Pokok-Pokok Sambutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

POKOK-POKOK SAMBUTAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Pada Acara

Business Forum

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI JASA LOGISTIK
NASIONAL

Graha Sawala, 08 Januari 2015

Bismillahir Rohmannir Rahim.
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang kami hormati:
Saudara-Saudara Menteri, Kabinet Kerja
Para Ketua Asosiasi dan Pimpinan Perusahaan yang bergerak di bidang Logistik;
Para Ketua Asosiasi Profesi di bidang Logistik;

Para pejabat yang mewakili Kementerian dan Lembaga;
Anggota Tim Kerja Pengembangan Sistem Logistik Nasional;
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua.
PEMBUKAAN
Hadirin yang saya hormati.
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga hari ini kita dapat berkumpul bersama untuk mengikuti acara Business Forum di
ruangan ini.
Acara Business Forum ini, telah menjadi agenda rutin Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian untuk mendapatkan masukan dari industri/dunia usaha terkait mengenai Strategi
dan Kebijakan Pemerintah yang tepat untuk mempercepat bertumbuh kembangnya dunia usaha
dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada acara Business Forum pagi ini, yang dikemas dalam bentuk breakfast meeting, kami
khusus mengundang para pimpinan perusahaan dan ketua asosiasi yang bergerak di bidang
jasa logistik, pengiriman (kurir dan express delivery), forwarder, transportasi, dan pergudangan.

2

POKOK-POKOK ARAHAN MENKO PEREKONOMIAN
ISU UTAMA


URAIAN

KEBUTUHAN PERLUNYA PENGEMBANGAN SISLOGNAS
1.

Latar
Belakang
Kebijakan



Logistics Services Sector merupakan salah satu Sektor Prioritas Integrasi (PIS) di dalam
integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN.



Beberapa jenis jasa logistik yang diliberalisasi antara lain: Maritime cargo Handling Services,
Storage and Warehousing Services, Freight transport agency services, Courrier Services
termasuk Express Delivery Services, Packaging Services




Komitmen APEC untuk menurunkan 10% biaya, waktu, dan ketidakpastian supply chain pada
tahun 2015



Selain mematuhi komitmen kerja sama internasional, kita perlu memiliki Sistem Logistik
Nasional yang baik karena kebutuhan untuk memperbaiki daya saing perdagangan, distribusi
nasional dan kelancaran arus barang.



Sistem Logistik menjadi ukuran daya saing dan citra investasi.



Sistem Logistik Nasional memang didesain juga untuk mendorong peran perusahaan Penyedia
Jasa Logistik Nasional dan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM Logistik, serta kita

dapat menguasai Kegiatan Niaga Bahari Nasional seperti yang pernah ditunjukkan pada masa
Sriwijaya dan Majapahit.

Dengan Latar Belakang di atas, berdasarkan Instruksi Presiden No. 5/2008 tentang Fokus Program
Ekonomi 2008-2009 yang antara lain: meminta Menko Perekonomian untuk menyusun Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS), dan selanjutnya diterbitkan Peraturan
Presiden No. 26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS.
3

ISU UTAMA
Visi dan Misi
SISLOGNAS
2025

Tantangan

URAIAN
Visi : Locally Integrated, Globally Connected for National
Competitiveness and Social Welfare
Misi :



Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan daya
saing produk nasional di pasar domestik, regional, dan global.



Membangun simpul simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai
dari pedesaan, perkotaan, antar wilayah dan antar pulau sampai
dengan Pelabuhan Hub Internasional melalui kolaborasi antar
pemangku kepentingan.



Masih tingginya biaya logistik nasional. Menurut survei Bank Dunia, biaya
logistik nasional sekitar 24% dari PDB pada tahun 2013. Dengan asumsi total PDB
sebesar Rp. 9.084 triliun pada tahun 2013, maka biaya logistik Indonesia pada
tahun tersebut sebesar sekitar Rp. 2.180 triliun.
Saat ini Indeks Kinerja Logistik Indonesia masih relatif rendah, dimana

berdasarkan survey Bank Dunia, Logistics performance Index (LPI) Indonesia, terus
membaik yaitu dari peringkat 59 tahun 2012 menjadi diurutan 53 tahun 2014.
Namun, posisi tersebut masih di bawah negara di kawasan ASEAN seperti
Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Hasil penelitian LPEM UI bekerjasama dengan Jetro tahun 2005 menunjukkan
bahwa biaya logistik Indonesia sebesar 14.08% dari total penjualan.
Kondisi Infrastruktur yang belum mendukung. Berdasarkan Global
Competitiveness Report Tahun 2013-2014 yang dikeluarkan oleh World Economic
Forum tahun 2014, peringkat infrastruktur Indonesia berada pada posisi 61 dari 148
4
negara.






ISU UTAMA
Tantangan


URAIAN


Regulasi di bidang Jasa Logistik masih belum kondusif. Cakupan

aktivitas bisnis jasa logistik yang terdiri dari berbagai sektor yang
terpisah-pisah, menyebabkan penyusunan peraturan menjadi bersifat
sektoral.


Selain itu, Otonomi Daerah juga menyebabkan masih terdapatnya

peraturan yang tumpang tindih antara pemerintah pusat dengan daerah,
serta antara pemerintah daerah. Hal ini berpotensi menimbulkan
masalah dalam kepastian hukum bisnis jasa logistik.


Salah satu contoh, Ketentuan yang mengharuskan penyelenggara

logistik melengkapi hingga lima jenis izin dalam tiga tahapan yaitu

perizinan pusat atau nasional, provinsi dan kab/kota. Panjangnya
rangkaian peraturan perizinan berpotensi menyulitkan pengusaha
mengembangkan bisnisnya.

5

ISU UTAMA

Key Drivers
SISLOGNAS

URAIAN
1) Komoditas utama
2) Pengembangan Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik:
3) Pembangunan Infrastruktur Transportasi:
4) Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
5) Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia;

6) Harmonisasi Regulasi.


17 Big Wins

1)

Pembangunan Pelabuhan Hub Laut Internasional Kuala Tanjung dan Bitung, Bandara Hub
Internasional Jakarta, Kuala Namu dan Makasar

2)

Pemberdayaan Pelayaran Nasional dan Pelayaran Rakyat

3)

Short Sea Shipping Pantai Utara Jawa dan Jalintim Sumatera

4)

Peningkatan Peran Kereta Api Kargo di Jawa dan Sumatera

5)


Sistem Otomasi Informasi Logistik INALOG

6)

Penetapan Tarif Pelayanan Jasa Logistik Dengan Denominasi Rupiah

7)

Peningkatan kapasitas kapal perintis dan nasional di kawasan timur Indonesia

8)

Pengembangan Pelabuhan Kalibaru, Jakarta

9)

Terwujudnya Pusat Distribusi Regional Komoditas Pokok dan Strategis
6


ISU UTAMA

URAIAN
10) Terselenggaranya sistem pendidikan dan pelatihan profesi logistic nasional
yang berstandar internasional
11) Consolidated Container untuk mendorong ekspor Usaha Kecil Menengah
(UKM)
12) Pelayanan 24/7 kargo udara di Bandara Soekarno-Hatta
13) Penguatan Penyedia Jasa Logistik Nasional sebagai pemain kelas dunia
14) Revitalisasi BUMN Niaga menjadi trading house komoditas pokok dan

strategis serta unggulan ekspor
15) Peningkatan peran BUMN dalam logistik perdesaan
16) Harmonisasi regulasi dan kebijakan
17) Efektifinya pengoperasian dry ports/ terminal barang

5 Quick Wins 1) Pembangunan Pelabuhan New Tanjung Priok (Kalibaru)
2) Pembangunan double track kereta api
3) Pengakuan Logistik sebagai cabang ilmu dan pendirian program studi logistik
di perguruan tinggi serta pendirian akademi komunitas logistik
4) Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Bidang Logistik
7

5) Perluasan penerapan Sistem NSW

ISU UTAMA

URAIAN

Perkembangan •
Implementasi
SISLOGNAS
hingga 2014



Pembangunan Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung dan
Bitung


Telah ditetapkannya Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 20
Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pelabuhan Kuala Tanjung



Telah diterbitkan ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)
berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 579/Menhut-II/2014
tanggal 2 Juni 2014 tentang Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera
Utara;



Sedang dilakukan studi dan review Masterplan Pelabuhan Bitung
oleh Kementerian Perhubungan dan Pemrov Sulawesi Utara



Jalur KA dari Sei Mankei ke Pelabuhan Kuala Tanjung saat ini
sedang dalam tahap pembebasan lahan dan PT. Pelindo I telah
mengalokasikan lahan di HPL miliknya untuk digunakan sebagai
jalur kereta api seluas 1,43 Ha melalui mekanisme pinjam pakai.

Pembangunan Terminal Barang (Dry Port) Entikong, Provinsi
Kalimantan Barat (di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia
 Pembangunan Terminal Barang Entikong telah dimulai pada akhir
tahun 2013.

8

ISU UTAMA
Perkembangan •
Implementasi
SISLOGNAS
hingga 2014

URAIAN
Pengoperasian Short Sea Shipping (SSS) di Pantura Jawa Lintas
Timur Sumatera
 Telah disampaikan Surat Menko Perekonomian Kepada Menteri
Perhubungan No. S-70/M.EKON/04/2013 tanggal 16 April 2013
perihal Pengoperasian Short Sea Shipping di Pantura Jawa, untuk
menyiapkan:


Penerbitan peraturan yang diperlukan



Infrastruktur Pelabuhan (Dermaga) Singgah



Pengalokasian anggaran untuk infrastruktur pelabuhan singgah
dan jalan aksesnya maupun program terkait yang diperlukan;



Penertiban angkutan barang truk yang melebihi beban

 Penetapan infrastruktur pendukung termasuk pelabuhan singgah
(Panjang dan Sumur (Lampung), Bojonegara (Banten), Marunda
(Jakarta), Kendal (Jawa Tengah), Paciran dan Surabaya (Jawa
Timur)

9

ISU UTAMA

URAIAN

Perkembangan •
Implementasi
SISLOGNAS
hingga 2014



Pengembangan Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik
 Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif melalui
regulatory reform, melalui: (1) Rasionalisasi regulasi; (2)
Pembenahan Birokrasi Layanan; (3) Simplifikasi melalui
otomasi sistem perizinan bidang logistik (e-licensing) yang
terintegrasi antara pusat dan daerah.

Pengembangan ICT
 Pada saat ini sedang dibangun sistem ICT untuk mendukung
consolidated container dan sistem perijinan online untuk kegiatan
penyedia jasa logistik.

Kelembagaan

(1) Saat ini, pelaksanaan kebijakan dan pemantauan Pengembangan
SISLOGNAS dilakukan oleh tim kerja yang ditetapkan oleh Menko
Perekonomian.
(2) Sesuai Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS diharapkan segera
dibentuk Dewan Logistik yang independen dan pada tahap ketiga (20212025) terwujudnya peraturan perundangan yang terunifikasi (UU Logistik
Nasional).
10

ISU UTAMA

Fokus 20152019

URAIAN
1) Memastikan beroperasinya Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung pada 2018
sebagai Hub Internasional;
2) Terbangun dan terkendalinya lalu lintas logistik laut yang membangun daya
saing dari dan ke kawasan timur Indonesia (Tol Laut).
3) Terwujudnya kebijakan dan perangkat kebijakan yang mendukung
pembangunan kemampuan logistik laut (Insentif pengadaan/peremajaan
kapal, Insentif bagi industri perkapalan, Insentif bagi dunia usaha pioner di
bidang kemaritiman dan logistik maritim)
4) Pemulihan Air Traffic Flow Management (ATFM) yang mendorong integrasi
Sistem Logistik Udara Nasional (pengendalian lalu lintas udara yang
berkedaulatan)
5) Integrasi koordinasi pengelolaan pengembangan sistem logistik nasional satu
pintu, guna memastikan
efektivitas dan efisiensi Sumber Daya bagi
pencapaian tujuan dan sasaran Pengembangan SISLOGNAS.

11

ISU UTAMA

Arahan
Menko

URAIAN


Kita perlu bersatu mewujudkan Sistem Logistik Nasional yang efektif dan
efisien yang tercermin dari ketersediaan barang, stabilitas harga, semakin
rendahnya disparitas harga dan kelancaran produksi



Dengan demikian bukan hanya nilai tambah dan rantai nilai yang
diperoleh Anak Bangsa, Namun mewujudkan dinamika ekonomi yang
berkeunggulan, berkesejahteraan dan berkelanjutan dari Sabang sampai
Merauke. Serta untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi dan melepaskan
diri dari ketergantungan dengan pihak luar .



Lebih dari itu SISLOGNAS yang mampu menghadirkan Pelaku ekonomi
Bangsa yang berdaya saing dan berkeunggulan, baik di pasar domestik
maupun di pasar internasional yang bertumpu pada keunggulan Indonesia
sebagai Bangsa Maritim



Bersama Kita manfaatkan momentum kebijakan saat ini.

Semoga Tuhan YME memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita bersama. Amien.
Terimakasih.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalam Mu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.
Jakarta, 8 Januari 2015
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN,
12

SOFYAN DJALIL