Analisis perbandingan untuk kerja TCP Tahoe dan TCP Newreno pada jaringan wired dan wireless
i
ANALISIS PERBANDINGAN UNTUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS
HALAMAN JUDUL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
DISUSUN OLEH :
Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy 125314073
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(2)
ii
PERFORMANCE COMPARISON OF TCP TAHOE AND TCP NEWRENO IN WIRED AND WIRELESS NETWORK
TITLE PAGE A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Department
By:
Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy 125314073
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
(3)
iii SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS
Oleh :
Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy 125314073
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing,
(4)
iv SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy
NIM : 125314073
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal . . . 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom. ... Sekretaris : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. ... Anggota : Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. ...
Yogyakarta, . . . 2017 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Dekan
(5)
v MOTTO
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah Penakut dan Bimbang. Teman
yang paling setia hanyalah Keberanian dan Keyakinan yang teguh”.
(Andrew Jackson)
“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinsipirasi,
namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak
menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”
(Ernest Newman)
“Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau
kita telah berhasil melakukannya dengan baik”
(Evelyn Underhill)
“Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa
dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah”
(6)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang sudah tertulis di dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, . . . 2017 Penulis
(7)
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy
NIM : 125314073
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun member royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, . . . 2017 Penulis
(8)
viii ABSTRAK
Transmission Control Protocol (TCP) adalah koneksi berorientasi end-to-end protokol yang mempunyai mekanisme untuk memastikan keandalan dengan meminta penerima mengakui segmen yang diterima. Jaringan yang ada tidak sempurna dan sebagian kecil dari paket hilang dalam perjalanan, baik karena kesalahan jaringan atau karena kongesti (kemacetan) dalam jaringan dan router yang menjatuhkan paket yang
dikarenakan buffer overflows. TCP mempunyai peran penting untuk bereaksi terhadap
packet loss dan mengambil tindakan untuk mengurangi kongesti. TCP menjamin kehandalan dengan memulai timer setiap kali mengirimkan segmen. Jika tidak
menerima acknowledgment dari penerima dalam interval 'time-out' maka TCP
melakukan retransmits segmen.
Pada tugas akhir ini penulis akan menguji tentang perbandingan unjuk kerja
dari Transmission Control Protocol (TCP) antara lain TCP Tahoe dan TCP NewReno
menggunakan OMNet+ + simulator. Parameter unjuk kerja jaringan yang digunakan
adalah averagethroughput, end to end delay, dan packet drop. Parameter dan skenario
yang digunakan untuk jaringan kabel adalah penggunaan kapasitas buffer yang berbeda
pada router berdasarkan topologi dan jenis trafik yang tetap pada jaringan kabel.
Sedangkan pada jaringan nirkabel adalah dengan penambahan besar link error
probability. Hasil pengujian pada kedua jaringan menunjukan bahwa TCP NewReno
lebih unggul dibandingkan dengan TCP Tahoe karena jika terjadi packet error maka
kinerja TCP Tahoe akan jelek dibandingkan dengan TCP NewReno yang mempunyai
algoritma Fast Recovery yang dapat menangani packet error.
Kata Kunci : TCP Tahoe, TCP NewReno, simulator, throughput, delay, packet drop,
(9)
ix ABSTRACT
Transmission Control Protocol (TCP) is connection-oriented end-to-end protocol has a mechanism to ensure reliability by asking the recipient acknowledges segments received. The existing network is not perfect and a small portion of the package is lost in transit, either by mistake or due to network congestion (congestion) in the network and routers are dropping packets due to buffer overflows. TCP has an important role to react to packet loss and take measures to reduce congestion. TCP ensures reliability by starting a timer each time sending the segment. If you do not receive an acknowledgment from the receiver in interval 'time-out' then do the TCP retransmits the segment.
In this thesis the author will test about the comparison of the performance of the Transmission Control Protocol (TCP), among others TCP Tahoe and TCP NewReno use OMNet ++ simulator. Parameters used the network performance is average throughput, end-to-end delay, and packet drop. The parameters and scenarios used for wiring is different buffer capacity utilization on routers based on the topology and types of traffic that remains on the cable network. While on the wireless network is with great additions link error probability. The test results showed that the tissue on both TCP NewReno superior to TCP Tahoe because in case of packet error then the performance will be worse than TCP Tahoe TCP NewReno that have Fast Recovery algorithm that can handle packet error.
Keywords : TCP Tahoe, TCP NewReno, simulator, throughput, delay, packet drop,
(10)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Perbandingan Unjuk Kerja TCP Tahoe dan TCP NewReno Pada Jaringan Wired dan Wireless”.
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan, motivasi, perhatian, semangat, kritik dan saran yang sangat penulis butuhkan, sehingga
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya,
antara lain kepada :
1. Bapak Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing
tugas akhir, yang tetap sabar membimbing penulis, meluangkan waktunya , memberi dukungan, motivasi, serta saran yang dibutuhkan penulis.
2. Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si.,M.Sc.,selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi,atas bimbingan,kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
3. Romo Dr.Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. M.A., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Akademik, atas bimbingan dan nasehat yang diberikan kepada penulis
4. Sudi Mungkasi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas
bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
5. Dr.Anastasia Rita Widiarti,M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika,atas bimbingan,kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
6. Bapak saya Adri Karmanto dan ibu saya Ida Manibuy serta adik-adik saya atas doa
dan dukungan baik moril maupun finansial serta kasih sayang yang begitu besar untukku.
7. Teman – teman Teknik Informatika angkatan 2012 yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan bantuan hingga penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Teman seperjuangan TCP (Theo, Yoppi, Eca), dan teman-teman Lab tugas akhir
Jarkom yang memberikan dukungan dan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
(11)
xi
9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara langsung dan tidak
langsung, penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan yang akan dating. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis,
(12)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ... ii
SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR...x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Metodologi Penelitian ... 3
1. Studi Literatur ... 3
2. Rancangan ... 3
3. Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data ... 3
4. Analisis Data Simulasi ... 3
5. Penarikan Kesimpulan ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Jaringan Kabel (Wired) ... 5
(13)
xiii
2.2.1 Mode Infrastruktur dan AdHoc Network ... 6
2.3 Congestion Control ... 8
2.4 TCP TAHOE ... 9
2.5 TCP NEWRENO ... 10
2.6 Manajemen Antrian ... 13
2.7 Network Simulator (OMNET+ + ) ... 14
BAB III RANCANGAN SIMULASI JARINGAN ... 15
3.1. Diagram Alur Penelitian ... 15
3.2. Penjelasan Diagram Alur Penelitian ... 18
3.3. Skenario dan Topologi Jaringan ... 19
3.4. Parameter Kinerja... 22
3.4.1. Average Throughput ... 22
3.4.2. Packet Drop ... 22
3.4.3. Delay (End to End delay) ... 22
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ... 23
4.1. Jaringan Kabel ... 23
4.1.1. Efek Buffer Size ... 23
4.1.2. Efek Buffer Size pada Throughput ... 24
4.1.3. Efek Buffer Size pada Packet Drop ... 25
4.1.4. Efek Buffer Size pada End to End Delay ... 26
4.1.5. Congestion Window (cwnd) - Kabel ... 27
4.2. Jaringan Nirkabel ... 32
4.2.1 Effect Error Probability ... 32
Tabel 4.2 Tabel hasil efek error probability pada TCP Tahoe dan NewReno ... 32
4.2.2. Efek Error Probability pada Throughput ... 32
4.2.3. Efek Error Probability pada End to End Delay ... 33
4.2.4. Efek Error Probability pada Packet Drop ... 34
4.2.5. Congestion Window (cwnd) – Nirkabel ... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
(14)
xiv
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Parameter Simulasi Jaringan Kabel ... 20
Tabel 3.2 Parameter Simulasi Jaringan Nirkabel ... 21
Tabel 4.1 Tabel hasil efek buffer size pada TCP Tahoe dan NewReno ... 23
(16)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Jaringan Nirkabel Mode Infrastruktur ... 7
Gambar 2.3 Jaringan Nirkabel Mode Ad Hoc ... 7
Gambar 2.4 Slow Start ... 9
Gambar 2.5 Congestion Avoidance ... 10
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian ... 15
Gambar 3.3 Topologi Jaringan Kabel ... 19
Gambar 3.4 Topologi Jaringan Nirkabel ... 21
Gambar 4.1 Average throughput TCP pada penambahan buffer size ... 24
Gambar 4.2 Packet drop TCP pada penambahan efek buffer size ... 25
Gambar 4.3 End to end delay TCP pada penambahan buffer size ... 26
Gambar 4.4 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada ... 27
Gambar 4.5 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada TCP NewReno.... 27
Gambar 4.6 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP Tahoe ... 28
Gambar 4.7 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP NewReno ... 28
Gambar 4.8 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP Tahoe... 29
Gambar 4.9 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP NewReno... 29
Gambar 4.10 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP Tahoe ... 30
Gambar 4.11 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP NewReno .. 30
Gambar 4.12 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP Tahoe... 31
Gambar 4.13 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP NewReno ... 31
Gambar 4.14 Average throughput TCP pada penambahan error probability ... 32
Gambar 4.15 End to End Delay TCP pada penambahan error probability ... 33
Gambar 4.16 Packet Drop TCP pada penambahan error probability ... 34
Gambar 4.17 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP Tahoe ... 35
Gambar 4.18 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP NewReno 36 Gambar 4.19 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP Tahoe ... 36
Gambar 4.20 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP NewReno 37 Gambar 4.21 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP Tahoe ... 37
Gambar 4.22 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP NewReno 38 Gambar 4.23 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP Tahoe ... 38
Gambar 4.24 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP NewReno 39 Gambar 4.25 (e). congestion window dengan error probaility 0.005% pada TCP Tahoe ... 39
(17)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perkembangan sangat pesat pada bidang teknologi akan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam menggunakan teknologi dalam media komunikasi seperti browsing, download file, mengirim serta uploud file
dan juga streaming, semua itu awalnya menggunakan teknologi jaringan kabel
(wired) tetapi sekarang kita sudah bisa memakai teknologi jaringan nirkabel (wireless). Jaringan wired merupakan jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar karena informasi atau data akan diangkut melalui
media transmisi, sedangkan pada jaringan wireless menggunakan gelombang
radio untuk transmisi data. Karena media komunikasi sekarang menggunakan teknologi transmisi pengiriman data, video, atau audio secara real time dari sender kepada receiver maka teknologi yang dimanfaatkan tersebut bisa banyak digunakan dalam berbagai kegiatan sehingga pengembangan teknologi saat ini
membutuhkan suatu unjuk kerja protokol seperti TCP (Transmission Control
Protocol).
TCP (Transmission Control Protocol) adalah suatu protokol yang berada di
lapisan transport dan merupakan connection-oriented serta memiliki koneksi
yang reliable atau handal. TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan keandalan data. Perkembangan protokol TCP dimulai dari TCP
Tahoe kemudian TCP Reno, TCP NewReno, TCP Selective Acknowledgement (SACK) dan seterusnya. TCP Tahoe merupakan TCP yang paling sederhana
dibandingan TCP NewReno yang menggunakan tiga algoritma congestion
control yaitu slow start, congestion avoidance dan fast restransmit. Sedangkan
pada TCP NewReno tetap menggunakan fase fast recovery hanya saja sudah
(18)
Didalam trafik jaringan banyak terjadi masalah yang serius apalagi pada
jaringan wireless yaitu berupa congestion atau gangguan yang menyebabkan
terjadinya kenaikan jumlah paket yang hilang. Selain itu congestion juga
menyebabkan lambatnya koneksi karena padatnya traffic di jaringan sehingga
apabila ditangani dengan baik maka akan terjadi kelumpuhan pada jaringan
tersebut. Karena masalah congestion ini sangat penting terutama pada protokol
TCP (Transport Control Protocol) maka dalam tugas akhir ini dilakukan
penelitian berkaitan dengan algoritma congestion control dengan
membandingkan 2 buah algoritma TCP yaitu TCP Tahoe dan TCP NewReno di
jaringan wired dan wireless.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, rumusan masalah yang didapatkan adalah Bagaimana Perbandingan Unjuk Kerja TCP Tahoe dan TCP NewReno pada trafik jaringan kabel dan nirkabel.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh hasil dari perbandingan unjuk kerja antara TCP Tahoe dan TCP NewReno pada jaringan kabel dan nirkabel.
1.4 Batasan Masalah
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, masalah dibatasi sebagai berikut:
1. Penulis melakukan penelitian pada TCP Tahoe dan TCP NewReno.
2. Metrik unjuk kerja yang digunakan adalah averagethroughput, delay,
dan packet loss.
3. Pengujian dilakukan menggunakan simulator Omnet++.
4. Menggunakan trafik pengganggu berupaUDP pada jaringan kabel.
5. Menggunakan link error probability berupa BER (Bit Error Rate) pada
(19)
6. Manajemen antrian yang digunakan adalah Drop tail.
7. Penelitian dilakukan pada jaringan kabel dan nirkabel.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Mengumpulkan informasi dari berbagai buku-buku atau jurnal-jurnal yang membahas tentang hal yang diperlukan dalam penelitian seperti :
a. Teori TCP Tahoe dan TCP NewReno
b. Teori averagethroughput, delay, dan packet loss.
c. Teori Omnet+ +
d. Tahap-tahap dalam membangun simulasi.
2. Rancangan
Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut:
a. Menggunakan kapasitas buffer yang berbeda pada jaringan kabel
dengan kapasitas datarate dan delay pada link tetap sama.
b. Menggunakan penambahan besar link error probability pada
jaringan nirkabel.
3. Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini simulasi dan pengumpulan di jaringan kabel dan jaringan nirkabel untuk pengamatan TCP akan menggunakan OMNet++ simulator.
4. Analisis Data Simulasi
Pada tahap ini penulis akan menganalisa hasil dari data simulasi dan melakukan pemerikasaan dari beberapa kali pengukuran untuk menghitung parameter yang akan diukur dalam penelitian ini.
(20)
5. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan saran didasarkan pada
performance metric yang didapat dari proses simulasi dan analisis yang telah dilakukan.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab dengan susunan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi latar belakang yang mendasari penulisan Tugas Akhir, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, metodologi penelitian dan sistematika penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang menjadi landasan pada judul/topik Tugas Akhir
BAB III PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Bab ini berisi tentang rancangan simulasi jaringan yang akan dijalankan serta parameter-parameter yang akan digunakan dalam penelitian.
BAB IV ANALISA HASIL PENGAMBILAN DATA
Bab ini berisi pelaksanaan simulasi dan analisis data hasil simulasi jaringan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisis dan juga saran untuk penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya
(21)
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1Jaringan Kabel (Wired)
Jaringan kabel merupakan tipe jaringan yang dikembangkan pertama kali untuk membantu aktivitas transmisi data. Jaringan kabel melibatkan penggunaan beberapa router ataupun switch, kabel ethernet dan juga konektor untuk menghubungkan antar komputer. Jaringan kabel sendiri memiliki beberapa karakteristik seperti di bawah ini :
a. Bandwidth pada jaringan kabel tidak terbatas sehingga transfer data melalui kabel memiliki kecepatan yang tinggi.
b. Sangat minim akan gangguan karena transmisi menggunakan kabel tidak terpengaruh oleh interferensi
Dalam penggunaannya, kabel jaringan memiliki beberapa tipe yang disesuaikan dengan kebutuhan jaringan tertentu. Setiap tipe kabel ini memiliki karakteristik tersendiri seperti besar bandwidth dan kecepatan yang kemudian akan mempengaruhi proses transmisi yang dilakukan.
2.2Jaringan Nirkabel (Wireless)
Jaringan wireless adalah jaringan dengan menggunakan teknologi
nirkabel, dalam hal ini adalah hubungan telekomunikasi suara maupun data dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Teknologi nirkabel ini lebih sering disingkat dengan istilah jaringan wireless.
Teknologi wireless juga dapat digunakan untuk komunikasi, dikenal dengan
istilah wireless communication atau transfer informasi secara jarak jauh tanpa
keribetan penggunaan kabel, misalnya telepon seluler, jaringan komputer wireless
dan satelit. Adapun pengertian lainnya adalah sekumpulan standar yang digunakan
untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang
didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Terdapat tiga varian terhadap standard
(22)
802.11. ketiga standard tersebut biasa di singkat 802.11a/b/g. Versi Wireless LAN 802.11b memilik kemampuan transfer data kecepatan tinggi hingga 11Mbps pada band frekuensi 2,4 Ghz. Versi berikutnya 802.11a, untuk transfer data kecepatan tinggi hingga 54 Mbps pada frekuensi 5 Ghz. Sedangkan 802.11g berkecepatan 54 Mbps dengan frekuensi 2,4 Ghz. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, telepon seluler, dan peralatan radio lainnnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan kompuer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini yang akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.
Mode jaringan Wireless Local Area Network terdiri dari dua jenis yaitu
mode Ad-Hoc dan mode infrastruktur. Sebenarnya jaringan Wireless LAN hampir
sama dengan jaringan kabel LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan kanal frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari piranti wireless, itu yang membedakan jaringan kabel LAN dengan wireless LAN.
2.2.1 Mode Infrastruktur dan AdHoc Network
Jaringan wireless biasanya terdiri dari dua model yaitu fixed dan mobile. Jaringan fixed wireless tidak mendukung mobilitas dan kebanyakan adalah point to point, seperti microwave network dan geostationary satellite network. Lain halnya dengan jaringan mobile wireless yang sangat dibutuhkan oleh pengguna yang bergerak. Jaringan mobile dibagi dalam dua kategori utama yaitu jaringan yang memiliki infrastruktur dan jaringan yang tidak memiliki infrastruktur atau yang biasa disebut dengan Ad Hoc. Pada mode infrastruktur, tiap node mengirim dan menerima data melalui sebuah konsentrator, dalam WLAN, konsentrator biasa berupa access point, sedangkan pada komunikasi telepon selular
(23)
biasaya digunakan BTS, dimana dalam hal ini BTS adalah media perantara antara telepon genggam satu dengan lainnya.
Pada gambar 2.2 berikut ini diperlihatkan topologi sederhana dari jaringan wireless dengan mode infrastrktur pada WLAN.
Gambar 2.1 Jaringan Nirkabel Mode Infrastruktur
Sedangkan pada pada model Ad Hoc yang biasa dikenal sebagai jaringan peer- to-peer, setiap node dilengkapi dengan wireless adapter yang mengirim dan menerima data, ke dan dari node lain secara langsung seperti pada gambar dibawah ini merupakan sebuah contoh sederhana topologi jaringan Ad Hoc yang terdiri dari 3 node.
(24)
2.3 Congestion Control
Congestion terjadi karena adanya penggunaan kapasitas jaringan yang
melebihi kapasitas yang tersedia, hal ini terjadi ketika bufferantrian pada router
mengalami overload. Dengan penuhnya buffer antrian maka paket yang datang
ketika terjadi congestion akan di drop dan menyebabkan turunnya nilai dari
throughputdan juga delay yang tidak terprediksi.
Mekanisme yang digunakan untuk mengatasi masalah congestion ini
adalah sebagai berikut : 1. Congestion Avoidance
Congestion Avoidance merupakan mekanisme yang digunakan untuk
mencegah terjadinya congestion. Congestion Avoidance pada TCP
menggunakan packet loss sebagai indikator adanya congestion, di sisi lain
ada juga yang menggunakan perhitungan RTT sebagai indikator terjadinya congestion.
2. Congestion Control
Congestion control merupakan mekanisme yang digunakan ketika congestion telah terjadi. Congestion control sendiri diimplemetasikan melalui dua sisi yaitu:
a. Congestion control pada host ujung di jaringan yang berpusat pada protokol transport (TCP).
b. Congestion control yang terjadi pada router di jaringan (mekanisme antrian).
Meskipun sudah diimplementasikan dan berjalan, Congestion
control masih memiliki tantangan tersendiri. Dengan adanya pengiriman paket dari berbagai sisi host dan dengan waktu yang tidak teratur maka perubahan (seperti pengaturan kecepatan pengiriman paket) yang dilakukan
melalui congestion control dalam penyesuaian dengan kapasitas jaringan
(25)
2.4 TCP TAHOE
TCP Tahoe merupakan algortitma algoritma yang paling sederhana dari TCP varian lainnya. TCP Tahoe didasarkan pada tiga algoritma kongesti kontrol,
yaitu slow start (SS), congestion avoidance (CA)dan fast retransmit. Tahoe tidak
menggunakan algoritma fast recovery. Pada fase congestion avoidance, Tahoe
memperlakukan duplikat tiga ACK sama dengan time-out. Ketika duplikat tiga
ACK diterima, Tahoe akan menggunakan fast retransmit, menurunkan nilai
Congestion Window menjadi satu, dan mulai masuk ke fase slow start.
2.4.1 Slow-Start
Slow-start merupakan fase di mana TCP mencari tahu tentang kapasitas jaringan yang ada. Pertama TCP akan mengirimkan 1 paket dan
menunggu ACK yang datang, jumlah paket akan terus ditingkatkan dari 1
paket, lalu 2 paket, lalu 4 paket dan seterusnya naik secara eksponensial. Kenaikan secara eksponensial ini akan berhenti ketika terdeteksi adanya packet loss dengan tidak diterimanya ACK, pada titik ini berarti kenaikan
CWND sudah mencapai titik ssthreshold. Setelah mencapai titik
ssthreshold inilah kenaikan akan berubah menjadi kenaikan secara linier. .
(26)
2.4.2 Congestion Avoidance
Merupakan fase di mana TCP berusaha menghindari congestion.
Dalam fase ini, CWND akan naik secara linear (bertambah 1) dan ketika
terjadi 3 duplikasi ACK maka nilai sstreshold akan diturunkan setengah
nilai CWND dan nilai CWND sendiri diturunkan sebesar nilai sstreshold.
Gambar 2.4 Congestion Avoidance
2.4.3 F ast Retransmit
Pada fase ini terjadi retransmisi pada paket yang hilang. Ketika menerima 3 duplikasi ACK maka akan dilakukan retransmisi pada paket
yang hilang dengan menurunkan nilai congestion window menjadi 1 dan
mulai masuk ke fase slow start.
2.5 TCP NEWRENO
TCP NewReno merupakan pengembangan dari TCP Reno. Sama seperti
TCP Reno, TCP NewReno juga mempertahankan prinsip dasar dari TCP Reno
seperti, sloswstart, congestion avoidance, fast retransmit dan fast recovery. TCP NewReno membuang fase slow start pada saat mendeteksi kongesti melalui diterimanya 3 duplikasi ACK. Untuk selanjutnya proses ini disebut dengan nama fast recovery. Pada saat pengirim menerima 3 duplikasi ACK maka nilai
(27)
threshold akan diturunkan menjadi setengah dari nilai congestion window saat
sebelum terjadi kongesti, dan nilai congestion window ditetapkan sama dengan
nilai threshold dan selanjutnya kecepatan pengiriman data akan meningkat secara
linier.
2.5.1 Slow-Start
Slow start merupakan fase pertama dari TCP NewReno yang bertujuan untuk mengirim paket dijaringan dengan cepat. Dalam fase slow start, TCP NewReno akan memulai dengan mengirimkan 1 paket dan menunggu ACK yang datang, jumlah paket akan terus ditingkatkan dari 1 paket, lalu 2 paket, 4 paket dan seterusnya naik secara eksponensial. Kenaikan secara eksponensial ini akan berhenti ketika
terdeteksi adanya packet drop dengan tidak diterimanya ACK, pada titik
ini kenaikan congestion window sudah mencapai titik ssthreshold.
Setelah mencapai titik ssthreshold kenaikan akan berubah menjadi
kenaikan secara linear.
2.5.2 Congestion Avoidance
Congestion avoidance adalah fase kedua setalah Slow-Start. Congestion avoidance merupakan fase di mana TCP berusaha
menghindari congestion. Dalam fase ini, congestion window akan naik
secara linear (bertambah 1). Ketika TCP menerima 3 duplikasi ACK,
maka hal ini akan menurunkan nilai congestion window setengah dari
nilai ssthreshold.
2.5.3 F ast Retransmit
Fast Retransmit adalah fase ketiga setelah Congestion Avoidance. Fast Retransmit merupakan peningkatan terhadap TCP dalam rangka mengurangi waktu tunggu oleh pengirim sebelum
(28)
waktu untuk mengetahui segmen yang hilang. Jika acknowledgement
tidak diterima untuk packet tertentu dalam jangka waktu tertentu, maka
pengirim akan menggangap paket tersebut hilang dalam jaringan dan
akan dilakukan retransmit untuk segmen yang hilang. Duplikat
acknowledgement merupakan dasar mekanisme fast retransmit, yang akan bekerja sebagai berikut : setelah menerima paket (misal paket
dengan sequence number 1), maka penerima akan mengirimkan
acknowledgment dengan menambahkan 1 pada paket yang diterima
(yaitu sequence number2), yang berarti bahwa penerima sudah
menerima paket dengan sequence number 1 dan mengharapakan paket
dengan sequence number 2.
Kemudian diasumsikan bahwa paket berikutnya hilang.
Sementara itu, penerima tetap menerima paket dengan sequence number
3 dan 4. Setalah menerima paket dengan sequence number 3, penerima
tetap mengirimkan acknowledgement, tetapi hanya mengirimkan paket
dengan sequence number 2. Ketika penerima menerima paket dengan
sequence number 5, penerima tetap mengirimkan acknowledgement
dengan sequence number 2. Karena pengirim menerima
acknowledgement dengan sequence number 2 lebih dari satu (3 duplikat acknowledgement dengan sequence number 2), maka paket dengan sequence number 2 telah hilang, sehingga pengirim akan melakukan retransmit paket tersebut.
2.5.4 F ast Recovery
Tujuan dari fase fast recovery adalah menjaga throughput agar
tetap tinggi saat terjadi congestion. Di fase ini, ketika menerima 3
duplikat ACK akan melakukan fast retransmission yang dilanjutkan
dengan fase fast recovery, TCP tidak masuk ke fase slowstart,
melainkan masuk pada fase congestion avoidance. Pada fase ini, TCP
(29)
TCP NewReno mampu menangani multiple packet error. Jika didalam window terdapat hanya single error, kedua TCP akan melakukan fase fast retransmit dilanjutkan ke fase fast recovery.
2.6 Manajemen Antrian
Meskipun jaringan kabel hampir tidak memiliki gangguan, tetapi yang
menjadi masalah tersendiri adalah kemampuan routersebagai penghubung antar
network jaringan. Salah satu yang dihadapi oleh router dengan adanya paket besar yang datang melalui kabel menyebabkan antrian yang besar dan kapasitas
buffer router akan mengalami kendala. Ketika terjadi packet flooding yang besar
maka buffer pada router akan penuh sehingga menimbulkan adanya packet loss.
Packet lossyang terjadi ini juga dipengaruhi oleh algoritma manajemen antrian
yang berupa Drop Tail atau RED (Random Early Detect).
Manajemen antrian droptail dapat disebut sebagai algoritma manajemen
antrian yang paling sederhana dan merupakan manajemen antrian yang bersifat pasif. Antrian droptail memiliki cara kerja yaitu paket yang datang terlebih dahulu akan keluar terlebih dahulu maksudnya adalah paket yang dating terlebih dahulu akan masuk ke ruang antrian akan diproses dan ditransmisikan, tetapi ketika ruang antrian penuh maka paket yang dating akan dibuang. Adanya paket
yang dibuang ini menyebabkan koneksi TCP yang terhubung dengan link ini
akan dipaksa untuk melakukan slow-start ataupun fast recovery.
Sedangkan random early detection merupakan sebuah manajemen
antrian yang bekerja dengan tidak menunggu paket yang akan dibuang saat ruang
antrian penuh. Manajemen antrian random early detection mempunyai 2
penghitungan yang dipakai yaitu yang pertama untuk menghitung rata-rata
antrian dalam buffer dan yang kedua untuk menentukan seberapa besar
probabilitas sebuah paket yang telah ditandai untuk dibuang. Dalam melakukan
penghitungan berapa moving average pada ruang antrian, random early detection
(30)
Dengan hasil dari penghitungan moving average tersebut, kita bias menggunakannya untuk menghitung probabilitas paket yang akan dibuang. Jadi
sebenarnya cara kerja manajemen antrian random early detection adalah ketika
moving average dibawah minthreshold maka semua paket yang masuk tidak
ditandai. Apabila moving average diantara minthreshold dan maxthreshold maka
semua paket yang masuk akan ditandai. Kemudian dari paket-paket yang telah
ditandai tersebut akan dibuang secara acak dan apabila moving average diatas
batas maxthreshold maka semua paket yang dating dibuang.
2.7 Network Simulator (OMNET++)
Omnet++ atau omnetpp adalah network simulation software
discrete-event yang bersifat open source (sumber code terbuka).Discreate-event berarti simulasinya bertindak atas kejadian langsung didalam event . Secara analitis,
jaringan komputer adalah sebuah rangkaian discrete-event. Komputer akan
membuat sesi memulai, sesi mengirim dan sesi menutup. OMNet++ bersifat object-oriented berarti setiap peristiwa yang terjadi di dalam simulator ini berhubungan dengan objek-objek tertentu.OMNet++ juga menyediakan infrastruktur dan tools untuk memrogram simulasi sendiri. Pemrograman
OMNet++ bersifat object-oriented dan bersifat hirarki. Objek-objek yang besar
dibuat dengan cara menyusun objek-objek yang lebih kecil.
Objek yang paling kecil disebut simple module, akan memutuskan algoritma yang akan digunakan dalam simulasi tersebut.Omnet++ menyediakan arsitektur komponen untuk pemodelan simulasi. Komponen (modul)
menggunakan bahasa programing C++ yang berekstensi “.h” dan “.cc”.
Omnet++ memiliki dukungan GUI (Graphical User Interface) yang
luas, karena arsitektur yang modular, simulasi kernel yang dapat di compile dengan mudah disistem. Omnet juga mendukung beberapa framework misalnya Inet dan Inetmanet, framework tersebut yang akan membantu user untuk mampu mengembangkan sebuah simulasi jaringan.
(31)
BAB III
RANCANGAN SIMULASI JARINGAN
3.1. Diagram Alur Penelitian
Mulai
Menentukan Parameter Simulasi
Menentukan Topologi
Menentukan Skenario Simulasi
Pembuatan Skrip dan Menjalankan Simulasi
Berfungsi
Data Hasil Simulasi
Pengolahan Data
Analisis
Selesai Tidak
Ya
(32)
3.2. Penjelasan Diagram Alur Penelitian
Menentukan Topologi
Pertama kali yang harus dilakukan penulis pada penelitian ini adalah dengan menentukan topologi simulasi. Topologi yang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan pengujian. Topologi yang akan dibuat ada 2 yaitu pada
jaringan kabel dan nirkabel. Disini penulis menggunakan topologi dumb-bell.
Menentukan Parameter Simulasi
Selanjutnya penulis akan menentukan parameter yang dipakai untuk simulasi. Parameter yang dipakai haruslah sesuai dan mendukung dengan penelitian dari topik yang diangkat. Disini penulis memakai parameter throughput, end to end delay dan packet drop.
Menentukan Skenario Simulasi
Dalam menentukan skenario disini penulis membandingkan antara skenario pada jaringan kabel dan jaringan nirkabel dengan begitu akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Penulis menentukan skenario pada jaringan
kabel dengan penambahan ukuran ruang antrian (buffer size) sedangkan pada
jaringan nirkabel dengan penambahan besar link error probability.
Pembuatan Script dan Menjalankan Simulasi
Setelah menentukan skenario simulasi maka tahap selanjutnya adalah
membuat script yang dibutuhkan untuk skenario pada jaringan kabel dan
nirkabel yang sudah dibuat sebelumnya kemudian jalankan simulasi tersebut.
Disini penulis menggunakan simulator OMNet+ + untuk menjalankan
simulasinya dengan membuat topologi dan script masing-masing pada jaringan
kabel dan nirkabel.
Pengolahan Data
Jika pembuatan topologi dan script sudah jadi maka simulator siap di
jalankan. Ketika sudah selesai menjalankan simulator maka akan diperoleh data-data mentah yang akan disaring sesuai dengan parameter yang sudah
ditentukan dan diambil nilainya seperti average throughput, end to end delay,
(33)
Analisis Data
Hal terakhir yang akan dilakukan penulis adalah melakukan analisis data dari hasil menjalankan simulasi. Data sudah diambil dari simulasi kemudian bisa dianalisis dengan membuatnya menjadi gambar grafik ataupun tabel.
3.3. Skenario dan Topologi Jaringan
Simulasi ini terdiri dari satu skenario masing-masing pada jaringan yang berbeda yaitu pada jaringan kabel menggunakan buffer size dan pada jaringan
nirkabel menggunakan link error probability.
3.3.1 Skenario Jaringan Kabel : Efek buffer size
Pada skenario di jaringan kabel kita akan melihat kinerja TCP Tahoe
dan NewReno dalam mengirim paket dari host source sampai ke destination
dengan memainkan buffer size dan juga diganggu aliran data UDP
menggunakan topologi Dumbbell.Pada skenario ini dilakukan penambahan
buffer size dari kecil hingga besar yaitu dari 10 paket sampai 50 paket dengan model antrian droptail di setiap router kemudian hasil data dari simulasi akan ditampilkan dalam suatu tabel dan grafik.
a. Topologi Jaringan Kabel
(34)
b. Parameter Simulasi Jaringan Kabel
Tabel 3.1 Parameter Simulasi Jaringan Kabel Parameter Simulasi
Waktu simulasi 200s
Jumlah host 4
Traffic source TCP vs UDP
Koneksi TCP & UDP 1
TCP packet size 1024 byte
UDP VoIP talk packet size 2048 byte
Datarate Access Link 10Mbps / 2ms
Datarate Bottleneck Link 10Mbps / 2ms
Queue Type DropTail
Buffer size 10, 20, 30, 40, 50 packet
3.3.2 Skenario Jaringan Nirkabel : Efek link error probability
Pada skenario di jaringan nirkabel kita akan melihat kinerja TCP Tahoe dan NewReno dalam mengirim paket pada jaringan yang memiliki link error. Dengan memainkan gangguan error probability berupa bit error rate dan juga diganggu aliran data UDP menggunakan jaringan infrastructure yang bisa dilihat pada gambar 3.4. Penambahan error probability menggunakan bit error rate dari 0.0001 sampai 0.00005 dengan
model antrian droptail kemudian hasil data dari simulasi akan ditampilkan
dalam suatu tabel dan grafik.
(35)
a. Topologi Jaringan Nirkabel
Gambar 3.3 Topologi Jaringan Nirkabel
b. Parameter Simulasi Jaringan Nirkabel Tabel 3.2 Parameter Simulasi Jaringan Nirkabel
Parameter Simulasi
Waktu simulasi 200s
Jumlah host 4
Traffic source TCP vs UDP
Koneksi TCP & UDP 1
TCP packet size 1024 byte
UDP talk packet size 2048 byte
Datarate Access Link 10Mbps / 2ms
Bit Rate 1Mbps
Queue Type DropTail
(36)
3.4. Parameter Kinerja
Didalam penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan 3 parameter pada kedua jaringan yaitu kabel dan nirkabel, antara lain :
3.4.1. Average Throughput
Throughput merupakan jumlah bit data per satuan waktu yang dikirim ke suatu destinasi melalui jaringan. Semakin besar nilai throughput
maka akan semakin baik. Kualitas protokol transport dapat terlihat melalui
besarnya throughput yang dihasilkan. Hal tersebut dapat menjadi tolak ukur
performansi protokol transport yang diuji.
Berikut adalah rumus untuk menghitung throughput :
Throughput = � �� � � � �� � ��� � ���� � � �
3.4.2. Packet Drop
Packet drop merupakan suatu kegagalan pada satu atau lebih paket yang sudah ditransmisikan untuk mencapai destinasi sehingga paket tersebut
dibuang (drop). Semakin tinggi packet drop menunjukkan suatu keadaan
jaringan yang memiliki masalah. Packet drop sendiri terjadi karena buffer
overflow (congestion) dan juga bit error (pada jaringan wireless).
3.4.3. Delay (End to End delay)
End to End delay merupakan waktu yang ditempuh oleh paket dari
ketika paket itu dikirim hingga mencapai destinasi. Nilai delay dapat
dipengaruhi oleh cara kerja dari protokol transport, sehingga nilai delay
dapat dijadikan parameter pembeda antar protokol transport. Rumus end to
end delay adalah sebagai berikut :
(37)
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk mengetahui hasil dari penelitian perbandingan unjuk kerja TCP Tahoe dan TCP NewReno pada jaringan kabel dan jaringan nirkabel maka dilakukanlah skenario simulasi jaringan yang telah direncanakan pada Bab 3.
4.1. Jaringan Kabel
4.1.1. Efek Buffer Size
Tabel 4.1 Tabel hasil efek buffer size pada TCP Tahoe dan NewReno Buffer
Size
Average Troughput Packet Drop End to End Delay
Tahoe NewReno Tahoe NewReno Tahoe NewReno
10 paket 99659.36 151401 645 1370 0.011672 0.014402
20 paket 104924.2 161901.8 480 1222 0.012924 0.015702
30 paket 109021.8 163686.6 374 1106 0.014169 0.018813
40 paket 133541.8 174962.6 373 601 0.016877 0.020379
(38)
4.1.2. Efek Buffer Size pada Throughput
Gambar 4.1 Average throughput TCP pada penambahan buffer size
Pada gambar 4.1 Penambahan buffer size akan menaikkan
throughput dari kedua protokol TCP Tahoe dan NewReno tetapi hanya
sampai pada pemberian efek buffer size dengan nilai 50. Hal ini disebabkan
karena semakin besar buffer size atau ukuran ruang antrian yang diberikan
maka akan semakin banyak paket yang bisa dikirim dan diterima pada
ruang antrian dengan begitu pada sisi throughput akan mengalami
peningkatan. Dilihat dari gambar 4.1 bisa diketahui bahwa TCP NewReno
menunjukan data yang lebih unggul dari TCP Tahoe, hal ini disebabkan
oleh perbedaan penanganan packet error pada kedua protokol karena pada
TCP NewReno bisa menangani lebih banyak packet error pada fase fast recovery bila dibandingkan dengan TCP Tahoe yang ketika menerima satu packet error maka akan langsung jatuh karena TCP Tahoe tidak memiliki fase fast recovery.
0 50000 100000 150000 200000
1 0 2 0 3 0 4 0 5 0
T H R O U G H P U T ( BI T /S )
BUFFER SIZE (PACKETS)
AV E R AG E T H R O U G H P U T
(39)
4.1.3. Efek Buffer Size pada Packet Drop
Gambar 4.2 Packet drop TCP pada penambahan efek buffer size
Pada gambar 4.2 Penambahan buffer size menyebabkan jumlah packet
drop dalam jaringan semakin turun pada masing-masing protokol yaitu
TCP Tahoe dan NewReno. Penurunan jumlah packet drop disebabkan oleh
penambahan kapasitas ruang antrian yang semakin besar, karena buffer size
yang besar akan memiliki ruang yang besar untuk menampung lebih
banyak paket, karakteristik TCP NewReno yang mengirim paket dalam
jumlah yang besar itu membutuhkan buffer size yang cukup besar untuk
menampung paket yang dikirim, jadi semakin buffer size berukuran besar
maka semakin banyak paket yang bisa ditampung sehingga packet drop
semakin sedikit, begitupun sebaliknya jika buffer size berukuran kecil
maka semakin banyak packet drop yang ada.
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
1 0 2 0 3 0 4 0 5 0
D RO P ( P A C K E T S )
BUFFER SIZE (PACKETS)
PAC K E T D R O P
(40)
4.1.4. Efek Buffer Size pada End to End Delay
Gambar 4.3 End to end delay TCP pada penambahan buffer size .
Pada gambar 4.3 Penambahan buffer size menyebabkan
meningkatnya end-to -end delay pada kedua protokol TCP Tahoe maupun
NewReno. Meningkatnya delay dikarenakan paket yang diterima pada
ruang antrian semakin banyak dengan menambahkan kapasitas buffer size
yang semakin besar sehingga antrian pada router akan semakin panjang
serta paket yang dilayani juga akan semakin lama terkirim. Karena inilah
maka waktu antrian menjadi lebih panjang dan akhirnya end-to-end delay
yang ada akan menjadi semakin besar atau meningkat. 0
0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03
1 0 2 0 3 0 4 0 5 0
D
E
LA
Y
(
S
)
BUFFER SIZE (PACKETS)
E N D TO E N D D E L AY
(41)
4.1.5. Congestion Window (cwnd) - Kabel
Gambar 4.4 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada TCP Tahoe
Gambar 4.5 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada TCP NewReno
(42)
Gambar 4.6 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP Tahoe
Gambar 4.7 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP NewReno
(43)
Gambar 4.8 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP Tahoe
Gambar 4.9 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP NewReno
(44)
Gambar 4.10 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP Tahoe
Gambar 4.11 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP NewReno
(45)
Gambar 4.12 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP Tahoe
Gambar 4.13 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP NewReno
(46)
4.2. Jaringan Nirkabel
4.2.1 Effect Error Probability
Tabel 4.2 Tabel hasil efek error probability pada TCP Tahoe dan NewReno Bit Error
Rate
Average Troughput Packet Drop End to End Delay
Tahoe NewReno Tahoe NewReno Tahoe NewReno
0.001 % 378470.4 426085.4 2211 2659 0.039819 0.046466
0.002 % 334881.3 376165.8 1159 1358 0.029248 0.03504
0.003 % 252594.2 289567.4 800 969 0.016624 0.020433
0.004 % 235757.7 246868.8 279 379 0.014396 0.015396
0.005 % 222623.7 222623.7 357 357 0.013563 0.013563
4.2.2. Efek Error Probability pada Throughput
Gambar 4.14 Average throughput TCP pada penambahan error probability 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000
0 . 0 0 1 0 . 0 0 2 0 . 0 0 3 0 . 0 0 4 0 . 0 0 5
T H R O U G H P U T ( BI T /S )
ERROR PROBABILITY (%)
AV E R AG E T H R O U G H P U T
(47)
Pada gambar 4.14 Penambahan link error probability akan
menurunkan throughput dari kedua protokol karena semakin banyak paket
yang hilang akan menyebabkan protokol TCP sering jatuh menyebabkan jumlah paket yang dikirimkan hanya berjumlah kecil sehingga nilai throughput menjadi semakin kecil. Meskipun sama-sama mengalami
penurunan throughput, nilai throughput yang didapatkan oleh TCP
NewReno lebih besar dibandingkan throughput TCP Tahoe. Hal tersebut
karena cara kerja TCP Tahoe yang sangat terpengaruh oleh adanya packet
drop menyebabkan TCP Tahoe sering jatuh yang kemudian mengakibatkan jumlah data yang dikirim hanya dalam jumlah yang kecil
dan nilai throughput menjadi kecil, sedangkan TCP NewReno yang tidak
terlalu terpengaruh oleh adanya packet drop akan mendapatkan hasil yang
sebaliknya.
4.2.3. Efek Error Probability pada End to End Delay
Gambar 4.15 End to End Delay TCP pada penambahan error probability 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
0 . 0 0 1 0 . 0 0 2 0 . 0 0 3 0 . 0 0 4 0 . 0 0 5
D
E
LA
Y
(
S
)
ERROR PROBABILITY (%)
E N D TO E N D D E L AY
(48)
Pada gambar 4.15 Penambahan error probability menyebabkan
paket yang di dropsemakin turun pada kedua protokol TCP karena semakin
besar error rate yang terjadi menyebabkan TCP menjadi semakin sering
jatuh dan harus memulai dari awal (slow start) yang kemudian
menyebabkan paket yang dikirim sangat kecil sehingga antrian yang terjadi
pada buffer menjadi lebih kecil dan berdampak pada nilai delay yang
semakin kecil. Dapat dilihat bahwa end-to-end delay pada TCP NewReno
lebih besar daripada TCP Tahoe, hal tersebut dikarenakan dampak paket
yang didrop terhadap TCP NewReno tidak sebesar TCP Tahoe. Pada TCP
NewReno tidak mudah jatuh jika terjadi paket yang didrop sehingga TCP NewReno dapat mengirimkan paket yang lebih banyak, dengan banyaknya paket yang dikirim tersebut menyebabkan antrian yang lebih panjang
sehingga nilai end-to-end delay menjadi lebih besar.
4.2.4. Efek Error Probability pada Packet Drop
Gambar 4.16 Packet Drop TCP pada penambahan error probability 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
0 . 0 0 1 0 . 0 0 2 0 . 0 0 3 0 . 0 0 4 0 . 0 0 5
D RO P ( P A C K E T S )
ERROR PROBABILITY (%)
PAC K E T D R O P
(49)
Pada gambar 4.16 Penambahan error probability menyebabkan
drop semakin turun pada kedua protokol karena semakin besar error rate
yang terjadi menyebabkan TCP menjadi semakin sering jatuh dan harus
memulai dari awal (slow start) yang kemudian menyebabkan paket yang
dikirim sangat kecil sehingga paket yang di drop akan semakin kecil. Dapat
dilihat bahwa packet drop pada TCP NewReno lebih besar daripada TCP
Tahoe, hal tersebut dikarenakan dampak paket yang didrop terhadap TCP NewReno tidak sebesar TCP Tahoe. Pada TCP NewReno tidak mudah jatuh
jika terjadi paket yang didrop sehingga TCP NewReno dapat mengirimkan
paket yang lebih banyak, dengan banyaknya paket yang dikirim tersebut maka paket hilang yang terjadi lebih besar.
4.2.5. Congestion Window (cwnd) – Nirkabel
Gambar 4.17 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP Tahoe
(50)
Gambar 4.18 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP NewReno
Gambar 4.19 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP Tahoe
(51)
Gambar 4.20 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP NewReno
Gambar 4.21 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP Tahoe
(52)
Gambar 4.22 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP NewReno
Gambar 4.23 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP Tahoe
(53)
Gambar 4.24 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP NewReno
Gambar 4.25 (e). congestion window dengan error probaility 0.005% pada TCP Tahoe
(54)
Gambar 4.26 (e). congestion window dengan error probaility 0.005% pada TCP NewReno
(55)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan
Dari hasil pengujian simulasi serta analisis yang telah dilakukan penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Di jaringan kabel dengan skenario buffer size yang sudah dilakukan dalam
simulasi jaringan diketahui bahwa pada sisi throughput perbandingan TCP
Tahoe dan NewReno sama-sama memiliki peningkatan sedangkan pada sisi packet drop memiliki keadaan yang baik dimana jumlah packet drop
semakin sedikit dan juga pada sisi end-to-end delay menunjukan tingkat
delay yang tinggi seiring dengan semakin besarnya buffer size yang diberikan.
2. Di jaringan nirkabel dengan scenario link error probability yang sudah
dilakukan dalam simulasi jaringan diketahui bahwa pada sisi throughput
perbandingan TCP Tahoe dan NewReno sama-sama mengalami penurunan,
begitu juga pada sisi packet drop dan end-to-end delay yang juga semakin
turun seiring dengan penambahan link error rate pada yang semakin besar.
3. Secara keseluruhan pada skenario efek buffer size dan link error probability
di jaringan kabel dan nirkabel, TCP NewReno lebih unggul pada sisi throughput, packet drop dan juga end-to-end delay karena kinerja TCP NewReno yang dapat menangani packet error lebih bagus dibandingkan
dengan TCP Tahoe yang tidak memiliki fase fast recovery yang ketika
menerima packet error akan langsung jatuh dan memulai ke fase slow start.
5.2.Saran
a. Untuk penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan
pengujian terhadap unjuk kerja TCP variant pada jaringan adhoc wireless
b. Penelitian lain yang dapat dilakukan yaitu pengujian pada jaringan
infracstructure dengan efek RED Queue Management terhadap unjuk kerja TCP variant.
(56)
DAFTAR PUSTAKA
ii. Performance evaluation of tcp vegas versus different TCP Variants in Homogeneous and Heterogeneous Network by Using Network Simulator 2
Tersedia di :
http://www.ijens.org/Vol%2011%20I%2003/1111403-5656%20IJECS-IJENS.pdf.[Accessed 03 Maret 2016]
iii. A Comparative Analysis of TCP Tahoe, Reno, New-Reno, SACK and Vegas
Tersedia di :
http://inst.eecs.berkeley.edu/~ee122/fa05/projects/Project2/SACKRENEVEGAS
.pdf. [Accessed 04 Maret 2016]
iv. Performance Analysis of TCP variants in Wired and Wireless scenario
Tersedia di :
https://www.researchgate.net/publication/269106777_Performance_Analysis_of
_TCP_variants_in_Wired_and_Wireless_scenario. [Accessed 05 Maret 2016]
v. Wired and Wireless Computer Network Performance Evaluation Using OMNeT+ + Simulation Environment. Tersedia di :
http://ijrect.com/wp-content/themes/vantage/vol1issue2/dhobale.pdf.[Accessed 24 Maret 2016]
vi. Selective-TCP For Wired/Wireless Network. Tersedia di :
http://www.ensc.sfu.ca/~ljilja/cnl/pdf/rajashree_thesis.pdf. [Accessed 24 Maret
2016]
vii. Analisis Perbandingan Unjuk Kerja Algoritma Congestion Control Pada TCP
Tahoe, Reno dan SACK (Selective Acknowledgment). Tersedia di : http://ppta.stikom.edu/upload/upload/file/0941020007909410200079Makalah(3).
pdf.[Accessed 26 Maret 2016]
viii. Effect of High Error Rate on the Behaviour of TCP Variants Using Realistic Error
Model in Cellular Mobile Environment. Tersedia di :
http://www.ijetae.com/files/Volume3Issue2/IJETAE_0213_05.pdf. [Accessed 27 Maret 2016]
(57)
LAMPIRAN
A. Jaringan Kabel (Wired)
1. NED Files
package kabel;
import inet.networklayer.configurator.ipv4.IPv4NetworkConfigurator;
import inet.node.inet.Router;
import inet.node.inet.StandardHost;
import ned.DatarateChannel;
//
// TODO documentation //
network KabelCongestion {
@display("bgb=595,293,white");
submodules:
iPv4NetworkConfigurator: IPv4NetworkConfigurator { parameters:
@display("p=305,20"); }
router1: Router { parameters:
@display("p=212,163"); }
router2: Router { parameters:
@display("p=393,163"); }
tcpsender: StandardHost { parameters:
@display("p=70,97"); }
udpsender: StandardHost { parameters:
@display("p=70,228"); }
tcpreceiver: StandardHost { parameters:
(58)
}
udpreceiver: StandardHost { parameters:
@display("p=525,228"); }
connections:
tcpsender.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.pppg++;
udpsender.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.pppg++;
router1.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router2.pppg++;
router2.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> tcpreceiver.pppg++;
router2.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> udpreceiver.pppg++;
}
2. INI Files
[Config inet-tahoe] **.tcpType = "TCP"
**.tcp.tcpAlgorithmClass = "TCPTahoe" [Config inet-newreno]
**.tcpType = "TCP"
**.tcpAlgorithmClass = "TCPNewReno" [General]
network = kabel.KabelCongestion
sim-time-limit = 200s
repeat = 5
record-eventlog = true
**.result-recording-modes = all
#tcp setting
**.tcpType = "TCP"
**.tcp.advertisedWindow = 65535 **.tcp.mss = 1024
#tcp tcp_sender
(59)
**.tcpsender.tcpApp[*].typename = "TCPSessionApp" **.tcpsender.tcpApp[*].active = true
**.tcpsender.tcpApp[*].localAddress = "tcpsender" **.tcpsender.tcpApp[*].connectAddress = "tcpreceiver" **.tcpsender.tcpApp[*].localPort = 989
**.tcpsender.tcpApp[*].connectPort = 20 **.tcpsender.tcpApp[*].sendBytes = 1000MiB **.tcpsender.tcpApp[*].tSend = 0s
**.tcpsender.tcpApp[*].tOpen = 0s **.tcpsender.tcpApp[*].tClose = 200s
**.tcpsender.tcpApp[*].scalar-recording = true **.tcpsender.tcpApp[*].vector-recording = true
#tcp tcp_receiver
**.tcpreceiver.numTcpApps = 1
**.tcpreceiver.tcpApp[*].typename = "TCPSinkApp" **.tcpreceiver.tcpApp[*].localAddress = "tcpreceiver" **.tcpreceiver.tcpApp[*].localPort = 20
#NIC configuration
**router1.ppp[*].queueType = "DropTailQueue" **router1.ppp[*].queue.frameCapacity = 10
**router1.ppp[*].queue.queueLength.result-recording-modes = true **router1.ppp[*].queue.vector-recording = true
#NIC configuration
**router2.ppp[*].queueType = "DropTailQueue" **router2.ppp[*].queue.frameCapacity = 10
**router2.ppp[*].queue.queueLength.result-recording-modes = true **router2.ppp[*].queue.vector-recording = true
##udp udp_sender
**.udpsender.numUdpApps = 1
**.udpsender.udpApp[*].typename = "SimpleVoIPSender" **.udpsender.udpApp[*].destAddress = "udpreceiver" **.udpsender.udpApp[*].destPort = 9998
**.udpsender.udpApp[*].talkPacketSize = 2048B **.udpsender.udpApp[*].stopTime = 200s
#udp udp_receiver
**.udpreceiver.numUdpApps = 1
**.udpreceiver.udpApp[*].typename = "SimpleVoIPReceiver" **.udpreceiver.udpApp[*].localPort = 9998
(60)
**.configurator.networkConfiguratorModule = "iPv4NetworkConfigurator"
B. Jaringan Nirkabel (Wireless)
1. NED Files
package wirelessdest;
import inet.networklayer.configurator.ipv4.IPv4NetworkConfigurator;
import inet.node.inet.Router;
import inet.node.inet.StandardHost;
import inet.node.inet.WirelessHost;
import inet.node.wireless.AccessPoint;
import
inet.physicallayer.ieee80211.packetlevel.Ieee80211ScalarRadioMedium;
import ned.DatarateChannel;
//
// TODO documentation //
network Network_wiih {
parameters: int numHosts;
@display("bgb=658,372,white"); submodules:
radioMedium: Ieee80211ScalarRadioMedium { parameters:
@display("p=278,29"); }
configurator: IPv4NetworkConfigurator { parameters:
@display("p=458,30"); }
tcpsender: StandardHost { parameters:
@display("p=62,115"); }
udpsender: StandardHost { parameters:
@display("p=62,302"); }
router1: Router { parameters:
(61)
}
ap: AccessPoint { parameters:
@display("p=412,219;r=200,,#707070"); }
host[numHosts]: WirelessHost { parameters:
@display("p=578,220;r=200,,#707070"); }
connections:
tcpsender.ethg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.ethg++;
udpsender.ethg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.ethg++;
router1.ethg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; ber = 0.00001; } <--> ap.ethg++;
}
2. INI Files
[Config inet-tahoe]
**.tcpType = "TCP"
**.tcp.tcpAlgorithmClass = "TCPTahoe" [Config inet-newreno]
**.tcpType = "TCP"
**.tcpAlgorithmClass = "TCPNewReno" [General]
network = wirelessdest.Network_wiih
tkenv-plugin-path = ../../../etc/plugins
sim-time-limit = 200s
repeat = 5
**.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 600m **.constraintAreaMaxY = 400m **.constraintAreaMaxZ = 0m
# access point
**.ap.wlan[*].mac.address = "10:00:00:00:00:00"
(62)
#**.mgmt.frameCapacity = 10
# mobility
**.mobility.initFromDisplayString = false **.host*.mobilityType = "StationaryMobility" **.wlan*.bitrate = 10Mbps
**.mac.address = "auto" **.mac.maxQueueSize = 20
**.mac.rtsThresholdBytes = 3000B **.wlan[*].mac.retryLimit = 7 **.wlan[*].mac.cwMinData = 7 **.wlan[*].mac.basicBitrate = 6Mbps
**.wlan[*].radio.transmitter.headerBitLength = 100b *.numHosts = 1
**.host[0].mobility.initialX = 600m **.host[0].mobility.initialY = 150m **.host[1].mobility.initialX = 600m **.host[1].mobility.initialY = 280m **.ap.mobility.initialX = 460m **.ap.mobility.initialY = 220m
# tcp apps
**.tcpType = "TCP"
**.tcp.advertisedWindow = 65535 **.tcp.mss = 1024
#tcp Host1
**.tcpsender.numTcpApps = 1
**.tcpsender.tcpApp[*].typename = "TCPSessionApp" **.tcpsender.tcpApp[*].active = true
**.tcpsender.tcpApp[*].localAddress = "tcpsender" **.tcpsender.tcpApp[*].localPort = 10020
**.tcpsender.tcpApp[*].connectAddress = "host[0]" **.tcpsender.tcpApp[*].connectPort = 6789
**.tcpsender.tcpApp[*].sendBytes = 1000MiB **.tcpsender.tcpApp[*].tSend = 0s
(63)
**.tcpsender.tcpApp[*].tClose = 200s
#tcp Host2
**.host[0].numTcpApps = 1
**.host[0].tcpApp[*].typename = "TCPSinkApp" **.host[0].tcpApp[*].localAddress = "host[0]" **.host[0].tcpApp[*].localPort = 6789
#[Koneksi UDP] #sender
**.udpsender.numUdpApps = 1
**.udpsender.udpApp[*].typename = "SimpleVoIPSender" **.udpsender.udpApp[*].destAddress = "host[1]"
**.udpsender.udpApp[*].destPort = 9998
**.udpsender.udpApp[*].talkPacketSize = 2048B **.udpsender.udpApp[*].startTime = 0s
**.udpsender.udpApp[*].stopTime = 200s
#receiver
**.host[1].numUdpApps = 1
**.host[1].udpApp[*].typename = "SimpleVoIPReceiver" **.host[1].udpApp[*].localPort = 9998
# NIC configuration
**router1.ppp[*].queueType = "DropTailQueue" **router1.ppp[*].queue.frameCapacity = 20
**.configurator.networkConfiguratorModule = "configurator" **.radio.radioMediumModule = "radioMedium"
(1)
}
udpreceiver: StandardHost { parameters:
@display("p=525,228"); }
connections:
tcpsender.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.pppg++;
udpsender.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.pppg++;
router1.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router2.pppg++;
router2.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> tcpreceiver.pppg++;
router2.pppg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> udpreceiver.pppg++;
}
2. INI Files
[Config inet-tahoe] **.tcpType = "TCP"
**.tcp.tcpAlgorithmClass = "TCPTahoe" [Config inet-newreno]
**.tcpType = "TCP"
**.tcpAlgorithmClass = "TCPNewReno" [General]
network = kabel.KabelCongestion sim-time-limit = 200s
repeat = 5
record-eventlog = true
**.result-recording-modes = all #tcp setting
**.tcpType = "TCP"
**.tcp.advertisedWindow = 65535 **.tcp.mss = 1024
#tcp tcp_sender
(2)
**.tcpsender.tcpApp[*].typename = "TCPSessionApp" **.tcpsender.tcpApp[*].active = true
**.tcpsender.tcpApp[*].localAddress = "tcpsender" **.tcpsender.tcpApp[*].connectAddress = "tcpreceiver" **.tcpsender.tcpApp[*].localPort = 989
**.tcpsender.tcpApp[*].connectPort = 20 **.tcpsender.tcpApp[*].sendBytes = 1000MiB **.tcpsender.tcpApp[*].tSend = 0s
**.tcpsender.tcpApp[*].tOpen = 0s **.tcpsender.tcpApp[*].tClose = 200s
**.tcpsender.tcpApp[*].scalar-recording = true **.tcpsender.tcpApp[*].vector-recording = true #tcp tcp_receiver
**.tcpreceiver.numTcpApps = 1
**.tcpreceiver.tcpApp[*].typename = "TCPSinkApp" **.tcpreceiver.tcpApp[*].localAddress = "tcpreceiver" **.tcpreceiver.tcpApp[*].localPort = 20
#NIC configuration
**router1.ppp[*].queueType = "DropTailQueue" **router1.ppp[*].queue.frameCapacity = 10
**router1.ppp[*].queue.queueLength.result-recording-modes = true **router1.ppp[*].queue.vector-recording = true
#NIC configuration
**router2.ppp[*].queueType = "DropTailQueue" **router2.ppp[*].queue.frameCapacity = 10
**router2.ppp[*].queue.queueLength.result-recording-modes = true **router2.ppp[*].queue.vector-recording = true
##udp udp_sender
**.udpsender.numUdpApps = 1
**.udpsender.udpApp[*].typename = "SimpleVoIPSender" **.udpsender.udpApp[*].destAddress = "udpreceiver" **.udpsender.udpApp[*].destPort = 9998
**.udpsender.udpApp[*].talkPacketSize = 2048B **.udpsender.udpApp[*].stopTime = 200s #udp udp_receiver
**.udpreceiver.numUdpApps = 1
**.udpreceiver.udpApp[*].typename = "SimpleVoIPReceiver" **.udpreceiver.udpApp[*].localPort = 9998
(3)
**.configurator.networkConfiguratorModule = "iPv4NetworkConfigurator"
B. Jaringan Nirkabel (Wireless) 1. NED Files
package wirelessdest;
import inet.networklayer.configurator.ipv4.IPv4NetworkConfigurator; import inet.node.inet.Router;
import inet.node.inet.StandardHost; import inet.node.inet.WirelessHost; import inet.node.wireless.AccessPoint; import
inet.physicallayer.ieee80211.packetlevel.Ieee80211ScalarRadioMedium; import ned.DatarateChannel;
//
// TODO documentation //
network Network_wiih {
parameters: int numHosts;
@display("bgb=658,372,white"); submodules:
radioMedium: Ieee80211ScalarRadioMedium { parameters:
@display("p=278,29"); }
configurator: IPv4NetworkConfigurator { parameters:
@display("p=458,30"); }
tcpsender: StandardHost { parameters:
@display("p=62,115"); }
udpsender: StandardHost { parameters:
@display("p=62,302"); }
router1: Router { parameters:
(4)
}
ap: AccessPoint { parameters:
@display("p=412,219;r=200,,#707070"); }
host[numHosts]: WirelessHost { parameters:
@display("p=578,220;r=200,,#707070"); }
connections:
tcpsender.ethg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.ethg++;
udpsender.ethg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; } <--> router1.ethg++;
router1.ethg++ <--> DatarateChannel { delay = 2ms; datarate = 10Mbps; ber = 0.00001; } <--> ap.ethg++;
}
2. INI Files
[Config inet-tahoe] **.tcpType = "TCP"
**.tcp.tcpAlgorithmClass = "TCPTahoe" [Config inet-newreno]
**.tcpType = "TCP"
**.tcpAlgorithmClass = "TCPNewReno" [General]
network = wirelessdest.Network_wiih tkenv-plugin-path = ../../../etc/plugins sim-time-limit = 200s
repeat = 5
**.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 600m **.constraintAreaMaxY = 400m **.constraintAreaMaxZ = 0m # access point
**.ap.wlan[*].mac.address = "10:00:00:00:00:00"
(5)
#**.mgmt.frameCapacity = 10
# mobility
**.mobility.initFromDisplayString = false **.host*.mobilityType = "StationaryMobility" **.wlan*.bitrate = 10Mbps
**.mac.address = "auto" **.mac.maxQueueSize = 20
**.mac.rtsThresholdBytes = 3000B **.wlan[*].mac.retryLimit = 7 **.wlan[*].mac.cwMinData = 7 **.wlan[*].mac.basicBitrate = 6Mbps
**.wlan[*].radio.transmitter.headerBitLength = 100b *.numHosts = 1
**.host[0].mobility.initialX = 600m **.host[0].mobility.initialY = 150m **.host[1].mobility.initialX = 600m **.host[1].mobility.initialY = 280m **.ap.mobility.initialX = 460m **.ap.mobility.initialY = 220m # tcp apps
**.tcpType = "TCP"
**.tcp.advertisedWindow = 65535 **.tcp.mss = 1024
#tcp Host1
**.tcpsender.numTcpApps = 1
**.tcpsender.tcpApp[*].typename = "TCPSessionApp" **.tcpsender.tcpApp[*].active = true
**.tcpsender.tcpApp[*].localAddress = "tcpsender" **.tcpsender.tcpApp[*].localPort = 10020
**.tcpsender.tcpApp[*].connectAddress = "host[0]" **.tcpsender.tcpApp[*].connectPort = 6789
**.tcpsender.tcpApp[*].sendBytes = 1000MiB **.tcpsender.tcpApp[*].tSend = 0s
(6)
**.tcpsender.tcpApp[*].tClose = 200s
#tcp Host2
**.host[0].numTcpApps = 1
**.host[0].tcpApp[*].typename = "TCPSinkApp" **.host[0].tcpApp[*].localAddress = "host[0]" **.host[0].tcpApp[*].localPort = 6789
#[Koneksi UDP] #sender
**.udpsender.numUdpApps = 1
**.udpsender.udpApp[*].typename = "SimpleVoIPSender" **.udpsender.udpApp[*].destAddress = "host[1]"
**.udpsender.udpApp[*].destPort = 9998
**.udpsender.udpApp[*].talkPacketSize = 2048B **.udpsender.udpApp[*].startTime = 0s
**.udpsender.udpApp[*].stopTime = 200s #receiver
**.host[1].numUdpApps = 1
**.host[1].udpApp[*].typename = "SimpleVoIPReceiver" **.host[1].udpApp[*].localPort = 9998
# NIC configuration
**router1.ppp[*].queueType = "DropTailQueue" **router1.ppp[*].queue.frameCapacity = 20
**.configurator.networkConfiguratorModule = "configurator" **.radio.radioMediumModule = "radioMedium"