PENGARUH DESENTRALISASI DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI PT. POS INDONESIA SURABAYA SELATAN.

PENGARUH DESENTRALISASI DAN PENGENDALIAN
INTERN TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL DI
PT. POS INDONESIA SURABAYA SELATAN
SKRIPSI

Oleh:

Dian Minarwati
0913010092/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH DESENTRALISASI DAN PENGENDALIAN
INTERN TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL DI
PT. POS INDONESIA SURABAYA SELATAN


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akutansi

Oleh :

Dian Minarwati
0913010092/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI


PENGARUH DESENTRALISASI DAN PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL DI
PT. POS INDONESIA SURABAYA SELATAN
Disusun oleh :
Dian Minarwati
0913010092 / FE / AK

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal : 31 Mei 2013

Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dr. Hero Priono.SE,M.Si,Ak


Dr. Hero Priono.SE,M.Si,Ak
Sekertaris

Dra. Ec. Sri Hastuti, M.Si
Anggota

Dra. Ec. Rr. Dyah Ratnawati, MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh Desentralisasi dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja
Manajerial Di PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Hero Priono,SE,MSi.Ak. Selaku

Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Hero Priono,SE,MSi.Ak Selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas
skripsinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“
Jawa Timur.
6. Kepada Ayahanda dan Ibunda serta kakakku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap
saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, Mei 2013

Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................


i

DAFTAR ISI .................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .........................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

viii

ABSTRAKSI ..................................................................................................


ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah.....................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ..........................................................

6

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................

7


1.4

Manfaat Penelitian ............................................................

7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................

9

2.1.1. Perbedaan Penelitian ................................................

11

Landasan Teori ..................................................................


12

2.2.1. Desentralisasi ..........................................................

12

2.2.1.1. Pengertian Desentralisasi .............................

12

2.2.1.2. Faktor-Faktor Desentralisasi .........................

16

2.2.1.3. Tujuan Sistem Desentralisasi ........................

17

2.2.1.4. Biaya Dan Kerugian Desentralisasi...............


18

2.3. Pengendalian Intern ...........................................................

19

2.3.1. Pengertian Pengendalian intern.................................

19

2.3.1.1. Aktivitas Pengendalian Intern .......................

21

2.3.1.2. Lingkungan Pengendalian Intern ..................

22

2.4. Kinerja Manajerial .............................................................

24

2.4.1. Pengertian Kinerja Manjerial ....................................

24

2.4.1.1. Fungsi Kinerja Manajerial ............................

25

2.2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.6. Pengaruh Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial .........

27

2.6.1. Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Kinerja
Manajerial................................................................

28

2.7. Kerangka Pemikiran ...........................................................

30

2.8. Hipotesis ............................................................................

30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ................

31

3.1.1. Definisi opersional ...................................................

31

3.1.2. Pengukuran Variabel ................................................

32

3.2

Teknik Penentuan Populasi Dan Sampel ...........................

34

3.3

Teknik Pengumpulan Data ................................................

34

3.3.1 Jenis Data .................................................................

34

3.3.2 Sumber Data ............................................................

34

3.3.3 Pengumpulan Data ....................................................

35

Uji Normalitas ...................................................................

35

3.4.1. Uji Validitas Dan Reliabilitas ...................................

35

3.4.1.1. Uji Validitas ................................................

35

3.4.1.2. Uji Reliabilitas ............................................

36

Uji Asumsi Klasik ..............................................................

37

3.6. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis .....................................

38

3.7. Uji Hipotesis ......................................................................

38

3.4

3.5

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................

41

4.1.1. Sejarah Umum .........................................................

41

4.1.2. Visi,Misi, Tujuan Dan Strategi PT.POS Indonesia ....

42

4.1.2.1. Visi PT.POS Indonesia ..........................................

42

4.1.2.2. Misi PT.POS Indonesia .........................................

42

4.1.2.3. Tujuan PT.POS Indonesia .....................................

43

4.1.2.4. Strategi PT.POS Indonesia ....................................

43

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.3. Produk Dan Layanan PT.POS Indonesia...................

44

4.1.4. Struktur Organisasi PT.POS Indonesia .....................

45

Analisis Karakteristik responden ........................................

46

4.2.1. Deskripsi Variabel ....................................................

47

4.2.1.1. Deskripsi Variabel Desentralisasi ..............

47

4.2.1.2. Deskripsi Variabel Pengendalian Intern .....

49

4.2.1.3. Deskripsi Variabel Kinerja Manajerial .......

50

4.3. Uji Kualitas Data ...............................................................

53

4.3.1. Uji Validitas .............................................................

53

4.3.2. Uji Reliabilitas .........................................................

55

4.3.3. Uji Normalitas ..........................................................

56

4.3.4. Uji Asumsi Klasik ....................................................

57

4.4. Uji Regresi Linear Berganda ..............................................

59

4.4.1. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda ..............

59

4.4.2. Uji Kecocokan Model ..............................................

61

4.4.3. Uji Hipotesis ............................................................

62

4.5. Pembahasan .......................................................................

62

4.2

4.5.1 Pengaruh Desentralisasi Terhadap Kimerja Manajerial

62

4.5.2. Pengaruh Pegendalian Intern Terhadap Kinerja
Manajerial ................................................................

63

4.6. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu ...

65

4.7. Keterbatasan Penelitian ......................................................

68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..........................................................................

69

5.2. Saran ....................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 1.

Kinerja Manajerial PT.POS Indonesia Surabya
Selatan 2009-2011 ................................................................

5

Tabel 2.1.

Perbedaan Penelitian .............................................................

12

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............

46

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...........................

46

Tabel 4.3

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Desentralisasi.

47

Tabel 4.4.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Pengendalian
Intern ....................................................................................

49

Tabel 4.5

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kinerja Manajerial 51

Tabel 4.6.

Uji Validitas Desentralisasi ...................................................

54

Tabel 4.7.

Uji Validitas Pengendalian Intern .........................................

54

Tabel 4.8.

Uji Validitas Kinerja Manajerial ...........................................

55

Tabel 4.9.

Uji Reliabilitas ......................................................................

56

Tabel 4.10. Uji Normalitas ......................................................................

56

Tabel 4.11. Uji Durbin Watson ................................................................

57

Tabel 4.12. Uji Multikolinieritas..............................................................

58

Tbael 4.13. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................

59

Tabel 4.14. Uji Regresi Linear berganda..................................................

59

Tabel 4.15. Uji F .....................................................................................

61

Tabel 4.16. Koefisien Determinasi ..........................................................

61

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1.

Struktur Organisasi PT. POS Indonesia Surabaya Selatan .. …. 45

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Frekuensi Jawaban Responden
Lampiran 2 : Kuesioner
Lampiran 3 : Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 4 : Uji Validitas, Uji Reliabilitas
Lampiran 5 : Uji Normalitas Dan Uji Asumsi Klasik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH DESENTRALISASI DAN PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI PT. POS INDONESIA
SURABAYA SELATAN

Oleh
Dian Minarwati

ABSTRACT
Managerial performance is one factor that can be used to improve
organizational effectiveness. Performance will be effective if the parties involved
or the subordinates have the opportunity to participate in the budgeting process.
Furthermore, information on the level of the budget helps managers to evaluate
the performance of lower-level managers and provide reward and punishment.
The research was conducted in PT Pos Indonesia, which is a freight forwarding
companies overall business activities rely heavily on humans. Pos Indonesia
business activities include core activities, namely collecting, processing,
transporting, and delivery, which berlaju for all three of its core businesses, good
communication, logistics, and financial services. Until now, the fourth core activity
is still largely rely on the brain and human labor. Because of the characteristics of
this kind of business, since the early management of Pos Indonesia has realized
that the paradigm of corporate governance should be as far as possible the
aspect of human
The population in this study were all managers in South Surabaya PT Pos
Indonesia by 30 respondents. The sample in this study all managers in South
Surabaya PT Pos Indonesia by 30 respondents. While the analysis is used
multiple linear regression analysis.
Based on the research results that have been obtained: 1) that influence
decentralization on managerial performance in South Surabaya Indonesia
PT.POS (Y).
2) that the internal control affect managerial performance in South Surabaya
Indonesia PT.POS (Y)

Keyword : Decentralization, Internal Control, Managerial Performance

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH DESENTRALISASI DAN PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI PT.POS INDONESIA
SURABAYA SELATAN

Oleh
Dian Minarwati

ABSTRAK
Kinerja manajerial merupakan salah satu factor yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektifitas organisasi. Kinerja akan dikatakan efektif apabila pihakpihak bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam
proses penyusunan anggaran. Selanjutnya, informasi anggaran membantu
manajer tingkat atas untuk mengevaluasi kinerja manajer tingkat bawah dan
memberikan reward and punishment. Penelitian ini dilakukan di PT Pos
Indonesia, yaitu sebuah perusahaan jasa pengiriman yang keseluruhan aktivitas
bisnisnya sangat mengandalkan manusia. Kegiatan usaha Pos Indonesia
mencakup aktivitas inti, yaitu collecting, processing, transporting, dan delivery,
yang berlaju untuk ke tiga core business-nya, baik komunikasi, logistik, maupun
layanan keuangan. Hingga saat ini, keempat aktivitas inti ini sebagian besar
masih mengandalkan otak dan tenaga manusia. Karena karakteristik usaha
semacam ini, sejak awal manajemen Pos Indonesia telah sadar bahwa
paradigma pengelolaan perusahaan haruslah sejauh mungkin memperhatikan
aspek manusia
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer di PT Pos Indonesia
Surabaya Selatan sebanyak 30 responden. Sampel dalam penelitian ini seluruh
manajer di PT Pos Indonesia Surabaya Selatan sebanyak 30 responden.
Sedangkan analisi yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan: 1)bahwa
Desentralisasi berpengaruh terhadap terhadap kinerja manajerial di PT.POS
Indonesia Surabaya Selatan (Y).
2)bahwa Pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial di
PT.POS Indonesia Surabaya Selatan (Y)

Kata Kunci : Desentralisasi, Pengendalian Intern, Kinerja Manajerial

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa
mempunyai kedudukan yang makin penting. Walaupun manusia berada pada
masyarakat yang berorientasi kerja (work oriented), yang memandang suatu
pekerjaan adalah suatu yang mulia, manusia tidaklah berarti mengabaikan
manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Falsafah yang dimiliki
masyarakat menunjukkan hal tersebut dengan semakin kuatnya permintaan untuk
memperhatikan aspek organisasi dan bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi
dalam setiap usaha.
Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk
mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya
menyusun strategi dan kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungannya.
Suatu organisasi haruslah mampu menyusun strategi dan kebijakan yang ampuh
untuk mengatasi setiap perubahan yang akan terjadi. Keberhasilan penyusunan
kebijakan dan strategi yang menjadi perhatian adalah penyusunan anggaran yang
dapat dipergunakan sebagai alat pengendalian manajemen. Winanto,(2003).
Dalam dua dekade terakhir banyak kantor-kantor dan perusahaanperusahaan mengalami perubahan yang drastis khususnya PT Pos Indonesia
Surabaya Selatan. Sebagian manajer telah belajar bahwa cara terbaik menjalankan
pelayanan adalah bekerja yamg giat dan perubahan terbesar harus dibuat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mengenal bagaimana organisasi harus dikelola dan bagaimana pekerjaan
dilakukan. Untuk dapat mewujudkan kondisi perusahaan yang sehat, strategi
manajemen yang mutlak sangat dibutuhkan. Strategi merupakan perencanaan
yang besar, menetapkan secara umum kearah mana organisasi bergerak yang
diinginkan manajemen senior. Kebutuhan untuk memformulasikan strategi
biasanya timbul dalam merespon ancaman yang diterima atau adanya kesempatan.
Manajemen dituntut untuk dapat mengelola semua sumber daya yang dimiliki
seperti modal, tenaga kerja, teknologi, serta sumber daya lainnya secara efektif
dan efisien dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba yang optimal.
Desentralisasi adalah tipe dari struktur organisasi dimana keputusan
diambil, didelegasikan secara otonomi kepada manajer untuk pengambilan
keputusan mereka. Dengan kata lain, desentralisasi berarti penyerahan wewenang
pengambilan keputusan di seluruh organisasi dengan membolehkan manajer di
berbagai tingkatan kegiatan untuk mengambil keputusan kunci yang berhubungan
dengan bidang tanggung jawabnya. Desentralisasi mengalihkan titik pengambilan
keputusan atas tiap keputusan yang harus diambil kepada manajer tingkat yang
terendah. Tidak mungkin pemimpin puncak memiliki waktu atau memperoleh
informasi yang lengkap pada setiap keputusan dari sejumlah besar permasalahan
yang timbul setiap harinya. Pimpinan puncak pada hampir semua organisasi harus
menyerahkan sebagian wewenang pengambilan keputusannya kepada manajer
yang lebih rendah tingkatannya. Makin besar kadar penyerahan ini, makin besar
desentralisasi yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.Winanto,(2003).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan seluruh metode
koordinasi dan ukuran yang diadopsi dalam suatu usaha atau bisnis untuk
melindungi aset-aset, memeriksa akurasi dan keandalan data akuntasi, mendorong
efisiensi kegiatan dan kepatuhan pada kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Pemerhati pengorganisasian memandang pengendalian internal sebagai salah satu
fungsi manajemen yang penting. Pengendalian dipahami sabagai usaha untuk
mengarahkan dapat dicapainya tujuan organisasi. Konsep pengendalian internal
dikembangkan oleh berbagai organisasi profesi auditor baik sektor publik maupun
pemerintah. Mereka menerbitkan standar dan pedoman rancangan pengendalian
internal dan membuat definisi dengan cara berbeda-beda. Masing-masing definisi
menangkap konsep dasar pengendalian internal, tetapi menyatakannya dengan
menggunakan kata-kata yang berbeda. (Indra Bastian, 2007).
Jika SPI lemah dan tidak baik, sumber daya perusahaan rentan terhadap
kehilangan melalui pencurian, kelalaian, kecerobohan dan resiko lain. Sebagai
hasilnya, Sistem Informasi Akuntansi akan mungkin menghasilkan informasi
yang tidak andal, tidak tepat waktu dan barangkali tidak berhubungan dengan
tujuan perusahaan. Pengendalian intern sebagai suatu proses dan struktur, adalah
sebuah perhatian bagi akuntan. Sebagai pemakai kunci sistem informasi
akuntansi, akutan harus mengambil peranan aktif dalam pengembangan dan
review Struktur Pengendalian Intern. Mereka harus juga bekerja sangat dekat
dengan desain sistem selama fase pengembangan sistem informasi untuk
memastikan bahwa pengukuran perencanaan pengendalian cukup dan dapat
diperiksa.Sutanto,(2003).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pos Jemursari Surabaya, yaitu sebuah
perusahaan jasa pengiriman yang keseluruhan aktivitas bisnisnya sangat
mengandalkan manusia. Kegiatan usaha Pos Indonesia mencakup aktivitas inti,
yaitu collecting, processing, transporting dan delivery, yang berlaku untuk ke tiga
core business-nya, baik komunikasi, logistik, maupun layanan keuangan. Hingga
saat ini, keempat aktivitas inti ini sebagian besar masih mengandalkan otak dan
tenaga manusia. Karena karakteristik usaha semacam ini, sejak awal manajemen
Pos Indonesia telah sadar bahwa paradigma pengelolaan perusahaan haruslah
sejauh mungkin memperhatikan aspek manusia. Karena karakteristik ini pula,
manajemen Pos Indonesia kemudian melihat transformasi perusahaan tidak cukup
hanya mengandalkan transformasi struktural, organisasi, sistem dan tekhnologi,
tetapi juga melakukan transformasi budaya dan manusianya
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektivitas organisasi Murthi dan Sujana, (2008). Kinerja akan
dikatakan efektif apabila pihak-pihak bawahan mendapat kesempatan terlibat atau
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran tidak hanya sebagai
rencana keuangan yang memuat biaya selanjutnya dan tujuan pendapatan untuk
pusat pertanggungjawaban dalam organisasi bisnis, tetapi juga sebagai alat untuk
mengendalikan

(control),

koordinasi

(coordination),

komunikasi

(communication), evaluasi kinerja, dan motivasi. Selanjutnya, informasi anggaran
membantu manajer tingkat atas untuk mengevaluasi kinerja manajer tingkat
bawah dan memberikan reward and punishment. Dalam konteks ini, anggaran
menyediakan bagian penting dari sistem motivasi organisasi yang dirancang untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Tuatu.F.Nonce, (2007).
a. Judul “Pengaruh Desentralisasi Dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja
manajerial (studi empiris pada pemerintah kota kupang)”.
b. Permasalahan : 1). Apakah terdapat pengaruh antara desentralisasi dan
pengendalian intern secara simultan terhadap kinerja inanajerial, 2).
Apakah terdapat pengaruh antara desentralisasi dan pengendalian intern
secara parsial terhadap kinerja manajerial?
c. Hasil penelitian diatas yaitu bahwa l. Desentralisasi dan pengendalian
akuntansi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pimpinan dinas
pada pemerintah Kota Kupang. Artinya, apabila semakin tinggi tingkat
desentralisasi dan pelaksanaan pengendalian intern yang baik maka akan
nieningkatkan kinerja para pimpinan dinas pada pemerintah Kota Kupang.
2. Desentralisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pimpinan
dinas pada pemerintah Kota Kupang. Artinya, apabila semakin tinggi
tingkat desentralisasi yang diberikan maka akan semakin meningkatkan
kinerja para pimpinan dinas pada pemerintah Kota Kupang. 3.
Pengendalian intern secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pimpinan
dinas pada pemerintah Kota Kupang. Artinya, apabila pelaksanaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pengendalian intern dilakukan secara baik maka akan meningkatkan
kinerja para pimpinan dinas pada pemerintah Kota Kupang.
2. Hapsari dan Muranto. (2006)
a. Judul penelitian “Pengaruh Par'i'isipasi Penyusunan Anggaran Terhadap
Kineria Manaierial Dengan Desentralisasi Dan Karakteristik Sistem
Informasiakuntansi Manaiemen Sebagai Variabel Moderating”.
b. Permasalahan : pengaruh desentralisasi dan karakteristik informasi sistem
akuntansi manajemen terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persamaan 1 1. Interaksi antara
variabel partisipasipenyusunan anggaran dengan desentralisasi akan
menurunkan kineria manajerial. 2. Pada tingkat desentralisasi yang
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial
akan 1-endah, sebaliknya pada tingkat desentralisasi yang rendah. b.
Persamaan 2. Interaksi antara variabel partisipasi penyusunan anggaran
dengan karak teristik informasi sistem akuntansi manajemen akan
menurunkan kinerja manajerial.
3. Winanto dan Supardi. 2006.
a. Judul penelitian “Pengaruh Desentralisasi Sistem Pengendalian Akuntansi
Terhadap Kinerja Manajerial Di Pt Pintu Mas Mulia Kimia Group”.
b. Permasalahan : 1. Bagaimana pengaruh desentralisasi sistem pengendalain
akuntansi terhadap kinerja manajerial di PT. Pintu Mas Mulia Kimia
Group? 2. Bagaimana pengaruh desentralisasi anggaran terhadap kinerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

manajerial di PT. Pintu Mas Mulia Kimia Group? 3. Bagaimana pengaruh
desentralisasi sistem pengendalain akuntansi dan desentralisasi anggaran
secara bersama-sama atau secara simultan terhadap kinerja manajerial di
PT. Pintu Mas Mulia Kimia Group?
c. Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

1.

Desentralisasi

sistem

pengendalian akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja manajerial di PT. Pintu Mas Mulia Kimia Group. 2. Desentralisasi
anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial di
PT. Pintu Mas Mulia Kimia Group. 3. Secara bersama-sama desentralisasi
sistem pengendalian akuntansi dan desentralisasi anggaran berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja manajerial di PT. Pintu Mas Mulia
Kimia Group
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Desentralisasi
2.2.1.1. Pengertian Desentralisasi
Menurut Suparwati,(2005), pelimpahan wewenang adalah pelimpahan
sebagian wewenang tertcntu dari seorang pejabat kepada seseorang pejabat yang
lain. Pelimpahan wewenang erat hubungannya dengan tugas dengan penyerahan
tugas. Tiada tugas dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya wewenang. Menurut
Mulyadi dan Setyawan (1999), pendelegasian wewenang adalah pemberian
wewenang oleh manajer yang lebih atas kepada manajer yang lebih rcndah untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dengan otorisasi secara eksplisit dari manajer
pemberi wewenang pada waktu wewenang tersebut dilaksanakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dari definisi pendelegasian wewenang tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Pendelegasian wewenang dilakukan dari manajer yang lebih tinggi posisinya
ke manajer yang lebih rendah (bukan kcpada karyawan).
2. Manajer yang lebih rendah posisinya memerlukan otorisasi secara eksplisit
dari manajer pendelegasian vvewcnang pada waktu akan melaksanakan
wewenang yang telah didelegasikan kepadanya.
3. Pemberian wcwenang yang dilaksanakan dalam pendelegasian wewenang,
meskipun telah diberi wewenangdalam pelaksanaan wewenang dalam
pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepadanya jika kepada manajer
bawah saja manajer tingkat atas mendelegasikan wewenang secara setengahsetengah,

dapat

dibayangkan

seberapa

rcndah

tingkat

kepercaya-an

manajemen tingkat atas kepada karyawan untuk pengambilan keputusan
4. Pendelegasian wewenang lebih menekankan pada aspek pengendalian dan

kepatuhan daripada pemberian kebebasan dalam pelaksanaan wcwenang yang
telah didelegasikan tersebut. Pengendalian untuk menciptakan kepatuhan
bawahan dilakukan oleh manajer jenjang lebih atas melalui tiga instrumen
pengendalian:
a. Melalui otorisasi secara eksplisit sebelum wewenang dilaksanakan oleh
manajer yang lebih rendah.
b. Melalui laporan pertanggungiawaban pelaksanaan wewenang yang dibuat
oleh manajer yang lebih rendah kc manajer pemberi wewenang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

c. Melalui audit kerja (performance audit) yang dilaksanakan oleh auditor
intern.
Desentralisasi adalah tipe dari struktur organisasi di mana keputusan
diambil didelegasikan secara otonomi kepada manajer untuk pengambilan
keputusan mereka. Dengan kata lain, desentralisasi berarti penyerahan wewenang
pengambilan keputusan di seluruh organisasi dengan membolehkan manajer di
berbagai tingkatan kegiatan untuk mengambil keputusan kunci yang berhubungan
dengan bidang tanggung-jawabnya. Desentralisasi mengalihkan titik pengambilan
atas tiap keputusan yang harus diambil kepada manajer tingkat yang terendah.
Tidak mungkin pimpinan puncak memiliki waktu atau memperoleh informasi
yang lengkap pada setiap keputusan dari sejumlah besar permasalahan yang
timbul setiap harinya.
Pimpinan puncak pada hampir semua organisasi harus menyerahkan
sebagian wewenang pengambilan keputusannya kepada manajer yang lebih
rendah tingkatannya. Makin besar kadar penyerahan ini, makin besar
desentralisasi yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Seperti
dinyatakan oleh Gordon dan Miller dalam Laksamana bahwa desentralisasi dalam
bentuk pendelegasian otoritas pada tingkat manajemen lebih rendah diperlukan,
karena semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas dan tanggung- jawab.
Pendelegasian wewenang akan membantu meringankan beban manajemen yang
lebih tinggi. Anthony dan Govindarajan.(2003)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2. Faktor – faktor Desentralisasi
Menurut ( Stooner, 2002 : 158 ) yang mempengaruhi desentralisasi yaitu :
1. Filsafat manajemen.
Banyak manajemen yang otokratik dan menginginkan pengawasan pusat yang
kuat.

Hal

ini

akan

mempengaruhi

kesediaan

manajemen

untuk

mendelegasikan wewenangnya.
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
Organisasi tidak mungkin efisien bila semua puncak wewenang pengambilan
keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak saja. Suatu organisasi
yang timbuh semakin besar dan komplek, ada kecenderungan untuk
meningkatkan desentralisasi.
3.

Strategi dan Lingkungan Organisasi
strategi organisasi akan mempunyai tipe dasar, lingkungan teknologi dan
pesaingan yang harus dihadapinya.

4.

Penyebaran geografis Organisasi.
Pada umumnya semakin menyebar satuan – satuan organisasi secara
geografis, organisasi cenderung melakukan desentralisasi karena pengambilan
keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi masing – masing.

5.

Tersedianya Peralatan Pengawasan yang efektif
Organisasi yang kekeurangan peralatan – peralatan efektif untuk melakukan
pengawasan satuan – satuan tingkat, akan cenderung melakukan sentralisasi
bila manajemen tidak dapat dengan mudah memonitor pelaksanaan kerja
bawahannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6.

Kualitas Manajer
Desentralisasi memerlukan lebih banyak manajer yang berkualitas karena
manajer harus membuat keputusan sendiri.

7.

Keanekaragaman produk dan jasa.
Makin beraneka ragam produk dan jasa yang ditawarkan organisasi
cenderung melakukan desentralisasi dan sebaliknya pula.

8.

Karakteristik – Karakteristik Organisasi lainnya.
Seperti biaya dan Resiko yang berhubungan dengan pengambilan keputusan,
sejarah pertumbuhan organisasi kemampuan manajemen dibawah dan
sebagaianya.

2.2.1.3. Tujuan Sistem Desentralisasi
Perusahaan yang memiliki lebih banyak pusat pertqanggungjawaban pada
masa sekarang ini lebih senang menggunakan pendekatan pengambilan keputusan
desentralisasi daripada pendekatan sentralisasi. Menurut Hansen dan Mowen
( 2003 : 65 ) tujuan penerapan sistem desentralisasi adalah sebagai berikut :
1. Kemudahan terhadap pengumpulan dan pemanfaatan informasi lokal.
Memudahkan manajer pada jenjang yang lebih rendah, yang berhubungan
dengan kondisi – kondisi pengoperasian (seperti kekuatan dan bentuk
persaingan lokal, sifat angkatan kerja lokal dan sebagainya) untuk membuat
dan mengimplementasikan keputusan yang diambil.
2. Fokus Manajemen Pusat
Desentralisasi keputusan – keputusan operasi, manajemen pusat bebas
berperan

dalam

perumusan

perencanaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

pengambilan

strategi.

Kelangsungan operasi jangka panjang dan perusahaan harus lebih penting bagi
manajemen pusat daripada operasi sehari – hari.
3. Melatih dan Memotivasi Manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan
posisi manajer yang lebih tinggi, adapun cara untuk mempersiapkan generasi
penerus yaitu dengan memberikan kesempatan membuat keputusan –
keputusan

penting,

pertanggungjawaban

yang

lebih

penting

mampu

menghasilkan kepuasan kerja yang lebih baik. Manajer yang menghasilkan
keputusan terbaik adalah manajer yang pantas untuk dipromosikan.
4. Meningkatkan Daya Saing
Banyak kasus, cara terbaik untk meningkatkan kinerja divisi atau pabrik
adalah dengan memperkenalkan lebih jauh kekuatan – kekuatan pasar. Karena
perusahaan - perusahaan besar sekarang ini menyadari bahwa mereka tidak
akan mampu bertahan apabila tetap mengoperasikan suatu divisi yang tidak
berdaya saing.
2.2.1.4. Biaya dan kerugian Desentralisasi
Menurut Horngen (2002 : 357 ) Biaya dan kegiatan dari desentralisasi
meliputi :
1. Para manajer mungkin mengambil keputusan yang akan merupakan
penyelewengan dari fungsinya.
a. Dengan memusatkan dan menigkatkan kerja sub unitnya sendiri
dengan merugikan organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b.

Dengan tidak menyadari seluruh kenyataan – kenyataan yang
relevan.

2. Para manajer cenderung melakukan duplikasi ( meniru ) tugas – tugas
pusat yang mungkin lebih murah bila dipusatkan ( contoh : akuntansi,
iklan, dan personalia )
3. Biaya untuk mengumpulkan dan memproses informasi sering kali naik
Contoh : laporan - laporan akuntansi
2.4.1.3. Kerugian dari Desentralisai
Menurut

Horngen

(2002:

357)

keuntungan



keuntungan

dari

desentralisasi dapat ditunjukkan sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi psikologis, desentralisasi cenderung menaikkan inisiatif
pemimpin setempat.
2. Perorganisasian data secara lokal mencegah untuk bersikap pasif atau
bekerja kurang baik dengan menggunakan alasan – alasan “Laporan
dating”.
2.3. Pengendalian Intern
2.3.1. Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian Intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak
digunakan berbagai kepentingan. Istilah pengendalian intern diambil dari
terjemahan istilah “InternalControl” meskipun demikian penulis menterjemahkan
sebagai pengawasan intern, untuk istilah tersebut hal ini tidaklah menjadimasalah
karena tidak mengurangi pengertian pengendalian intern secara umum.
Pengendalian sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Intern yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dikemukakan Mulyadi (2002: 51) yaitu: “Segala sesuatu yang meliputi semua
cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi atau
mengendalikan perusahaan. Dalam pengertian pengendalian intern meliputi:
Struktur organisasi, formulir-formulir dan prosedur pembukuan dan laporan
(Administrasi), budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya”.
Pengendalian sebagaimana diketahui bahwa definisi pengendalian intern
yang dikemukakan Coso report (2008: 155) adalah sebagai beirkut: “Pengendalian
intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah
digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek
kecermatan

dankeandalan

dari

data

akuntansinya,

memajukan

efisiensi

operasi,dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yangtelah
ditetapkan pimpinan”
Dari keempat definisi yang diungkapkan di atas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa, Sistem Pengendalian Intern merupakan suatu “Sistem” yang
terdiri dari berbagai macam unsur dengantujuan untuk melindungi harta benda,
Meneliti ketetapan danseberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong
efisienoperasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan Tujuan
Pengendalian Intern Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan
harus mempunyai beberapa tujuan. Sesuai dengandefinisi yang dikemukakan
Arens yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf (2006:201).tersebut diatas,
maka dapatlahdirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :
a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.
d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih
dahulu untuk dipatuhi.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat
tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yangmendukungnya, dan untuk ini
pembahasannya akan dikemukakan sub tersendiri
2.3.1.1 Aktivitas Pengendalaian Intern
Aktivitas pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat
untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen
dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini menberikan keyakinan bahwa tindakan
yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapain
tujuan entitas. Aktivitas pengendalian intern memiliki berbagai macam tujuan dan
diterapkan berbagai tingkatan dan fungsi orgnisasi. Sebagai tambahan terhadap
lingkungan pengendalian intern (yang mencerminkan sikap dan tindakan penting
terhadap pengendalian) dan informasi dan komunikasi (yang memproses transaksi
dan penyelenggaraan pertanggungjawaban kekayaan dan utang), suatu entitas
memerlukan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keryakinan bahwa tujuan
perusahaan akan tercapai.
Aktivitas pengendalian intern yang relevan dapat digolongkan kedalam
berbagai

kelompok.

Salahsatu

cara penggolongannya

(2002:180) adalah sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menurut

Mulyadi

1. Pengendalian pengelolaan informasi
a. Pengendalian umum
b. Pengendalian aplikasi
(1)Otorisasi memadai
(2)Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan memadai
(3)Pengecekan secara independent
2. Pemisahan fungsi yang memadai
3. Pengendalian fisik atas keyakinan dan catatan
4. Review atas kinerja
2.3.1.2. Lingkungan Pengendalian Intern
Lingkungan pengendalian intern yang positif merupakan merupakan
landasan bagi seluruh komponen pengendalian intern, lingkungan pengendalian
memberikan suatu bidang pengetahuan dan struktur serta suasana yang
mempengaruhi mutu pengendalian intern. Menurut

Mulyadi (2002:175)

lingkungan pengendalian intern mempunyai beberapa unsur antara lain :
1. Nilai intregritas dan etika
Nilai intregritas dan etika merupakan standar etika, perilaku organisasi dan
bagaimana standar tersebut dikomunikasikan serta di dorong untuk
dilaksanakan, standar tersebut tercakup tindakan-tindakan manajemen untuk
menghindari diri atau mengurangi dorongan atau godaan yang mungkin
mendorong seseorang untuk bertindak tidak jujur, melanggar hukum atau
tindakan lain yang tidak etis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Komitmen
Untuk mencapai tujuan entitas personil disetiap tingkatan organisasi harus
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara efektif, komitmen mencakup pertimbangan
manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlakukan, panduan
antara

kecerdasan,

latihan

dan

pengalaman

yang

dituntut

dalam

pengembangan kompetensi
3. Filosofis
Filosofis memberikan tanda yang jelas bagi para staf tentang arti pentingnya
pengendalian, pengendalian dan keberpihakan pada aspek pengendalian oleh
pimpinan instansi dengan memberdayakan secara optimal.
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi merumuskan garis tanggung jawab dan wewenang yang
ada, dengan memahami struktur organisasi yang ada, sehingga dapat
memahami atau mempelajari unsure manajerial dan fungsional serta
merasakan bagaimana pengendalian dikaitkan dengan kebijakan dan prosedur
yang dilaksanakan.
5. Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab merupakan bentuk komunikasi
formal sehubungan dengan pengendalian atas masalah-masalah atau kegiatankegiatan yang dilaksanakan, penugasan ini dapat diwujudkan dalam bentuk
memo dari top manajemen kepada bawahannya mengenai bagaimana
pentingnya pengendalian, rencana operasi dan operasional formal, serta uraian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tugas dan kebijakan, dan duhubungkan dengan masalah-masalah yang
berhubungan dengan pengendalian.
2.4. Kinerja Manajerial
2.4.1. Pengertian Sikap Kinerja Manajerial
Menurut Indra Bastian (2006:328) kinerja manajerial adalah: “Gambaran
mengenai tingkat pencapaian mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning)
suatu organisasi.”
Menurut Mardiasmo (2004: 89) kinerja manajerial adalah: “Tingkat
kecakapan manajer dalam melaksanakan aktivitas manajemen. Kinerja manajerial
merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas
organisasi. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi perencanaan, investigasi pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,
pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan.”
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
keefektifan yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah persepsi kinerja
individual para anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, yaitu: perencanaan,
investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan
perwakilan. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa partisipasi yang
tinggi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial.
2.4.1.1. Fungsi Kinerja Manajerial
Menurut Mardiasmo (2004:98) menjelaskan tugas-tugas manajerial
sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Perencanaan, Perencanaan dalam hal ini adalah menentukan tujuan-tujuan,
kebijakan, arah dari tindakan atau pelaksanaan yang diambil.Termasuk juga
skedul

pekerjaan,

membuat

anggaran,

menyusun

prosedur-prosedur,

menentukan tujuan, menyiapkan agenda dan membuat program.
2. Investigasi, Mengumpulkan dan menyiapkan informasi, biasanya dalam
bentuk catatan-catatan, laporan-laporan dan rekening-rekening, melakukan
inventarisasi, melakukan pengukuran hasil, menyiapkan laporan keuangan,
menyiapkan catatan, melakukan penelitian, dan melakukan analisis pekerjaan.
3. Koordinasi, Melakukan tukar menukar informasi dengan orang-orang di
bagian yang lain dengan tujuan untuk menghubungkan dan menyesuaikan
programprogram, memberikan sasaran ke departemen lain, melancarkan
hubungan dengan manajer-manajer lain, mengatur pertemuan-pertemuan,
memberikan informasi terhadap atasan, berusaha mencari, kerjasama dengan
departemen lain.
4. Evaluasi, Melakukan penilaian dan pengharapan terhadap usulan, laporan atau
observasi tentang prestasi kerja.Menilai karyawan, menilai catatancatatan hasil
pekerjaan, menilai laporan keuangan, melakukan pemeriksaan terhadap
produk, menyetujui permintaan-permintaan, menilai usulan-usulan dan saransaran.
5. Pengawasan, Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan,
memberikan nasihat kepada bawahan, melatih bawahan, menjelaskan tentang
aturanaturan pekerjaan, penugasan, tindakan pendisiplinan, menangani
keluhankeluhan dari bawahan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Penilaian staf, Memelihara kondisi kerja dari satu atau beberapa unit yang
dipimpin, melalui rekruitmen tenaga kerja, melakukan wawancara pekerjaan,
pemilihan karyawan dan pemindahan.
7. Negosiasi, Melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk
barangbarang atau jasa, negosiasi pajak, menghubungkan para pemasok,
melakukan perundingan dengan wakil-wakil penjualan kepada agen-agen atau
konsumen.
8. Perwakilan, Melakukan kepentingan umum atas organisasi, melakukan pidatopidato, konsultasi untuk kontrak dengan individu atau kelompok-kelompok di
luar individu, pidato-pidato untuk umum, kampanye-kampanye masyarakat,
meluncurkan hal-hal baru, menghadiri konferensi-konferensi dan pertemuan
dengan klub bisnis.
Salah satu sasaran sumber daya manusia untuk menggunakan sistim
kinerja adalah untuk menentukan siapa yang akan dipromosikan, ditransfer, atau
Diberhentikan. Kinerja bisa juga digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan
kinerja tambahan. Perilaku yang semacam ini akan memberikan kontribusi positif
yang akan memotivasi individu untuk terus meningkatkan kinerjanya. Adanya
pengawasan baik dari individu lain ataupun dari kelompok lain dinilai akan dapat
memberikan evaluasi kinerja karyawan.
2.6.

Pengaruh Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial
Menurut Van de Ven (dalam Nazaruddin, 1998) struktur organisasi

mcmjliki peran penting dalam mempcngaruhi kinerja pada tingkat organisasi
maupun tingkat sub unit. Pengarnh itu terjadi karena dengan pelimpahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

wewenang penerapan kebijakan dilakukan oleh manajer yang lebih memaharni
kondisi unit yang dipirnpinnya sehingga kualitas kebijakan diharapkan menjadi
lebih baik.
Hal tersebut didukung oloh teori suportif yang dikemukakan oleh Rensis
Liked pada tahun 1961 dalam Suparwati,(2005) yang mengatakan: “Here the
leader takes the position that followers want to do their best and that one can lead
best by supporting their eflort. To this end, the leader creates a work environment
which promotes the desire by each. Follower to perform to the best of one’s own
skills and abilities" (G.R. Terry, 1977) dalam Suparwati,(2005) yang artinya: Di
sini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha
dengan sebaik-baiknya dan bahwa dia dapat mernimpin mereka dengan sebaikbaiknya melalui tindakan m