PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA KATOLIK ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK-PAIR-SAHRE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA
SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA
KATOLIK ST. THOMAS 3 MEDAN
T.A 2011/2012

Oleh :
Teodora Sipangkar
071244120043
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih sayang dan anugerah-Nya yang melimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi
Pembelajaran

Think-Pair-Share

Untuk

Meningkatkan

Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa di Kelas VIII SMP St. Thomas 3 Medan.”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan matematika di Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat berbagai masukan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Drs. Motlan,
M.Sc, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Bapak Prof.Dr.Mukhtar, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari,
M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidkan Matematika, Bapak Dr. W.
Rajagukguk, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan selaku Bapak Drs. H.
Banjarnahor, M.Pd.,salaku Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu
dalam memberikan membimbing dan arahan sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan dengan baik, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs. Togi , M.Pd
dan Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen penguji penulis yang telah
memberikan saran dan masukan selama penulisan skripsi ini, Seluruh dosen dan
pegawai (kak Mutia) yang telah capek dalam melayani kami dalam pemberkasan
dan semua yang bersangkutan di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Bapak Drs. Udut Silaen, M.Pd
selaku kepala sekolah SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
Teristimewa saya mengucapkanterima kasih kepada kedua orangtua yang
saya hormati dan cintai


Ayahanda M. Sipangkar dan Ibunda tercinta D.

Galingging yang terus memberikan doa, motivasi serta dana demi keberhasilan
saya menyelesaikan skripsi ini, dan kepada kakanda J. Sipangkar/R. Br.
Manihuruk, T. Sipangkar/I.Br. Sitanggang, Boiman Sipangkar, F. Br. Sipangkar/
W. Ambarita dan adik-adik saya Rohani sipangkar yang selalu memberikan
motivasi, doa, tenaga (terima kasih dek telah membantu kakak dalam
mengerjakan tugas kuliah, merawat kakak ketika kakak sakit, menjaga Bredo
ketika kakak kuliah) Semoga kamu sukses dan jadi kebanggaan buat keluarga
kita, Guido Sipangkar (sukses dan selamat berjuang dalam kuliah ito) dan
Romulus Sipangkar. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih buat suami saya
Hebertua B.S Simbolon dan secara khusus terima kasih buat anak saya Bredo
Yunius Simbolon (kamu adlah semangat buat mama) dan terima kasih saya
ucapkan buat semua edaku yang telah mendoakan saya dalam menyelesaikan
skripsi ini dan terima kasih saya ucapkan buat berry atas doa dan dukungan yang
diberikan .
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Regina Sinaga, Henny
Susanti Sitepu, Henny Astuti Simbolon, Windhy, Vitry, Dwy, Maya, Lestina
Nurwahyudi, Dina, Hotmatua Sihaloho, Otto dan teman- teman lainnya di jurusan

mateamtika Khususnya stambuk 2007 yang telah banyak membantu penulis
selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut member semangat dan bantuan
kepada penulis.
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, penulis juga menyadari
masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini, karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi kita semua.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Medan,

September 2012

Penulis,

Teodora Sipangkar

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIll SMP SWASTA

KATOLIK St. THOMAS 3 MEDAN
T.A 2011/2012

Teodora Sipangkar
NIM 071244120043

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningatan kemampuan
komunikasi matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatiftipe TPS (Think Pair Share) pada materi keliling dan luas lingkaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (clasroom action
reserch) yang dibagi dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP St. Thomas 3 Medan
tahun ajaran 2011/2012 yaitu kelas VIII-2 yang beljurnlah 39 orang siswa. Objek
dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model TPS (Think Pair
Share) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada
materi keliling dan luas lingkaran. Instrurnen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan tes.
Hasil analisis tes kemampuan komunikasi matematika siswa pada siklus I

setelah dilakukan penerapa model pembelajaran kooperatif tipe TPS, nilai ratarata hasil observasi pembelajaran pada siklus I adalah 2,07 dan rata-rata observasi
kegiatan kemarnpuan komunikasi siswa pada siklus I adalah 2,14. Banyaknya
siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 24 orang siswa (61,53%) dari 39
orang siswa dengan rata-rata kelas 58,58. Dengan melihat persentase kalasikal
85% dan ~ 65 secara individual, maka siklus I kemampuan komunikasi siswa
belurn mencapai ketuntasan, sehingga perlu dilanjutkan pelaksanaan siklus II.
Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan model pembelajaran yang
sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 34 orang siswa
(87,17%) dari 39 orang siswa dan rata-rata kelas 84,35. Berdasarkan kriteria
ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target
ketuntasan belajar klasikal. Dan nilai rata-rata hasil observasi pembelajaran pada
siklus II adalali 3,11 tergolortg kategori bail< dan rata-rata observasi pembelajaran
kegiatan kemampuan komunikasi matematika siswa pada siklus II adalah 2,60
tergolong kategori baik.
Berdasarkan basil analisis data pada siklus I dan· siklus II tersebut dapat
dilihat bahwa ada peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa
mempelajari materi keliling dan luas lingkaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) di SMP St. Thomas 3
medan.


iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Daftar Tabel
BAB I
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.

Halaman

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Komunikasi

2.1.3. Komunikasi Matematik
2.1.4.Mengungkapkan Kemampuan Komunikasi Matematika
2.1.5. Hasil Belajar Siswa
2.1.6. Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share
2.1.7. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Think Pair Share
2.1.8. Langkah-Langkah Pembelajaran Think-Pair-Share
2.1.9. Uraian Materi Lingkaran
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Kajian Penelitian Yang Relevan
2.4. Hipotesis Tindakan

BAB III
3.1.
3.2.
3.3.

3.4.
3.5.
3.6.


METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitian
3.3.2. Objek Penelitian
Prosedur Penelitian
Defenisi operasional
Instrumen Pengumpul Data

1
10
10
10
11
11

12
12
14

15
22
23
24
26
31
32
36
38
38

39
39
39
39
39
40
44
44

v

3.6.1 Tes
3.6.2 Lembar Observasi
3.7. Teknik Analisis Data
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. SIKLUS I
4.1.1.1 Permasalahan I
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4. Observasi I
4.1.1.5. Analisis Data I
4.1.1.6. Refleksi I
4.1.2. SIKLUS II
4.1.2.1. Permasalahan II
4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah
4.1.2.3. Pelaksanaan II
4.1.2.4. Observasi II
4.1.2.5. Analisis Data II
4.1.2.6 Refleksi II
4.2 Temuan Penelitian
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

44
45
33

51
51
51
54
54
54
56
65
66
67
68
68
69
79
79
79
80

82
83
85

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan besar dalam
perkembangan teknologi modern dan terus berkembang dari zaman ke zaman.
Peranan yang sangat besar itu telah hampir dirasakan oleh semua lapisan
masyrakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap kegiatan
manusia yang kerap sekali terkait dengan matematika. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat tergantung kepada perkembangan
pendidikan dan pengajaran di sekolah–sekolah terutama pendidikan matematika,
matematika harus dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi secara
menyeluruh supaya dapat menghasilkan SDM yang handal dan mampu bersaing
secara global. Untuk itu diperlukan kemampuan tingkat tinggi (high order
thingking), yaitu berfikir logis, kritis dan mampu bekerjasama dan berkomunikasi
secara proaktif.
Peranan matematika juga dapat ditemukan pada hubungan matematika
dengan mata pelajaran yang lainnya, artinya kesuksesan mempelajari matematika
akan memberikan kesuksesan bagi siswa pada saat mempelajari materi-materi
pada mata pelajaran yang lainnya. Misalkan pada mata pelajaran Kimia yaitu pada
sub pokok bahasan penghitungan nilai kesetimbangan reaksi dimana diperlukan
penghitungan seperti pada perpangkatan bilangan, demikian juga untuk mata
pelajaran yang lainnya seperti Fisika.
Menurut Kline (1973) dalam (Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer)
“Matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan
sosial”.

2

Oleh karena peranan matematika yang sangat besar, seharusnya
matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga
dapat meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya.
Keinginan dan semangat yang meningkat ini akan dapat menjalin komunikasi
matematik dari siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa dan berbagi aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran
matematika.
Akan tetapi kenyataan yang sering ditemukan di lapangan adalah bahwa
masih sering terjadi kritikan dan sorotan tentang rendahnya mutu pendidikan oleh
masyrakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, maupun para pengajar
pendidikan terutama para guru matematika. Baik itu yang dilakukan secara
terang–terangan melalui media cetak

maupun media elektronik. Terutama

terhadap pelajaran matematika, pada kenyataan sampai saat ini masih rendah
apabila dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lainnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Crockfot (dalam Abdurrahman, 2003) bahwa :
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan;(2) semua bidang studi memerlukan
ketrampilan matematika yang sesuai ; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat dan jelas ; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5)meningkatkan kemampuan berfikir
logis, ketelitian dan kesadaran dan keruangan ; dan (6) memberi kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah ”.
Perkembangan

IPTEK

saat

ini

telah

memudahkan

kita

untuk

berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai
belahan dunia.Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin meningkat, peran matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang
memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan menjadi
sangat penting. Pola pikir matematika selalu

menjadi andalan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.
Setiap individu dapat memanfaatkan matematika untuk memperoleh
kemampuan-kemampuan

dan

ketrampilan-ketrampilan

tertentu,

untuk

mengembangkan cara berfikir dan membentuk sikap. Ruseffendi (dalam

3

www.komunikasimatematika.com) menyatakan bahwa: “matematika penting
sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap”.
Oleh karena itu pendidikan matematika sebagai bagian internal dalam kurikulum
sekolah memiliki potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam
menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mampu bertahan
secara global.
Matematika merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu

keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi

konkret melalui bahasa dan ide matematika secara generalisasi untuk
memudahkan pemecahan masalah. Untuk itu Matematika sebagai disiplin ilmu
perlu dikuasai dan dipahami oleh siswa di sekolah.
Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika kurang menggembirakan. Seperti yang dikemukakan oleh Suyatno
(dalam http://opinibebas.epajak.org/blog) bahwa: “Salah satu masalah, khususnya
dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya hasil belajar siswa”.
Rendahnya hasil belajar matematika tersebut dikemukakan oleh Suharyanto
(http://www.smu-net.com) yang mengatakan: “Mata pelajaran matematika
masihmerupakan penyebab utama siswa yang tidak lulus UN. Dari semua peserta
yang tidak lulus. Sebanyak 24,44 persen akibat jatuh dalam mata pelajaran
matematika. Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang R (2008:22) bahwa:
“Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit,
diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis,
sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan.
Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh
dengan hitungan dan miskin komunikasi”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan
untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi
matematik siswa. Seperti yang dikemukakan oleh I Wayan Sucita (dalam
http://editorialpendidikan .blogspot.com/2010/06.html) bahwa:
“ Menurut hasil penelitian Tim pengembangan Penataan Guru Matematika
di beberapa di Indonesia mengungkapkan bahwa kesulitan siswa dalam belajar
matematika yang paling menonjol adalah keterampilan berhitung yaitu 51%,
penguasaan konsep dasar yaitu 50%, dan penyelesaian soal pemecahan masalah

4

49% (Tim PPPG Matematika, 2001:18). Dilanjutkan pada tahun 2002 penelitian
Pusat Pengembangan Penataran Guru Mtematika mengungkapkan di beberapa
wilayah Indonesia yang berbeda, sebagian besar kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal pemecahan masalah dan menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke
model matematika”.
Dari data di atas menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan
pemecahan masalah matematika siswa Indonesia masih rendah. Rendahnya
kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika juga terjadi pada
siswa kelas VIII – 2 SMP Swasta St. Thomas 3 Medan. Dari hasil observasi dan
wawancara dengan guru bidang studi diperoleh data bahwa sebagian besar siswa
dapat menyelesaikan soal tetapi tidak mampu menjelaskan jawaban yang mereka
berikan. Sebagian besar siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang sudah ada
contoh penyelesaiannya, siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang diberikan
guru pada contoh soal. Namun ketika soal yang sedikit diubah maka siswa akan
kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut terutama pada saat ada soal cerita pada
lingkaran. Mereka akan sulit memahami apa yang diketahui dan ditanya pada soal.
Hal ini terjadi karena kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah mereka
masih rendah. Selain itu rendahnya hasil belajar juga disebabkan oleh beberapa
faktor yang meliputi siswa itu sendiri, guru, metode pembelajaran maupun
lingkungan belajar saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa itu
sendiri adalah kurangnya pemahaman siswa itu sendiri terhadap materi yang
diajarkan.
Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya
tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar
matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator hasil belajar
anatara lain Ujian Nasional (UN), temuan sejumlah penelitian, dan kontes
Internasional matematika (Ansari, 2009:1). Salah satu data yang mendukung
seperti hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment
(PISA) pada tahun 2006 menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-50 dari
57 negara pada kategori literature matematika.
Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak kendala yang dihadapi
oleh guru. Salah satu dari kendala itu adalah kurangnya minat siswa dalam

5

menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya bidang studi
matematika. Proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak selamanya efektif
dan efisien seperti strategi pembelajaran yang terkadang tidak sesuai dengan topik
pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa, bukan berarti bahwa strategi
pembelajaran yang telah diberlakukan oleh guru terhadap siswa salah, namun
kadangkala ada saatnya pada satu sub pokok bahasan tertentu diperlukan strategi
pembelajaran yang lebih menekankan hubungan komunikasi antara para siswa.
Penulis juga telah melakukan wawancara langsung dengan beberapa siswa
untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan hasil belajar siswa
tersebut kurang optimal. Dari hasil wawancara tersebut, penulis mengambil
kesimpulan bahwa cara mengajar guru yang kurang menarik dan cenderung
monoton menyebabkan siswa cenderung merasa bosan. Siswa tersebut
mengatakan bahwa mereka akan lebih semangat jika diadakan diskusi dan siswa
diberi kebebasan untuk saling mengajari selama proses belajar berlangsung.
Hal ini dapat disebabkan oleh, bagaimana kecanggungan para siswa
terhadap guru masih sering ditemui dan hal ini tidak akan terjadi apabila mereka
mendiskusikannya dengan para temannya. Proses komunikasi juga akan berjalan
dengan lancar, kesulitan-kesulitan dan konsep yang kurang dipahami akan lebih
terpecahkan saat para siswa berdiskusi antar sesama temannya.
Lingkaran merupakan salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran
matematika SMP Kelas VIII. Pada pokok bahasan ini masih banyak yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru
mata pelajarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Lukman Sinurat, S.Pd.
(Jumat, 28 Oktober 2011 jam 09.00 WIB), selaku guru matematika SMP Swasta
Katolik St. Thomas 3 Medan,
“Para murid masih kurang mampu untuk mengerjakan soal–soal tentang
Lingkaran. Soal–soal yang gampang juga terkadang masih susah untuk
dikerjakan oleh sebagian siswa, namun ada juga siswa yang telah mampu
untuk mengerjakan soal–soal yang diatas kategori sedang. Banyak siswa
masih kurang mampu menerjemahkan soal–soal yang diberikan guru
tersebut sehingga tidak mampu menjawab soal tersebut. Mungkin itu
disebabkan oleh dasar mereka kurang bagus”.

6

Pada saat guru memberikan soal, dan murid diberikan kesempatan untuk
mengerjakan soal tersebut cara pengerjaan siswa sudah benar dan akan tetapi
siswa belum mampu menerjemahkan apa yang ditanyakan oleh soal sehingga
siswa memberikan jawaban yang salah. Kesalahan para siswa dalam menjawab
soal adalah dikarenakan kurangnya kemampuan komunikasi Matematik siswa
yaitu siswa kurang mampu memahami konsep tentang lingkaran, yang telah
dijelaskan sebelumnya oleh guru bidang studinya, siswa juga kurang memiliki
kemampuan untuk menerjemahkan bentuk soal cerita ke dalam bentuk kalimat
matematika.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, terdapat kenyataan
bahwa siswa tidak mampu memahami konsep dari Lingkaran tersebut, sehingga
terjadi kesalahan persepsi. Masalah yang berikutnya adalah bahwa para siswa
kurang tertarik untuk menjawab pertanyaan dari gurunya, para siswa lebih senang
untuk berbicara terhadap teman-temannya. Sebagian siswa yang mengetahui
jawabannya lebih memilih diam, akan tetapi ada juga siswa yang mampu untuk
menjawab pertanyaan dari gurunya. Semua tindakan siswa ini adalah fakta yang
menunjukkan bahwa para siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran
tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di
dalam sekolah maka para guru memerlukan terobosan baru dalam memperbaiki
kemampuan berkomunikasi matematik para siswa yaitu dengan menggunakan
strategi pembelajaran yang baru, dimana dalam terobosan baru ini materi perlu
dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga para siswa lebih gampang
mengerti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Oleh karena itu diperlukan usaha yang lebih keras dari guru mata
pelajaran, yang mampu menciptakan suasana yang menarik dan membuat para
siswa lebih aktif dalam belajar dan dalam berkomunikasi

yaitu dengan

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif. Seperti yang dikemukakan oleh
Yusuf (http://www.damandiri.or.if/file/yusufunsbab2.pdf) bahwa:
”Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda.Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap siswa anggota

7

kelompok harus saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah
satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan”.
Seperti yang diungkapkan oleh beberapa siswa SMP Swasta Katolik St.
Thomas 3 Medan,
“Matematika itu sulit dan membosankan, rumusnya sangat banyak dan
membingungkan kami kadang bingung mau pakai rumus yang mana untuk
soal yang seperti apa. Kami akan lebih senang kalau sistemnya tidak selalu
seperti ini, misalnya belajar dengan cara berkelompok juga akan
menyenangkan karena kami jadi tidak terlalu bosan dan kami memiliki
teman untuk berbagi”.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu dilakukan perbaikan
strategi pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar kondusif dan
melibatkan siwa. Salah satu strategi pembelajaran itu adalah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut Lie (2002) bahwa : ”
pembelajaran kooperatif ini merupakann model pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil dimana siswa dituntut bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar mengajar”.
Suatu proses pembelajaran dapat mengeksplore kemampuan siswa dalam
berkomunikasi. Seperti yang telah mereka sebutkan bahwa terkadang belajar
matematika itu pada saat sendiri akan menyebabkan kebosanan, oleh karena itu
diperlukan teman berbagi ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Proses
komunikasi yang kurang akan menyebabkan siswa tidak mampu berkomunikasi
secara Matematik. Sehingga siswa tidak mampu mengungkapkan ide-ide yang ada
pada mereka.
Dalam www.komunikasimatematika.com Arcnawa berpendapat bahwa :
“Dominasi guru menyebabkan siswa menjadi pasif karena siswa kurang
dapat mengemukakan pendapat yang dimilikinya bahkan dalam menyelesaikan
soal–soal atau masalah matematika, siswa jarang diminta untuk mengungkapkan
alasannya dan menjelaskan secara lisan dan tertulis, mengapa mereka memperoleh
jawaban tersebut sehingga kurang terbiasa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari secara sistematis”.
Pembelajaran matematika yang kurang melibatkan siswa secara aktif
akan menyebabkan siswa tidak dapat menggunakan komunikasi matematikanya.

8

Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas intelektual serta
kehidupan yang lebih baik adalah dengan pembelajaran matematika yang
bermakna, siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi juga belajar
memahami permasalahan yang ada. Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai
pemberi informasi (transfer knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar
(stimulation learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui
berbagi aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi.
Berdasarkan

hasil

penelitian

dari

Cocking

dan

Mestre

(dalam

http/www.geocities.com/executiviment) menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara kesulitan siswa dalam berbahasa dengan kesulitan mereka
dalam mempelajari matematika. Dalam proses pembelajaran matematika terdapat
beberapa strategi pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya
adalah Strategi Pembelajaran Think–Pair–Share. Strategi think-pair-share
pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas
Maryland. Arends (2001) menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu
cara yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi kelas. Prosedur yang
digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak untuk
berpikir, merespon, dan untuk saling membantu.
Menurut Anshari (2009:10) dalam buku komunikasi matematik :
“Strategi pembelajaran think-pair-share (saling bertukar pikiran secara
berpasangan) merupakan struktur pembelajaran koperatif yang efektif
untuk meningkatkan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat
terjadi karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehinggga dapat
memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta
merespon sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk
partisipasi siswa”.
Strategi pembelajaran Think Pair Share adalah strategi pembelajaran yang
mampu untuk membantu siswa dalam menemukan dan lebih mudah untuk
memahami

materi–materi

pembelajaran

matematika

dikarenakan

oleh

kemampuan komunikasi siswa akan lebih terpacu dalam strategi pembelajaran ini
dan juga karena dengan penggunaan strategi pembelajaran ini para siswa akan
lebih terbuka untuk berkomunikasi dengan teman-teman sebayanya, dikarenakan

9

rasa canggung mereka seperti terhadap guru akan lebih sedikit saat berdiskusi
dengan teman. Trianto (2007:61) menyatakan :”Teknik Think-pair-Share atau
berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi serta optimalisasi siswa”.

Hal ini juga ditekankan juga oleh Lie (2008:57) bahwa :
”Teknik Think Pair Share memberi siswa kesempatan untuk bekerja
sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini unggul dalam
membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit, menumbuhkan kemampuan berfpikir kritis dan kemampuan
membantu teman saat mereka saling mendiskusikan suatu permasalahan”.
Ibrahim,dkk(2000:26) menyatakan bahwa : ”Teknik TPS memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit (tidak berbelit-belit), siswa dapat
bekerja secara mandiri serta bekerja sama dengan orang lain”. Dengan demikian,
proses belajar mengajar akan lebih efektif dan menyenangkan sehingga siswa
lebih mudah memahami pelajaran matematika.
Sesuai dengan hal itu maka Strategi Pembelajaran Think Pair Share adalah
strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi
Matematik siswa dan mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
memahami konsep-konsep yang telah diberikan oleh para guru bidang studinya,
serta mampu memacu keinginan siswa untuk mengungkkapkan pendapatnya di
dalam kelas. Oleh karena itu diharapkan bahwa strategi pembelajaran ini akan
mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan untuk
memahami konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh
para siswa. Berkaitan dengan hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share
(TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa di
Kelas VIII SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan Tahun Pelajaran 2011 /
2012 ”.

10

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Tingkat komunikasi matematik para siswa SMP Swasta Katolik St.
Thomas 3 Medan masih rendah.
2. Para siswa SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan menganggap
matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan.
3. Proses

pembelajaran

yang

kurang

menunjang

siswa

untuk

mengekspresikan kemampuan komunikasi matematika yang dimiliki oleh
siswa tersebut.
4. Siswa kurang mampu menjelaskan algoritma penyelesaian dari soal-soal
lingkaran dengan bahasanya sendiri.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus
mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada kemampuan komunikasi Matematik siswa pada sub pokok bahasan
lingkaran di kelas VIII SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 MEDAN tahun
pelajaran 2011/2012 dan strategi pembelajaran yang diterapkan dibatasi pada
strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
1.4 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari pokok bahasan
lingkaran di kelas VIII SMP Swasta St. Thomas 3 Medan tahun ajaran
2011/2012?

2.

Upaya – upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan komunikasi
matematika siswa pada pokok bahasan lingkaran di SMP Swasta St. Thomas
3 Medan?

3.

Bagaimana proses meningkatkan komunikasi matematika siswa di SMP
Swasta St. Thomas 3 Medan pada pokok bahasan lingkaran?

11

4.

Apakah ada peningkatan komunikasi matematika siswa SMP Swasta St.
Thomas 3 Medan pada pokok bahasan lingkaran pada setiap siklus?

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu
penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan-batasannya tentang objek yang
diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan
dengan menerapkan strategi pembelajaran Think–Pair-Share.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a) Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar
sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.
b) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas.
c) Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
Guru dapat memperoleh suatu variasi strategi pembelajaran yang lebih
efektif dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
Sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta memperoleh masukan untuk proses pembelajaran berikutnya.
4. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pegangan pada pembelajaran matematika yang kelak dapat
diterapkan saat telah terjun di lapangan.

80

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :
1.

Adapun letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal keliling dan luas
lingkaran setelah akhir siklus II adalah (1) masih ada siswa yang kurang
mampu memahami unsure-unsur lingkaran, (2) masih ada siswa yang
kurang mampu menyelesaikan soal-soal berbentuk cerita, (3) masih ada
siswa yang kurang teliti menyelesaikan operasi perhitungan.

2. Pada siklus II komunikasi matematika siswa meningkat hal ini karena
siswa diajak untuk lebih berpartisipasi atau berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan mengadakan pendekatan kepada siswa dengan
membantu siswa dalam menyelesaikan soal yang tidak dimengerti dengan
cara

menuntunnya

yang

pada

akhirnya

siswa

menjadi

bisa

menyelesaikannya.
3. Dari hasil analisis data pada Siklus I diperoleh nilai rata–rata tes
kemampuan komunikasi siswa di kelas VIII-2 SMP Swasta St. Thomas 3
Medan adalah 58,58 dengan banyak siswa yang mampu mencapai nilai ≥
65 adalah 24 orang (61,53%) dan banyak siswa yang mempunyai nilai <
65 adalah sebanyak 15 orang (38,46%). Sedangkan berdasarkan hasil
analisis data pada Siklus II pada kelas yang sama dengan banyak siswa
yang tetap yaitu 39 orang setelah Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika II dilaksanakan ternyata terjadi peningkatan yaitu banyak
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 bertambah menjadi 34 orang (87,17%)
sedangkan banyak siswa yang memperoleh nilai < 65 menjadi lebih sedikit
yaitu 5 orang (12,82%) dan nilai rata–rata seluruh siswa adalah 84,35. Ini
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Think-Pair-Share dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa SMP Swasta St.

81

Thomas 3 Medan dan berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal telah
mencapai target.
4. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan menerapkan
strategi pembelajaran think-pair-share dapat dikatakan termasuk kategori
baik dengan skor

2,59. Observer melakukan observasi pada saat

pembelajaran berlangsung sehingga observer mengamati secara langsung.
Hal ini dilakukan supaya peneliti tahu untuk mengubah sistem
pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih baik supaya pembelajaran
menyenangkan dan siswa senang dalam belajar matematika.
5. Penerapan Strategi Pembelajaran think-pair-share dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas VIII-2 SMP Swasta St.
Thomas 3 Medan, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II
dilaksanakan.

1.2

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian,

maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1.

Kepada guru matematika khususnya di SMP Swasta St. Thomas 3
Medan, disarankan agar memperhatikan kemampuan komunikasi
matematik siswa dan melibatkan peran akitf siswa dalam proses belajar
mengajar sehingga kemampuan komunikasi matematika siswa akan
berkembang dan selalu membuat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang
bertujuan lebih melatih siswa dalam menjawab soal.

2.

Kepada siswa di SMP Swasta St. Thomas 3 Medan disarankan supaya
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dalam mengemukakan
pendapat maupun menjawab soal dan berani

bertanya hal-hal yang

kurang dipahami kepada guru.
3.

Kepada Kepala Sekolah SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, supaya
dapat mengkoordinasikan kepada para guru apabila memungkinkan

82

supaya menerapkan strategi pembelajaran Think-Pair-Share untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa .
4.

Kepada

peneliti

lanjutan

apabila

ingin

menggunakan

strategi

pembelajaran Think-Pair-Share, Model TPS ini memerlukan keaktifan
siswa untuk berdiskusi sehingga diperlukan perhatian lebih dari peneliti
untuk memotivasi dan membimbing siswa jika siswa aktif dan
berpartisipasi dalam pembelajaran maka model ini akan berjalan dengan
baik pada materi ataupun subbahasan yang lain. Dan membuat soal
dengan jawaban yang bervariasi tujuannya untuk mengajak siswa lebih
aktif.

ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan

pertimbangan untuk dikembangkan pada penelitian yang selanjutnya,
sebagai upaya kecil para calon guru untuk memperbaiki kualitas
pendidikan khususnya mata pelajaran matematika.

83

DAFTAR PUSTAKA
Admin.2008.MengajarkanMatematika,http://malamindah.ooowebhost.info/?cat=3
(Acessed 05 Juni 2008).
Ansari,B.2009. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Jakarta : Pena .
Arikunto, S.2002. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Bambang,R.2008. Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika,
http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilankomunikasi-matematika.html. (Acsessed 7 November 2008).
Fathoni, A. 2007. Bahasa Matematika
http//rbaryans.worpress.com/2007/05/30/komunikasi-dalammatematika.html (Acsessed 15 mei 2008).
FMIPA UNIMED.2009. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian Kependidikan, FMIPA, Medan.
Freire, Paulo.2006. Guru Demokratis, www.pikiran-rakyat.com (Acsessed 14 july
2008).
KTSP,2007. http://www.dikmanum.go.id/dataapp/kurikulum/4
November 2008).

(Acsessed

8

Kurniawan. 2008. Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Lie, A .2002 . Cooperative Learning, Penerbit Grasindo, Jakarta .
Lubis, Asrin.2006. Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika. FMIPA. Universitas Negeri Medan, Medan.
Mulyono,Abdurrahman.2003. Pendidikan bagi Anak Kesulitan Belajar.Jakarta :
Rineka Cipta
NCTM .2007. www.komunikasimatematika.com (Acssesed 10 juni 2008)
Nuniek Avianti Agus, 2008. Mudah Belajar Matematika untuk SMP /MTs .Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Puskur Balitbang. 2007. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).Jakarta.
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika . Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia.

84

Suyadi .2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas .Yokyakarta : Diva Press.
Tim Pelatih Proyek PGSM.1999, Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud, Jakarta.

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 28 79

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 72

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD)DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIII SMP SANTO THOMAS TOTOKARTO ADILUWIH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 58

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 5 93

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13

PEMANFAATAN STRATEGI PERMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAWAKAN ACARA PADA SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 1 BANDAR LAMPUNG (Rauhati)

0 0 12

PENERAPAN METODE DISKUSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 TABANAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 1 7

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK BAGI SISWA KELAS V SDI TARAWAJA TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

1 2 11