PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP Pengaruh Penggunaan Pupuk Cair Daun Kelor dengan Penambahan Kulit Buah Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung.
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR
DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
SHOFIATIN SUSILA
A 420 120 121
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(2)
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR
DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
SHOFIATIN SUSILA
A 420 120 121
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh
:
Dosen Pembimbing
Dra. Aminah Asngad, M. Si NIK.227
(3)
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR
DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
OLEH SHOFIATIN SUSILA
A 420 120 121
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 12 April 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1.Dra. Aminah Asngad, M.Si (……..……..) (Ketua Dewan Penguji)
2.Dra. Suparti, M.Si (………) (Anggota I Dewan Penguji)
3.Triastuti Rahayu, M.Si (……….) (Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
(4)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 12 April 2016
Penulis
SHOFIATIN SUSILA
(5)
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR DENGAN
PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN JAGUNG
Abstrak
Pupuk organik merupakan salah satu bahan tambahan yang dapat mencukupi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai bahan diantaranya yaitu daun kelor dan kulit pisang. Penggunaan bahan tersebut dapat memaksimalkan manfaat dari daun kelor dan kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk cair daun kelor dengan kulit pisang terhadap pertumbuhan tanaman jagung dengan interval waktu penyiraman dan konsentrasi yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan percobaan menggunakan dua faktor. Faktor satu yaitu interval waktu penyiraman, I1 : 3 hari sekali, I2 : 4 hari sekali dan I3 : 5 hari sekali. Faktor dua yaitu pupuk, P1 : 40% pupuk, P2 : 50% pupuk dan P3 : 60% pupuk. Penelitian dilakukan dengan dua kali ulangan dan diperoleh data dengan pengamatan selama 4 minggu. Setelah analisis menggunakan ANAVA dapat diketahui bahwa pemberian pupuk daun kelor dan kulit pisang dengan interval waktu penyiraman dan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh terhadap tinggi batang jagung dan luas daun. Perbandingan rerata menunjukkan bahwa perlakuan I1P2 (penyiraman 3 hari sekali dengan 50% pupuk) merupakan perlakuan yang paling berpengaruh nyata terhadap tinggi batang jagung dan luas daun.
Kata Kunci: pupuk cair, daun kelor, kulit buah pisang, tanaman jagung
Abstracts
The organic fertilizer is one of the additional material that can be sufficient nutrients needed by plants. Organic fertilizers can be made of various materials such that Moringa leaves and banana peels. The use of such materials can maximize the benefits of Moringa leaves and banana peels. This study aimed to determine the effect of liquid fertilizer use moringa leaves with banana peel on the growth of corn plants with watering intervals and different concentrations. The method used is experiment with the design of experiments using two factors. Factor one is watering intervals, I1: 3 days, I2: 4 days and I3: 5 days. Factor two: fertilizer, P1: 40% fertilizer, P2: 50% of fertilizers and P3: 60% fertilizer. The study was conducted with two replications and the data obtained by observation during 4 weeks. After analysis using ANOVA showed that fertilizer Moringa leaves and banana peels to the time interval watering and different concentrations give effect to the high corn stalks and broad leaves. A comparison of the shows that treatment I1P2 (watering three days with 50% fertilizer) is the treatment of the most significant on high corn stalks and broad leaves.
Keywords:liquid fertilizer, Moringa leaves, banana peels, corn plants
1. PENDAHULUAN
Pupuk merupakan bahan tambahan yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti halnya manusia yang membutuhkan makanan untuk energi, tumbuh dan berkembang. Pupuk dapat menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Pupuk organik dapat dijadikan salah satu alternatif pengganti pupuk anorganik yang selama ini umum digunakan oleh para petani. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair.
(6)
membutuhkan bahan yang mengandung unsur yang dibutuhkan tumbuhan seperti Nitrogen, Pospor, Carbon dan Kalium.
Selama ini pemanfaatan pisang masih sebatas pada daging buahnya sedangkan kulit buahnya hanya dibuang. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi seperti vitamin C, vitamin B, karbohidrat, lemak, kalsium, protein, fosfor dan air. Kandungan karbohidrat pada pisang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat untuk mikroorganisme dalam proses fermentasi. Hasil penelitian sebelumnya oleh Sriningsih (2014) tentang pemanfaatan kulit buah pisang dengan penambahan daun bambu (Emb) dan Em-4 sebagai pupuk cair didapatkan hasil bahwa kandungan N, P dan K pada pupuk cair kulit pisang paling banyak dengan perlakuan bioaktivator EM-4 125 ml.
Pembuatan pupuk cair tidak lepas dari perananan MOL yang akan membantu dalam proses fermentasi. MOL atau mikroorganisme lokal yang digunakan sebagai starter pada kulit pisang terdapat bakteri Acetobacter sp. sebagai mikroorganisme lokalnya. Walaupun demikian masih dibutuhkan tambahan bahan lainnya untuk mencukupi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penambahan bahan yang dapat digunakan adalah daun kelor. Seperti halnya pada kulit pisang, daun kelor adalah tanaman yang mudah didapat dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan daun kelor masih sebatas pada pembuatan obat karena mengandung antioksidan yang cukup tinggi. Selain digunakan untuk obat, daun kelor dimanfaatkan sebagai suplemen pakan ternak karena tinggi kandungan nutrisi termasuk protein kasar dan asam amino. Pada pembuatan pupuk cair, daun kelor berperan sebagai peningkat unsur hara yang akan dihasilkan dan sebagai zat penagtur tumbuh. Sutjijanto (2014), menyatakan bahwa daun kelor yang telah diekstrak mengandung jenis hormon sitokinin yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pemakaian pupuk cair dapat bermanfaat langsung terhadap pertumbuhan tanaman, penggunaannya yang mudah dan sederhana menjadi salah satu keuntungan dari penggunaan pupuk cair. Penggunaan pupuk cair cukup efektif seperti pada hasil penelitian Tauryska (2014) bahwa penambahan pupuk cair pada tanaman sambiloto dapat menambah pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, panjang daun dan panjang akar sambiloto.
Pupuk cair dapat digunakan atau ditambahkan untuk berbagai jenis tanaman, salah satunya adalah jagung. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 80% dari seluruh bahan kering membuat jagung dapat dijadikan alternatif untuk bahan pangan. Indonesia sebagai negara agraris dan sebagian besar masyarakatnya masih mengkonsumsi jagung. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas produksi jagung salah satunya penggunaan pupuk yang tepat dengan interval waktu pemberian pupuk dan dosis atau konsentrasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunanaan pupuk cair daun kelor dan penambahan kulit pisang dengan konsentrasi dan interval pemberian pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
2.METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Green House Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian dimulai dari pembuatan pupuk hingga pengaplikasian terhadap tanaman yaitu Desember – Januari.
Alat yang digunakan yaitu drum, pisau, pengaduk, penutup, timbangan kue, saringan, polybag, sekop (centong), penggaris, alat tulis, sprayer, tabel pengamatan dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan kulit pisang, daun kelor, aquades, molase, terasi, rumen, dedak, fermipan, biji jagung dan media tanam (tanah).
Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan pola faktorial, menggunakan dua faktor. Faktor 1 merupakan interval waktu pemberian pupuk dan faktor 2 adalah pupuk.
Faktor 1 : Interval Waktu Pemberian Pupuk (I) I1 = 3 hari sekali
I2 = 4 hari sekali
I3 = 5 hari sekali
Faktor 2 : pupuk (P)
(7)
P3 = 60% pupuk
Tabel 1. Rancangan Percobaan Faktor 2
Faktor 1 P1 P2 P3
I1 I1P1 I1P2 I1P3
I2 I2P1 I2P2 I2P3
I3 I3P1 I3P2 I3P3
Penelitian dilakukan dengan membuat pupuk cair daun kelor dan kulit pisang dengan perbandingan bahan 3 : 1 dan fermentasi selama 2 minggu. Pupuk yang sudah jadi diaplikasikan pada tanaman jagung dengan konsentrasi pupuk yang berbeda – beda sesuai dengan rancangan percobaan. Setiap polybag diberi 400 ml dengan perbandingan air dan pupuk sesuai perlakuan.
Penelitian menggunakan penelitian eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman jagung berupa tinggi tanaman pada minggu keempatdengan penggaris dan luas daun setelah 4 minggu dengan milimeter blok. Dokumentasi juga digunakan dalam mendukung data yang diperoleh.
Analisis data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis varian (anava) dua jalur karena terdapat dua faktor. ANAVA digunakan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman jagung setelah pemupukan menggunakan pupuk cair daun kelor dengan penambahan kulit buah pisang dengan konsentrasi dan interval waktu penyiraman yang berbeda – beda.
3.HASILDANPEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk cair daun kelor dengan penambahan kulit pisang terhadap pertumbuhan tanaman jagung selama 4 minggu pemberian pupuk dengan interval dan konsentrasi yang berbeda diperoleh hasil pengamatan terhadap tinggi batang saat minggu keempat dan luas daun sebagai berikut :
Tabel 2. Tinggi Batang dan Luas Daun Minggu Keempat
Perlakuan
TinggiBatang (cm) LuasDaun (cm2)
Rerata(cm) Standar Deviasi Rerata(cm2) Standar Deviasi
I1P1 10,4 0,2646 12,4 7,92933
I1P2 11,7
*) 0,7937 28,03*) 6,09376
I1P3 10,2**) 0,3606 11,77 9,07066
I2P1 11,2 0,3606 20,09 4,69636
I2P2 11,0 0,6557 23,08 11,97830
I2P3 11,4 0,6557 18,93 3,83673
I3P1 11,6 0,7550 26,06 2,19569
I3P2 10,6 0,4000 7,67
**) 4,27907
I3P3 10,7 0,6245 15,17 3,56837
Keterangan :
*) : Tinggi Batang Tertinggi dan Luas Daun Terbesar **) : Tinggi Batang Tertinggi dan Luas Daun Terkecil
Hasil pengamatan berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa tinggi batang tertinggi adalah pada perlakuan I1P2 sebesar 11,7 cm dan tinggi batang terendah pada perlakuan I1P3 sebesar 10,2 cm. Luas daun
setelah perhitungan dengan milimeter blok diperoleh data luas terbesar pada perlakuan I1P2 sebesar 28,03
(8)
3.1 Tinggi Batang Jagung
Pengambilan data minggu keempatterdapat perbedaan tinggi batang jagung pada setiap perlakuan. Hasil pengamatan pada minggu keempat dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Histogram Tinggi Batang Jagung
Data yang diperoleh pada minggu keempat kemudian dianalisis dengan hasil sebagai berikut : Tabel3.Hasil uji anava dua jalur tinggi batang minggu keempat
SumberVariasi db JK KT F hit F tab 5% Sig Keputusan
Interval Pupuk Interval*pupuk Galat Total 2 2 4 18 27 0,847 0,607 5,433 5,880 3266,580 0,303 0,423 1,358 0,327 1,174 0,913 4,484* 3,555 3,555 2,928 0,413 0,298 0,015
H0 diterima H0 diterima H0 ditolak
Keterangan : *Berbeda secara nyata pada taraf signifikansi 5%
Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh interaksi perlakuan berupa interval waktu penyiraman dan konsentrasi pupuk terhadap tinggi batang dilihat dari nilai sig. di bawah 0,05 yaitu 0,015 (0,015<0,05) sehingga H0 ditolak.
Berdasarkan Gambar 1. perlakuan I1P2 yaitu penyiraman 3 hari sekali dengan 50% pupuk lebih
bagus karena jumlah reratanya paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain yang berarti terdapat perbedaan yang nyata perlakuan terhadap tinggi tanaman. Pemberian 50% pupuk lebih baik dibandingkan dengan pemberian 40% pupuk maupun 60% pupuk karena unsur hara yang dibutuhkan setiap tanaman berbeda – beda untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian Putri (2011), pemberian pupuk organik cair lengkap bio sugih 50% dapat meningkatkan hasil tanaman jagung manis sebesar 70,39%. Konsentrasi pupuk harus sesuai dengan kebutuhan unsur hara setiap tanaman juga sesuai dengan pendapat Sutedjo (1995), setiap tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangan memiliki kebutuhan yang berbeda – beda meliputi macam – macam unsur hara, waktu yang dibutuhkan dan banyaknya unsur hara yang dibutuhkan.
Tinggi batang yang terlihat nyata pada pengamatan minggu keempat dapat disebabkan oleh pemberian pupuk daun kelor dengan penambahan kulit pisang. Pemberian pupuk berkaitan dengan fase vegetatif tanaman terutama saat pertumbuhan dimana sel – sel masih aktif membelah dan dibutuhkan unsur hara dalam jumlah banyak. Jumlah kandungan unsur hara pada pupuk daun kelor dengan penambahan kulit buah pisang meliputi Nitrogen 0,28%, Posfor 497,78 ppm dan kalium 538,70 ppm dapat membantu
10,4 11,7 10,2 11,2 11 11,4 11,6
10,6 10,7
9 9,5 10 10,5 11 11,5 12
I1P1 I1P2 I1P3 I2P1 I2P2 I2P3 I3P1 I3P2 I3P3
T
inggi
B
at
ang
(cm
)
Perlakuan
minggu keempat(9)
pertumbuhan tanaman. Kandungan pada kulit pisang berupa kalium dan fosfor secara tidak langsung memberikan pengaruh positif terhadap hasil pupuk cair. Seperti berdasarkan Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Surabaya (1982), dalam 100 g pisang terdapat kandungan Kalium 715 g dan Fosfor 117 g. Adanya kandungan nitrogen yang cukup memberikan pengaruh positif terhadap tinggi tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan pembentukan organ vegetatif tanaman seperti batang, daun dan akar. Seperti pendapat Suyamto (2006), terdapat perbedaan antara tanaman yang diberi nitrogen dengan yang tidak diberi nitrogen karena pemberian nitrogen dapat meningkatkan tinggi tanaman.
3.2 Luas Daun
Perhitungan luas daun dilakukan setelah 4 minggu penelitian. Setelah dilakukan perhitungan luas daun menggunakan milimeter blok diperoleh hasil sebagai berikut :
Gambar 2. Histogram Luas Daun
Setelah dihitung luas daun setiap perlakuan diperoleh hasil secara keseluruhan rata – rata luas daun terbesar pada perlakuan I1P2 dengan luas rata – rata 28,03 cm2 dan luas rata – rata daun terkecil pada
perlakuan I3P2 sebesar 7,67 cm2. Jumlah daun setiap tanaman juga menunjukkan perbedaan. Hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pupuk dengan interval waktu penyiraman dan konsentrasi yang berbeda terhadap luas daun sebagai berikut :
Tabel4.Hasil uji anava dua jalur luas daun
SumberVariasi db JK KT F hit F tab
5% Sig Keputusan Interval Pupuk Interval*pupuk Galat Total 2 2 4 23 32 120,175 125,487 1009,733 1096,323 13449,016 60,088 62,744 252,433 47,666 1,261 1,316 5,296* 3,422 3,422 2,796 0,288 0,302 0,004
H0 diterima H0 diterima H0 ditolak
Keterangan : *Berbeda secara nyata pada taraf signifikansi 5%
Pada gambar 1. dapat terlihat bahwa pada perlakuan I1P2 mengalami pertambahan tinggi paling
baik yang secara langsung juga mempengaruhi jumlah daun dan luas daun. Tinggi tanaman jagung berbanding lurus dengan jumlah daun dan luas daun, karena setiap ruas jagung akan menjadi tempat menempelnya daun. Tinggi batang yang baik maka bisa dikatakan akan menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak dan luas daun juga lebih baik.
Perlakuan I1P2 dapat dikatakan sebagai perlakuan terbaik karena paling berpengaruh terhadap 12,4 28,03 11,77 20,09 23,08 18,93 26,06 7,67 15,17 0 5 10 15 20 25 30
I1P1 I1P2 I1P3 I2P1 I2P2 I2P3 I3P1 I3P2 I3P3
L
u
as
Daun
(
cm
2)
Perlakuan
(10)
kalium. Seperti pendapat Gardner (1991), kalium berperan penting untuk pertumbuhan tanaman dan indeks luas daun.
Tersedianya unsur hara tersebut dapat diserap oleh tanaman sehingga proses pertumbuhan dapat optimal. Selain itu, penggunaan bahan berupa daun kelor berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Seperti pada pendapat Sutjijanto (2014), daun kelor yang telah diekstrak mengandung jenis hormon sitokinin yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
4.PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilkaukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pupuk cair daun kelor dan kulit pisang dengan interaksi interval waktu penyiraman dan konsentrasi pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Perlakuan I1P2menunjukkan hasil terbaik karena
berpengaruh nyata tinggi batang tanaman jagung dan luas daun. Walaupun demikian masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai perlu atau tidaknya daun kelor difermentasi terlebih dahulu dalam penggunaaannya sebagai pupuk cair dan usaha meningkatkan unsur hara P dan K pada pupuk cair daun kelor dan kulit pisang.
PERSANTUNAN
Ucapan terimakasih untuk Allah Subhanahuwata’ala, Bapak dan Ibu tercinta, Ibu Dra. Aminah Asngad, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi, Bapak dan Ibu dosen pendidikan biologi, teman – teman biologi kelas D dan teman – teman seperjuangan biologi 2012 yang telah memberikan bantuan, doa dan semangat.
DAFTAR PUSTAKA
Dartius.(1994). Fisiologi Tumbuhan. Medan :Universitas Sumatera Utara.
Gardner, F.P, Pearce R.P dan Mitchell R.L. (1991). Fisiologi Tanaman Budaya. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Putri, Habrina Ananda. (2011). Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt.). Skripsi. Universitas Andalas Padang.
Santi, Sintha Soraya. (2010). Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam untuk Pupuk Cair Organik dengan Proses Fermentasi.Jurnal Teknik Kimia, Vol. 4 (2) : 335 – 340.
Sriningsih, Endang. (2014). Pemanfaatan Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca, L. ) Dengan Penambahan Daun Bambu (Emb) Dan Em-4 Sebagai Pupuk Cair. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sutedjo, Mul Mulyani. (1995). Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sutjijanto, Basuki. (2014). Ekstrak Daun Kelor Dapat Tingkatkan Hasil Panen. http://petanimodern.com/ekstrak-daun-kelor-dapat-tingkatkan-hasil-panen/. Diakses pada 19 November 2015 pukul 22:38 WIB.
Suyamto, Zubachtirodin, M.S. Pabbage, dan S. Saenong. (2006). Pengeloaan Tanaman Terpadu (PTT). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Syofia, Irna, Asritanarni Munar dan Muhammad Sofyan. (2014). Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt). Agrium, Vol. 18 (3) : 208 – 218.
Tauryska, Eka Melia. (2014). Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat Kelinci Terhadap Pertumbuhan Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees) Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas XII. JUPEMASI-PBIO, Vol. 1 (1) : 87-92.
(1)
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR DENGAN
PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN JAGUNG
Abstrak
Pupuk organik merupakan salah satu bahan tambahan yang dapat mencukupi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai bahan diantaranya yaitu daun kelor dan kulit pisang. Penggunaan bahan tersebut dapat memaksimalkan manfaat dari daun kelor dan kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk cair daun kelor dengan kulit pisang terhadap pertumbuhan tanaman jagung dengan interval waktu penyiraman dan konsentrasi yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan percobaan menggunakan dua faktor. Faktor satu yaitu interval waktu penyiraman, I1 : 3 hari sekali, I2 : 4 hari sekali dan I3 : 5 hari sekali. Faktor dua yaitu pupuk, P1 : 40% pupuk, P2 : 50% pupuk dan P3 : 60% pupuk. Penelitian dilakukan dengan dua kali ulangan dan diperoleh data dengan pengamatan selama 4 minggu. Setelah analisis menggunakan ANAVA dapat diketahui bahwa pemberian pupuk daun kelor dan kulit pisang dengan interval waktu penyiraman dan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh terhadap tinggi batang jagung dan luas daun. Perbandingan rerata menunjukkan bahwa perlakuan I1P2 (penyiraman 3 hari sekali dengan 50% pupuk) merupakan perlakuan yang paling berpengaruh nyata terhadap tinggi batang jagung dan luas daun.
Kata Kunci: pupuk cair, daun kelor, kulit buah pisang, tanaman jagung
Abstracts
The organic fertilizer is one of the additional material that can be sufficient nutrients needed by plants. Organic fertilizers can be made of various materials such that Moringa leaves and banana peels. The use of such materials can maximize the benefits of Moringa leaves and banana peels. This study aimed to determine the effect of liquid fertilizer use moringa leaves with banana peel on the growth of corn plants with watering intervals and different concentrations. The method used is experiment with the design of experiments using two factors. Factor one is watering intervals, I1: 3 days, I2: 4 days and I3: 5 days. Factor two: fertilizer, P1: 40% fertilizer, P2: 50% of fertilizers and P3: 60% fertilizer. The study was conducted with two replications and the data obtained by observation during 4 weeks. After analysis using ANOVA showed that fertilizer Moringa leaves and banana peels to the time interval watering and different concentrations give effect to the high corn stalks and broad leaves. A comparison of the shows that treatment I1P2 (watering three days with 50% fertilizer) is the treatment of the most significant on high corn stalks and broad leaves. Keywords:liquid fertilizer, Moringa leaves, banana peels, corn plants
1. PENDAHULUAN
Pupuk merupakan bahan tambahan yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti halnya manusia yang membutuhkan makanan untuk energi, tumbuh dan berkembang. Pupuk dapat menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Pupuk organik dapat dijadikan salah satu alternatif pengganti pupuk anorganik yang selama ini umum digunakan oleh para petani. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair.
Penggunaan bahan berupa limbah sayur, buah, limbah produksi, limbah kertas, maupun kotoran ternak di sekitar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair. Menurut penelitian Santi (2010) tentang pemanfaatan limbah nilam untuk pupuk cair organik dengan proses fermentasi diperoleh hasil terbaik untuk kandungan N, P dan K pupuk cair pada hari ke 14 saat fermentasi. Pembuatan pupuk cair
(2)
membutuhkan bahan yang mengandung unsur yang dibutuhkan tumbuhan seperti Nitrogen, Pospor, Carbon dan Kalium.
Selama ini pemanfaatan pisang masih sebatas pada daging buahnya sedangkan kulit buahnya hanya dibuang. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi seperti vitamin C, vitamin B, karbohidrat, lemak, kalsium, protein, fosfor dan air. Kandungan karbohidrat pada pisang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat untuk mikroorganisme dalam proses fermentasi. Hasil penelitian sebelumnya oleh Sriningsih (2014) tentang pemanfaatan kulit buah pisang dengan penambahan daun bambu (Emb) dan Em-4 sebagai pupuk cair didapatkan hasil bahwa kandungan N, P dan K pada pupuk cair kulit pisang paling banyak dengan perlakuan bioaktivator EM-4 125 ml.
Pembuatan pupuk cair tidak lepas dari perananan MOL yang akan membantu dalam proses fermentasi. MOL atau mikroorganisme lokal yang digunakan sebagai starter pada kulit pisang terdapat bakteri Acetobacter sp. sebagai mikroorganisme lokalnya. Walaupun demikian masih dibutuhkan tambahan bahan lainnya untuk mencukupi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penambahan bahan yang dapat digunakan adalah daun kelor. Seperti halnya pada kulit pisang, daun kelor adalah tanaman yang mudah didapat dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan daun kelor masih sebatas pada pembuatan obat karena mengandung antioksidan yang cukup tinggi. Selain digunakan untuk obat, daun kelor dimanfaatkan sebagai suplemen pakan ternak karena tinggi kandungan nutrisi termasuk protein kasar dan asam amino. Pada pembuatan pupuk cair, daun kelor berperan sebagai peningkat unsur hara yang akan dihasilkan dan sebagai zat penagtur tumbuh. Sutjijanto (2014), menyatakan bahwa daun kelor yang telah diekstrak mengandung jenis hormon sitokinin yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pemakaian pupuk cair dapat bermanfaat langsung terhadap pertumbuhan tanaman, penggunaannya yang mudah dan sederhana menjadi salah satu keuntungan dari penggunaan pupuk cair. Penggunaan pupuk cair cukup efektif seperti pada hasil penelitian Tauryska (2014) bahwa penambahan pupuk cair pada tanaman sambiloto dapat menambah pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, panjang daun dan panjang akar sambiloto.
Pupuk cair dapat digunakan atau ditambahkan untuk berbagai jenis tanaman, salah satunya adalah jagung. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 80% dari seluruh bahan kering membuat jagung dapat dijadikan alternatif untuk bahan pangan. Indonesia sebagai negara agraris dan sebagian besar masyarakatnya masih mengkonsumsi jagung. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas produksi jagung salah satunya penggunaan pupuk yang tepat dengan interval waktu pemberian pupuk dan dosis atau konsentrasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunanaan pupuk cair daun kelor dan penambahan kulit pisang dengan konsentrasi dan interval pemberian pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
2.METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Green House Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian dimulai dari pembuatan pupuk hingga pengaplikasian terhadap tanaman yaitu Desember – Januari.
Alat yang digunakan yaitu drum, pisau, pengaduk, penutup, timbangan kue, saringan, polybag, sekop (centong), penggaris, alat tulis, sprayer, tabel pengamatan dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan kulit pisang, daun kelor, aquades, molase, terasi, rumen, dedak, fermipan, biji jagung dan media tanam (tanah).
Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan pola faktorial, menggunakan dua faktor. Faktor 1 merupakan interval waktu pemberian pupuk dan faktor 2 adalah pupuk.
Faktor 1 : Interval Waktu Pemberian Pupuk (I) I1 = 3 hari sekali
I2 = 4 hari sekali I3 = 5 hari sekali Faktor 2 : pupuk (P)
P1 = 40% pupuk P2 = 50% pupuk
(3)
P3 = 60% pupuk
Tabel 1. Rancangan Percobaan Faktor 2
Faktor 1 P1 P2 P3
I1 I1P1 I1P2 I1P3
I2 I2P1 I2P2 I2P3
I3 I3P1 I3P2 I3P3
Penelitian dilakukan dengan membuat pupuk cair daun kelor dan kulit pisang dengan perbandingan bahan 3 : 1 dan fermentasi selama 2 minggu. Pupuk yang sudah jadi diaplikasikan pada tanaman jagung dengan konsentrasi pupuk yang berbeda – beda sesuai dengan rancangan percobaan. Setiap polybag diberi 400 ml dengan perbandingan air dan pupuk sesuai perlakuan.
Penelitian menggunakan penelitian eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman jagung berupa tinggi tanaman pada minggu keempatdengan penggaris dan luas daun setelah 4 minggu dengan milimeter blok. Dokumentasi juga digunakan dalam mendukung data yang diperoleh.
Analisis data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis varian (anava) dua jalur karena terdapat dua faktor. ANAVA digunakan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman jagung setelah pemupukan menggunakan pupuk cair daun kelor dengan penambahan kulit buah pisang dengan konsentrasi dan interval waktu penyiraman yang berbeda – beda.
3.HASILDANPEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk cair daun kelor dengan penambahan kulit pisang terhadap pertumbuhan tanaman jagung selama 4 minggu pemberian pupuk dengan interval dan konsentrasi yang berbeda diperoleh hasil pengamatan terhadap tinggi batang saat minggu keempat dan luas daun sebagai berikut :
Tabel 2. Tinggi Batang dan Luas Daun Minggu Keempat
Perlakuan
TinggiBatang (cm) LuasDaun (cm2)
Rerata(cm) Standar Deviasi Rerata(cm2) Standar Deviasi
I1P1 10,4 0,2646 12,4 7,92933
I1P2 11,7
*) 0,7937 28,03*) 6,09376
I1P3 10,2**) 0,3606 11,77 9,07066
I2P1 11,2 0,3606 20,09 4,69636
I2P2 11,0 0,6557 23,08 11,97830
I2P3 11,4 0,6557 18,93 3,83673
I3P1 11,6 0,7550 26,06 2,19569
I3P2 10,6 0,4000 7,67
**) 4,27907
I3P3 10,7 0,6245 15,17 3,56837
Keterangan :
*) : Tinggi Batang Tertinggi dan Luas Daun Terbesar **) : Tinggi Batang Tertinggi dan Luas Daun Terkecil
Hasil pengamatan berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa tinggi batang tertinggi adalah pada perlakuan I1P2 sebesar 11,7 cm dan tinggi batang terendah pada perlakuan I1P3 sebesar 10,2 cm. Luas daun setelah perhitungan dengan milimeter blok diperoleh data luas terbesar pada perlakuan I1P2 sebesar 28,03 cm2 dan luas daun terkecil pada perlakuan I3P2 sebesar 7,67.
(4)
3.1 Tinggi Batang Jagung
Pengambilan data minggu keempatterdapat perbedaan tinggi batang jagung pada setiap perlakuan. Hasil pengamatan pada minggu keempat dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Histogram Tinggi Batang Jagung
Data yang diperoleh pada minggu keempat kemudian dianalisis dengan hasil sebagai berikut : Tabel3.Hasil uji anava dua jalur tinggi batang minggu keempat
SumberVariasi db JK KT F hit F tab 5% Sig Keputusan
Interval Pupuk Interval*pupuk Galat Total
2 2 4 18 27
0,847 0,607 5,433 5,880 3266,580
0,303 0,423 1,358 0,327
1,174 0,913 4,484*
3,555 3,555 2,928
0,413 0,298 0,015
H0 diterima
H0 diterima
H0 ditolak
Keterangan : *Berbeda secara nyata pada taraf signifikansi 5%
Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh interaksi perlakuan berupa interval waktu penyiraman dan konsentrasi pupuk terhadap tinggi batang dilihat dari nilai sig. di bawah 0,05 yaitu 0,015 (0,015<0,05) sehingga H0 ditolak.
Berdasarkan Gambar 1. perlakuan I1P2 yaitu penyiraman 3 hari sekali dengan 50% pupuk lebih bagus karena jumlah reratanya paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain yang berarti terdapat perbedaan yang nyata perlakuan terhadap tinggi tanaman. Pemberian 50% pupuk lebih baik dibandingkan dengan pemberian 40% pupuk maupun 60% pupuk karena unsur hara yang dibutuhkan setiap tanaman berbeda – beda untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian Putri (2011), pemberian pupuk organik cair lengkap bio sugih 50% dapat meningkatkan hasil tanaman jagung manis sebesar 70,39%. Konsentrasi pupuk harus sesuai dengan kebutuhan unsur hara setiap tanaman juga sesuai dengan pendapat Sutedjo (1995), setiap tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangan memiliki kebutuhan yang berbeda – beda meliputi macam – macam unsur hara, waktu yang dibutuhkan dan banyaknya unsur hara yang dibutuhkan.
Tinggi batang yang terlihat nyata pada pengamatan minggu keempat dapat disebabkan oleh pemberian pupuk daun kelor dengan penambahan kulit pisang. Pemberian pupuk berkaitan dengan fase vegetatif tanaman terutama saat pertumbuhan dimana sel – sel masih aktif membelah dan dibutuhkan unsur hara dalam jumlah banyak. Jumlah kandungan unsur hara pada pupuk daun kelor dengan penambahan kulit buah pisang meliputi Nitrogen 0,28%, Posfor 497,78 ppm dan kalium 538,70 ppm dapat membantu
10,4 11,7
10,2 11,2
11 11,4
11,6
10,6 10,7
9 9,5 10 10,5 11 11,5 12
I1P1 I1P2 I1P3 I2P1 I2P2 I2P3 I3P1 I3P2 I3P3
T
inggi
B
at
ang
(cm
)
Perlakuan
(5)
pertumbuhan tanaman. Kandungan pada kulit pisang berupa kalium dan fosfor secara tidak langsung memberikan pengaruh positif terhadap hasil pupuk cair. Seperti berdasarkan Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Surabaya (1982), dalam 100 g pisang terdapat kandungan Kalium 715 g dan Fosfor 117 g. Adanya kandungan nitrogen yang cukup memberikan pengaruh positif terhadap tinggi tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan pembentukan organ vegetatif tanaman seperti batang, daun dan akar. Seperti pendapat Suyamto (2006), terdapat perbedaan antara tanaman yang diberi nitrogen dengan yang tidak diberi nitrogen karena pemberian nitrogen dapat meningkatkan tinggi tanaman.
3.2 Luas Daun
Perhitungan luas daun dilakukan setelah 4 minggu penelitian. Setelah dilakukan perhitungan luas daun menggunakan milimeter blok diperoleh hasil sebagai berikut :
Gambar 2. Histogram Luas Daun
Setelah dihitung luas daun setiap perlakuan diperoleh hasil secara keseluruhan rata – rata luas daun terbesar pada perlakuan I1P2 dengan luas rata – rata 28,03 cm2 dan luas rata – rata daun terkecil pada perlakuan I3P2 sebesar 7,67 cm2. Jumlah daun setiap tanaman juga menunjukkan perbedaan. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pupuk dengan interval waktu penyiraman dan konsentrasi yang berbeda terhadap luas daun sebagai berikut :
Tabel4.Hasil uji anava dua jalur luas daun
SumberVariasi db JK KT F hit F tab
5% Sig Keputusan
Interval Pupuk Interval*pupuk Galat Total
2 2 4 23 32
120,175 125,487 1009,733 1096,323 13449,016
60,088 62,744 252,433
47,666
1,261 1,316 5,296*
3,422 3,422 2,796
0,288 0,302 0,004
H0 diterima
H0 diterima
H0 ditolak
Keterangan : *Berbeda secara nyata pada taraf signifikansi 5%
Pada gambar 1. dapat terlihat bahwa pada perlakuan I1P2 mengalami pertambahan tinggi paling baik yang secara langsung juga mempengaruhi jumlah daun dan luas daun. Tinggi tanaman jagung berbanding lurus dengan jumlah daun dan luas daun, karena setiap ruas jagung akan menjadi tempat menempelnya daun. Tinggi batang yang baik maka bisa dikatakan akan menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak dan luas daun juga lebih baik.
Perlakuan I1P2 dapat dikatakan sebagai perlakuan terbaik karena paling berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan luas daun. Pertumbuhan tanaman berupa tinggi dan luas daun dipengaruhi adanya kandungan nitrogen, fosfor dan kalium dalam pupuk. Seperti pendapat Dartius (1996), peningkatan pertumbuhan dan luas daun dipengaruhi oleh penambahan unsur nitrogen. Hal ini juga didukung oleh pendapat Gardner (1991), pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap perluasan daun terutama pada lebar daunnya. Selain unsur nitrogen, unsur hara lain dari pupuk yang mempengaruhi luas daun adalah
12,4 28,03
11,77 20,09
23,08
18,93 26,06
7,67 15,17
0 5 10 15 20 25 30
I1P1 I1P2 I1P3 I2P1 I2P2 I2P3 I3P1 I3P2 I3P3
L
u
as
Daun
(
cm
2
)
(6)
kalium. Seperti pendapat Gardner (1991), kalium berperan penting untuk pertumbuhan tanaman dan indeks luas daun.
Tersedianya unsur hara tersebut dapat diserap oleh tanaman sehingga proses pertumbuhan dapat optimal. Selain itu, penggunaan bahan berupa daun kelor berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Seperti pada pendapat Sutjijanto (2014), daun kelor yang telah diekstrak mengandung jenis hormon sitokinin yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
4.PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilkaukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pupuk cair daun kelor dan kulit pisang dengan interaksi interval waktu penyiraman dan konsentrasi pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Perlakuan I1P2menunjukkan hasil terbaik karena berpengaruh nyata tinggi batang tanaman jagung dan luas daun. Walaupun demikian masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai perlu atau tidaknya daun kelor difermentasi terlebih dahulu dalam penggunaaannya sebagai pupuk cair dan usaha meningkatkan unsur hara P dan K pada pupuk cair daun kelor dan kulit pisang.
PERSANTUNAN
Ucapan terimakasih untuk Allah Subhanahuwata’ala, Bapak dan Ibu tercinta, Ibu Dra. Aminah Asngad, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi, Bapak dan Ibu dosen pendidikan biologi, teman – teman biologi kelas D dan teman – teman seperjuangan biologi 2012 yang telah memberikan bantuan, doa dan semangat. DAFTAR PUSTAKA
Dartius.(1994). Fisiologi Tumbuhan. Medan :Universitas Sumatera Utara.
Gardner, F.P, Pearce R.P dan Mitchell R.L. (1991). Fisiologi Tanaman Budaya. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Putri, Habrina Ananda. (2011). Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt.). Skripsi. Universitas Andalas Padang.
Santi, Sintha Soraya. (2010). Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam untuk Pupuk Cair Organik dengan Proses Fermentasi.Jurnal Teknik Kimia, Vol. 4 (2) : 335 – 340.
Sriningsih, Endang. (2014). Pemanfaatan Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca, L. ) Dengan Penambahan Daun Bambu (Emb) Dan Em-4 Sebagai Pupuk Cair. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sutedjo, Mul Mulyani. (1995). Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sutjijanto, Basuki. (2014). Ekstrak Daun Kelor Dapat Tingkatkan Hasil Panen. http://petanimodern.com/ekstrak-daun-kelor-dapat-tingkatkan-hasil-panen/. Diakses pada 19 November 2015 pukul 22:38 WIB.
Suyamto, Zubachtirodin, M.S. Pabbage, dan S. Saenong. (2006). Pengeloaan Tanaman Terpadu (PTT). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Syofia, Irna, Asritanarni Munar dan Muhammad Sofyan. (2014). Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt). Agrium,
Vol. 18 (3) : 208 – 218.
Tauryska, Eka Melia. (2014). Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat Kelinci Terhadap Pertumbuhan Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees) Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas XII. JUPEMASI-PBIO, Vol. 1 (1) : 87-92.