Studi Deskriptif Mengenai Brand Personality IPhone Pada Mahasiswa Pengguna IPhone di Beberapa Universitas Kota Bandung.

(1)

v

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Sejak beberapa tahun lalu ponsel telah dilengkapi dengan berbagai fitur dan memiliki kemampuan layaknya seperti sebuah komputer, yang disebut sebagai smartphone. Perkembangan smartphone mencapai masa puncaknya pada tahun 2007 yaitu saat iPhone diluncurkan.

Banyaknya orang yang membeli dan menggunakan iPhone membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Teori yang digunakan adalah brand personality. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dimensi brand personality yang dominan beserta faktor-faktor pembentuknya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menggunakan iPhone dan berjumlah 100 mahasiswa. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif.

Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari alat ukur brand personality yang dikembangkan oleh Maggie Geuens, Bert Weijters, dan Kristof De Wulf (2008) dan terdiri dari 124 item. Validitas dan reliabilitas telah dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 17. Nilai koefisien validitas terentang dari 0,302-0,780, sedangkan nilai koefisien reliabilitas adalah 0,716 Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS 17.

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik diperoleh bahwa dimensi yang muncul adalah semua dimensi yaitu aggressiveness, emotionality,

activity, responsibility dan simplicity, namun dengan derajat yang berbeda-beda.

Sebagai kesimpulan diperoleh bahwa terdapat 2 dimensi yang dominan yaitu aggressiveness yang tercermin dari marketing communication, slogan,

packaging, nama merek dan emotionality yang tercermin dari slogan, packaging, marketing programm dan nama merek.


(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

Since few years ago, mobile phones have been equiped with many features, so that a mobile phone can function like a computer, as known as a smartphone. The growing of the smartphone has arrived at the highest point in 2007, at when iPhone was released for the first time.

The number of people buying and using iPhone makes researcher interested to conduct this research. The theory being used is brand personality theory. This research aim is to know the high frequency of brand personality dimensions and their aspects which affect them.

The population being researched are amount of 100 students from few universities in Bandung city. This research is a descriptive research. The instrument being used to collect data is adapted and modificated from a brand personality-questionnaire developed by Maggie Geuens, Bert Weijters, and Kristof De Wulf (2008). This new instrument consists of 124 items. The standardization had been done on this questionnaire to search out reliability and validation value. Coefficient validation value is in the range between 0,302-0,780 and reliability value is 0,716.

Based on the final result, it is known that all the brand personality dimensions, i.e aggressiveness, simplicity, emotionality, activity and responsibility, appear in the different frequency. As a conclusion, it is known that only two brand personality dimensions appear in high frequency, i.e aggressiveness which is affected by marketing communication, slogan, packaging, brand name and emotionality which is affected by slogan, packaging, marketing programm and brand name.


(3)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iv

ABSTRAK...v

ABSTRACT (INGGRIS)...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR BAGAN...xvii

DAFTAR TABEL...xviii

DAFTAR GAMBAR...xxi

DAFTAR LAMPIRAN...xxii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Identifikasi Masalah………...9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...9

1.3.1 Maksud………..9

1.3.2 Tujuan...10

1.4 Kegunaan Penelitian...10


(4)

xii

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Kegunaan Praktis...10

1.5 Kerangka Pikir...10

1.6 Asumsi...25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...26

2.1 Teori Brand Personality………...26

2.1.1 Sejarah Brand Personality di dalam Bidang Marketing………26

2.1.2 Definisi Brand Personality………28

2.1.3 Merek Sebagai Teman Dalam Berelasi………..30

2.1.4 Hubungan Merek...32

2.1.4.1 Konseptualisasi Suatu Merek...33

2.1.4.2 Menciptakan Makna dan Emosi di Sekitar Merek Besar...35

2.1.5 Anatomi Sebuah Merek...38

2.1.5.1 Penjabaran Merek...39

2.1.6 Dimensi Brand Personality...41

2.1.6.1 Activity...41

2.1.6.2 Responsibility...42

2.1.6.3 Aggressiveness...42

2.1.6.4 Simplicity...43

2.1.6.5 Emotionality...44

2.2 Elemen-Elemen Merek……….45

2.2.1 Brand Name………...45


(5)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

2.2.3 Slogan……….47

2.2.4 Packaging………...48

2.3 Marketing Programme..………50

2.3.1 Strategi Produk………...50

2.3.2 Strategi Harga……….52

2.3.3 Channel Strategy………55

2.4 Marketing Communication………...57

2.4.1 Jenis-Jenis Marketing Communication………..59

2.4.1.1 Periklanan……….59

2.4.1.1.1 Periklanan Televisi……….59

2.4.1.1.2 Periklanan Radio………60

2.4.1.1.3 Periklanan Majalah dan Koran………...60

2.4.1.1.4 Periklanan Interaktif………...61

2.4.1.1.5 Periklanan Tempat...61

2.4.2 Promosi...63

2.4.3 Event Marketing and Sponsorship...64

2.4 Pembelajaran Konsumen...64

2.4.1 Behavioral Theories...65

2.4.1.1 Classical Conditioning...65

2.4.1.1.1 Aplikasi Strategis untuk Classical Conditioning………...67

2.4.1.1.1.1 Repetisi……….67

2.4.1.1.1.2 Generalisasi Stimulus………...68


(6)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

2.5 Persepsi………70

2.5.1 Definisi Persepsi……….70

2.5.2 Dinamika Persepsi………..70

2.5.2.1 Seleksi Persepsi……….71

2.5.2.2 Organisasi Persepsi………...73

2.5.2.2.1 Figure and Ground……….73

2.5.2.2.2 Grouping………....75

2.5.2.2.3 Closure………75

2.5.2.3 Interpretasi Stimulus……….76

2.5.2.3.1 Distorsi Persepsi………..77

2.5.2.3.1.1 Penampilan Fisik………...77

2.5.2.3.1.2 Stereotypes………78

2.5.2.3.1.3 Kesan Pertama………..78

2.5.2.3.1.4 Jumping to Conclusions………....79

2.5.2.3.1.5 Hallo Effect………...79

2.6 Konsumsi dan Kepemilikan……….80

2.6.1 Produk Mempunyai Arti dan Memori Yang Spesial………..81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...82

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian……….82

3.2 Bagan Rancangan Prosedur Penelitian……….82

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………..83


(7)

xv

Universitas Kristen Maranatha

3.3.2 Definisi Operasional………...83

3.4 Alat Ukur………..84

3.4.1 Alat Ukur Variabel Brand Personality………..84

3.4.2 Data Pribadi dan Penunjang………...89

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………..90

3.4.3.1 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Brand Personality………..90

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel………...97

3.5.1 Populasi Sasaran...97

3.5.2 Karakteristik Populasi...98

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel...98

3.6 Teknik Analisis Data...98

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...101

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...101

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Seri iPhone yang Digunakan...102

4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Jangka Waktu Pemakaian iPhone...102

4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Alasan Utama Menggunakan iPhone………..103

4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Sumber Tentang Merek iPhone...104

4.2 Hasil Penelitian...106


(8)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...146

5.1 Kesimpulan...146

5.2 Saran...147

5.2.1 Saran Teoritis...147

5.2.2 Saran Praktis...148

DAFTAR PUSTAKA...150

DAFTAR RUJUKAN...152


(9)

xvii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir...24 Bagan 3.1 Rancangan Prosedur Penelitian...82


(10)

xviii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Merek Bagi Konsumen...35

Tabel 2.2 Manfaat-manfaat Merek...37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Alat Ukur brand personality...86

Tabel 3.3 Nilai Validitas Alat Ukur...91

Tabel 3.4 Kisi-kisi Alat Ukur yang telah divalidasi...94

Tabel 4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Seri iPhone Yang Digunakan...98

Tabel 4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Jangka Waktu Pemakaian iPhone....99

Tabel 4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Alasan Utama Menggunakan iPhone...100

Tabel 4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Sumber Tentang Merek iPhone...101

Tabel 4.2.1 Tabulasi silang nama merek dengan dimensi aggressiveness...103

Tabel 4.2.2 Tabulasi silang nama merek dengan dimensi simplicity...104

Tabel 4.2.3 Tabulasi silang nama merek dengan dimensi emotionality...104

Tabel 4.2.4 Tabulasi silang nama merek dengan dimensi activity...105

Tabel 4.2.5 Tabulasi silang nama merek dengan dimensi responsibility...106

Tabel 4.2.6 Tabulasi silang packaging dengan dimensi aggressiveness...106

Tabel 4.2.7 Tabulasi silang packaging dengan dimensi simplicity...107

Tabel 4.2.8 Tabulasi silang packaging dengan dimensi emotionality...108

Tabel 4.2.9 Tabulasi silang packaging dengan dimensi activity...108

Tabel 4.2.10 Tabulasi silang packaging dengan dimensi responsibility...109


(11)

xix

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.2.12 Tabulasi silang logo dengan dimensi simplicity...110

Tabel 4.2.13 Tabulasi silang logo dengan dimensi emotionality...111

Tabel 4.2.14 Tabulasi silang logo dengan dimensi activity...112

Tabel 4.2.15 Tabulasi silang logo dengan dimensi responsibility...113

Tabel 4.2.16 Tabulasi silang slogan dengan dimensi aggressiveness...113

Tabel 4.2.17 Tabulasi silang slogan dengan dimensi simplicity...114

Tabel 4.2.18 Tabulasi silang slogan dengan dimensi emotionality...115

Tabel 4.2.19 Tabulasi silang slogan dengan dimensi activity...115

Tabel 4.2.20 Tabulasi silang slogan dengan dimensi responsibility...116

Tabel 4.2.21 Tabulasi silang marketing communication dengan dimensi aggressiveness...117

Tabel 4.2.22 Tabulasi silang marketing communication dengan dimensi simplicity...117

Tabel 4.2.23 Tabulasi silang marketing communication dengan dimensi emotionality...118

Tabel 4.2.24 Tabulasi silang marketing communication dengan dimensi activity...119

Tabel 4.2.25 Tabulasi silang marketing communication dengan dimensi responsibility...119

Tabel 4.2.26 Tabulasi silang marketing programm dengan dimensi aggressiveness...120

Tabel 4.2.27 Tabulasi silang marketing programm dengan dimensi simplicity...121


(12)

xx

Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.2.28 Tabulasi silang marketing programm dengan dimensi

emotionality...121 Tabel 4.2.29 Tabulasi silang marketing programm dengan dimensi

activity...122 Tabel 4.2.30 Tabulasi silang marketing programm dengan dimensi


(13)

xxi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Hubungan antara elemen-elemen merek...40 Gambar 2.4 Skema classical conditioning...66


(14)

xxii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabulasi silang masing-masing elemen merek dan masing-masing dimensi dan jenis iPhone

LAMPIRAN 2 Tabulasi silang masing-masing elemen merek dan masing-masing dimensi dan jangka waktu pemakaian iPhone

LAMPIRAN 3 Tabulasi silang masing-masing elemen merek dan masing-masing dimensi dan sumber informasi tentang merek iPhone


(15)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan manusia di abad ke-21 sangat berbeda dengan kebutuhan di abad-abad sebelumnya. Manusia sangat menuntut dan mendambakan kemudahan dalam segala hal. Tuntutan akan kemudahan ini dapat dipenuhi dengan kemajuan teknologi. Kemajuan ini salah satunya dapat dilihat di dalam dunia komunikasi. Jika dahulu ponsel hanya dapat digunakan untuk menelepon, maka saat ini tidaklah demikian. Ponsel masa sekarang dilengkapi dengan berbagai fungsi lain yang disesusaikan dengan kebutuhan manusia. Ponsel tersebut dilengkapi dengan fungsi PDA (Personal Digital Assistant) sehingga berkemampuan seperti layaknya sebuah komputer dan dikenal dengan istilah smartphone

(www.wartawarga.gunadarma.ac.id/2010). Smartphone jenis ini mempermudah manusia untuk melakukan berbagai pekerjaan yang dulunya harus dikerjakan dengan bantuan sebuah komputer, seperti mengirim surat elektronik dan

browsing.

Pada mulanya smartphone dapat digunakan untuk membantu seseorang mengatur jadwal, membantu seseorang dalam bekerja dengan cara seseorang dapat menyimpan berbagai file data karena smartphone mempunyai memori seperti komputer dan dapat mengirim dan menerima surat elektronik. Kemudian seseorang dapat melakukan browsing melalui smartphonenya.


(16)

2

Merek-merek smartphone dengan kemampuan seperti ini muncul pertama kali pada tahun 1993, yaitu dengan dirilisnya IBM Simon oleh Bell South (www.businessweek.com/2012). Kemudian pada tahun 1996 diikuti oleh Nokia (www.redorbit.com/2013). Lalu setahun kemudian Ericsson meluncurkan GS88 (www.stockholmsmartphone.org/2013). Selanjutnya pada tahun 2001 Palm,Inc. meluncurkan Kyocera 6035 (www.mobiletechreview.com/2001) dan Microsoft meluncurkan smartphone Windows CE Pocket (www.microsoft.com/2001). Kemudian pada tahun 2002 Handspring meluncurkan smartphone Palm OS Treo (www.businessweek.com/stories/2001) dan RIM meluncurkan Blackberry (www.mobimadness.com/2009).

Seiring dengan perkembangan zaman, maka berkembanglah juga teknologi yang saat ini memungkinkan smartphone untuk digunakan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Smartphone pada zaman sekarang sudah dilengkapi dengan berbagai kemampuan yang lebih banyak dibandingkan pada awal perkembangan smartphone. Berbagai kemampuan smartphone tersebut dikenal dengan istilah fitur dan aplikasi. Fitur merupakan kemampuan-kemampuan bawaan yang ada pada smartphone, seperti fitur kamera, fitur browsing, fitur

messaging, fitur kalender, fitur pemutar musik dan film. Sedangkan aplikasi

merupakan kemampuan-kemampuan yang belum terdapat pada smartphone, namum dapat dimiliki melalui cara mengunduh dari pihak ketiga/pihak pengembang smartphone, seperti aplikasi permainan, aplikasi foto, aplikasi office


(17)

3

aplikasi, maka hal ini membuat fungsi smartphone menjadi lebih banyak dan beragam.

Smartphone pertama yang memiliki berbagai fitur dan aplikasi

diluncurkan pertama kali pada tahun 2007 oleh perusahaan komputer Apple.

Apple meluncurkan smartphone yang diberi nama iPhone. Pada saat itu iPhone

telah memiliki beberapa fitur seperti fitur kamera, fitur pemutar musik, fitur touch

screen. Sedangkan aplikasi untuk iPhone hanya dapat diunduh dari iTunes

(Issacson, 2011).

Pada waktu itu, produk iPhone berbeda dari berbagai produk smartphone lainnya. Produk iPhone memiliki layar sentuh yang sensitif sehingga dapat dioperasikan hanya melalui sentuhan jari tangan. Iphone juga memiliki layar yang lebar dengan ukuran 5x8 inchi. Hal ini membuat pengguna merasakan sensasi penglihatan yang luas (Issacson, 2011).

Merek iPhone pada perdana peluncurannya di tahun 2007 sudah mampu menarik perhatian masyarakat karena merek iPhone mampu terjual sebanyak 700.000 ribu unit di minggu pertama peluncurannya (www.okezone.com/2007). Ketertarikan orang untuk membeli merek iPhone dapat disebabkan oleh keunggulan fungsi yang ditawarkan oleh iPhone. Produk iPhone dilengkapi dengan berbagai fitur dan aplikasi yang sebelumnya tidak dimiliki oleh merek-merek yang lain. Fitur tersebut meliputi fitur musik, kamera, games dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan waktu, merek iPhone semakin memperbaharui fiturnya. Merek iPhone dilengkapi dengan fitur-fitur yang hanya


(18)

4

dapat digunakan oleh sesama pengguna iPhone seperti Siri, Facetime, dan

iMessage (www.guardian.co.uk/commentisfree/2012). Hal ini mampu membuat

orang untuk semakin tertarik membeli merek iPhone karena adanya fitur-fitur yang tidak tersedia pada berbagai merek smartphone lainnya.

Selain pembaharuan pada fitur, merek iPhone juga mengalami pembaharuan pada desain produknya. Hal ini dapat dilihat melalui desain luar

iPhone. Seri iPhone 3G dan 3GS berbeda dengan seri iPhone 4 dan seri

selanjutnya. Seri iPhone 3G dan 3GS memiliki bagian tengah belakang yang agak cembung dengan keempat sisi pinggirnya yang tipis, sedangkan bentuk iPhone 4 dan generasi seterusnya memiliki desain luar yang berbentuk kotak, datar pada bagian depan dan belakang dan semakin tipis. Desain iPhone hanya menggunakan lebih sedikit material dibandingkan merek-merek yang lain. Merek iPhone menawarkan produk tanpa menggunakan internal plate, melainkan hanya sepotong metal yang mengelilingi bagian samping iPhone dan berfungsi sebagai

antenna. Hal ini membuat ruang yang lebih luas pada bagian dalam iPhone

sehingga desain iPhone dapat dibuat lebih tipis. Kemudian pada bagian belakangnya diletakkan bahan seperti kaca yang bertujuan untuk membuat produk

iPhone tampil lebih menawan (www.computerworld.com/2010). Hal ini menujukkan bahwa merek iPhone juga menonjolkan keunggulan tampilan desain produk untuk menarik perhatian minat konsumen agar membeli merek iPhone.

Fenomena ini ternyata mampu untuk menarik perhatian masyarakat membeli merek iPhone. Hal ini dapat dilihat bahwa angka penjualan iPhone semakin lama semakin meningkat sejak tahun 2007. Pada bulan September 2012


(19)

5

telah diluncurkan seri iPhone 5 yang mampu terjual lebih dari 5 juta unit hanya dalam waktu 3 hari sejak hari perdana peluncurannya. Bahkan sebelum peluncurannya, sebanyak 2 juta orang telah melakukan pre-order terhadap seri

iPhone 5 hanya dalam waktu 24 jam (www.kompas.com/2012). Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias/berminat terhadap merek iPhone. Minat konsumen di Indonesia terhadap merek iPhone tidak berbeda dengan keadaan di luar negeri. Hal ini terlihat bahwa sejak peluncuran iPhone 4S di Indonesia terdapat permintaan konsumen yang sangat tinggi terhadap produk

iPhone 4S. Hal ini membuat distributor resmi iPhone di Indonesia (PT.SES) harus

mendatangkan lagi produk dengan jumlah tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah produk yang didatangkan sebelumnya. Menurut Lisa Widyawati, Head of Sales

and Marketing PT Sinar Eka Selaras (SES), mengatakan bahwa pertumbuhan

pengguna iPhone di Indonesia cukup besar. Hal ini dikarenakan pertumbuhan kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap smartphone

(www.industri.kontan.co.id /2012).

Dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia, tidak dapat disangkal bahwa daya beli masyarakat juga meningkat. Kemampuan beli masyarakat Indonesia yang semakin besar terhadap merek iPhone selain karena kebutuhan akan gadget, juga akan kebutuhan rasa gengsi (www.detik.com/2012). Merek iPhone yang dibeli dengan harga mahal dianggap oleh pemakainya dapat meningkatkan harga diri mereka.

Fenomena mengenai pembelian merek iPhone yang cukup besar di Indonesia tentunya tidak dapat dilepaskan juga dari strategi marketing yang


(20)

6

dilakukan oleh pihak Apple. Dalam setiap peluncuran seri produk terbaru, pihak

Apple selalu menghadirkan produk yang memiliki perbedaan dengan seri produk

sebelumnya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat melalui penambahan berbagai fitur/aplikasi dan perubahan desain produk. Strategi dari pihak Apple mengajarkan pada konsumen bahwa merek iPhone akan selalu menawarkan produk smartphone yang inovatif. Namun dampak yang ditimbulkan dari strategi

marketing ternyata lebih ditentukan oleh bagaimana konsumen mempersepsi hal

tersebut (Schiffman & Kanuk, 2007). Persepsi merupakan proses yang memfasilitasi seorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi stimulus-stimulus hingga menjadi sebuah gambaran yang berarti bagi dirinya sendiri (Schiffman dan Kanuk, 2007).

Proses persepsi dimulai dari pemilihan stimulus yang dianggap paling menarik. Pemilihan stimulus antara setiap orang dapat saja berbeda-beda karena setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Orang yang memiliki kebutuhan untuk dilihat sebagai seseorang yang powerfull akan memilih merek dari suatu produk yang dianggapnya dapat mewakili kebutuhannya tersebut. Stimulus yang diperhatikannya dapat saja berupa performa produk, warna produk atau desain produk.

Bagaimana seseorang melakukan pemilihan terhadap sebuah merek yang dapat mewakili kebutuhannya terjadi melalui bahwa orang tersebut akan terlebih dahulu mempersepsi tentang siapa dirinya dan kemudian mempersepsi berbagai atribut merek (Sirgy, 1982). Jika hasil persepsi terhadap atribut merek sama dengan hasil persepsi terhadap diri sendiri, maka orang cenderung lebih besar


(21)

7

membeli merek tersebut dibandingkan merek lainnya. Ide ini pada akhirnya melahirkan sebuah konsep dalam bidang periklanan dan kemudian marketing yang disebut sebagai brand personality. Brand personality didefinisikan sebagai sekumpulan trait kepribadian manusia yang dapat diaplikasikan dan berhubungan erat dengan merek (Azoulay & Kapferer dalam Maggie Geuens, 2008). Jenis konsumen yang sesuai dengan konsep brand personality adalah anak muda. Anak muda memiliki kecenderungan mengekspresikan kepribadiannya melalui merek-merek dari produk yang merek-mereka gunakan tanpa terlalu memperhatikan keadaan sosial ekonomi mereka (Weale & Kerr, dalam Mulyanegara, Tsarenko dan Anderson, 2009).

Berdasarkan konsep tersebut, maka peneliti melakukan survei awal yang terdiri dari kuesioner dan wawancara terhadap 10 mahasiswa pengguna iPhone. Peneliti mengajukan pertanyaan terbuka mengenai tipe orang seperti apakah merek iPhone jika dimisalkan seorang manusia. Hasil dari survei awal tersebut adalah bahwa sebanyak 3 orang (30%) mengatakan bahwa merek iPhone memiliki kepribadian activity dan simplicity. Kepribadian activity dilihat dari berbagai fitur yang disajikan oleh iPhone seperti fitur games, fitur olahraga dan fitur pendidikan. Selanjutnya kepribadian activity ini dapat dilihat dari pengguna

iPhone yang memiliki gaya berpakaian yang terkesan fashionable. Kepribadian simplicity dilihat dari berbagai logo yang bergambar buah apel yang terkesan

sederhana, warna produk yang hanya terdiri dari 2 yaitu putih dan hitam, desain produk iPhone yang berbentuk kotak dan hanya terdapat sebuah tombol.


(22)

8

Dua orang (20%) mengatakan bahwa merek iPhone memiliki kepribadian dinamis, high class, simplicity. Kepribadian dinamis dapat dilihat dari berbagai fitur dan aplikasi iPhone yang terus bertambah, desain produk iPhone yang selalu mengalami pembaharuan, produknya dapat dipasangkan dengan berbagai aksesoris, seperti case. Kepribadian high class dapat dilihat dari harga produk

iPhone dan tampilan produk iPhone yang mengesankan kemewahan. Kepribadian simplicity dapat dilihat dari berbagai fitur iPhone yang mudah untuk digunakan.

Satu orang (10%) mengatakan bahwa merek iPhone memiliki kepribadian

activity, high class, simplicity, responsibility. Kepribadian activity dapat dilihat

dari pengguna iPhone yang biasanya adalah orang yang senang bekerja mandiri dan menjadi pemimpin. Orang seperti ini terkesan sebagai orang yang tidak suka bergantung kepada orang lain dan memiliki ide-ide yang inovatif. Kepribadian

high class dapat dilihat dari pengguna iPhone yang terkesan kaya dan memiliki

kesukaan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kepribadian simplicity dapat dilihat dari pengguna iPhone yang memiliki gaya berpakaian yang simple. Kepribadian responsibility dapat dilihat dari pengguna iPhone yang terkesan memiliki pendirian dan tidak suka mencari perhatian dari orang lain.

Dua orang (20%) mengatakan bahwa merek iPhone memiliki kepribadian

activity dan elegance. Kepribadian activity dapat dilihat dari fitur-fitur iPhone

yang lebih menonjolkan fitur entertainment seperti fitur musik, games. Kepribadian elegance dapat dilihat dari harga produk iPhone yang lebih tinggi dari gadget yang lain dan tampilan desain produk dan logo iPhone yang terkesan menawan.


(23)

9

Dua orang (20%) mengatakan bahwa merek iPhone memiliki kepribadian

simplicity dan emotionality. Kepribadian simplicity dapat dilihat dari cara

pengoperasian produk iPhone yang menggunakan sentuhan jari tangan dan hanya terdapat satu tombol pada produknya. Kepribadian romantic dapat dilihat dari desain produk iPhone yang berbentuk slim/atletis sehingga terkesan modis dan sempurna, kemudian tipikal pengguna iPhone yang mempunyai pekerjaan atau karier yang gemilang.

Dari hasil survei awal dapat dilihat bahwa hasil persepsi mahasiswa pengguna iPhone tentang brand personality iPhone muncul dari bagaimana mereka memersepsi fitur, aplikasi dan desain produk, harga produk iPhone, tampilan logo iPhone dan karakteristik yang melekat pada pengguna iPhone. Untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang diberi judul “Studi Deskriptif Mengenai Brand Personality iPhone Pada Mahasiswa Pengguna iPhone di beberapa Universitas Kota Bandung”

1.2 Identifikasi Masalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran brand

personality iPhone.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud:


(24)

10

1.3.2 Tujuan:

Untuk mengetahui dimensi-dimensi brand personality yang paling dominan pada merek iPhone dan elemen-elemen merek yang paling dominan kecenderungan keterkaitannya dengan persepsi terhadap brand

personality iPhone.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Sebagai informasi tambahan pada mata kuliah psikologi konsumen dan psikologi periklanan tentang teori brand personality.

2. Sebagai informasi tambahan pada mata kuliah manajemen merek tentang faktor-faktor pembentuk brand personality.

3. Sebagai informasi tambahan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh brand personality terhadap pemilihan merek.

4. Sebagai informasi tambahan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan brand personality dan kepribadian pengguna suatu merek.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Sebagai informasi bagi manajer pemasaran Apple dalam rangka menyusun strategi pemasaran yang optimal.


(25)

11

2. Sebagai informasi bagi manajer periklanan yang bekerja sama dengan pihak Apple untuk menyusun strategi kreatifitas iklan merek iPhone yang mampu menarik perhatian dan mudah diingat oleh konsumen.

1.5 Kerangka Pikir

Pada awalnya iPhone dibuat dengan sebuah tujuan yaitu untuk mencegah penurunan penjualan iPod yang saat itu telah melonjak. Oleh karena itu, Steve Jobs merencanakan untuk membuat sebuah ponsel yang hanya dilengkapi dengan fitur pemutar musik (Issacson, 2011). Namun pada akhirnya dengan berbagai saran dari tim kerjanya, maka iPhone dibuat lebih dari sekedar iPod. Iphone dilengkapi dengan teknologi multi sentuh, beragam fitur yang mudah digunakan dan koneksi internet yang cepat (Issacson, 2011).

Pada awal peluncuran pertama kali tahun 2007, iPhone sudah dilengkapi dengan berbagai fitur yang tidak hanya berhubungan dengan komunikasi, tetapi juga tidak berhubungan dengan komunikasi, seperti: fitur musik, fitur kamera, fitur permainan, dan berbagai fitur lainnya. Selain itu, desain iPhone juga berbeda dari desain produk-produk smartphone pada waktu itu. Desain iPhone dibuat tipis, layarnya lebar, dan besar. Pada tahun-tahun peluncuran iPhone selanjutnya, desainnya mengalami beberapa perubahan dan terdapat penambahan berbagai fitur dan aplikasi. Sampai pada saat itu, pihak Apple mengajar mahasiswa untuk mempersepsi merek iPhone melalui asosiasi antara merek dengan produknya. Namun pada beberapa saat yang lalu, banyak merek kompetitor yang


(26)

12

meluncurkan produk menyerupai merek iPhone, bahkan produk-produk tersebut juga memiliki fitur dan aplikasi yang menyerupai merek iPhone.

Dalam usahanya menghadapi persaingan, pihak Apple melalukan berbagai perubahan atribut yang bertujuan untuk membedakan merek iPhone dengan merek-merek kompetitornya dan menarik perhatian mahasiswa untuk tetap memilih merek iPhone. Berbagai perubahan atribut dapat dilakukan melalui perubahan desain yang benar-benar berbeda dengan produk sebelumnya, strategi periklanan, penambahan berbagai fitur dan aplikasi, dan berbagai elemen-elemen merek. Namun demikian, hal tersebut tidak langsung memunculkan dampak berupa respon membeli, karena dampak marketing efforts tersebut sebagian besar ditentukan oleh faktor dari konsumen (mahasiswa pengguna iPhone), yaitu: persepsi (Schiffman & Kanuk, 2007). Jadi, dampak dari marketing efforts yang dilakukan oleh pihak Apple harus dapat memunculkan persepsi pada konsumen seperti yang diharapkan oleh pihak Apple.

Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses yang memfasilitasi seorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi stimulus-stimulus hingga menjadi sebuah gambaran yang berarti bagi dirinya sendiri (Schiffman dan Kanuk, 2007). Biasanya ukuran stimulus yang berbeda dari ukuran berbagai stimulus di sekitarnya dan warna dapat menjadi daya tarik, namun pemilihan stimulus juga dipengaruhi oleh kebutuhan dan keinginan individu (Schiffman & Kanuk, 2007). Jadi, kebutuhan dan keinginan dapat mengarahkan mahasiswa untuk memilih stimulus yang menjadi pusat perhatiannya.


(27)

13

Kebutuhan dan keinginan tersebut meliputi kebutuhan untuk self extension (Schiffman & Kanuk, 2007). Konsep self-extension menyakini bahwa kepemilikan (possession) dari individu mencerminkan actual/ideal self tentang individu tersebut (Belk, 1988). Pengukuran tentang self dapat dilakukan dengan menggunakan personality inventory.

Hubungan antara self dengan possession tercipta melalui bagaimana individu memersepsi dirinya dan bagaimana individu mempersepsi berbagai atribut produk/merek. Jika persepsi individu tentang atribut produk/merek sama dengan persepsi individu tentang dirinya maka terdapat congruity antara self

image dan image tentang produk/merek (Sirgy, 1982).

Konsep congruity antara self image dan image produk/merek memunculkan konsep tentang brand personality. Brand personality didefinisikan sebagai sekumpulan trait kepribadian manusia yang dapat diaplikasikan dan berhubungan erat dengan merek (Azoulay & Kapferer, 1998). Brand personality dapat terwujud melalui persepsi terhadap berbagai perilaku merek seperti keputusan marketing mix ataupun strategi periklanan (Aaker, 1997, Azoulay & Kapferer, 1998). Jadi segala usaha yang dilakukan oleh produsen dapat dipandang sebagai perilaku merek dan dipersepsi sebagai brand personality.

Dari pengertian tentang konsep dan terbentuknya, maka dapat diketahui bahwa bagaimana sebuah iklan ditampilkan, bagaimana harga yang ditawarkan untuk sebuah merek, bagaimana sebuah merek dipasarkan, bagaimana keuntungan-keuntungan yang ditawarkan oleh merek, semua hal itu dapat dipahami sebagai perilaku merek yang dipersepsi oleh konsumen dengan


(28)

14

menggunakan istilah-istilah kepribadian yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi orang lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maggie Geuens dan kawan-kawan pada tahun 2008 (Geuens, 2008) tentang dimensi-dimensi brand

personality yang dilakukan terhadap berbagai merek dengan berbagai kategori

produk, didapatkan hasil bahwa terdapat lima dimensi brand personality, yaitu:

activity, responsibility, aggressiveness, simplicity dan emotionality. Oleh karena

itu, dapat dikatakan bahwa merek iPhone juga memiliki lima dimensi ini.

Masing-masing dimensi ini terbagi lagi menjadi beberapa facet. Dimensi

activity terbentuk atas facet active, dynamic dan innovative. Dimensi responsibility terbentuk atas facet down-to-earth, stable dan responsible. Dimensi aggressiveness terbentuk atas facet aggresive dan bold. Dimensi simplicity

terbentuk atas facet ordinary dan simple. Dimensi emotionality terbentuk atas

facet romantic dan sentimental.

Persepsi mahasiswa terhadap marketing efforts pihak Apple diawali oleh proses learning mahasiswa terhadap berbagai atribut merek iPhone, seperti strategi periklanan, harga, saluran distribusi, strategi produk, nama merek, slogan,

packaging, dan logo. Berbagai elemen merek iPhone pada mulanya merupakan

stimulus netral yang tidak menyebabkan mahasiswa mempersepsi apapun. Kemudian pihak Apple mengajar mahasiswa tentang merek iPhone melalui asosiasi-asosiasi dari berbagai elemen ini. Prinsip learning yang terjadi pada pikiran mahasiswa dapat terjadi melalui kerangka asosiasi. Dalam teori learning,


(29)

15

kerangka asosiasi ini disebut sebagai classical conditioning (Schiffman & Kanuk, 2007).

Classical conditioning mempunyai prinsip bahwa respon tertentu muncul

jika sebuah stimulus, yang dipasangkan dengan stimulus lainnya yang memunculkan respon yang diketahui, dapat memunculkan respon yang sama jika digunakan secara terpisah. Prinsip kerja teori ini memasangkan conditioned

stimulus dengan unconditioned stimulus.

Conditioned stimulus akan memunculkan conditioned response,

sedangkan unconditioned stimulus pada mulanya memunculkan unconditioned

response. Setelah beberapa kali pemasangan, maka akan muncul respon yang

disebut sebagai conditioned response yang disebabkan oleh conditioned stimulus saja (Schiffman & Kanuk, 2007).

Prinsip learning ini berfungsi untuk membantu mahasiswa mengorganisasi stimulus merek iPhone. Prinsip organisasi persepsi dapat dibagi menjadi tiga yaitu figure and ground, grouping, dan closure (Schiffman & Kanuk, 2007). Figure and ground mempunyai prinsip bahwa stimulus yang tampak lebih jelas akan ditangkap sebagai figure dan stimulus yang tidak terlalu jelas akan ditangkap sebagai ground. Dalam mengolah berbagai elemen merek iPhone, mahasiswa dapat memilih bagian stimulus mana yang lebih menarik perhatiannya. Pemilihan stimulus ini dapat ditentukan dari stimulus itu sendiri yang tampil menonjol dibandingkan dengan stimulus di lingkungan sekitarnya. Setelah itu, mahasiswa akan terlebih dahulu mengasosiasikannya dengan pengalaman sebelumnya untuk dapat menginterpretasikannya.


(30)

16

Grouping mempunyai prinsip bahwa individu memiliki kecenderungan

untuk mengelompokkan stimulus-stimulus sehingga dapat terbentuk sebuah gambaran yang utuh. Jadi mahasiswa pengguna iPhone akan mengelompokkan berbagai atribut merek iPhone dengan pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya sehingga pada akhirnya mereka memberikan makna tertentu terhadap merek iPhone.

Closure memiliki prinsip bahwa individu memiliki kebutuhan untuk menyatukan (closure). Individu mengekspresikan kebutuhan ini dengan mengorganisasikan persepsi-persepsi mereka sehingga mereka dapat membentuk sebuah gambaran yang utuh. Jadi mahasiswa pengguna iPhone akan menyatukan/mendekatkan berbagai atribut merek iPhone dengan pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya yang dirasa cocok/sesuai sehingga mereka dapat memberikan makna tertentu terhadap merek iPhone. Bagaimana mahasiswa pengguna iPhone menggabungkan berbagai atribut merek iPhone dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dapat tergantung dari seberapa familiar mahasiswa pengguna iPhone dengan merek iPhone.

Dimensi activity didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kualitas aktif, bersemangat, cepat, ringan. Facet active diartikan sebagai energik (bersemangat) dan hidup. Facet dynamic diartikan sebagai suatu keadaan atau kualitas yang tidak statis. Facet innovative diartikan sebagai sebuah perubahan untuk menginterupsi kebiasaan atau aturan yang sebagaimana mestinya.

Contoh untuk ini adalah bagaimana logo iPhone dipersepsi dengan menggunakan prinsip figure and ground. Logo iPhone yang berupa gambar buah


(31)

17

apel yang tergigit yang ditampilkan pada bagian belakang produk iPhone dengan warna perak yang lebih mengkilap dari warna produknya yang berwarna putih dan hitam mampu untuk menarik perhatian mahasiswa. Dalam usahanya untuk menginterpretasi stimulus ini, mahasiswa dapat saja mengasosiasikan penampilan logo iPhone dengan penampilan logo-logo merek kompetitor lain. Jika hasil asosiasi dari mahasiswa menghasilkan makna bahwa penampilan logo iPhone merupakan penampilan yang unik, tidak biasa dan berbeda, maka mahasiswa dapat mempersepsi merek iPhone sebagai merek yang inovatif.

Contoh lain adalah bagaimana iklan merek iPhone dan fitur iPhone dipersepsi dengan menggunakan prinsip grouping. Iklan merek iPhone menampilkan iklan produk iPhone yang dilatarbelakangi oleh musik dengan ritme yang cukup cepat. Berbagai iklan untuk produk iPhone yang terus menerus dilatarbelakangi oleh berbagai tema musik dengan ritme yang cukup cepat dapat saja memunculkan perasaan bahagia pada mahasiswa saat menyaksikan iklan tersebut. Jika jumlah pengulangan iklan tepat dan berhasil, maka melalui asosiasi yang demikian mahasiswa dapat menginterpretasi merek iPhone sebagai merek atraktif/hidup (active).

Merek iPhone mempunyai produk yang dilengkapi dengan berbagai fitur. Fitur-fitur tersebut selain terdiri atas fitur komunikasi, juga terdiri atas fitur-fitur yang tidak berhubungan dengan komunikasi, seperti: fitur permainan, fitur kompas, fitur GPS, fitur jam dunia dan masih banyak lagi. Setiap peluncuran produk iPhone seri terbaru, juga terdapat penambahan berbagai fitur baru. Strategi


(32)

18

memaknakan merek iPhone secara berbeda dibandingkan dengan merek-merek lain.

Dalam usaha untuk memaknakan merek iPhone ini maka mahasiswa pengguna iPhone dapat saja mengasosiasi fitur-fitur iPhone yang selalu bertambah dengan fitur-fitur merek lain. Hasil asosiasi ini dapat membentuk makna dalam pikiran mahasiswa pengguna iPhone bahwa merek iPhone merupakan merek yang dinamis (dynamic) dibandingkan dengan merek-merek lain.

Dimensi responsibility didefinisikan sebagai keadaan bertanggung jawab atau dapat diandalkan, keadaan untuk mampu menjawab, kemampuan untuk memenuhi tuntutan atau kewajiban. Facet down-to-earth diartikan sebagai kecenderungan untuk bertindak dan berpikir yang berdasar pada kenyataan, kecenderungan untuk berhubungan dengan realitas. Facet responsible diartikan sebagai menyangkut keandalan atau keharusan/kewajiban. Facet stable diartikan sebagai tidak mudah berubah, berkesinambungan, kuat.

Contoh untuk ini adalah bagaimana merek iPhone dipersepsi melalui asosiasi dari material produknya dengan menggunakan prinsip grouping. Material yang digunakan sebagai perangkat keras iPhone juga dapat menimbulkan makna tertentu dalam pikiran mahasiswa pengguna iPhone tentang merek iPhone.

Mereka dapat mempunyai belief tertentu tentang berat barang, yaitu semakin berat suatu barang maka kualitasnya semakin terjamin. Belief tersebut muncul berdasarkan pada pengalaman mereka sebelumnya atau juga pengaruh sosial, seperti informasi dari anggota keluarga atau teman. Mahasiswa dapat


(33)

19

mengasosiasikan berat produk iPhone dengan kualitas produk iPhone. Jika mereka mengalami hal yang sesuai dengan belief yang diyakini maka mereka dapat mempersepsi merek iPhone sebagai merek yang kuat (stable).

Contoh berikutnya adalah bagaimana performance iPhone dipersepsi dengan menggunakan prinsip closure. Merek iPhone mempunyai produk yang memiliki antenna internal yang daya jangkauannya luas. Hal ini membuat iPhone dapat digunakan oleh mahasiswa di berbagai tempat. Pengalaman mahasiswa menggunakan iPhone di berbagai tempat dapat menjadi informasi yang terdekat bagi mahasiswa tentang merek iPhone. Informasi tersebut dapat berupa ketahanan

iPhone di berbagai tempat

Mahasiswa pengguna iPhone dapat menggunakan iPhone di lokasi di mana produk dari merek lain pada umumnya tidak dapat digunakan, contoh di

basement. Dalam usahanya memberikan makna terhadap merek iPhone, maka

mahasiswa pengguna iPhone mengasosiasikan performance iPhone dengan

performance merek lain yang pada akhirnya menimbulkan makna dalam pikiran

mereka bahwa performance merek iPhone dapat lebih diandalkan dibandingkan

performance merek lain. Oleh karena itu, merek iPhone dapat dipersepsi sebagai

merek yang bertanggung jawab (responsible).

Contoh berikutnya adalah bagaimana nama merek “iPhone” dipersepsi dengan menggunakan prinsip figure and ground. Ketika kepada mahasiswa pengguna iPhone diperdengarkan nama iPhone, mahasiswa dapat langsung mengenali bahwa kata “phone” menunjukkan bahwa merek iPhone merupakan


(34)

20

Dalam benak mereka, produk komunikasi diharapkan sebagai produk yang dapat digunakan untuk menelepon dan berkirim pesan. Jika mereka mengalami bahwa produk dari iPhone dapat digunakan untuk menelepon dan berkirim pesan maka mereka dapat mempersepsi iPhone sebagai merek yang realistis melalui asosiasi fitur-fitur komunikasi dengan nama merek”iPhone”.

Dimensi aggressiveness didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menyerang atau kecenderungan untuk melakukan aktivitas yang berani. Facet

aggressive memiliki arti yang sama dengan aggressiveness. Facet bold diartikan

sebagai menunjukkan keberanian, tidak takut, jelas, kuat.

Contoh untuk ini adalah bagaimana strategi harga merek iPhone dipersepsi dengan menggunakan prinsip closure. Pada saat peluncuran perdananya, merek

iPhone dikenakan dengan harga yang cukup tinggi. Harga jual merek iPhone

dapat dikatakan lebih tinggi dari harga jual merek-merek lain. Namun demikian, setelah beberapa bulan, harga tersebut dapat diturunkan atau pembayarannya dapat dicicil dengan menggunakan kartu kredit tertentu.

Mahasiswa pengguna iPhone dapat saja mempunyai berbagai pengalaman terkait hal ini, misalkan bahwa strategi harga yang demikian biasanya bertujuan untuk menarik konsumen membeli. Mereka dapat mengasosiasikan strategi harga merek iPhone dengan pengalamannya ini sehingga mempersepsi merek iPhone sebagai merek yang menyerang (aggressive).

Harga pertama penjualan iPhone juga merupakan stimulus yang dapat memberikan makna terhadap merek iPhone melalui prinsip grouping. Sampai saat ini harga jual iPhone dapat dikatakan lebih tinggi dibandingkan harga jual dari


(35)

21

merek-merek kompetitor lain. Usaha pihak Apple menjual produk iPhone dengan harga yang tinggi merupakan upayanya untuk membuat positioning dan menciptakan makna tertentu dalam pikiran mahasiswa tentang merek iPhone. Mahasiswa pengguna iPhone dalam usahanya memersepsi marketing effort ini dari pihak Apple dapat mengasosiasikan harga jual perdana merek iPhone dengan harga jual perdana merek-merek lain, sehingga muncul dalam pikiran mereka bahwa harga merek iPhone jauh lebih tinggi dari harga merek-merek lain. Oleh karena itu mahasiswa pengguna iPhone dapat memersepsi merek iPhone sebagai merek yang berani (bold).

Dimensi simplicity didefinisikan sebagai keadaan yang mudah, tanpa hiasan-hiasan/dekorasi, tanpa formalitas, tanpa kesulitan, sesuatu yang murni.

Facet ordinary diartikan sebagai kemunculan yang umum, seperti biasanya,

sesuai dengan yang semestinya. Facet simple diartikan sebagai tidak dikombinasikan dengan yang lain, murni, tanpa kerumitan, tanpa kemewahan.

Contoh untuk dimensi ini adalah bagaimana stimulus dari elemen merek, seperti brand name (nama merek), dipersepsi dengan menggunakan prinsip

closure. Nama “iPhone” yang hanya terdiri dari 6 huruf, singkat dan mudah untuk dieja diasosiasikan dengan cara pengoperasian produk iPhone yang dikenal dengan kemudahannya. Hal ini dapat membuat mereka menginterpretasi merek

iPhone merupakan merek yang sederhana (ordinary).

Demo iklan merek iPhone juga dapat dipersepsi dengan menggunakan prinsip grouping. Berbagai demo iklan merek iPhone yang terus menunjukkan bagaimana produk iPhone dapat dioperasikan hanya dengan melalui sentuhan jari


(36)

22

tangan dapat memunculkan makna dalam pikiran mahasiswa pengguna iPhone bagaimana mudahnya mengoperasikan iPhone.

Iklan ini mengajak mahasiswa pengguna iPhone untuk mengasosiasikan cara pengoperasian produk iPhone dengan cara pengoperasian produk dari merek lain. Hasil asosiasi ini membentuk makna dalam pikiran mereka bahwa cara mengoperasikan produk dari merek iPhone jauh lebih mudah dibandingkan dengan produk dari merek-merek lain. Oleh karena itu, mahasiswa pengguna

iPhone dapat memersepsi merek iPhone sebagai merek yang mudah (simple).

Dimensi emotionality didefinisikan sebagai keadaaan atau kualitas yang dikarakteristikkan dengan ekspresi emosi. Facet romantic diartikan sebagai yang dicirikan atau dipegaruhi oleh penampilan atau sesuatu yang menganggumkan, misalnya dapat berupa karakter-karakter kepahlawanan, bersifat imaginasi, fantastis, tidak nyata dan dicirikan oleh perasaan cinta. Sedangkan facet

sentimental diartikan sebagai adanya ekspresi emosi yang terlalu kuat/berlebihan

atau tidak tepat pada tempatnya, dicirikan atau pelibatan emosi atau aspirasi yang menyentuh.

Contoh untuk dimensi ini adalah bagaimana merek iPhone dipersepsi melalui asosiasi dari packaging iPhone dengan menggunakan prinsip figure and

ground. Packaging merupakan bagian dari marketing mix yang dapat digunakan

oleh perusahaan sebagai positioning merek. Hal ini dapat dilakukan melalui ukuran packaging, warna, dan bentuk. Ukuran, warna dan bentuk sebuah

packaging suatu merek dapat menimbulkan makna tertentu tentang merek


(37)

23

Packaging iPhone dibuat dengan bentuk kotak, ukurannya tergolong kecil

dan berwarna putih. Ukuran yang tergolong kecil dapat menimbulkan kesan unik, tidak biasa, lucu karena biasanya ukuran packaging smartphone berbagai merek lain adalah besar dan warnanya hitam atau biru tua. Packaging iPhone seperti demikian dapat menarik perhatian mahasiswa karena ukurannya dan warnanya yang tidak biasa.

Desain packaging iPhone ini dapat menimbulkan kesan yang menyenangkan, unik, lucu ataupun menganggumkan. Dalam usahanya untuk mempersepsi merek iPhone, mahasiswa pengguna iPhone dapat mengasosiasikan

packaging produk iPhone dengan kesan yang dirasakan ketika melihat packaging

tersebut sehingga mereka dapat mempersepsi merek iPhone sebagai merek yang imaginatif.

Mahasiswa pengguna iPhone juga dapat memersepsikan merek iPhone melalui asosiasi yang muncul dari iklannya dengan menggunakan prinsip

grouping. Iklan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian

konsumen. Iklan merek iPhone dibuat dengan menggunakan strategi kreatifitas tertentu sehingga dapat menarik perhatian konsumen, misalkan iklan disajikan dalam suasana lucu, menegangkan dan lain sebagainya.

Suasana yang dimunculkan dalam iklan iPhone dapat memunculkan perasaan tertentu pada mahasiswa pengguna iPhone. Jika iklan iPhone secara berulang disajikan dengan kreatifitas iklan seperti demikian, maka mereka dapat mengasosiasikan iklan merek iPhone dengan perasaan yang muncul, sehinggga mempersepsi merek iPhone sebagai merek yang sentimental.


(38)

24

Kerangka pikir yang demikian akan terangkum pada bagan kerangka pikir di bawah ini:

Bagan 1.1 Kerangka Pikir

1. Marketing programm 2. Marketing communication 3. Nama merek

4. Logo/simbol 5. Slogan 6. Packaging

Activity : active, dynamic, innovative

Emotionality : romantic, sentimental

Aggressiveness : aggressive, bold

Responsibility : responsible, stable, down to earth

Simplicity : simple, ordinary Associative

Learning

Mahasiswa Pengguna

iPhone di Beberapa

Universitas Kota Bandung

Persepsi Brand Personality

iPhone

1.Kebutuhan 2.Motif 3.Harapan


(39)

25

1.6 Asumsi

1. Brand personality iPhone terdiri atas activity, aggressiveness, responsibility, simplicity dan emotionality.

2. Brand personality iPhone muncul dari persepsi mahasiswa pengguna iPhone terhadap merek iPhone melalui kerangka asosiasi yang muncul

dari marketing programme iPhone, marketing communication iPhone, nama merek (brand name) “iPhone”, logo iPhone, slogan iPhone dan packaging iPhone.

3. Mahasiswa pengguna iPhone melakukan organisasi persepsi terhadap berbagai atribut merek iPhone seperti marketing programme iPhone,

marketing communication iPhone, nama merek (brand name) “iPhone”,

logo iPhone, slogan iPhone dan packaging iPhone, dengan salah satu dari prinsip organisasi persepsi, yaitu figure and ground, grouping, closure. 4. Kebutuhan, motif dan harapan dapat memengaruhi mahasiswa pengguna

iPhone dalam memilih berbagai atribut merek iPhone seperti marketing programme iPhone, marketing communication iPhone, nama merek

(brand name) “iPhone”, logo iPhone, slogan iPhone dan packaging iPhone, untuk dipersepsi.


(40)

150

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, Jennifer L. 1997. Dimensions of Brand Personality. Journal of Marketing

Research. (Online). 347-356.

(http://www.haas.berkeley.edu/groups/finance/Papers/Dimensions of BP JMR 1997.pdf, diakses 12 Maret 2011).

Alexander, Henry. (Eds). 2003. The New International Webster’s

Comprehensive Dictionary Of The English Language. Columbia: Typhoon

International Corporation.

Arnold, David. 1996. Pedoman Manajemen Merek. Kentindo Soho.

Azoulay, Audrey & Jean Noel Kapferer. 2003. Do Brand Personality Scales

Really Measure Brand Personality?. Brand Management. (Online).

143-155. (http://www.kapferer.com, diakses 12 Maret 2011). Barnes, James G. 2003. Rahasia Manajemen Hubungan Pelanggan.

Diterjemahkan oleh Andreas Winardi, Spd. Yogyakarta: Penerbit Andi Belk, Russel W. 1988. Possesion and The Extended Self. Journal of Consumer

Research. (Online). Volume 15, Issue 2. (http://links.jstor.org/sici/,

diakses 27 Agustus 2012).

Fournier, Susan. 1998. Consumers and Their Brands: Developing Relationship

Theory in Consumer Research. Journal of Marketing Research. (Online).

343-373.

(http://bear.warrington.ufl.edu/weitz/mar7786/articles/fournier%20%281 98%29.pdf, diakses 12 Oktober 2011).

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Massachussets: Allyn and Bacon.

Geuens, M, Bert Weijters, Kristof De Wulf. 2008. A New Measure of Brand Personality. EconPapers. (Online). 1-50. (http://econpapers.repec.org. diakses 12 Maret 2011).

Issacson, Walter. 2011. Steve Jobs. Diterjemahkan oleh Word++Translation Service & Tim Bentang. Yogyakarta: Penerbit Bentang.

Kaplan, Robert M. dan Dennis P. Saccuzzo. 1993. Psychological Testing:

Principles, Applications, and Issues 3rdedition. United States: Thomson


(41)

151

Kaplan, Robert M. dan Dennis P. Saccuzzo. 2005. Psychological Testing:

Principles, Applications, and Issues 6thedition. United States: Thomson

Custom Publishing.

Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management 2ndedition:Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey:Pearson Education

International.

---. 2008. Strategic Brand Management 3rdedition: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey: Pearson Education

International.

Kottler, Philip dan Gary Amstrong. 2004. Principles of Marketing 10thedition.

New Jersey: Pearson Education International.

Mulyanegara, Riza Casidy dan Y. Tsarenko dan A. Anderson. 2007. The Big Five and Brand Personality: Investigating The Impact Of Consumer Personality On Preferences Towards Particular Brand Personality. Journal of Brand

Management. (Online). (http://www.palgrave-journals.com/bm/, diakses 8

Februari 2012).

Nazir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian Cetakan ke 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Schiffman, Leon G dan L. Lazar Kanuk. 2007. Consumer Behavior 9th edition.

New Jersey: Pearson Education International.

Sirgy, M. Joseph, 1982. Self-Concept in Consumer Behavior: A Critical Review.

Journal of Consumer Research. (Online).

(http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/06/SirgyJCR 1982.pdf, diakses 1 Agustus 2012).

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sudjana. 1992. Metoda Statistika edisi ke 5. Bandung: Penerbit Tarsito.


(42)

152

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Amri, Asnil Bambani. 16 Februari 2012. Teknologi. (Online), (www. Industri.kontan.co.id/ 2012, diakses 15 Oktober 2012).

Cohen, Benjamin. 13 September 2012. Technology. (Online), (www.guardian.co.uk/commentisfree/2012, diakses 12 Oktober 2012).

Elgan, Mike. 26 Juni 2010. Blogs. Macintosh. (Online),

(http://www.computerworld.com /2010, diakses 4 Februari 2013)

Gade, Lisa. Mei 2001. Phone. (Online), (www.mobiletechreview.com/2001, diakses 4 Februari 2013).

Sager, Ira. 29 Juni 2012. Consumer Electronics. Technology. (Online), (www.businessweek.com/2012, diakses 4 Februari 2013).

Rachmatunisa. 5 Maret 2012. News. (Online), (http:// detik.com/read/2012, diakses 15 Oktober 2012).

Smith, David. 2 Agustus 2009. The history of the blackberry smartphone. (Online), (www.mobimadness.com/2009, diakses 4 Februari 2013). Stephen, Wildstrom H. 29 Juni 2001. (Online),

(www.businessweek.com/stories/2001, diakses 4 Februari 2013).

Krystof. Gadgets. Nokia 9000 Communicator .(Online), (www.redorbit.com/2013, diakses 4 Februari 2013).

www.microsoft.com/2001, diakses 4 Februari 2013

http://www.pcmag.com/encyclopedia_term, diakses 12 Oktober 2012 www.stockholmsmartphone.org/2013, diakses 4 Februari 2013 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010, diakses 10 Februari 2012


(1)

23

Packaging iPhone dibuat dengan bentuk kotak, ukurannya tergolong kecil dan berwarna putih. Ukuran yang tergolong kecil dapat menimbulkan kesan unik, tidak biasa, lucu karena biasanya ukuran packaging smartphone berbagai merek lain adalah besar dan warnanya hitam atau biru tua. Packaging iPhone seperti demikian dapat menarik perhatian mahasiswa karena ukurannya dan warnanya yang tidak biasa.

Desain packaging iPhone ini dapat menimbulkan kesan yang menyenangkan, unik, lucu ataupun menganggumkan. Dalam usahanya untuk mempersepsi merek iPhone, mahasiswa pengguna iPhone dapat mengasosiasikan packaging produk iPhone dengan kesan yang dirasakan ketika melihat packaging tersebut sehingga mereka dapat mempersepsi merek iPhone sebagai merek yang imaginatif.

Mahasiswa pengguna iPhone juga dapat memersepsikan merek iPhone melalui asosiasi yang muncul dari iklannya dengan menggunakan prinsip grouping. Iklan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian konsumen. Iklan merek iPhone dibuat dengan menggunakan strategi kreatifitas tertentu sehingga dapat menarik perhatian konsumen, misalkan iklan disajikan dalam suasana lucu, menegangkan dan lain sebagainya.

Suasana yang dimunculkan dalam iklan iPhone dapat memunculkan perasaan tertentu pada mahasiswa pengguna iPhone. Jika iklan iPhone secara berulang disajikan dengan kreatifitas iklan seperti demikian, maka mereka dapat mengasosiasikan iklan merek iPhone dengan perasaan yang muncul, sehinggga mempersepsi merek iPhone sebagai merek yang sentimental.


(2)

Kerangka pikir yang demikian akan terangkum pada bagan kerangka pikir di bawah ini:

Bagan 1.1 Kerangka Pikir

1. Marketing programm 2. Marketing communication 3. Nama merek

4. Logo/simbol 5. Slogan 6. Packaging

Activity : active, dynamic, innovative

Emotionality : romantic, sentimental

Aggressiveness : aggressive, bold

Responsibility : responsible, stable, down to earth

Simplicity : simple, ordinary Associative

Learning

Mahasiswa Pengguna iPhone di Beberapa Universitas Kota Bandung

Persepsi Brand Personality iPhone

1.Kebutuhan 2.Motif 3.Harapan


(3)

25

1.6 Asumsi

1. Brand personality iPhone terdiri atas activity, aggressiveness, responsibility, simplicity dan emotionality.

2. Brand personality iPhone muncul dari persepsi mahasiswa pengguna iPhone terhadap merek iPhone melalui kerangka asosiasi yang muncul dari marketing programme iPhone, marketing communication iPhone, nama merek (brand name) “iPhone”, logo iPhone, slogan iPhone dan packaging iPhone.

3. Mahasiswa pengguna iPhone melakukan organisasi persepsi terhadap berbagai atribut merek iPhone seperti marketing programme iPhone, marketing communication iPhone, nama merek (brand name) “iPhone”, logo iPhone, slogan iPhone dan packaging iPhone, dengan salah satu dari prinsip organisasi persepsi, yaitu figure and ground, grouping, closure. 4. Kebutuhan, motif dan harapan dapat memengaruhi mahasiswa pengguna

iPhone dalam memilih berbagai atribut merek iPhone seperti marketing programme iPhone, marketing communication iPhone, nama merek (brand name) “iPhone”, logo iPhone, slogan iPhone dan packaging iPhone, untuk dipersepsi.


(4)

150

Aaker, Jennifer L. 1997. Dimensions of Brand Personality. Journal of Marketing Research. (Online). 347-356.

(http://www.haas.berkeley.edu/groups/finance/Papers/Dimensions of BP JMR 1997.pdf, diakses 12 Maret 2011).

Alexander, Henry. (Eds). 2003. The New International Webster’s

Comprehensive Dictionary Of The English Language. Columbia: Typhoon International Corporation.

Arnold, David. 1996. Pedoman Manajemen Merek. Kentindo Soho.

Azoulay, Audrey & Jean Noel Kapferer. 2003. Do Brand Personality Scales Really Measure Brand Personality?. Brand Management. (Online). 143-155. (http://www.kapferer.com, diakses 12 Maret 2011).

Barnes, James G. 2003. Rahasia Manajemen Hubungan Pelanggan.

Diterjemahkan oleh Andreas Winardi, Spd. Yogyakarta: Penerbit Andi Belk, Russel W. 1988. Possesion and The Extended Self. Journal of Consumer

Research. (Online). Volume 15, Issue 2. (http://links.jstor.org/sici/, diakses 27 Agustus 2012).

Fournier, Susan. 1998. Consumers and Their Brands: Developing Relationship Theory in Consumer Research. Journal of Marketing Research. (Online). 343-373.

(http://bear.warrington.ufl.edu/weitz/mar7786/articles/fournier%20%281 98%29.pdf, diakses 12 Oktober 2011).

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Massachussets: Allyn and Bacon.

Geuens, M, Bert Weijters, Kristof De Wulf. 2008. A New Measure of Brand Personality. EconPapers. (Online). 1-50. (http://econpapers.repec.org. diakses 12 Maret 2011).

Issacson, Walter. 2011. Steve Jobs. Diterjemahkan oleh Word++Translation Service & Tim Bentang. Yogyakarta: Penerbit Bentang.

Kaplan, Robert M. dan Dennis P. Saccuzzo. 1993. Psychological Testing: Principles, Applications, and Issues 3rdedition. United States: Thomson Custom Publishing.


(5)

151

Kaplan, Robert M. dan Dennis P. Saccuzzo. 2005. Psychological Testing: Principles, Applications, and Issues 6thedition. United States: Thomson Custom Publishing.

Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management 2ndedition:Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey:Pearson Education International.

---. 2008. Strategic Brand Management 3rdedition: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey: Pearson Education International.

Kottler, Philip dan Gary Amstrong. 2004. Principles of Marketing 10thedition. New Jersey: Pearson Education International.

Mulyanegara, Riza Casidy dan Y. Tsarenko dan A. Anderson. 2007. The Big Five and Brand Personality: Investigating The Impact Of Consumer Personality On Preferences Towards Particular Brand Personality. Journal of Brand Management. (Online). (http://www.palgrave-journals.com/bm/, diakses 8 Februari 2012).

Nazir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian Cetakan ke 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Schiffman, Leon G dan L. Lazar Kanuk. 2007. Consumer Behavior 9th edition. New Jersey: Pearson Education International.

Sirgy, M. Joseph, 1982. Self-Concept in Consumer Behavior: A Critical Review. Journal of Consumer Research. (Online).

(http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/06/SirgyJCR 1982.pdf, diakses 1 Agustus 2012).

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sudjana. 1992. Metoda Statistika edisi ke 5. Bandung: Penerbit Tarsito.


(6)

152

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Amri, Asnil Bambani. 16 Februari 2012. Teknologi. (Online), (www. Industri.kontan.co.id/ 2012, diakses 15 Oktober 2012).

Cohen, Benjamin. 13 September 2012. Technology. (Online), (www.guardian.co.uk/commentisfree/2012, diakses 12 Oktober 2012).

Elgan, Mike. 26 Juni 2010. Blogs. Macintosh. (Online),

(http://www.computerworld.com /2010, diakses 4 Februari 2013)

Gade, Lisa. Mei 2001. Phone. (Online), (www.mobiletechreview.com/2001, diakses 4 Februari 2013).

Sager, Ira. 29 Juni 2012. Consumer Electronics. Technology. (Online), (www.businessweek.com/2012, diakses 4 Februari 2013).

Rachmatunisa. 5 Maret 2012. News. (Online), (http:// detik.com/read/2012, diakses 15 Oktober 2012).

Smith, David. 2 Agustus 2009. The history of the blackberry smartphone. (Online), (www.mobimadness.com/2009, diakses 4 Februari 2013). Stephen, Wildstrom H. 29 Juni 2001. (Online),

(www.businessweek.com/stories/2001, diakses 4 Februari 2013).

Krystof. Gadgets. Nokia 9000 Communicator .(Online), (www.redorbit.com/2013, diakses 4 Februari 2013).

www.microsoft.com/2001, diakses 4 Februari 2013

http://www.pcmag.com/encyclopedia_term, diakses 12 Oktober 2012 www.stockholmsmartphone.org/2013, diakses 4 Februari 2013 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010, diakses 10 Februari 2012


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1 43 78

PRODUCT PLACEMENT APPLE DALAM FILM PRODUCT PLACEMENT APPLE DALAM FILM Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kesesuaian Brand Image iPhone dengan Product Placement iPhone di dalam FilmMission Impossible 4 berdasarkan sudut pandang Pengguna iPhone.

0 2 14

PENDAHULUAN PRODUCT PLACEMENT APPLE DALAM FILM Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kesesuaian Brand Image iPhone dengan Product Placement iPhone di dalam FilmMission Impossible 4 berdasarkan sudut pandang Pengguna iPhone.

0 3 33

KESIMPULAN DAN SARAN PRODUCT PLACEMENT APPLE DALAM FILM Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kesesuaian Brand Image iPhone dengan Product Placement iPhone di dalam FilmMission Impossible 4 berdasarkan sudut pandang Pengguna iPhone.

0 3 33

Pengaruh Brand Characteristic dan Consumer-Brand Characteristic terhadap Brand Loyalty pada Pengguna iPhone.

0 0 29

Pengaruh Brand Image iPhone terhadap Loyalitas Konsumen pada Pengguna iPhone.

0 1 27

Studi Deskriptif Mengenai Tipe Loyalitas Konsumen Terhadap Produk IPhone pada Mahasiswa Universitas "X" Bandung.

0 0 33

HUBUNGAN ANTARA BRAND PERSONALITY DENGAN LOYALITAS PENGGUNA IPHONE PADA KALANGAN MAHASISWA DI KOTA BANDUNG - repository UPI S PSI 1001393 Title

0 0 4

BRAND EXPERIENCE, BRAND COMMITMENT, DAN BRAND LOYALTY PENGGUNA APPLE IPHONE DI SURABAYA

0 1 8

3 ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUE DAN BRAND IDENTIFICATION PADA BRAND LOYALTY (Studi Terhadap Pengguna Smartphone Iphone Di Kota Surakarta)

0 1 17