SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN

PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH

PADA SISWA KELAS X SMU 2 BANTUL

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh :

YASINTA AJENG H.

029114114

JURUSAN PSIKOLOGI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta Penulis Yasinta Ajeng H.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Percayalah pada Tuhan maka Iapun

menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu

dan berharaplah padaNya (Sirakh 2: 6)

  

Rahasia kebahagiaan adalah membiarkan senyum kita berkembang

dari lubuk hati kita, menebar keluar melalui mata kita.

  

Sedikit kepedulianmu pada hal-hal kecil…

dapat mewujudkan harapanmu yang terbesar…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Karya ini kupersembahkan untuk:  Allah Bapa Yang Maha Kasih

 Bapak dan mama yang dengan penuh kasih

sayang memberikan doa dan semangat demi keberhasilan ini.

  

  

Mba’ Asty dan Mas Daris, Mba’ Ani dan

Mas Albert, Mba’ Qka dan “my beloved”

brother Mas Totock (†)…makasih atas cinta dan semangatnya… Aku sayang kalian…

  

  

My soulmate ‘Mas Damar’… makasih atas

cinta, perhatian, dan support yang

begitu besar buat aku selama ini….Luv

u…

   Pona’an-pona’anku…Raras,Ian, Kevin, Nadya, Lala…Cepat besar yah…  Semua sahabat dan saudaraku…  Semua orang yang menyayangiku…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN

PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH

PADA SISWA KELAS X SMU 2 BANTUL

YOGYAKARTA

Yasinta Ajeng H.

  

029114114

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas X. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

  Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri dan penyesuaian diri di sekolah. Kedua variabel diukur dengan menggunakan skala. Koefisien reliabilitas skala konsep diri adalah sebesar 0,968 sedangkan koefisien reliabilitas skala penyesuaian diri di sekolah sebesar 0,954. validitas skala konsep diri dan skala penyesuaian diri di sekolah diperoleh lewat penilaian ahli dan berdasarkan pada kriteria yaitu yang memiliki indeks daya beda item ≥ 0,30.

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konsep diri dan penyesuaian diri di sekolah. Semakin baik konsep diri maka semakin baik pula penyesuaian diri di sekolahnya. Hipotesis penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson.

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di SMU 2 Bantul Yogyakarta, total 70 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi r = 0,800 dengan taraf signifikansi 0,01. hal ini berarti hipotesis penelitian ini diterima atau ada hubungan positif antara konsep diri dengan penyesuaian diri di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

THE CORRELATION OF SELF CONCEPT WITH

SELF ADJUSTMENT IN SCHOOL

AT STUDENT OF CLASS X SMU 2 BANTUL

YOGYAKARTA

Yasinta Ajeng H.

  

029114114

Faculty Of Psychology

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  The aim of this research was to know the correlation between self concept with self adjustment in school. Type of this research is correlational research. The variables in this research were self concept and self adjustment in school. Both variables were measured using scale. The reliability coefficient of self concept scale was 0,968, while the reliability coefficient of self adjustment in school scale was 0,954. The validities of self concept scale and self adjustment in school scale were obtained through evalution and based on criteria with item differentiability index of ≥ 0,30.

  The hypotesis of this research was that there is positive correlation between the self concept with the self adjustment in school. The better self concept, the higher the self adjustment in school was. The hypotesis was analyzed using correlation of Pearson’s Product Moment.

  Subject of this research were student of class X at SMU 2 Bantul Yogyakarta, total 70 people. The result of this research showed the correlation of r = 0,800 with significance level of 0,01. It meant the hypoteis was accepted or there was positive correlation between the self concept and the self adjustment in school.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur pada Allah Bapa di Surga, Bunda Maria atas segala berkat, kasih dan karunia yang berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari banyak kendala dan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, sehingga dengan bantuan banyak pihak akhirnya skripsi ini dapat selesai.

  Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :  Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

   Ibu M.L. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu penulis, memberikan masukan, arahan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.  Bpk. Agung Santoso, S.Psi dan Ibu MM. Nimas Eki S., S.Psi selaku Dosen

  Pendamping Akademik penulis, terimakasih atas bimbingan dan arahan kepada penulis selama belajar di Fakultas Psikologi ini.

   Kepala sekolah SMU 2 Bantul, Bpk. Drs. Sartono. Terima kasih atas ijin penelitian yang diberikan kepada penulis.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ijin menggunakan waktu pelajaran Bimbingan dan Penyuluhannya untuk penelitian.

   Bpk. Heri. Makasih banyak Pak, atas masukan, dorongan dan waktunya untuk mendengarkan keluh-kesah saya.... Terima kasih atas saran dan

  cerita-ceritanya ya, Pak....sangat-sangat berguna bagi saya...

   Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.  Mas Gandung, Mbak Nanik dan Pak Giyono di Sekretariat Psikologi, terima kasih atas bantuannya kepada penulis selama belajar di sini. Pa’ Gi...matur

  nuwun atas segala keramahan dan bantuan bapak yah... jadi semangat deh!!

   Mas Muji dan Mas Doni, terima kasih atas semua bantuannya selama penulis belajar di kampus ini.

   Siswa-siswi SMU 2 Bantul kelas X-2, X-3, X-4, X-5, X-6 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terutama untuk Krisna dan Dennisa...

  makasih banyak yah,dek... atas bantuannya selama ini.... kalau ada hal-hal yang pingin diceritain, dengan senang hati mba dengerin...,oc??

   Bapak dan mama Bartholomeus Suhardjono, makasih banyak ya, Pak-Ma atas cinta, pengorbanan dan doanya hingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.... Maaf, membuat bapak-mama menunggu, kapan anaknya ini lulus....  Mba Asty dan Mas Daris, Mba Ani dan Mas Albert, Mba Qka…makasih atas cinta dan persaudaraannya dan pertanyaan-pertanyaan “Kamu lulusnya

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maaf, kalau aku jadi adek yang suka membangkang…Adjenk kangen kamu, mas…

   Keponakan-keponakanku yang lucu-lucu...Raras, Ian, Kevin, Nadya, Lala...Kalian cepat besar yah, jadi anak yang pinter, baek dan selalu inget sama Yesus... Tante sayang kalian....

   Sayangku, cintaku, kasihku, belahan hatiku... ’Mas Damar’, makasih atas semua-muanya yach, terutama atas cinta, dukungan dan kesabaranmu... aku belajar banyak hal dari Mas......Luv u...  Mama Titik, Bpk. Surono (†), Mba Diane, Allea...makasih atas cinta dan penerimaannya dalam keluarganya... Om Barto, om....makasih atas bantuan

  dan doanya yach...

   My sweet sisters, Lita n Thea... say, makasih atas suka-duka yang kita bagi dalam persaudaraan ini yach…so nice to have friends like you …  Sahabat-sahabatku…Yak-yuk (Lia)... Yak, makasih atas semuanya yach, sejak kita semester satu sampai sekarang, aku banyak belajar dari kamu...

  Mithoel (Mitha)...Mit, kapan kita share bareng lagi... Pex’o (Nopex)… Pex,

  jangan pesimis lagi yach, kamu pasti bisa...., Trikun (Ntri)...apa kabarmu nan jauh di sana....kapan kita bertemu lagi?..., De’Tanti....dek, chayoo...kamu pasti bisa..., Fistoel (Fista)...cie, yang udah pake seragam, kapan maem2nya?.., Triza...I love you all...

   Temen-temen gank-ku semester satu (Danang, Unax, Vincent, Sani, Lia,

  Aning, Ucix, Bona, Elvin, Joe, Ohaq, Suko, Wawan, Eyang, Barjo, Doni, etc...), Mba Yosi’01, Mas Dion’01, Mas Tumbur’01, Mas Hari’00, Mas Dian’00, Mas Ucup’00...makasih atas masukan-masukannya yah, mas- mba...

   ’My babe’ Iyuth....Babe, makasih untuk persahabatan yang telah terjalin selama + 10 tahun ini yah!!! E-q...Mel, kamu bisa....chayooo....

   My brother, Mas Boni...mas, makasih banyak yah atas doa dan

  supportnya... Mas Ipunk...mas, makasih atas bantuan-bantuannya yah, dan ancamannya,”Janji log kowe harus lulus tahun ini!!”

   Mas Uki Sadewa....mas, makasih banyak atas pelajaran-pelajarannya selama ini,yach....

   Adekku yang n’dut...Pino...makasih ya, Pin atas pinjeman laptopnya yang selalu mba’ bawa kesana-kemari...

   Mas Supri...mas, makasih atas bantuannya benerin komputerku sampai komputerku yang ketiga ini yah....

   Teman-teman relawan Forum Bersama Fakultas Psikologi se-DIY (Ka’ Wendy, Ka’Eci, Mba Titin, Mba Tari, Mba Ita, Mas Budi, King, Walid)...terima kasih atas kebersamaan yang terjalin antara kita.. Mizz u all..

   Temen-temen KKN : Mba Nino, Mba Rita, Mba Vien, Lisa, Kocak, Ndaru, Kristian, Nanang.... makasih buat persaudaraan yang telah dibangun selama di Bambanglipuro...

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tahun ini....jangan bandel yah!! Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menunjang kesempurnaan skripsi ini.

  Yogyakarta, Penulis

  Yasinta Ajeng H

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Halaman Judul.................................................................................................. i Halaman Persetujuan........................................................................................ ii Halaman Pengesahan........................................................................................ iii Pernyataan Keaslian Karya............................................................................... iv Halaman Motto................................................................................................. v Halaman Persembahan...................................................................................... vi Abstrak.............................................................................................................. vii Abstract ............................................................................................................ viii Kata Pengantar.................................................................................................. ix Daftar Isi........................................................................................................... xiv Daftar Lampiran................................................................................................ xviii Daftar Gambar.................................................................................................. xix Daftar Tabel...................................................................................................... xx

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH.................................................. 1 B. RUMUSAN MASALAH.................................................................. 6 C. TUJUAN PENELITIAN................................................................... 6 D. MANFAAT PENELITIAN............................................................... 7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  A. KONSEP DIRI ................................................................................. . 8

  1. Pengertian Konsep Diri............................................................ . 8

  2. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Konsep Diri Positif dan Negatif.................................................................................. 9

  3. Aspek-aspek Konsep Diri...................................................... 12

  4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri................... 13

  B. PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH.......................................... 17

  1. Pengertian Penyesuaian Diri di Sekolah............................... 17

  2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri di Sekolah........................... 19

  3. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri di Sekolah................................................................................. 20

  4. Konteks Penyesuaian Diri di Sekolah .................................. 23

  C. REMAJA........................................................................................ 26

  1. Pengertian Remaja............................................................... 26

  2. Ciri-ciri Remaja................................................................... 27

  D. SISWA KELAS X......................................................................... . 29

  1. Pengertian Siswa Kelas X.................................................... 29

  2. Konsep Diri pada Siswa Kelas X........................................ 30

  E. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS

  X SMU........................................................................................... 32

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  A. JENIS PENELITIAN........................................................................ 38

  B. VARIABEL PENELITIAN.............................................................. 38

  C. DEFINISI OPERASIONAL............................................................. 38

  D. SUBJEK PENELITIAN.................................................................... 40

  E. METODE PENGUMPULAN DATA............................................... 41

  F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS................................................ 45

  G. METODE ANALISIS DATA........................................................... 47

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 48 A. PERSIAPAN PENELITIAN............................................................. 48 B. PELAKSANAAN PENELITIAN.................................................. 51 C. DESKRIPSI SUBJEK....................................................................... 51 D. HASIL PENELITIAN....................................................................... 52 E. PEMBAHASAN............................................................................... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 63 A. KESIMPULAN................................................................................. 63 B. SARAN.......................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 65 LAMPIRAN..................................................................................................... 68

  Lampiran 1 SKALA UJI COBA/TRY OUT................................................... 68 Lampiran 2 DATA UJI COBA SKALA......................................................... 69 Lampiran 3 RELIABILITAS SKALA............................................................113 Lampiran 4 SKALA PENELITIAN................................................................124 Lampiran 5 DATA PENELITIAN..................................................................125 Lampiran 6 UJI NORMALITAS.....................................................................163 Lampiran 7 UJI LINEARITAS.......................................................................164 Lampiran 8 UJI HIPOTESIS...........................................................................166 Lampiran 9 SURAT KETERANGAN PENELITIAN....................................167 Lampiran 10 SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI SEKOLAH......170

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gambar 1 Skema Hubungan Konsep diri dan Penyesuaian Diri di Sekolah pada siswa kelas X SMU.................................................... 36

  Gambar 2 Scatter Plot....................................................................................... 55

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba............................................................................ 42

  Tabel 2 Skor berdasarkan Kategori Jawaban ................................................ 43 Tabel 3 Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri di Sekolah

  Sebelum Uji Coba............................................................................ 44 Tabel 4 Skor berdasarkan Kategori Jawaban ............................................... 45 Tabel 5 Distribusi Item Skala Konsep Diri

  Setelah Uji Coba.............................................................................. 49 Tabel 6 Distribusi Item-item Skala Penyesuaian Diri di Sekolah

  Setelah Uji Coba.............................................................................. 50 Tabel 7 Data Penelitian................................................................................. 52 Tabel 8 Normalitas........................................................................................ 53 Tabel 9 Uji Linear......................................................................................... 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Masa remaja adalah salah satu periode masa perkembangan manusia yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perubahan baik secara fisik, emosi, sosial, intelektual, psiko-seksual maupun pemahaman dirinya. Perubahan-perubahan tersebut mengharuskan remaja untuk melakukan penyesuaian terhadap dirinya sendiri. Pada masa ini juga, remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Ingersoll dalam Agustiani, 2006). Selain melepaskan diri secara emosional dari orang tua, remaja juga memiliki keinginan untuk berkelompok dan memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dan di kelompok tersebut pengaruh teman-teman maupun lingkungan sosial sangat menentukan (Willis, 1981). Hal ini menyebabkan remaja dituntut untuk melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya.

  Penyesuaian diri merupakan kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar dengan lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungannya (Willis, 1981). Penyesuaian diri remaja terhadap lingkungan sosialnya merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yaitu memiliki keterampilan sosial untuk dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma atau aturan yang berlaku, dan sebagainya. Jika keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut, maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (Mu’tadin, 2002).

  Willis (1981) mengungkapkan bahwa selain penyesuaian terhadap diri sendiri, remaja juga harus melakukan penyesuaian diri di dalam keluarga khususnya terhadap orang tua, dan melakukan penyesuaian diri di sekolah, baik terhadap guru, mata pelajaran, teman sebaya dan lingkungan sekolah.

  Penyesuaian diri remaja sebagai seorang siswa terhadap guru banyak tergantung kepada sikap guru dalam menghadapi siswa-siswanya. Remaja sebagai seorang siswa juga harus melakukan penyesuaian diri terhadap mata pelajaran. Penyesuaian diri terhadap mata pelajaran ini banyak tergantung kepada kurikulum sekolah, dan metode pengajaran yang diberikan oleh guru. Selain penyesuaian terhadap guru dan mata pelajaran, remaja sebagai seorang siswa juga harus menyesuaikan diri terhadap teman sebaya dan lingkungan sekolah. Penyesuaian-penyesuaian tersebut sangat penting bagi perkembangan remaja sebagai seorang siswa, terutama bagi perkembangan sosialnya.

  Siswa kelas X yang termasuk dalam kategori remaja, mengalami perpindahan lingkungan pendidikan dari SLTP ke SMU. Selain mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sekolah baru. Perubahan-perubahan atau hal-hal baru yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut yang menuntut siswa kelas X melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan baru ini. Tuntutan untuk menyesuaikan diri di lingkungan yang baru dapat menimbulkan masalah bagi siswa kelas X. Masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas X antara lain tidak mampu beradaptasi terhadap situasi atau keadaan sekolah yang baru, menarik diri dari pergaulan dengan teman, minder, tidak tahu cara menjalin relasi dengan teman sebaya, sering membolos sekolah, acuh terhadap guru, berkelahi atau tawuran. Ketidakmampuan siswa kelas X dalam mengatasi masalah-masalahnya disebabkan karena siswa tidak mampu untuk menyesuaikan diri di sekolah (Willis, 1981).

  Siswa yang cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan dapat dengan mudah beraktivitas berlajar dengan baik, hal ini dikarenakan siswa merasa betah dan nyaman tinggal di lingkungan sekolah (Willis 1981). Selain itu, siswa yang lambat melakukan penyesuaian diri akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas belajar di sekolah.

  Salah satu unsur dalam kepribadian yang ada kaitannya dengan penyesuaian diri adalah konsep diri (Partosuwido, 1993). Konsep diri merupakan gambaran tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman- pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan (Agustiani, 2006). Gambaran tentang diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diri adalah inti kepribadian individual (Wanei, 2006).

  Erikson menyebut tahap pembentukan konsep diri pada remaja adalah

  

sense of identity (Wanei, 2006). Pada tahapan ini siswa kelas X yang termasuk

  dalam kategori remaja menghadapi tugas utama mencari dan menegaskan eksistensi dan jati dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mencari arah dan tujuan, menjalin hubungan dengan orang yang dianggap penting. Dengan meyakinkan diri sendiri dan orang lain, bahwa dirinya telah mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan secara efektif, maka ia dapat mempersiapkan diri menjelang masa dewasanya.

  Berzonsky (1981) menyatakan bahwa untuk mengerti konsep diri seseorang dapat dilihat melalui penilaian seseorang terhadap dirinya. Penilaian tersebut terdapat dalam beberapa aspek berikut, yaitu: aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral. Remaja yang memiliki konsep diri positif akan mampu menyelaraskan diri dengan lingkungannya, sehingga ia dapat mengambil manfaat dari lingkungannya yang pada gilirannya menjadi pendorong pencapaian penyesuaian diri yang tinggi (Pudjianto, 2000).

  Penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas X penting untuk diteliti karena sekolah merupakan lingkungan pendidikan sekunder setelah keluarga (Sarwono, 1989). Siswa menghabiskan hampir sepertiga dari waktunya setiap hari di sekolah, sehingga tidak mengherankan pengaruh sekolah sebagai lembaga pendidikan cukup besar terhadap perkembangan jiwa siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  membutuhkan penyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan sosialnya, selain itu siswa kelas X mengalami perpindahan lingkungan pendidikan dari Sekolah Menengah Pertama ke Sekolah Menengah Umum dan keadaan ini menuntut siswa melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru, yang menyangkut sekolah, guru, mata pelajaran dan pergaulan dengan teman sebaya dan guru.

  SMU 2 Bantul merupakan salah satu bangunan sekolah yang rusak akibat bencana gempa bumi yang terjadi akhir Mei lalu di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Banyak peralatan dan fasilitas sekolah yang rusak akibat gempa yang menyebabkan proses belajar-mengajar di sekolah menjadi terganggu. Willis (1981) menyatakan bahwa jika sekolah kurang fasilitas atau alat-alat yang membantu kelancaran pendidikan, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar. Keadaan sekolah yang cukup memprihatinkan ini merupakan tantangan bagi para siswa untuk dapat lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah serta bersama-sama terlibat dan berpartisipasi secara aktif mengikuti kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah dalam rangka pemulihan keadaan akibat gempa.

  Dari berbagai fakta yang telah disebutkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas X SMU 2 Bantul. Karena kondisi pasca gempa, SMU 2 Bantul sedang mengalami kondisi yang tidak normal akibat gempa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalah pokok dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri pada siswa kelas X SMU 2 Bantul Yogyakarta?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri pada siswa kelas X SMU 2 Bantul Yogyakarta.

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan ilmu di bidang Psikologi Perkembangan, terutama Psikologi Perkembangan Remaja tentang konsep diri dan penyesuaian diri pada siswa kelas X.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Sekolah Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperhatikan pentingnya konsep diri yang positif untuk mencapai penyesuaian diri di sekolah yg optimal pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi siswa kelas X dalam rangka memahami pentingnya pengembangan konsep diri dalam pencapaian kemampuan penyesuaian diri di sekolah.

   Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan berfungsi sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian baru yang lebih relevan dalam bidang Psikologi Perkembangan, terutama Psikologi Perkembangan Remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

  Berzonsky (1981) mendefinisikan konsep diri sebagai konsep yang diketahui atau dipahami mengenai diri, konsepsi yang dipegang seseorang menyangkut dirinya sendiri. Agustiani (2006) menyatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan

  Cawagas (dalam Pudjijogyanti, 1985) menjelaskan bahwa konsep diri berarti seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya, kegagalannya, dan lain sebagainya. Konsep diri juga diartikan oleh Sinurat (1991) sebagai pandangan seseorang tentang gambaran dan penilaian tentang diri sendiri yang meliputi seluruh keyakinan, perasaan, dan kecenderungan seseorang dalam bersikap dan berperilaku serta mengingat segala hal yang telah diperoleh dari pengalaman membangun relasi dengan orang lain.

  Brooks (dalam Rakhmat, 1999) memberikan pengertian mengenai konsep diri yaitu sebagai keseluruhan pandangan individu terhadap keadaan fisik, sosial, dan psikologis yang diperoleh dari pengalamannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  individu terhadap dirinya sendiri.

  Grinder (1978) mengatakan bahwa konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Persepsi tersebut dibentuk melalui penarikan kesimpulan dari pengalamannya dan secara khusus dipengaruhi oleh hadiah dan hukuman yang berarti dalam kehidupan orang yang bersangkutan. Persepsi yang dilakukan oleh seseorang dalam memandang dirinya meliputi fisik, jenis kelamin, kognisi sosial, pekerjaan, motivasi, tujuan ataupun emosi. Konsep diri yang dimiliki seseorang digunakan untuk mengevaluasi persepsinya terhadap dirinya sendiri (Furhman, 1990).

  Meskipun banyak terhadap pengertian mengenai konsep diri, namun berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya konsep diri diartikan sebagai pandangan individu terhadap keadaan fisik, psikologis, jenis kelamin, kognisi sosial, pekerjaan, motivasi, tujuan ataupun emosi yang merupakan hasil penilaian terhadap dirinya dan pengalamannya berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai arti penting dalam kehidupan orang yang bersangkutan.

2. Ciri-ciri orang yang Memiliki Konsep Diri Positif dan Negatif

  Pada umumnya konsep diri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan negatif, tetapi ada juga yang menyebutkan konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Emmert (dalam Rakhmat, 1999) memberikan tanda-tanda orang yang mempunyai konsep diri positif dan negatif. Orang yang mempunyai konsep diri positif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah.

  b. Merasa setara dengan orang lain.

  c. Menerima pujian tanpa rasa malu.

  d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat sekitar.

  e. Mampu memperbaiki dirinya.

  Orang yang mempunyai konsep diri negatif mempunyai ciri-ciri antara lain: a. Peka terhadap kritik.

  b. Responsif sekali terhadap pujian.

  c. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain dan bersikap pesimis terhadap kompetisi, yang terungkap dalam keenggangannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.

  Adler dan kawan-kawan (1985) menyebutkan beberapa ciri konsep diri yang positif sebagai berikut:

  2. Rasa aman, yaitu bentuk kepercayaan yang kuat akan suatu kebenaran perbuatan dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terhadap penilaian orang lain.

  3. Penerimaan diri, seseorang yang dapat menerima segala sesuatu yang ada pada dirinya, pada umumnya dapat merubah pandangan mereka menjadi lebih mudah menerima pendapat dan perasaan orang lain dan lebih terbuka.

  4. Harga diri tinggi, orang yang harga dirinya tinggi biasanya mempunyai popularitas, tidak gugup, tidak merasa rendah dan mempunyai rasa percaya diri yang kuat.

  Selanjutnya Adler dan kawan-kawan (1985) juga menyebutkan beberapa ciri konsep diri yang negatif, yang pada dasarnya merupakan kebalikan dari ciri konsep diri yang positif, yaitu:

  a. Adanya perasaan tidak aman karena tidak adanya rasa percaya diri, sehingga seluruh mengkhawatirkan penilaian orang lain terhadap dirinya.

  b. Kurangnya penerimaan diri, seseorang yang tidak dapat menerima segala sesuatu yang ada pada dirinya, pada umumnya bersikap kaku dan tertutup.

  c. Rendahnya harga diri, orang yang harga dirinya rendah biasanya tidak popular, gugup, merasa lebih rendah dan tidak percaya diri.

  Dari beberapa deskripsi tentang konsep diri di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat khas atau ciri khas yang dimiliki seseorang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sebaliknya ciri khas yang dimiliki seseorang yang konsep dirinya positif adalah: percaya diri, penerimaan diri baik, optimis, harga dirinya tinggi, dan mempunyai perasaan aman.

3. Aspek-aspek Konsep Diri

  Berzonsky (1981) menyatakan bahwa untuk mengerti konsep diri seseorang dapat dilihat melalui penilaian seseorang terhadap dirinya.

  Penilaian tersebut terdapat dalam beberapa aspek berikut yaitu:

  a. Aspek fisik, di dalamnya meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian, benda miliknya.

  b. Aspek psikis, di dalamnya terdapat pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki oleh individu terhadap dirinya sendiri. Misalnya, individu yakin dengan kemampuan yang dimilikinya.

  c. Aspek sosial, meliputi bagaimana peranan sosial yang dimainkan individu dan penilaian individu terhadap peranan tersebut. Misalnya, individu sebagai siswa memiliki peranan wajib belajar.

  d. Aspek moral, di dalamnya meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang. Misalnya, menegakkan kebenaran dan keadilan adalah kewajiban setiap manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pasao (1973) mengemukakan ada 10 faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu: a. Faktor saya-bukan saya

  Faktor bukan saya dapat diartikan pengenalan diri yang mengandung pemahaman akan perbedaan antara dirinya yang ingin dimiliki (ideal-

  self) dengan diri yang sebenarnya (real-self).

  b. Faktor emosi Faktor emosi yaitu kemampuan seseorang untuk mengarahkan energi emosinya dalam kehidupan sehari-hari ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial.

  c. Faktor pengarahan tujuan Faktor pengarahan tujuan yaitu kemampuan seseorang untuk berupaya mencapai tujuan dalam hidupnya atau cita-cita yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

  d. Faktor penerimaan sikap Faktor penerimaan sikap yaitu kemampuan remaja dalam menerima reaksi atau tindakan dari orang lain mengenai dirinya.

  e. Faktor hubungan keluarga Faktor hubungan keluarga yaitu interaksi atau relasi antara anggota keluarga. Hubungan keluarga maksudnya adalah kualitas hubungan antara orang tua dengan anak. Coopersmith (dalam Pudjijogyanti,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menyebabkan remaja memiliki konsep diri yang rendah.

  f. Faktor hubungan dengan teman Faktor hubungan dengan teman berperan dalam perkembangan konsep diri. Hubungan dengan teman dapat menimbulkan rasa cinta yang terwujud dalam bentuk penerimaan terhadap diri sendiri ataupun penerimaan terhadap teman.

  g. Faktor identitas Faktor identitas yaitu kemampuan seseorang untuk belajar memiliki dan membentuk gambaran mengenai dirinya sendiri.

  h. Faktor perasaan diri Faktor perasaan diri artinya perasaan terhadap dirinya sendiri.

  Pengembangan perasaan diri pada usia remaja bersifat aktif serta partisipatif dengan menggunakan segala sarana yang ada di lingkungan sekitarnya. i. Faktor harga diri

  Faktor harga diri adalah penghargaan yang diberikan oleh remaja terhadap dirinya sendiri. Harga diri merupakan hasil evaluasi yang berdasarkan interaksi remaja dengan lingkungan, atau hasil penerimaan, penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap remaja (Elkins, 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Faktor kepercayaan diri adalah kemampuan remaja untuk mengembangkan rasa percaya diri. Kepercayaan diri ini bertujuan untuk meningkatkan citra diri remaja melalui tingkah laku yang didasarkan pada minat, gaya hidup dan nilai-nilai kehidupan.

  Pudjijogyanti (1985) mengungkapkan 4 hal yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, yaitu:  Citra diri

  Terbentuk melalui refleksi dan tanggapan individu mengenai keadaan fisiknya. Citra fisik mencakup keadaan fisik secara keseluruhan, misalnya rambut lurus, kulit halus, tubuh gemuk, dan sebagainya. Burns (dalam Pudjijogyanti, 1985) menyatakan bahwa bentuk tubuh mempunyai peranan dalam pembentukan kepribadian. Penilaian yang positif terhadap keadaan fisik baik berasal dari diri sendiri maupun orang lain sangat membantu perkembangan konsep diri ke arah positif.

  Hal ini disebabkan penilaian positif terhadap diri sendiri.  Jenis kelamin

  Penetapan apakah individu digolongkan sebagai laki-laki atau perempuan dilakukan melalui penentuan jenis kelamin berdasarkan fakta-fakta biologisnya. Perbedaan peran kedua jenis kelamin tersebut, menimbulkan adanya perbedaan dalam memberi perlakuan. Budiman (dalam Pudjijogyanti, 1985) mengemukakan bahwa perbedaan peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menunjukkan kemampuannya. Penelitian Douvan & Adelson (dalam Pudjijogyanti, 1985) menyatakan bahwa konsep diri laki-laki dipengaruhi prestasinya sedangkan konsep diri perempuan dipengaruhi oleh daya tarik dan popularitasnya.  Perilaku orang tua

  Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam membentuk konsep diri anak karena lingkungan keluarga pertama kali menanggapi perilaku individu. Pengalaman anak dalam berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga akan mempengaruhi interaksinya dengan orang lain.

  Studi yang dilakukan oleh Coopersmith (Burns dalam Pudjijogyanti, 1985) menyatakan bahwa kondisi keluarga yang buruk dapat menyebabkan konsep diri anak menjadi rendah. Mead (dalam Rakhmat, 1999) menyatakan bahwa konsep diri seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang-orang dekatnya seperti orang tua dan saudara- saudaranya.  Faktor sosial

  Konsep diri dapat dipengaruhi oleh adanya interaksi individu dengan orang lain di sekitarnya. Konsep diri yang dipengaruhi oleh persepsi orang lain terhadap individu maka dapat dikatakan bahwa individu yang berstatus sosial tinggi akan memiliki konsep diri lebih positif dibandingkan individu yang berstatus sosial rendah. Rais (dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pujian-pujian atas segala prestasi yang dibuat ataupun segala hukuman atas kesalahan-kesalahannya akan membentuk suatu konsep tentang dirinya sendiri.

  Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri maka disimpulkan bahwa perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh citra diri mencakup keadaan fisik secara keseluruhan, jenis kelamin, perilaku orang tua, faktor sosial yang mencakup interaksi individu dengan orang lain di sekitarnya.

B. Penyesuaian Diri Di Sekolah

1. Pengertian Penyesuaian Diri di Sekolah

  Schneiders (1964) mengartikan penyesuaian sebagai suatu cara khas dari individu dalam mengadakan reaksi terhadap situasi dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Situasi dari dalam diri individu adalah seperti adanya usaha untuk mengatasi ketegangan, kebutuhan maupun konflik yang ada dengan baik sehingga ada keselarasan antara kebutuhan dari dalam dengan tuntutan dari lingkungan.

  Penyesuaian diri di lingkungan sekolah berarti kemampuan siswa untuk hidup dan bergaul secara wajar dengan lingkungan sekolahnya, sehingga siswa dapat mengenal seluk beluk gedung sekolah, menggunakan fasilitas sekolah untuk mendukung semua kegiatan belajar siswa serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sehingga siswa dapat belajar dengan baik (Agustiani, 2006).

  Selain itu, Schneiders (1964) juga mendefinisikan penyesuaian diri di sekolah sebagai kemampuan siswa untuk berinteraksi seefektif mungkin dalam usaha mencapai keseimbangan diri dengan kenyataan dan situasi sekolah. Kemampuan yang dimaksud adalah untuk melakukan suatu perbuatan sehingga kebutuhan dapat terpenuhi melalui sikap penerimaan dan kepuasan diri.

  Penyesuaian diri di sekolah merupakan kemampuan siswa beradaptasi terhadap lingkungan sekolah, pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah dan relasi terhadap teman-teman sebaya (Sarwono, 1989). Sarwono menjelaskan bahwa penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah dapat diartikan bahwa siswa dapat mengenal lebih baik tentang keadaan dan kondisi di sekolah dan menggunakan fasilitas yang tersedia di sekolah untuk mendukung semua kegiatan belajar siswa dan merawat fasilitas tersebut serta memelihara keindahan, keamanan dan ketenangan lingkungan sekolah. Penyesuaian diri siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan sekolah yaitu siswa mengikuti kegiatan pendidikan di sekolah, baik itu kegiatan kurikiler maupun ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler mencakup penguasaan mata pelajaran yang menuntut pemahaman siswa. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup keterampilan-keterampilan dan pelatihan di luar jam belajar formal seperti olah raga, pramuka dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  lingkungan sekolah tersebut, apabila siswa dapat menjalin relasi yang baik dengan teman-temannya maka ia akan merasa betah dan nyaman berada di lingkungan sekolah tersebut. Apabila siswa menjalin relasi yang baik dengan teman sebaya akan menimbulkan tumbuhnya sikap tenggang rasa, setia kawan, saling membantu, bertanggung jawab, jujur, dan dapat bekerja sama dengan orang lain.

  Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri di sekolah berarti kemampuan siswa untuk hidup dan berinteraksi seefektif mungkin di lingkungan sekolah sehingga siswa dapat mengenal keadaan dan kondisi sekolah dengan baik, menggunakan fasilitas sekolah serta memelihara keindahan, keamanan, dan ketenangan lingkungan sekolah.

2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri di Sekolah

  Penyesuaian diri di sekolah terdiri dari empat aspek, yaitu: (Schneiders, 1964)