Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ande-Ande Lumut: komposisi musik untuk ansambel vokal T1 852011011 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ande-ande Lumut
Folklor sebagai bentuk warisan budaya memiliki berbagai macam
kategori. Jan Harold Brunvard, seorang ahli folklor dari Amerika Serikat,
mengkategorikan folklor menjadi folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan
folklor bukan lisan.1
Bentuk folklor yang masuk ke dalam kategori folklor lisan
diantaranya adalah bahasa rakyat, puisi, dan prosa rakyat, serta nyanyian
rakyat, sedangkan yang termasuk ke dalam kategori sebagian lisan adalah
kepercayaan dan permainan rakyat. Kelompok folklor bukan lisan terbagi
menjadi dua jenis yaitu material dan non material. Arsitektur rumah dan
seni kerajinan tradisional, pakaian dan perhiasan adat merupakan contoh
dari folklor bukan lisan material. Lalu yang termasuk ke dalam folklor
bukan lisan non material adalah gerak serta bunyi isyarat.
Menurut William R. Bascom, cerita prosa rakyat dapat dibagi
dalam tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan
dongeng (folktale).2 Mite atau mitos adalah cerita prosa rakyat yang
dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya
cerita. Tokohnya adalah para dewa atau makhluk setengah dewa.

Sedangkan legenda adalah cerita prosa rakyat yang juga dianggap benarbenar terjadi seperti mite, namun tidak dianggap suci. Tokoh dari cerita
legenda adalah manusia yang kadang juga memiliki kekuatan luar biasa
dan sering kali juga dibantu oleh kekuatan gaib. Tempat terjadinya adalah
dunia yang seperti saat ini namun waktunya tidak diketahui dengan pasti.
Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh
1

James Dananjaja , Folklor Indonesia : Ilmu, Gosip, Dongeng, dan lain-lain, (Jakarta :
Pustaka Utama Grafiti, 1994), 21.
2 James Dananjaja, 50.

6

yang empunya cerita dan juga tidak terikat oleh waktu dan tempat. Tujuan
utama

dari

dongeng


adalah

sebagai

sarana

hiburan.

Dalam

perkembangannya, pencerita kemudian menyelipkan nilai-nilai kebenaran,
pelajaran (moral), maupun sindiran ke dalamnya.
Sebagai folklor lisan, cerita rakyat mengalami proses perubahan
unsur-unsur pembentuk cerita. Oleh karena itulah pada sebuah judul cerita
rakyat akan didapati beberapa versi dengan garis besar alur cerita yang
sama. Masing-masing penutur cerita menambahkan nilai dan detail sesuai
kebutuhan.
Ande–ande Lumut adalah sebuah cerita prosa rakyat dari Provinsi
Jawa Timur yang masuk ke dalam kategori dongeng. Berikut adalah cerita
lengkapnya :

“Dahulu kala di desa Dadapan hidup seorang janda, yang
terkenal dengan sebutan Mbok Rondo Dadapan. Rondo Dadapan
ini mempunyai tiga orang putri yang cantik-cantik. Yang tertua
bernama Kleting Abang, yang kedua Kleting Hijau, dan yang
ketiga Kleting Kuning.
Entah apa sebabnya, janda ini sangat membenci putri
bungsunya. Jika kedua putrinya yang lebih tua dimanjakan dengan
pakaian yang indah dan makanan sedap, maka si bungsu
dipaksanya untuk berpakaian compang-camping dan diwajibkan
pergi ke sungai untuk mencuci pakaian dan perabot dapur. Jika
cuciannya tidak bersih, maka ia akan dicaci-maki dan didera.
Namun karena dasarnya Kleting Kuning adalah seorang
anak yang mempunyai budi pekerti yang baik serta watak yang
halus, maka ia menerima semua perlakuan itu dengan sabar,
sehingga di kemudian hari akan mendapat ganjaran dari para dewa.
Demikianlah seperti biasa pada suatu pagi ia menuju ke
sungai untuk mencuci, oleh karena pekerjaan pagi itu berat sekali,
maka ia pun menyesali nasibnya yang buruk itu sambil bersabda
kepada para dewa, “Oh dewa, apa yang telah saya perbuat sehingga
harus menanggung penderitaan ini? Oh! Tolonglah saya.”

Seselesainya kata-kata itu diucapkan, tiba-tiba terbang
turun entah dari mana seekor burung Bango Tontong yang teramat
besar, yang segera menolongnya untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan sempurna, sehingga membuat ibu dan kedua
kakaknya tercengang.
Bantuan itu terus diberikan Bango Tontong sampai ada
kabar bahwa seorang pangeran, yang bernama Ande-ande Lumut,
sedang mencari calon istri. Mendengar kabar baik itu, Janda

7

Dadapan segera mengirim kedua anak putrinya yang lebih tua
untuk mencalonkan diri mereka menjadi istri sang Pangeran.
Namun putrinya yang bungsu, yang ingin juga mencoba
peruntungannya, dicegahnya dengan keras. Larangannya kali ini
tidak digubris oleh si bungsu, karena ia telah mendapat restu dari
Bango Tontong, dan telah dibekali pula sebatang lilin wasiat, yang
disebut sada lanang (lidi laki-laki).
Untuk munuju ke kediaman sang Pangeran, ketiga putri
sang Janda itu harus menyeberangi sebuah sungai yang dalam

airnya. Kedua putrinya yang pertama dan kedua dapat melakukan
hal itu, karena dapat bantuan dari seekor ketam siluman, yang
disebut Yuyu Kangkang, dengan satu ciuman sebagai imbalan.
Kleting Kuning dapat juga menyeberang, bukan dengan bantuan
ketam itu, melainkan berkat lidi ajaibnya, yang dapat
mengeringkan sungai hanya dengan satu sebatan saja. Si bungsu
harus berbuat demikian, karena permintaannya untuk
diseberangkan telah ditolak mentah-mentah oleh si ketam, karena
menurut si ketam si bungsu buruk pakaiannya dan bau tubuhnya.
Kejadian ini membawa untung baginya, karena Ande-ande
Lumut justru hanya mau beristri dengan wanita yang belum
dinodai Yuyu Kangkang. Demikianlah pada akhirnya, putri
bungsu, yang dijahati ibu dan kedua kakaknya, dijadikan istri oleh
Ande-ande Lumut dan selanjutnya hidup rukun dengan suaminya
bagaikan mimi jantan dan betina.”3
Dongeng ini mengandung banyak nilai moral, di antaranya adalah
ajaran untuk tetap berusaha menjaga sikap dan tidak menghalalkan segala
cara demi meraih tujuan kita. Selain itu, juga ajaran untuk menjadi pribadi
yang bersikap nrima, sabar dan ikhlas seperti pribadi Kleting Kuning,
dengan berani mengalah maka akan memperoleh keuntungan di kemudian

hari.4

B. Komposisi Musik
Komposisi secara etimologi berarti gubahan musik instrumental
maupun vokal,5 sedangkan musik adalah sebuah keterampilan mengolah
suara (nada) dalam suatu waktu, yang disusun oleh seorang komposer,
3

James Dananjaja, 99-100.
Soedarsono, Kesenian, Bahasa dan Folklor Jawa, (Yogyakarta: Direktorat Jenderal
Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), 470-471.
5
Muhammad Syafiq, Ensiklopedia Musik Klasik, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2003),
166.
4

8

yang harus dapat terdengar dengan jelas dalam durasi tertentu. 6 Musik
yang dihasilkan dari kegiatan komposisi ini adalah musik yang baru, yang

belum pernah ada.
Komposisi musik yang baik membutuhkan kebentukan. Pada
komposisi ini bentuk bebaslah yang digunakan, sesuai dengan alur
dongeng Ande-Ande Lumut. Komposisi bentuk bebas menekankan
harmonisasi suara pada ansambel vokal. Harmonisasi yang digunakan
adalah harmonisasi tonal Barat dan modern. Harmonisasi tonal Barat pada
umumnya menggunakan sistem tangga nada yang mengutamakan susunan
atau progresi harmoni yang berdasarkan pada sistem harmoni triad.
Sedangkan pada harmonisasi modern susunan atau progresi harmoni tidak
berdasar pada sistem triad tonal Barat, melainkan pada nuansa yang
hendak diciptakan atau susunan interval yang lebih bebas. Rangkaian
komposisi ini didominasi nuansa tangga nada pentatonis pelog (do, mi, fa,
sol, si).

C. Ansambel Vokal
Sekelompok penyanyi yang melakukan sebuah pertunjukan
bersama-sama baik dengan suara unison atau biasanya dalam beberapa
bagian disebut dengan ansambel vokal.7 Format ansambel vokal sangatlah
beragam. Terdapat ansambel vokal SATB (sopran, alto, tenor, bas), SSA
(sopran, mezzo-sopran, alto) untuk ansambel vokal wanita, TBB (tenor,

baritone, bas) untuk ansambel vokal pria, ada pula ansambel vokal anak.
Pembagian ini didasarkan kepada kebutuhan dan keinginan komponis.
Komposisi ini dibuat untuk ansambel vokal SATB. Berikut adalah
register masing-masing suara yang menjadi pedoman dalam membuat
komposisi8 :

6

Leon Stein, Structure and Style, (New Jersey : Summy-Birchard Music, 1979), 257.
Christine Ammer, “Ensemble”, The Fact On File Dictionary of Music.Fourth Ed. (New York:
Facts On File, Inc., 2004), 129-130
8
Gustav Strube, The Theory and Use of Chords, (Philadelphia: Oliver Ditson Company,
1928), 6.
7

9

Sop.


Alto

(

(

(

Ten.

Bass

(

Tekstur harmoni yang digunakan dalam pembagian empat suara ini
adalah kordal dan kontrapungtal. Kordal adalah teknik komposisi yang
mempertahankan pergerakan harmoni secara vertikal yang bergerak secara
bersamaan

atau


biasa

disebut

dengan

homofoni9.

Kontrapungtal

merupakan praktik langsung dari teknik komposisi kontrapung pada
musik. Pembagian suara dilakukan secara polifoni10, setiap suara dalam
komposisi kontrapungtal diperlakukan secara mandiri.

D. Rencana Komposisi
Komposisi musik vokal yang disusun berdasarkan dongeng rakyat
“Ande-ande Lumut” ini terbagi menjadi delapan buah komposisi.
Pembagian ini didasari pada alur cerita dongeng. Komposisi untuk
ansambel vokal ini diiringi oleh instrumen piano. Pembagian suara secara

solo, duet, maupun pembagian empat suara terkandung di dalam
komposisi ini. Komposisi ini bersifat naratif, yaitu bentuk musik yang
diangkat berdasarkan cerita secara berurutan. Lirik pada komposisi
disusun secara bebas, disesuaikan dengan kebutuhan dongeng “Ande-ande
Lumut”. Karakter tokoh divisualisasikan melalui lirik.
Komposisi pertama difungsikan sebagai pengantar dongeng Andeande Lumut yang berupa perkenalan tokoh dan juga pesan moral dari
dongeng ini. Komposisi ini dinyanyikan oleh ansambel vokal SATB
secara kordal. Komposisi kedua menceritakan tentang keluarga Mbok
9

Baker, A Dictionary of Musical Terms, (New York: G. Schimer Inc., 1895), 43
Baker, 155

10

10

Rondo Dadapan serta bagaimana Mbok Rondo Dadapan tidak menyukai
Kleting Kuning dan yang terus menerus memberi Klething Kuning
pekerjaan.

Komposisi

ini

dinyanyikan

oleh

solo

alto,

sebagai

penggambaran karakter Mbok Rondo Dadapan. Harmonisasi modern
digunakan dengan didominasi tangga nada pelog.
Pada komposisi ketiga dinyanyikan oleh ansambel vokal SATB,
solo sopran, solo tenor, dan solo alto. Bagian ini menggambarkan perasaan
Kleting Kuning atas perlakuan orang tua dan kakak-kakaknya, hingga
Kleting Kuning bertemu dengan Bango Tontong yang membantunya
dalam menyelesaikan pekerjaan. Harmonisasi tonal Barat dan modern
serta struktur kontrapungtal digunakan pada komposisi ini. Dilanjutkan
dengan komposisi keempat menceritakan kisah Ande-ande Lumut mencari
calon istri baginya. Bagian ini dinyanyikan oleh suara tenor untuk Andeande Lumut dan solo alto yang menggambarkan ibu Ande-ande Lumut.
Harmonisasi tonal Barat dan modern digunakan pada komposisi ketiga ini.
Komposisi kelima menceritakan bagian cerita mengenai Kleting
Abang dan Kleting Ijo bertemu dengan Yuyu Kangkang. Pada komposisi
ini akan digunakan harmonisasi modern, trio oleh dua orang solo sopran
dan solo bas yang diiringi oleh ansambel vokal, dilanjutkan dengan
komposisi keenam yang menceritakan usaha Kleting Kuning melewati
sungai tanpa bantuan Yuyu Kangkang. Harmonisasi modern dan tonal
Barat digunakan pada bagian ini. Solo sopran dan solo bas dengan
ansambel vokal SATB menyanyikan bagian ini.
Komposisi ketujuh bercerita tentang Kleting Kuning berhasil
bertemu dengan Ande-ande Lumut. Harmonisasi tonal Barat dan modern
dengan iringan piano untuk solo sopran, solo tenor dan beberapa bagian
diiringi oleh ansambel vokal SATB digunakan pada bagian ini. Komposisi
kedelapan merupakan komposisi penutup, berisi pesan moral yang
terkandung dalam dongeng Ande-ande Lumut. Ansambel vokal SATB,
iringan piano, serta harmonisasi tonal Barat dan modern digunakan dalam
penyusunan komposisi kedelapan ini.

11

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ande-Ande Lumut: komposisi musik untuk ansambel vokal T1 852011011 BAB I

0 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ande-Ande Lumut: komposisi musik untuk ansambel vokal T1 852011011 BAB IV

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ande-Ande Lumut: komposisi musik untuk ansambel vokal

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ande-Ande Lumut: komposisi musik untuk ansambel vokal

0 0 75

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perang Pattimura: penyerbuan Benteng Duurstede (Komposisi Musik Program untuk Ansambel Musik) T1 852008006 BAB II

4 13 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Disciple of God (Komposisi Musik Program untuk Ansambel Gitar) T1 852011014 BAB II

1 19 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ”Melodi Cinta Seorang Anak” Komposisi Vokal Tunggal Untuk Anak Dengan Iringan Ansambel Musik T1 852011026 BAB IV

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ”Melodi Cinta Seorang Anak” Komposisi Vokal Tunggal Untuk Anak Dengan Iringan Ansambel Musik T1 852011026 BAB II

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ”Melodi Cinta Seorang Anak” Komposisi Vokal Tunggal Untuk Anak Dengan Iringan Ansambel Musik T1 852011026 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Warna, Cerita, dan Kursi Tua: Sebuah Komposisi Musik Program untuk Ansambel Musik T1 852013004 BAB II

0 0 11