Urban Leisure Center With Tea Time As Theme.

(1)

vii ABSTRACT

The high rated activities among the society is now a common thing. Every society has unique activities through their days. The balance factor of this very dense society’s activities are the spare time that can be used to rest and freshen their body and mind. To be able to do more activities. This is the main underlying reason why there is an urgent need for ac facility, to fill society’s spare time.

This final assignment project is taking a case of building of Urban Leisure Center with Tea Time as Theme. In Bandung, there is no multifunctional leisure facility that can be enjoyed by all the type of society. The location of this Urban Leisure Center is on Jl. Ir. H. Djuanda 57 which is known as “Dago Butik and Factory Outlet”. This location could have a complete leisure facility such as foodcourt, lounge, spa, library, and private room with many enjoyable leisure facility to relax your body.

The concept in this project is the tea time which have a meaning as the time to relax and drink tea together. The background of this theme is that tea is well known as one of universal drink that is the symbol of resting time. Other than that is many of people don’t know that Bandung is one of the biggest tea producer in Indonesia. Tea Time is consider to be a suitable concept to illustrated relaxation and fresher that is requirement as balancing aspect of society activities.

The implementation of every element in interior design. In this project has considered the ergonomic factors and the right function fir the comfort of psychology effect for urban society. This assignment project is the mix of many information and ideas that are put into one product.

Key word:


(2)

viii ABSTRAK

Padatnya aktivitas masyarakat perkotaan kini sudah menjadi hal yang biasa. Setiap masyarakat memiliki aktivitas beragam setiap harinya. Faktor penyeimbang dari padatmya aktivitas masyarakat adalah adanya waktu luang yang akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk beristirahat dan merefresh kembali pikiran dan tubuh yang lelah agar dapat kembali beraktivitas. Pada saat inilah dibutuhkan adanya sebuah pusat fasilitas untuk mengisi waktu luang masyarakat perkotaan.

Laporan perancangan tugas akhir ini mengambil studi kasus perancangan sebuah Urban Leisure Center with Tea Time as Theme. Di Bandung belum ada sebuah pusat fasilitas leisure yang multifungsi dan dapat dinikmati oleh semua umur. Lokasi perancangan Urban Leisure Center ini adalah Jl. Ir.H.Djuanda 57 yang saat ini adalah Dago Butik and Factory Outlet. Lokasi ini dirancang sebuah pusat fasilitas leisure seperti foodcourt, lounge, spa, taman bacaan dan juga ruang-ruang privat dengan berbagai fasilitas hiburan dalam merelaksasi tubuh.

Konsep yang dipilih dalam perancangan ini adalah tea time yang memiliki arti sebagai waktu istirahat untuk minum teh bersama. Dari pemilihan tema, teh sendiri adalah salah satu minuman universal yang merupakan salah satu penggambaran akan waktu istirahat. Selain itu banyak dari masyarakat yang belum memgetahui bahwa Bandung merupakan penghasil teh terbesar di Indonesia. Dari alasan itulah teh diangkat sebagai tema utama dalam perancangan. Tea time sendiri dirasa cocok sebagai konsep yang menggambarkan kesan relaks dan fresh yang dibutuhkan dalam penyeimbang aktivitas masyarakat perkotaan.

Penerapan setiap elemen desain interior yang mempertimbangkan faktor ergonomi dan juga penerapan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan, tentunya akan menciptakan sebuah suasana ruang yang relaks dan juga efek psikologis yang nyaman bagi masyarakat perkotaan. Dengan demikian proyek ini merupakan perancangan yang menggabungkan berbagai informasi dan ide yang diselaraskan dalam sebuah karya.

Kata Kunci :


(3)

ix

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN HASIL KARYA ILMIAH iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv

ABSTRAC v

ABSTRAK vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xiii

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Gagasan Proyek 3

1.3Identifikasi Masalah 3

1.4Tujuan Perancangan 4

1.5Manfaat Perancangan 4

1.6Sistematika Penulisan 4

BAB II : KLASIFIKASI FUNGSI URBAN LEISURE CENTER 6

2.1 Urban Leisure Center 6

2.1.1 Definisi 6

2.1.2 Standar Perancangan Fungsi Urban Leisure Center 7

2.1.2.1 Foodcourt 7

2.1.2.2 Taman Bacaan 8

2.1.2.3 Spa dan Relaksasi 10

2.2 Teh 11

2.2.1 Sejarah Teh 11

2.2.2 Klasifikasi Teh 15

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teh 16

2.2.1 Fakta Teh 19


(4)

x

Perancangan Urban Leisure Center 21

2.3.1 Bentuk 21

2.3.2 Material 21

2.3.3 Tekstur 22

2.3.4 Warna 22

2.3.5 Cahaya 23

2.4 Studi Banding 25

BAB III : URBAN LEISURE CENTER 31

3.1 Deskripsi Objek Studi 31

3.2 Tema dan Konsep 33

3.2.1 Penjelasan Konsep 33

3.2.2 Implementasi Konsep 35

3.3 Analisa Fisik 38

3.3.1 Analisa Site 38

3.3.2 Analisa Bangunan 41

3.4 Analisa Fungsional 44

3.4.1 User 44

3.4.2 Tabel kebutuhan Ruang 46

3.4.3 Flow of Activity User 51

3.4.4 Hubungan Kedekatan ruang 52

3.4.5 Zoning Blocking 53

3.4.6 Studi Image 55

BAB IV : URBAN LEISURE CENTER WITH RELAX TEA TIME

AS THEME 57

4.1 Konsep Desain 57

4.1.1 Konsep Ruang 58

4.1.2 Konsep Bentuk 58

4.1.3 Konsep Material 59

4.1.4 Konsep Warna 59

4.1.5 Konsep Furniture 60

4.1.6 Konsep Pencahayaan 60

4.1.7 Konsep Penghawaan 61


(5)

xi

4.1.1 Konsep Keamanan 61

4.2 Perancangan Layout 61

4.2.1 Denah Khusus Area Foodcourt 68

4.2.2 Denah Khusus Area Spa and Pastry Lounge 72 4.2.3 Denah Khusus Ruang Spa, Sauna Jacuzzi, and VIP Room 76

4.2.4 Denah Khusus Area Taman Bacaan 80

4.2.5 Denah Khusus Tea Lounge 84

4.2.6 Perancangan Furniture 88

4.2.7 Detail Interior Perancangan Urban Leisure Center 91

4.2.1 Perspektif Ruang 93

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 97

5.1 Simpulan 97

5.2 Saran 99

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

BAB II : KLASIFIKASI FUNGSI URBAN LEISURE CENTRE

2.1 Ergonomi ruang makan 7

2.2 Ergonomi meja makan 7

2.3 Ergonomi meja makan 8

2.4 Contoh lighting taman bacaan 8

2.5 Ergonomi storage buku 9

2.6 Ergonomi rak dan sirkulasi ruang 10

2.7 Ergonomi rak dan sirkulasi ruang 10

2.8 Tea production 20

2.9 Production and area of tea in the world 20

2.10 Bentuk ruang 21

2.11 Bentuk ruang dan furniture 21

2.12 Material ruang 22

2.13 Warna ruang dan furniture 23

2.14 Pencahayaan ruang dan furniture 25

2.15 Area Pujasera 26

2.16 Area Parkir 26

2.17 Area Parkir 27

2.18 Bengkel 28

2.19 Mesjid As-Salam 28

2.20 Café dan Resto 29

BAB III : URBAN LEISURE CENTRE 3.1 Tampak depan bangunan 32

3.2 Image relaks 34

3.3 Analisa bentuk 36

3.4 Studi image bentuk ruang 36

3.5 Konsep material 37

3.6 Konsep warna 37

3.7 Pencahayaan ruang 38

3.8 Zoning bloking lantai dasar dan lantai 1 53

3.9 Zoning bloking lantai 2 dan lantai 3 54


(7)

xiii

3.11 Area spa 55

3.12 Modern tea lounge 55

3.13 Modern lounge 56

3.14 Area tradisional 56

BAB IV : URBAN LEISURE CENTRE WITH RELAX TEA TIME AS THEME 4.1 Skema material 59

4.2 Konsep Warna 60

4.3 Furniture 60

4.4 Site Plan 62

4.5 Denah lantai ground floor 63

4.6 Denah lantai 1 64

4.7 Denah lantai 2 65

4.8 Denah lantai 3 66

4.9 Potongan general A-A 67

4.10 Potongan general B-B 67

4.11 Denah area foodcourt 68

4.12 Floor plan foodcourt 69

4.13 Ceiling plan area foodcourt 70

4.14 Potongan A-A area foodcourt 71

4.15 Potongan B-B area foodcourt 71

4.16 Denah area spa dan pastry lounge 72

4.17 Floor plan spa dan pastry lounge 73

4.18 Ceiling plan area spa dan pastry lounge 74

4.19 Potongan A-A area spa dan pastry lounge 75

4.20 Potongan B-B area spa dan pastry lounge 75

4.21 Denah area spa, sauna Jacuzzi, VIP Room 76

4.22 Floor plan spa, sauna Jacuzzi, VIP Room 77

4.23 Ceiling plan area spa, sauna Jacuzzi, VIP Room 77

4.24 Potongan VIP Room 78

4.25 Potongan sauna Jacuzzi 79

4.26 Potongan ruang spa 80

4.27 Denah khusus taman bacaan 80

4.28 Floor plan taman bacaan 81


(8)

xiv

4..30 Potongan A-A taman bacaan 83

4.31 Potongan B-B taman bacaan 83

4.32 Denah khusus tea lounge 84

4.33 Floor plan tea lounge 85

4.34 Ceiling plan tea lounge 86

4.35 Potongan A-A tea lounge 87

4.36 Potongan B-B tea lounge 87

4.37 Detail furniture meja lesehan 88

4.38 Detail furniture sofa 89

4.39 Detail furniture stand display 90

4.40 Detail interior kolom struktural 91

4.41 Detail interior partisi 92

4.42 Detail interior ceiling 92

4.43 Perspektif lantai ground floor 93

4.44 Perspektif lantai 1 94

4.45 Perspektif pastry lounge 94

4.46 Perspektif lantai 2 95


(9)

xv DAFTAR TABEL

BAB II : KLASIFIKASI FUNGSI URBAN LEISURE CENTER

2.1 Tabel Kebutuhan Ruang Taman Bacaan 9

2.2 Tabel Kebutuhan Ruang Spa 11

2.3 Tabel Kandungan alami Teh 17

BAB III : URBAN LEISURE CENTER 3.1 Analisa konsep 35

3.2 Analisa Site 41

3.3 Analisa bangunan 44

3.4 Tabel Kebutuhan ruang 49

3.5 FOA Pengunjung 51

3.6 FOA staf 51

3.7 FOA barang 51

3.8 Hubungan kedekatan ruang 52

BAB IV : URBAN LEISURE CENTER WITH RELAX TEA TIME AS THEME 4.1 Tabel konsep 58


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang sedang mengalami perkembangan, khususnya dalam bidang ekonomi dan pariwisata. Bandung pada masa lalu merupakan kota tempat pendidikan dan pemukiman, namun sekarang lebih menyerupai kota pariwisata belanja bagi wisatawan lokal. Bandung memiliki iklim yang sejuk karena letaknya yang berada di tengah-tengah pegunungan.

Bandung merupakan kota yang sangat cocok untuk mendirikan tempat usaha, mengingat banyaknya wisatawan yang datang ke kota ini. Lahan yang dipilih perancang merupakan lahan kosong yang letaknya di pusat kota, yaitu daerah Dago. Daerah Dago pada awalnya merupakan daerah pemukiman penduduk untuk kalangan menengah ke atas, tetapi pada beberapa tahun terakhir ini Dago menjadi daerah yang bukan hanya dipadati oleh tempat


(11)

2 pemukiman. Dago sudah mengalami perubahan fungsi menjadi tempat lokasi bisnis, seperti dengan banyaknya Factory outlet, bank, restaurant, sekolah, rumah sakit, hotel, dan lain-lain.

Dago merupakan daerah yang padat baik pada hari biasa maupun pada hari-hari libur, khususnya pada waktu weekend yang seringkali terdapat banyak acara-acara yang keramaian dan kemeriahan di sepanjang Jalan Dago. Dari lokasinya yang sering dikunjungi wisatawan, maka menurut perancang lokasi ini cocok untuk dijadikan salah satu sarana komersial yang nyaman dan berbeda degan sarana yang ada.

Kepadatan aktivitas masyarakat mencerminkan kebutuhan akan waktu istirahat harus digunakan dan dimanfaatkan seefisien mungkin. Banyak masyarakat yang mencari tempat beristirahat sejenak dari rutinitas mereka dengan cara menghabiskan waktu luang mereka untuk makan siang, istirahat sambil berbincang-bincang.

Para pekerja kantoran, mahasiswa, pelajar dan juga wisatawan memiliki waktu senggang biasanya pada saat istirahat siang dan sesudah beraktivitas. Biasanya mereka mencari tempat makan, tempat nongkrong yang terjangkau dengan suasana yang nyaman. Mereka ingin mencari suasana yang berbeda dari tempat mereka beraktivitas agar dapat semangat kembali ketika kembali pada rutinitas mereka. Tanpa disadari, secara tidak langsung terkadang hal kecil seperti kenyamanan dalam waktu istirahat terkadang diabaikan demi kepentingan komersialisasi.

Dari kebiasaan masyarakat tersebut, penulis ingin menciptakan sebuah fasilitas lengkap yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beristirahat sejenak ditengah kesibukkan aktivitas mereka. Selain makan siang, masyarakat juga menggunakan waktunya untuk melakukan aktivitas lain seperti, membaca buku, melihat dan membeli pernak-pernik dan juga datang ke tempat relaksasi seperti spa ataupun pijat refleksi

Dari kenyataan tersebut, maka keberadaan sebuah Urban Leisure Center cocok didirikan pada daerah ini, dengan banyaknya aktivitas yang ada, tentunya masyarakat memerlukan fasilitas dan area untuk memenuhi kebutuhan istirahat mereka. Urban yang berarti perkotaan menggambarkan situasi daerah dago yang menjadi salah satu area padat di Bandung, sedangkan leisure yang dalam bahasa Inggris berarti free time merupakan gambaran dari waktu senggang masyarakat di sekitar area dago yang memerlukan sarana yang dapat mengisi jam istirahat mereka.

Keberadaan Urban Leisure Center dengan berbagai fasilitas, seperti foodcourt, taman bacaan, area spa/relaksasi, dan juga TEA Room tentunya dapat memenuhi kebutuhan wisatawan, pelajar, pekerja setempat dan area sekitar untuk beristirahat dalam waktu senggang mereka.


(12)

3 1.2 Gagasan Proyek

Penulis ingin membuat Urban Leisure Center dengan berbagai kelengkapan fasilitas yang bertema “Tea Time”. Penulis terinspirasi dari situasi relaks yang dirasakan saat meminum teh di waktu senggang sangat identik dengan kebiasaan dari sebagian masyarakat dunia untuk memanfaatkan waktu istirahat mereka. Kata ”Tea” yang berarti teh merupakan minuman yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkau daun dengan air panas. Kebiasaan minum teh biasanya melambangkan sosialisasi atau kegiatan yang dilakukan banyak orang tanpa memandang status sosial mereka. Sedangkan kata “Time” yang berarti waktu melambangkan aktivitas masyarakat yang secara rutin terus berjalan sehingga pemanfaat waktu yang tepat dapat menyeimbangkan kehidupan masyarakat itu sendiri.

Urban Leisure Center yang dibuat ini memiliki fungsi sederhana namun tanpa kita sadari kebutuhan manusia akan penggunaan waktu istirahat yang baik kadang masih belum terpenuhi. Semua masyarakat yang sibuk dengan aktivitasnya pada saat istirahat akan mencari sebuah fasilitas yang nyaman untuk menghabiskan waktu luangnya yang terbatas sehingga setelah istirahat mereka dapat melanjutkan aktivitas mereka lagi. Sebuah fasilitas nyaman tentunya akan mendukung kinerja otak manusia untuk santai dan juga bersiap untuk melakukan aktivitas selanjutnya.

Dengan lokasi bangunan Jalan Dago No.57, sangat cocok dijadikan Urban Leisure karena aktivitas area di sekitar bangunan yang penuh dengan perkantoran, sekolah, universitas, dan juga pusat perbelanjaan. Banyaknya masyarakat yang beraktivitas tentunya menjadi faktor penting dalam perlunya fasilitas tambahan dalam ketersediaan tempat untuk menghabiskan waktu luang atau beristirahat dari rutinitas mereka.

1.3 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka ada beberapa permasalahan yang muncul mengenai:

1. Bagaimana menerapkan tema “Tea Time” pada perancangan?

2. Bagaimana mengolah elemen desain dan furniture agar memberikan suasana relaks dan nyaman?

3. Bagaimana merancang sebuah Urban Leisure Center yang berada di tengah kota tetapi bisa menciptakan suasana nyaman dan relaks untuk masyarakat pada waktu istirahat mereka?


(13)

4 1.4 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan perancangan Urban Leisure adalah:

1. Dapat menerapkan tema “Tea Time” pada perancangan.

2. Dapat mengolah elemen desain dan furniture agar memberikan suasana relaks dan nyaman.

3. Dapat merancang sebuah Urban Leisure di tengah kota tetapi bisa tetap menciptakan suasana nyaman.

1.5 Manfaat Perancangan 1. Bagi Penulis

Perancangan ini merupakan proyek Tugas Akhir. Penulis mejadi lebih paham tentang hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah fasilitas leisure yang berada di daerah wisata Kota Bandung. Selain itu, penulis dituntut untuk dapat menghasilkan desain yang maksimal serta fasilitas yang dapat menjawab semua kebutuhan user.

2. Bagi Pengelola Urban Leisure Center

Penulis berharap perancangan Urban Leisure Center ini dapat dijadikan masukkan dalam sebuah perancangan dan juga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan fungsi bangunan.

3. Bagi Masyarakat

Perancangan Urban Leisure Center ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan sebuah fasilitas untuk beristirahat ditengah keramaian sebuah area wisata belanja di Kota Bandung. Selain itu, dengan adanya keberadaan Urban Leisure Center ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan latar belakang masalah, ide/gagasan konsep, rumusan masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.


(14)

5 BAB II KLASIFIKASI FUNGSI URBAN LEISURE CENTER

Bab ini berisi Studi Literatur mengenai dasar-dasar perancangan ruang dengan efek psikologis nyaman dan relaks bagi pengunjung, sejarah teh, kebiasaan masyarakat untuk beristirahat, standar pencahayan ruang, klasifikasi fasilitas yang dlakukan masyarakat ketika waktu luang.

BAB III URBAN LEISURE CENTER

Bab ini berisi Deskripsi Objek Studi yang meliputi ide dan konsep perancangan, deskripsi fungsi bangunan, identifikasi user, analisa site dan bangunan, serta survei terhadap fungsi sejenis.

BAB IV URBAN LEISURE CENTER WITH RELAX TEA TIME AS THEME

Bab ini berisi penjelasan dan analisis konsep desain, implementasi konsep pada ruang, implementasi konsep pada elemen interior, dan studi image pencapaian desain.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan yang merangkum hasil perancangan dengan analisis dan prestasi yang menjawab permasalahan desain. Selain itu bab ini juga memberikan saran pada pembaca yang hendak melakukan perancangan dengan fasilitas yang sama.


(15)

97

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan proses perancangan Urban Leisure Center dengan konsep Tea Time yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda No. 57, maka untuk mendesain sebuah area leisure dengan konsep Tea Time dirasa cocok untuk menunjang fungsi leisure itu sendiri. Sesuai dengan karakter, kelebihan dan manfaat teh itu sendiri menciptakan kesan relaks dalam fasilitas leisure itu dapat dirasa nyaman oleh setiap user yang ada.

Penerapan konsep dengan perpaduan setiap alemen desain seperti bentuk, warna, material, akan sesuai bila dipadukan dengan porsi desain yang cukup namun tetap memberikan ruang untuk privasi dan sosialisasi dari user itu sendiri.


(16)

98

Pemakaian material alam, pencahayan alami dan buatan serta perpaduan waran yang hangat akan memperkuat konsep yang akan kita rancang. Pemilihan fungsi dan lokasi pun menjadi salah satu faktor penting dalam merancang Urban Leisure Center ini.

Lokasi yang dipilih merupakan salah satu area wisata dan juga memiliki aktivitas yang cukup tinggi, sehingga hampir semua kalangan dapat menikmati fasilitas yang ada. Iklim yang masih sejuk karena letaknya di daerah dengan lokasi utara Bandung menjadikan lokasi ini nyaman dan banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan nasional.

Selain pemilihan lokasi, fasilitas yang ada juga merupakan hasil pertimbangan dari perancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama dalam sebuah leisure untuk memenuhi kebutuhan user di sekitar daerah Dago. Semua fungsi yang dirancang adalah perwakilan dari kebiasaan masyarakat dan dikomposisikan dengan elemen-elemen desain interior yang ada agar tetap menciptakan kesan ruang yang relaks dan nyaman bagi kebutuhan user. Elemen-elemen desain yang haraus diperhatikan adalah :

• Warna: menggunakan warna hangat yang mengilustrasikan suasana alam yang menimbulkan efek psikologis hangat, akrab, santai, dan fresh.

• Bentuk: sesuai dengan kosep relaks dan teh yang memadukan geometris dan bentuk organik/dinamis.

• Pola: penggunaan pola sederhana dan juga beberapa pola berulang

• Cahaya: runga didominasi dengan pencahayaan alami pada siang hari, sedangkan pada malam hari didominasi oleh downlight SL 18 watt dan juga beberapa lampu gantung sebagai aksen yang memperkuat suasana sesuai konsep.

• Skala: besaran ruang/ dimensi yang sesuai dengan aktivitas user yang menginginkan area yang luas dan relaks.

Selain itu penulis juga menyadari bahwa terdapat beberapa hal lain yang perlu diperhatikan mengenai user, seperti standar ergonomi setiap fungsi desain, maintenance elemen-elemen interior dalam perancangan, penggunaan material yang aman, dan kemanan user. Hal ini membuktikan bahwa derain interior memegang sebuah peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.


(17)

99 5.2 Saran

Bagi pengelola Urban Leisure Centre:

Bagi pengelola diharapkan dapat memperhatikan setiap standar dan kebutuhan para user dengan memperhitungkan setiap perancangan agar dapat dihasilkan sebuah fungsi dan suasana yang nyaman sesuai kebutuhan masing-masing user.

Bagi Pencinta Teh :

Memberikan informasi tambahan mengenai kelebihan dan kekurangan teh, sehingga para pencinta teh dapat mengetahui manfaat teh dan tidak salah dalam pemilihan dan kegunaan teh. Setiap pencinta teh disarankan agar meminum teh pada porsinya tidak kurang dan tidak lebih agar dapat merasakan manfaatnya secara maksimal.

Bagi Pembaca :

Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi pembaca yang ingin mendesain fungsi serupa agar tidak mengalami permasalahan desain yang sama dengan penulis dan dapat mengembangkan kembali pada perancangan fungsi berikutnya.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda, 2006, Lighting, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Marlina, Endy, 2008, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta : CV ANDI OFFSET

Nuryawan, Prima Haris et all, 2009, 101 Kombinasi Warna Komplementer, Jakarta : PT. Gramedia

Neufert, Ernest, 2002, Data Arsitek, Jakarta : Erlangga

Panero, Julius, 2003, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta : Erlangga

Rossi, Ara, 2010, 1001 Teh- Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat, hingga Racikan Teh, Yogyakarta : CV ANDI OFFSET

http://www.rafindo.net/indeks/, 3 Oktober 2010

http://kelembagaan.pnri.go.id/activities /, 3 Oktober 2010 http://www.photosearch.com/

http://www.pinangpoint,com/indeks.html, 3 Oktober 2010 http://www.FOA.id


(1)

4 1.4 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan perancangan Urban Leisure adalah:

1. Dapat menerapkan tema “Tea Time” pada perancangan.

2. Dapat mengolah elemen desain dan furniture agar memberikan suasana relaks dan nyaman.

3. Dapat merancang sebuah Urban Leisure di tengah kota tetapi bisa tetap menciptakan suasana nyaman.

1.5 Manfaat Perancangan 1. Bagi Penulis

Perancangan ini merupakan proyek Tugas Akhir. Penulis mejadi lebih paham tentang hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah fasilitas leisure yang berada di daerah wisata Kota Bandung. Selain itu, penulis dituntut untuk dapat menghasilkan desain yang maksimal serta fasilitas yang dapat menjawab semua kebutuhan user.

2. Bagi Pengelola Urban Leisure Center

Penulis berharap perancangan Urban Leisure Center ini dapat dijadikan masukkan dalam sebuah perancangan dan juga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan fungsi bangunan.

3. Bagi Masyarakat

Perancangan Urban Leisure Center ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan sebuah fasilitas untuk beristirahat ditengah keramaian sebuah area wisata belanja di Kota Bandung. Selain itu, dengan adanya keberadaan Urban Leisure Center ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan latar belakang masalah, ide/gagasan konsep, rumusan masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.


(2)

5 BAB II KLASIFIKASI FUNGSI URBAN LEISURE CENTER

Bab ini berisi Studi Literatur mengenai dasar-dasar perancangan ruang dengan efek psikologis nyaman dan relaks bagi pengunjung, sejarah teh, kebiasaan masyarakat untuk beristirahat, standar pencahayan ruang, klasifikasi fasilitas yang dlakukan masyarakat ketika waktu luang.

BAB III URBAN LEISURE CENTER

Bab ini berisi Deskripsi Objek Studi yang meliputi ide dan konsep perancangan, deskripsi fungsi bangunan, identifikasi user, analisa site dan bangunan, serta survei terhadap fungsi sejenis.

BAB IV URBAN LEISURE CENTER WITH RELAX TEA TIME AS THEME Bab ini berisi penjelasan dan analisis konsep desain, implementasi konsep pada ruang, implementasi konsep pada elemen interior, dan studi image pencapaian desain.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan yang merangkum hasil perancangan dengan analisis dan prestasi yang menjawab permasalahan desain. Selain itu bab ini juga memberikan saran pada pembaca yang hendak melakukan perancangan dengan fasilitas yang sama.


(3)

97

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan proses perancangan Urban Leisure Center dengan konsep Tea Time

yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda No. 57, maka untuk mendesain sebuah area leisure dengan konsep Tea Time dirasa cocok untuk menunjang fungsi leisure itu sendiri. Sesuai dengan karakter, kelebihan dan manfaat teh itu sendiri menciptakan kesan relaks dalam fasilitas leisure

itu dapat dirasa nyaman oleh setiap user yang ada.

Penerapan konsep dengan perpaduan setiap alemen desain seperti bentuk, warna, material, akan sesuai bila dipadukan dengan porsi desain yang cukup namun tetap memberikan ruang untuk privasi dan sosialisasi dari user itu sendiri.


(4)

98

Pemakaian material alam, pencahayan alami dan buatan serta perpaduan waran yang hangat akan memperkuat konsep yang akan kita rancang. Pemilihan fungsi dan lokasi pun menjadi salah satu faktor penting dalam merancang Urban Leisure Center ini.

Lokasi yang dipilih merupakan salah satu area wisata dan juga memiliki aktivitas yang cukup tinggi, sehingga hampir semua kalangan dapat menikmati fasilitas yang ada. Iklim yang masih sejuk karena letaknya di daerah dengan lokasi utara Bandung menjadikan lokasi ini nyaman dan banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan nasional.

Selain pemilihan lokasi, fasilitas yang ada juga merupakan hasil pertimbangan dari perancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama dalam sebuah leisure untuk memenuhi kebutuhan user di sekitar daerah Dago. Semua fungsi yang dirancang adalah perwakilan dari kebiasaan masyarakat dan dikomposisikan dengan elemen-elemen desain interior yang ada agar tetap menciptakan kesan ruang yang relaks dan nyaman bagi kebutuhan user. Elemen-elemen desain yang haraus diperhatikan adalah :

• Warna: menggunakan warna hangat yang mengilustrasikan suasana alam yang menimbulkan efek psikologis hangat, akrab, santai, dan fresh.

• Bentuk: sesuai dengan kosep relaks dan teh yang memadukan geometris dan bentuk organik/dinamis.

• Pola: penggunaan pola sederhana dan juga beberapa pola berulang

• Cahaya: runga didominasi dengan pencahayaan alami pada siang hari, sedangkan pada malam hari didominasi oleh downlight SL 18 watt dan juga beberapa lampu gantung sebagai aksen yang memperkuat suasana sesuai konsep.

• Skala: besaran ruang/ dimensi yang sesuai dengan aktivitas user yang menginginkan area yang luas dan relaks.

Selain itu penulis juga menyadari bahwa terdapat beberapa hal lain yang perlu diperhatikan mengenai user, seperti standar ergonomi setiap fungsi desain, maintenance elemen-elemen interior dalam perancangan, penggunaan material yang aman, dan kemanan user. Hal ini membuktikan bahwa derain interior memegang sebuah peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.


(5)

99 5.2 Saran

Bagi pengelola Urban Leisure Centre:

Bagi pengelola diharapkan dapat memperhatikan setiap standar dan kebutuhan para user

dengan memperhitungkan setiap perancangan agar dapat dihasilkan sebuah fungsi dan suasana yang nyaman sesuai kebutuhan masing-masing user.

Bagi Pencinta Teh :

Memberikan informasi tambahan mengenai kelebihan dan kekurangan teh, sehingga para pencinta teh dapat mengetahui manfaat teh dan tidak salah dalam pemilihan dan kegunaan teh. Setiap pencinta teh disarankan agar meminum teh pada porsinya tidak kurang dan tidak lebih agar dapat merasakan manfaatnya secara maksimal.

Bagi Pembaca :

Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi pembaca yang ingin mendesain fungsi serupa agar tidak mengalami permasalahan desain yang sama dengan penulis dan dapat mengembangkan kembali pada perancangan fungsi berikutnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda, 2006, Lighting, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Marlina, Endy, 2008, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta : CV ANDI

OFFSET

Nuryawan, Prima Haris et all, 2009, 101 Kombinasi Warna Komplementer, Jakarta : PT. Gramedia

Neufert, Ernest, 2002, Data Arsitek, Jakarta : Erlangga

Panero, Julius, 2003, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta : Erlangga

Rossi, Ara, 2010, 1001 Teh- Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat, hingga Racikan Teh, Yogyakarta : CV ANDI OFFSET

http://www.rafindo.net/indeks/, 3 Oktober 2010

http://kelembagaan.pnri.go.id/activities /, 3 Oktober 2010 http://www.photosearch.com/

http://www.pinangpoint,com/indeks.html, 3 Oktober 2010 http://www.FOA.id