FAKTOR-FAKTOR KURANGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA PILKADA TAHUN 2017 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH (STUDI PADA KELURAHAN FAJAR BULAN KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT) - Raden Intan Repository
FAKTOR-FAKTOR KURANGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA PILKADA TAHUN 2017
DITINJAU DARI FIQH SIYASAH
(STUDI PADA KELURAHAN FAJAR BULAN KECAMATAN WAY
TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah
Oleh:
ASEP SUPRAYOGI
NPM : 1421020166
Program Studi : Siyasah Syar’iyyah (Hukum Tata Negara)
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 / 2019 M
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA
PILKADA TAHUN 2017 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH
(STUDI PADA KELURAHAN FAJAR BULAN KECAMATAN WAY
TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah
Oleh:
ASEP SUPRAYOGI
NPM : 1421020166
Program Studi : Siyasah Syar’iyyah (Hukum Tata Negara) Pembimbing I : Dr. H. Bunyana Sholihin, M. Ag.Pembimbing II: Drs. H. Ahmad Jalaluddin, S.H.,M.M.
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440/2019 M
ABSTRAK
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yakni dengan cara memilih pimpinan negara dan secara atau tidak secara langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah. Namun tidak dapat kita pungkiri, bahwa partispasi politik masyarakat dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada mengalami pasang surut, hal ini ditandai dengan adanya golongan putih atau biasa disebut dengan golput yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Dalam praktiknya masih ada masyarakat Kelurahan Pajar Bulan yang kurang berpartisipasi dan tidak menggunakan hak pilih nya pada pemilihan bupati lampung barat yaitu sebesar 20% dari jumlah keseluruhan mata pilih yakni kurang lebih sebesar 1.196 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki dan jumlah perempuan, padahal mereka sudah masuk dalam daftar pemilih tetap, data tersebut penulis peroleh dari PPS ( Panitia Pemungutan Suara) Kelurahan Fajar Bulan.
Rumusan masalah dari penelitian ini yakni faktor apa yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada tahun 2017 dan Kurangnya partisipasi masayarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada tahun 2017 ditinjau dari fiqh siyasah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada tahun 2017 serta fiqh siyasah sendiri dalam memandang hal tersebut.
Adapun metode dalam penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research ). penelitian lapangan dilakukan untuk kancah kehidupan yang
sebenarnya. Sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bersifat deskriptif (menggambarkan) analisis, yaitu penelitian yang menuturkan dan menguraikan data yang telah ada. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah yaitu menggunakan metode Observasi, wawwancara, dan dokumentasi. Sementara dalam pengolahan data penulis melakukan pemeriksaan data, rekonstruksi data, dan sistematis data. Kemudian data-data yang terkumpul diolah secara sistematis sesuai dengan sasaran permasalahan sekaligus dianalisis secara deskriptif kualitatif
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan yaitu, faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat yang berada dikelurahan Fajar Bulan dalam kegiatan politik khususnya dalam menggunakan hak pilihnya. Adapun faktor-faktor tesebut yaitu faktor ekonomi, dan kesadaran masyarakat sermentara partipasi politik dalam Islam tidak lepas menggunakan prinsip musyawarah dimana di dalam Islam dikenal dengan istilah
syura’. Sikap dan
tindakan masyarakat Kelurahan Fajar Bulan yang masih kurang ikut serta dalam pilkada bertentangan dengan perintah Allah atau bertentangan dengan ajaran Islam yang mengharuskan manusia untuk ikut serta dalam pemilihan pemimpin.
MOTTO
اَّمِعِو هالل ِل ۡدهعۡلٱْاوُّدهؤُت نهأ ۡمُكُسُمۡأهي هالل َّنِإ ِب ْاىُمُك ۡحهت نهأ ِساَّىلٱ ههۡيهب مُت ۡمهكهح اهذِإهو اههِلۡههأ ًَٰٰٓهلِإ ِتَٰهى َٰهمه ۡلۡٱ َّنِإ ٰٓۦ ا ٗسيِصهب ا َۢهعيِمهس هناهك هالل
َّنِإ ِهِب مُكُظِعهي
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adal ah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”(Q.S. An-
1 Nisa ayat. 58).
1 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Diponegoro, 2006),
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan, skripsi ini penulis persembahahkan sebagai tanda cinta, sayang dan hormat tak terhingga kepada :
1. Kedua orang tua Ayahanda Sudarwi dan Ibunda Rasmawati yang tiada henti- hentinya dan bosan mendo’akan dan memotivasi saya setiap saat selama menempuh pendidikan hingga dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tanpa meminta balas jasa.
2. Adik kandungku Aang Adi Putra serta saudara keluarga besar abah H. Jumadi dan keluarga besar abah Atu yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.
3. Teman-teman seperjuangan, khususnya untuk periode Siyasah ’14, dan Almamaterku tercinta Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Asep Suprayogi dilahirkan pada tanggal 23 September 1995, di Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Penulis adalah putra pertama dari dua bersaudara, yang dilahirkan oleh ayahanda yang bernama Sudarwi dan Ibunda Rasmawati dengan riwayat sebagai berikut: 1.
Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Fajar Bulan, Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, diselesaikan pada tahun 2008 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Way Tenong, Kecamatan
Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, pada tahun 2008-2011 3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Way Tenong, Kecamatan
Wau Tenong Kabupaten Lampung Barat, pada tahun 2011-2014 4. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung di Fakultas
Syari’ah dengan Program Studi Siyasah Syar’iyyah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul
“Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi
Masyarakat Dalam Menggunakan Hak Pilih Pada Pilkada Tahun 2017 Ditinjau
Dari Fiqh Siyasah (Studi Pada Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong
Kabupaten Lampung Barat)”. Shalawat dan salam semoga Allah melimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat dan Umatnya.
Skripsi ini di susun sebagai tugas dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Siyasah Syar’iyyah (Hukum Tata
Negara), Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih seluruhnya kepada :
1. Prof Dr. Moh. Mukri, M, AG., selaku Rektor UIN Raden Intan
Lampung
2. Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.
3. Drs. Susiadi, M.Sos.I., selaku Ketua Jurusan Siyasah Syar’iyyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung.
4. Dr. H. Bunyana Sholihin, M.Ag. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dalam membimbing penulis untuk penyelesaian skripsi ini.
5. Drs. Ahmad Jalaluddin, S.H., M.M. selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis sejak awal perkuliahan dan banyak memotivasi serta meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaian skripsi ini .
6. Kepada segenap civitas akademika, dosen dan karyawan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.
7. Kontrakan Squad yang selalu siap siaga membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.
8. Sahabat tersayang Ahmaddian Toro, M. Rahadian A, Dede Rachmat, Ghozinun Mas’ud, M. Zafran Naufal Iskandar, Frendy Zevika, Peni Fitri Yanti, Renisa Fitri, Rizqi Maulana, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
9. Tutut Apridayanti yang selalu memberikan sumbangan pikiran maupun tenaga kepada penulis.
10. Rekan-rekan seperjuangan Jurusan Siyasah angkatan 2014 khususnya kelas C, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas kebersamaan perjuangan selama ini;
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Aamiin.
Bandar Lampung, 2019 Penulis Asep Suprayogi
DAFTAR ISI JUDUL .............................................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN ............................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ............................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul ..................................................... 3 C. Latar Belakang Masalah ................................................... 3 D. Rumusan Masalah ............................................................ 8 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................... 8 F. Metode Penelitian............................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemilihan Kepala Daerah ................................................. 15 B. Hak Pilih pada Pilkada ..................................................... 22 C. Partisipasi Politik ............................................................. 29 D. Partisipasi Politik Dalam Islam ........................................ 38 E. Hak Pilih menurut Fiqh Siyasah ..................................... 43 BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN FAJAR BULAN KECAMATAN WAYTENONG DAN PEMILIHAN BUPATI A. Profil Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat ........................................... 57 B. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daeradi Keluarahan Fajar Bulan .................................................................... 65 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Masyarakat Kelurahan Fajar Bulan ............. 68 BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor Kurangnya Partisipasi Masyarakat Dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Bupati Lampung Barat .................................................... 72
B.
Kurangnya Partisipasi Masyarakat Dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemiihan Bupati Lampung Barat Ditinjau Dari Fiqh Siyasah ............................................. 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................... 76 B. Saran ................................................................................ 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk memfokuskan pemahaman agar tidak lepas dari pemahaman
yang dimaksud dan menghindari penafsiran yang berbeda dikalangan pembaca, maka perlu adanya sesuatu penjelasan dengan memberi arti beberapa istilah yang terkandung didalam judul skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah:
Faktor – Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat Dalam Menggunakan Hak Pilih Pada Pilkada Tahun 2017 Ditinjau Dari Fiqh Siyasah (Studi Pada Kelurahan FajarBulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat).
Adapun beberapa istilah yang terdapat dalam judul dan perlu untuk diuraikan yaitu sebagai berikut:
1. Faktor: Hal, keadaan atau peristiwa yang menyebabkan (pengaruh)
2 terjadinya sesuatu.
3 2.
Partisipasi: adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan.
Dengan demikian yang dimaksud partisipasi masyarakat yaitu keikut 2 sertaan masyarakat dalam suatu kegiatan.
M. Firdaus Sholihin, Wiwin Yulianingsih, Kamus Hukum Kontemporer (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), h. 50. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa “Edisi
3. Hak Pilih: adalah hak yang dimiliki dan melekat pada setiap warga negara untuk memilih wakil dalam lembaga perwakilan rakyat yang merupakan salah satu unsur penting dalam sistem pemilihan umum yang
4 demokratis.
4. Pilkada: adalah pemilihan kepada daerah.
Kepala daerah adalah sesorang yang diberikan tugas oleh pemerintah
5 pusat untuk menjalankan pemerintahan didaerah.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemilihan kepala daerah yaitu pada pemilihan Bupati Kabupaten Lampung Barat Tahun 2017.
5. Fiqh Siyasah : adalah salah satu aspek hukum Islam yang membicarakan pengaturan dan pengurusan kehidupan manusia dalam bernegara demi
6 mencapai kemaslahatan manusia itu sendiri.
Dari penjelasan-penjelasan istilah diatas dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah : Hal atau peristiwa apa yang menyebaban kurangnya keikutsertaan masyarakat Kelurahan Fajar Bulan dalam memilih kepala daerah yaitu pada pemilihan Bupati Lampung Barat Tahun 2017 di tinjau dari fiqh siyasah.
4 5 Sudarsono, Kamus Hukum (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007), h.155.
Haw Widjaja, Otonomi Derah dan Daerah Otonomi(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 57. 6 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah ”Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam”(Jakarta:
B. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan penulis yang mendorong memilih judul skripsi ini adalah: 1.
Peneliti mengangkat judul ini karena di rasa ada faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada Tahun 2017 2. Peneliti mengangkat judul ini dikarenakan adanya relevansi antara judul dengan program studi penulis, dan lokasi penelitian yang mudah di jangkau.
C. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan sebuah Negara demokrasi yang berasal dari bahasa bahasa Yunani dengan sebutan demokratia artinya pemerintahan (kratia) oleh rakyat (demos). Ada juga yang mengatakan bahwa demokrasi sebenarnya berasal dari Timur seperti dikatakan oleh John Keane yang mengatakan meski saat ini demokrasi sering berasal dari dunia Barat, dalam penelusuran sejarah demokrasi ternyata berasal dari dunia Timur.Hal ini dapat dibuktikan misalnya Indonesia adanya pemilihan langsung kepala desa dan Marga di Sumatera yang telah berlangsung sekian lama.Dalam perjalanan sejarah demokrasi yang pada awalnya ditolak karena elitis, kemudian berproses dengan legitimasi moral dan nilai keagamaan sampai demokrasi kotemporer yang lebih baik dengan melibatkan partisipasi luar
7
masyarakat. Partisipasi masyarakat pada akhirnya menempatkan kekuasaan tertinggi yang sungguhnya berada ditangan rakyat. Kekuasaan itu harus berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bahkan kekuasaan
8
hendaklah diselenggarakan bersama-sama dengan rakyat. Untuk dapat menjalankan pemerintahannya, Negara Indonesia di pimpin oleh seorang presiden dan dibantu oleh seorang wakil presiden.
Untuk menjalankan pemerintahan khususnya didaerah-daerah yang ada di Indonesia maka diperlukannya juga pemimpin daerah yang dapat menyalurkan suara atau aspirasi masyarakat yang ada didaerah, oleh karena itu maka dibentuklah pemimpin daerah yang diantaranya adalah gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, dan walikota dan wakil walikota untuk kota.
Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
9 Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintahan daerah kabupaten/kota merupakan satuan unit pemerintahan Negara yang langsung berhubungan dengan fungsi pengayoman dan pelayanan pemerintahan Negara terhadap rakyat, untuk itu setiap satuan pemerintahan dilengkapi dengan perangkat administrasi 7 8 Imam Mahdi, Hukum Tata Negara Indonesia(Yogyakarta: Teras, 2001), h.203-204.
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Kostitusionalisme Indonesia(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 58. 9 ditingkat kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat sebagai pejabat
10 administrasi yang terendah kepala desa dan lurah.
Dalam proses pengangkatan pemimpin tersebut pemerintah pusat melaksanakan pemilihan langsung yang dilakukan oleh rakyat dalam satu daerah atau yang lebih dikenal dengan pilkada. Pemilihan kepala daerah atau pilkada ini dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang sudah memenuhi syarat untuk memilih. Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket dengan wakil kepala daerah yang akan mendampingi kepala daerah dalam menjalankan tugasnya. Pilkada tersebut bertujuan rakyat bisa ikut serta berpartisipasi dalam pesta demokrasi untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin di daerahnya.
Kepala daerah atau pemimpin artinya sesorang yang diberikan tugas oleh pemerintah pusat untuk menjalankan pemerintahan didaerah.Dalam fiqh siyasah kepala daerah dikenal dengan istilah Imamah menurut bahasa artinya“kepemimpinan”. imam artinya pemimpin, seperti ketua atau yang lainnya, baik dia memberikan petunjuk atau menyesatkan. Imam juga disebut khalifah, yaitu penguasa dan pemimpin tertinggi rakyat. Kata imam juga digunakan untuk orang yang mengatur kemaslahatan sesuatu, untuk
11 pemimpin pasukan, dan untuk orang dengan fungsi lainnya.
Dalam sejarah Islam mengenai kepemimpinan, Imam atau Imamah pada masa Rasullullah SAW. Beliau tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan-Nya sebagai pemimpin politik umat Islam setelah 10 11 Imam Mahdi, Op. Cit., h.182.
Ali As-Salus, Imamah & Khilafah (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),h.15. beliau wafat. Beliau nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan anshar berkumpul dibalai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi akhirnya, Abu Bakar terpilih.
Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan
12 memba’iatnya.
Musyawarah dalam menentukan seorang pemimpin di Indonesia dikenal dengan istilah keikutsertaan atau partisipasi politik yang artinya kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yakni dengan cara memilih pimpinan Negara dan secara
13
atau tidak secara langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah. Namun tidak dapat kita pungkiri, bahwa partispasi politik masyarakat dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada mengalami pasang surut, hal ini ditandai dengan adanya golongan putih atau biasa disebut dengan golput yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Kelurahan Fajar Bulan adalah salah satu kelurahan yang berada di Kabupaten Lampung Barat. Kelurahan Fajar Bulan juga merupakan salah satu 12 13 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT RajaGrapindoPersada,1997), h. 35.
A.A. Said Gatara, Moh. Dzulkiah Said, Sosiologi Politik (Bandung: Cv Pustaka daerah yang ikut serta dalam pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2017, yang mana pada pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2017 silam ada 2 daftar calon bupati yang mencalonkan diri sebagai Bupati Lampumg Barat periode 2017-2022 untuk menggantikan bupati sebelumnya yaitu Drs.
Mukhlis Basri, M.M. Adapun calon bupati nomor urut satu yaitu H. Parosil Mabsus, S.pd dan wakilnya H. Mad Hasnurin. Sedangkan nomor urut dua yaitu DR. H. Edi Irawan Arief, S.E., M.E.c. dan wakilnya yaitu H. Ulul Azmi, S.H.
Pada pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2017 Kelurahan Pajar Bulan memiliki jumlah mata pilih yaitu sebesar 5.981 jiwa, yang terdiri dari jumlah mata pilih laki-laki sebesar 3.050 jiwa dan jumlah mata pilih perempuan sebesar 2. 931 jiwa.
Namun pada praktiknya masih ada masyarakat Kelurahan Fajar Bulan yang kurang berpartisipasi dan tidak menggunakan hak pilih nya pada pemilihan Bupati Lampung Barat yaitu sebesar 20% dari jumlah keseluruhan mata pilih yakni kurang lebih sebesar 1.341 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki dan jumlah perempuan, padahal mereka sudah masuk dalam daftar pemilih tetap, data tersebut penulis peroleh dari PPS(Panitia Pemungutan Suara) Kelurahan Pajar Bulan.
Melihat penomena kurangnya partispasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada tahun 2017 sebagaimana telah diuraikan diatas, dirasa ada faktor yang menyebabkan terjadinya penomena tersebut, maka dari itu penulis men gambil penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor
Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat Dalam Menggunakan Hak Pilih Pada Pilkada Tahun 2017 Ditinjau Dari Fiqh Siyasah (Studi Pada Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat ).” D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Faktor sajaapa yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada Tahun 2017?
2. Mengapa partisipasi masyarakat kurang dinamis dalam menggunakan hak pilih pada pilkada Tahun 2017 ditinjau dari Fiqh Siyasah?
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.
Untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada Tahun 2017.
b.
Untuk mengetahui Kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada Tahun 2017 ditinjau dari Fiqh Siyasah.
2. Kegunaan Penelitian a.
Kegunaan secara teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para pembaca khususnya mengenai faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada Tahun 2017serta menambah wawasan dalam disiplin ilmu Fiqh Siyasah.
b.
Kegunaan secara praktis: Untuk memberikan informasi dan masukan bagi para pembaca berikutnya yang ingin melakukan penelitian dibidang siyasah serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana Hukum di Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu tata cara bagaimana suatu penelitian itu
14 dilaksanakan.
1. Jenis dan Sifat Penelitian a.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). penelitian lapangan dilakukan untuk kancah kehidupan yang sebenarnya. Penelitian lapangan yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari
15 14 subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan. Penelitian 15 Susiadi AS, Metodologi Penelitian(Bandar Lampung: 2015), h. 21.
Etta Mamang Sangaji, Metode Penelitian Pendekatan Praktik dalam (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), h.21.
Penelitian ini dengan menggali data yang bersumber dari lapangan yaitu berupa wawancara (interview) terhadap masyarakat Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat untuk mendapatkan informasi penggunaan hak pilih masyarakat pada pemilihan Bupati pada pilkada Tahun 2017 di tinjau dari Fiqh Siyasah.
b.
Sifat Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bersifat deskriptif (menggambarkan) analisis, yaitu penelitian yang menuturkan dan menguraikan data yang telah ada. Data-data yang di dapat diambil sebagai rujukan untuk selanjutnya dianalisa secara sistematis untuk menunjang dalam pembahasan. Bentuk penelitian deskriptif yang digunakan yaitu studi analisis kritis, yaitu penelitian yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang faktor yang menyebabkan kurang nya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada pilkada 2017 di Kabupaten Lampung Barat.
c.
Populasi dan Sampel Populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota
16
dari seluruh wilayah yang menjadi sasaran penelitian . Dalam proposal ini populasi nya adalah Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan 16 Way Tenong Kabupaten Lapung Barat.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
17
diteliti. Sampel yang digunakan yaitu sampel bertujuan atau
purposive sample. Yaitu penulis menentukan sampel berdasarkan
tujuan tertentu, yaitu untuk memilih responden yang benar-benar tepat, relevan, dan kompeten dalam masalah yang sedang diteliti.
Karena dengan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu:
1) Lurah serta perangkat kelurahan yang lainnya, yang mengetahui karakteristik masyarakat Kelurahan Fajar Bulan.
Adapun jumlah sampelnya yaitu sebanyak 8 orang. 2)
Tokoh masyarakat dan tokoh agama, yaitu orang yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Fajar Bulan. Adapun jumlah sampelnya yaitu sebanyak 3 orang. 3)
Warga masyarakat yang di dinilai mempuni dalam masalah yang sedang diteliti, hal ini dapat diambil dari warga masyarakat dengan jenjang pendidikan tinggi. Adapun jumlah sampelnya yaitu sebanyak 2 orang.
4) Ketua TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang dinilai mengetahui tentang masalah yang sedang diteliti. Adapun jumlah ketua tps yaitu sebanyak 5 orang. Jadi jumlah 17 keseluruhan sampel yaitu 18 orang.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka
2. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian yaitu dari Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.
b.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang berada di luar lapangan penelitian atau bersifat data penunjang. Data sekunder ini diperoleh dari studi kepustakaan.
3. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Metode Observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yangberkenaan dengan
18
kegiatan observasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Observasi dilakukan di Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan WayTenong Kabupaten Lampung Barat.
b.
Metode Wawancara Wawancara (interview) adalah tehnik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada
19
responden dicatat atau direkam. Yaitu penulis melakukan
18 19 Susiadi AS, Metodologi Penelitian(Bandar Lampung: 2015), h. 105.
wawancara terhadap masyarakat Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.
20 4.
Metode Pengolahan Data
Data-data yang terkumpul kemudian diolah pengadaan data umumnya dilakukan dengan cara antara lain: a.
Pemeriksaan data yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup lengkap, benar, sesuai atau relevan dengan masalah.
21 b.
Rekonstruksi data yaitu menyusun ulang secara teratur, berurutan, logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.
c.
Sistematis data yaitu penempatan-penempatan data menurut kerangka sistematika bahasan berdasrkan urutan masalah.
5. Metode Analisis Masalah
Data-data yang terkumpul kemudian diolah secara sistematis sesuai dengan sasaran permasalahan sekaligus dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu suatu prosedur penilitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang yang berprilaku yang dapat dimengerti.
20 Ibid., h. 106.
21
Analisa deskriptif kualitatif ini digunakan dengan cara menguraikan dan merinci kalimat-kalimat yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada dengan
22 menggunakan pendekatan berfikir induktif.
22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
“suatu pendekatan praktik”(Jakarta: PT
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemilihan Kepada Daerah Undang-Undang Dasar Negara kesatuan Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 18, dengan penjelasannya, dan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, yang pelaksanaannya diatur
23
oleh Instuksi Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun 1974. Dalam Pasal 18 UUD 1945 dikatakan bahwa: “Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang
24
bersifat istimewa.” Penjelasan pasal 18 Bab VI UUD 1945 menerangkan bahwa Negara
Indonesia itu adalah suatu Negara kesatuan. Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang juga berbentuk Negara. Daerah Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan provinsi dibagi lagi atas kabupaten/kota. Disetiap daerah tersebut bersifat otonom atau bersifat administratif belaka. Semuanya menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang. Di daerah-daerah yang bersifat otonom diadakan
23 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Kostitusionalisme Indonesia(Jakarta: Sinar Grafika, 2011). h. 90.
24 badanperwakilan daerah karena didaerah pun pemerintahan akan bersendikan
25 dasar permusyawaratan.
Maksudnya ialah bahwa wilayah Indonesia dibagi menjadi sejumlah daerah besar dan kecil yang bersifat otonom, yaitu daerah yang boleh mengurus rumah tangganya sendiri dan daerah administrasi, yaitu daerah yang tidak boleh berdiri sendiri. Untuk membentuk susunan pemerintahan daerah-daerah itu, pemerintah bersama-sama DPR telah menetapkan Undang- Undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, yang dilaksanakan dengan Instuksi Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun 1974. Undang-undang itu mengatur pokok-pokok penyelenggaraan pemerintah daerah otonom dan pokok-pokok. penyelenggaraan pemerintahan
26 yang menjadi tugas pemerintahan pusat didaerah.
27 Menurut C.S.T. Kansil, Christine S.T. Kansil didalam bukunya. Undang-
Undang tentang pokok pemerintahan di Daerah, yang dimaksud dengan pemerintah daerah ialah kepala daerah, yaitu kepala pada umumnya, seperti
Gubernur, Bupati, Dan Walikota Madya , serta DPRD. Kedudukan kepala daerah
dan DPRD sama tinggi. Kepala daerah memimpin bidang Eksekutif dan DPRD bergerak dibidang Legislatif. Meskipun demikian, harus diakui bahwa perbuatan peraturan daerah tidak dapat dilakukan oleh DPRD sendiri, tetapi bersama-sama dengan kepala daerah dan DPRD. Mengingat luasnya tugas 25 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Kostitusionalisme Indonesia(Jakarta: Sinar Grafika, 2011). h. 92. 26 27 Ibid., h. 92.
C.S.T. Kansil, Christine S.T. Kansil, Sistem Pemeritahan Indonesia “Edisi Revisi” (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h.144. yang dihadapi oleh kepala daerah, perlu diadakan wakil kepala daerah. Akan tetapi, karena kondisi daerah berbeda-beda, pengisian jabatan wakil kepala daerah diadakan menurut kebutuhan.
Tugas utama kepala daerah ialah memipin penyelenggaraan dan bertanggung jawab penuh atas jalannya pemerintah daerah. Kepala daerah tingkat I diangkat dan diberheentikan oleh presiden, sedangkan kepala daerah tingkat II diangkat oleh Menteri Dalam Negeri. Oleh karena itu, kepala daerah bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri. Sebagai pembantu Presiden, Menteri Dalam Negeri mengolah bahan-bahan pertanggungjawaban kepala daerah dan mengambil tindakan yang dianggap perlu serta melaporkan hal-hal yang mendasar kepada Presiden. Kepala daerah harus bertanggung jawabkepada Presiden, karena presiden adalah penanggung jawab tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan diseluruh wilayah Negara. Jadi, kepala daerah tidak bertanggung jawab kepada DPRD, tetapi kepala daerah berkewajiban memberikan keterangan pertanggungjawaban tentang pelaksanaan pemerintah daerah yang dipimpinnya kepada DPRD.
Kepala daerah sebagai wakil pemerintah pusat merupakan penguasa tunggal sehingga ia disebut kepala wilayah. Tugasnya adalah memimpin penyelenggaraan urusan pemerintah umum atau urusan pemerintah pusat yang sebenarnya menjadi tugas pemerintah pusat di daerah. Oleh karena itu, ia bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri dalam Negeri dan bukan kepada DPRD. Dalam menjalankan tugasnya itu, kepala wilayah dibantu oleh sebuah sekretariat di bawah pimpinan seorang sekretaris wilayah yang diagkat oleh pemerintah pusat. Kepala daerah sebagai kepala daerah otonom juga menjadi wakil daerahnya karena ia telah mendapat dukungan dari rakyatnya didaerah.
Oleh karena itu Pemilihan kepala daerah (pilkada) merupakan sebuah proses demokrasi dimana terjadi pergantian kepemimpinan daerah pada tingkat lokal. Melalui pilkada, rakyat akan secara langsung memilih pemimpinnya didaerah, pilkada dengan kata lain merupakan seperangkat aturan atau metode bagi warga negera untuk menentukan masa depan pemerintah yang absah. Rakyatlah yang dianggap sebagai pemilik dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara, rakyat yang mentukan corak dan cara pemetintahan diselenggarakan serta menentukan tujuan yang
28 hendak dicapai oleh Negara dan pemerintahannya itu.
Dalam pemilihan kepala daerah seperti gubernur dan bupati/ walikota sejak Indonesia merdeka hanya dipilih melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat, maka menurut ketentun Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-undang nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang. Dalam Pasal 56 dijelaskan: (1). Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, 28 bebas, rahasia, juju, dan adil.
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: PT Raja Grafindo
(2). Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh partai
29 politik atau gabungan partai politik.
Pemilihan kepala daerah menurut Khairudin Tahmid, bukan hanya memilih penguasa daerah, tetapi lebih merupakan mencari pemimpin yang mampu melayani dan mengabdi untuk kepentingan seluruh rakyatnya. Pola pikir lama yang menempatkan kepala daerah sebagai penguasa harus diubah secara radikal menjadi pemimpin sesungguhnya, bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam konteks ini sesungguhnya tugas kepala daerah terpilih sangat berat dan hanya mereka yang mampu mengemban tugas tersebut. Oleh karena itu, semua energi daerah harus dicurahkan untuk memilih pemimpin yang terbaik bagi kemajuan dan kesejahteraan daerahnya
30 selama proses pemilihan kepala daerah berlangsung.
Penyelenggaraan pemerintahan di daerah didasarkan pada tiga asas, yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Undang-undang yang mengatur pemerintahan daerah yakni UUD RI 1945 Pasal 18 ayat (2), ditegaskan bahwa pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Ketentuan ini menegaskan bahwa pemerintah daerah adalah suatu pemerintahan otonomi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pemerintah daerah hanya ada pemerintahan otonomi (termasuk tugas pembantuan).Prinsip baru dalam Pasal 18 lebih sesuai dengan 29 Undang-Undang Nomor10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Undang
Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-
Undang, Pasal 56. 30 Khairudin Tahmid, Netralitas Lembaga Peradilan dalam Penyelesaian Sengketagagasan daerah membentuk pemerintahan daerah sebagai satuan pemerintahan mandiri didaerah yang demokratis, tidak ada lagi unsur pemerintahan sentralisasi dalam pemerintahan daerah. Gubernur, Bupati, dan Walikota
31 semata-mata sebagai pelenggara otonomi di daerah.
1. Asas Desentralisasi, menurut Joeniarto, desentralisasi adalah memberikan wewenang dari pemerintahan Negara kepada pemerintah lokal untuk mengatur dan mengurus urusan tertentu sebagai urusan rumah tangganya sendiri. Undang-undang. Fungsi pemerintahan desentralisasi atau otonomi itu menunjukkan, satuan-satuan desentralisasi (otonomi) lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat. Satuan- satuan desentralisasi dapat melaksanakan tugas dengan efektif dan lebih efisien. Satuan-satuan desentralisasi lebih inovatif. Satuan-satuan desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang tinggi, komitmen
32 yang lebih tinggi dan lebih produktif.
2. Asas dekonsentrasi, Amrah Muslimin mengartikan dekonsentrasi ialah pelimpahan sebagaian dari kewenangan pemerintah pusat pada alat-alat pemerintah pusat yang ada di daerah. Menurut Joeniarto, dekonsentrasi adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat (atau pemerintahan atasannya) kepada alat alat perlengkapan bawahan untuk meyelenggarakan urusan-urusannya yang terdapat di daerah. Asas dekonsentrasi dapat
33 31 ditinjau dari tiga sisi, Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara “Edisi Revisi” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.328. 32 33 Ibid., h.329.
a.
Dari segi wewenang, asas ini memberikan/melimpahkan wewenang dari pemerintahan pusat kepada pejabat-pejabat di daerah untuk menyelenggarakan tugas-tugas pemerintah pusat yang ada di daerah, termasuk juga pelimpahan wewenang pejabat-pejabat atasan kepada tingakat dibawahnya.
b.
Dari segi pembentuk pemerintah berarti membentuk pemerintah lokal administrasi di daerah, untuk diberi tugas menyelenggarakan urusan pemerintah pusat yang ada di daerah.
c.
Dari segi pembagian wilayah, asas ini membagi wilayah Negara menjadi daerah-daerah pemerintah lokal administrative atau akan membagi wilayah Negara menjadi wilayah-wilayah yang administratif.
3. Asas tugas pembantu, menurut Joeniarto, disamping pemerintah lokal yang
berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri. Kepadanya dapat pula diberi tugas-tugas pembantuan (tugas medebewind, sertatantra).
Tugas pembantuan ialah tugas ikut melaksanakan urusan-urusan pemerintah pusat atau pemerintah lokal yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga tingkat atasannya.
34
34
B. Hak Pilih Pada Pilkada
Indonesia sejak awal kemerdekaannya menyatakan sebagai negara demokrasi (berkedaulatan rakyat).Demokrasi merupakan konsep atau perangkat kekuasaan yang mekanisme pengelolaan negaranya berdasarkan kehendak suara rakyat mayoritas.Demokrasi menganut prinsip kebebasan, prinsip kesamaan dan prinsip kehendak rakyat mayoritas.Kekuasaan diamanatkan kepada para wakil yang dipilih melalui pemilihan yang bebas berdasarkan suara mayoritas rakyat. Dengan sistem politik demokrasi akan
35 menghasilkan sistem perumusan kebijakan yang lebih partisipatif.