ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM MEWUJUDKAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI
DANA DESA DALAM MEWUJUDKAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH
( Studi pada Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi)

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :
Devi Harin Susanti
201110170311352

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Mu peneliti dapat menyelesaikan skripsi nya yang berjudul : ANALISIS

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA
DALAM MEWUHUDKAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH (STUDI PADA
PEMERINTAH DESA SINGOJURUH KECAMATAN SINGOJURUH KABUPATEN
BANYUWANGI).
Di dalam tulisan ini disajian pokok-pokok bahasan yang meliputi analisis dan
penilaian terhadap tingkat akuntabilitas dan transparansi pengelolan Alokasi Dana Desa. Pada
kesempatan kali ini juga, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penuisan skripsi ini terutama
kepada :
1. Bapak Dr. Nazarudin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dra. Siti Zubaidah, M.M., Ak, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak A. Waluyo Jati, M.M dan Ibu Dr. Dra. Masiyah Kholmi, Ak, M.M selaku
dosen pembimbing.
4. Selaku dosen penguji.
5. Ibu Dra. Ratna Utami M.M selaku Dosen Wali kelas G angkatan 2011.
6. Segenap Bapak Ibu Dosen Program Studi Akuntansi dan Staf Tata Usaha Jurusan
Akuntansi serta FEB-UMM atas didikan, bimbingan dan bantuannya selama ini.
7. Bapak Hendra Lesmana Ar.D selaku Sekretaris Kecamatan dan seluruh Perangkat

Desa yang ada di wilayah Kecamatan Singojuruh.
8. Kedua orangtua Ibu Nasifah dan Bapak Hari Susanto, Kakak saya Mas Alfan Eko
Hadibowo sebagai sumber kehidupan, pebimbing dan pendidik utama saya selama ini
didalam hidup saya.

9. Orang terdekat saya Yudha Ridharta Rama Perwira, terimakasih yang selalu
mensupport, dukungan, memberikan canda tawa dan waktu untuk membantu
mendiskusikan skripsi saya sehingga dapat selesai tepat waktu.
10. Sahabat saya semua terutama kelas Akuntansi G 2011 (Kharisma, Susi, Karin,
Innayatul, Shantya, Samid, Febry, Bangkit, Cepot, Herman, Udin, Hikmawan dan
lainnya). Terima kasih atas waktunya selama ini untuk saling tukar ide-ide, teman
menghilangkan lelah dan stress, cerita-ceritanya selama ini dan semoga Allah selalu
melindungi kita.
11. Seluruh saudara-sudara di Kos Pak Zaenuri (Irma, Fitrah, Diana,Imma, Risca, Hesti,
Mbak Nia, Mba Mella, Mbak Qori dan semuanya), terimakasih atas dukungan,
semangat, canda tawa yang tak pernah tercipta dan sebagai keluarga kedua saya
ketika dimalang.
12. Dan seluruh teman maupun saudara-saudara

yang telah membantu dalam


mengerjakan skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh
karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Agustus 2015

Peneliti

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KARTU KENDALI BIMBINGAN
KARTU PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAKSI
ABSTRACT

i
iii
v
vi
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

1
6
7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
B. Tinjauan Pustaka
1. Akuntabilitas
2. Transparan
3. Alokasi Dana Desa (ADD)
4. Kinerja Keuangan Pemerintah

11
18
21
24


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Jenis Penelitian
C. Jenis dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data

27
27
27
28
28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Kecamatan Singojuruh
2. Tim Pengelola Alokasi Dana Desa (ADD)
B. Deskripsi Data Penelitian
C. Pembahasan

1. Menganalisis Tingkat Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana
Desa (ADD)

8

31
33
35

47

2. Menganalisis Tingkat Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana
Desa (ADD)
3. Mendiskripsikan Tingkat Akuntabilitas dan Transparansi
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Keterbatasan Penelitian
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

60
64

68
69
70

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Akuntabilitas dan Transparansi ............................ 30
Tabel 4.1 Luas Wilayah Masing-Masing Desa Di Kecamatan Singojuruh ......... 32
Tabel 4.2 Pembagian Alokasi Dana Desa Kecamatan Singojuruh ...................... 37
Tabel 4.3 Ringkasan Laporan Realisasi Fisik Dan Keuangan ADD .................... 38
Tabel 4.4 Hasil Analisis Perbandingan elemen dalam LPJ .................................. 41
Tabel 4.5 Tingkat Akuntabilitas Dan Transparansi ADD .................................... 65

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1


49

Gambar 4.2

52

Gambar 4.3

53

Gambar 4.4

56

Gambar 4.5

58

Gambar 4.6


60

Gambar 4.7

64

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Rekapitulasi Laporan Realisasi Fisik Dan Keuangan ADD
Lampiran 2
Rincian Realisasi Laporan Fisik dan Keuangan ADD 5 Desa
Lampiran 3
Pertanyaan wawancara dengan tim pelaksana teknis kecamatan.
Lampiran 4
LPJ ADD dengan indikator akuntabilitas dan transparansi
Lampiran 5
Hasil perhitungan indikator akuntabilitas dan transparansi

DAFTAR PUSTAKA


Ariyanti,Vivi Dwi. 2012. “Analisis Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Dana PNPM
Mandiri Pada BKM Betul Malang”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Muhammadiyah Malang.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta :SalembaEmpat.
Inpres No 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Krina, LoinaLalolo. 2003. “Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi &
Partisipasi”. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta.
Kumorotomo, Wahyudi. 2010. Akuntabilitas anggaran publik: isupolitik, prioritas belanja
dan silpa dalam alokasi apbd di beberapa daerah. Makalah dipaparkan pada Konferensi
Administrasi Negara ke-3, Bandung.
LAN dan BPKP.2000. pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/251/AT_AIP.pdf (diakses
bulan Oktober 2014)
Mahmudi. 2003, Pengukuran Kinerja di Instansi Pemerintah Daerah. Tesis Msi UGM, tidak
dipublikasikan.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi sektor publik. Andi, Yogyakarta.
Peraturan Bupati Banyuwangi No 2 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Desa.
Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Dan Tata
Cara Penetapan Besaran Alokasi Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi pasal 3
Peraturan Bupati Banyuwangi No. 20 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan
Pedoman Teknis Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 37 Tahun 2007, tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaskanaan Peran Serta
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 68 ayat 1 poin c
Permendagri No 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, Alokasi Dana
Desa
Purwati, Mela Dwi. 2013. “Analisis Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan dan
Penggunaan Alokasi Dana Desa dalam mewujudkan Good Governance”. Skripsi Tidak
Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, 2005)
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negera yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi Nepotismen (KKN).
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan
Pusat dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.

BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakanng
Terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
dimana daerah memiliki kewenangan membuat Kebijakan tentang Desa dalam
member pelayanan, peningkatan peran serta dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
yang ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat serta yang diikuti dengan UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan
Pusat dan

Pemerintahan Daerah merupakan

Keseluruhan

Belanja Daerah

diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi Kewajiban Daerah. Perubahan dari Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah.
Perubahan ini karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan
serta tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah. Pemberian otonomi membuka
peluang (opportunities) bagi daerah untuk membuktikan kemampuan dalam
penyelenggaraan kewenangan bidang keuangan serta Pelayanan Umum.
Problem perimbangan keuangan pusat-daerah untuk sementara telah terlampui.
Kini yang menjadi masalah baru adalah perimbangan keuangan daerah-desa atau
Alokasi Dana Desa (ADD). Jika mengikuti Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004,

1

2

perimbangan keuangan pusat-daerah sudah relative jelas, tetapi perimbangan
keuangan kabupaten-desa masih menjadi tanda Tanya besar. Selama lima tahun
terakhir, hanya ada beberapa kabupaten yang telah mengalokasikan dana ke desa
yang

mencerminkan

perimbangan,

tetapi

lebih

banyak

kabupaten

tidak

mengalokasikannya. Jika dulu yang bertempur di arena keuangan adalah pusat dan
daerah, sekarang yang bertempur adalah kabupaten dengan desa. Melalui wadah
asosiasi kepala desa dan BPD, desa kini bergolak menuntut ADD yang lebih
memadai kepada kabupaten. (Mahfud, 2003)
Dalam Peraturan Pemerintah no 43 tahun 2014 tentang desa pasal 1 ayat (8),
dimana dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara yang
diperuntukkan bagi Desa yang ditransfe rmelalui anggaran pendapatan dan belanja
daerah

kabupaten/kota

pemerintahan,

dan

pelaksanaan

digunakan
pembangunan,

untuk

membiayai

pembinaan

penyelenggaraan

kemasyarakatan,

dan

pemberdayaan masyarakat. Selain itu pada pasal 1 ayat (9), dimana Alokasi Dana
Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimpangan yang diterima
kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
Pemerintah Kabupaten sebagai atasan langsung dari Pemerintah Desa seharusnya
melakukan pengawasan dan pelatihan terkait dengan pengelolaan dana yang telah
diberikan kepada Pemerintah Desa. Dengan adanya pengawasan dan pelatihan dapat
sedikit mengurangi terjadinya praktik penyalahgunaan anggaran dan ketidaksesuaian

3

sasaran

anggaran

(Alipius,

2013).

Pemerintah

Kabupaten

terkesan

hanya

menggelontorkan anggaran dan petunjuk teknis pelaksanaanya yang tidak dibarengi
dengan pelatihan, pendampingan dan pengawasan yang ketat. Hal ini menyebabkan
Pemerintah Desa terkesan semaunya dalam menggunakan anggaran karena tidak
dibekali dengan kemampuan yang memadai dalam mengelola anggaran Desa yang
ujungnya tidak tepat sasaran.
Demikian juga dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
daerah juga telah banyak berorientasi pada pemberdayaan Usaha Kecil dan
Menengah serta masyarakat pedesaan. Hal tersebut ditandai semakin meningkatnya
anggaran pembangunan yang dialokasikan untuk kegiatan pembangunan pedesaan,
baik menyangkut pembangunan fisik maupun pemberdayaan masyarakat pedesaan. .
Salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap pengembangan wilayah pedesaaan
adalah adanya anggaran pembangunan secara khusus yang dicantumkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan wilayah
pedesaan, yakni dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD). Desa sebagai ujung
tombak pemerintahan dalam hirarki susunan pemerintahan di Negara Indonesia juga
mengemban amanat otononomi sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah
yang mulai diberlakukan semenjak Tahun 1999. Dalam upaya peningkatan peran
pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat maka pemerintahan desa perlu didukung dana dalam

4

melaksanakan tugas-tugas nya baik di bidang pemerintahan maupun bidang
pembangunan.(Sukesi, 2007)
Desa mempunyai hak untuk memperoleh bagi hasil pajak daerah dan retribusi
daerah dan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
oleh kabupaten/kota. Bagian perolehan desa dari kabupaten disebut Alokasi Dana
Desa (ADD) yang disalurkan melalui kas desa. Pemberian ADD merupakan wujud
pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan
berkembang berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomiasli, demokratisasi
dan pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan Hak Desa
untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti
pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi
asli, demokratisasi, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan Peran Pemerintah
Desa dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
serta menghela percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis.
-

Sehingga, hal ini dapat mengembangkan wilayah wilayah tertinggal dalam suatu
system wilayah pengembangan. Keuangan Desa adalah Hak dan Kewajiban dalam
rangka Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan Hak dan Kewajiban
Desa.

5

Pengukuran kinerja instansi pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, pengelolaan organisasi dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat. Informasi kinerja yang dihasilkan oleh suatu system pengukuran kinerja
ditujukan untuk keperluan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi,
yaitu stakeholder internal maupun eksternal. Namun, tujuan utama pengukuran
kinerja instansi adalah untuk memperbaiki pengambilan keputusan internal serta
alokasi sumber daya. Sistem pengukuran kinerja menjadi tidak berguna sama sekali
apabila informasi kinerja yang dihasilkan tidak dimanfaatkan dalam memperbaiki
pengambilan keputusan. (Halim, 2005)
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak yang dipercaya (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
kepercayaan

(principal)

yang

memiliki

wewenang

untuk

meminta

pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo,2006). Sedangkan transparansi adalah
memberikan informasi keuangan yang tebuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan (SAP, 2005).
Beberapa penelitian sebelumnya telah melakuan pengujian mengenai tingkat
akuntabilitas

suatu

lembaga

public

dalam

mengelola

keuangan,

seperti

6

Subroto(2009), Setyohadi (2012) dengan objek penelitian pemerintah Desa.
Penelitian-penelitian tersebut hanya menganalisis akuntabilitas nya saja, sementara
akuntabilitas dan transparansi merupakan elemen good governance yang tidak dapat
dipisahkan. Tetapi sudah terdapat peneliti yang menganalisis akuntabilitas dan
transparansi pada wilayah Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar yang dilakukan oleh
Purwati (2013).
Dengan adanya penelitian diatas peneliti berusaha menguji tingkat akuntabilitas
dan transparansi Pemerintah Desa dalam mengelola kinerja keuangan, dengan objek
penelitian yang berbeda objek yaitu Pemerintah Desa yang ada di wilayah Kecamatan
Singojuruh yang menggunakan laporan pertanggungjawaban ADD tahun 2014.
Dengan demikian, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
dalam Mewujudkan Kinerja Keuangan Pemerintah (Studi Kasus Pada
Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di wilayah
Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi ?

7

2. Bagaimana Transparansi pengelolaan Alokasi Dana Desa di wilayah
Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis Akuntabilitas pengelolaan Alokasi DanaDesa (ADD)
KecamatanSingojuruh Kabupaten Banyuwangi dalam mewujudkan kinerja
keuangan pemerintah.
2. Untuk menganalisis Transparansi pengelolaan Alokasi DanaDesa (ADD)
Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi dalam mewujudkan kinerja
keuangan pemerintah.
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti Selanjutnya : Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan
mengambil tema serupa, sehingga dapat memberikan kajian keilmuan yang
lebih mendalam pada masa yang akan datang.
2

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan

ilmu

metode

penelitian,

khususnya

mengenai

gambaran

pengetahuan tentang akuntabilitas, transparansi pengelolaan Aloksai Dana
Desa dalam pemerintah.
3

Kegunaan Praktis : sebagai sumbangan kepada Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi

khususnya

Kecamatan

Singojuruh

dalam

meningkatkan

akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).