PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II SMP SWASTA MUHAMMADIYAH-06 BELAWAN T.A 2013/2014.

(1)

U MB E L AJ ARA N I NQUI R Y TR A I NI N G TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II SMP SWASTA MUHAMMADIYAH-06 BELAWAN T.A

2013/2014

Oleh :

Fatima Hannum NIM 4101121008

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Siabu pada tanggal 31 Oktober 1991. Ayah bernama Aman Efendi, S.Pd dan ibu bernama Erlina Hasibuan. Penulis merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk TK ABA Simangambat, dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Impres 145599 Siabu dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED) dan lulus tahun 2014.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skiripsi berjudul ” Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si, Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen Validator yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian dan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Marabangun Harahaf, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku dekan FMIPA Unimed.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda Aman Efendi, S.Pd dan ibunda tercinta bernama Erlina Hasibuan yang telah membesarkan, membimbing dan mendidik penulis dari kecil sampai sekarang dengan kasih sayang,


(5)

serta memberikan dorongan moril, spiritual, materil dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua saya sebagai tanda terimakasih yang terdalam. Terima kasih juga kepada semua Saudara – saudara kandung saya, khususnya buat Abang Saiful Bahri, S.T, Kakak Efrida Ariani, Amd.Keb, SST, Kakak Purnama Sari, SH, Adekku Rahmida Yanti, Reski Afandi serta untuk Kakak Ipar Roswita Siregar, Amd.Keb dan Abang Ipar M. Jafar Lubis, STP yang telah banyak memberi dorongan moril dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari hingga terselesaikannya skripsi ini.

Ucapan Terima kasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat tercinta dik b Isni Nadia Siregar, Leny Khairani Daulay, Sepdian Anggreani Siahaan, Warmita Oktami, Yeni Arisa, Mentari, Hevvi Adelina Lubis, Edi Susanto, Abdul Qodir Jailani (Komting), Saripuddin Siregar, Primsya dan Khazali Fahmi yang telah memberi motivasi dan saran-saran untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga untuk teman-teman fisika dik b yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 2014 Penulis,


(6)

PE NG AR UH MO D E L PE MB E L AJA R AN I N QUI R Y TR A I NI NG T E RH ADA P HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II SMP SWASTA MUHAMMADIYAH-06 BELAWAN T.A 2013/2014

Fatima Hannum NIM 4101121008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain two group Pre-test dan Pos-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 260 orang. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas VIII-3 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIII-1 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 37 siswa ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes essai yang telah divalidkan oleh validator.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 43,81 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 44,05. Melalui pengujian uji hipotesis diperoleh hasil yang signifikan bahwa kemampuan awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data postes yang diperoleh yaitu hasil rata-rata kelas eksperimen 80,05 dan kelas kontrol 68,81. Hasil ini menggambarkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training melalui pengujian uji hipotesis terhadap hasil belajar Fisika.


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model inquiry training 16

Tabel 2.2. Peneliti terdahulu Beserta Sintaks Model Yang Digunakan 33 Tabel 3.1. Two Group Pretest – Postest Design 38

Tabel 3.2. Kriteria Penskoran Tes Uraian 41

Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Pada Materi Tekanan 42

Tabel 3.4. Kategori dan Nilai Reliabilitas 44

Tabel 3.5. Kategori dan Nilai Taraf Kesukaran 45

Tabel 3.6. Kategori dan Nilai Daya Pembeda 46

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran (P) 50 Instrumen Tes Hasil Belajar

Tabel 4.2. Kriteria Taraf Kesukaran Tes 51

Tabel 4.3. Kriteria Daya Beda Tes 51

Tabel 4.4. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Pretes 54

Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Pretes 54

Tabel 4.7. Uji Hipotesis Data Pretes 55

Tabel 4.8. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50

Tabel 4.9. Uji Normalitas Data Postes 56

Tabel 4.10.Uji Homogenitas Data Postes 57


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Segitiga rumus tekanan 24

Gambar 2.2. Air pada dasar bejana memancar lebih jauh karena 25 tekanan paling besar

Gambar 2.3. Prinsip kerja dongkrak hidrolik 27

Gambar 2.4. Skema sistem rem pada mobil 28

Gambar 2.5. Cara kerja mesin hidrolik 28

Gambar 2.6. Bejana Berhubungan 29

Gambar 2.7. Pipa U yang diisi dengan air dan minyak 29

Gambar 2.8. Percobaan Torricelli 32

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 40

Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 53 dan Kelas Kontrol

Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 56 dan Kelas Kontrol


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 66 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 83 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 100

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 1 115

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 2 122

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 3 128

Lampiran 7 Tabel Kisi-kisi Soal 133

Lampiran 8 Soal – Soal Tes Hasil Belajar 138

Lampiran 9 Rekapitulasi Reliabilitas Instrumen Penelitian 141

Lampiran 10 Urutan Nilai 143

Lampiran 11 Kelompok Atas 145

Lampiran 12 Kelompok Bawah 146

Lampiran 13 Rekapitulasi Daya Beda 147

Lampiran 14 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Tes 148 Lampiran 15 Menentukan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar 150 Lampiran 16 Menentukan Daya Beda Instrumen Tes Hasil Belajar 153 Lampiran 17 Menentukan Kriteria Taraf Kesukaran Instrumen 155

Tes Hasil Belajar

Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Belajar 157

Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata (Xi), Simpangan Baku (S), 165 Dan Varians (S2) Nilai Hasil Belajar Siswa

Lampiran 20 Uji Normalitas Data 169

Lampiran 21 Uji Homogenitas 174

Lampiran 22 Uji Hipotesis (Uji T Dua Pihak) Nilai Pretes 176 Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 180 Lampiran 24 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 181 Lampiran 25 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 182 Lampiran 26 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 183

Lampiran 27 Lembar Angket Siswa 185

Lampiran 28 Lembar Angket Guru 188


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Sains di Indonesia terdapat pada setiap tingkat satuan pendidikan baik SD, SMP, atau SMA. Pendidikan sains merupakan pengetahuan yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi atau memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga banyak membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMP yang tergabung dalam IPA terpadu, yang mempelajari tentang perisitiwa dan fenomena alam. Oleh karena itu, pelajaran fisika termasuk salah satu pelajaran yang cukup menarik karena langsung berkaitan dengan alam, nyata, dan dapat dibuktikan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi hal tersebut berkebalikan dengan apa yang di alami siswa, fisika menjadi tidak menarik, karena siswa jarang sekali dapat membuktikan dan mengaplikasikan materi-materi fisika di sekolah, hal ini disebabkan karena jarangnya melakukan praktikum fisika di sekolah. Dan siswa juga tidak mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan baik apalagi soal tersebut membutuhkan perhitungan matematika.

Hal ini menyebabkan munculnya anggapan dari kebanyakan siswa bahwa fisika itu pelajaran yang sulit untuk dipahami baik konsep maupun dari segi matematiknya. Pada kenyataannya, pelajaran fisika termasuk salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai terendah. Rendahnya nilai fisika hasil belajar siswa merupakan gambaran bagaimana tingkat kemampuan guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak


(11)

anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi (Sanjaya,2008).

Berdasarkan hasilwawancara dengan Bapak Jasanta dan 2 orang guru fisika di SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan, rendahnya hasil belajar siswa tersebut dikarenakan rendahnya kemampuan awal siswa mengenai konsep-konsep fisika, siswa tidak mau belajar maksimal, karena fasilitas kurang (alat-alat praktikum), dan kemampuan guru yang kurang baik, sementara motivasi siswa yang tinggi dapat menjadi faktor tingginya hasil belajar fisika siswa.Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional, dengan metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal saja. Kegiatan pembelajaran fisika di kelas masih berpusat pada guru (teacher-centered). Ketuntasan kompetensi minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 75. Namun dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih belum optimal.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu, siswa sulit memahami konsep fisika sehingga siswa sering menghapal tanpa membentuk pengertian terhadap materi yang dipelajari dan siswa kurang aktif dan terlatih dalam proses pembelajaran, sarana dan prasarana di sekolah tersebut tidak menunjang untuk bidang studi Fisika, masalah-masalah yang dihadapi saat proses belajar mengajar yaitu kelas ribut, kelas tidak disiplin, siswa kurang respon dengan materi yang sedang dibahas.

Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat dilakukan adalah seorang guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih metode dan media pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep yang diajarkan. Dengan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat membuat pelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan dan mampu memancing siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Manfaat dari metode dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan,


(12)

minat, mempermudah siswa dalam memahami materi fisika dan akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.

Berdasarkan pemaparan masalah-masalah tersebut, salah satu usaha yang akan dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan.

Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Mengingat bahwa proses pembelajaran fisika merupakan proses pembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori. Perlu diterapkan model pembelajaran dari fakta menuju teori (Joyce, dkk. 2011). Model dari fakta menuju teori adalah Model Latihan Inkuiri.

Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya (Joyce, dkk.2011).

Penelitian mengenai model pembelajaran inquiry training ini sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, yaitu : bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training (latihan inkuiri) terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa menjadi lebih mendalam, dan siswa lebih aktif dalam belajar. Kelas eksperimen mempunyai tigkat penguasaan konsep yang lebih tinggi sehingga mampu menjawab dengan lebih banyak tes hasil belajar dibandingkan dengan kelas kontrol.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A. 2013/2014”.


(13)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar siswa.

2. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

3. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang rumit dan sulit untuk dipahami.

4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.

5. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep fisika dengan benar.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yakni:

1. Menerapkan Model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

2. Subjek penelitian hanya dibatasi pada siswa SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawankelas VIII semester II T.A. 2013/2014. 3. Materi yang diajarkan adalah materi pokok Tekanan pada siswa kelas

VIII Semester II.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian di kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training dan menerapkan pembelajaran konvensional pada materi pokok Tekanan?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training dan pembelajaran konvensional pada materi pokok Tekanan?


(14)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan di kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Tekanan.

2. Untuk mengetahui adanyapengaruh hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran inquiry training dan penerapan pembelajaran konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi guru dan calon guru tentang hasil belajar siswa pada materi pokok Tekanan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di dalam pembelajaran.

2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 2. Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa yang kita ajar.

3. Hasil Belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil dari proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar-mengajar dan menunjukkan sejauh mana perkembangan ataupun daya tangkap siswa terhadap materi yang diajarkan.

4. Fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang lingkup dan waktu.


(15)

secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan meringkaskan proses ilmiah itu ke dalam waktu yang relatif singkat. 6. Model pembelajarn inquiry training akan membawa pikiran siswa untuk

melakukan eksperiman dan mengumpulkan data. Dengan demikian berarti siswa telah terpancing untuk mengeluarkan ide-ide ketika guru mengajukan suatu masalah.


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model inquiry training pada materi Tekananmengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81 menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Tekanan juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 44,05 menjadi 68,81 pada nilai rata-rata postes. Perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah sebesar 11,24.

2. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry trainingterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A 2013/2014.

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru, calon guru dan peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran inquiry traininghendaknya menyusun RPP yang sesuai dengan fase-fase model pembelajaran inquiry trainingdan mempersiapkan alat dan bahan untuk bereksperimen dengan baik dan benar.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inquiry trainingini supaya menyusun instrumen soal yang berupa masalah-masalah yang menarik agar siswa tertarik untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang Model pembelajaraninquiry training, ada baiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang akan mempresentasekan hasil karya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tersebut.


(17)

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agartidak terjadi kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas.


(1)

minat, mempermudah siswa dalam memahami materi fisika dan akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.

Berdasarkan pemaparan masalah-masalah tersebut, salah satu usaha yang akan dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan.

Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Mengingat bahwa proses pembelajaran fisika merupakan proses pembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori. Perlu diterapkan model pembelajaran dari fakta menuju teori (Joyce, dkk. 2011). Model dari fakta menuju teori adalah Model Latihan Inkuiri.

Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya (Joyce, dkk.2011).

Penelitian mengenai model pembelajaran inquiry training ini sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, yaitu : bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training (latihan inkuiri) terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa menjadi lebih mendalam, dan siswa lebih aktif dalam belajar. Kelas eksperimen mempunyai tigkat penguasaan konsep yang lebih tinggi sehingga mampu menjawab dengan lebih banyak tes hasil belajar dibandingkan dengan kelas kontrol.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A. 2013/2014”.


(2)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar siswa.

2. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

3. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang rumit dan sulit untuk dipahami.

4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.

5. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep fisika dengan benar.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yakni:

1. Menerapkan Model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

2. Subjek penelitian hanya dibatasi pada siswa SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawankelas VIII semester II T.A. 2013/2014. 3. Materi yang diajarkan adalah materi pokok Tekanan pada siswa kelas

VIII Semester II.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian di kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training dan menerapkan pembelajaran konvensional pada materi pokok Tekanan?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training dan pembelajaran konvensional pada materi pokok Tekanan?


(3)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan di kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Tekanan.

2. Untuk mengetahui adanyapengaruh hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran inquiry training dan penerapan pembelajaran konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi guru dan calon guru tentang hasil belajar siswa pada materi pokok Tekanan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di dalam pembelajaran.

2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 2. Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa yang kita ajar.

3. Hasil Belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil dari proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar-mengajar dan menunjukkan sejauh mana perkembangan ataupun daya tangkap siswa terhadap materi yang diajarkan.

4. Fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang lingkup dan waktu.


(4)

secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan meringkaskan proses ilmiah itu ke dalam waktu yang relatif singkat. 6. Model pembelajarn inquiry training akan membawa pikiran siswa untuk

melakukan eksperiman dan mengumpulkan data. Dengan demikian berarti siswa telah terpancing untuk mengeluarkan ide-ide ketika guru mengajukan suatu masalah.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model inquiry training pada materi Tekananmengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81 menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Tekanan juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 44,05 menjadi 68,81 pada nilai rata-rata postes. Perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah sebesar 11,24.

2. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry trainingterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A 2013/2014.

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru, calon guru dan peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran inquiry traininghendaknya menyusun RPP yang sesuai dengan fase-fase model pembelajaran inquiry trainingdan mempersiapkan alat dan bahan untuk bereksperimen dengan baik dan benar.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inquiry trainingini supaya menyusun instrumen soal yang berupa masalah-masalah yang menarik agar siswa tertarik untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang Model pembelajaraninquiry training, ada baiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang akan mempresentasekan hasil karya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tersebut.


(6)

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agartidak terjadi kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas.