UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KERJA KELOMPOK : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH

DASAR MELALUI METODE KERJA KELOMPOK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ASEP MUHIDIN

NIM.0809797

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS PURWAKARTA

2012


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

MELALUI METODE KERJA KELOMPOK

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi)

Oleh :

ASEP MUHIDIN NIM. 0809797

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I


(3)

Pembimbing II

Hayani Wulandari, M.Pd NIP. 19790522 200812 2 002

Mengetahui Ketua Prodi S1 PGSD

Dra. Puji Rahayu, M.Pd NIP. 19600601 198611 2 001


(4)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK. ... xi

DAFTAR LAMPIRAN. ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Klarifikasi Konsep ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN IPS di SD MELALUI METODE KERJA KELOMPOK ... 9

A. Pengertian Pembelajaran ... 9

B. Pengertian Hasil Pembelajaran ... 12

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

D. Evaluasi Hasil Belajar... 16

E. Metode Pembelajaran ... 19

F. Metode Kerja Kelompok ... 21

G. Pembelajaran IPS di SD... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 36

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 37

D. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ... 38

E. Prosedur Penelitian ... 40


(5)

B. Pelaksanaan dan Hasil Tindakan Kelas ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(6)

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

MELALUI METODE KERJA KELOMPOK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh: Asep Muhidin

ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat tema peningkatan kualitas pembelajaranIPS di kelas V sekolah dasar melalui penggunaan metode kerja kelompok.pengambilan tema tersebut berangkat dari satu pemikiran bahwa kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya IPS di kelas V sekolah dasar yang masih kurang memuaskan. Seperti guru yang belum menggunakan metode yang bervariasi dan masih kurangnya penggunaan alat atau media yang sesuai.

Penelitian ini mengangkat masalah keadaan awal pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS, kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS dengan memakai metode kerja kelompok, dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode kerja kelompok, sehingga penelitian ini diharapkan seyogyanya guru sekolah dasar dapat meningkatkan mutu pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Hegarmanah 03 yang berjumlah 35 orang. Jenis penelitian yang diterapkan yaitu melalui penelitian tindakan kelas dengan guru sebagai peneliti. Guru bertindak sebagai pelaksana proses pembelajaran sekaligus berperan sebagai peneliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.

Hasil penelitian menunjukan perubahan yang positif, artinya setiap pelaksanaan tindakan mengalami peningkatan. Dari dua tindakan yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut: rata-rata nilai tindakan pertama 66 dan rata-rata nilai tindakan kedua 74 dan hasil observasi aktivitas belajar siswa juga mengalami kenaikan disetiap tindakan.


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan dipertimbangkan sebagai jalur strategis yang memberikan harapan untuk menunjang upaya pemecahan masalah jangka panjang. Program pembinaan dan pengendalian kependudukan dan lingkungan perilaku dilaksanakan secara terlaksana, sistematik, terarah dan ketersinambungan. Program pendidikan selalu berkembang dan maju dengan berbagai inovasi agar sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran pokok khususnya di lingkungan sekolah dasar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan seperti yang telah dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni agar peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Untuk dapat terlaksananya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan baik pada jenjang pendidikan sekolah dasar diperlukan suatu proses pembelajaran dan pengajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan yang dapat menggali


(8)

seluruh potensi yang ada pada diri anak. Selain itu, diperlukan juga seorang guru atau sumber pendidik yang terampil dan handal dalam merancang, mendesain serta mengelola seluruh proses pembelajaran seperti yang tercermin dalam rambu-rambu pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Rambu-rambu tersebut antara lain menjelaskan bahwa seorang guru hendaknya dapat memilih serta menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik dan sosial.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga mengungkapkan :

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa.bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan.

Pengembangan kurikulum ilmu pengetahuan sosial merespon secara positif sebagai pengembangan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan desternalisasi ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program


(9)

3

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial(IPS) dengan keadaan dan kebutuhan manusia setempat dengan sejumlah aktivitas sosialnya. Kompetensi sosial menjamin kebutuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak.

Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh kerena itu, pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS mengembangkan kemampuan peserta didik dalam disiplin ilmu-ilmu sosial( membentuk warga Negara yang baik).

Selain itu, tujuan IPS dapat dikelompokan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan intelektual peserta didik, pengembangan kemampuan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri peserta didik sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri peserta didik dan kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri peserta didik dan kepentingan masyarakat. Sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi peserta didik baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.

Pendidikan IPS tidak hanya mempelajari konsep-konsep yang relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial saja, melainkan juga


(10)

mempelajari tujuan pendidikan dan pembangunan serta masalah-masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, pendidikan seharusnya menghasilkan suatu kondisi pembelajaran yang memenuhi kriteria, baik ditinjau dari pengembangan, isi, bahan pelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan bagaimana pula pendekatan strategi dan metode serta teknik mengajar yang harus dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya.

Berdasarkan pengalaman mengajar, kenyataan di lapangan menunjukan bahwa hasil belajar IPS belum begitu bermakna, masih ada siswa yang pasif dalam pembelajaran di kelas, belum optimalnya nuansa kreatif dialog, ditemukannya hafalan-hafalan yang menjenuhkan sehingga tidak berkembangnya daya pikir siswa. Guru melaksanakan pembelajaran secara monoton menggunakan metode ceramah. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan intelektual belum terlaksana sepenuhnya.

Sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS, motode ini sengaja menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya memakai atau menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan pelajaran IPS, karena dalam metode kerja kelompok siswa dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang aktif dan diharapkan dapat meningkatkan perolehan nilai dan sikap sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS.


(11)

5

Berdasarkan uraian di atas, kajian ini terfokus pada penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPS dengan judul, “Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS di SD Melalui Metode Kerja Kelompok”. (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013).

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam

kajian ini adalah “ model apa yang dianggap tepat dalam meningkatkan hasil pembelajaran IPS?”. Dengan rumusan masalahnya:

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran IPS sebelum menggunakan metode kerja kelompok?

2. Bagaimana proses pembelajaran siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok? 3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada

pembelajaran IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran IPS sebelum menggunakan metode kerja kelompok.


(12)

2. Proses pembelajaran siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok.

3. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat hasil penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi baru tentang kemajuan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS melalui penggunaan metode kerja kelompok, terutama informasi tentang :

1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran IPS sebelum menggunakan metode kerja kelompok.

2. Proses pembelajaran siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok.

3. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok.

E. Klarifikasi Konsep

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu adanya penjelasan yang berhubungan dengan judul penelitian.


(13)

7

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan kemampuan yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar bukan sekedar penguasaan suatu hasil latihan melainkan adanya perubahan perilaku secara bertahap, baik dalam ranah kognitif, afektif, ataupun psikomotor, yang lambat laun akan terintegrasi menjadi suatu kepribadian. Seseorang yang melakukan proses belajar akan terlihat perubahan tingkah lakunya.

Sudjana(2004: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

2. Pembelajaran IPS di SD

IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. (Nana Supriatna, 2007).


(14)

Sagala (2012: 215) metode kerja kelompok adalah dimana anak didik dalam suatu kelompok di pandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk mencari satu tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong.

Sedangkan menurut Moedjiono, Sumantri, dan Permana (1998/1999:148) metode kerja kelompok adalah format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Karena itu guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan- bahan pelajaran yang secara manifulatif mampu mengaktifkan anak untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam kelompok.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri atas lima bab, diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan dan saran.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi: a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) klarifikasi konsep, dan f) sistematika penulisan.

Bab II berisikan kajian pustaka yang berisi tentang: a) pengertian pembelajaran, b) pengertian hasil pembelajaran, c) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, d) evaluasi hasil belajar, e) metode pembelajaran, f) metode kerja kelompok, dan g) pembelajaran IPS di SD.


(15)

9

Bab III berisikan metode penelitian, meliputi: a) jenis penelitian, b) lokasi dan subjek penelitian, c) teknik pengumpulan data, d) teknik pengelolaan dan analisis data, e) prosedur penelitian.

Bab IV berisikan tentang hasil penelitian, meliputi: a) deskripsi lokasi penelitian, b) pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas, c) pembahasan hasil penelitian.


(16)

Asep Muhidin ,2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris yaitu classroom action

research. Menurut Arikunto (dalam Sukajati, 2008:7) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu “penelitian, tindakan, dan kelas.”

Arikunto (2009:2) mengemukakan pengertian dari PTK yaitu :

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Sedangkan menurut Suyanto (dalam Sukajati, 2008:8) secara singkat PTK

dapat didefinisikan sebagai, “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.” Oleh karena itu, PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru guna melakukan perbaikan pembelajaran.

Selanjutnya Kemis dan Tagart, dalam Yatim Rianto (2001:49), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan social mereka, serta


(17)

35

pemahaman mereka mengenai praktek ini dan tahap situasi tempat dilakukan praktek-praktek ini.

Demikian juga dikemukakan oleh Ebbut, dalam Kasbolah (1998/1999:13), penelitian tindakan kelas merupakan study yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks pekerjaan guru, penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dipaparkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guruyang sama juga.


(18)

Asep Muhidin ,2013

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan menekankan kegiatan uji coba suatu ide ke dalam prakek atau situasi nyata dalam skala yang lebih kecil ( kelas) agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas secara professional.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini bersifat luwes. Guru sebagai peneliti memahami betul permasalahan yang dihadapi, penelitian tindakan kelas tidak banyak menyita waktu sebab peneliti melakukan penelitian tanpa meninggalkan kegiatan mengajarnya. Penelitian tindakan dapat memecahkan masalah, penelitian ini merupakan suatu proses dinamis mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi.

Untuk lebih jelasnya, dipandang perlu untuk mengungkapkan keseluruhan siswa yang sedang menuntut ilmu di SD Negeri Hegarmanah 03, yaitu sebanyak 231 orang siswa, yang terdiri dari 110 orang siswa laki-laki dan 121 orang siswa perempuan. Adapun yang menjadi sampel/subyek penelitian ialah 35 orang siswa kelas V, yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.


(19)

37

Table 3.1

Keadaan Siswa SD Negeri Hegarmanah 03 Tahun Pelajaran 2012/2013

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 I 15 15 30

2 II 18 28 46

3 III 19 20 39

4 IV 27 21 48

5 V 16 19 35

6 VI 15 18 33

JUMLAH 110 121 231

Sumber: Data Siswa SDN Hegarmanah 03 ( Tahun 2012)

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data, atau teknik penilaian, merupakan cara yang dipakai untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen penelitian merupakan alat penelitian/alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut (Suyatna, 2008: 157).

Beberapa metode dan jenis instrumen yang dibagi oleh Suharsimi Arikunto(2006: 149) adalah sebagai berikut:


(20)

Asep Muhidin ,2013

1. Instrumen untuk metode tes ialah tes/soal tes.

2. Instrumen untuk metode angket ialah angket/kuesioner. 3. Instrumen untuk metode observasi ialah daftar cek/check-list.

4. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi, atau dapat juga check-list.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi dan tes dalam mengumpulkan data.

“Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur terstandar.”(Arikunto,2006:222)

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki secara individu maupun kelompok.

“Tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.”(Arikunto, 2006:150)

Observasi dilakukan oleh para guru observer guna menelaah bagaimana proses pembelajaran IPS yang menggunakan metode kerja kelompok berlangsung.

Segala hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dicatat dalam suatu lembar observasi. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil pembelajaran pada siswa yang mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan


(21)

39

metode kerja kelompok. Lembar observasi dan tes ini digunakan di setiap siklus penelitian.

D. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan analisis data dari setiap instrumen penelitian pada setiap siklus. Selanjutnya data-data tersebut diklarifikasikan sesuai dengan kebutuhan kemudian dianalisis kembali hasilnya untuk membandingkan perkembangan yang terjadipada setiap siklus.

Pengklarifikasian data diantaranya meliputi data tentang minat dan tanggapan siswa maupun guru terhadap pembelajaran IPS melalui observasi, sedangkan pengukuran keberhasilan siswa dapat diperoleh melalui tes.

Untuk mendapatkan keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moelong, 2004:330). Analisis data dengan cara membandingkan data hasil observasi dan tes dilakukan pada setiap siklus.


(22)

Asep Muhidin ,2013

Penelusuran audit trail tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi (Moelong,2004:338).

3. Member Check

Pengecekan anggota dapat dilaksanakan secara formal maupun non-formal. yang dicek adalah seluruh anggota yang terlibat meliputi data, penafsiran, dan kesimpulan.

E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas dikenal penelitian model Ebbut, model Elliot, model Mc Kernan dan model Kemmis dan Taggart ( Kasbolah, 1999 : 112-119 ). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart. Model Spiral dengan alur: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi kembali ke rencana tindakan baru dan seterusnya. Secara skematis model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


(23)

41

Identifikasi Masalah

Refleksi Pokok Permasalahan dan Pemecahan Masalah Serta Rencana Tindakan

Siklus I

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Refleksi I Pelaksanaan


(24)

Asep Muhidin ,2013

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.1

Model Spiral PTK (Mc. Taggart, 1992 dalam Kasihani Kasbolah 1998/1999)

Siklus ini terdiri dari pelaksanaan refleksi, dan observasi yang dilakukan secara berulang. Secara rinci, prosedur penelitian ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan adalah merencanakan tindakan dengan melakukan diskusi tentang metode yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pendataan yang sudah terdokumentasi, seperti daftar nilai ataupun nilai rapot siswa pada pelajaran IPS,terlihat masih banyak yang memperoleh nilai rendah.

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Refleksi III Pelaksanaan


(25)

43

Dalam perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun rancangan untuk melaksanakan tindakan yang akan dilakukan, antara lain:

a. Menentukan materi ajar dan metode pembelajaran, dengan cara menganalisis kurikulum yang sesuai dengan permasalahan.

b. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan sebanyak tiga siklus, disesuaikan dengan jadwal yang sudah ada.

c. Memilih instrumen penelitian dengan membuat format-format observasi dan tes hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan rencana yang telah disusun, pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai jadwal. Dalam proses ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan.hasil pengamatan dari pelaksanaan tindakan merupakan dokumentasi data untuk melaksanakan langkah-langkah tindakan selanjutnya.

Untuk kelancaran pelaksanaan tindakan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan garus sudah dipersiapkan sesuai rencana, seperti media dan alat pembelajaran, format-format pengumpulan data, soal-soal tes dan sebagainya.

3. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indicator dari proses dan hasil yang


(26)

Asep Muhidin ,2013

dicapai ( perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang terencana maupun akibat sampingannya.(Kasbolah, 1998/1999:91).

Jadi observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian untuk menyebut jenis observasi yaitu:

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai pengamatan.

4. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi tercakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi atas informasi yang diperoleh dari hasil observasi pada pelaksanaan tindakan. Data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus segera dianalisis dan diinterpretasi. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti/pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri.


(27)

45

Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh guru lain, misalnya guru/ mitra penelitian yang diminta mengamati, kepala sekolah atau narasumbar yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan penelitian pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok di kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 yang dilaksanakan sebanyak tiga kali tindakan, dapat disimpulkan bahwa sasaran menunjukan hasil yang baik, sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 sebelum tindakan belum mencapai tingkat yang maksimal , hanya 12 siswa yang berhasil mencapai KKM 60. Sedangkan sisanya 23 siswa belum dapat mencapai KKM 60. Nilai rata-rata yang diperoleh hanya 55. Melalui metode kerja kelompok keaktifan siswa meningkat, juga pembentukan sikap, tanggung jawab, peningkatan proses sosialisasi, serta pengerjaan soal-soal lebih mudah dikerjakan dan penggunaan waktu yang relative efisien.

2. Penggunaan metode kerja kelompok berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini tergambar dari nilai evaluasi yang terus meningkat dari pra tindakan, tindakan pertama dan tindakan kedua. Pada pra tindakan ,berhasil diperoleh nilai rata-rata sebesar 55, dengan 12 siswa lulus dan 23 siswa tidak lulus. Pada tindakan kesatu, berhasil diperoleh nilai rata-rata sebesar 66, dengan 23 siswa lulus dan


(29)

66

12 siswa tidak lulus. Pada tindakan kedua, berhasil diperoleh nilai rata-rata sebesar 74, dengan 34 siswa lulus dan 1 siswa tidak lulus.

3. Hasil belajar siswa untuk bidang studi IPS yang menggunakan metode kerja kelompok menunjukan peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat tergambar dari meningkatnya nilai rata-rata disetiap tindakannya.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan proses pembelajaran serta peningkatan prestasi belajar IPS, khususnya materi ajar keragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

Guru hendaknya terus mengembangkan kemampuan diri serta menyerap informasi berbagai model pembelajaran yang banyak dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah metode kerja kelompok. Selain itu guru pun harus bijaksana dalam memahami tingkat berfikir siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah

Dukungan dan perhatian dari kepala sekolah terhadap tugas mengajar guru di depan kelas sangat dibutuhkan. Memberi motivasi dan saran-saran kepada guru untuk membuat dan menggunakan berbagai pendekatan, dengan asumsi setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian diharapkan dapat memperkecil


(30)

3. Bagi Pengelola Pendidikan

Penggunaan metode kerja kelompok dapat memberikan daya dukung terhadap pelaksanaan pendidikan yang lebih menekankan pada penguasaan kompetensi. Untuk hal tersebut perlu ada pemikiran untuk meningkatkan upaya fasilitas pendidikan dari pemerintah guna meningkatkan kemampuan profesionalisme guru.


(1)

43

Dalam perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun rancangan untuk melaksanakan tindakan yang akan dilakukan, antara lain:

a. Menentukan materi ajar dan metode pembelajaran, dengan cara menganalisis kurikulum yang sesuai dengan permasalahan.

b. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan sebanyak tiga siklus, disesuaikan dengan jadwal yang sudah ada.

c. Memilih instrumen penelitian dengan membuat format-format observasi dan tes hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan rencana yang telah disusun, pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai jadwal. Dalam proses ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan.hasil pengamatan dari pelaksanaan tindakan merupakan dokumentasi data untuk melaksanakan langkah-langkah tindakan selanjutnya.

Untuk kelancaran pelaksanaan tindakan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan garus sudah dipersiapkan sesuai rencana, seperti media dan alat pembelajaran, format-format pengumpulan data, soal-soal tes dan sebagainya.

3. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indicator dari proses dan hasil yang


(2)

dicapai ( perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang terencana maupun akibat sampingannya.(Kasbolah, 1998/1999:91).

Jadi observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian untuk menyebut jenis observasi yaitu:

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai pengamatan.

4. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi tercakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi atas informasi yang diperoleh dari hasil observasi pada pelaksanaan tindakan. Data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus segera dianalisis dan diinterpretasi. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti/pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri.


(3)

45

Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh guru lain, misalnya guru/ mitra penelitian yang diminta mengamati, kepala sekolah atau narasumbar yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan penelitian pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok di kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 yang dilaksanakan sebanyak tiga kali tindakan, dapat disimpulkan bahwa sasaran menunjukan hasil yang baik, sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 sebelum tindakan belum mencapai tingkat yang maksimal , hanya 12 siswa yang berhasil mencapai KKM 60. Sedangkan sisanya 23 siswa belum dapat mencapai KKM 60. Nilai rata-rata yang diperoleh hanya 55. Melalui metode kerja kelompok keaktifan siswa meningkat, juga pembentukan sikap, tanggung jawab, peningkatan proses sosialisasi, serta pengerjaan soal-soal lebih mudah dikerjakan dan penggunaan waktu yang relative efisien.

2. Penggunaan metode kerja kelompok berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini tergambar dari nilai evaluasi yang terus meningkat dari pra tindakan, tindakan pertama dan tindakan kedua. Pada pra tindakan ,berhasil diperoleh nilai rata-rata sebesar 55, dengan 12 siswa lulus dan 23 siswa tidak lulus. Pada tindakan kesatu, berhasil diperoleh nilai rata-rata sebesar 66, dengan 23 siswa lulus dan


(5)

66

12 siswa tidak lulus. Pada tindakan kedua, berhasil diperoleh nilai rata-rata sebesar 74, dengan 34 siswa lulus dan 1 siswa tidak lulus.

3. Hasil belajar siswa untuk bidang studi IPS yang menggunakan metode kerja kelompok menunjukan peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat tergambar dari meningkatnya nilai rata-rata disetiap tindakannya.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan proses pembelajaran serta peningkatan prestasi belajar IPS, khususnya materi ajar keragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

Guru hendaknya terus mengembangkan kemampuan diri serta menyerap informasi berbagai model pembelajaran yang banyak dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah metode kerja kelompok. Selain itu guru pun harus bijaksana dalam memahami tingkat berfikir siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah

Dukungan dan perhatian dari kepala sekolah terhadap tugas mengajar guru di depan kelas sangat dibutuhkan. Memberi motivasi dan saran-saran kepada guru untuk membuat dan menggunakan berbagai pendekatan, dengan asumsi setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian diharapkan dapat memperkecil hambatan siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran.


(6)

3. Bagi Pengelola Pendidikan

Penggunaan metode kerja kelompok dapat memberikan daya dukung terhadap pelaksanaan pendidikan yang lebih menekankan pada penguasaan kompetensi. Untuk hal tersebut perlu ada pemikiran untuk meningkatkan upaya fasilitas pendidikan dari pemerintah guna meningkatkan kemampuan profesionalisme guru.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 24 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 35

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V MELALUI METODE PERMAINAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKARAME BANDAR LAMPUNG YUSNIAR SDN 1 SUKARAME, Bandar Lampung ABSTRACT - View of Upaya Meningkatkan Hasil

0 0 8

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

1 5 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MENERAPKAN TIPE TALKING STICK DI SEKOLAH DASAR

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 03 SUTI SEMARANG

0 0 13

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SCRAMBLE KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 0 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250