PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. BERKAH DELTA BAHAGIA DI SURABAYA.

(1)

PT.BERKAH DELTA BAHAGIA DI SURABAYA

SKRIPSI

Disusun oleh : Lobo Ganistyar C. 0713010195/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PADA PT.BERKAH DELTA BAHAGIA DI SURABAYA

Disusun oleh :

Lobo Ganistyar C. 0113010195/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 29 Juli 20011

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec.Rr.Dyah Ratnawati,MM Dr. Sri Trisnaningsih.SE, MSi

Sekretaris

Dr. Indrawati Y. Ak. MM Anggota

Rina Mustika,SE,MM Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi


(3)

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI,

PENGENDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL

TERHADAP KINERJA MANAGERIAL PADA PT.BERKAH DELTA

BAHAGIA DI SURABAYA

Yang diajukan Lobo Ganistyar C. 0713010195/FE/EA Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra.Ec Rr Dyah Ratnawati,MM Tanggal : …….…….………2011

NIP. 030.212.028

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. H. R. A. Suwaidi, MS NIP. 196003301986031003


(4)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan

Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Berkah Delta Bahagia di Surabaya” dapat terselesaikan dengan lancar.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa jenjang pendidikan Starata-1 (Sarjana) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur guna memperoleh gelar kesarjanaan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp., selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs.Ec. H. R.A. Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi


(5)

Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

5. Dra.Ec Rr Dyah Ratnawati,MM, selaku Dosen Pembimbing yang dengan

kesabaran, ketelatenan dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk sampai terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “ Veteran” Jawa Timur, khususnya program studi Akuntansi yang telah membekali kami dengan pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.

7. Pimpinan dan Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

8. Kedua Orang Tua Papa dan Mama (Alm) serta kakak saya (Mbenca) tercinta

yang telah memberikan dukungan moral maupun materiil serta doa hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Yangtie dan Yangkong tercinta serta seluruh keluarga besar yang telah

memberikan doa dan dukungan baik secara maril maupun materiil selama ini.

10.Evan Ardis Saputra (el) tersayang yang selama ini telah memberikan

dukungan, menemani dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

11.Teman – teman Jurusan Akuntansi angkatan 2007, khususnya kepada Pipit,

Deasty, Peppy, Moe, Hesti, Atta serta teman – teman kos Genk weslep (Ria, Steph, Ike, Putri), Prim, Dina terimakasih atas dukungan dan doanya.

12.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.


(6)

dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juli 2011


(7)

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABSTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Kinerja Manajerial ... 12

2.2.1.1.Tugas Manajer ... 13

2.2.1.2.Penilaian Kinerja Manajerial ... 15

2.2.1.3.Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial ... 16

2.2.1.4.Tingkatan Manajerial dan Keterampilan Manajerial ... 18


(8)

Pengendalian ... 20

2.2.2.2.Manfaat Pengendalian Manajemen ... 20

2.2.2.3.Jenis-Jenis Pengendalian Manajemen ... 21

2.2.2.4.Teori Kemungkinan (Contingency Teory) ... 22

2.2.3. Pengendalian Akuntansi ... 23

2.2.3.1.Pengertian Perencanaan ... 24

2.2.3.2.Pengertian Pelaporan ... 25

2.2.3.3.Pengertian Memonitoring (Pengawasan) ... 26

2.2.3.4.Hubungan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Kinerja Manajerial ... 27

2.2.4. Pengertian Pengendalian Perilaku ... 30

2.2.4.1.Hubungan Sistem Pengendalian Perilaku dan Kinerja Manajerial ... 31

2.2.5. Pengendalian Personal ... 31

2.2.5.1.Hubungan Sitem Pengendalian Personal dan Kinerja Manajerial ... 33

2.3. Kerangka Pikir ... 34

2.4. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36


(9)

3.2.1. Obyek ... 40

3.2.2. Populasi dan Sampel ... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.3.1. Sumber Data ... 42

3.3.2. Jenis Data ... 42

3.3.3. Pengumpulan Data ... 43

3.4. Uji Kualitas Data ... 43

3.4.1. Uji Validitas ... 43

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 44

3.5. Uji Normalitas ... 45

3.6. Uji Asumsi Klasik ... 45

3.6.1. Autokorelasi ... 45

3.6.2. Multikolinieritas ... 46

3.6.3. Heteroskedastisitas ... 46

3.7. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 47

3.7.1. Teknik Analisis ... 47

3.7.2. Uji Hipotesis ... 48

3.7.2.1.Uji Kesesuain Model ... 48


(10)

4.1.1. Sejarah singkat perusahaan... 51

4.1.2. Struktur Organisasi dan Job Description... 51

4.1.3. Tujuan Perusahaan ... 53

4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 54

4.2.1...Variabel Pengendalian Akuntansi (X1) ... 54

4.2.2. Variabel Pengendalian Perilaku (X2) ... 56

4.2.3. Variabel Pengendalian Personal (X3)... 57

4.2.4. Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 59

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

4.3.1. Hasil Pengujian Validitas... 62

4.3.2. Hasil Pengujian Reabilitas ... 65

4.3.3. Hasil Pengujian Normallitas ... 66

4.3.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 67

4.3.4.1. Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 67

4.3.4.2. Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 68

4.3.5. Regresi Linear Berganda... 69

4.3.5.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 72

4.3.6. Uji F ... 73

4.3.7. Uji Hipotesis (Uji t)... 74

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75


(11)

4.5. Keterbatasan Penelitian... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SASARAN

5.1. Kesimpulan ... 80 5.2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

Tabel 1 Perbandingan antara Target Penjualan

dan Realisasi Penjualan ... 5 Tabel 2 Perbedaan Penelitian Sekarang

dan Penelitian Terdahulu ... 12 Tabel 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden

Variabel Pengendalian Akuntansi (X1)... 55 Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden

Variabel Pengendalian Perilaku (X2)……….. 56 Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden

Variabel Pengendalian Personal (X3)………. 58 Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden

Variabel Kinerja Manajerial (Y)……… 60 Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel

Pengendalian Akuntansi (X1)……… 62 Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel

Pengendalian Perilaku (X2)……… 63 Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel


(13)

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner……… 66

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Normalitas……… 67

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Multikolinieritas………...………… 68

Tabel 4.12. Hasil Pengujian Heterokedastisitas……… 69

Tabel 4.13. Hasil Regresi Linier Berganda……...……… 70

Tabel 4.14. Nilai Koefisien Determinasi (R2)……...……… 72

Tabel 4.15. Nilai Fhitung………..……… 73

Tabel 4.16. Hasil Analisis Uji t……….……… 74

Tabel 4.17. Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu………... 79


(14)

(15)

Lampiran 1 Daftar Tabulasi Pengendalian Akuntansi Lampiran 1 Daftar Tabulasi Pengendalian Perilaku Lampiran 1 Daftar Tabulasi Pengendalian Personal Lampiran 2 Daftar Tabulasi Kinerja Manajerial

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengendalian Akuntansi Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengendalian Perilaku Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengendalian Personal Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial Lampiran 7 Uji Normalitas dan Uji Multikolinieritas

Lampiran 8 Uji Heterokedastisitas Lampiran 9 Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 10 α Tabel


(16)

MANAJERIAL PADA PT. BERKAH DELTA BAHAGIA DI SURABAYA

ABTRAK

Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek yang krusial yang menentukan keefektifan suatu organisasi, untuk itu suatu perusahaan memerlukan sistem pengendalian manajemen, karena sistem di desain untuk mengatur aktivitas anggota organisasi melalui manajer organisasi agar sesuai dengan tujuan perusahaan dan menjadi tolak ukur dalam tercapainya tujuan organisasi. Adapun bentuk pengendalian dapat berupa, pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal. Penentuan pengendalian yang tepat akan sangat menentukan efektifitas pengendalian bila sebaliknya akan mengakibatkan menurunnya kepuasan kerja yang akhirnya menurunkan komitmen pada perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengendalian akuntansi, pengendalian prilaku, pengendalian personal berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari seluruh manajer pada PT. Berkah Delta Bahagia melalui kuesioner dengan jumlah manajer sebanyak 11 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus , dimana jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasinya. Variabel penelitian yang digunakan pengendalian akuntansi (X1), pengendalian

perilaku (X2), pengendalian personal (X3) dan kinerja manajerial (Y) dan

dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda.

Hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa untuk hipotesis Pengendalian Perilaku berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial telah terbukti kebenarannya sedangkan, Pengendalian Akuntansi dan Pengendalian Personal berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial tidak terbukti kebenarannya. Keywords : pengendalian akuntansi, pengendalian prilaku, pengendalian personal terhadap kinerja manajerial.


(17)

1.1. Latar Belakang

Suatu perusahaan dapat dilihat sebagai sistem organisasi sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek krusial yang menentukan keefektifan suatu organisasi. Implikasinya organisasi perlu senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan mempertahankan sumber daya manusianya.

Setiap perusahaan memerlukan pengendalian manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengatur aktifitas anggota organisasi melalui para pimpinan (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan dan menjadi suatu tolak ukur dalam pencapaian tujuan organisasi. Adapun bentuk pengendalian dapat berupa : Pengendalian Perilaku, Personal, dan Sistem Akuntansi. Proses pengendalian dilakukan melalui para pimpinan (manajer) dengan penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran, serta analisis prestasi dan penghargaan. Karena dalam pelaksanaan pembangunan nasional di era globalisasi, tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dalam mencapai tujuan pembangunan.

Sejalan dengan itu, maka pembangunan tenaga kerja sebagai bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia diarahkan pada


(18)

peningkatan kualitas dan kontribusi manusia dalam pembangunan, serta melindungi hak dan kepentingan sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Sistem pengendalian ini diperlukan karena perilaku para individu dan kelompok di dalam organisasi berbeda-beda, yang biasanya dipengaruhi oleh pekerjaan yang mereka lakukan. Pekerjaan yang dilakukan orang-orang itu menuntut agar mereka melakukan aktifitas yang selaras dengan orang-orang lain dalam organisasi tersebut dan ini memberikan rangsangan kuat terhadap perilaku individu.

Penerapan suatu sistem pengendalian tertentu secara otomatis akan terbentuk norma-norma, aturan- aturan, dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi tersebut. Apabila sistem pengendalian itu tidak sesuai degan lingkungan organisasi, maka penerapan sistem tersebut akan bisa menimbulkan dysfunctional behavior atau perilaku menyimpang bagi anggota organisasi.

Pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang menggunakan ukuran – ukuran keuangan yang salah satunya adalah anggaran. Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja. Dengan demikian anggaran merupakan alat bagi manajemen untuk membantu dalam menjalankan fungsi – fungsinya. Dapat disimpulkan bahwa suatu pengendalian akuntansi merupakan suatu perencanaan, sistem pelaporan dan prosedur monitor yang didasarkan pada sistem informasi. Sehingga pengendalian akuntansi


(19)

dalam menggunakan anggarannya akan mempengaruhi kinerja didalam organisasi itu sendiri. (Muslimin 2007 : 451)

Pengendalian perilaku merupakan salah satu bentuk pengendalian

administratif. Pengendalian administratif meliputi: struktur otoritas, peraturan - peraturan formal, prosedur standar pengoperasian, standar untuk mengatur perilaku para manajer dan pekerja, anggaran, reward, dan sistem insentif (dalam jurnal Faisal dan Kusuma 2002).

Pengendalian perilaku bertujuan untuk menjamin hasil yang ingin dicapai meliputi aktivitas pengawasan, monitoring, dan aktivitas yang sedang berjalan. Di mana aktivitas tersebut berperilaku sesuai dengan cara yang dikehendaki, sehingga dalam suatu organisasi pengendalian perilaku akan mempengaruhi terhadap kinerja organisasional

Pengendalian personal yang sering disebut pengendalian professional (clan control) merupakan pengendalian yang didasarkan pada proses sosial dan self control. Menurut Faisal dan Kusuma (2002), pengendalian personal merupakan salah satu bentuk pengendalian di depan. Pengendalian di depan dalam sumber daya manusia dilaksanakan melalui proses seleksi dan pengaturan staf. Pemilihan dan penempatan karyawan sesuai dengan persyaratan kerja dan keterampilan berdasarkan spesifikasi sifat dan tugas yang akan dijalankan. Hal ini penting karena kecakapan manajerial adalah suatu penentu fundamental dan keberhasilan organisasi. Jadi pengendalian personal merupakan suatu pengendalian yang didasarkan pada pembuatan kebijakan yang menyangkut tentang


(20)

sumber daya manusia (Merchant, 1998). Kebijakan – kebijakan ini menyediakan informasi personal untuk perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen atau organisasi tersebut. Dengan adanya kebijakan yang baik maka perusahaan dapat menghasilkan kinerja yang diharapkan. (Muslimin 2007 : 451)

Menurut Faisal dan Kusuma (2002) dari hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pengendalian akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial, sedangkan pengendalian perilaku dan personal tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Penelitian tersebut dilakukan pada research and development. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengendalian perilaku dan personal tidak bisa diterapkan pada research and development.

Menurut Muslimin (2007:454) dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan hasil pengujian persamaan regresi penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa semakin tinggi pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal yang diterapkan, maka akan semakin meningkatkan kinerja manajerial.

PT. Berkah Delta Bahagia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang garment. Banyaknya perusahaan garment menimbulkan persaingan antar perusahaan. Oleh karena itu PT. Berkah Delta Bahagia berusaha meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan


(21)

Bahagia hanya menerima order. PT. Berkah Delta Bahagia memproduksi pesanan baik lokal maupun yang datang dari luar negeri.

Berikut informasi mengenai target penjualan dan realisasi penjualan PT. Berkah Delta Bahagia :

Tabel 1.1 Perbandingan Antara Target Penjualan dan Realisasi Penjualan

PT. BERKAH DELTA BAHAGIA 2009

Bulan Target Laba REALISASI LABA %

Januari Rp. 150.000.000 Rp. 164.011.750 109% Februari Rp. 150.000.000 Rp. 153.457.900 102% Maret Rp. 150.000.000 Rp. 140.085.750 93%

April Rp. 150.000.000 Rp. 123.312.700 82%

Mei Rp. 150.000.000 Rp. 116.222.100 77%

Juni Rp. 150.000.000 Rp. 110.974.500 73% Juli Rp. 150.000.000 Rp. 106.162.000 70% Agustus Rp. 150.000.000 Rp. 97.389.000 64% September Rp. 150.000.000 Rp. 95.425.000 63%

Oktober Rp.150.000.000 Rp. 92.479.300 61%

November Rp.150.000.000 Rp. 81.642.650 54%

Desember Rp.150.000.000 Rp. 77.639.645 51%

Sumber : PT. Berkah Delta Bahagia

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari bulan Januari sampai Desember tahun 2009 perusahaan mengalami penurunan. Dengan adanya kondisi yang dialami oleh PT. Berkah Delta Bahagia tersebut


(22)

kemungkinan sistem pengendalian akuntansi, perilaku dan personal belum diterapkan secara maksimal sehingga mempengaruhi kinerja manajerialnya dan membuat perusahaan masih belum mencapai sasaran.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Berkah Delta Bahagia di Surabaya “.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan :

Apakah pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, pengendalian personal berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah pengenalian akuntansi, pengendalaian perilaku, dan pengendalian personal berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 

 

 


(23)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak diantaranya :

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan perusahaan sebagai sumbangan pemikiran dalam pengambilan keputusan untuk memilih jenis pengendalian yang tepat dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian tersebut. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja baik individu, manajerial, maupun organisasi.

2. Bagi universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi pihak universitas sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya dengan materi yang berhubungan dengan skripsi.

3. Bagi peneliti

Memberikan tambahan informasi untuk dapat dipergunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan khususnya tentang indikator tentang kinerja manajer. 


(24)

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan serta bahan kajian yang berkaitan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Faisal dan Indra Wijaya Kusuma (JRAI, 2002), judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Tugas Terhadap Keefektifan bentuk pengendalian akuntansi, Perilaku dan Personal dalam Meningkatkan Kinerja Manajer riset dan Pengembangan “. Permasalahan yang dikemukakan untuk mengetahui apakah bentuk pengendalian akuntansi, perilaku dan personal mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja manajerial, serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh karakteristik tugas (task analyzability dan number of exception) terhadap keefektifan bentuk pengendalian akuntansi, perilaku dan personal dalam meningkatkan kinerja manajerial.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pertama bentuk pengendalian akuntansi dan perilaku berhubungan positif dengan kinerja manajerial ketika karakteristik tugas high analyzability dan few exception. Kedua bentuk pengendalian akuntansi berhubungan positif dengan kinerja manajerial ketika karakteristik tugas high analyzability dan few exception. Ketiga bentuk pengendalian personal berhubungan dengan kinerja manajerial karakteristik tugas high analyzability dan few exception.


(25)

Dan hipotesis yang terahkir adalah bentuk pengendalian perilaku berhubungan positif dengan kinerja manajerial karakteristik tugas high analyzability dan few exception.

Dari permasalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, penelitian ini bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang peranan pengendalian akuntansi dalam organisasi research add development. Dipilihnya organisasi research add development karena karakteristik tugas yang dipertimbangkan masih menimbulkan pertanyaan tentang kecocokan bentuk pengendalian akuntansi dalam organisasi. Dengan demikian organisasi dirasakan perlu mendesain sistem pengendaliannya dengan variasi pengendalian akuntansi dan non akuntansi (Arbenerty dan Stoelwinder, 1995).

Sifat-sifat perbedaan tugas dalam research and development secara potensial dapat mempengaruhi keefektifan bentuk pengendalian akuntansi karena sifatnya yang tidak rutin (Arbernethy dan Brownell, 1997). Penelitian ini merupakan model struktur dan teknologi Perrow (1970) untuk melihat pengaruh karakteristik tugas terhadap keefektifan bentuk pengendalian akuntansi, perilaku dan personal.

Untuk menguji hipotesis dilakukan dua tahap. Tahap pertama menguji secara kebersamaan (simultan) pengaruh ketiga bentuk pengendalian (akuntansi, perilaku dan personal) dalam masing-masing sel terhadap kinerja manajerial. Pengujian tahap kedua menguji pengaruh masing-masing bentuk pengendalian (akuntansi, perilaku, personal)


(26)

terhadap kinerja dalam ke empat sel. Tujuannya adalah untuk mengetahui dengan pasti bentuk pengendalian mana yang paling cocok dalam berbagai situasi tugas.

Ada empat (4) perumusan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, dari 4 hipotesis yang dirumuskan hanya 1 yang didukung yaitu hipotesis 2. Ini didukung dari hasil perhitungan yaitu pada hipotesis pertama untuk pengendalian akuntansi (a1) lebih kecil daripada koefisien untuk pengendalian perilaku (a2) dan koefisien pengendalian perilaku (a2) lebih besar dari koefisien pengendalian personal (a3) atau dengan kata lain a1 > a3 dan a2 > a3 tidak dapat didukung. Perhitungan hipotesis yang kedua yaitu koefisien untuk pengendalian akuntansi (a1) lebih besar dan signifikan (p<0,05) dari koefisien pengendalian perilaku (a2), dan koefisien pengendalian perilaku (a2) lebih besar dan daripada koefisien untuk pengendalian personal (a3), atau dengan kata lain nilai koefisien al > 31 dan koefisien a2 > a3. Hasil tersebut berhasil mendukung hipotesis 2. Perhitungan hipotesis yang ketiga yaitu koefisien untuk pengendalian personal (a3) lebih besar dari koefisien pengendalian perilaku (a2) dan koefisien pengendalian personal (a3) lebih besar daripada koefisien untuk pengendalian akuntansi (a1) atau dengan kata lain nilai koefisien a3 > a2 dan koefisien a3 < a1 tidak berhasil mendukung hipotesa 3. Dan perhitungan hipotesis yang terahkir yaitu koefisien untuk pengendalian perilaku (a2) lebih besar dari koefisien pengendalian akuntansi (a1) dan koefisien pengendalian personal (a3) lebih besar daripada koefisien untuk


(27)

pengendalian akuntansi (al), atau dengan kata lain a2 < al dan koefisien a3 > a1 tidak berhasil mendukung hipotesis 4.

Hasil pengujian tahap kedua yaitu bahwa satu-satunya pengendalian yang paling efektif adalah pengendalian akuntansi ketika karakteristik tugas low analyzability dan low number ofexceptions. Sedangkan untuk pengendalian perilaku berpengaruh negatif terhadap kinerja tetapi hasil tersebut tidak signifikan (p > 0,05) dan pengendalian personal bukan merupakan satu-satunya pengendalian yang paling efektif.

Yang kedua adalah penelitian dari Muslimin (2007) dengan judul “Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Berkat Agung Jaya Abadi (Gresik)“. Permasalahan yang dikemukakan yaitu untuk mengetahui apakah Pengendalian Akuntansi, Pengendalaian Perilaku, dan Pengendalian Personal berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga bahwa pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial

Dari permasalahan dan hipotesis tersebut serta hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal berpengaruh secara positif terhadap kinerja manajerial perusahaan. Hal tersebut didukung oleh hasil pengujian hipotesis, dimana menunjukkan nilai Fhitung sebesar 34,779 dengan tingkat


(28)

signifikan sebesar 0,000 Karena nilai probabilitas < 0,05 (sig < 5%) maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti Pengendalian Akuntansi, Pengendalian

Perilaku, Pengendalian Personal,berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sehingga model regresi yang dihasilkan adalah cocok sehingga hipotesis teruji kebenarannya. Agar dapat meningkatkan kinerja manajerial, maka pihak perusahaan untuk lebih memperhatikan pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal.

Perbedaan penelitian sekarang dan penelitian terdahulu :

No Peneliti Terdahulu

Variabel yang Digunakan

1. Faisal dan Indra

Wijaya (2002)

Karakteristik Tugas, keefektifan Bentuk Pengendalian Akuntansi, Perilaku, Personal dan Kinerja Manajer.

2. Muslimin (2007) Pengendalian akuntansi, pengendalian

perilaku, pengendalian personal dan kinerja manajerial.

3. Lobo Ganistyar C.

(2011)

Pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, pengendalian personal dan kinerja manajerial.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Kinerja Manajerial

Kinerja adalah evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat

atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan (Suartana, 2000 dalam Faisal dan Kusuma, 2002:167).


(29)

Manajer dalam posisinya sebagai pimpinan yang mengarahkan bawahannya dalam upaya mencapai tujuan-tujuan usaha yang telah ditetapkan oleh perusahaan, harus melakukan koordinasi yang baik dengan department manapun di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Asri (1989:97) kinerja manajer dijabarkan sebagai usaha-usaha yang dilakukan oleh perusaha-usahaan yang berbentuk pengembangan manajemen, perbaikan sistem kerja dan usaha-usaha mengadakan alih teknologi baik yang menengah maupun teknologi tingkat atas, sehingga kualitas personal yang dimiliki oleh perusahaan bisa meningkat.

2.2.1.1. Tugas Manajer

Menurut Druker (Stoner, 1992 :15), prestasi seorang manajer dapat diukur dalam bentuk dua konsep yang efisien dan efektif. Efisien merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Manajer yang efisien akan menghasilkan output (hasil), dengan menggunakan input (karyawan, bahan dan waktu). Manajer yang dapat menekan sumber daya yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih dengan tepat. Manajer yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan yang benar untuk dilaksanakan.

Sedangkan tugas-tugas penting manajer sebagai berikut (Stoner, 1992:11): 1. Manajer bekerja dengan orang lain. Istilah “orang” mencakup tidak


(30)

organisasi. Di samping itu “orang” juga termasuk individu dari luar organisasi, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah dan sebagainya.

2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling

bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas. Para manajer akan menghadapi setiap tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumber daya organisasi (manusia, material atau bahkan waktu manajer). Karena berbagai sumber daya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan di antara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional.

3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Para

manajer ditugaskan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan tertentu secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mengatur tugas-tugas yang harus diselesaikan. Lebih lanjut, manajer juga bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan para bawahan. Kesuksesan atau kegagalan bawahan adalah cermin langsung kesuksesan atau kegagalan manajer.

4. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual. Untuk menjadi pemikiran yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisah-misahkan suatu masalah menjadi komponen-komponen masalah. Menganalisanya dan kemudian mencari penyelesaian yang layak dan akurat. Dan yang lebih penting bagi manajer adalah menjadi pemikir konseptual yang mampu memandang keseluruhan tugas dan mengaitkan suatu tugas dengan tugas-tugas lainnya.


(31)

5. Manajer adalah suatu mediator. Organisasi terdiri dari orang-orang dan kadang mereka tidak saling setuju satu sama lain. Bila hal ini terjadi, maka akan merusak suasana kerja, mengakibatkan konflik atau bahkan mungkin karyawan-karyawan yang cakap akan meninggalkan perusahaan. Kejadian seperti ini menuntut manajer sebagai mediator (penengah).

6. Manajer mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Organisasi selalu menghadapi banyak masalah misalnya kesulitan financial, masalah personalia, masalah dengan pihak eksternal perusahaan dan sebagainya. Dengan demikian manajer diharapkan dapat menentukan pemecahan berbagai masalah sulit dan mengambil keputusan yang akurat.(Handoko, 1999:29).

 

2.2.1.2. Penilaian Kinerja Manajerial

Menurut Mulyadi (2001:353) penilaian kerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena pada dasarnya organisasi dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi.

Tujuan utama penilaian kerja adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku


(32)

yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organisasi.

2.2.1.3. Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial

Menurut Mangkuprawira, (2004 : 224) penilaian kinerja karyawan memiliki manfaat ditinjau dari beragam perspektif pengembangan perusahaan, khususnya manajemen sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut :

a. Perbaikan Kinerja

Umpan balik kinerja bermanfaat bagi karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja.

b. Penyesuaian Kompensasi

Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan menentukan siapa yang seharusnya menerima peningkatan pembayaran dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja.

c. Keputusan Penetapan

Promosi, transfer, dan penurunan jabatan biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu dan antisipatif, misalnya dalam bentuk penghargaan.


(33)

d. Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan

Kinerja buruk mengindikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan

kebutuhan kembali.

e. Perencanaan dan Pengembangan Karier

Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang karier spesifik karyawan.

f. Definisi Proses Penempatan Staf

Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan staf di departemen SDM.

g. Ketidakakuratan Informasi

Kinerja buruk dapat mengindikasikan kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dari sistem manajemen personal.

h. Kesalahan Rancangan Pekerjaan

Kinerja buruk mungkin sebuah gejala dari rancangan pekerjaan yang keliru. Lewat penilaian dapat didiagnosis kesalahan-kesalahan tersebut.

i. Kesempatan Kerja Yang Sama

Penilaian kerja yang akurat secara actual menghitung kaitannya dengan kinerja dapat menjamin bahwa keputusan penempatan internal bukanlah suatu yang bersifat diskriminasi.


(34)

j. Tantangan-tantangan Eksternal

Kadang-kadang kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan pekerjaan, seperti keluarga, finansial, kesehatan, masalah-masalah lainnya. Jika masalah-masalah tersebut tidak diatasi melalui penilaian, departemen SDM mungkin mampu menyediakan bantuannya.

2.2.1.4. Tingkatan Manajemen dan Ketrampilan Manajerial

Secara umum manajer berarti setiap orang yang mempunyai tanggungjawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya. Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut Handoko (2003:17) akan membagi manajer menjadi 3 golongan yang berbeda, yaitu :

1. Manajer lini pertama

Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajer lini sering disebut dengan kepala atau pimpinan (leader), mandor (foreman) dan penyelia (supervisor).

2. Manajer Menengah

Manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen Kepala Pengawas dan sebagainya.


(35)

3. Manajer Puncak

Klasifikasi manajer ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajer puncak bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Yang termasuk dalam manajer puncak adalah direktur, presiden, kepada divisi, wakil presiden senior dan sebagainya.

Katz, seorang pendidik dan manajer perusahaan telah menentukan tiga jenis dasar ketrampilan yaitu teknik, manusia, dan konseptual yang menurut pendapatnya diperlukan oleh semua manajer (Stoner,1992 ;22) : 1. Ketrampilan teknik (Technical Skill)

Adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat prosedur, dan suatu bidang yang khusus.

2. Ketrampilan manusiawi (Human Skill)

Adalah kemampuan bekerja dengan orang lain, memahami orang lain dan mendorong secara perorangan maupun sebagai kelompok.

3. Ketrampilan konseptual (Conceptual Skill)

Adalah kemampuan mental untuk mengkoordinir dan memadukan semua kepentingan dan kegiatan organisasi.

2.2.2. Sistem Pengendalian Manajemen

Setiap perusahaan memerlukan sistem pengendalian manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengukur aktivitas anggota organisasi melalui para pimpinan (manajer) orang agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan. Proses pengendalian dilakukan


(36)

melalui para pimpinan (manajer) dengan penentuan tujuan dan strategi pelaksanaan dan pengukuran serta analisis prestasi dan penghargaan.

Menurut Supriyono (2000 : 27), sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2.2.2.1. Langkah-langkah dalam Proses Pengendalian

Menurut Stoner, (1992 :20) langkah-langkah dalam proses pengendalian :

a) Menetapkan standart dan metode untuk mengukur kinerja b)Mengukur kinerja

c) Menentukan apakah kinerja sesuai dengan standart d)Mengambil tindakan perbaikan.

2.2.2.2. Manfaat Pengendalian Manajemen

Menurut Stoner, dkk (1994:244) juga mengungkapkan manfaat pengendalian :

a) Untuk menanggulangi perubahan.


(37)

d) Untuk menyatukan pekerja dari berbagai latar belakang dan kultur. e) Untuk memudahkan delegasi dan kerja tim.

2.2.2.3. Jenis-jenis Pengendalian Manajemen

Jenis-jenis metode pengendalian menurut Stoner, dkk (1994:246) : a) Pengendalian pra tindakan

Adalah memastikan bahwa sebelum suatu tindakan maka sumber daya manusia, bahan dan keuangan yang diperlukan dianggarkan. Dikenal juga dengan pra-pengendalian (precontrol).

b) Pengendalian kemudi

Yaitu pengendalian yang dirancang untuk mendeteksi penyimpangan dari standart atau tujuan tertentu dan memungkinkan tindakan perbaikan diambil sebelum suatu urutan tindakan tertentu dirampungkan.

c) Pengendalian ya/tidak atau penyaringan

Merupakan proses penyaringan dimana aspek-aspek spesifik dari suatu prosedur harus disetujui atau syarat tertentu harus dipenuhi sebelum kegiatan dapat dilanjutkan.

d) Pengendalian purna – tindakan


(38)

2.2.2.4. Teori Kemungkinan (contingency teory)

Sebuah organisasi terdiri dari sejumlah unit. Unit-unit ini ditata dalam suatu hirarki (jenjang), artinya manajer beberapa unit melaporkan kepada manajer dari unit yang lebih tinggi. Jumlah unit, sifat, kaitannya satu sama lain, serta jumlah jenjang yang ada dalam hirarki ini berbeda-beda menurut organisasinya. Perhatian kita tertuju pada faktor-faktor yang mengarah pemilihan rancangan (desain) organisasi yang paling cocok dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan pada cara-cara untuk menerapkan sistem pengendalian manajemen dalam desain organisasi yang berbeda-beda.

Teori kontingensi merupakan konsep yang luas. Pada dasarnya teori ini mengatakan bahwa penbuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan di mana sistem tersebut diterapkan (Ikhsan dan Ishak 2005:14). Beberapa riset yang menggunakan teori kontinjensi adalah Burns dan Waterhouse (1975). Riset mereka menemukan bahwa pengendalian melalui anggaran bergantung pada macam – macam aspek, seperti tingkat desentralisasi dan sentralisasi, serta sampai sejauh mana kegiatan – kgiatan yang ada terstruktur (Ikhsan dan Ishak 2005: 15). Merchant (1981) menemukan bahwa terdapat hubungan kontinjensi antara aspek – aspek perusahaan (ukuran perusahaaan, jenis produk, dan desain organisasi) dengan penggunaan informasi akuntansi (Ikhsan dan Ishak 2005: 15).


(39)

2.2.3. Pengendalian Akuntansi

Pengendalian-pengendalian akuntansi (accounting control) mencakup rencana organisasi dan semua metode dan prosedur yang terutama mengenai, dan berhubungan langsung dengan pengamanan aktiva-aktiva serta keandalan (realibility) dari catatan-catatan keuangan. Pada umumnya meliputi pengendalian-pengendalian seperti sistem otorisasi dan pengesahan, pemisahan tugas-tugas yang berhubungan dengan pembukuan dan laporan-laporan akuntansi dari tugas-tugas yang berhubungan dengan operasi-operasi atau perlindungan atau pemeliharaan aktiva, pengamanan fisik aktiva-aktiva, dan pemeriksaan intern (Heckert, 1983 : 155).

Pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang berdasarkan pada angka-angka akuntansi seperti anggaran, standard coting, flexible budgeting (Hopwood, 1976 dalam Faisal dan Kusuma 2002 : 167).

Pengendalian akuntansi menekankan pada tindakan-tindakan untuk mencegah kesalahan (kekeliruan yang tidak disengaja) dan ketidakberesan (tindakan-tindakan penyimpangan yang disengaja). Menurut Anthony dkk, (1992 : 26) manfaat pengendalian akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Sarana untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi hanya dilakukan sesuai dengan ijin manajemen.

2. Sarana untuk memastikan bahwa semua transaksi tersebut dicatat


(40)

yang semestinya dan untuk menjaga tanggung jawab atas sumber daya.

3. Sarana untuk memastikan, melalui pemeriksaan fisik berkala dan

perhitungan sumber daya organisasi, bahwa laporan akuntansi yang mencatat pertanggung jawaban atas sumber daya organisasi adalah benar.

4. Sarana untuk memastikan bahwa akses ke sumber daya, seperti

bahan pembantu dan barang dagangan, serta penggunaan sumber daya, seperti peralatan dan mesin-mesin, hanya dilakukan berdasarkan ijin tertulis manajemen.

Menurut Supriyono (2000 : 33) manfaat pengendalian adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

2.2.3.1. Pengertian Perencanaan

Menurut Stoner (1992:200) perencanaan adalah sesuatu yang dapat memberikan arahan dan maksud kepada organisasi, dengan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana itu harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan.

Sedangkan menurut Supriyono (2000:212) perencanaan adalah “ mengkoordinasikan semua penyusunan dan pemeliharaan rencana strategis sampai rencana kegiatan, baik jangka pendek (dalam bentuk anggaran


(41)

induk) maupun jangka panjang (dalam bentuk program), mengintegrasi rencana-rencana tersebut melalui saluran-saluran manajemen yang mempunyai wewenang mengotorisasi, menyelaraskan rencana tersebut dengan tujuan perusahaan, mengetes kesesuaian rencana tersebut dan mengadakan revisi yang diperlukan, serta menentukan sistem dan prosedur penyusunan dan pemeliharaan rencana ”.

2.2.3.2. Pengertian Pelaporan

Menurut Heckert (1996 :12) pelaporan adalah menyusun,

menganalisa dan menginterpretasikan hasil-hasil keuangan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan, mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan oleh tujuan satuan organisasinya, menyiapkan dan menyampaikan berkas-berkas laporan ekstern yang diperlukan untuk memenuhi permintaan instansi pemerintah, para pemegang saham intuisi keuangan, para pelanggan dan masyarakat umum “.

Sedangkan menurut Supriyono (2000:212) pelaporan adalah

menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan intern dan tahunan dalam bentuk realisasi dan proyeksi untuk dipakai oleh manajemen mengeloa perusahaan dan bagian-bagiannya menyusun dan menyajikan laporan-laporan yang diperlukan pihak eksternal.


(42)

Kemampuan Pelaporan

Semua sistem informasi memiliki pelaporan dan ada beberapa jenis pelaporan dan laporan ini harus memiliki sifat tertentu yakni laporan harus dirancang agar sesuai bentuk tertentu, seperti yang akan dibahas dibawah ini. Scott (1994:114)

Prinsip pelaporan menurut Scott (1994:115)

Sebagian manajer biasanya dengan pasif menerima saran dari analisis sistem dalam kaitannya dengan sifat laporan yang diterimanya dan yang lain terus menerima laporan yang biasa disampaikan pada posisinya. Bagaimanapun juga, seharusnya manajer mengambil peran aktif dalam menentukan jenis dan isi informasi laporan yang diterima. Beberapa prinsip yang harus diikuti apabila memilih laporan :

 Laporan harus menonjolkan informasi terpenting.

 Laporan harus seringkas mungkin.

 Harus disediakan dukungan (back-up).

 Sistem laporan manajemen biasanya dalam transisi.

 Setiap laporan harus berformat keputusan.

 Terstruktur untuk melaporkan kinerja.

2.2.3.3. Pengertian Monitoring (Pengawasan)

Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri organisasi merupakan tonggak penentu keberhasilan perusahaan. Di lain pihak perusahaan


(43)

konsultan mengemukakan 8 syarat keberhasilan perusahaan, yaitu adanya:

a. Strategi, yaitu cara organisasi mencapai tujuan.

b. Struktur yang merupakan kerangka dasar tanggungjawab fungsi

komunikasi – informasi dan proses pengambilan keputusan. c. Sistem yaitu fasilitas perencanaan dan pengawasan.

d. Staf yang berupa sumber daya manusia.

e. Keterampilan, yaitu kemampuan staf dan seluruh organisasi.

f. Corak manajemen, berupa perilaku manajemen dalam memimpin dan

memotivasi organisasi dalam pencapaian tujuan.

g. Nilai dalam tujuan bersama, yaitu nilai tujuan yang diakui bersama sebagai perekat organisasi.

h. Suksesi manajemen lancar.

Pengawasan adalah pengaturan kebiasaan dalam organisasi. Pengawasan juga telah didefinisikan sebagai proses dimana kerjasama tingkat manajer memastikan bahwa tingkat manajer menengah mengarahkan sasaran strategi pada organisasi (Merchant, 1989).

2.2.3.4. Hubungan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Kinerja Manajerial

Teori yang melandasi hubungan pengendalian akutansi dan kinerja manajerial adalah teori X dati McGregor ( Ikhsan dan Ishak 2005:169). Teori X dari McGregor mengimplikasikan bahwa anggaran akan disusun oleh manajemen Menengah (kontroler atau direktur perencana) dan


(44)

dikenakan pada manajer tingkat bawah. Dengan demikian, angagaran didesain untuk memastikan kepatuhan karyawan terhadap harapan dari manajemen puncak. Dalam fase tindak lanjut, varians anngaran akan diinvesttigasi oleh kontroler atau direktuk perencanaan dan bukan ditangani oleh fungsi lini. Hal ini memungkinkan manajemen untuk mempertahankan tanggung jawab atas pengendalian biaya (Ikhsan dan Ishak, 2005:169).

Dalam riset ini yang dimaksud dengan atribut sistem kontrol akuntansi adalah semua prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas organisasi (Simons, (1987) dalam Syafruddin, 2001:101). Dalam hal ini termasuk

dalam sistem kontrol akuntansi adalah sistem perencanaan, sistem pelaporan dan prosedur monitoring yang didasarkan pada informasi. Tidak termasuk didalam sistem kontrol akuntansi adalah mekanisme sistem kontrol informal seperti kontrol sosial dan kultural. 

Para akuntan sangat berkepentingan terhadap pemahaman tentang hubungan rancangan sistem kontrol akuntansi dengan berbagai variabel organisasional seperti ukuran organisasi, teknologi dan lingkungan organisasi. Berbagai contoh atribut sistem kontrol akuntansi adalah ketatnya sasaran yang ada dalam anggaran, penggunaan sistem kontrol cost, frekuensi pelaporan dan intensitas monitoring terhadap hasil kinerja


(45)

Simons (1987) menguji perbedaaan sistem kontrol akuntansi pada perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis dengan strategi yang berbeda, yaitu strategi bertahan (defender) dan stategi prospek (prospector). Hasil studi menunjukkan bahwa match antara mekanisme sistem kontrol akuntansi dengan strategi SBU menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Lebih jauh dinyatakan dalam riset ini bahwa perusahaan yang mencapai keunggulan kompetitif dengan strategi tertentu (apakah bertahan atau prospek) harus didukung oleh sistem kontrol akuntansi dengan karakteristik tertentu pula. Dengan demikian pada perusahaan yang menerapkan strategi bisnis prospek. Secara lebih rinci disimpulkan dalam riset Simons bahwa dilihat dari segi karakteristik atribut sistem kontrol akuntansi, perusahaan yang menggunakan strategi bisnis bertahan mempunyai atribut sistem kontrol akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dengan strategi prospek.

Penelitian yang mendukung argumentasi peran sistem kontrol akuntansi pada kesuksesan pencapaian strategi adalah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti bidang strategi dan akuntansi berikut. Khandwalla (1972) menunjukkan adanya peran atau hubungan sistem kontrol akuntansi dengan kesuksesan strategi bisnis yang dijalankannya. Dari penelitiannya di Kanada terhadap 92 perusahaan manufaktur diketahui bahwa untuk mencapai kesuksesan, perusahaan yang berkompetensi pada tingkat lingkungan kompetitif yang semakin meningkat, maka perusahaan ini didukung oleh sistem kontrol akuntansi yang lebih baik (sophisticated).


(46)

2.2.4. Pengertian Pengendalian Perilaku

Pengendalian perilaku adalah pengendalian yang berdasarkan struktur otoritas, peraturan-peraturan formal serta prosedur standart pengoperasian (Faisal dan Kusuma 2002 : 163).. Disini yang dimaksud dengan perilaku adalah perilaku manajer. Perilaku manajer pada hakikatnya bukanlah hal yang mudah untuk dipelajari, meskipun perilaku manusia secara keseluruhan, karena perilaku manajer menyangkut pikiran, kehendak, sikap dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dan kompleks sifatnya serta sulit untuk diduga.

Pengendalian perilaku bertujuan untuk menjamin hasil yang ingin dicapai meliputi aktivitas pengawasan, monitoring, dan aktivitas yang sedang berjalan. Di mana aktivitas tersebut berperilaku sesuai dengan cara yang dikehendaki, sehingga dalam suatu organisasi pengendalian perilaku akan mempengaruhi terhadap kinerja organisasional

Menurut Swastha dan Handoko (1992:2) perilaku adalah sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam membuat suatu keputusan untuk melakukan suatu tindakan.

Ada dua element penting dari arti perilaku tersebut : a. Proses pengambilan keputusan.

b. Kegiatan, fisik yang semuanya ini melibatkan barang-barang dan jasa-jasa ekonomi.


(47)

2.2.4.1. Hubungan Sistem Pengendalian Perilaku dan Kinerja Manajerial

Menurut Swastha dan Handoko (1992:9) dapat dijelaskan bahwa perilaku sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam membuat suatu keputusan untuk melakukan suatu tindakan. Ada dua element penting dari arti perilaku tersebut dalam kaitannya dengan kinerja manajerial, yaitu : proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dan kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.

Berbagai contoh atribut sistem kontrol perilaku yang dikembangkan oleh (Brownell, Vancili dan Ferrel,1991 dalam Faisal dan Kusuma, 2002:168) yaitu adanya sebuah ukuran tertulis tidak mencakup seluruh situasi untuk melakukan pekerjaan tertentu maka manajer diharapkan membuat aturan informasi di dalam dirinya sendiri, banyaknya aktivitas dalam perusahaan yang tidak tercakup dalam prosedur formal atau tidak melakukan pekerjaan sesuai aturan tertulis hai ini mengharapkan dapat meningkatkan kreativitas kinerja manajerial.

2.2.5. Pengertian Pengendalian Personal

Pengendalian personal adalah pengendalian yang berdasarkan pada pembuatan kebijakan-kebijakan yang menyangkut sumber daya manusia (Faisal dan Kusuma 2002 : 163). Kebijakan – kebijakan ini menyediakan informasi personal untuk perencanaan dan pengambilan keputusan


(48)

manajemen atau organisasi tersebut. Dengan adanya kebijakan yang baik maka perusahaan dapat menghasilkan kinerja yang diharapkan. (Muslimin 2007 : 451)

Pengendalian professional merupakan pengendalian yang didasarkan pada proses sosial dan self control. Jenis pengendalian ini diperlukan oleh organisasi yang mempekerjakan personal yang menguasai mekanisme yang memungkinkan mereka menerapkan keahlian yang dimiliki dalam kondisi ketidakpastian. Mereka tidak hanya memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas-tugas yang kompleks, tetapi mereka juga sudah terbiasa bertindak secara independen tanpa pengendalian formal administrative. Mereka dapat mencari dan mengimplementasikan solusi yang diharapkan dari suatu permasalahan. Perilaku professional diharapkan akan dikendalikan melalui proses self control dan social control yang dilakukan oleh individu dalam kelompok profesi tersebut.

Pengendalian diri (self control) yaitu setiap perilaku manusia yang diupayakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar tercipta keteraturan sosial. Sedangkan usaha individu itu sendiri untuk mengarahkan perilaku pribadinya sesuai dengan cita-cita, tujuan atau nilai-nilai yang telah diputuskan oleh dirinya untuk dilaksanakan oleh diri berdasarkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin diwujudkan, yang sebenarnya tidak berbeda banyak dengan tata nilai dan cita-cita kelompok individu (Astrid, 1989 :155). Sedangkan pengawasan sosial adalah pengembangan


(49)

(kemampuan) anggota organisasi untuk menyelesaikan diri dengan norma yang berlaku (Astrid 1989:150).

2.2.5.1. Hubungan Pengendalian Personal dengan Kinerja Manajerial

Dalam sistem pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan harus meliputi semua aspek, artinya efektivitas rancangan sistem kontrol baik sistem kontrol akuntansi, personal dan perilaku yang ada dalam organisasi tergantung pada konteks penggunaan sistem kontrol tersebut. Studi yang dilakukan oleh Merchant (1984,1981), Macintosh (1981), Ansari (1977), Mikntzberg (1975), Bruns dan Watershouse (1975) dan Antony (1965)

dalam Faisal dan Kusuma (2002) menunjukkan adanya hubungan antara

atribut perencanaan strategi dengan sistem kontrol personal dengan menyatakan bahwa setiap organisasi akan memodifikasi rancangan sistem kontrol personal tergantung pada konteks organisasi bersangkutan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Contoh atribut sistem kontrol personal adalah keterlibatan manajer dalam pembuatan keputusan, adanya revisi atasan terhadap usulan manajer, seberapa besar pengaruh personal yang tercermin dalam keputusan yang dibuat, seberapa sering manajer menyampaikan laporan kepada lebih dari satu atasan dan intensitas monitoring terhadap kinerja manajemen (Hage dan Aiken, (1967) dalam Faisal dan Kusuma, 2002:168) dari contoh pengendalian personal diatas maka memberikan suatu implikasi kepada pihak


(50)

manajemen agar lebih memperhatikan sistem pengendalian personal sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial dalam organisasi.

2.3. Kerangka Pikir

Sebelum menentukan kerangka pikir dalam penelitian ini, ada

beberapa premis yang dikemukakan oleh beberapa peneliti terdahulu yang menjadi landasan pemikiran sementara dalam penelitian ini yaitu :

 Premis 1

Pengendalian akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial, sedangkan pengendalian perilaku dan personal tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Jadi pengendalian perilaku dan personal tidak bisa diterapkan pada research and development. (Faisal dan Kusuma, 2002).

 Premis 2

Adanya hubungan yang silmutan antara pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal terhadap peningkatan kinerja manajerial. (Muslimin, 2007).


(51)

Untuk lebih jelasnya diterangkan dengan diagram sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan dan landasan teori yang ada dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :

Diduga terdapat pengaruh positif antara pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal terhadap kinerja manajerial.

 

Pengendalian Akuntansi (X1)

Pengendalaian Perilaku (X2)

Pengendalaian Personal (X3)

Kinerja Manajerial ( Y )

Uji Statistik Regresi Linier Berganda


(52)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. (Nazir, 1999 : 126). Definisi operasional dapat berbentuk definisi operasional yang dapat diukur/definisi operasional eksperimental. Definisi operasional yang dapat diukur memberikan gambaran bagaimana variabel tersebut diukur, sedangkan definisi operasional eksperimental mendefinisikan variabel dengan keterangan percobaan-percobaan yang dilakukan terhadap variabel tersebut.

Variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Pengendalian akuntansi (X1)

Sebagai pengendalian yang berdasarkan pada angka-angka akuntansi seperti anggaran, standard costing dan flexible budgeting. Pengukuran indikator meliputi mengukur kinerja, apakah atasan menggunakan informasi angka akuntansi, pelaporan informasi akuntansi periodik digunaklan untuk aktivitas dari


(53)

masing-masing departemen dan atasan senang atas kemampuan manajer memenuhi target keuangan. (Faisal dan Indara, 2002).

Skala yang digunakan adalah skala interval dan teknik pengukurannya menggunakan Semantic Deferential Scale, yang mempunyai 7 (tujuh) poin dengan pola sebagai berikut :

b. Pengendalian Perilaku (X2)

Sebagai pengendalian yang didasarkan pada struktur otoritas, peraturan-peraturan formal, prosedur standart pengoperasian. Pengukuran indikator meliputi partisipasi dalam pembuatan keputusan, hirarki wewenang dan formalisasi. (Faisal dan Indra, 2002).

Variabel Pengendalian Perilaku diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Brownell dan Hirst, Vancil, Ferrel dan Skineer, dalam Faisal dan Indra W.K. (2002).

Skala yang digunakan adalah skala interval dan teknik pengukurannya menggunakan Semantic Deferential Scale, yang mempunyai 7 (tujuh) poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak Netral Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju


(54)

c. Pengendalian Personal (X3)

Sebagai pengendalian yang berdasarkan pada pembuatan kebijakan yang menyangkut sumberdaya manusia. Pengukuran indikator meliputi kesesuaian pekerjaan denngan bidang keilmuan, mengembangkan keilmuan, profesionalisme, pencapaian target yang sesuai dengan norma-norma, nilai-nilai dan kode etik profesinya. (Faisal dan Indra, 2002)

Variabel Pengendalian Personal diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Ouchi (1977) dan Govindraja & Fisher (1990) dalam Puspa (1999).

Skala yang digunakan adalah skala interval dan teknik pengukurannya menggunakan Semantic Deferential Scale, yang mempunyai 7 (tujuh) poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Netral Sangat sering

d. Kinerja managerial (Y)

Sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan. Instrumen yang diperlukan untuk mengukur kinerja manajeral yaitu : pengaturan staf, perencanaan, pengawasan, perwakilan presentasi, investigasi, pengkoordinasian, negoisasi, evaluasi dan kinerja secara keseluruhan.


(55)

Variabel Kinerja Managerial diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Mahoney dkk (1963) dalam Slamet Riyadi (2000).

3.1.2. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini teknik pengukurannya menggunakan Semantic Deferential Scale yang mempunyai 7 (tujuh) poin. Skala ini dikembangkan oleh Osgood dan biasanya digunakan untuk mengukur obyek – obyek yang bersifat psikologikal, sosial maupun fisik. Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positif terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di sebelah kiri atau sebaliknya.(Sumarsono 2004:25).

Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala interval. Skala interval adalah pengukuran yang menyatakan angka atau bilangan,

mengurutkan peringkat berdasarkan kualitas yang ditentukan. (Sumarsono, 2004:54).

1 2 3 4 5 6 7 Di bawah

rata-rata


(56)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Objek Penelitian

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Berkah Delta Bahagia di Surabaya.

3.2.2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah sekelompok atau subyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok objek atau subyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono 2004 : 44). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala bagian dan koordinator yang keseluruhannya 11 orang. 

b. Sampel

Menurut Sumarsono (2004 :44) sampel adalah bagian dari sejumlah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representative dari sebuah populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh karena jumlah sampel yang sedikit atau istilah lain adalah sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Siagian dan Sugiarto,2009:9). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi yaitu sebanyak 11 orang manajer PT. Berkah Delta Bahagia Surabaya, mulai dari tingkat manajer puncak hingga


(57)

tingkat manajer bawah. Dengan alasan mereka dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian, yaitu mengenai kinerja manajerial.

Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:

1. Direktur Utama 2. Kepala Pemasaran

3. Kepala Keuangan dan Akuntansi 4. Kepala Gudang

5. Kepala Produksi 6. Kepala Bordir

7. Kepala Perancangan busana atau seragam 8. Kepala SDM

9. Kepala Penjahitan 10.Kepala Distributor 11.Manajer Perencanaan


(58)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Sumber Data

Sumber data dalam peneitian ini diperoleh melalui jawaban kuesioner dari para responden, yaitu manajer pada PT. Berkah Delta Bahagia Surabaya.

3.3.2. Jenis Data

Mengutip pendapat Mc. Leod (Umar, 2002 :18) data adalah suatu fakta atau angka yang secara relative belum dapat dimanfaatkan oleh pemakai. Oleh karena itu, data harus ditransformasikan terlebih dahulu. Menurut Umar, (2002 : 81 ), jenis data terdiri dari :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama (perusahaan) yang diteliti, contoh : hasil wawancara, pengisian kuesioner, tahu bukti transaksi. Data ini merupakan data mentah yang akan diproses atau diolah untuk tujuan tertentu.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut. Data ini disusun oleh pihak perusahaan yang berupa table, grafik, arsip, dokumen seperti struktur organisasi perusahaan, sejarah perusahaan dan lokasi perusahaan.


(59)

3.3.3 Pengumpulan Data

a. Observasi langsung

Pengumpulan data dengan cara observasi langsung merupakan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat lain untuk keperluan penelitian, misalnya melakukan eksperimen. (Nazir, 1999 : 175 ).

b. Interview (wawancara)

Interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan yang diwawancarai (responden). (Nazir, 1999 : 194).

c. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberi responden atas daftar pertanyaan tersebut.(Umar, 2003 : 167 ).

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Banyak hal yang dapat mengurangi validitas data, diantaranya pewawancara dalam pengumpulan data tidak mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam


(60)

kuesioner. Selain itu validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden sewaktu diwawancarai. Bila saat menjawab pertanyaan ternyata responden merasa bebas tanpa rasa malu dan takut, maka data yang diperoleh akan valid. (Umar, 2003 : 179 ).

Dasar pengambilan keputusan (Santosa, 2002 : 277 ) :

a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut

valid.

b. Jika r hasil tidak positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut

tidak valid.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Realibitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat pengukuran yang sama (Sumarsono, 2004 : 34 ). Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat hasil pada kolom alpha. Dasar pengambilan keputusan (Santoso,2002 : 280)

1. Jika r Alpha positif, serta r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel

tersebut reliabel.

2. Jika r Alpha tidak positif, serta r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel


(61)

3.5. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal, dapat dilakukan beberapa metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk. (Sumarsono, 2004 : 40 ).

Pedoman suatu data berdistribusi normal (Sumarsono, 2004 : 43 ) adalah :

 Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

 Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

3.6. Uji Asumsi Klasik 3.6.1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terdapat autokorelasi.

Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series atau berdasarkan waktu berkala seperti mingguan, bulanan, dan tahunan. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunakan bukan data time series


(62)

melainkan cross section sehingga untuk uji autokorelasi tidak perlu dilakukan (Umar, 2002 : 157 ).

3.6.2. Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2001 : 95), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Menurut Santoso (2002 : 206), model regresi bebas dari multikolinieritas bila :

a. VIF disekitar angka 1 lebih kecil dari 10. b. Mempunyai angka toleransi mendekati 1.

3.6.3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 125).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan cara menggunakan uji rank sperman


(63)

yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas.

Menurut Santoso (2002 : 301), untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah :

1. Nilai probabilitas > 0,05 berati bebas dari heteroskedastisitas. 2. Nilai probabilitas < 0,05 berati terkena heteroskedastisitas.

3.7. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.7.1. Teknik Analisis

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh pengendalian akuntansi, perilaku, dan personal terhadap peningkatan kinerja manajerial, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi Linier Berganda. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah :

Y =

β

0

+

β

1

X

1

+

β

2

X

2

+

β

3

X

3

+

ε

(Sulaiman, 2004: 80)

Dimana :

Y = Kinerja manajerial

X1 = Pengendalian akuntansi

X2 = Pengendalian perilaku

X3 = Pengendalian personal


(64)

β, β , β , = Koefisien Regresi X1,X2,X3

e = Faktor pengganggu/variabel error

3.7.2. Uji Hipotesis

3.7.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna menprediksi pengaruh X1 (Pengendalian

Akuntansi), X2 (Pengendalian Perilaku), X3 (Pengendalian Personal)

terhadap Y (Kinerja Manajerial) pada PT. Berkah Delta Bahagia di Surabaya (Suharyadi, 2004: 523).

Hipotesis Statistik:

1. H0 : β1= β2= β3= 0: (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna melihat pengaruh Pengendalian Akuntansi (X1), Pengendalian Perilaku (X2), Pengendalian

Personal (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y).

H1 : β1= β2= β3≠ 0: (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna

melihat pengaruh Pengendalian Akuntansi (X1),

Pengendalian Perilaku (X2), Pengendalian

Personal (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y).


(65)

3. Kriteria keputusan:

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,

yang berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh Pengendalian Akuntansi (X1), Pengendalian Perilaku

(X2), Pengendaian Personal (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y).

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima, yang

berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Pengendalian Akuntansi (X1), Pengendalian Perilaku

Pengendalian Perilaku (X2), Pengendalian Personal (X3) terhadap Kinerja

Manajerial (Y).

3.7.2.2. Uji Parsial

Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku, Pengendalian Personal terhadap Kinerja Manajerial PT. Berkah Delta Bahagia di Surabaya (Suharyadi, 2004: 525).

Hipotesis Statistik:

1. H0: βi = 0 (artinya Pengendalian Akuntansi (X1), Pengendalian

Perilaku (X2), Pengendalian Personal (X3) secara parsial


(66)

H1: βi ≠ 0 (artinya Pengendalian Akuntansi(X1), Pengendalian

Perilaku (X2), Pengendalian Personal (X3) secara parsial

berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial (Y).

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi (α) 0,05 atau 5%. 3. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima dan H1 ditolak,

yang berarti bahwa Pengendalian Akuntansi (X1), Pengendalian

Perilaku (X2), Pengendalian Personal (X3) secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial (Y).

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima,

yang berarti bahwa Pengendalian Akuntansi (X1), Pengendalian

Perilaku (X2), Pengendalian Personal (X3) secara parsial

berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial (Y).


(67)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. BERKAH DELTA BAHAGIA didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintahan RI no. 46/VII/TA.Not.Sby/1999 pada tanggal 15 Juli 1999 oleh notaris Hj. Trining Ariswati, SH. dan disahkan berdasarkan keputusan menteri hukum dan perundang – undangan no. c-2411 HT.01.01.TH.2000 pada tanggal 15 Februari 2000. Perusahaan ini berlokasikan di Jl. Rungkut Asri no. 87, kelurahan Rungkut Kidul kecamatan Rungkut Surabaya. Bahan baku dari PT. BERKAH DELTA BAHAGIA adalah kain, benang dan kelengkapan jahit. Jam kegiatan perusahaan ini dari mulai pukul 08.00 – 17.00 (WIB).

4.1.2. Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi perusahaan ini adalah berbentuk garis (line), dimana wewenang mengalir dari atasan ke bawah sampai pekerja-pekerja. Bentuk garis ini dimaksudkan agar karyawan dapat bertanggungjawab secara langsung atas tugas yang telah dibebankan pada bidang masing-masing dan untuk menjamin kelancaran serta dapat dilakukan pengawasan secara baik dan efektif.


(68)

Namun dengan demikian bukan berarti baiknya struktur organisasi perusahaan merupakan jaminan suksesnya aktivitas perusahaan, tetapi harus ditunjang dengan faktor lain. Dengan struktur organisasi harus ada pembagian tugas dan wewenang yang jelas dan tegas serta adanya koordinasi yang baik.

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dari struktur organisasi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

a Direktur Utama

Penanggung jawab tertinggi untuk mengelola seluruh kegiatan perusahaan.

b. Kepala Pemasaran

Bertanggung jawab atas target penjualan.

c. Kepala Perencanaan

Bertanggung jawab untuk mengelola seluruh kegiatan biro pengembangan perusahaan yang meliputi pengembangan manajemen pengembangan usaha.

d. Kepala Keuangan dan Akuntansi,

Bertanggung jawab dan berwenang untuk mengelola seluruh kegiatan satuan pengawasan intern yang meliputi pemeriksaan administrasi dan keuangan.

e. Kepala Gudang

Bertanggung jawab untuk segala macam persedian bahan baku dan bahan – bahan pendukung lainnya.


(69)

f. Kepala Produksi

Bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan dan ketepatan waktu penyelesaian (bertanggung jawab selama proses produksi itu berlangsung).

g. Kepala Bordir

Bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan (bordir) dan ketepatan waktu penyelesaian (bertanggung jawab selama proses produksi bordir itu berlangsung).

h. Kepala Perencangan busana

Bertanggung jawab terhadap kesesuain model yang akan digunakan dan kualitas gambar yang dihasilkan.

i. Kepala SDM

Bertanggung mengenai masalah personalia, lowongan, logistik.

j. Kepala Penjahit

Bertanggung jawab terhadap kuantitas dan kualitas jahitan.

k. Kepala Pengiriman

Bertanggung jawab terhadap barang yang akan dikirim sampai pada tempat tujuan dan tepat waktu.

4.1.3. Tujuan Perusahaan

a. Tujuan Jangka Pendek

1. Meningkatkan produksi jahitan atau busana, baik secara kualitas maupun kuantitas, yang mulanya kurang baik


(70)

kemudian ditingkatkan menjadi lebih baik, sehingga hasil jahitan atau busana terus meningkat menjadi lebih bermutu. 2. Menigkatkan penjualan yang secara langsung berdampak pada

pencapaian laba yang maksimum guna menunjang kesejahteraan karyawan yang berdampak pula pada peningkatan produktivitas serta pembangunan di segala bidang. b. Tujuan Jangka Panjang

1. Menjadi salah satu supplier seragam yang terbaik dan terbesar di Surabaya.

2. Menjaga atau mempertahankan kelangsungan perusahaan agar pabrik tetap dapat bertahan dalam menghadapai persaingan yang ketat yang berdampak pada upaya penyelamatan nasib para karyawan yang ada di PT. BERKAH DELTA BAHAGIA yang selama ini telah menyumbangkan tenaga kerja dan kemampuannya untuk kemajuan pabrik.

4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

4.2.1. Deskripsi Variabel Pengendalian Akuntansi (X1)

Pengendalian akuntansi adalah semua prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas organisasi. Untuk lebih memperjelas uraian pada pembahasan maka berikut ini akan ditampilkan rekapitulasi jawaban responden mengenai variabel pengendalian akuntansi (X1) dalam tabel berikut ini :


(71)

Tabel 4.1.

Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pengendalian Akuntansi (X1)

Sumber : lampiran 1

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan mengenai pengendalian akuntansi. Hal ini terbukti dengan banyaknya responden yang memberikan skor jawaban antara 4 sampai dengan 7. Para responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa dalam mengukur kinerja, atasan mereka menggunakan informasi angka akuntansi. Pelaporan informasi akuntansi secara periodik digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas dari masing-masing departemen. Mereka juga mengatakan bahwa atasannya senang atas kemampuan mereka memenuhi target keuangan.

Skor Item Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7

Total Dalam mengukur kinerja

Saudara, apakah atasan saudara menggunakan informasi angka akuntansi

0 0 0 0 2 6 3 11

Persentase (%) 0 0 0 0 18,2 54,5 27,3

100 Pelaporan informasi

akuntansi, periode digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas dari masing-masing departemen

0 0 0 0 4 6 1 11

Persentase (%) 0 0 0 0 36,4 54,5 9,1

100 Atasan saya senang atas

kemampuan saya memenuhi terget keuangan

0 0 0 1 2 4 4 11

Persentase (%) 0 0 0 9,1 18,2 36,4 36,4

100


(72)

4.2.2. Deskripsi Variabel Pengendalian Perilaku (X2)

Pengendalian Perilaku adalah pengendalian berdasarkan pada struktur otoritas, peraturan-peraturan formal, serta prosedur standar pengoperasian. Untuk lebih memperjelas uraian pada pembahasan maka berikut ini akan ditampilkan rekapitulasi jawaban responden mengenai variabel pengendalian perilaku (X2) dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2.

Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pengendalian Perilaku (X2)

Sumber: Lampiran 1

Skor Item Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7

Total Aturan tertulis yang tidak

mencakup seluruh situasi, untuk melakukan pekerjaan tertentu dapat dibuat aturan informal

0 0 0 0 3 4 4 11

Persentase (%) 0 0 0 0 27,3 36,4 36,4 100

Banyak aktivitas dalam perusahaan yang tidak tercakup dalam prosedur formal

0 0 0 1 2 3 5 11

Persentase (%) 0 0 0 9,1 18,2 27,3 45,4 100

Dalam melakukan pekerjaan di dasarkan pada aturan tertulis

0 0 0 1 1 5 4 11

Persentase (%) 0 0 0 9,1 9,1 45,4 36,4 100

Hubungan dari perusahan didasarkan pada aturan formal dan terencana.

0 0 0 1 1 1 8 11

Persentase (%) 0 0 0 9,1 9,1 9,1 72,7 100

Dalam melakukan pekerjaan, dapat menggunakan persetujuan informal dan mengabaikan aturan

0 0 0 1 1 3 6 11

Persentase (%) 0 0 0 9,1 9,1 27,3 54,5 100

Aturan-aturan yang berlawanan dengan prosedur biasanya aturan itu tertulis

0 0 0 0 1 4 6 11

Persentase (%) 0 0 0 0 9,1 36,4 54,5 100


(73)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan mengenai pengendalian perilaku. Hal ini terbukti dengan banyaknya responden yang memberikan skor jawaban antara 4 sampai dengan 7. Dimana nilai tertinggi adalah pada skor 7 dengan total sebanyak 33.

Para responden mengaku jika sebuah aturan tertulis tidak mencakup seluruh situasi, untuk melakukan pekerjaaan tertentu, mereka akan membuat aturan informal. Responden mengatakan bahwa banyak aktivitas dalam perusahaan ini yang tidak tercakup dalam prosedur formal. Biasanya mereka melakukan pekerjaan dalam perusahaan didasarkan pada aturan tertulis. Hubungan dengan perusahaan mereka didasarkan pada aturan formal dan direncanakan terlebih dahulu. Kemudian untuk melakukan pekerjaan, respoden menggunakan persetujuan informal dan cenderung tidak mengabaikan aturan. Serta dalam perusahaan, jika terdapat aturan yang berlawanan dengan prosedur biasanya aturan tersebut tertulis.

4.2.3. Deskripsi Data Variabel Pengendalian Personal (X3)

Pengendalian personal adalah pengendalian yang berdasarka pada pembuatan-pembuatan kebijakan-kebijakan yang menyangkut sumber daya manusia. Untuk lebih memperjelas uraian pada pembahasan maka berikut ini akan ditampilkan rekapitulasi jawaban responden mengenai variabel pengendalian personal (X3) dalam tabel berikut ini:


(1)

1. Jika suatu aturan tertulis tidak mencakup seluruh situasi, untuk melakukan pekerjaan tertentu, saya membuat aturan informal.

1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Netral Sangat setuju

2. Banyak aktivitas dalam perusahaan ini yang tidak tercakup dan prosedur formal. 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Netral Sangat setuju

3. Biasanya saya melakukan pekerjaan dalam perusahaan di dasarkan pada aturan tertulis. 1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Netral Sangat setuju

4. Hubungan dengan perusahaan saya didasarkan pada aturan formal dan direncanakan terlebih dahulu.

1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Netral Sangat setuju

5. Untuk melakukan pekerjaan, saya menggunakan persetujuan informal dan mengabaikan aturan.


(2)

6. Dalam perusahaan, jika terdapat aturan yang berlawanan dengan prosedur biasanya aturan tersebut tertulis.

1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Netral Sangat setuju

C. Pengendalian Personal

Mohon Bapak / Ibu menyatakan pendapat Bapak / Ibu atas pernyataan – pernyataan berikut ini, dengan memilih salah satu angka diantara 1 s/d 7. Skala nomor menunjukkan seberapa dekat jawaban Bapak / Ibu dengan kedua pilihan yang tersedia.

1. Seberapa sering Saudara terlibat dalam pembuatan keputusan dalam unit anda. 1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Sangat sering

2. Seberapa sering atasan Saudara merevisi atau menolak pendapat atau usulan Saudara. 1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Sangat sering

3. Seberapa sering Saudara menyatakan pendapat atau usulan kepada atasan dalam pembuatan keputusan tanpa diminta.

1 2 3 4 5 6 7


(3)

4. Seberapa besar pengaruh Saudara yang tercermin dalam keputusan.

1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Sangat sering

5. Seberapa pentingkah pendapat atau usulan Saudara dalam pembuatan keputusan. 1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Sangat sering

6. Seberapa seringkah atasan Saudara meminta pendapat atau usulan dalam pembuatan keputusan.

1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Sangat sering

7. Seberapa sering Saudara merasa bahwa pendelegasi wewenang dan pertanggung jawaban tidak dirumuskan dengan jelas (meliputi kepada siapa akan mendelegasikan wewenang, dari siapa akan menerima delegasi wewenang dan kepada siapa harus mempertanggungjawabkannya).

1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Sangat sering


(4)

9. Seberapa sering Saudara harus melakukan pekerjaan tertentu yang bertentangan dengan penilaian anda.

1 2 3 4 5 6 7

Tidak pernah Sangat sering

D. Kinerja

Mohon Bapak / Ibu ukur kinerja Bapak / Ibu akhir – akhir ini untuk berikut ini sesuai dengan skala yang menurut pendapat anda paling tepat, dengan ketentuan sebagai berikut : (1-2) kinerja dibawah rata-rata, (3-5) kinerja rata-rata, (6-7) kinerja diatas rata- rata.

1. Didalam membuat perencanaan saya ikut menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan / pelaksanaan, penjadwalan kerja, pengangguran, perancangan prosedur, pemograman. 1 2 3 4 5 6 7

2. Didalam melakukan investigasi, saya ikut mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, menganalisis pekerjaan.

1 2 3 4 5 6 7

3. Dalam melakukan koordinasi saya melakukan menukar informasi dengan orang – orang dibagian organisasi yang lain untuk mengakibatkan dan menyesuaikan program, memberitakan bagian lain, hubungan dengan manajer lain.


(5)

4. Dalam tahap evaluasi, saya menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati / dilaporkan, menilai pegawai, menilai catatan hasil, menilai laporan keuangan, memeriksa produk.

1 2 3 4 5 6 7

5. Dalam tahap pengawasan, saya mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan.

1 2 3 4 5 6 7

6. Dalam pemilihan staf, saya mempertahankan angkatan kerja pada bagian saya, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi pegawai.

1 2 3 4 5 6 7

7. Saya ikut melakukan negosiasi dalam pembelian, penjualan dan melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar – menawar dengan wakil penjual, tawar – menawar secara kelompok.

1 2 3 4 5 6 7


(6)

9. Kinerja saya secara keseluruhan.


Dokumen yang terkait

”PERAN KINERJA MANAJERIAL MELALUI PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, PENGENDALIAN PERSONAL” (Studi Pada Koperasi Warga Semen Gresik).

0 1 85

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO).

2 3 95

PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT POS INDONESIA DI SURABAYA TIMUR.

0 0 83

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. PELITA MEKAR SEMESTA DI GRESIK.

0 0 100

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI PT.BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 110

KUALITAS KINERJA MANAJERIAL DITINJAU DARI SEGI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI SERVICES SIDOARJO

0 0 16

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI PT.BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 20

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. BERKAH DELTA BAHAGIA DI SURABAYA

0 1 23

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. PELITA MEKAR SEMESTA DI GRESIK

1 3 25

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO)

0 0 18