DOCRPIJM 150491646103 ARAH PENGEMBANGAN RTRW

PENYUSUNAN BANTUAN TEKNIS RPIJM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional RTRW Pulau,

RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional.
Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional,
RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang
terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada
bagian ini.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-1

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

Pada bab ini ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW
Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada
RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan
kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan
spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan

khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut
termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).

3.1

Arahan RTRW Nasional
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
A. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
B. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
C. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
2. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria:
A. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung PKN,
B. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau

C. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
A. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan
negara tetangga,
B. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,
C. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya, dan/atau
D. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
A. Pertahanan dan keamanan,
1) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara
berdasarkan

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-2

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019

KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

geostrategi nasional,
2) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan
amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem
persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
3) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
B. Pertumbuhan Ekonomi
1) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
2) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
nasional,
3) memiliki potensi ekspor,
4) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
5) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
6) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional,
7) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
8) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal

C. Sosial Budaya
1) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
nasional,
2) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa,
3) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,
4) merupakan tempat perlindungan peninggalanbudaya nasional,
5) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
6) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
D. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
1) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
2) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi, sumber daya alam strategis
nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
3) memiliki sumber daya alam strategis nasional
4) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
5) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
6) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
E. Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
1) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
2) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan

akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-3

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

3) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
4) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
5) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualita lingkungan hidup
6) rawan bencana alam nasional
7) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN. Provinsi NTB memiliki Kota
Mataram yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) Praya, Raya, Sumbawa Besar.


3.2

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk
penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah rencana struktur dan rencana pola ruang.
Berikut akan dipaparkan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang di Provinsi NTB

3.2.1 Arahan Struktur Ruang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Struktur ruang yang ditetapkan pada RTRW Provinsi NTb terbagi menjadi 2 (dua),
yaitu: a. Rencana sistem perkotaan dan Rencana sistem jaringan:

-

Rencana Sistem Perkotaan:
Sistem perkotaan terdiri dari sistem perkotaan nasional yang ada di wilayah provinsi
terdiri dari PKN dan PKW, dan sistem perkotaan wilayah provinsi yaitu PKL.Sistem
perkotaan nasional yang ada di provinsi NTB terdiri dari PKN berada di Mataram dan
PKW berada di Praya, Sumbawa Besar, dan Raba. Ibukota kabupaten lainnya

dijadikan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) berada di Gerung,
Tanjung, Selong, Taliwang, Dompu, dan Woha. Sistem perkotaan provinsi PKL
berada di Lembar, Narmada, Kopang, Sengkol, Mujur, Bayan, Pemenang, Masbagik,
Keruak, Labuhan Lombok, Poto Tano, Jereweh, Alas, Empang, Lunyuk, Lenangguar,
Labangka, Calabai, Kempo, Hu’u, Kilo, Kore, O’o, Sila, Tangga, Wawo, Wera dan
Sape.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-4

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

Sistem perkotaan kabupaten/kota yaitu Pusat Pelayanan Lokal (PPL). PPL
ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota berdasarkan usulan pemerintah kecamatan dan memperhatikan
potensi wilayah. PPL memiliki kriteria
1. kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan;
dan/atau
2. kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi

yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa/ kelurahan.

-

Rencana Sistem Jaringan:
Rencana system jaringan yang diatur di Provinsi NTB meliputi sistem jaringan
transportasi;, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi,
sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan persampahan dan sistem jaringan
sanitasi. Berikut akan dipaparkan rencana system jaringan.
1. Sistem Jaringan Transportasi
A. Sistem jaringan transportasi nasional yang ada di wilayah provinsi Nusa
Tenggara Barat

(NTB) terdiri dari sistem transportasi darat, laut dan udara,

meliputi:
1) sistem transportasi darat terdiri dari jaringan lalu lintas angkutan jalan dan
jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan;
2) jaringan lalu lintas angkutan jalan terdiri dari jaringan jalan dan jaringan
prasarana lalu lintas angkutan jalan;

3) jaringan jalan nasional terdiri dari jalan arteri primer dan jalan kolektor primer;
4) jaringan prasarana terdiri dari Terminal Penumpang Kelas A berada di
Mataram, Gerung, Sumbawa Besar dan Raba;
5) pelabuhan pengumpul berada di Lembar, Labuhan Lombok, dan Bima;
6) pelabuhan penyeberangan lintas provinsi berada di Lembar, Bima dan Sape;
7) pelabuhan perikanan nusantara (PPN) berada di Teluk Awang;
8) bandar udara pusat pengumpul skala sekunder berada di Selaparang/Praya;
dan
9) bandar udara pusat pengumpul skala tersier berada di Muhammad
Salahuddin Bima.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-5

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

B. Sistem jaringan transportasi provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari sistem
transportasi darat, laut dan udara, meliputi:
1) sistem transportasi darat terdiri dari jaringan lalu lintas angkutan jalan dan
jaringan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP);

2) jaringan lalu lintas angkutan jalan terdiri dari jaringan jalan dan jaringan
prasarana lalu lintas angkutan jalan;
3) jaringan jalan provinsi, meliputi: jalan lintas utama Pulau Lombok, jalan lintas
utama Pulau Sumbawa, jalan lintas utara Pulau Lombok, jalan lintas selatan
Pulau Lombok, jalan lintas utara Pulau Sumbawa dan jalan lintas selatan
Pulau Sumbawa;
4) jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan, meliputi: terminal penumpang
Kelas B berada di Tanjung, Praya, Selong, Taliwang, Dompu, dan Woha;
5) pelabuhan pengumpan berada di Bangsal Pemenang, Labuhan Haji, Tanjung
Luar, Benete, Badas, Calabai, Kempo, Waworada, Cempi, dan Sape;
6) pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota berada di Labuhan Lombok,
Telong-elong, Pototano, Benete, Pulau Moyo, Lua Air;
7) pelabuhan khusus penumpang berada di pesisir pantai Kota Mataram; dan
8) bandar udara pusat pengumpan berada di Brang Biji dan Sekongkang.
C. Mengembangkan sarana prasarana transportasi laut pendukung ALKI II (Alur
Laut Kepulauan Indonesia) yang melintasi Selat Lombok.
2. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Pembangkit tenaga listrik yang saat ini terdapat di Provinsi Nusa Tenggra Barat
(NTB) terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP),
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut (PLTAL), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE).
Berikut adalah arahan lokasi pusat pembangkit listrik di Provinsi NTB.
Tabel 3.1

NO
1

Arahan Sistem Pembangkit Listrik di Provinsi NTB

Jenis Pembangkit
Keterangan Lokasi
Pembangkit Listrik Tenaga - PLTD Ampenan (Kota Mataram),
Diesel (PLTD)
- PLTD Taman (Kota Mataram),
- PLTD Paok Motong (Kab. Lombok Timur),
- PLTD Gili Trawangan (Kab. Lombok Utara),
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-6

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

Jenis Pembangkit

Keterangan Lokasi
- PLTD Gili Air (Kab. Lombok Utara),
- PLTD Gili Meno (Kab. Lombok Utara),
- PLTD Maringkik (Kab. Lombok Timur),
- PLTD Taliwang (Kab. Sumbawa Barat),
- PLTD Klawis (Kab. Sumbawa Barat),
- PLTD Sekongkang (Kab. Sumbawa Barat),
- PLTD Labuhan I (Kab. Sumbawa),
- PLTD Alas I (Kab. Sumbawa),
- PLTD Sebotok (Kab. Sumbawa),
- PLTD Labuhan Haji (Kab. Lombok Timur),
- PLTD Lebin (Kab. Sumbawa),
- PLTD Bugis Medang (Kab. Sumbawa),
- PLTD Lunyuk (Kab. Sumbawa),
- PLTD Empang (Kab. Sumbawa),
- PLTD Lantung (Kab. Sumbawa),
- PLTD Mamak (Kab. Sumbawa),
- PLTD Dompu (Kab. Dompu),
- PLTD Kempo (Kab. Dompu),
- PLTD Kwangko (Kab. Dompu),
- PLTD Pekat (Kab. Dompu),
- PLTD Raba (Kota Bima),
- PLTD Ni’u (Kota Bima),
- PLTD Bajo Pulau (Kab. Bima),
- PLTD Nggelu (Kab. Bima),
- PLTD Pa’i (Kab. Bima),
- PLTD Sa’i (Kab. Bima),
- PLTD Sampungu (Kab. Bima),
- PLTD Sape (Kab. Bima),
- PLTD Monta (Kab. Bima),
- PLTD Kore (Kab. Bima),
Pembangkit Listrik Tenaga - PLTU Jeranjang (Kabupaten Lombok Barat)
Uap (PLTU)
- PLTU IPP Tahap I (Kab. Lombok Timur )
- PLTU IPP Tahap II (Kab. Lombok Barat)
- PLTU Loan (Kab. Lombok Timur)
- PLTU IPP Alas (Kab. Sumbawa)
- PLTU APLN (Kab. Bima)
- PLTU Bonto (Kota Bima)
Pembangkit Listrik Tenaga Lombok Tengah, Lombok Timur, Dompu, dan Bima
Bayu (PLTB)
Pembangkit Listrik Tenaga - PLTA Kokoq Putih (Kabupaten Lombok Utara)
Air (PLTA)
- PLTA Muntur (Kabupaten Lombok Utara)
- PLTA Pekatan (Kabupaten Lombok Utara)
- PLTA Brangbeh (Kabupaten Sumbawa)
- PLTA Batulanteh (Kabupaten Sumbawa)
Pembangkit Listrik Tenaga
Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah
Mikro Hidro (PLTMH)
Lombok Timur,
Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima
Pembangkit Listrik Tenaga
Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok
Surya (PLTS)
Timur, Lombok
Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan
Bima.
Pembangkit Listrik Tenaga
- Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sembalun
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-7

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

Jenis Pembangkit
Panas Bumi (PLTPB)
diarahkan

Keterangan Lokasi
(Kabupaten
Lombok Timur) .
- Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hu’u
(Kabupaten
Dompu)
- Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Maronge
(Kabupaten
Sumbawa).
Pembangkit Listrik Tenaga
Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan
Gelombang Laut (PLTGL)
Bima.
Pembangkit Listrik Tenaga
Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur,
Arus Laut (PLTAL
Sumbawa, Dompu,
Bima
Pembangkit Listrik Tenaga
Seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Nusa Tenggara
Bio Energi (PLTBE)
Barat
Sumber: RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat 2009 - 2029
3. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pada system jaringan telekomunikasi telah direncanakan lokasi dan lokasi yang ada
akan dipertahankan. Pada perencanaan lokasi mengenai system jatingan
telekomunikasi yang ditetapkan oleh RTRW Provinsi NTB dapat dilihat pada table di
bawah ini.
Tabel 3.2

NO

Rencana Pengembangan Telekomunikasi Provinsi NTB

Jenis Jariingan

Lokasi

Jaringan Mikro
Digital Perkotaan

Di wilayah Kota Mataram yaitu Selagalas-Mataram
sepanjang 6 km.

Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di
Kabupaten Lombok
Barat









Jaringan Mikro







Batulayar-Lembah Sari sepanjang 4 km dan
Batulayar- Senteluk sepanjang 2 km.
Gerung-Kebon Ayu
Gunungsari-Dopang, Gunungsari-Guntur Macan
(2km),
Gunungsari-Kekeri (5km), Gunungsari-Mambalan
(3km), Gunungsari-Mekarsari (1,5 km),
Gunungsari- Penimbung (3 km).
Kayangan ke masing-masing: Dangiang (2 km),
Gumantar (4 km), Salut ( 3 km).
Kediri ke masing-masing: Dasan Baru ( 3 km) dan
Montong Are (6 km).
Labuapi ke masing-masing : Kuranji (2 km),
Labuapi (1 km), dan Telaga Waru (4 km).
Narmada ke masing-masing : Batu Kuta (10 km),
Kramajaya (3 km), dan Nyiur Lembang (3,5 km).
Pemenang- Desa Patin sepanjang 6 km.
Sekotong Tengah-Buwun Mas sepanjang 6 km.
Tanjung-Sigar Penjalin sepanjang 6 km.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-8

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

Jenis Jariingan

Lokasi

Digital Perkotaan di
Kabupaten Lombok
Utara
Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di
Kabupaten Lombok
Tengah



Bayan-Sambik Elen sepanjang 7 km.




Batukliang-Tampaksiring sepanjang 3 km.
Batukliang Utara ke masing-masing: Aik Berik (3
km), Aik Bukaq (2 km), Karang Sidemen (3 km),
Lantan (2 km), Mas-mas (3 km) dan Setiling (3,5
km).
Janapria-Selebung Rembiga sepanjang 6 km.
Kopang-Lendang sepanjang 4 km.
Praya ke masing-masing: Mertak Tombok (6 km)
dan Semayan (3 km)
Praya Barat-Banyu Urip sepanjang 3 km.
Praya Barat Daya ke masing-masing : Kabul (3
km) dan Montong Sapah (3,5 km).
Praya Tengah ke masing-masing: Beraim (6 km),
Gerantung (7 km), Lajut (3 km), Pejanggik (2 km),
dan Sasake (2,5 km).
Peringgarata ke masing-masing: Murbaya (2 km),
dan Sepakek (2,5 km).
Pujut ke masing-masing: Ketara (3 km),
Pengembur (4 km), dan Prabu (2 km).
Jerowaru-Sepapan sepanjang 6 km.
Keruak-Mendana sepanjang 3 km.
Masbagik-Masbagik Utara sepanjang 2 km
Sembalun-Sambelia sepanjang 20 km.
Alas ke masing-masing: Juru Mapin (4 km),
Labuan Burung (7 km), Matemega (6 km) dan
Tarusa (6 km).
Badas-Labuan Aji sepanjang 6 km.
Batu Lanteh ke masing-masing: Bao Desa ( 6 km)
dan Batu Dulang (10 km).
Empang ke masing-masing: Batu Lanteh (5 km),
Labuan Aji (8 km), Labuan Jambu (100 km), Mata
(21 km) dan Tolo Oi (27 km).
Labuan Badas ke masing-masing: Moyo Medang
(24 km) dan Labuan Aji (16 km).
Lape Lopok-Labuan Kuris/Labuan Terata
sepanjang 8,5 km.
Lunyuk ke masing-masing: Jamu (4 km), Mungkin
(4,5 km) dan Kelais (6 km).
Moyo Hilir ke masing-masing: Batu Bangka (3 km),
Kukin (3,5 km), Olat Rawa (6 km), dan Sebewe (8
km).
Moyo Hulu ke masing-masing: Batu Bulan (25 km)
dan Lito (31 km).
Plampang ke masing-masing : Pemasar (5 km),
Prode (7 km), Simu (9 km), SP.I Prode (18 km),
SP. II Prode (24 km), SP. III Prode (26 km) dan
Teluk Santong (20 km).










Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di
Kabupaten Lombok
Timur
Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di
Kabupaten
Sumbawa
















KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-9

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

Jenis Jariingan

Lokasi



Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di
Kabupaten
Sumbawa Barat
Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di
Kabupaten Dompu












Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di
Kabupaten Bima
dan Kota Bima

















Rhee-Rhee Loka sepanjang 1,5 km.
Sumbawa ke masing-masing: Jorok (1,5 km),
Kerato (2 km), Kerekeh (3 km) dan Pelat (4,5 km).
Utan-Labuan Bajo sepanjang 1,5 km.
Sekongkang ke masing-masing: Ai Kangkung (13
km) dan Tatar (11 km)
Seteluk-UPT Tambak Sari sepanjang 7,5 km.
Taliwang-Sampir sepanjang 4 km.
Dompu-Ambalawi sepanjang 40 km.
Kempo ke masing-masing: Kesi (24 km), So
Nggaja (38 km) dan Tolokalo (29 km).
Kilo ke masing-masing Karama (21 km) dan Kiwu
(28 km)
Manggalewa-Nangatumpu sepanjang 30 km
Pajo-UPT Woko sepanjang 20 km
Pekat ke masing-masing: Pancasila (15 km) dan
Tambora (20 km).
Ambalawi ke masing-masing: Kole (2 km), Mawu
(4 km), Rite (6 km) dan Talapati (9 km).
Asakota –Kolo sepanjang 24 km.
Belo ke masing-masing : Ledo (3 km), Ncera (6
km, Panda (4 km), Roka (12 km), Soki (17 km),
Leu (21 km), Rada (24 km), Rasabou (19 km), dan
Tumpu (29 km).
Donggo ke masing-masing: Bajo (2 km), Bumi
Pajo (4 km), Doridungga (6 km), Kala (8 km),
Kananta (11 km), Mbawi (13 km), Empili (8 km),
Punti (11 km), Rora (13 km), dan Sai (18 km).
Lambuwu ke masing-masing : Hidirasa (3 km),
Kaleo (5 km), Lambo (3 km), Mangga (4 km) dan
Nggelu (7 km).
Langgudu ke masing-masing : Doro O’o (3,5 km),
Dumu (6 km, Kalodu (9 km), Kangga (4 km),
Karampi (13 km), Kawuwu (16 km), Rumpe (19
km), UPT Doro O’o (23 km), UPT Laju (21 km),
UPT Waworada (24 km), dan Waduroka (2 km).
Madapangga ke masing-masing: Mpuri (4 km),
Ndano (11 km), Tonda (3 km) dan Woro (11 km).
Monta ke masing-masing : Pela (3 km) dan Tolo
Oi (6 km).
Soromandi ke masing-masing: Sai (3 km) dan
Sampungu (6 km).
RasanaE Barat ke masing-masing: SambinaE (3 k
m), dan Santi (6 km).
RasanaE Timur ke masing-masing: Kendo (6 km),
Lampe (8 km), Nitu (S15 km), Ntobo (16 km),
Nungga (10 km) dan PananaE (13 km).
Sanggar-Oesaro sepanjang 7 km.
Sape ke masing-masing: Boke (4 km), Jia (8 km),
Kowo (12 km), Sangiang (18 km) dan Tanah Putih

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-10

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

Jenis Jariingan

Lokasi

(21 km).
Tambora ke masing-masing: Kawinda NaE (9km),
Kawinda Toi (12 km), Labuhan Kenanga (16 km)
dan Oi Panihi (19 km).
 Wawo ke masing-masing : Kaboro (4 km), Kawa
(6 km), Kuta (7 km), Ntori (8 km), Raba (11 km),
Sambori (13 km) dan Tarlawi (19 km).
 Wera ke masing-masing: Bala (14 km) dan Oitui
(17 km);
 Woha ke masing-masing: Rabakodo (8 km) dan
Waduwani (17 km).
Sumber: RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2010 – 2030


4. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
Rencana pengelolaan sistem jaringan prasarana sumberdaya air wilayah provinsi terdiri dari
sistem prasarana sumberdaya air nasional yang terkait dengan wilayah provinsi dan rencana
pengembangan sistem jaringan prasarana sumberdaya air provinsi.
Pada Sistem prasarana sumberdaya air nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat meliputi :
A. Wilayah Sungai (WS) strategis nasional adalah WS Pulau Lombok yang meliputi
Daerah Aliran sungai (DAS) Dodokan, DAS Menanga, DAS Putih dan DAS Jelateng;
B. Sistem jaringan irigasi nasional meliputi: Bendungan Batujai, Bendungan Pengga,
Bendungan Mamak, Bendungan Batu Bulan, Bendungan Tiu Kulit, Bendungan Gapit,
Bendungan Pelaparado, Bendungan Sumi, dan Bendungan Plara; dan
C. Daerah Irigasi (DI) nasional meliputi : DI nasional lintas kabupaten/kota dan DI
nasional utuh kabupaten/kota.
Sistem jaringan prasarana sumberdaya air provinsi NTB terdiri dari :
A. WS Lintas kabupaten/kota meliputi WS Sumbawa dan WS Bima- Dompu;
B. sistem jaringan irigasi provinsi meliputi bendungan, bendung, jaringan saluran irigasi,
dan daerah irigasi; dan
C. sistem jaringan air bersih provinsi meliputi jaringan perpipaan air minum, saluran
perpipaan air baku, dan instalasi air minum.
WS Sumbawa meliputi: DAS Moyo Hulu, DAS Rhee, DAS Jereweh, DAS Beh, DAS Bako,
DAS Ampang, dan DAS Moyo. WS Bima-Dompu meliputi: DAS Baka, DAS Hoddo, DAS
Banggo, DAS Parado, DAS Rimba dan DAS Sari.
5. Sistem Jaringan Persampahan
Sistem jaringan prasarana persampahan Provinsi NTB meliputi:
A. Tempat Pembuangan Akhir Kebon Kongok (Kab. Lombok Barat) dengan sistem
sanitary landfi ll.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-11

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

B. Pengembangan Tempat Pembuangan Akhir lintas kabupaten/kota lainnya.
6. Sistem Jaringan Sanitasi
Sistem jaringan prasarana sanitasi wilayah Provinsi NTB meliputi :
A. sistem perpipaan air limbah provinsi di Mataram Metro (Kota Mataram dan sebagian
wilayah Kabupaten Lombok Barat);
B. instalasi pengolahan air limbah di Mataram Metro (Kota Mataram dan sebagian
wilayah Kabupaten Lombok Barat); dan
C. pengembangan instalasi pengolahan air limbah lintas kabupaten/kota
D. lainnya.

Pada subbab ini memiliki muatan rencana kawasan lindung dan budidaya yang direncanakan
pada Provinsi NTB. Berikut akan dijelaskan rencana yang ditetapkan.

-

Rencana Pengembangan Kawasan Lindung

Kawasan lindung nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat meliputi:
1. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya nasional meliputi
Hutan Lindung, dan Kawasan resapan air;
2. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya nasional meliputi: Cagar Alam
(CA.), Suaka Margasatwa (SM.), Taman Nasional (TN.) Gunung Rinjani, Taman Hutan Raya
(Tahura) Nuraksa dan Taman Wisata Alam (TWA); dan
3. kawasan lindung nasional lainnya adalah Taman Buru (TB) Pulau Moyo dan Taman Buru
(TB) Tambora Selatan.
Sedangkan Kawasan Lindung pada provinsi NTB dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 3.3
NO
1

Penetapan Rencana Luasan Kawasan Lindung

JENIS JARINGAN
LOKASI
Kawasan yang memberikan
perlindungan
terhadap
kawasan dibawahnya
a. Hutan Lindung (HL)
 Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara seluas ±
35.785,16 ha

b. Kawasan Resapan Air
2

Kawasan

Suaka

Alam



Kabupaten Lombok Tengah seluas ± 10.857,54 ha



Kabupaten Lombok Timur seluas ± 31.498,67 ha



Kabupaten Sumbawa seluas ± 168.667,68 ha



Kabupaten Sumbawa Barat seluas ± 66.230,71 ha



Kabupaten Dompu seluas ± 51.482,59 ha



Kabupaten Bima seluas ± 83.189,91 ha
Diarahkan di Kawasan Gunung Rinjani, Kawasan Selatan Pulau
Lombok; dan Kawasan Gunung Tambora
Cagar Alam (CA.) yang meliputi :

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-12

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

JENIS JARINGAN
LOKASI
(KSA), Pelestarian Alam  KSA Pulau Panjang seluas ± 1.641,25 ha. berada di
dan
Cagar
Budaya
Kabupaten
Nasional
 Sumbawa.


CA. Pulau Sangiang seluas ± 7.492,75 ha. berada di
Kabupaten



Bima.



CA. Tambora Selatan seluas ± 23.840,81 ha. berada di
Kabupaten



Bima dan Kabupaten Dompu.



CA. Pedauh seluas ± 543,5 ha. berada di Kabupaten
Sumbawa



Barat.



CA. Tofo Kota Lambu seluas ± 3.338 ha. berada di
Kabupaten



Bima.



KSA Jereweh seluas ± 3.718,868



Suaka Margasatwa (SM.) yang meliputi :
SM. Lunyuk seluas ± 3.000 ha. berada di Kabupaten
Sumbawa.



SM. Tambora Selatan seluas ± 11.670 ha. berada di
Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu.



Taman Nasional (TN.) Gunung Rinjani seluas ± 41.330 ha.
berada di



Kabupaten Lombok Utara seluas ±10.210 ha, di Kabupaten
Lombok Tengah seluas ± 3.675 ha dan Kabupaten Lombok
Timur seluas ± 27.445 ha.



Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa seluas ± 3.155 ha.
berada di Kabupaten




Lombok Barat.
Taman Wisata Alam (TWA.) yang meliputi :
TWA Bangko Bangko seluas ± 2.169 ha. berada di
Kabupaten



Lombok Barat.
TWA. Danau Rawa Taliwang seluas ± 1.406 ha. berada di
Kabupaten Sumbawa Barat.



TWA. Gunung Tunak seluas ± 624 ha. berada di Kabupaten
Lombok



Tengah.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-13

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

JENIS JARINGAN

LOKASI
 TWA. Kerandangan seluas ± 320 ha. berada di Kabupaten
Lombok


Barat.



TW Perairan Laut Gili Meno- Air-Trawangan seluas ± 2.954
ha. berada di Kabupaten Lombok Utara.



TWA Laut Pulau Moyo seluas ± 6.000 ha. berada di
Kabupaten Sumbawa.



TWA Laut Pulau Satonda seluas ± 2.600 ha. berada di
Kabupaten Dompu.



TWA. Madapangga seluas ± 232 ha. berada di Kabupaten
Bima.



TWA. Pelangan seluas ± 500 ha. berada di Kabupaten
Lombok Barat.



TWA. Semongkat seluas ± 100 ha berada di Kabupaten
Sumbawa.



TWA. Suranadi seluas ± 52 ha berada di Kabupaten Lombok
Barat.



TWA Tanjung Tampa seluas ± 2000 ha berada di Kabupaten
Sumbawa.



TWA Laut Gili Banta seluas ± 7.896 ha berada di Kabupaten
Bima.



TWA Laut Gili Sulat seluas ± 999,003 ha dan Gili Lawang
seluas ± 669,174 ha berada di Kabupaten Lombok Timur.

Kawasan Lindung Lainnya 
Nasional adalah Taman
Buru (TB.)


TB. Pulau Moyo seluas ± 22.250 ha berada di Kabupaten
Sumbawa.
TB. Tambora Selatan seluas ± 26.130,15 ha berada di
Kabupaten Bima dan di Kabupaten Dompu .

Kawasan
Setempat

Perlindungan 

Kawasan

sempadan

pantai, diarahkan pada

kawasan

sepanjang tepian pantai sejauh antara 30 - 250 meter dari
garis pasang tertinggi secara proporsional sesuai dengan
bentuk, letak dan kondisi fisik pantai;


Kawasan sempadan sungai, diarahkan pada sungai-sungai
besar antara 30-100 meter sesuai letak, bentuk dan kondisi
sungainya yaitu pada Satuan Wilayah Sungai (SWS) :
Jelateng, Dodokan, Putih, Menanga, Jereweh, Rea, Rhee,
Moyo Hulu, Pulau Moyo, Ampang, Hoddo, Bango, Parado,
Sari, Rimba, Baka, Bako, dan Beh;

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-14

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

NO

JENIS JARINGAN

LOKASI
 Kawasan sekitar danau atau waduk diarahkan ke seluruh
kawasan sekitar danau dan waduk yang tersebar di Pulau
Lombok dan Pulau Sumbawa (Segara Anak, Batujai, Mujur,
Pandanduri Swangi, Pengga, Beringin Sila, Labangka,
Mamak, Lebok, Taliwang, Bintang Bano, Tiu Kulit, Batu
Bulan, Pelara, Gapit, Pelaparado, Campa, Rababaka, Sumi),
lebarnya berimbang dengan bentuk kondisi fisik danau/waduk
antara 50-100 meter dari garis pasang tertinggi ke arah darat;


Kawasan Hutan Kota yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dikembangkan pada seluruh ibukota Kabupaten
dan Kota.

Sumber: Rencana Tata Ruang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2009 - 2029

-

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Pada rencana Kawasan Budidaya, Provinsi NTB memeiliki beberapa bagian yang direncanakan.
Pada rencana kawasan budidaya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kawasan budidaya yang ditetapkan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang terkait dengan wilayah provinsi NTB dan
kawasan budidaya provinsi NTB.
Kawasan budidaya nasional yang terkait dengan wilayah provinsi NTB meliputi :
1. Kawasan Andalan terdiri dari:
A. Kawasan Andalan Lombok dan sekitarnya dengan sector unggulan : pertanian, perikanan
laut, pariwisata, industri, dan pertambangan;
B. Kawasan Andalan Sumbawa dan sekitarnya dengan sector unggulan: pertanian,
pariwisata, industri, pertambangan dan perikanan
C. Kawasan Andalan Bima dan sekitarnya dengan sektor unggulan : pertanian, pariwisata,
perikanan, industri dan pertambangan.
2. Kawasan Andalan Laut adalah Kawasan Andalan Perairan Selat Lombok dengan sektor
unggulan : perikanan laut dan pariwisata.
Sedangkan, untuk Kawasan Budidaya yang direncanakan pada Provinsi NTB adalah:
1. kawasan peruntukan hutan produksi tetap dan terbatas
2. kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultura berada di kawasan
pertanian lahan basah, lahan kering, dan kawasan pertanian hortikultura.
3. kawasan peruntukan perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan yang direncanakan berada di Kawasan Industri Masyarakat
Perkebunan (KIMBun): Sekotong, Gerung, Gangga, Bayan, Kopang, Pujut, Terara,
Pringgabaya, Utan Rhee, Batulanteh, Sorinomo, Tambora, Sumbawa, Kayangan, dan Wera
dan kawasan pengembangan tanaman komoditi unggulan.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-15

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

4. kawasan peruntukan peternakan
Kawasan peruntukan peternakan berada tersebar di wilayah provinsi untuk alokasi
peningkatan jumlah ternak, penggemukan ternak, pembibitan ternak, penyediaan pakan
ternak, dan pengembangan industri pengolahan hasil ternak.
5. kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan meliputi pertambangan mineral logam, mineral bukan
logam dan batuan berada pada zona tertentu di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
6. kawasan peruntukan pariwisata
A. Pulau Lombok, meliputi: Senggigi dan sekitarnya, Suranadi dan sekitarnya, Gili Gede dan
sekitarnya, Benang Stokel dan sekitarnya, Dusun Sade dan sekitarnya; Selong Belanak
dan sekitarnya, Kuta dan sekitarnya, Gili Sulat dan sekitarnya; Gili Indah dan sekitarnya,
Gunung Rinjani dan sekitarnya; dan
B. Pulau Sumbawa, meliputi: Maluk dan sekitarnya; Pulau Moyo dan sekitarnya; Hu’u dan
sekitarnya, Teluk Bima dan sekitarnya, Sape dan sekitarnya; Gunung Tambora dan
sekitarnya.
7. kawasan peruntukan perikanan, kelautan dan pulau-pulau kecil
A. Pulau Lombok, meliputi: Gili Indah dan sekitarnya, Senggigi dan sekitarnya, Lembar dan
sekitarnya, Gili Gede dan sekitarnya, Teluk Sepi dan sekitarnya, Kuta, Awang dan
sekitarnya, Tanjung Luar dan sekitarnya, Gili Sulat dan sekitarnya, dan Labuhan Lombok
dan sekitarnya; dan
B. Pulau Sumbawa, meliputi: Alas - Pantai Utara Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya ;
Teluk Saleh dan sekitarnya; dan Labuhan Lalar, Maluk dan sekitarnya; Teluk Sanggar
dan sekitarnya; Teluk Cempi dan sekitarnya; Waworada dan sekitarnya; Teluk Bima dan
sekitarnya; dan Sape dan sekitarnya.
8. kawasan peruntukan industry
A. Kawasan Agroindustri berada di Gerung, Kediri, Labuapi, Sekotong, Bayan, Kayangan,
Gangga, Batukliang, Praya Barat, Praya Timur, Jonggat, Batukliang Utara, Praya Barat,
Praya Timur, Pringgarata, Pujut, Selong, Masbagik, Aikmel, Pringgabaya, Labuhan Haji,
Jerowaru, Jereweh, Taliwang, Seteluk, Brang Rea, Alas, Utan, Rhee, Sumbawa, Moyohulu,
Moyohilir, Lape Lopok, Plampang, Empang, Dompu, Kempo, Bolo, Woha, Belo, Wawo, Sape,
dan RasanaE; dan
B. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah berada di Labuapi, Kediri, Gerung, Tanjung,
Pemenang, Praya, Batukliang, Kopang, Masbagik, Aikmel, Labuhan Haji, Jereweh, Alas,
Sumbawa, Empang, Plampang, Dompu, Kempo, Hu’u, Bolo, Woha Sape, dan Pajo.dan
RasanaE.
9. kawasan peruntukan permukiman; dan
A. kawasan permukiman perkotaan berada di kawasan perkotaan Ibukota Provinsi, Ibu Kota
Kabupaten dan Kota, Ibu Kota Kecamatan dan Desa yang sudah menampakkan gejala
perkotaan; dan

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-16

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

B. kawasan permukiman perdesaan berada diluar kawasan perkotaan yang didominasi oleh
penggunaan lahan sawah dan perkebunan.
10. kawasan peruntukan lainnya.

3.3

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok
Timur
Ditinjau dari kondisi yang ada saat ini, Kabupaten Lombok Timur memiliki kondisi yang
beraneka ragam baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun tingkat
perkembangan wilayahnya. Oleh karenanya diperlukan strategi pengembangan wilayah agar
pertumbuhan dapat optimal, terarah, dan tidak terjadi pertumbuhan yang tidak seimbang
antara wilayah yang satu dengan yang lainnya.

3.3.1 Rencana Struktur Ruang Kabuapten Lombok Timur
Strategi yang diperlukan berkaitan dengan hal tersebut adalah dengan membuat sistem
perwilayahan dengan pusat pertumbuhan pada masing-masing wilayah pengembangan dan
diharapkan berawal dari wilayah yang ditentukan sebagai pusat pertumbuhan tersebut, akan
memberikan dampak pertumbuhan terhadap wilayah-wilayah pendukung di satuan wilayah
yang bersangkutan.
Secara konseptual strategi tersebut diwujudkan dengan membuat struktur Tata Ruang
Wilayah. Dalam membuat struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lombok Timur,
dikembangkan dengan menentukan Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) sebagai
upaya membuat regionalisasi di Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)

dengan

menekankan kemandirian terhadap wilayah kecamatan di Kabupaten Lombok Timur.
Berdasarkan

kondisi dan

potensi

di

masing-masing

wilayah dan

sekaligus telah

ditentukannya hirarki seluruh ibu kota kecamatan tersebut maka pada akhirnya dapat dibuat
rasionalisasi Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) dan pusatnya beserta prioritas
pengembangan dan fungsi kawasan.
Adapun SWP Kabupaten Lombok Timur terbagi menjadi 4 SSWP yaitu :
1. SSWP Utara,

pusatnya di Kecamatan Aikmel dengan kecamatan pendukungnya

adalah: Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Wanasaba dan
Kecamatan Suela
2. SSWP Tengah, dengan pusatnya di Kecamatan Selong dan wilayah pendukungnya
adalah:

Kecamatan

Masbagik,

Kecamatan

Sukamulia,

Kecamatan

Suralaga,

Kecamatan Labuhan Haji dan Kecamatan Pringgasela.
3. SSWP Barat, pusat pengembangan di Kecamatan Terara dengan wilayah pendukung
Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Sikur, Sakra, Sakra Barat dan Kecamatan
Sakra Timur.
4. SSWP Selatan, dengan pusat di Kecamatan Keruak, dengan wilayah pendukung hanya
satu yaitu Kecamatan Jerowaru.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-17

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

3.3.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Lombok Timur
Dalam penetapan kawasan lindung harus dikaitkan dengan konteks keseimbangan ekosistem
dan kelestarian lingkungan dalam arti yang lebih luas. Dalam hal ini penetapan tersebut tidak
harus didasarkan pada faktor fisiknya saja namun juga dalam rangka keseimbangan
hidrologis, keseimbangan flora dan fauna, perlindungan cagar alam dan perlindungan
terhadap dampak lingkungan lainnya.

1. Strategi Pengembangan
Pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Lombok Timur diutamakan untuk
perlindungan (konservasi) terhadap tanah dan air. Kawasan yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung di Kabupaten Lombok Timur berada pada ketinggian > 1000 m dpl
dengan elevasi lahan. Dimana kawasan tersebut dapat menjaga kelangsungan sumber
air di kawasan yang ada dibawahnya dan melindungi tanah dari bahaya erosi dan
pengikisan oleh aliran air permukaan baik sungai maupun karena hujan. Dengan
demikian strategi penataan kawasan lindung lebih diarahkan ke upaya melakukan
konservasi tanah dan air. Strategi Konservasi tanah dan Air, ada beberapa, yaitu:

 Metode vegetatif
Adapun yang termasuk metode vegetatif dalam strategi konservasi tanah dan air adalah
-

Penanaman dengan tanaman penutup tanah

-

Penanaman dalam stripcropping

-

Penanaman berganda

-

Pemakaian mulsa

-

Penghutanan kembali/reboisasi

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-18

PENYUSUNAN BANTUAN TEKNIS RPIJM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-19

PENYUSUNAN BANTUAN TEKNIS RPIJM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA



Metode fisik/mekanis

Konservasi sumber daya tanah dan air secara mekanis pada dasarnya ditujukan untuk :
-

Memperkecil aliran permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan yang tidak merusak.

-

Menampung dan menyalurkan aliran permukaan pada bangunan tertentu yang telah
dipersiapkan.

Salah satu metode mekanis dalam strategi konservasi tanah dan air adalah pembuatan teras.
Tujuan utama pembuatan teras adalah guna mengurangi panjang lereng, sehingga dapat
memperkecil aliran permukaan. Disamping itu pembuatan teras juga memberi kesempatan air
untuk meresap kedalam tanah (infiltrasi). Berdasarkan bentuk dan fungsinya dikenal empat
macam teras, yakni ;
-

Teras datar

-

Teras kredit

-

Teras pematang

-

Teras bangku

 Metode kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan terjadinya erosi,
sehingga ada beberapa macam bahan pemantap tanah dengan menggunakan bahan kimia
dalam bentuk emulsi atau larutan. Dan cara dalam penggunaan bahan tersebut adalah :
-

Bahan kimia dan larutan tersebut dicampur dengan air dan disemprotkan ke tanah sambil di
aduk/dicangkul

-

Disemprotkan tanpa ada pengadukan/pengolahan tanah

-

Pemakaian setempat, artinya bahan kimia digunakan pada tempat tertentu yang akan
ditanami. Ini sering digunakan pada tanaman tahunan.

2. Arahan Kebijaksanaan
Dalam upaya meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap kawasan lindung yang
merupakan wilayah penting dalam melindungi kawasan bawahannya diperlukan kebijakan, antara
lain :


Adanya upaya kerjasama antar wilayah kabupaten dalam pengelolaan kelestarian hutan
lindung terutama diwilayah perbatasan



Meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat setempat, tentang larangan terhadap
penebangan liar yang dapat merusak kawaan konservasi tersebut. Dan adanya pembatas
antara perkembangan permukiman penduduk dengan wilayah hutan



Menetapkan perda tentang kawasan lindung dan adanya sanksi terhadap eksploitasi hutan
yang tidak sesuai dengan konsep konservasi.



Pada dasarnya kawasan lindung ini tidak boleh ada kegiatan manusia yang dapat
mengakibatkan adanya gangguan fungsi lindung. Mengingat sebagian kawasan ini
merupakan dari kegiatan pariwisata maka kegiatan yang boleh dilakukan hanya untuk
menikmati keindahan alam dan informasi wisata saja.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-20

PENYUSUNAN BANTUAN TEKNIS RPIJM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA



Pada bagian wilayah yang penggunaan tanahnya saat ini belum sesuai dengan fungsi
lindung terbatas, masih dapat diatasi dengan menggunakan teknik-teknik konservasi
sumberdaya tanah dan air untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi lindung dan
penggunaan lahan yang ada saat ini hendaknya ditata kembali dan disesuaikan dengan
teknik pengolahan lahan yang sesuai.



Pada bagian wilayah yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna, geologis, bangunan
budaya yang digunakan sebagai pariwisata budaya dikembangkan secara sangat terbatas
artinya sarana dan prasarana penunjangnya ditempatkan di luar kawasan ini dan diberi
perlindungan dari intervensi manusia.



Kegiatan pertambangan harus diikuti dengan usaha mereklamasi atau merehabilitas lahanlahan yang telah dibuka atau dirusak dengan teknologi secara tepat.



Peningkatan daya dukung tanah dan sumber air sehingga perlu dilakukan peningkatan
populasi atau jumlah vegetasi terutama vegetasi yang mampu menyerap air dengan menata
kembali pola vegetasi di lingkungan tersebut sesuai dengan fungsi kawasan, termsuk dalam
usaha ini adalah perubahan penggunaan tanah yang rusak/kritis, tandus, semak, rumput,
padang alang-alang menjadi kawasan lindung.



Menurut kebijakan di RTRW Propinsi NTB untuk kawasan lindung mutlak terdapat di sekitar
Gunung Rinjani (Sembalun), Aikmel, dan Pringgasela. Untuk kawasan lindung lainnya
tersebar di sekitar wilayah Aikmel, Sambelia, Keruak. Sedangkan kawasan suaka
margasatwa terdapat di Aikmel, Pringgasela, dan Sikur. Dan pelestarian terhadap cagar
budaya berupa Makam Selaparang, Makam Buaq Bakang, Makam Tanjung, Kenaot, Balai
Beleq. Untuk kawasan rawan bencana terdapat di sekitar Pringgasela dan Sambelia.

A. Kawasan Permukiman
1. Strategi Pengembangan
Untuk pengembangan kawasan budidaya ini juga harus memperhatikan kondisi yang ada,
misalnya dalam hal kelerengan dan ketinggian lokasi dari permukaan air laut merupakan
faktor penting dalam pengembangan kawasan pertanian dan permukiman.
-

Permukiman Perkotaan



Kawasan

permukiman,

dalam

pengembangan

kawasan

tersebut

harus

mengedepankan aspek kelestarian, konservasi, dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.


Menghindari pola perkembangan pemukiman yang sifatnya linier sesuai dengan
kondisi jalan, untuk mengantisipasi perkembangan wilayah yang memusat, maka
pola perkembangan pemukiman dibuat menyebar dengan ketersediaan fasilitas
penunjang yang memadai sesuai standard kebutuhan kota.



Penentuan GSB yang jelas pada kawasan yang belum dibangun pemukiman guna
mengantisipasi

kebutuhan

pengembangan

jaringan

jalan

kota

pada

masa

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-21

PENYUSUNAN BANTUAN TEKNIS RPIJM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

mendatang. Berdasarkan kecenderungan perkembangan saat ini, pola pemukiman di
wilayah kota dan Kabupaten Lombok Timur secara umum berkembang secara alami
sesuai dengan ruas jalan, sehingga dikhawatirkan akan semakin memakan badan
jalan.


Peningkatan kualitas bangunan dan lingkungan sekitar pemukiman pada daerah –
daerah terbelakang/kampung kota melalui program P3KT atau melalui kegiatan
gentingisasi, betonisasi, penyediaan sanitasi/MCK yang lebih baik, hal ini diarahkan
untuk mengubah citra kampung kota menjadi lebih baik.
-

Permukiman Perdesaan



Mengarahkan pengembangan pemukiman agar membentuk pola menyebar



Membatasi perkembangan pemukiman disepanjang jalan utama dengan membuat
ketentuan GSB yang ideal untuk mengantisipasi pengembangan jaringan jalan pada
masa mendatang, pengembangan ini terutama pada ruas jalan nasional dan Jalan
arteri primer yang ada di Kabupaten Lombok Timur



Pengaturan terhadap luas tanah terbangun dan tidak terbangun pada kawasan
pengembangan permukiman.



Perlu adanya pencadangan tanah kosong atau pekarangan pada masing-masing unit
rumah, yang dapat digunakan untuk kegiatan seperti bercocok tanam dan
sebagainya, sehingga lebih bernilai ekonomis.



Pemisahan antara perumahan dan tempat hunian ternak untuk menjamin tingkat
kesehatan penghuni rumah.



Perluasan areal yang akan digunakan untuk permukiman sedapat mungkin
menggunakan tanah yang tidak termasuk tanah subur atau beririgasi teknis dan ½
teknis.

2. Arahan Kebijaksanaan
Untuk mendukung beberapa strategi diatas, maka arahan kebijaksanaan yang dapat
dikembangkan antara lain:


Menetapkan peraturan mengenai GSB (garis sempadan bangunan) pada

setiap kawasan yang terbagi atas :
-

Damija

-

Damaja

-

Dawasja



Adanya ketetapan peraturan yang mengarahkan penetapan

kawasan

pengembangan permukiman dan menetapkan kawasan sebagai daerah konservasi.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-22

PENYUSUNAN BANTUAN TEKNIS RPIJM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

B. Kawasan Pertanian
1. Strategi Pengembangan
Untuk mengatasi pengurangan lahan pertanian serta untuk menjaga kualitas produksi hasil
pertanian, maka ada beberapa strategi pengembangan yang dapat dilakukan, antara lain:


Mengembangkan sentra produksi tanaman pertanian pada masing-masing wilayah
Kecamatan sesuai dengan jenis tanaman yang sesuai dengan jenis tanaman yang
cocok dan produksi yang dominan



Pembatasan kegiatan pengembangan pertanian pada kawasan konservasi



Menjaga kualitas lahan, melalui kegiatan pergiliran budidaya tanaman pertanian



Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian melalui kegiatan intensifikasi dan
pemanfaatan teknologi tepat guna



Mempertahankan fungsi kawasan pertanian yang sudah ada, sesuai dengan
peruntukannya



Kegiatan ekstensifikasi dapat dilakukan melalui peningkatan kelas lahan perkebunan
menjadi lahan pertanian produktif.



Menetapkan sentra pengembangan kegiatan pertanian pada masing-masing wilayah

2. Kebijaksanaan Pengembangan
Untuk mendukung hal tersebut, maka kebijaksanaan pengembangan yang dapat
dilakukan, antara lain dengan;


Membatasi kegiatan pembangunan disekitar kawasan pertanian potensial, dengan
menyusun perda sebagai satu dasar hukum yang mengatur pembatasan kegiatan
pembangunan disekitar kawasan pertanian potensial



Upaya ekstensifikasi pertanian, dilaksanakan berdasarkan pertimbangan aspek daya
dukung tanah, daya dukung pengairan/irigasi, dan produktivitas lahan pertanian yang
ada saat ini.

C.

Kawasan Perikanan

1. Strategi Pengembangan
 Peningkatan kuantitas hasil tangkapan melalui pemanfaatan teknologi penangkapan
yang lebih modern
 Perluasan pangsa pasar, dengan memanfaatkan teknologi informasi serta promosi yang
gencar oleh aparat pemerintah maupun masyarakat secara umum
 Peningkatan kualitas hasil tangkapan dengan sistem pengemasan yang lebih baik
 Mengoptimalkan fungsi koperasi nelayan sebagai tulang punggung pemenuhan
kebutuhan nelayan

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA | 3-23

PENYUSUNAN BANTUAN TEKNIS RPIJM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

2. Arahan Kebijaksanaan


Potensi kelautan adalah sumber daya alam yang terbatas, untuk itu dalam
pengembangannya harus memperhatikan prinsip lestari dan seimbang.



Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang sistem penangkapan yang sesuai
dengan kaidah praktis, ekonomis dan efisien.



Mengembangkan pola pemasaran yang terintegral dengan linkage ekonomi lainnya.



Perluasan kegiatan pengembangan perikanan terutama bagi wilayah yang memilki
potensi periukanan yang potensial.

D. Kawasan Khusus/Pesisir Laut
1. Strategi Pengembangan
Kawasan yang termasuk dalam kategori kawasan khusus disini ditekankan pada kawasan
pesisir. Dan beberapa gili yang ada disekitarnya. karena sebagian wilayah Kabupaten
Lombok Timur adalah wilayah Pesisir yang perlu dikembangkan terutama di kawasan
Pemokong, Keruak, Labuhan Haji, dan Pringgabaya, maka strategi yang dapat dilakukan
melalui:


Menyeimbangkan kegiatan pembangunan antara daerah pesisir dan daratan untuk
mencegah terjadinya kesenjangan antar wilayah



Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk wilayah pesisir



Peningkatan kualitas hidup masyarakat yang berada diwilayah pesisir an penduduk yang
ada di pulau/gili, dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai



Memperhatikan manajemen sarana dan prasarana produksi melalui ketepatan waktu,
ketepatan jumlah dan ketetapan mutu.



Memperhatikan dan melihat peluang pasar di Luar negeri yang cukup potensial, dimana
diarahkan melalui strategi pemasaran yang tepat (strategi produk, promosi, tempat dan
harga).



Perlu adanya penelitian yang lebih endalam untuk mengetahui secara pasti potensi
pencemaran logam berat terhadap ikan dan organisme laut lainnya.

2. Kebijaksanaan Pengembangan


Mengingat potensi wilayah pesisir Kabupaten Lombok Timur cukup besar, maka
diperlukan pengelolaan yang optimal untuk mendukung kemajuan wilayah



Wilayah Pesisir adalah bagian terintegral dari seluruh wilayah daratan Kabupaten
Lombok Timur, untuk itu perlu adanya pemerataan pembangunan secara berimbang



Wilayah