagian atau seluruh Kades dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya berupa perencanaan, pelaksanaan, kekuasaannya berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat Desa. Desa.

  3.

  3. Untuk melakukan penatausahaan keuangan Desa, Untuk melakukan penatausahaan keuangan Desa, Kepala Desa mengangkat Bendaharawan Desa, yang Kepala Desa mengangkat Bendaharawan Desa, yang berasal dari Perangkat Desa yang mempunyai berasal dari Perangkat Desa yang mempunyai

4. PKD dalam pelaksanaannya merupakan PKD dalam pelaksanaannya merupakan Siklus Anggaran Desa sbb: Siklus Anggaran Desa sbb:

  4.

   Perencanaan/Penyusunan anggaran; Perencanaan/Penyusunan anggaran;

   Pembahasan dan Penetapan Anggaran; Pembahasan dan Penetapan Anggaran;

   Pelaksanaan Anggaran; Pelaksanaan Anggaran;

   Pengawasan Anggaran; Pengawasan Anggaran;

   Pertanggungjawaban Pelaks. Anggaran.

  Pertanggungjawaban Pelaks. Anggaran.

  GAMBAR SIKLUS ANGGARAN DESA

  5

  1

  2

  4

  Struktur APBDes Struktur APBDes

  1. Pendapatan

  1. Pendapatan

  2. Belanja

  2. Belanja

  3. Pembiayaan (Psl 73:1 PP 72/2005

  3. Pembiayaan (Psl 73:1 PP 72/2005

  Dengan demikian Pemdes dapat menerapkan

  

Dengan demikian Pemdes dapat menerapkan

  sistem Penganggaran

  sistem Penganggaran

  • Surplus dan

  Surplus dan

  Defisit -

  Defisit

   Terkait dengan Psl 27 dan 28 PP. 72/2005 :

  paling sedikit sama

  72/2005)

  sesuai kemampuan Keuangan Desa (Psl. 39: 1 PP

  sesuai kemampuan Keuangan Desa (Psl. 39: 1 PP

  Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan

   Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan

  paling sedikit sama dengan UMR Kab/Kota, ditetapkan dalam APBDes. dengan UMR Kab/Kota, ditetapkan dalam APBDes.

  penghasilan tetap setiap bulan

  Terkait dengan Psl 27 dan 28 PP. 72/2005 :

   penghasilan tetap setiap bulan

  sesuai kemampuan Kauangan Desa,

  sesuai kemampuan Kauangan Desa,

  tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya

  tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya

  Kades dan Perangkat Desa diberikan penghasilan

   Kades dan Perangkat Desa diberikan penghasilan

  72/2005)

  

Pasal 6 (Perda 20/2006)

Pasal 6 (Perda 20/2006) 

  Kepala desa dan Perangkat Desa diberikan tetap setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan Keuangan Desa;

   Penghasilan tetap Kepala desa dan Perangkat Desa : Gaji/Honor dan Tunjangan jabatan

   Tunjangan Lainnya : Biaya Operasional dan Penghasilannya yang sah

   penghasilan tetap setiap bulan paling sedikit penghasilan tetap setiap bulan paling sedikit sama dengan UMR Kab/Kota sama dengan UMR Kab/Kota

  

Pasal 7 (Perda 20/2006)

Pasal 7 (Perda 20/2006) 

  Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan desa;

   Untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh sekretaris BPD PENGELOLAAN KEUANGAN DESA & PENGELOLAAN KEUANGAN DESA &

  APBDes YANG BAIK APBDes YANG BAIK

   Keterbukaan (transparansi) dalam pengelolaan yan baik;

   Bertanggung jawab (akuntabilitas);

   Keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam pembangunan;

   Penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif;

  

  RUMUSAN ALOKASI DANA DESA

RUMUSAN ALOKASI DANA DESA

(Maryunani 2002)

  

(Maryunani 2002)

  Mendorong semangat desentralisasi; 

  Adil dan transparan; 

  Sederhana, pasti dan dapat diprediksi; 

  Netral; 

  Memberikan insentif bagi desa penerima; 

  Menghindari kecenderungan terciptanya Didasarkan pada : Surat Menteri Dalam Negeri Tanggal 22 Maret 2005 Nomor 140/640/SJ perihal Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa;

A. Rumus Penentuan Besarnya ADD 1.

  Rumus ADD dipergunakan untuk menghitung besarnya Alokasi Dana Desa untuk setiap desa; 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya alokasi dana desa adalah rumus tersebut sederhana, mudah diaplikasikan dan tersedia data; 3. Rumus yang dipergunakan berdasarkan asas merata dan adil

  a. asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM);

  b. asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untyk setiap desa berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu (misalnya Variabel kemiskinan, keterjangkauan, pendidikan, kesehatan dll), selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP);

4. Besarnya presentase perbandingan antara asas merata dan adil ditetapkan oleh daerah, misal besarnya ADDM adalah 60% dari jumlah ADD dan besarnya ADDP

  Perhitungan Alokasi Dana Desa untuk masing-masing Desa dilakukan dengan menggunakan rumus yang mempertimbangkan faktor pemerataan dan keadilan serta potensi desa dengan rumus-rumus sebagai berikut :

1. Rumus Alokasi Dana Desa (x) : ADDx = ADDM + ADDPx

  Keterangan : ADDx = Alokasi Dana Desa untuk Desa x ADDM = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x X = Desa

  2. Rumus untuk menentukan Pembagian Dana Proporsional :

  ADDPx = BDx * (ADD-∑ADDM) Keterangan : ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x

  1. Nilai Bobot Desa (BDx) adalah nilai desa yang ditentukan berdasarkan beberapa varaibel independen;

  

2. Variabel independen merupakan indikator yang mempengaruhi besarnya

Nilai Bobot setiap desa (BDx) yang dapat membedakan beban yang ditanggung antara satu desa dengan desa yang lainnya;

3. Variabel independen yang digunakan untuk menentukan Nilai Bobot Desa

  (BDx) dibedakan atas variabel utama dan variabel tambahan yang ditentukan oleh Kabupaten/Kota berdasarkan karakter, budaya dan kesediaan data daerah;

4. Variabel independen utama adalah variabel yang dinilai terpenting untuk

  menentukan nilai bobot desa. Variable utama ditujukan untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar umum antar desa secara bertahap dan mengatasi kemiskinan struktural masyarakat di desa. Variabel independen utama adalah :

a. Kemiskinan

  

5. Variabel independen tambahan merupakan variabel yang dapat

ditambahkan oleh masing-masing daerah. Variabel independen tambahan meliputi :

  a. Jumlah Penduduk;

  b. Luas Wilayah;

  c. Potensi Ekonomi;

  d. Partisipasi Masyarakat

  e. Jumlah Unit komunitas di Desa (RW, dan RT);

  f. Panjang Jalan Desa 6. Angka yang dimasukkan ke dalam rumus adalah angka yang didasarkan oleh data-data yang dimiliki oleh daerah;

  7. Besarnya Nilai Bobot Desa tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

  3. Rumus untuk menentukan Bobot Desa BDx = a1 KV1x + a2KV2x +a3 KV3x + .........anKVnX Keterangan : BDx = Nilai Bobot Desa untuk desa x KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Varibel pertama, kedua, dan seterusnya A1, a2, a3,....an = Angka Bobot masing-masing variabel a.

  4. Perhitungan Masing-masing Koefisien Variabel untuk Desa x (KV1x, KV2x, ....) Koefisien Variabel adalah koefisien (angka) desa yang dimiliki oleh desa utk setiap variabel a. tertentu misalnya : variabel kemiskinan, pendidikan dst; Koefisien Variabel desa merupakan perbandingan antara Angka Variabel setiap desa dengan b. jumlah total variabel desa;

Besarnya Koefisien Variabel (KV) tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

  KV1,2,....x = V1,2,..x ∑Vn Keterangan : KV1,2...x = Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x.

  Penentuan Bobot Variabel Penentuan Bobot Variabel 1.

  Setiap variabel bisa mempunyai bobot tertentu yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan daerah;

2. Angka bobot masing-masing variabel kalau

  ditambahkan harus berjumlah 1 (satu) : a1, a2, …., an : Angka bobot Variabel Pertama, Kedua, hingga ke -n

  Contoh (2006): Contoh (2006):

  1

  1

  9. Komunitas Unit Desa

  0.06

  1

  8. Ekonomi

  0.06

  1

  7. Panjang Jalan

  0.06

  1

  6. Variabel luas wilayah (a6)

  0.06

  5. Variabel Jumlah Penduduk (a5)

  

Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan

Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan

pembototan sebagai berikut pembototan sebagai berikut No Variabel Bobot Angka Bobot (a) = Bobot/Jml Bobot

  0.06

  1

  4. Variabel Keterjangkauan (a4)

  0.17

  3

  3. Variabel Kesehatan (a3)

  0.17

  3

  2. Variabel Pendidikan Dasar (a2)

  0.22

  4

  1. Variabel Kemiskinan (a1)

  0.06

  Contoh (2007): Contoh (2007):

Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel

  

Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel