PERANAN OSWALD SIAHAAN DALAM PERTEMPURAN LAUT SIBOLGA TAHUN 1947.

(1)

PERANAN OSWALD SIAHAAN DALAM PERTEMPURAN LAUT

SIBOLGA TAHUN 1947

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Mempertahankan Skripsi

Oleh:

REFNIDA SARI EKA PUTRI NIM. 309321037

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Refnida Sari Eka Putri, Nim 309321037, “Peranan Oswald Siahaan Dalam Pertempuran Laut Sibolga Tahun 1947. Skripsi S1. Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan Kota Sibolga sebelum terjadinya pertempuran laut tahun 1947 dan latar belakang berdirinya ALRI di Kota Sibolga serta mengetahui peranan Oswald Siahaan dalam pertempuran laut Sibolga tahun 1947 di Kota Sibolga. Untuk memperoleh data dilakukan penelitian lapangan dengan mengunakan metode field research yaitu dengan mencari dan mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawacara dan observasi lapangan.

Hasil penelitian ini berisi tentang gambaran Kota Sibolga sebelum terjadinya pertempuran laut tahun 1947 merupakan sebuah Kota yang ramai didatangi oleh para pedagang dari Luar negeri untuk melakukan kegiatan perdagangan di pelabuhan Sibolga. Sejarah pembentukan ALRI di Kota Sibolga pada awalnya didirikan oleh anggota Kaigun Heiho setempat untuk menjaga keamanan Kota Sibolga dari para penjajah sesaat setelah Proklamasi kemerdekaan dengan nama (Badan Keamanan Rakyat) BKR laut, kemudian berganti nama menjadi (Tentara Keamanan Rakyat) TKR laut selanjutnya menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) laut. Pada tanggal 5 Mei 1946 TRI laut diresmikan oleh pemerintah pusat menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Bertugas sebagai Komandan yang memimpin pasukannya dalam melawan penjajahan Belanda yang berusaha Menduduki Kota Sibolga adalah Oswald Siahaan. Ia memiliki peran besar dalam ALRI Sibolga, diantaranya adalah pendiri BKR yang menjadi ALRI di Sibolga dan berhasil memimpin pasukannya dalam pertempuran melawan Belanda, sampai akhirnya Ia gugur ketika mempertahankan daerah kekuasaannya dari penjajahan Belanda.


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Oswald Siahaan Dalam Pertempuran Laut Sibolga tahun 1947”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kekurangan, terutama kurangnya pengalaman menulis dalam penyusunan karya ilmiah serta keterbatasan pengetahuan, namum demikian berkat bantuan dan bimbingan Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan nasehat sehingga skripsi ini dapat terwujud sebagaimana mestinya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta staf-stafnya yang telah membantu kelancaran urusan akademik maupun administrasi selama menjalani perkuliahan.

2. Bapak Dr. H. Restu MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.

3. Ibu Dra. Lukitaningsih M.Hum, selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan sekaligus sebagai dosen penguji.

4. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis M.Si, selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah. 5. Ibu Dra. Syarifah, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi.

6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen penguji skripsi.


(6)

8. Seluruh dosen-dosen dan staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah, terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah kalian berikan kepada penulis, selaku mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah.

9. Teristimewa kepada Orang Tua Penulis, Ayahanda Syariful Khairi Lubis dan Ibunda Suraida Hannum Batubara yang penulis cintai dan sayangi. Terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah memberikan doa, semangat, motivasi serta dukungan moril dan materil kepada penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi dan akhirnya penulis mendapat gelar sarjana. Semoga Ayahanda dan Ibunda dalam lindungan dan limpahan berkah dari Allah SWT, dan semoga selalu diberikan kemudahan rezeki, kesehatan dan umur yang berkah. Amin Ya Rabbal Alamin.

10.Terima kasih kepada kakak, abang dan adik-adik penulis, Eva Ratna, Evi Pebriani, Ratna Sari Dewi, Abdul Halim, Asminar Dwi Putri, Putra Aris Pratama, Rasma Yanti, Indah Gusmaini dan Fadilah Azizi Walrahmah.

11.Terima kasih kepada keluarga besar penulis yang selama ini selalu memberikan motivasi baik berupa moral dan moril demi terwujudnya penulisan skripsi penelitian ini.

12.Terima kasih kepada Alfian Syaputra Tanjung, yang telah memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa kepada penulis.

13.Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis, Nur Hikmah, Margareth, Risma, Tia, Ayu, Wilda, Rita, Kartika, Muisah, Lisda, Riska, Pidia, Tari, Lili, Hapri, Indra, Said, Asril, yang selama ini telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Terima kasih kepada kakak dan abang stambuk, Mulyani Sabatini, Siti Khadijah, abang Ramadhan Julianto, Ater Budiman, Hendri Dalimunthe, Ikhsan Syuhada.


(7)

15.Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan A/B Ekstensi 2009.

16.Terima kasih kepada teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Kotarih, Sri Pratiwi, Nirwanda Syaputra, Yusrizal, M. Ardi, Suryani, Neni Fauziah, Zafri Zaldi.

17.Terima kasih kepada narasumber Bapak Basar Siahaan, Abang Michael Siahaan, Bapak T. Samosir, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

18.Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis, Saidah Rumora, Yuna Febriani, Mawar Dewi, Fauza A mulia, Rasyid, Harun.

Medan November 2013 Penulis

REFNIDA SARI EKA PUTRI NIM. 309321037


(8)

(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu mempesona, Sibolga juga dikenal sebagai tempat perdagangan antar pulau. Hal ini didukung dengan adanya pelabuhan Samudera yang menjadi fasilitas pelayaran pengangkutan barang dan penumpang yang menjadi penghubung antara satu pulau dengan pulau yang lain, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapal-kapal usaha perikanan laut lengkap dengan dermaga pelabuhannya. Sehingga hal inilah yang menjadi prioritas utama dalam mengisi pembangunan Kota Sibolga pada masa ini.

Pada masa pendudukan Jepang, Sibolga juga merupakan kota yang ramai didatangi para pedagang yang berasal dari luar daerah bahkan dari luar negeri. Pada masa itu, Pelabuhan Sibolga juga sudah berfungsi dengan baik, yaitu sebagai tempat transaksi perdagangan antara para pedagang setempat dengan pedagang yang berasal dari luar daerah.

Ketika Jepang menduduki Sibolga, Jepang membangun benteng-benteng pertahanan yang bertujuan untuk mengantisipasi serangan-serangan dari sekutu. Sementara itu di bidang sumber daya manusia, Jepang memperkuat militernya dengan merekrut pemuda-pemuda pribumi yang tergabung dalam beberapa badan semi kemiliteran. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (Nihon Kaigun) membentuk organisasi Kaigun Heiho (Prajurit Pembantu AL). Untuk tujuan tersebut, AL Jepang mendirikan sekolah-sekolah pembantu AL dan pelayaran serta galangan-galangan kapal. Inisiatif Jepang tersebut mendapat reaksi positif dari para pemuda


(11)

dan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia. Ratusan pemuda yang berminat menjadi pelaut dan marinir mendatangi pusat-pusat perekrutan AL pada tahun 1943.

Para pemuda Indonesia yang menjadi anggota Kaigun Heiho umumnya tidak mengetahui situasi peperangan di Pasifik, karena Jepang melakukan sensor ketat terhadap pemberitaan di media massa. Pihak Jepang sesungguhnya tengah kesulitan menghadapi tekanan militer sekutu yang kian hebat sejak tahun 1943. Bahkan memasuki awal tahun 1945, negeri induk Jepang telah terkepung bala tentara sekutu. Perang Pasifik mencapai klimaksnya ketika sekutu menjatuhkan bom atom di dua kota industri utama Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, yang memaksa Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

Para anggota Kaigun Heiho di Sibolga pun mulai bertanya-tanya ketika melihat kesibuka tentara Jepang di markas mereka, yang menandakan sesuatu yang besar tengah terjadi. Dan mereka terlihat semakin bingung ketika mereka mengetahui persenjataan mereka yang berada di kapal dan di pangkalan mulai dilucuti. Jawaban yang jelas baru muncul tanggal 12 Agustus 1945, ketika seluruh anggota Kaigun Heiho dikumpulkan oleh perwira AL Jepang dan diberikan informasi bahwa perang telah selesai dan mereka diperbolehkan pulang ke kampung masing-masing. Setelah “apel perpisahan” tersebut, salah seorang anggota Kaigun Heiho, yaitu Oswald Siahaan, dipanggil menghadap komandan batalyonnya (perwira Jepang) dan mengatakan bahwa mereka telah kalah melawan sekutu, untuk selanjutnya kekuasaan diserahkan kepada Pemerintah Sibolga.

Para mantan anggota Kaigun Heiho Sibolga, kemudian membongkar gudang senjata Angkatan Laut Jepang dan mengambil seluruh persenjataan dari gudang tempat penyimpanan senjata Jepang. Keesokan harinya seluruh senjata dan sekitar 16 peti amunisi diboyong ke Sibolga Julu. Semua itu menjadi modal awal para pejuang bahari dalam membentuk organisasi


(12)

kemiliteran ketika Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Berita Proklamasi 17 Agustus sesungguhnya telah diketahui oleh masyarakat Sibolga melalui radio dan berita selengkapnya mengenai langkah-langkah awal yang harus diambil pasca Proklamasi diterima tanggal 22 Agustus 1945.

Instruksi mengenai upaya pemulihan dan pengambil-alihan situasi keamanan di Sibolga diterima dari utusan BKR Pusat Jakarta, yaitu Hadely Hasibuan. Setelah berkonsolidasi, para mantan anggota jawatan pelayaran, Gyugun-Heiho, KNIL dan sebagainya, lalu pada bulan Oktober 1945 mereka membentuk BKR Laut Sibolga.

BKR Laut Sibolga pada tanggal 15 November 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut dan tanggal 5 Oktober 1945 mengenai pembentukan TKR sebagai organisasi militer. Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1946 TKR Laut kembali berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Laut dan Oswald Siahaan menjadi Letnan II sebagai Komandan Kompi II. Oswald Siahaan adalah seorang mantan anggota Kaigun Heiho (sekolah Prajurit Angkatan Laut Jepang).

Kemudian pemerintah mengganti TRI Laut menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Pangkalan Sibolga. Memasuki bulan Maret 1947, dilakukan reorganisasi ALRI Pangkalan Sibolga menjadi ALRI Pangkalan Besar Sibolga yang membawahi Pangkalan A Sibolga. Pangkalan A merupakan kesatuan setingkat batalyon yang bertanggung jawab atas keamanan di sekitar Pelabuhan Sibolga.

Pada tahun 1946 Belanda yang membonceng pasukan Sekutu (Inggris), bermaksud mengembalikan kekuasaan Hindia-Belanda, telah memancing perlawanan dari pihak Indonesia. Para anggota TKR, laskar dan badan perjuangan menggelar sejumlah penyergapan serta penyerangan terhadap pasukan Sekutu. Di Sumatera Utara, daerah perjuangan tersebut, dikenal


(13)

sebagai Medan Area. Pertempuran Medan Area terus berlanjut hingga penyerahan tongkat komando keamanan dari Sekutu kepada Belanda pada tahun 1946, dan setelah itu para pejuang harus berhadapan langsung dengan kekuatan militer Belanda.

Di kota Sibolga sendiri, keadaan kian memanas ketika Belanda mulai memasuki perairan Kota Sibolga tanpa izin. Hal ini tentu saja menimbulkan fikiran negatif bagi setiap penduduk kota Sibolga terutama para anggota ALRI, dikarenakan Belanda memasuki Kota Sibolga memalui perairan dengan membawa sebuah kapal perang.

Residen Tapanuli yaitu Dr. Ferdinand Lumbantobing memberikan peringatan kepada pimpinan kapal perang Belanda agar segera meninggalkan perairan Kota Sibolga secepatnya. Namun ternyata peringatan itu tidak ditanggapi oleh Belanda, melihat situasi yang seperti ini, para anggota ALRI pun tidak tinggal diam.

Dari uraian diatas yang dijadikan sebagai dasar pemikiran, maka peneliti tertarik untuk meneliti “PERANAN OSWALD SIAHAAN DALAM PERTEMPURAN LAUT SIBOLGA TAHUN 1947”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Keadaan Sibolga sebelum pertempuran 1947

2. Latar belakang berdirinya Angkatan Laut Republik Indonesia di Sibolga 3. Peranan Oswald Siahaan dalam pertempuran laut sibolga


(14)

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keadaan sibolga sebelum terjadinya pertempuran laut Sibolga tahun 1947 ? 2. Bagaimana latar belakang berdirinya Angkatan Laut Republik Indonesia di Sibolga ? 3. Bagaimana peranan Oswald Siahaan dalam Pertempuran Laut Sibolga tahun 1947 ? 1.5 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan Sibolga sebelum terjadinya pertempuran laut Sibolga tahun 1947 2. Untuk mengetahui peranan Oswald Siahaan dalam pertempuran laut Sibolga tahun 1947 1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Peneliti, dapat memahami secara komprehensif Peranan Oswald Siahaan dalam

Pertempuran Laut Sibolga

2. Bagi guru, sebagai referensi dalam mengajar sejarah lokal

3. Bagi Masyarakat, sebagai tambahan literatur sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pertempuran laut sibolga tahun 1947

4. Bagi pemerintah, bahan pertimbangan Pengajaran Sejarah lokal disekolah

5. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang memiliki objek yang sama untuk hasil penelitian yang lebih baik

6. Bagi UNIMED, menambah perbendaharaan penulisan karya ilmiah 7. Dapat menjadi referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan

1. Pada masa sebelum terjadinya pertempuran laut Sibolga tahun 1947, Sibolga dikenal sebagai kota yang aktif dalam kegiatan export-Import dengan pedagang luar negeri karena pelabuhan Sibolga sangat ramai dikunjumgi oleh kapal-kapal, baik kapal dari luar maupun dalam negeri. Sebagian besar penduduk kota Sibolga memiliki mata pencaharian dengan memanfaatkan hasil laut, namun ada juga yang bertani dan sebagainya, hasil dari pencaharian inilah yang kemudian dijual, baik kepada masyarakat lain maupun ke pedagang asing. Masyarakat setempat banyak yang menggantungkan perekonomian nya dengan memanfaat kan pelabuhan untuk menjual hasil bumi ke pedagang asing.

2. Pembentukan ALRI di Kota Sibolga diawali dengan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut Sibolga diawali sejak di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia di Sibolga. BKR ini telah beberapa kali mengalami perubahan. Dari BKR kemudian berganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut pada tanggal 11 September 1945. Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1945 TKR Laut berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Laut. Kemudian Pemerintah Republik Indonesia ditetapkan menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). ALRI di Kota Sibolga diresmikan pada tanggal 05 Mei 1946 di Sibolga. Fungsi ALRI di Sibolga adalah untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan Kota Sibolga dari negara-negara asing yang ingin masuk dan menjajah Kota Sibolga.

3. Oswald Siahaan adalah seorang Komandan Angkatan Laut. Beliau berperan dalam pembentukan ALRI di Kota Sibolga. Oswald Siahaan berinisiatif untuk mengumpulkan rekan-rekannya dan membuat suatu organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan


(16)

di Kota Sibolga. Organisasi inilah yang kemudian menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia setelah diresmikan oleh pemerintak pusat. Selain itu, Oswald Siahaan juga memiliki peran penting daalam pertempuran yang terjadi di Sibolga pada tahun 1947. Dalam pertemputan tersebut beliau ikut berperang melawan Belanda dan bertugas sebagai pemimpin. Oswald Siahaan memimpin pasukannya dengan jiwa satria dan semangat yang tinggi. Dan ditahun berikutnya, Belanda kembali menyerang Kota Sibolga dengan meluncurkan serangan dari darat, laut dan udara. Dalam pertempuran ini Oswald Siahaan juga bertugas sebagai seorang Komandan dan memimpin pasukannya dalam perang melawan Belanda. Oswald Siahaan gugur dalam perang melawan Belanda yang mencoba menguasai Sibolga. Oswald Siahaan gugur pada tanggal 29 Desember 1948 dan di kuburkan pada tanggal 30 Desember 1948 di Poriaha.

1.2.Saran

1. Kepada generasi muda Sibolga sudah serausnya kita mencontoh semangat dan keberanian dari seorang Oswald Siahaan yang berani mati demi mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajah. Oswald Siahaan masih berusia 15 tahun ketika diangkat menjadiseorang komandan pasukan perang, usia yang masih sangat muda untuk ukuran seorang pemimpin, tetapi karena memang darah kepemimpinan, kebijaksanaan serta keberanian luar biasa yang ada dalam dirinya lah yang menjadikannya layak untuk menjadi seorang pemimpin.

Oswald Siahaan hanya dilahirkan dari rahim seorang wanita yang biasa-biasa saja, ibunya hanya seorang penjual gorengan dan tidak tahu baca tulis. Tetapi dia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh ibu-ibu yang lain, dia mampu mendidik anaknya menjadi seorang pejuang, pejuang yang berani mati dalam membela dan mempertahankan


(17)

tanah air nya dari para penjajah. Sudah saat nya kita sebagai generasi muda harus bangkit dan melanjutkan perjuangan para pejuang kita dalam memajukan negara Indonesia tercinta.

2. Kepada Pemerintah, sudah selayak nya para pejuang laut mendapatkan posisi yang sama dengan para pejuang darat. Karena dalam mempertahankan kemedekaan, pertempuaran laut dan pertempuran darat sama hebatnya. Jadi sudah sepantas nya para pejuang laut menjadi pahlawan nasional. Kebanyakan pahlawan nasional yang diangkat kebanyakan berasal dari pejuang-pejuang darat. Sementara masih banyak pejuang-pejuang yang berjuang dilaut terlupakan dan tidak dikenal oleh para generasi muda.


(18)

Daftar Pustaka

Nasution, A. H. 1954. Pokok-Pokok Gerilja. Jakarta. Perdana Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Ombak

Soekanto, Soejono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Grafindo Persada Simanjuntak. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia Jusuf, Sudono. 1971. Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut. Jakarta.

Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi TNI. 2000. Sejarah TNI Jilid I

Sentosa, A Jaka. 2006. Perjuangan Laskar Laut Sibolga Dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI. USU Press


(1)

sebagai Medan Area. Pertempuran Medan Area terus berlanjut hingga penyerahan tongkat komando keamanan dari Sekutu kepada Belanda pada tahun 1946, dan setelah itu para pejuang harus berhadapan langsung dengan kekuatan militer Belanda.

Di kota Sibolga sendiri, keadaan kian memanas ketika Belanda mulai memasuki perairan Kota Sibolga tanpa izin. Hal ini tentu saja menimbulkan fikiran negatif bagi setiap penduduk kota Sibolga terutama para anggota ALRI, dikarenakan Belanda memasuki Kota Sibolga memalui perairan dengan membawa sebuah kapal perang.

Residen Tapanuli yaitu Dr. Ferdinand Lumbantobing memberikan peringatan kepada pimpinan kapal perang Belanda agar segera meninggalkan perairan Kota Sibolga secepatnya. Namun ternyata peringatan itu tidak ditanggapi oleh Belanda, melihat situasi yang seperti ini, para anggota ALRI pun tidak tinggal diam.

Dari uraian diatas yang dijadikan sebagai dasar pemikiran, maka peneliti tertarik untuk meneliti “PERANAN OSWALD SIAHAAN DALAM PERTEMPURAN LAUT SIBOLGA TAHUN 1947”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Keadaan Sibolga sebelum pertempuran 1947

2. Latar belakang berdirinya Angkatan Laut Republik Indonesia di Sibolga 3. Peranan Oswald Siahaan dalam pertempuran laut sibolga


(2)

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keadaan sibolga sebelum terjadinya pertempuran laut Sibolga tahun 1947 ? 2. Bagaimana latar belakang berdirinya Angkatan Laut Republik Indonesia di Sibolga ? 3. Bagaimana peranan Oswald Siahaan dalam Pertempuran Laut Sibolga tahun 1947 ? 1.5 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan Sibolga sebelum terjadinya pertempuran laut Sibolga tahun 1947 2. Untuk mengetahui peranan Oswald Siahaan dalam pertempuran laut Sibolga tahun 1947 1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Peneliti, dapat memahami secara komprehensif Peranan Oswald Siahaan dalam

Pertempuran Laut Sibolga

2. Bagi guru, sebagai referensi dalam mengajar sejarah lokal

3. Bagi Masyarakat, sebagai tambahan literatur sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pertempuran laut sibolga tahun 1947

4. Bagi pemerintah, bahan pertimbangan Pengajaran Sejarah lokal disekolah

5. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang memiliki objek yang sama untuk hasil penelitian yang lebih baik

6. Bagi UNIMED, menambah perbendaharaan penulisan karya ilmiah 7. Dapat menjadi referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan

1. Pada masa sebelum terjadinya pertempuran laut Sibolga tahun 1947, Sibolga dikenal sebagai kota yang aktif dalam kegiatan export-Import dengan pedagang luar negeri karena pelabuhan Sibolga sangat ramai dikunjumgi oleh kapal-kapal, baik kapal dari luar maupun dalam negeri. Sebagian besar penduduk kota Sibolga memiliki mata pencaharian dengan memanfaatkan hasil laut, namun ada juga yang bertani dan sebagainya, hasil dari pencaharian inilah yang kemudian dijual, baik kepada masyarakat lain maupun ke pedagang asing. Masyarakat setempat banyak yang menggantungkan perekonomian nya dengan memanfaat kan pelabuhan untuk menjual hasil bumi ke pedagang asing.

2. Pembentukan ALRI di Kota Sibolga diawali dengan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut Sibolga diawali sejak di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia di Sibolga. BKR ini telah beberapa kali mengalami perubahan. Dari BKR kemudian berganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut pada tanggal 11 September 1945. Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1945 TKR Laut berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Laut. Kemudian Pemerintah Republik Indonesia ditetapkan menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). ALRI di Kota Sibolga diresmikan pada tanggal 05 Mei 1946 di Sibolga. Fungsi ALRI di Sibolga adalah untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan Kota Sibolga dari negara-negara asing yang ingin masuk dan menjajah Kota Sibolga.

3. Oswald Siahaan adalah seorang Komandan Angkatan Laut. Beliau berperan dalam pembentukan ALRI di Kota Sibolga. Oswald Siahaan berinisiatif untuk mengumpulkan rekan-rekannya dan membuat suatu organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan


(4)

di Kota Sibolga. Organisasi inilah yang kemudian menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia setelah diresmikan oleh pemerintak pusat. Selain itu, Oswald Siahaan juga memiliki peran penting daalam pertempuran yang terjadi di Sibolga pada tahun 1947. Dalam pertemputan tersebut beliau ikut berperang melawan Belanda dan bertugas sebagai pemimpin. Oswald Siahaan memimpin pasukannya dengan jiwa satria dan semangat yang tinggi. Dan ditahun berikutnya, Belanda kembali menyerang Kota Sibolga dengan meluncurkan serangan dari darat, laut dan udara. Dalam pertempuran ini Oswald Siahaan juga bertugas sebagai seorang Komandan dan memimpin pasukannya dalam perang melawan Belanda. Oswald Siahaan gugur dalam perang melawan Belanda yang mencoba menguasai Sibolga. Oswald Siahaan gugur pada tanggal 29 Desember 1948 dan di kuburkan pada tanggal 30 Desember 1948 di Poriaha.

1.2.Saran

1. Kepada generasi muda Sibolga sudah serausnya kita mencontoh semangat dan keberanian dari seorang Oswald Siahaan yang berani mati demi mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajah. Oswald Siahaan masih berusia 15 tahun ketika diangkat menjadiseorang komandan pasukan perang, usia yang masih sangat muda untuk ukuran seorang pemimpin, tetapi karena memang darah kepemimpinan, kebijaksanaan serta keberanian luar biasa yang ada dalam dirinya lah yang menjadikannya layak untuk menjadi seorang pemimpin.

Oswald Siahaan hanya dilahirkan dari rahim seorang wanita yang biasa-biasa saja, ibunya hanya seorang penjual gorengan dan tidak tahu baca tulis. Tetapi dia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh ibu-ibu yang lain, dia mampu mendidik anaknya menjadi seorang pejuang, pejuang yang berani mati dalam membela dan mempertahankan


(5)

tanah air nya dari para penjajah. Sudah saat nya kita sebagai generasi muda harus bangkit dan melanjutkan perjuangan para pejuang kita dalam memajukan negara Indonesia tercinta.

2. Kepada Pemerintah, sudah selayak nya para pejuang laut mendapatkan posisi yang sama dengan para pejuang darat. Karena dalam mempertahankan kemedekaan, pertempuaran laut dan pertempuran darat sama hebatnya. Jadi sudah sepantas nya para pejuang laut menjadi pahlawan nasional. Kebanyakan pahlawan nasional yang diangkat kebanyakan berasal dari pejuang-pejuang darat. Sementara masih banyak pejuang-pejuang yang berjuang dilaut terlupakan dan tidak dikenal oleh para generasi muda.


(6)

Daftar Pustaka

Nasution, A. H. 1954. Pokok-Pokok Gerilja. Jakarta. Perdana Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Ombak

Soekanto, Soejono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Grafindo Persada Simanjuntak. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia Jusuf, Sudono. 1971. Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut. Jakarta.

Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi TNI. 2000. Sejarah TNI Jilid I

Sentosa, A Jaka. 2006. Perjuangan Laskar Laut Sibolga Dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI. USU Press