ANALISIS EFISIENSI LAYOUT PROSES PRODUKSI Studi Kasus pada PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo Kasihan Bantul Yogyakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT PROSES PRODUKSI

  

Studi Kasus pada PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo Kasihan Bantul

Yogyakarta

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Ni Wayan Eka Wiyandani S.

  

012214076

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini tidak memuat karya atau sebagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 9 Mei 2008 Penulis, Ni Wayan Eka Wiyandani S.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ni Wayan Eka Wiyandani S.

  Nomor Mahasiswa : 012214076 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  ANALISIS EFISIENSI LAYOUT PROSES PRODUKSI Studi Kasus pada PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo Kasihan Bantul

  Yogyakarta Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 21 Mei 2008 Yang menyatakan (Ni Wayan Eka Wiyandani S.)

  

ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT PROSES PRODUKSI

Studi Kasus Pada PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo Kasihan Bantul

Yogyakarta

  

Ni Wayan Eka Wiyandani S.

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis layout yang diterapkan PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo dan menguji efisiensi layout tersebut. Untuk mengetahui jenis layout yang diterapkan oleh PG Madukismo, dilakukan pengamatan atas efisiensi layout PG Madukismo yang dibandingkan dengan konsep layout berdasarkan teori. Sedangkan untuk mengetahui layout yang diterapkan PG Madukismo digunakan Metode Analisis Layout. Analisis ini meliputi 3 kriteria. Pertama, output yang dihasilkan per hari. Kedua, desain dan ketiga, jumlah stasiun kerja.

  layout,

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis layout yang diterapkan PG Madukismo adalah layout produk. Kapasitas sesungguhnya (3.280,93 tth/hari/mesin) lebih besar daripada kapasitas standar (3.250 tth/hari/mesin).

  Desain layout yang digunakan PG Madukismo merupakan desain garis yang efisien dengan siklus waktu yang menghasilkan jam menganggur pekerja (69,08 menit) lebih kecil daripada siklus waktu maksimum yang menghasilkan jam mengganggur pekerja (69,34 menit). Kedua kriteria tersebut memenuhi persyaratan efisiensi. Akan tetapi kriteria ketiga belum terpenuhi karena jumlah stasiun kerja yang digunakan belum minimal. Berdasarkan analisis Theoretical perusahaan hanya membutuhkan 2 stasiun kerja tetapi pada

  Minimum kenyataannya terdapat 5 stasiun kerja.

  

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON EFFICIENCY OF PRODUCTION PROCESS LAYOUT

A Case Study at PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo Kasihan Bantul

Yogyakarta

  

Ni Wayan Eka Wiyandani S.

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  The objectives of this research were to identify the layout applied at PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo, and to examine the efficiency of the layout. Data were collected and analyzed as follows 1) Describing the layout concept applied by PG Madukismo to know the type of layout of PG Madukismo which comparing the layout concept of the company and the theory. 2) Employing the Layout Analysis Method to know the efficiency of layout implementation. This analysis consists of three criteria. First, the daily output resulted. Second, the layout design employed. Third, numbers of workstation established.

  Result showed that the layout type used at PG Madukismo was a product layout. The actual capacity (3.280,93 tth/day/machine), more than the standard capacity (3.250 tth/day/machine). The layout design at PG Madukismo was an efficient line. The real cycle time of 0.4389 minutes indicated less idle time than the maximum cycle time. The first two criteria had met the requirement for an efficient facility layout, while the third criterion, the number of used workstation, had not been minimal yet. PG Madukismo based on Theoretical Minimum needs only two workstations instead of five workstations.

KATA PENGANTAR

  Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Ida , yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan

  Sang Hyang Widhi Wasa

  karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul Analisis Efisiensi Layout Proses Produksi. Studi Kasus pada PT Pabrik

  Gula Madu Baru Madukismo Kasihan Bantul Yogyakarta.

  Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan kuliah dan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa untuk mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak kendala yang dialami penulis selama menyusun skripsi ini, namun karena kesabaran dan ketekunan serta bantuan yang sangat besar dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan dari berbagai pihak sega la kendala tersebut dilalui dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. R omo Dr. I r. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M .Sc selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Drs. Alex K ahu Lantum, M . S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan setia membimbing serta mengarahkan penulis saat penyusun skripsi ini.

  3. Bapak Drs. H endra Poerwanto G., M . Si. selaku Kepala Program Studi Manajemen, Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing II.

  Terima kasih atas segala perhatian, nasehat, masukan dan saran yang bapak berikan kepada penulis.

  4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi serta karyawan Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk menimba ilmu dan berproses bersama di Universitas Sanata Dharma.

  5. I bu Anyo sebagai Kepala Bagian SDM dan Umum, Bapak Putu sebagai Kepala Bagian Instalasi, Bapak Bambang sebagai Kepala Bagian Pabrikasi PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian di PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo. Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan.

  6. Bapak I M ade Gunana dan I bu Sunarti yang selalu sabar dan mendukung dalam segala hal. Terima kasih atas segala pengorbanan yang telah diberikan dan doa-doanya yang tidak pernah berhenti.

  7. Dik Galuh dan Dik K omang , terima kasih untuk semangat dan keceriaannya.

  8. K eluarga Besar K etut N erken dan T armudj i , terima kasih untuk perhatian dan dukungannya.

  9. I K adek Arya Parnata . Terima kasih untuk cinta dan dukungannya.

  10. Sahabat-sahabatku : K enyut, Febrian, Bekti, K omang, Dewi, Anya, Berta,

  Pendol, Santi T ea, Santi Sarj ito, Adit, H arpi . Terima kasih untuk semuanya.

  11. Keluarga Besar Flamboyan 35 : M bak Cece dan M as Arga (Terima kasih atas pinjaman komputernya), Lely (Terima kasih atas pinjaman notebooknya),

  Dhapi (Terima kasih untuk dongeng-dongengnya).

  12. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih.

  Penulis menyadari segala kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan dan saran demi kesempurnaannya skripsi ini.

  Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, khususnya yang berkaitan dengan bidang yang sama.

  Penulis, Ni Wayan Eka Wiyandani S.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................... vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT........................................................................................................viii KATA PENGANTAR......................................................................................... ix DAFTAR ISI....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 B. Rumusan Masalah....................................................................... 2 C. Batasan Masalah.......................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian......................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian....................................................................... 3 F. Sistematika Penulisan.................................................................. 4 BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 6

  A. Review Penelitian Sebelumnya ................................................... 6

  B. Manajemen Operasi..................................................................... 9

  C. Proses Produksi ........................................................................... 11

  D. Pengertian Layout ........................................................................ 14

  E. Pengertian Perencanaan Layout .................................................. 15

  F. Tujuan Perencanaan Layout ........................................................ 16

  G. Prinsip Dasar Penyusunan Layout ............................................... 18

  H. Prosedur Perencanaan Layout Fasilitas Produksi........................ 20

  I. Jenis-jenis Layout ........................................................................ 21 J. Keseimbangan Lini dan Metode Analisis Layout ....................... 31

  BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 33 A. Jenis Penelitian............................................................................ 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 33 C. Subyek dan Obyek Penelitian ..................................................... 33 D. Variabel Penelitian...................................................................... 34 E. Definisi Operasional.................................................................... 34 F. Data yang Dibutuhkan................................................................. 35 G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 35 H. Metode Analisis Data.................................................................. 36 BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................... 40 A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan...................................... 40 B. Lokasi Perusahaan....................................................................... 42 C. Personalia .................................................................................... 43

  D. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................. 46

  E. Produksi....................................................................................... 49

  F. Pemasaran.................................................................................... 57

  G. Partisipasi Perusahaan Terhadap Program Pemerintah............... 58

  H. Limbah Industri........................................................................... 58

  BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 61 A. Analisis Data ............................................................................... 61 B. Pembahasan................................................................................. 75 BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN........................ 78 A. Kesimpulan.................................................................................. 78 B. Saran............................................................................................ 79 C. Keterbatasan................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman

  5.1 Urutan Pekerjaan dan Hubungan Antar Pekerjaan...................................... 64

  5.2 Perhitungan Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Dengan Siklus Waktu 0,4389 menit dan 0,4431 menit .................................................................. 69

  5.3 Pembagian Pekerjaan untuk 3 Stasiun Kerja.............................................. 74

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar Halaman

  2.1 Proses Produksi Pabrik..................................................................................12

  2.2 Layout Proses ................................................................................................22

  2.3 Layout Produk ...............................................................................................25

  2.4 Layout Kelompok ..........................................................................................27

  2.5 Layout Posisi Tetap .......................................................................................29

  4.6 Proses Produksi Gula PT Madu Baru............................................................57

  5.7 Diagram Urutan Pekerjaan pada PT PG Madu Baru Madukismo ...............62

  5.8 Desain Layout Produk Berdasarkan Jumlah Stasiun Kerja ...........................63

  5.9 Layout Produk PG Madukismo Dengan 3 Stasiun Kerja ..............................74

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, khususnya di Indonesia banyak didirikan perusahaan yang

  bergerak dalam bidang industri dan jasa. Akibatnya terjadi persaingan yang semakin ketat diantara para pengusaha. Kondisi persaingan industri yang semakin ketat, baik dari kualitas maupun kuantitas menuntut pihak manajemen untuk memikirkan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh laba yang optimal, mengembangkan serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan teknik pelaksanaan operasi yang baik, yaitu pengatur produksi barang-barang dalam jumlah, kualitas, harga, waktu, biaya serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga dengan demikian tujuan perusahaan tercapai.

  Pengaturan yang baik di dalam teknik pelaksanaan produksi adalah tempat produksi berlangsung, atau pengaturan tata letak fasilitas produksi. Pengaturan tata letak pada suatu perusahaan atau yang sering disebut layout merupakan salah satu keputusan ya ng sangat penting dalam kelancaran kegiatan proses produksi. Apabila keputusan yang diambil kurang tepat dalam menentukan

  layout maka dapat menghambat proses produksi. Selain itu, dapat

  mengakibatkan pemborosan-pemborosan biaya, serta aktivitas-aktivitas

  2 produksi yang tidak perlu dilakukan. Jadi sebelum layout diputuskan sebaiknya perencanaan layout dilakukan terlebih dahulu.

  Perencanaan layout adalah pemilihan secara optimum penempatan mesin- mesin, peralatan-peralatan produksi, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung

  service,

  perusahaannya (S. Reksohadiprodjo dan I. GitoSudarmo, 2000:127). Maka tujuan dari perencanaan layout pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya-biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dengan biaya yang minimal dapat memperoleh hasil yang optimal, serta dapat memenuhi persyaratan-persyaratan pesanan dan pasar yang ada. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Efisiensi Layout Proses Produksi, Studi Kasus

  pada Perusahaan PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Layout apakah yang telah diterapkan oleh perusahaan ?

  2. Apakah layout yang digunakan di perusahaan sudah efisien ?

  3

  C. Batasan Masalah

  Penulis hanya membatasi masalah yang menyangkut layout fasilitas produksi yang berupa mesin- mesin pengolah dan fasilitas- fasilitas penunjang lainnya yang berhubungan langsung dengan proses produksi, khususnya mesin- mesin produksi di Pabrik Gula Madukismo.

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui jenis layout yang diterapkan oleh perusahaan.

  2. Untuk mengetahui apakah layout yang digunakan perusahaan sudah efisien atau belum.

  E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

  1. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan kebijakan bagi pihak manajemen, khususnya dalam masalah tata letak fasilitas proses produksi.

  2. Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi karya ilmiah perpustakaan, serta dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.

  4

  3. Penulis Penelitian ini diharapkan akan dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya di perusahaan.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Bab ini berisi review penelitian sebelumnya dan uraian teoritis dari hasil studi pustaka. Uraian ini digunakan sebagai landasan berpijak dalam mengolah data.

  Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan dan membahas tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

  Bab IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini memberikan gambaran dan informasi umum tentang perusahaan yang diteliti.

  5

  Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menguraikan hasil pengolahan data, analisis data, pembahasan, dan jawaban dari masalah yang dirumuskan. Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Bab ini berisi tentang kesimpulan ya ng diambil dari penelitian dan saran-saran dari penulis atas hasil penelitian serta keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Review Penelitian Sebelumnya

  1. Ida Kurniawati (1996) Penelitian yang dilakukan oleh Ida Kurniawati dengan judul Analisis

  Efisiensi Layout Proses Produksi (Studi Kasus pada CV Setia Kawan, Purwokerto) bertujuan untuk mengetahui apakah layout yang diterapkan

  CV Setia Kawan sudah efisien. Penelitian ini dilakukan pada bulan April- Mei 2000.

  Metode analisis yang digunakan adalah Metode Analisis Layout. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa layout yang diterapkan CV Setia Kawan sudah efisien. Hal ini terbukti bahwa kapasitas sesungguhnya (31 kg/hari) lebih besar daripada kapasitas standar (25 kg/hari). Desain layout merupakan garis yang efisien, karena jam menganggur pekerjanya (1,25 jam) lebih kecil daripada jam menganggur pekerja untuk siklus waktu maksimum (7,33 jam). Jumlah stasiun kerja yang digunakan CV Setia Kawan paling sedikit (4 stasiun kerja), sesuai dengan hasil perhitungan Theoretical Minimum.

  2. Edeltrudis Baben (1999) Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis Baben dengan judul

  Evaluasi Terhadap Efisiensi Layout Fasilitas Produksi (Studi Kasus pada NV NTC-Ruteng Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur)

  7 bertujuan untuk mengetahui jenis layout apa yang diterapkan oleh perusahaan dan untuk mengetahui apakah layout yang diterapkan tersebut sudah efisien atau belum. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2003.

  Analisis data untuk mengetahui jenis layout yang diterapkan oleh NV NTC-Ruteng dilakukan dengan mendeskripsikan hasil pengamatan mengenai layout, dengan konsep layout berdasarkan teori. Sedangkan untuk mengetahui sejauhmana layout yang diterapkan NV NTC-Ruteng efisien menggunakan Metode Analisis Layout.

  Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan yaitu pertama,

  layout yang digunakan NV NTC-Ruteng adalah layout produk atau layout

  garis. Kedua, layout yang diterapkan NV NTC-Ruteng sudah efisien. Hal ini terbukti dari jumlah output yang dihasilkan telah memenuhi kapasitas standar bahkan lebih (output standar = 35 kg/hari dan output sesungguhnya = 36,5 kg/hari), desain layout perusahaan merupakan garis yang efisien di mana jam menganggur pekerjanya untuk siklus waktu per unit 1,78 jam, lebih kecil dibandingkan jam menganggur pekerja untuk siklus waktu maksimum yang mencapai 3,09 jam dan jumlah stasiun kerja perusahaan sudah minimal sesuai dengan perhitungan Theoretical

  layout Minimum yaitu menggunakan 4 stasiun kerja.

  3. Berta Damayanti Rahayu (2001) Penelitian yang dilakukan oleh Berta Damayanti Rahayu dengan judul

  Analisis Efisiensi Layout Fasilitas Produksi (Studi Kasus pada PT

  8

  Primissima Medari Sleman Yogyakarta) bertujuan untuk mengetahui

  jenis layout yang diterapkan PT Primissima dan menguji efisien layout tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2004.

  Peneliti melakukan analisis data untuk mengetahui jenis layout yang digunakan PT Primissima dengan mengambil data-data dari perusahaan dan mengamati secara langsung pada bagian produksi. Sedangkan untuk mengetahui apakah desain layout yang diterapkan PT Primissima efisien menggunakan Metode Analisis Layout.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis layout yang digunakan PT Primissima adalah layout produk. Kapasitas sesungguhnya (71,89 meter/hari/mesin) sama dengan kapasitas standar (71,89 meter/hari/mesin).

  Desain layout perusahaan merupakan desain garis yang efisien dengan siklus waktu yang menghasilkan jam menganggur pekerja (77,19 menit) lebih kecil daripada siklus waktu maksimum yang menghasilkan jam menganggur pekerja (77,25 menit). Kedua kriteria tersebut memenuhi persyaratan efisien, sedangkan kriteria ketiga jumlah stasiun yang digunakan belum minimal. Berdasarkan analisis Theoretical Minimun perusahaan hanya membutuhkan 2 stasiun kerja tetapi pada kenyataannya terdapat 5 stasiun kerja.

  9

B. Manajemen Operasi

1. Definisi Manajemen Operasi

  Pengertian manajemen operasi menurut Barry Render dan Jay Heizer (2001:2), manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Zulian Yamit (2003:5) menjelaskan manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengolah input melalui proses transformasi atau pengubahan atau konversi sedemikian rupa sehingga menjadi output yang dapat berupa barang atau jasa. Roger G. Schroeder (1989:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah pengambilan keputusan dalam fungsi operasi. Manajemen operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajemen operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan.

  Adapun Hani Handoko (2000:8) mendefinisikan manajemen operasi sebagai usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya- sumber daya (atau sering disebut faktor- faktor produksi) seperti tenaga kerja, mesin- mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya, dan dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai bentuk atau jasa. Menurut Lalu Sumayang (2003:4), manajemen operasi adalah suatu pengelolaan proses pengubahan atau proses di mana sumber- sumber daya yang berlaku sebagai “input” diubah menjadi barang atau jasa. Produk barang dan atau jasa ini biasanya disebut “output”.

  10

2. Ruang Lingkup Manajemen Operasi

  Sebagai suatu sistem manajemen operasi memiliki karakteristik seperti mempunyai tujuan, yaitu menghasilkan barang atau jasa; mempunyai kegiatan, yaitu proses transformasi; adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian. Seluruh input yang digunakan dalam sistem manajemen operasi adalah komponen struktural yang membentuk sistem, sedangkan manajemen dan organisasi merupakan komponen fungsional yang dipengaruhi oleh aspek lingkungan. Berdasarkan sistem manajemen operasi sebagai acuan, maka ruang lingkup manajemen operasi dapat dirumuskan dengan melihat keterkaitan antara ketiga aspek sebagai berikut: a. Aspek Struktural

  Aspek struktural memperlihatkan konfigurasi komponen yang membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama lain. Komponen bahan merupakan elemen input yang akan ditransformasikan sesuai dengan bentuk dan kualitas produk yang diinginkan. Komponen mesin dan peralatan merupakan elemen penyusun wahana bagi terjadinya proses transformasi. Sedangkan komponen manusia dan modal merupakan elemen penggerak dan pencipta terwujudnya wahana transformasi.

  b. Aspek fungsional Aspek ini berkaitan dengan manajemen dan organisasi komponen struktural maupun interaksinya mulai pada tahap perencanaan,

  11 penerapan, pengendalian, maupun perbaikan agar diperoleh kinerja optimum.

  c. Aspek lingkungan Aspek lingkungan memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasi yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang terjadi luar sistem. Hal ini sangat penting mengingat kelanjutan suatu sistem sangat tergantung pada kemampuan beradaptasi pada lingkungan.

  Dari uraian di atas, dapat dis impulkan ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem operasi, pemilihan serta penyiapan sistem operasi (Zulian Yamit, 2003:5-6).

C. Proses Produksi 1. Definisi Proses Produksi

  Menurut Zulian Yamit (2003:123) proses produksi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna. Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa proses produksi pada hakekatnya adalah proses pengubahan (transformasi) dari bahan atau komponen (input) menjadi produk lain yang mempunyai nilai tinggi atau dalam proses terjadi penambahan nilai, seperti ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut ini.

  12

  Input Proses Transformasi Output

Mes in Proses produksi Barang atau

Bahan/komponen dengan menggunakan Jasa Energi berbagai macam Produk sampingan Disain Produk fasilitas produksi Sisa-sisa proses

Gambar 2.1 Proses Produksi Pabrik

  Sedangkan menurut Pangestu Subagyo (2000:8) menjelaskan bahwa proses produksi atau proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran yang lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya.

2. Macam-Macam Proses Produksi

  Penentuan tipe proses produksi didasarkan pada faktor- faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang diisyaratkan, peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Menurut Pangestu Subagyo (2000:9) dapat dibedakan sebagai berikut:

  a. Proses Produksi Terus- menerus Proses produksi terus-menerus atau continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan dan barang tersebut diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Urutan proses produksinya selalu sama sehingga letak mesin- mesin serta fasilitas produksi yang lain disesuaikan dengan urutan proses produksinya agar produksi berjalan lancar dan efisien.

  Proses produksi continous biasanya juga disebut proses produksi yang berfokuskan pada produk atau product focus. Karena biasanya setiap produk disediakan fasilitas produksi tersendiri yang meletaknya

  13 disesuaikan dengan urutan proses pembuatan produk itu. Arus barang dalam proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatakan sebagai line flow.

  b. Proses Produksi Terputus-putus Proses produksi terputus-putus atau intermittent digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang yang bermacam- macam, dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. Macam barang selalu berganti- ganti sehingga selalu dilakukan persiapan produksi dan penyetelan mesin kembali setiap macam barang yang dibuat berganti. Dikatakan proses produksi terputus-putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan. Oleh karena itu, tidak mungkin mengurutkan letak mesin sesuai dengan urutan proses pembuatan barang. Proses produksi terputus-putus biasanya disebut juga proses produksi yang berfokus pada proses atau process focus. Arus barang pada proses produksi ini bersifat beraneka ragam atau jumbled flow karena setiap macam barang memiliki urutan proses yang berbeda-beda.

  c. Proses Produksi Campuran Dalam kenyataannya kedua macam proses produksi di atas tidak sepenuhnya berlaku. Hal ini disebabkan macam barang yang dikerjakan memang berbeda, tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap macam agak banyak.

  14

D. Pengertian Layout

  Menurut Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gito Sudarmo (2000:127),

  layout fasilitas pabrik merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan

  fasilitas-fasilitas yang diperlukan pada peralatan-peralatan, perlengkapan- perlengkapan, mesin- mesin atau fasilitas-fasilitas produksi yang harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksinya dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minimum. pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara penempatan

  Layout

  fasilitas-fasilitas yang digunakan di dalam pabrik. Fasilitas-fasilitas itu misalnya mesin- mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil, jam dan alat-alat pengawasan (Pangestu Subagyo, 2000:79).

  Menurut Barry Render dan Jay Reizer (2001:272) berpendapat bahwa

  layout merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi

  perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Hani Handoko (2000:105) mengatakan, penentuan layout peralatan dan proses produk meliputi pengaturan letak fasilitas- fasilitas operasi termasuk mesin- mesin, personalia, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi, penanganan bahan (material

  handling ), dan semua peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan efisien.

  Adapun pendapat Zulian Yamit (2003:130) menyimpulkan bahwa pengaturan tata letak fasilitas pabrik adalah rencana pengaturan semua

  15 fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Sehingga sedikit sekali layout yang sudah ditetapkan oleh perusahaan mengalami perubahan, karena menghentikan operasi untuk merubah layout membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

E. Pengertian Perencanaan Layout

  Perencanaan layout menurut Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gito Sudarmo (2000:127) adalah pemilihan secara optimum penempatan mesin- mesin, peralatan-peralatan produksi, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas service, bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung perusahaannya. Zulian Yamit (2003:130) menyimpulkan perencanaan layout mencakup susunan atau rencana fisik dari fasilitas- fasilitas industri, termasuk ruangan yang dibutuhkan untuk perpindahan bahan, penyimpanan, tenaga kerja tidak langsung dan semua jasa atau aktivitas penduk ung lainnya, seperti personalia dan peralatan operasi.

  Apabila pengaturan tata letak fasilitas pabrik terencana secara baik, maka dapat berpengaruh terhadap efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industri. Secara normal, sekali tata letak sudah dilakukan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami perubahan, maka apabila terjadi kekeliruan dalam mengatur tata letak fasilitas pabrik akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil. Dengan demikian, desain produk yang bagus, peralatan produk yang canggih akan tidak memiliki manfaat

  16 secara optimum jika perencanaan tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara sembarangan (Zulian Yamit, 2003:130).

F. Tujuan Perencanaan Layout

  Menurut Zulian Yamit (2003:130), tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area. Secara spesifik tujuan tata letak fasilitas pabrik akan dapat memberikan manfaat-manfaat dalam sistem produksi, yaitu sebagai berikut:

  1. Meningkatkan Jumlah Produksi

  Layout yang baik akan memberikan kelancaran proses produksi,

  sehingga pada akhirnya akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, serta jam tenaga kerja dan jam kerja mesin lebih kecil.

  2. Mengurangi Waktu Tunggu

  Layout yang baik akan memberikan keseimbangan beban dan waktu

  antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan departemen yang lain, sehingga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses dan waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin lain.

  17

  3. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan Desain layout yang baik akan meminimumkan aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi sedang berlangsung, sehingga akan memberikan jarak pemindahan bahan yang minimum pula.

  4. Penghematan Penggunaan Ruangan Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara masing- masing mesin yang terlaku berlebihan akan menambah luas bangunan yang dibutuhkan. Sedangkan dengan perencanaan layout yang optimum akan menghasilkan penggunaan ruangan yang lebih efisien atau mengurangi pemborosan pemakaian ruangan.

  5. Efisiensi Penggunaan Fasilitas

  Layout yang terencana secara baik, dapat menciptakan pendayagunaan

  elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan efisien.

  6. Mempersingkat Waktu Proses Produksi Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain atau antara satu operasi dengan operasi yang lain, serta mengurangi penumpukan bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu, maka yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu operasi ke operasi lainnya akan dapat diperpendek. Jadi secara keseluruhan waktu proses produksi mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi akan dapat pula diperpendek, yang berarti mempersingkat waktu proses produksi.

  18

  7. Meningkatkan Kepuasan dan Keselamatan Kerja Pengaturan layout secara baik akan dapat menciptakan suasana ruangan dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertib dan rapi, sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih baik serta meningkatkan produktivitas kerja.

  8. Mengurangi kesimpang-siuran Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan (intersection) dari aliran proses produksi akan menyebabkan kesimpang-siuran yang akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan. Perpindahan material secara teratur dan selalu bergerak akan mengurangi kesimpang-siuran dan kemacetan di dalam aktivitas penanganan bahan. Layout yang baik akan memberikan ruangan yang cukup untuk seluruh rangkaian operasi dan proses dapat berlangsung dengan mudah dan sederhana.

  Dari uraian di atas, memberikan kejelasan bahwa perencanaan tata letak fasilitas pabrik adalah dimaksudkan untuk mengatur segala fasilitas fisik dari sistem produksi agar mendapatkan hasil yang optimum.

G. Prinsip Dasar Penyusunan Layout

  Berdasarkan tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dalam pengaturan tata letak fasilitas produksi yang secara baik, dapat disimpulkan prinsip dasar perencanaan pengaturan tata letak fasilitas pabrik menurut Zulian Yamit (2003: 132) adalah sebagai berikut:

  19

  1. Integrasi Secara Total Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu unit organisasi yang besar.

  2. Jarak Perpindahan Bahan Paling Minimum Waktu perpindahan bahan dari satu proses ke proses lainnya dalam suatu industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum mungkin.

  3. Memperlancar Aliran Kerja Sebagai kelengkapan dari prinsip jarak perpindahan bahan seminimum mungkin, prinsip memperlancar aliran kerja diusahakan untuk menghindari adanya gerakan aliran balik (back-tracking), gerakan memotong (cross movement), kemacetan (congestion). Dengan kata lain, diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi atau gangguan

  material skedul kerja.

  4. Kepuasan dan Keselamatan Kerja

  Layout yang baik apabila pada akhirnya mampu memberikan keselamatan

  dan keamanan dari orang yang bekerja di dalamnya. Jaminan keselamatan ini akan memberikan suasana kerja yang menyenangkan dan memuaskan.

  5. Fleksibilitas

  Layout yang baik dapat juga mengantisipasi perubahan-perubahan dalam

  bidang teknologi, komunikasi maupun kebutuhan konsumen. Produsen yang cepat tanggap akan perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitas

  20 pabrik diatur dengan memperhatikan prinsip fleksibilitas. Fleksibel untuk diadakan penyesuaian atau pengaturan kembali (relayout) maupun layout yang baru dapat dibuat dengan cepat dan murah.

H. Prosedur Perencanaan Layout Fasilitas Produksi

  Perencanaan tata letak fasilitas pabrik berhubungan erat dengan proses perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan pekerja di masing- masing stasiun kerja (work station). Pada dasarnya tahapan pengaturan semua fasilitas pabrik dapat dibedakan dalam dua tahap, yaitu : Tahap 1 : Mengatur tata letak mesin dan fasilitas proses produksi lainnya dalam setiap departemen.

  Tahap 2 : Mengatur tata letak departemen serta hubungannya dengan departemen yang lain dalam pabrik.

  Untuk mengatur letak mesin dan fasilitas produksi maupun letak departemen dalam pabrik, prosedur umum yang dilaksanakan sebagai langkah-langkah proses perencanaan tata letak fasilitas pabrik, baik menyangkut fasilitas produksi yang sudah ada (relayout) maupun pengaturan fasilitas produksi dari pabrik baru adalah sebagai berikut : a. Analisis produk dan proses produksi yang diperlukan.

  b. Penentuan jumlah mesin dan luar area yang dibutuhkan.

  c. Penentuan tipe layout yang dikehendaki.

  d. Penentuan aliran kerja dan bahan.

  e. Penentuan luas area untuk departemen

  21 f. Rencana secara detail layout yang dipilih.

I. Jenis-jenis Layout

  Terdapat empat dasar tipe layout yang secara umum dipakai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik menurut Franklin G. Moore dan Thomas Hendrick (1989:311), yaitu :

  1. Layout Proses Menurut Pangestu Subagyo (2000:82), layout proses (functional layout atau job lot) adalah pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada.

  Dalam layout proses ini, tipe dan karakteristik dari peralatan adalah faktor yang paling dominan dalam pengaturan letak fasilitas pabrik.

  Produk diproses dengan menggerakkannya dari satu bagian ke bagian lain menurut urutan operasi yang harus dilakukan. Layout proses dapat digambarkan sebagai suatu tipe yang menyediakan keluwesan yang besar dalam output, desain produk dan metode- metode proses pabrikasinya (Zulian Yamit, 2003:134).

  Menurut Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo (2000:129-130) layout proses biasanya dipergunakan untuk perusahaan- perusahaan yang memenuhi pesanan di mana banyak terdapat pesanan- pesanan yang berbeda baik bentuk, kualitas maupun jumlahnya. Contoh gambar dari layout proses dapat dilihat pada gambar 2.2.

  22

  Pabrik A Bagian III Barang Jadi Masukan

  Pabrik B Bagian II

  Bagian IV Bagian I Gambar 2.2 Layout Proses Sifat-sifat, kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan layout proses

  menurut Pangestu Subagyo (2000:83-84) seperti berikut ini :

  a. Sifat-sifat layout proses 1) Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah- ubah dan jumlah yang dibuat setiap macam sedikit.

  2) Mesin yang digunakan biasanya bersifat serba guna. Artinya, dapat dipakai untuk mengerjakan beberapa macam. Apabila macam barang dan cara mengerjakannya berubah, maka mesin dapat disetel sesuai dengan kebutuhan.

  3) Routing atau penentuan urut-urutan proses pembuatan barang biasanya selalu berubah- ubah. Hal ini tergantung dari macam barang yang akan dibuat. Oleh karena itu, perencanaan layout biasanya dilakukan terlebih dahulu berdasarkan prakiraan kebutuhan penggunaannya tanpa berdasarkan pada routing.

  23 4) Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel. Artinya, karyawan yang bekerja dapat mengerjakan beberapa macam barang sesuai dengan kebutuhan. 5) Banyak memerlukan instruksi kerja serta instruksi kerja harus jelas.

  6) Kualitas barang hasil produksi sangat tergantung pada keahlian karyawan yang mengerjakan.

  b. Kebaikan-kebaikan layout proses 1) Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.

  2) Investasi pada mesin- mesin dan fasilitas produksi yang lain lebih murah daripada layout garis sebab menggunakan mesin serba guna.

  c. Kelemahan-kelemahan layout proses 1) Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang yang dikerjakan selalu berganti- ganti.

  2) Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan karena macam barang yang dikerjakan berganti- ganti dan urutan prosesnya berubah-ubah. 3) Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih sulit dan simpang-siur karena arus pekerjaan selalu berubah- ubah.

  4) Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin.

  24