BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN - DOCRPIJM ac28d90101 BAB IIIBAB 3

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1 Kinerja Keuangan Daerah
Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal
apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mempertimbangkan alokasi
anggaran pada program-program prioritas daerah yang mengacu pada peraturan
perundang- dengan pendekatan pembangunan holistik, tematik, integratif dan spasial.
Dengan mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa ruang lingkup keuangan daerah meliputi:
1. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
2. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
3. penerimaan daerah;
4. pengeluaran daerah;
5. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat

berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; serta
6. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.
Secara ringkas, pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Oleh karenanya, untuk dapat melakukan analisis
pengelolaan keuangan daerah, diperlukan analisis pelaksanaan APBD tahun
sebelumnya, yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang
Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 1

kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan
pembangunan daerah.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Tahun 2012-2015
A. Pendapatan Daerah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dijelaskan bahwa

Pendapatan Daerah sebagaimana meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening
Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Pendapatan
Daerah diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD); Dana Perimbangan; dan Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah.
Tabel 3.1
Persentase Realisasi Terhadap Rencana Pendapatan Daerah
Kota Palu Tahun 2012-2015
Tahun

Rencana Pendapatan
(Rp.)

2012
2013
2014
2015

760.277.153.217
916.799.236.751

1.070.562.241.395
1.200.277.468.795

Realisasi Pendapatan (Rp.)
845.661.963.115
976.511.324.533
1.168.497.486.981
1.372.107.881.688

Realisasi
Pendapatan
Terhadap APBDP (%)
111,23
106,51
109,15
114,32

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Realisasi pendapatan daerah Kota Palu dari tahun 2012 hingga 2015 telah

melampaui rencana pendapatan daerah, masing-masing persentase realisasi sebesar
111,23 persen, 106,51 persen, 109,15 persen dan 114,32 persen. Realisasi Pendapatan
Daerah dari tahun 2014 hingga tahun 2015 terus meningkat nilainya baik dari rencana
maupun realisasi, hal tersebut sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi yang relatif
meningkat dari tahun 2012 ke 2015, sehingga pada tahun 2016 rencana pendapatan
daerah mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.1.430.046.760.971 Lebih rinci,
berikut adalah Pendapatan Daerah tahun 2012-2016 yang diklasifikasikan menurut
sumbernya.

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 2

Tabel 3.2
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Palu
Tahun 2012 – 2016 (Dalam Rupiah)
NO.


URAIAN

2012

2013

1
1.1
1.1.1
1.1.2

PENDAPATAN
845.661.963.115
976.511.324.533
PENDAPATAN ASLI DAERAH
111.133.074.974
125.745.710.807
Pajak Daerah
40.778.366.312
47.780.000.000,00

Retribusi Daerah
11.964.855.448
16.267.753.875,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan
1.1.3
1.411.500.000
2.261.500.000,00
Daerah yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-Lain PAD yang Sah
56.978.353.214
59.436.456.932,00
1.2 DANA PERIMBANGAN
580.809.760.528
650.073.278.258
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
1.2.1
25.623.286.528
29.795.600.258,00
Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum

512.824.174.000 575.235.328.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
42.362.300.000
45.042.350.000,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN
1.3
153.719.127.613
200.692.335.468
DAERAH YG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
1.3.1
36.471.957.013
36.101.340.868,00
dan Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
1.3.2
88.327.070.600 115.119.705.000,00
Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi
1.3.3

6.099.221.000
21.010.777.600,00
atau Pemerintah Daerah Lainnya
1.3.4 Dana Insentif Daerah
22.820.879.000
28.460.512.000,00
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

2014

2015

2016

1.168.497.486.981
195.626.983.642
71.940.000.000,00
19.682.178.590,00

1.372.107.881.688

277.537.717.796
88.960.000.000,00
22.776.407.540,00

1.430.046.760.971
290.538.954.250
101.575.000.000,00
25.135.927.111,00

RERATA
tumbuh
0,14
0,29
0,26
0,21

1.500.000.000,00

2.749.181.081,00


3.749.181.081,00

0,37

102.504.805.052,00
733.934.670.219

163.052.129.175,00
844.494.448.906

160.078.846.058,00
1.068.640.837.780

0,34
0,17

34.859.012.219,00

37.663.806.906,00


37.005.425.000,00

0,10

637.378.278.000,00
61.697.380.000,00

652.407.682.000,00
154.422.960.000,00

683.609.353.000,00
348.026.059.780,00

0,08
0,80

238.935.833.120

250.075.714.986

70.866.968.941

(0,04)

64.748.957.120,00

2.000.000.000,00

65.866.968.941,00

7,94

134.368.338.000,00

72.015.377.111,00

-

0,00

12.230.481.000,00

166.793.969.000,00

-

4,89

27.588.057.000,00

9.266.368.875,00

5.000.000.000,00

(0,23)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Pendapatan Daerah meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
14 persen per tahun, dengan pertumbuhan Pendapatan Daerah terbesar bersumber dari pendapatan asli daerah sebesar 29 persen per
tahun, dana perimbangan sebesar 17 persen per tahun, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah -4 persen. Berikut proporsi pendapatan
daerah berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 3

Tabel 3.3
Proporsi Realisasi Pendapatan Daerah Berdasarkan Jenisnya
Kota Palu Tahun 2012 – 2015 (Dalam %)
NO.

1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4

URAIAN

PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-Lain PAD yang Sah
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Insentif Daerah

2012

2013

2014

2015

100
100
100
100
13,14 12,88 16,74 20,23
4,82 4,89 6,16 6,48
1,41 1,67 1,68 1,66
0,17

0,23

0,13

0,20

6,74 6,09 8,77 11,88
68,68 66,57 62,81 61,55
3,03 3,05 2,98 2,74
60,64 58,91 54,55 47,55
5,01 4,61 5,28 11,25
18,18 20,55 20,45 18,23
4,31

3,70

5,54

0,15

10,44 11,79 11,50

5,25

0,72

2,15

1,05

12,16

2,70

2,91

2,36

0,68

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Dalam mengetahui perkembangan Pendapatan Daerah berdasarkan sumbersumbernya, dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD Kota Palu selama periode tahun 2013–2016 tumbuh rata-rata 29 persen per
tahun. Pertumbuhan PAD tersebut ditopang oleh pertumbuhan rata-rata per tahun
pajak daerah (26%), retribusi daerah (21%), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan (37%), dan lain-lain PAD yang sah (34%).
Penerimaan daerah yang bersumber dari pajak daerah secara nominal
meningkat setiap tahunnya, namun memiliki tingkat pertumbuhan yang cenderung
menurun. Hal tersebut diikuti oleh kecenderungan penurunan tingkat pertumbuhan
PAD dari tahun 2013-2016. Adapun tren tingkat pertumbuhan penerimaan PAD dan
pajak daerah Kota Palu selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 4

55,6%

60,0%

PAD
Pajak

50,0%
41,9%
40,0%

50,6%

30,0%
20,0%

13,1%
23,7%

14,2%

10,0%
4,7%

17,2%
0,0%
2013

2014

2015

2016

Gambar 3.1: Pertumbuhan PAD dan Pajak Daerah Tahun 2013-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah yang kemudian diturunkan menjadi Peraturan Daerah tentang
Ketentuan Umum Pajak Daerah, Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada
Daerahyang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Penerimaan pajak daerah adalah pos untuk menampung pendapatan yang
berasal dari pajak daerah yang ditetapkan sesuai dengan Undang-undang No.28 Tahun
2009 yang pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Daerah Kota Palu No. 1 Tahun
2011, yang terdiri dari:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian C
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Bawah Tanah
i.

Pajak Sarang Burung Walet

j.

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBBP2);
Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 5

k. Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);
Penerimaan pajak daerah Kota Palu ditopang oleh 5 (lima jenis) obyek pajak
daerah yang memiliki potensi dan kontribusi yang besar terhadap penerimaan daerah,
yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak pengambilan bahan galian C, PBBP2 dan pajak
parkir.
Pemberlakuan kebijakan baru baik oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah
dapat memberikan stimulus pada Pajak Daerah. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009, memungkinkan Pemerintah Kota Palu melakukan intensifikasi dan
ektensifikasi Pajak Daerah lebih luas lagi, terlebih dengan adanya pendaerahan Pajak
Bumi dan Bangunan yang semula Pajak Pusat menjadi Pajak Daerah.
Retribusi Daerah selama tahun 2012 hingga tahun 2016 rata-rata tumbuh
sebesar 21 persen per tahun dengan rincian pertumbuhan penerimaan per tahun dapat
dilihat pada gambar berikut.
55,6%

60,0%

PAD
Retribusi

50,0%
41,9%
40,0%

36,0%

30,0%
21,0%
15,7%

20,0%

10,4%
10,0%

13,1%

4,7%

0,0%
2013

2014

2015

2016

Gambar 3.2: Pertumbuhan PAD dan Retribusi Daerah Tahun 2013-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Retribusi merupakan pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Jenis Retribusi yang dikelola oleh
Pemerintah Kota Palu yaitu :
a. Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
sertadapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan;
Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 6

b. Objek

Retribusi

Jasa

Usaha

adalah

pelayanan

yang

disediakan

oleh

PemerintahDaerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi: (a)
pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum
dimanfaatkan secara optimal; dan/atau (b) pelayanan oleh Pemerintah Daerah
sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta;
c. Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Pertumbuhan Retribusi Daerah sejalan dengan pola pertumbuhan PAD yang
kecenderungannya menurun selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2014-2016
pertumbuhan Retribusi Daerah mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar
21 persen, 15,7 persen, dan 10,4 persen. Pola tren penurunan pertumbuhan PAD
tersebut diikuti oleh pola tren pertumbuhan PAD pada tahun 2015-2016n masingmasing menurun menjadi sebesar 41,9 persen dan 4,7 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa retribusi daerah berperan penting dalam pembentukan penerimaan PAD.
Selanjutnya, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
merupakan pos untuk menampung pendapatan yang barasal dari pembagian deviden
bagian Pemerintah Daerah Kota Palu atas penyertaan modal/investasikepada pihak
ketiga. Penyertaan modal yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Palu adalah PT.
Bank Sulteng dan Perusahaan Daerah. Adapun tren PAD dan pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan adalah sebagai berikut.
100,0%
80,0%

83,3%
60,2%

PAD

55,6%

60,0%

41,9%

36,4%

40,0%
13,1%
20,0%

4,7%

-33,7%

0,0%
-20,0%

2013

2014

2015

2016

-40,0%

Gambar 3.3: Pertumbuhan PAD dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Tahun 2013-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 7

Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memiliki pola

tren berbeda

dengan PAD selama tahun 2013 hingga tahun 2016. Pertumbuhan hasil pengelolaan
kekayaan

daerah

yang

dipisahkan

berfluktuasi

setiap

tahunnya

sedangkan

pertumbuhan PAD menunjukkan tren menurun.
Selain itu, Pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah juga merupakan sumber
pendapatan daerah. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan kelompok
penerimaan yang tidak dapat diklasifikasikan baik ke dalam pajak daerah, retribusi
daerah, maupun pengelola keuangan daerah yang dipisahkan, yang terdiri dari:
a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan;
b. Penerimaan Jasa giro;
c. Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR);
d. Pendapatan denda pajak;
e. Pendapatan denda retribusi;
f. Pendapatan dari pengembalian;
g. Hasil pemanfaatan kekayaan daerah;
h. Pendapatan BLUD;
i.

Lain-lain PAD yang sah lainnya;

j.

Pendapatan dana kapitasi JKN.
Trend pertumbuhan Pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah cenderung menurun

dan mengikuti pola trend total PAD Kota Palu tahun 2013 hingga 2016. Adapun trend
pertumbuhan Pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah dan total PAD Kota Palu adalah
sebagai berikut:
80,0%

72,5%

70,0%
55,6%

60,0%
50,0%

PAD
59,1%
Lain PAD
yang sah
41,9%

40,0%
30,0%
20,0%

13,1%

4,7%

10,0%
0,0%
-10,0%

4,3%
2013

-1,8%
2014

2015

2016

Gambar 3.4: Pertumbuhan PAD dan Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2013-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 8

2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan tahun 2013 hingga tahun 2016 tumbuh rata-rata sebesar 17
persen, yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus dengan masing-masing rata-rata tumbuh sebesar 10 persen, 8
persen, dan 80 persen per tahun. Besarnya Dana Perimbangan yang diterima,
ditentukan oleh Pemerintah Pusat dengan pertimbangan dan kriteria masing-masing
jenis dana perimbangan. Lebih rinci pertumbuhan dana perimbangan dan bagi
hasilpajak/bukan pajak per tahunnya sebagai berikut:
30,0%

26,5%

25,0%
20,0%
15,0%

Perimbangan
Bagi Hasil

16,3%

17,0%

11,9%

12,9%

15,1%

8,0%

10,0%
5,0%

-1,7%

0,0%
2013

2014

2015

2016

-5,0%

Gambar 3.5: Pertumbuhan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil Pajak /Bukan Pajak (%)
Tahun 2013-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Pola pertumbuhan dana bagi hasilpajak/bukan pajak cenderung berbeda dengan
pola pertumbuhan dana perimbangan. Pada tahun 2013 dan 2014, pola pertumbuhan
bagi hasilpajak/bukan pajak mengikuti pola pertumbuhan dana perimbangan artinya
bahwa selama dua tahun tersebut peningkatan dana bagi hasilpajak/bukan pajak
berdampak signifikan terhadap pembentukan dana perimbangan. Namun pada tahun
2015 dan 2016, pola pertumbuhan dana bagi hasilpajak/bukan pajak berbanding
terbalik dengan dana perimbangan artinya bahwa selama dua tahun terakhir
pertubuhan dana bagi hasilpajak/bukan pajak tidak berdampak signifikan terhadap
pembentukan dana perimbangan.

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 9

30,0%

26,5%

Perimbangan
DAU

25,0%
20,0%
15,1%
15,0%

11,9%

10,0%

12,2%

12,9%

10,8%

5,0%
4,8%
0,0%
2013

2014

2,4%
2015

2016

Gambar 3.6: Pertumbuhan Dana Perimbangan dan DAU Tahun 2013-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Kondisi yang sama juga terjadi pada Dana Alokasi Umum memiliki pola
kecenderungan pertumbuhan yang berbeda dengan pola pertumbuhan dana
perimbangan, khusunya pada tahun 2014 dan 2015. Meskipun pada tahun 2016 dana
alokasi umum memiliki kecendrungan yang sama dengan dana perimbangan yang
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2016 menunjukkan bahwa
pertumbuhan Dana Alokasi Umum berperan signifikan terhadap pertumbuhan dana
perimbangan.
150,3%

160,0%

Perimbangan

140,0%

125,4%

DAK

120,0%
100,0%
80,0%
60,0%
37,0%
40,0%
20,0%
0,0%

26,5%
11,9%

12,9%

15,1%

2014

2015

6,3%
2013

2016

Gambar 3.7: Pertumbuhan Dana Perimbangan dan DAK Tahun 2013-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 10

Berbeda dengan kondisi dua jenis dana perimbangan sebelumnya, Dana Alokasi
Khusus memiliki pola pertumbuhan yang cenderung sama dari tahun 2013 hingga
2015. Meskipun pada tahun terakhir memiliki pola pertumbuhan yang berbeda.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pertumbuhan lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah cenderung menurun dari
tahun ke tahun. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya yang cenderung mengalami pertubuhan yang
meningkat setiap tahunnya.
3193%

3500,0%

Lain Pendapatan Sah
Bagi Hasil

3000,0%
2500,0%
2000,0%
1500,0%
-96,9%

1000,0%
500,0%

79,4%

-1,0%
30,6%

19,1%

4,7%

-71,7%

2013

2014

2015

2016

0,0%
-500,0%

Gambar 3.8: Pertumbuhan Pendapatan yang Sah dan Bagi Hasil Pajak Tahun 20152016 (%)
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Kondisi di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya tidak berdampak signifikan terhadap
pertumbuhan lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
40,0%

30,6%

Lain Pendapatan Sah
Dana Insentif Daerah

19,1%
20,0%

4,7%

24,7%
0,0%
2013
-20,0%

2014
-3,1%

2015

2016

-40,0%
-46,0%
-71,7%

-60,0%
-80,0%

-66,4%

Gambar 3.9: Pertumbuhan Pendapatan yang Sah dan Dana Insentif Tahun 2015-2016
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 11

Pola pertumbuhan Dana Insentif Daerah cenderung sama dengan lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah. Pada Tahun 2014 dan 2015, pertumbuhan dana insentif
daerah mengalami penurunan, hal yang sama juga terjadi pada lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah. Meskipun pada tahunterakhir keduanya memiliki pola pertubuhan
yang berbeda.

B. Belanja Daerah
Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Analisis Belanja Daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan
pembelanjaan pada periode tahun 2012-2015 yang digunakan sebagai bahan untuk
menentukan rencana Belanja Daerah dimasa yang akan datang dalam rangka
peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Dengan

memperhatikan

perkembangan

kondisi

perekonomian

yang

digambarkan melalui realisasi indikator makro ekonomi, juga pelaksanaan kebijakan
Belanja Daerah, diperoleh nilai Belanja Daerah, seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tahun
2012
2013
2014
2015

Tabel 3.4
Persentase Realisasi Belanja Terhadap Rencana Belanja Daerah
Kota Palu Tahun 2012-2015
Rencana Belanja
Realisasi Belanja
Realisasi Belanja
(Rp.)
(Rp.)
Terhadap APBD-P (%)
882.483.097.571
825.519.187.580
93,55
1.136.893.446.548
1.052.944.403.671
92,62
1.264.446.474.459
1.198.133.071.646
94,76
1.411.858.226.392
1.309.222.114.338
92,73

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Realisasi belanja daerah Kota Palu pada tahun 2012 hingga 2015 tidak mencapai
target, masing-masing sebesar 93,55 persen, 92,62 persen, 94,76 persen, dan 92,73
persen. Secara lebih rinci, tabel berikut menyajikan Belanja Daerah menurut
berdasarkan jenisnya dari tahun 2012 hingga tahun 2016.

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 12

Tabel 3.5
Realisasi Belanja Daerah Kota Palu
Tahun 2012 – 2016 (Dalam Rupiah)
NO.

URAIAN

2012

2013

2

BELANJA
882.483.097.571 1.136.893.446.548
BELANJA TIDAK
2.1
537.843.664.840
582.694.583.579
LANGSUNG
2.1.1 Belanja Pegawai
513.905.433.378
548.137.083.579
2.1.2 Belanja Bunga
3.000.000.000
2.1.3 Belanja Hibah
11.159.500.000
16.837.500.000
2.1.4 Belanja Batuan Sosial
7.008.731.462
7.200.000.000
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada
2.1.5
770.000.000
770.000.000
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa
2.1.6 Belanja Tidak Terduga
3.500.000.000
5.250.000.000
Belanja Biaya Manajemen
2.1.7 Pemerintah Daerah
1.500.000.000
1.500.000.000
Kepada PIP
2.2
BELANJA LANGSUNG
344.639.432.731
554.198.862.969
2.2.1 Belanja Pegawai
63.626.843.624
67.873.818.501
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
136.793.097.066
192.048.866.823
2.2.3 Belanja Modal
144.219.492.041
294.276.177.645
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

2014

2015

2016

1.264.446.474.459

1.411.858.226.392

1.428.511.940.718

Rerata
Tumbuh
0,13

625.426.022.966

742.691.766.337

705.089.281.189

0,07

590.589.686.966
7.700.000.000
18.116.336.000
5.750.000.000

682.976.082.758
7.686.546.554
40.848.114.825
9.015.396.200

675.093.756.936
7.067.270.253
14.135.000.000
7.127.860.000

0,07
0,37
0,30
0,05

770.000.000

896.626.000

665.394.000

(0,02)

2.500.000.000

1.269.000.000

1.000.000.000

(0,18)

639.020.451.493
62.300.456.560
287.231.457.028
289.488.537.905

669.166.460.055
63.311.355.600
344.480.799.489
261.374.304.966

723.422.659.529
59.028.794.000
377.132.729.040
287.261.136.489

0,22
(0,02)
0,30
0,26

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa Belanja Daerah meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13
persen per tahun. Rata-rata pertumbuhan belanja tertinggi adalah belanja langsung sebesar 22 persen pertahun, khususnya belanja
barang dan jasa (30%) dan belanja modal 26%). Secara lebih rinci proporsi belanja daerah berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 13

Tabel 3.6
Proporsi Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Jenisnya
Kota Palu Tahun 2012 – 2015 (Dalam %)
NO.
2
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3

URAIAN
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Batuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa
Belanja Tidak Terduga
Belanja Biaya Manajemen Pemerintah Daerah
Kepada PIP
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal

2012

2013

2014

2015

100
100
100
100
60,95 51,25 49,46 52,60
58,23 48,21 46,71 48,37
0,00 0,26
0,61 0,54
1,26 1,48
1,43 2,89
0,79 0,63
0,45 0,64
0,09

0,07

0,06

0,06

0,40

0,46

0,20

0,09

0,17

0,13

0,00

0,00

39,05 48,75 50,54 47,40
7,21 5,97
4,93 4,48
15,50 16,89 22,72 24,40
16,34 25,88 22,89 18,51

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Dari rincian Belanja Daerah tersebut di atas, dapat dilihat bahwa proporsi
realisasi Belanja Tidak Langsung terhadap total belanja cenderung menurun dari tahun
2012-2014, sedangkan pada tahun 2015 proporsi belanja tidak langsung meningkat
menjadi 52,60 persen. Tingginya proporsi belanja tidak langsung disebabkan oleh
besarnya beban belanja pegawai (gaji pegawai) di Kota Palu. Disisi lain, belanja
langsung secara proporsional cenderung meningkat dari tahun 2012 hingga 2014 yang
mencapai angka 40,54 persen.

C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Secara garis besar, analisis
Pembiayaan Daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan
pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit
belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa yang
akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Tabel berikut menyajikan gambaran realisasi Pembiayaan Daerah tahun 2012 hingga
tahun 2016.
Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 14

Tabel 3.7
Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Palu
Tahun 2012 – 2016 (Dalam Rupiah)
NO.

URAIAN

2012

2013

PEMBIAYAAN DAERAH
PENERIMAAN
3.1
45.440.519.194
165.933.767.748
PEMBIAYAAN DAERAH
Sisa Lebih Perhitungan
3.1.1 Anggaran Tahun Anggaran
37.935.224.245
62.933.767.748
Sebelumnya
Penerimaan Pinjaman
3.1.2
100.000.000.000
Daerah
3.1.3 Penerimaan Piutang Daerah
7.505.294.949
3.000.000.000
PENGELUARAN
3.2
8.619.384.738
5.551.645.733
PEMBIAYAAN DAERAH
Penyertaan Modal
3.2.1 (Investasi) Pemerintah
1.460.000.000
5.000.000.000
Daerah
3.2.2 Pembayaran Pokok Utang
7.159.384.738
551.645.733
Pembayaran Utang Pihak
3.2.3
Ketiga
3.2.4 PEMBIAYAAN NETTO
36.821.134.456
160.382.122.015
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

2014

2015

2016

Rerata
Tumbuh
(%)

102.648.987.478

69.297.285.994

33.321.479.747

0,36

80.630.538.327

69.297.285.994

33.321.479.747

0,07

3

22.018.449.151

(0,78)
(0,60)

6.700.000.000

29.546.941.290

34.856.300.000

0,86

6.000.000.000

2.000.000.000

7.960.000.000

1,23

700.000.000

26.800.000.000

26.800.000.000

9,16

746.941.290

96.300.000

(0,87)

39.750.344.704

(1.534.820.253)

0,33

95.948.987.478

3.1.2 Neraca Daerah
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio
likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Berikut
digambarkan perkembangan Neraca Daerah.

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 15

URAIAN

Tabel 3.8
Neraca Daerah Kota Palu Tahun 2012-2015 (Dalam Rupiah)
2012
2013

2014

2015

ASET
ASET LANCAR

83.173.421.712

117.074.811.689

119.638.443.093

139.898.104.627

Kas di Kas Daerah

63.120.844.732

79.909.541.485

67.327.205.171

27.857.167.950

3.116.718.084

832.567.834

910.562.534

4.077.618.847

15.300.125

250.377.302

171.071.248

173.633.469

109.408.050

34.155.122

44.740.988

21.491.858.288

1.156.825.273

1.517.148.079

-

11.110.416.687

18.836.849.177

23.645.385.697

63.248.813

Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Kas BLUD
Kas di Bendahara JKN Puskesmas
Kas Lainnya
Piutang Pajak

7.508.888.819

13.479.663.036

Piutang DBH

2.513.952.778

8.189.156.880

23.070.075

162.123.000

27.982.063

241.837.093

618.886.850

227.365.490

Piutang Retribusi
Bagian Lanvar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Persediaan

102.624.975

165.998.253

161.679.294

-

1.641.064.592

10.114.473.793

22.450.432.956

39.211.771.175

-

(1.650.794.748)

4.779.712.389

4.968.662.883

8.323.728.899

10.250.671.689

Belanja dibayar dimuka

499.183.933
58.486.989.335

65.158.133.507

73.101.343.072

74.239.553.364

Investasi Non Permanen

549.400.425

365.812.233

307.403.142

218.749.367

Dana Bergulir

549.400.425

365.812.233

307.403.142

218.749.367

57.937.588.910

64.792.321.274

72.793.939.931

74.020.803.997

INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

57.937.588.910

64.792.321.274

72.793.939.931

74.020.803.997

1.295.064.100.588

1.537.565.239.850

1.823.090.044.027

1.605.272.282.023

Tanah

180.285.189.295

188.672.469.651

233.419.473.541

444.613.413.966

Peralatan dan Mesin

155.740.710.079

222.193.742.598

260.655.952.824

291.292.116.393

Gedung dan Bangunan

385.109.100.454

460.994.475.654

611.625.706.332

649.639.207.479

ASET TETAP

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 16

URAIAN

2012

2013

2014

2015

525.696.471.232

567.145.234.781

664.997.275.336

806.522.772.864

Aset Tetap Lainnya

17.639.392.080

21.473.402.863

23.763.695.038

35.368.632.420

Konstruksi dalam Pengerjaan

30.593.237.448

77.085.914.302

28.627.940.955

24.173.852.831

-

-

-

(646.337.713.929)

38.728.216.839

24.798.658.456

39.168.393.908

21.467.508.526

93.162.677

131.283.200

33.645.000

-

Tagihan Ganti Kerugian Daerah

419.445.741

332.358.706

325.167.706

-

Aset Tidak Berwujud

222.900.000

380.900.000

926.357.000

3.920.138.040

37.992.708.421

23.954.116.550

37.883.224.202

17.547.370.486

1.475.452.728.475

1.744.596.843.502

2.054.998.224.100

1.840.877.448.540

21.655.154.459

25.153.874.107

55.092.081.325

65.337.328.644

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Akumulasi Penyusutan
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran

Aset Lainnya
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Utang kepada Pihak Ketiga
Utang Bunga
Utang Jangka Pendek Lainnya

3.181.147.881

11.440.512

3.918.673

256.450

14.824.362.491

12.734.248.636

39.346.003.170

39.346.003.170

3.256.250.043

2.417.533.816

4.584.811.873

4.425.845.400

-

6.642.599.420

6.674.228.617

1.055.008.847

393.394.044

3.348.051.723

4.483.118.992

1.170.168.400

Pendapatan diterima dimuka

596.963.083

Utang beban

18.743.083.294

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

937.210.327

78.352.291.467

73.044.571.000

46.244.571.000

Utang dalam negeri-Pemerintah pusat

937.210.327

365.740.618

73.044.571.000

46.244.571.000

-

77.986.550.849

22.592.364.786

103.506.165.574

128.136.652.325

111.581.899.644

EKUITAS DANA LANCAR

61.518.267.253

91.920.937.582

64.546.361.768

-

Sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA)

62.933.767.748

80.630.538.327

69.297.285.994

Cadangan untuk piutang

12.031.438.332

31.079.507.064

41.704.308.979

4.779.712.389

4.968.662.883

8.323.728.899

Utang dalam negeri-Pusat investasi pemerintah
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS DANA

Cadangan untuk persediaan

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 17

URAIAN

2012

2013

2014

(18.474.006.578)

(25.142.433.595)

(55.088.162.652)

247.355.362

384.662.904

309.200.547

1.391.342.096.435

1.549.169.740.345

1.862.315.210.007

58.486.989.335

65.158.133.507

73.101.343.072

1.295.064.100.588

1.537.565.239.850

1.823.090.044.027

38.728.216.839

24.798.658.456

39.168.393.908

(937.210.327)

(78.352.291.467)

(73.044.571.000)

JUMLAH EKUITAS DANA

1.452.860.363.689

1.641.090.677.927

1.926.861.571.775

1.729.295.548.895

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

1.475.452.728.475

1.744.596.843.502

2.054.998.224.100

1.840.877.448.540

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang
Diinvestasikan dalam aset tetap
Diinvestasikan dalam aset lainnya (tidak termasuk dana cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang

2015

-

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Berdasarkan tabel di atas, dijabarkan beberapa rasio keuangan tahun selama 2012 hingga 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9
Analisis Rasio Keuangan Daerah Kota Palu (Dalam %)
No

Uraian

2012

2013

2014

2015

1

Rasio Lancar (Current Ratio) %

3,681

1,131

0,934

1,254

2

Rasio Quick (Quick Ratio) %

3,470

1,083

0,869

1,162

3

Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset (%)

1,53

5,93

6,24

6,06

4

Rasio Hutang Terhadap Modal (%)

1,56

6,31

6,65

6,45

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 18

Rasio keuangan yang dianalisis yitu Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas
(Leverage). Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Likuiditas yang
digunakan dalam analisis ini yaitu:
1. Current Ratio, yang menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Semakin besar nilai Current Ratio
artinya semakin likuid, dengan nilai proporsional berada pada batas 200%. Dari
tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap Rp.100 hutang lancar dijamin oleh Aktiva
Lancar sebesar Rp.3.681, Rp.1.131, Rp.934, dan Rp.1.254 dari tahun 2012-2015.
2. Quick Ratio, yaitu ukuran kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih
likuid,dimana nilai yang baik berada pada batas 100 persen. Dengan melihat
pada tabel di atas, hutang lancar sebesar Rp.100 dijamin dengan Aktiva sebesar
Rp.3.470, Rp.1.083, Rp.869 dan Rp.1.162. Hal tersebut menunjukkan kelebihan
kas dan piutang untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjang, yang sekaligus menunjukkan indikasi tingkat
keamanan bagi para pemberi pinjaman. Rasio yang digunakan yaitu:
1. Rasio total hutang terhadap total aset, yang menunjukkan seberapa besar
pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan
semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan, juga menandakan
semakin besar resiko yang dihadapi oleh kreditur. Pengaruh hutang terhadap
aktiva sebesar 1,53 persen, 5,93 persen, 6,24 persen dan 6,06 persen dari tahun
2012-2015.
2. Rasio hutang terhadap modal digunakan untuk mengukur seberapa perlunya
hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana
semakin kecil nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan
dari kreditur. Tingkat ketergantungan modal pada pendanaan hutang sebesar
1,56 persen, 6.31 persen, 6,65 persen dan 6,45 persen selama tahun 2012-2015.

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 19

3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN TAHUN 2012-2016
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Guna melihat upaya pemenuhan kebutuhan aparatur, dapat dilihat rincian proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.10
Realisasi Belanja Kebutuhan Aparatur di Kota Palu (Dalam Rupiah)
Tahun
No.

Uraian
2012

2013

2014

2015

A

Belanja Tidak Langsung

501.791.515.316

89,3%

539.693.385.606

89,6%

569.255.173.370

90,5%

630.930.797.375

91,3%

1

Belanja Gaji dan Tunjangan

385.741.179.790

68,7%

407.927.344.405

67,7%

426.430.457.883

67,8%

465.364.921.910

67,3%

2

Belanja Tambahan Penghasilan PNS

111.986.629.675

19,9%

126.475.127.287

21,0%

133.936.489.187

21,3%

157.818.824.865

22,8%

3

Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan
anggota DPRD serta KDH/WKDH

1.670.708.301

0,3%

2.703.001.996

0,4%

3.791.680.800

0,6%

3.089.300.000

0,4%

4

Biaya Pemungutan Pajak Daerah

2.235.150.000

0,4%

1.995.524.860

0,3%

5

Insentif Pemungutan Pajak Daerah

6

Insentif Pemungutan Retribusi Daerah

B

0,0%
4.253.400.000

0,7%

3.997.000.000

0,6%

157.847.550

0,03%

592.387.058

0,1%

843.145.500

0,1%

660.750.600

0,1%

Belanja Langsung

59.823.652.384

10,7%

62.844.072.641

10,4%

59.559.865.580

9,5%

60.471.331.873

8,7%

1

Honorarium PNS

38.616.512.726

6,9%

34.104.051.141

5,7%

30.690.407.700

4,9%

26.022.285.043

3,8%

2

Honorarium Non PNS

20.192.139.500

3,6%

27.367.152.500

4,5%

23.839.616.980

3,8%

26.714.668.530

3,9%

3

Uang Lembur

651.223.000

0,1%

1.372.869.000

0,2%

2.375.970.900

0,4%

2.058.247.300

0,3%

4

Honorarium Pengelola Dana Bos

28.777.158

0,0%

5

Uang untuk diberikan kepada pihak
ketiga/masyarakat

335.000.000

0,1%

358.866.000

0,1%

611.136.000

0,1%

6

Belanja pegawai BLUD

2.295.004.000

0,4%

5.064.995.000

0,7%

628.815.038.950

100%

691.402.129.248

100%

TOTAL

561.615.167.700

100%

0,0%
421.500.000

602.537.458.247

0,1%

100%

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 20

Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur, dari tahun ke tahun
cenderung mengalami peningkatan, baik Belanja Tidak Langsung maupun Belanja
Langsung. Peningkatan tersebut lebih disebabkan karena jumlah aparatur yang
jumlahnya terus bertambah, juga berkenaan dengan peningkatan keahlian aparatur
yang mengakibatkan lebih besar anggaran yang harus disediakan. Selanjutnya
dijelaskan mengenai proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.11
Proporsi Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Palu Tahun 2012-2015
No. Tahun
1
2
3
4

2012
2013
2014
2015

Belanja Kebutuhan
Aparatur
561.615.167.700
602.537.458.247
628.815.038.950
691.402.129.248

Total Pengeluaran
(Belanja +Pembiayaan
Pengeluaran)
891.102.482.309
1.142.445.092.281
1.271.146.474.459
1.441.405.167.682

Persentase
(%)
63,02
52,74
49,47
47,97

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Persentase belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan dengan
total pengeluaran daerah cenderung menurun selama empat tahun terakhir (20122015) masing-masing menjadi sebesar 63,02 persen, 52,74 persen, 49,47 persen dan
menjadi 47,97 persen. Dari persentase belanja pemenuhan kebutuhan aparatur
terhadap total pengeluaran, dapat disimpulkan bahwa belanja untuk pembangunan
memiliki proporsi yang hampir sama terhadap APBD dibandingkan dengan belanja
untuk pemenuhan kebutuhan aparatur. Selain itu, dari tahun ke tahun diupayakan
efisiensi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur jika diproporsikan terhadap
APBD, meskipun jumlah aparatur terus meningkat. Analisis terhadap realisasi
pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan
belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar
dalam suatu tahun anggaran.

3.2.2 Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan daerah dilakukan dengan terlebih dahulu mencari besarnya
defisit riil anggaran, sekaligus mencari penutup defisit riil anggaran tersebut.

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 21

A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran.
Langkah awal dalam melakukan analisis ini dilakukan dengan mencari nilai defisit riil anggaran, yaitu mencari nilai realisasi pendapatan,
setelah dikurangi realisasi Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan. Selanjutnya, dilihat apakah ada Penerimaan Pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit riil anggaran, sehingga diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran. Untuk melihat perkembangan
defisit rill anggaran, dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.12
Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Palu
Tahun 2012-2016 (Dalam Rupiah)
No.

Uraian

1
Pendapatan Daerah
Dikurangi Realisasi
2
Belanja Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
3
Daerah
A
Defisit Riil
Penerimaan Pembiayaan
B
Daerah
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

2012
845.661.963.115

2013
976.511.324.533

Tahun
2014
2015
1.168.497.486.981 1.372.107.881.688

882.483.097.571

1.136.893.446.548

1.264.446.474.459 1.411.858.226.392

8.619.384.738

5.551.645.733

6.700.000.000

29.546.941.290

34.856.300.000

(45.440.519.194)

(165.933.767.748)

(102.648.987.478)

(69.297.285.994)

(33.321.479.747)

45.440.519.194

165.933.767.748

102.648.987.478

69.297.285.994

33.321.479.747

0

0

0

0

0

2016
1.430.046.760.971
1.428.511.940.718

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

Pada tahun 2012 hingga 2016 tidak terjadi defisit riil anggaran. Defisit riil tersebut ditutup melalui penerimaan pembiayaan
daerah yang bersumber dari dana SiLPA.

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 22

B. Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Analisis SiLPA diperlukan untuk melihat dari mana sumber perolehan SiLPA, dan seberapa besar kontribusi yang diberikan.
Berikut adalah gambaran perolehan SiLPA selama tahun 2012 hingga 2016. Perolehan SiLPA selama tahun 2012 dan 2016 diperoleh dari
surplus pembiayaan daerah.
Tabel 3.13
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kota Palu Tahun 2012-2016
2012
No.

Uraian

1

Jumlah SiLPA
Pelampauan
Penerimaan PAD
Pelampauan Dana
Penerimaan Dana
Perimbangan
Pelampauan
Penerimaan LainLain Pendapatan
Daerah yang Sah
Belanja Daerah
yang Tidak
Terserap

2

3

4

5
6

2013
%
thd
SiLPA

Rp

37.935.224.245,25

2014
%
thd
SiLPA

Rp

62.933.767.748

2015
%
thd
SiLPA

Rp

80.630.538.327

2016
%
thd
SiLPA

Rp

69.297.285.994

%
thd
SiLPA

Rp

33.321.479.747

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Pembiayaan
37.935.224.245,25 100% 62.933.767.748,16
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu, 2012-2015

100%

80.630.538.326,86

100%

69.297.285.994,37

100%

33.321.479.747,00

100%

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 23

3.3 KERANGKA PENDANAAN
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber
penerimaantersebut akan dialokasikan. Kapasitas riil keuangan daerah merupakan total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan
berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
3.3.1 Proyeksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Tahun 2016-2021
A. Kebijakan dan proyeksi pendapatan daerah
Kebijakan dan proyeksi pendapatan daerah Kota Palu berdasarkan kondisi ekonomi Kota Palu, khususnya pertumbuhan ekonomi
(8-12%) dan tingkat inflasi (4-6%) serta Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah khususnya intensifikasi
dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah yang terkait dengan pengelolaan berbasis informasi teknologi perpajakan serta UndangUndang No. 23 Tahun 2014. Proyeksi pertumbuhan pendapatan daerah Kota Palu selama tahun 2016-2021 sebesar 14,3 persen. Secara
rinci rencana pendapatan daerah Kota Palu tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14
Rencana Pendapatan Daerah Kota Palu Tahun 2016-2021 (Dalam Rupiah)
NO.
1
1.1

URAIAN

2016

PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH

a

Pajak Daerah

b

Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-Lain PAD yang Sah

c
d
1.2

DANA PERIMBANGAN

2017

2018

2019

2020

2021

1.430.046.760.971

1.678.761.358.565

1.916.148.483.388

2.184.482.548.079

2.497.749.267.178

2.787.794.534.612

290.538.954.250

332.375.607.491

380.352.331.213

435.377.373.065

498.493.957.151

570.900.404.737

101.575.000.000,00

116.811.250.000

134.332.937.500

154.482.878.125

177.655.309.844

204.303.606.320

25.135.927.111,00

27.649.519.822

30.414.471.804

33.455.918.985

36.801.510.883

40.481.661.972

3.749.181.081,00

3.824.164.703

3.900.647.997

3.978.660.957

4.058.234.176

4.139.398.859

160.078.846.058,00

184.090.672.967

211.704.273.912

243.459.914.998

279.978.902.248

321.975.737.585

1.068.640.837.780

1.163.587.408.762

1.327.153.448.880

1.506.911.337.119

1.713.491.632.575

1.874.536.397.382

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 24

NO.
a
b
c

URAIAN
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus
LAIN-LAIN PENDAPATAN
1.3
DAERAH YG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
a
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
b
Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah
c
Lainnya
d
Dana Insentif Daerah
Sumber: Data diolah, 2016

2016

2017

2018

2019

2020

2021

37.005.425.000,00

40.666.665.370

44.690.141.306

49.111.691.646

53.970.701.051

59.310.450.818

683.609.353.000,00

697.281.540.060

767.009.694.066

843.710.663.473

928.081.729.820

997.687.859.556

348.026.059.780,00

425.639.203.332

515.453.613.508

614.088.982.000

731.439.201.703

817.538.087.008

70.866.968.941

182.798.342.312

208.642.703.296

242.193.837.895

285.763.677.452

342.357.732.494

65.866.968.941,00

85.627.059.623

111.315.177.510

144.709.730.763

188.122.649.992

244.559.444.990

-

72.171.282.689

72.327.525.786

72.484.107.132

72.641.027.460

72.798.287.504

-

20.000.000.000

20.000.000.000

20.000.000.000

20.000.000.000

20.000.000.000

5.000.000.000,00

5.000.000.000

5.000.000.000

5.000.000.000

5.000.000.000

5.000.000.000

B. Kebijakan Dan Proyeksi Belanja Daerah
Kebijakan Belanja Daerah Kota Palu berdasarkan data historis 5 (lima) Tahun terakhir serta peraturan perundang-undangan,
khususnya Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional dan Undang-Undang tentang kesehatan, Undang-Undang No. 23 Tahun
2014 tentang pemerintahan daerah serta Permendagri 54 tahun 2010. Kebijakan tersebut di atas diformulasikan sedemikian rupa
sehingga diperoleh proyeksi belanja daerah sebagaimana tabel berikut:

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 25

Tabel 3.15
Rencana Belanja Daerah Kota Palu
Tahun 2016-2021 (Dalam Rupiah)
NO.
2

URAIAN

BELANJA

2016
1.428.511.940.718,00

2017
1.677.261.358.565,41

2018
1.914.648.483.388,12

2019
2.182.982.548.079,36

2020
2.496.249.267.178,00

2021
2.786.294.534.612,13

2.1

BELANJA TIDAK LANGSUNG

705.089.281.189,00

759.545.465.194,31

850.674.589.298,27

953.274.925.437,40

1.068.866.234.929,28

1.197.176.577.791,49

A

Belanja pegawai

675.093.756.936,00

688.595.632.075

771.227.107.924

863.774.360.875

967.427.284.179

1.083.518.558.281

B

Belanja bunga

7.067.270.253,00

9.266.854.587

10.432.550.105

11.811.618.013

13.449.309.154

15.401.232.930

C

Belanja hibah

14.135.000.000,00

48.917.444.754

54.882.176.613

61.938.710.817

70.318.590.791

78.296.363.550

D

Belanja bantuan sosial

7.127.860.000,00

10.868.907.778

12.236.128.657

13.853.609.732

15.774.424.806

18.063.797.031

665.394.000,00

896.626.000

896.626.000

896.626.000

896.626.000

896.626.000

1.000.000.000,00

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000

723.422.659.529,00

917.715.893.371,10

1.063.973.894.089,85

1.229.707.622.641,95

1.427.383.032.248,72

1.589.117.956.820,64

59.028.794.000,00

74.882.451.782

86.816.600.211

100.339.900.860

116.469.532.520

129.666.544.556

F

Belanja bantuan keuangan
kepada
propinsi/kabupaten/kota dan
pemerintah desa
Belanja tidak terduga

2.2

BELANJA LANGSUNG

A

Belanja Pegawai

B

Belanja Barang dan Jasa

377.132.729.040,00

478.421.148.124

554.667.970.404

641.067.826.034

744.119.431.769

828.434.641.807

C

Belanja Modal

287.261.136.489,00

364.412.293.465

422.489.323.475

488.299.895.747

566.794.067.960

631.016.770.457

E

Sumber: Data diolah, 2016

C. Kebijakan Dan Proyeksi Pembiayaan Daerah
Kebijakan Pembiayaan Daerah di masa yang akan datang, dari sisi Penerimaan yaitu dengan menggunakan perkiraan penerimaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya Dari sisi Pengeluaran, difokuskan untuk Penyertaan Modal Pemerintah (PMP).
Rencana Pembiayaan Daerah tahun 2016-2021, dapat dilihat pada tabel berikut:

Rancangan Akhir RPJMD Kota Palu 2016-2021
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

III - 26

Tabel 3.16
Rencana Pembiayaan Daerah Kota Palu
Tahun 2016-2021 (Dalam Rupiah)
3

PEMBIAYAAN DAERAH

2016

2017

2018

2019

2020

2021

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

33.321.479.747

33.356.300.000

33.356.300.000

33.356.300.000

33.356.300.000

33.356.300.000

a

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya

33.321.479.747

33.356.300.000

33.356.300.000

33.356.300.000

33.356.300.000

33.356.300.000

b

Penerimaan Pinjaman Daerah

-

-

-

-

-

-

c

Penerimaan Piutang Daerah

-

-

-

-

-

-

3.1

3.2
a
b

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok Utang

34.856.300.000

34.856.300.000

34.856.300.000

34.856.300.000

34.856.300.000

34.856.300.000

7.960.000.000

7.960.000.000

7.960.000.000

7.960.000.000

7.960.000.000

7.960.000.000

26.800.000.000

26.800.000.000

26.800.000.000

26.800.000.000

26.800.000.000

26.800.000.000

96.300.000

96.300.000

96.300.000

96.300.000

96.300.000

96.300.000

c
Pembayaran Utang Pihak Ketiga
Sumber: Data diolah, 2016

3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya
diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. Selanjutnya, untuk
menentukan kapasitas riil keuangan daerah, dihitung dengan mengisi tabel, sebagai be