Perancangan Interior Tea Center dengan Konsep Intertwine of Tea.

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pada era globalisasi seperti saat ini, Teh sudah menjadi salah satu minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat dari berbagai kalangan

dan juga usia. Tetapi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teh, membuat teh menjadi tekesan kurang bernilai. Maka dari itu perancangan tea center dengan tema dynamics of tea culture dan

konsep intertwine of tea menjadi penting, dengan tujuan agar masyarakat lebih mengenal apa yang dinamakan dengan teh, awal

mula ditemukan teh, serta manfaatnya.

Di dalam perancangan interior tea center ini ada 4 negara yang menjadi topik utama perancangan, yaitu Cina, Jepang, Inggris, dan

Indonesia. Alasan mengapa 4 negara ini yang diangkat karena hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan sama lainnya dari 4

negara ini sangatlah kuat terutama dalam perkembangan teh, sejarah perkembangan teh yang pertama kali ditemukan di negara Cina kemudian menyebar dan berkembang ke Jepang, kemudian dibawa oleh bangsa Belanda dan Portugis melalui perdagangan ke Inggris dan

juga ke Indonesia. Selain karena memiliki sejarah berhubungan ke 4 negara ini merupakan negara-negara yang memiliki kebudayaan teh

yang paling menarik untuk dipelajari dan memiliki kekhasan saat menikmati teh. Seperti tatacara yang harus dilakukan sebelum menyeduh teh, peralatan yang digunakan untuk menyeduh teh, pakaian


(2)

ix Universitas Kristen Maranatha dalam secangkir teh. Hal-hal tersebut dapat dijadikan sebuah daya tarik

tersendiri bagi sebuah negara.

Keyword : teh, sejarah, cangkir, seni, budaya

ABSTRACT

In this globalization era, Tea has become one of the beverages that people of different ages and class mostly consume. The lack of knowledge about tea makes people

undervalue its essence. That is why, Tea center design with theme of dynamics of tea culture with the concept of intertwined tea becomes really important. It is because people

must know further about tea, its origin and its benefits.

In this interior design, there are four countries that become the main topic of the design. Those are: China, Japan, England and Indonesia. The reason why these four

countries is chosen is because they are related to one another very closely in the development of tea. Tea was initially developed in China and then spread to Japan, Dutch and Portuguese via trades with English and eventually to Indonesia. Besides, these

four countries have tea culture that is interesting to study because of their uniqueness when enjoying a cup of tea. The etiquette of serving tea is initiated by pouring the tea, clothes worn in the ceremony of drinking tea and the culture or the essence that it has in

the cup of tea. This uniqueness can bring about interests in the country.


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Cover ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian... iii

Pernyataan Publikasi Laporan ... iv

Kata Pengantar... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang ...1

1.2Identifikasi Masalah ...3

1.3Rumusan Masalah ...3

1.4Ide Gagasan ...4

1.5Tujuan Perancangan ...4

1.6Manfaat Perancangan ...4

1.7Ruang Lingkup Perancangan ...5

1.8Sistematika Penulisan...6


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 STUDI LITERATUR TEA CENTER...8

2.1 Pengertian Teh ...8

2.2 Sejarah Teh...10

2.3 Sejarah Teh dan Tea Cup di Cina...11

2.4 Sejarah Teh dan Tea Cup di Jepang...12

2.5 Sejarah Teh dan Tea Cup di Indonesia...13

2.6 Sejarah Teh dan Tea Cup di Inggris...14

2.7 Jenis-jenis Teh...14

2.8 Perkembangan Tea Cup...19

2.9 Definisi Galeri Seni... 24

2.10 Jenis-jenis Galeri...25

2.11 Fungsi Galeri secara Umum...27

2.12 Standart Perancangan...27

2.13 Studi Banding...35

2.14 Style yang Digunakan...44

BAB 3 TEA CENTER 3.1 Deskripsi Objek ...51


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.3 Analisa Site ...53

3.4 Analisa Bangunan ...58

3.6 Flow Activity ...65

3.7 Perancangan Ruang...66

BAB 4 PENERAPAN DESAIN PERANCANGAN TEA CENTER...73

4.1 Tema dan Konsep Perancangan...74

4.2 Implementasi Konsep...77

4.3 Perancangan Desain Tea Center...81

BAB 5 PENUTUP...94

5.1 Kesimpulan...94

5.2 Saran...95

DAFTAR PUSTAKA...96


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Chine de Commande...20

Gambar 2.2 Makna dari Chine de Commande...21

Gambar 2.3 Gambar asli dari VOC pada 1758. Kiri : Cangkir kopi dan teh. Kanan : Pot susu dan mug coklat...22

Gambar 2.4 European...23

Gambar 2.5 Makna dari European...23

Gambar 2.6 Modernist... 24

Gambar 2.7 Sirkulasi Pengunjung...29

Gambar 2.8 Layout Denah Area Pamer...30

Gambar 2.9 Standart Sirkulasi Area Pamer...30

Gambar 2.10 Jarak pandang terhadap objek...33

Gambar 2.11 Kemampuan gerak anatomi manusia...33

Gambar 2.12 Sudut pandang mata...34

Gambar 2.13 Penyaring sinar matahari...35

Gambar 2.14 Fasade Galeri...36

Gambar 2.15 Area display tea cup yang yang dijual...37

Gambar 2.16 Rak Kayu...38

Gambar 2.17 Rak Kaca...39


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.19 Display di atas mebel bergaya classic...40

Gambar 2.20 Tea cup koleksi...41

Gambar 2.21 Rak simpan tea cup koleksi...41

Gambar 2.22 Logo Sparta Museum...42

Gambar 2.23 Fasade Sparta Museum...43

Gambar 2.24 Area Display...43

Gambar 2.25 Display Teapot...44

Gambar 2.26 Teapot...45

Gambar 2.27 Ruang Penyimpanan...45

Gambar 2.28 Suasana Ruang...46

Gambar 2.29 English Stlye...48

Gambar 2.30 Rumah Khas Tegal...50

Gambar 2.31 Rumah Gadang ...50

Gambar 2.32 Ornamen Rumah Gadang,,,,,,,,,,...51

Gambar 3.1 Lokasi Gumilang Regency Hotel... 52

Gambar 3.2 View Timur Bangunan...54

Gambar 3.3 View Utara Bangunan...55

Gambar 3.4 Vegetasi pada bagian Utara...56


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.6 Denah Bangunan... 58

Gambar 3.7 Fasade Gumilang Regency Hotel...58

Gambar 3.8 Kolom Fasade Bangunan ...59

Gambar 3.9 Kolom pada Bagian dalam Bangunan ...59

Gambar 3.10 Struktur Organisasi ...62

Gambar 3.11 Zoning Blocking Lantai Dasar ...70

Gambar 3.12 Zoning Blocking Lantai 1 ...70

Gambar 3.13 Zoning Blocking Lantai 2 ...71

Gambar 3.14 Zoning Blocking Basement ...71

Gambar 4.1 Organis ...77

Gambar 4.2 Natural Color Palette ...78

Gambar 4.3 Tea Color Palette ...78

Gambar 4.4 Japanese Material ...79

Gambar 4.5 London Mozaik Tile ...80

Gambar 4.6 Victorian Armchair ...80

Gambar 4.7 Plat Tembaga ...80

Gambar 4.8 Kayu Indonesia ...80

Gambar 4.9 Track Lamp ...81

Gambar 4.10 Lobby dan Retail ...81


(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.12 Denah General Teh Cina dan Jepang ...83

Gambar 4.13 Denah Khusus Chinese Tea Area ...83

Gambar 4.14 Entarance Chinese Tea Area ...84

Gambar 4.15 Chinese Tea ...84

Gambar 4.16 Diorama China Tea Ceremony ...85

Gambar 4.17 Japanese Tea Area ...86

Gambar 4.18 Entrance Japanese Tea Area ...86

Gambar 4.19 Area Display Japanese Tea Tools ...87

Gambar 4.20 Diorama Japanese Tea Ceremony ...87

Gambar 4.21 Denah General Inggris dan Indonesia Galeri ...88

Gambar 4.22 Denah Galeri Inggris dan Indonesia ...89

Gambar 4.23 Entrance English Tea Area ...90

Gambar 4.24 Area Display English Tea ...90

Gambar 4. 25 Indonesia Tea Area ...91

Gambar 4.26 Kelas Cina dan Jepang ...92

Gambar 4.27 Kelas Inggris ...92

Gambar 4.28 Kelas Indonesia ...92


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman. Ada berbagai jenis kesenian yang dapat dijumpai seperti seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebaginya. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.


(11)

2 Universitas Kristen Maranatha

Teh pertama kali dikenalkan oleh Lu Yu ( Riku U) seorang ahli teh dari dinasti Tang di Tiongkok yang menulis buku berjudul Ch’a Ching atau Classic of Tea. Pada masa itu, perangkat minum teh dari dinasti Tang dinilai dengan harga yang tinggi. Kolektor perlu mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengumpulkan perangkat minum teh dari Tiongkok dan terus meluas hingga ke Eropa.

Tea cup biasanya dibuat dari keramik ataupun porselen. Tea cup yang digunakan oleh bangsa Cina awalnya tidak bermotif dan tidak memiliki handle sehingga disebut mangkuk kecil. Seiring dengan perkembangan industri di Eropa tea cup pun ikut mengalami perkembangan menjadi tea cup yang terbuat dari porselen memiliki handle dan bermotif.

Pada era global ini dimana teh menjadi minuman keseharian masyarakat Indonesia, teacup yang digunakan juga sangatlah beragam baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri dengan motif dan bentuk yang sangat menarik sehingga dapat membuat orang dari berbagai kalangan ingin mempelajari cara minum teh dan jenis-jenis tea cup.

Teh yang identik hanya diminum oleh orang-orang kalangan menengah keatas sering digunakan sebagai tolak ukur tingkat sosial seseorang. Sebenarnya cara minum teh tersebut sekarang ini dapat digunakan sebagai sarana edukasi orang tentang sopan santun dan tata cara bersosialisasi, tetapi karena masih minimnya tempat yang secara spesifik mengenalkan teh secara menyeluruh dari sejarah, kegunaan, dan manfaatnya sehingga orang kurang mengenal dan memahami apa sebenarnya teh itu.


(12)

3 Universitas Kristen Maranatha

Selain itu teh selalu memiliki berbagai peralatan yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari sehingga berbagai kalangan baik dari para kolektor, masyarakat umum, maupun pelajar memerlukan suatu sarana agar dapat mempelajari berbagai macam hal yang berkaitan dengan teh. Selain itu sebagai tempat untuk berkumpulnya para kolektor untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi menjadi alasan mengapa tea center ini menjadi penting dan menarik untuk dirancang.

1.2 Identifikasi Masalah

Banyaknya penggemar teh yang kesulitan dalam menumukan tempat untuk mempelajari seluk beluk teh, selain teh banyak pula kolektor tea cup yang sulit untuk mendapatkan tea cup tersebut. Mengakibatkan banyaknya kolektor yang mengkoleksi tea cup hanya sekedar mengkolesi saja tanpa mengetahui sejarahnya dan juga tata cara untuk menggunakannya dikarenakan minimnya sumber informasi selain itu tempat yang mengenalkan dan menjual tea cup ini terutama yang berasal dari luar negeri masih sangat sulit dijumpai.

1.3Rumusan Masalah

1. Bagaimana menerapkan tema dynamics of tea culture dan konsep intertwine of tea pada perancangan interior tea center ?

2. Bagaimana menerapkan area ruang dan fasilitas-fasilitas penunjang kebutuhan user sehingga user dapat memehami apa yang dimaksud dengan teh ?


(13)

4 Universitas Kristen Maranatha

3. Bagaimana menerapkan suasana ruang pada area pamer agar dapat mendukung storyline dari objek pamer yang sesuai dengan narasi perkembangan budaya teh yang ingin disampaikan ?

1.4 Ide Gagasan

Di dalam tea center ini terdapat beberapa fasilitas utama untuk mendukung para pengunjung untuk mempelajari tentang teh, peralatan minum teh yang digunakan dan juga tentang budaya atau tata cara minum teh berdasarkan sejarahnya dari negara masing-masing. Fasilitas - fasilitas tersebut seperti ruang pamer, ruang workshop, perpustakaan, kantor pengelola dan lain-lain. Selain itu, akan dilengkapi juga dengan fasilitas cafe khusus teh dari beberapa negara yang dilengkapi dengan penjualan pastry untuk memudahkan para kolektor untuk berkumpul untuk saling bertukar informasi dan mendapatkan tea cup.

1.5 Tujuan Perancangan

Perancangan interior tea center ini bertujuan untuk mengenalkan teh, peralatan yang digunakan untuk menyeduh teh dan juga budaya minum teh yang terkenal dari negara-negara yang terkenal dengan budaya minum teh berdasarkan sejarah dari perkembangan teh itu sendiri.

1.6 Manfaat Perancangan

Manfaat yang diharapkan dalam perancangan tea center ini adalah sebagai berikut:


(14)

5 Universitas Kristen Maranatha

a. Menjadi salah satu sumber informasi bagi perancangan lanjutan yang relevan.

b. Sebagai bahan banding dan rujukan untuk pembangunan gallery.

c. Sebagai salah satu pusat berkualitas internasional yang dapat dipergunakan masyarakat luas untuk mempelajari berbagai hal tentang teh dan juga peralatannya.

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Terdapat batasan perancangan yang akan dibuat dalam proyek ini dan akan digambarkan secara khusus pada lembar kerja. Batasan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Area pameran

Area yang digunakan untuk memamerkan dan memperoleh pembelajaran tentang berbagai jenis teh yang menjadi asal mulai dari tea cup dari berbagai negara.

b. Workshop

Area dimana para pengunjung dapat memcoba untuk membuat / menghias tea cup sesuai dengan keinginan dan kreasinya masing- masing.

c. Area cafe

Area dimana pengunjung dapat menikmati suasana kota Bandung sambil minum teh dengan pelayanan yang berbeda berdasarkan asal teh yang akan mereka pesan dan menikmati cemilan yang


(15)

6 Universitas Kristen Maranatha

dijual sambil berbincang-bincang. Selain itu pada areacafe ini juga terdapat area dimana pengunjung yang datang dengan rombongan dapat menikmati hidangan yang disajikan secara prasmanan.

d. Shop Area

Area ini merupakan area dimana pengunjung dapat mebeli berbagai jenis teh dan juga tea cup dari beberapa negara khususnya Cina, Jepang, Inggris, dan Indonesia.

1.5Sistematika Penulisan

Adapun susunan dalam sistematika penulisan untuk perencanaan perancangan desain interior tea center ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ide gagasan, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, serta sistematika penulisan.

BAB II STUDI LITERATUR TEA CENTER

Berisikan studi-studi literatur yang menjelaskan tentang makna sebuah museum dan hal-hal apa saja yang patut diperhatikan dalam perancangannya secara teoritis. Juga mengenai ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut berkaitan dengan teori yang ada.


(16)

7 Universitas Kristen Maranatha

BAB III TEA CENTER

Berisikan tentang analisis site, mengidentifikasi user dengan aktivitasnya sehingga dapat dihasilkan kebutuhan ruang, dan juga zoning serta blocking berdasarkan kepada konsep.

BAB IV PENERAPAN DESAIN PERANCANGAN TEA CENTER

Bab ini berisikan tahapan dan hasil desain yang akan diaplikasi pada Tea Center di Bandung.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari seluruh rangkaian desain dalam perancangan Tea Center.


(17)

94 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tema dan konsep pada perancangan ini dicapai dengan membagi-bagi ruang secara tematik berdasarkan timeline dari perkembangan teh itu sendiri. Dan juga cara penyusunan display sehingga kesinambungan antara negara yang satu dengan


(18)

95 Universitas Kristen Maranatha yang lainnya dapat dimengerti olaeh semua pengunjung dengan didukung bentuk dari display yang organis dan terkesan mengalir sehingga pengunjung dapat diarahkan untuk melihat display satu demi satu secara berurutan dan akhirnya akan mengerti apa teh itu secara menyeluruh.

Pembagian ruang dalam perancangan tea center ini berdasarkan pada mobilitas pengunjung. Untuk pengunjung yang ingin melihat-lihat, yang artinya pengunjung akan terus bergerak sehingga ruang yang memiliki mobilitas pengunjung tinggi ditempatkan pada lantai paling dasar. Tetapi untuk pengunjung yang ingin mempelajari tentang hal-hal tentang teh baik dari tata upacara maupun pembuatan cangkir teh yang biasa digunakan dan artinya memerlukan konsentrasi dan tidak memiliki mobilitas yang tinggi maka untuk penempatan ruang kelas dan workshop ditempatkan pada lantai 2 dan juga 3.

Dan untuk menunjang suasana dari setiap ruangan tematik yang ada maka diambilah bentuk-bentuk yang paling menggambarkan negara tersebut.

5.2 Saran

Perancangan Tea Center ini dirasakan masih banyak kekurangan dan juga keterbatasan dari berbagai aspek. Dengan demikian diharapkan beberapa perancangan lanjutan seperti :

1. Perancangan lebih lanjut mengenai adaptasi desain dan penelitiannya agar menciptakan desain yang lebih baik lagi.

2. Perancangan lebih lanjut mengenai desain interior modern atau tradisional.


(19)

96 Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka

Sumalyo,Yulianto.1993.Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Yuanita Tanuwijaya. 2009. Upacara Minum Teh sebagai Bagian Kebudayaan Masyarakat Tionghoa. Universitas Sumatra Utara.

Sitompul,Desiree.2015. SophisTEAcation: An Anthology of Porcelain Teacup Collecting.

Maldini, Irene. 2010. Design history: European tea cups and saucers. https://www.academia.edu/4449711/Design_history_European_tea_cups

_and_saucers. Diakses pada 29 Agustus 2015 pukul 23.00 WIB.

MaddieBuckingham. 2012. A Brief History of Tea Cups.

https://wuhstry.wordpress.com/2012/11/13/a-brief-history-of-tea-cups/.

Diakses pada 29 Agustus 2015 pukul 23.00 WIB.

http://www.kompasiana.com/mhu2012/peranan-budaya-terhadap-kemajuan-suatu-bangsa-jepang_55286ef56ea8347d2c8b45c8 Diakses pada 13 Mei 2016 pukul 22.00 WIB.


(1)

a. Menjadi salah satu sumber informasi bagi perancangan lanjutan yang relevan.

b. Sebagai bahan banding dan rujukan untuk pembangunan gallery.

c. Sebagai salah satu pusat berkualitas internasional yang dapat dipergunakan masyarakat luas untuk mempelajari berbagai hal tentang teh dan juga peralatannya.

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Terdapat batasan perancangan yang akan dibuat dalam proyek ini dan akan digambarkan secara khusus pada lembar kerja. Batasan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Area pameran

Area yang digunakan untuk memamerkan dan memperoleh pembelajaran tentang berbagai jenis teh yang menjadi asal mulai dari tea cup dari berbagai negara.

b. Workshop

Area dimana para pengunjung dapat memcoba untuk membuat / menghias tea cup sesuai dengan keinginan dan kreasinya masing- masing.

c. Area cafe

Area dimana pengunjung dapat menikmati suasana kota Bandung sambil minum teh dengan pelayanan yang berbeda berdasarkan asal teh yang akan mereka pesan dan menikmati cemilan yang


(2)

dijual sambil berbincang-bincang. Selain itu pada areacafe ini juga terdapat area dimana pengunjung yang datang dengan rombongan dapat menikmati hidangan yang disajikan secara prasmanan.

d. Shop Area

Area ini merupakan area dimana pengunjung dapat mebeli berbagai jenis teh dan juga tea cup dari beberapa negara khususnya Cina, Jepang, Inggris, dan Indonesia.

1.5Sistematika Penulisan

Adapun susunan dalam sistematika penulisan untuk perencanaan perancangan desain interior tea center ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ide gagasan, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, serta sistematika penulisan.

BAB II STUDI LITERATUR TEA CENTER

Berisikan studi-studi literatur yang menjelaskan tentang makna sebuah museum dan hal-hal apa saja yang patut diperhatikan dalam perancangannya secara teoritis. Juga mengenai ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut berkaitan dengan teori yang ada.


(3)

BAB III TEA CENTER

Berisikan tentang analisis site, mengidentifikasi user dengan aktivitasnya sehingga dapat dihasilkan kebutuhan ruang, dan juga zoning serta blocking berdasarkan kepada konsep.

BAB IV PENERAPAN DESAIN PERANCANGAN TEA CENTER

Bab ini berisikan tahapan dan hasil desain yang akan diaplikasi pada Tea Center di Bandung.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari seluruh rangkaian desain dalam perancangan Tea Center.


(4)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tema dan konsep pada perancangan ini dicapai dengan membagi-bagi ruang secara tematik berdasarkan timeline dari perkembangan teh itu sendiri. Dan juga cara penyusunan display sehingga kesinambungan antara negara yang satu dengan


(5)

yang lainnya dapat dimengerti olaeh semua pengunjung dengan didukung bentuk dari display yang organis dan terkesan mengalir sehingga pengunjung dapat diarahkan untuk melihat display satu demi satu secara berurutan dan akhirnya akan mengerti apa teh itu secara menyeluruh.

Pembagian ruang dalam perancangan tea center ini berdasarkan pada mobilitas pengunjung. Untuk pengunjung yang ingin melihat-lihat, yang artinya pengunjung akan terus bergerak sehingga ruang yang memiliki mobilitas pengunjung tinggi ditempatkan pada lantai paling dasar. Tetapi untuk pengunjung yang ingin mempelajari tentang hal-hal tentang teh baik dari tata upacara maupun pembuatan cangkir teh yang biasa digunakan dan artinya memerlukan konsentrasi dan tidak memiliki mobilitas yang tinggi maka untuk penempatan ruang kelas dan workshop ditempatkan pada lantai 2 dan juga 3.

Dan untuk menunjang suasana dari setiap ruangan tematik yang ada maka diambilah bentuk-bentuk yang paling menggambarkan negara tersebut.

5.2 Saran

Perancangan Tea Center ini dirasakan masih banyak kekurangan dan juga keterbatasan dari berbagai aspek. Dengan demikian diharapkan beberapa perancangan lanjutan seperti :

1. Perancangan lebih lanjut mengenai adaptasi desain dan penelitiannya agar menciptakan desain yang lebih baik lagi.

2. Perancangan lebih lanjut mengenai desain interior modern atau tradisional.


(6)

Daftar Pustaka

Sumalyo,Yulianto.1993.Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Yuanita Tanuwijaya. 2009. Upacara Minum Teh sebagai Bagian Kebudayaan Masyarakat Tionghoa. Universitas Sumatra Utara.

Sitompul,Desiree.2015. SophisTEAcation: An Anthology of Porcelain Teacup Collecting.

Maldini, Irene. 2010. Design history: European tea cups and saucers. https://www.academia.edu/4449711/Design_history_European_tea_cups _and_saucers. Diakses pada 29 Agustus 2015 pukul 23.00 WIB.

MaddieBuckingham. 2012. A Brief History of Tea Cups. https://wuhstry.wordpress.com/2012/11/13/a-brief-history-of-tea-cups/. Diakses pada 29 Agustus 2015 pukul 23.00 WIB.

http://www.kompasiana.com/mhu2012/peranan-budaya-terhadap-kemajuan-suatu-bangsa-jepang_55286ef56ea8347d2c8b45c8 Diakses pada 13 Mei 2016 pukul 22.00 WIB.