ANALISIS LINE BALANCING PRODUKSI KAIN RYP2029 PADA DEPARTEMEN WEAVING II PT. KUSUMAHADI SANTOSA

(1)

commit to user

ANALISIS LINE BALANCING PRODUKSI KAIN RYP2029 PADA

DEPARTEMEN WEAVING II PT. KUSUMAHADI SANTOSA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ahli Madya Ekonomi Diploma III pada Jurusan Manajemen Industri Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Ignatius Doddy Wijayanto

F3508077

PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN INDUSTRI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS LINE BALANCING PRODUKSI KAIN RYP 2029 PADA DEPARTEMEN WEAVING II PT.KUSUMAHADI SANTOSA

       

Surakarta, 29 Juli 2011

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

REZA RAHARDIAN, SE, Msi NIP. 19740609 200012 1 001


(3)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS LINE BALANCING PRODUKSI KAIN RYP 2029 PADA DEPARTEMEN WEAVING II PT.KUSUMAHADI SANTOSA

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Industri, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Sebelas Maret,

Surakarta.

Surakarta, 29 Juli 2011

Drs. Karsono, Msi (...) NIP. 19600108 198601 1 001 Penguji

Reza Rahardian, SE, MSi (...) NIP. 19740609 200012 1 001 Pembimbing


(4)

commit to user

MOTTO

“ Sebuah tuj uan tanpa perencanaan hanya menj adi harapan ” (penulis)

“ Sedikit pengetahuan disertai tindakan adalah lebih berharga daripada banyak pengetahuan namun tak ada tindakan apapun”

(Kahlil Gibran)

“ Mengetahui kekurangan diri kita sendiri adalah tangga buat mencapai cita-cita, berusahalah terus untuk mengisi kekurangan adalah keberanian yang

luar biasa” (Prof. Dr. Hamka)


(5)

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta yang telah memberikan do’a, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan dan kebahagiaan yang begitu indah dalam hidupku.

2. Kakak-kakakku, terima kasih atas dukungan, bantuan dan do’a yang selalu mengiringi setiap langkahku.

3. Segenap Tim Harmony Monster Skutik Solo dan Izzmaspeed yang telah memberikan semangat, dukungan dan do’a sehingga menjadi cambuk dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

4. Teman-temanku Ingga, Kanthi, Galih Adi, Sholeh, Rizky, Heri dan yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu semoga tetap kompak selalu.

5. Teman-teman Manajemen Industri angkatan ’08, terima kasih atas kebersamaan, keceriaan dan kekompakannya selama ini, kalian adalah yang terbaik.


(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir dengan judul “Analisis Line Balancing Produksi Kain RYP 2029 Pada Departemen Weaving II PT.Kusumahadi Santosa ” ini disusun dengan maksud untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.md).

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan penulis dalam menyusun tugas akhir ini, maka tidak mudah bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini tanpa bantuan dari banyak pihak. Akhirnya penulis menyampaikan ungkapan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro. selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu. Sinto Sunaryo SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Industri, Diploma III, Fakultas Ekonomi , Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Sinto Sunaryo SE, MSi. selaku pembimbing akademik, yang telah menyediakan waktu untuk membimbing penulis sehingga tugas akhir ini selesai sesuai rencana.


(7)

commit to user

4. Bapak Reza Rahardian, SE, MSi selaku pembimbing tugas akhir. Sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan, ketenangan dan kesabaran beliau yang luar biasa selama memberikan bimbingan, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan sesuai rencana penulis. 5. Bapak Edi selaku Manager Personalia PT. Kusumahadi Santosa, yang

telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan magang kerja di PT. Kusumahadi Santosa.

6. Bapak Ndondon selaku Manager Weaving 1 dan 2 PT. Kusumahadi Santosa.

7. Ibu Setiyowati selaku Ka.Sie. Adm dan QC Weaving 1 dan 2 atas bimbingan dan bantuannya dalam mencarikan data.

8. Bapak dan Ibu selaku staff dan karyawan di Departemen Weaving 2 yang telah membantu penulis dalam pencarian data.

9. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bentuk bantuan dan amal baik dari seluruh pihak diatas mendapatkan balasan pahala yang lebih besar dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis juga berharap adanya sumbang, saran maupun kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tugas akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang sedang menuntut ilmu.

Surakarta, 12 juli 2011


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN . ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6


(9)

commit to user

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Layout Fasilitas Produksi ... 12

B. Keseimbangan Lini ... 21

C. Efisiensi ... 27

BAB III. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 29

1. Gambaran umum PT.Kusumahadi Santosa ... 29

2. Tujuan PT.Kusumahadi Santosa ... 33

3. Lokasi PT.Kusumahadi Santosa ... 36

4. Lay Out PT.Kusumahadi Santosa ... 37

5. Aspek Personalia ... 39

6. Struktur Organisasi dan Job Description ... 43

7. Aspek Produksi ... 51

B. Laporan Magang Kerja ... 54

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ... 54

2. Kegiatan Magang Kerja ... 54

C. Analisis Efisiensi dan Pembahasan Masalah ... 56

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keterangan layout PT. Kusumahadi Santosa ... 38 Tabel 3.2 Jumlah tenaga kerja PT. Kusumahadi Santosa ... 40 Tabel 3.3 Jumlah tenaga kerja weaving II ... 40 Tabel 3.4 Urutan pekerjan dan waktu penyelesaiaan produksi kain

RYP 2029 Departemen weaving II ... 58 Tabel 3.5 Perhitungan keseimbangan lini menggunakan metode

Heuristik ... 63

                               


(11)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur pemikiran ... 10

Gambar 2.1 Diagram jaringan kerja ... 24

Gambar 2.2 Stasiun kerja dan elemen tugas ... 26

Gambar 3.1 Layout PT. Kusumahadi Santosa ... 37

Gambar 3.2 Struktur organisasi PT. Kusumahadi Santosa ... 45

Gambar 3.3 Flowchart departemen weafing II ... 51

Gambar 3.4 Jaringan kerja proses produksi kain RYP 2029 ... 59

Gambar 3.5 Stasiun kerja weaving II ... 62


(12)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang Lampiran 2. Surat Pernyataan

Lampiran 3. Lembar Penilaian Magang Lampiran 4. Contoh Kain


(13)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan untuk masyarakat, dengan cara menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut. Dengan pemenuhan kebutuhan tersebut perusahaan berharap tujuannya dapat terpenuhi. Sedangkan organisasi merupakan suatu bentuk kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama, yang mengacu pada suatu lembaga (institusi) atau kelompok fungsional Sabardi ( 2001).

Dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan haruslah dapat mengorganisasikan sumber daya, baik uang, bahan, tenaga kerja, mesin, peralatan, waktu secara efektif dan efisien. Secara umum pengertian efektif adalah dengan sumber daya yang ada dapat diusahakan terjadinya peningkatan produktivitas, yang tentunya tidak mengabaikan kualitas produk atau output yang dihasilkan, sedangkan efisien berarti proses produksi yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dengan biaya yang relatif murah dan tepat waktu. Perkembangan globalisasi yang terjadi sekarang ini membawa pengaruh yang cukup besar kepada


(14)

commit to user

para pelaku industri. Keadaan ini mengharuskan perusahaan untuk dapat meningkatkan competition advantage dan mampu bersaing dengan perusahaan yang lain jika ingin tetap bertahan di dunia usaha. Khususnya pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk untuk dikonsumsi oleh orang lain. Adapun persaingan yang terjadi diantaranya adalah persaingan dalam kualitas produk, kemampuan dalam memasarkan produk, kemampuan dalam hal memproduksi dengan tepat waktu, serta persaingan harga produk. Pada perusahaan manufaktur proses produksi memerlukan adanya perencanaan dan pengawasan secara berlanjut dan terus menerus.

Perencanaan produksi dapat dapat meberikan kemudahan informasi dan pencapaian target plan yang akan dituju, misalnya jumlah bahan baku yang akan dipakai, tenaga kerja yang dibutuhkan, penggunaan mesin serta kualitas dan kuantitas produk. Kualitas dan kuatitas produksi merupakan perhatian serius sehingga memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik.

Di dalam perencanaan proses produksi salah satu hal yang penting adalah penempatan fasilitas produksi atau layout, yang memerlukan perencanaan dan pengaturan yang baik. Menurut Yamit ( 1998 ) mendefinisikan tata letak fasilitas pabrik adalah rencana pengaturan semua fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif.


(15)

commit to user

Perencanan layout yang baik haruslah efektif yang ditandai dengan jumlah stasiun kerja yang optimal, jumlah stasiun kerja dapat dihitung dengan analisis penyeimbangan lini (line balancing ), keseimbangan lini ( line balancing ) mampu memberikan tingkat efisiensi produktifitas kerja yang ditandai dengan jumlah kapasitas produksi, stasiun kerja yang dibuat, jadwal kerja, urutan kerja, mesin yang dipakai, sehingga dalam produksi tidak ada waktu penundaan yang dapat menimbulkan pemborosan waktu dan biaya produksi.

PT Kusumahadi Santosa yang berlokasi di JL. Raya Jaten Km. 9,4 Jaten, Karanganyar, Surakarta merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada bidang industri, yang memproduksi kain grey dengan bahan baku dari benang. Sifat perusahaan ini adalah job ordering, di mana perusahaan beroperasi atau melakukan proses produksi apabila menerima pesanan dari pihak lain maupun dari departemen lain dalam satu perusahaan. Dengan sifat itu tentunya perusahaan haruslah tanggap terhadap suatu pesanan atau pun dalam trend yang sedang terjadi. Bukan hanya tanggap dalam suatu pesanan dan trend yang sedang terjadi, melainkan perusahaan juga harus dapat mengatur dan menjadwal proses produksinya. Sehingga produk yang dihasilkan dapat dikerjakan dengan baik dan tentunya memenuhi waktu yang telah ditargetkan. Oleh karena itu,


(16)

commit to user

perusahaan dapatlah menggunakan suatu metode analisis dalam proses produksi kain RYP 2029 pada departemen weaving II, yaitu metode analisis line balancing. Dimana metode tersebut digunakan untuk membantu di dalam melakukan perencanaan, pengawasan proses produksi kain RYP 2029 supaya mendapatkan waktu kerja yang lebih efektif, penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan juga dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul

“ANALISIS LINE BALANCING PRODUKSI KAIN RYP 2029 PADA DEPARTEMEN WEAVING II PT. KUSUMAHADI SANTOSA.”

B. Rumusan Masalah

Penulisan rumusan masalah digunakan penulis sebagai acuan dalam rangka melakukan penelitian, masalah-masalah pokok yang mendorong penulis melakukan penelitian tentang penerapan analisis Line balancing pada PT Kusumahadi Santosa dalam pemenuhan pesanan di bagian Printing adalah :

1. Apakah layout fasilitas produksi yang digunakan pada departemen weaving II PT. Kusumahadi Santosa sudah efektif dan efisien berdasarkan dengan perhitungan menggunakan metode keseimbangan lini ?


(17)

commit to user

2. Berapa stasiun kerja yang efektif untuk memperoleh keseimbangan waktu kerja yang baik pada departemen weaving II PT. Kusumahadi Santosa ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan layout fasilitas

produksi kain RYP 2029 pada departemen weaving II berdasarkan dengan perhitungan menggunakan metode keseimbangan lini.

2. Untuk mengetahui jumlah stasiun kerja yang optimal untuk produksi kain RYP 2029 pada departemen weaving II PT. Kusumahadi Santosa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi PT. Kusumahadi Santosa, bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan akan memperoleh gambaran dan dapat mengetahui waktu serta kegiatan yang efisien dalam proses produksi pada PT. Kusumahadi Santosa.


(18)

commit to user

2. Kegunaan Praktis

a . Bagi Penulis

Penelitian yang dilakukan penulis pada PT. Kusumahadi Santosa ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :

1). Sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi yang berupa teori terutama yang berhubungan dengan penerapan masalah line balancing.

2) Penulis mendapatkan wawasan tentang arti pentingnya perencanaan bagi pelaksanaan aktivitas usaha terutama dalam menentukan efektifitas dan efektifitas waktu kegiatan produksi kain RYP 2029 .

b . Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pertimbangan pada perusahaan bahwa dengan menggunakan analisis line balancing proses produksi dapat mencapai efektivitas waktu penyelesaian. c . Bagi Peneliti Lain.

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tambahan informasi pada umumnya dan referensi bagi mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir pada khususnya.


(19)

commit to user

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan penulis yaitu penelitian kasus atau penelitian lapangan yang mendalam mengenai proses produksi kain RYP 2029, dalam hal ini pada departemen weaving II PT. Kusumahadi Santosa.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah tentang produksi kain RYP 2029 pada departemen weaving II PT. Kusumahadi Santosa, yang berlokasi di JL. Raya Jaten KM 9,4, Jaten, Karanganyar, Surakarta. Dalam hal ini desain kasus yang digunakan/ dilakukan dengan meneliti layout fasilitas produksi yang diterapkan dalam proses produksi kain RYP 2029.

3. Sumber Data

Penulis melakukan penelitian pada PT. Kusumahadi Santosa terutama pada departemen weaving II. Dalam penelitian tersebut penulis memperoleh beberapa data yang dikemas dalam suatu data sekunder. Di mana data sekunder adalah sebuah data yang diperoleh dari dari catatan dan data perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Beberapa data yang diperoleh yaitu : laporan produksi kain RYP 2029 pada departemen weaving II dan daftar sruktur organisasi perusahaan.


(20)

commit to user

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode pendokumentasian produksi kain RYP 2029. Pendokumentasian yang dilakukan peneliti ini, dilakukan dengan cara mendokumentasikan beberapa data yang diberikan oleh kepala seksi bagian produksi pada PT. Kusumahadi Santosa. Beberapa data yang diperoleh yaitu, alur proses produksi pada departemen weaving II dan data estimasi waktu. Pendokumentasian ini dimaksudkan untuk melengkapi penelitian dan untuk menambah pengetahuan bagi pihak lain.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis sebelum mengetahui waktu yang efisien dalam melakukan proses produksi pada PT. Kusumahadi Santosa dengan :

a. Inventarisasi kegiatan yang ada

Mencatat semua jenis kegiatan dalam proses produksi kain RYP 2029 dengan cara membuat tabel yamg berisikan jenis kegiatatn-kegiatan yang mendahului dan berurutan serta waktu penyelesaiaan kegiatan, dengan tujuan mempermudah penilitian dalam hal analisis data.


(21)

commit to user

b. Menggambar jaringan kerja dan membuat stasiun kerja Setelah melakukan inventarisasi kerja, maka dibuatlah suatu jaringan kerja untuk mempermudah dalam menentukn jumlah stasiun kerja yang efisien.

c. Melakukan analisis keseimbangan lini

Menurut Render dan Heizer (2005), cara menentukan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan dengan langkah :

1) Menentukan waktu siklus ( cycle time )

Waktu siklus (cycle time) yaitu waktu maksimal dimana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi dicapai:

WaktuSiklus =

2) Menghitung jumlah stasiun kerja secara teoritis

Jumlah ini merupakan waktu pengerjaan tugas total (waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk) dibagi dengan waktu siklus.

∑ 9


(22)

commit to user

3) Menentukan efisiensi keseimbangan lini

Efesiensi keseimbangan lini dapat dihitung dengan membagi waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan dikalikan dengan waktu siklus :

Efisiensi =

Manajer operasi membandingkan tingkat efesiensi yang berbeda untuk stasiun kerja yang berbeda. Dengan cara ini, perusahaan dapat menentukan sensitivity lini produksi akan perubahan tingkat produksi dan penugasan stasiun kerja.

4) Menentukan efektifitas Dengan rumus :

Efektifitas =

%

F. Alur Pemikiran

PT Kusumahadi Santosa adalah sebuah perusahaan yang memproduksi kain RYP 2029 berbahan baku benang. Dalam proses produksinya, perusahaan mempunyai alur dalam menghasilkan sebuah kain grey. Alur kegiatan dapat dituangkan dalam alur pemikiran yang juga untuk memberikan arah pembuatan


(23)

commit to user

tugas akhir, agar nantinya dapat terarah dan tidak lepas dari jalur yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.2 Alur Pemikiran

Gambar 1.2 merupakan gambar mengenai alur pemikiran dalam penelitian ini.

Permintaan produksi yang terus-menerus terhadap kain RYP 2029 pada PT.Kusumahadi Santosa sangatlah diharapkan dalam proses produksi. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bersifat job ordering, dimana perusahaan akan melakukan produksi apabila ada pemesanan. Tetapi perusahaan juga terus melakukan proses produksinya untuk memenuhi stok persediaanya. Sebuah

Layout fasilitas produksi

Analisis keseimbangan lini

Efisiensi dan efektifitas In efisiensi dan in efektif

Layout optimal relayout


(24)

commit to user

order yang telah disetujui oleh perusahaan merupakan hasil pertimbangan dari tiap-tiap pemimpin departemen.

Dengan adanya layout fasilitas perusahan, maka perusahaan memerliukan alat atau metode yang digunakan untuk mengetahui efisiensi agar tidak terjadi pemborosan ( waste ) yang dapat berpengaruh pada keseimbangan lini ( line balancing ) perusahaan, elemen-elemen pekerjaan dibagi atau disusun secara urut ( start-finish ) kemudian dikelompokan kedalam stasiun kerja yang telah dibuat sebelumnya, sehingga dapat dihitung efisiensinya. Setelah dihitung menggunakan metode keseimbangan lini ( line balancing ) diketahui tingkat efisiensi dan efektifitas, dari tingkat efisiensi dan efektifitas tersebut dapat dibuat kesimpulan yang berisi apakah layout dan stasiun kerja yang ada sudah efektif dan efisien untuk dipertahankan atau belum, apabila belum efektif dan efisien perlu adanya relayout dan perbaikan stasiun kerja.


(25)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Layout Fasititas Produksi

a. pengertian layout

Perencanaan layout fasilitas merupakan masalah yang tidak dapat dihindari dalam dunia industri baik skala kecil, sederhana, maupun besar. Bila suatu layout fasilitas tidak sesuai dengan kebutuhan proses produksi, maka akan terjadi hambatan-hambatan dalam proses produksi yang juga menyebabkan terjadi pemborosan-pemborosan selama proses produksi, yang berakibat pada menurunnya produktivitas perusahaan. Sebelum menerapkan suatu model tata letak pabrik (layout) perlu melakukan perencanaan yang matang. Layout merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasional perusahaan dalam jangka panjang (Render dan Heizer 2005). Jadi, layout merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasiltas yang diperlukan dalam proses produksi atau pengaturan peralatan yang ada dalam perusahaan sehingga mencapai suatu efisiensi.


(26)

commit to user

Pengaturan tata letak pabrik adalah rencana pengaturan semua fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien (Yamit 2003).

Apabila proses produksi suatu perusahaan berjalan lancar, maka tujuan perusahaan akan lebih cepat tercapai, yaitu meningkatkan laba atau keuntungan perusahaan. Sumayang (2003), berpendapat bahwa tatanan secara fisik dari suatu terminal kerja beserta peralatan dan perlengkapan yang mengacu kepada proses produksi. Dan merupakan pengaturan letak dari sumber-sumber yang digunakan dalam proses produksi, yang akan mengatur arus material, produktivitas, dan hubungan antarmanusia. Menurut Gitosudarmo (2002), perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin-mesin peralatan-peralatan pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan, dan fasilitas servis, bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung pabriknya. Jadi, layout berhubungan dengan masalah penyusunan mesin dan peralatan produksi dalam pabrik.

Secara garis besarnya perencanaan layout merupakan perencanaan global pada faktor-faktor produksi yang meliputi pengaturan kapasitas, penempatan fasilitas-fasilitas produksi agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan


(27)

commit to user

efisien. Apabila proses produksi suatu perusahaan berjalan lancar, maka tujuan perusahaan akan lebih cepat tercapai, yaitu meningkatkan laba atau keuntungan perusahaan.

b. Tujuan perencanaan layout

Secara umum perencanaan layout dalam perusahaan bertujuan agar proses produksi berjalan dengan lancar dengan biaya yang minimal sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan. Maka, suatu layout yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi.

Menurut Purnomo (2004), secara umum tujuan utama perancangan layout adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal, yaitu dengan :

a. Memanfaatkan area yang ada.

b. Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lebih besar.

c. Meminimumkan material handling.

d. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran.

e. Memberikan jaminan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi tenaga kerja.


(28)

commit to user

g. Mengurangi persediaan setengah jadi. h. Mempermudah aktivitas supervisi.

Menurut Wignjosoebroto (2003), mempunyai tujuan utama di dalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut :

a. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin maupun fasilitas produksi lainnya

b. Biaya pemindahan bahan (material handling cost)

c. Biaya produksi, maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi

Sedangkan tujuan dari pengaturan layout fasilitas yang baik menurut Gitosudarmo (2002) adalah :

a. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja

c. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar d. Meminimumkan hambatan pada kesehatan

e. Meminimumkan usaha membawa beban

f. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia g. Memaksimumkan keluwesan, menghindari hambatan

operasi dan tempat yang terlalu padat

h. Memberi kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan menetapkan mesin dan proses secara benar


(29)

commit to user

i. Memaksimumkan hasil produksi

j. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong/gang, dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi mudah dan siap

c. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan layout. Untuk memperoleh layout pabrik yang efisien ada kriteria pengukurannya. kriteria ini merupakan tujuan yang harus dicapai didalam menyusun layout pabrik. Gitosudarmo (2002) Kriteria tersebut adalah :

a. Jarak angkut yang minimum b. Aliran material yang baik c. Penggunaan ruang yang efektif d. Luwes

e. Keselamatan barang-barang yang diangkut

f. Kemungkinan-kemungkinan perluasan dimasa depan g. Biaya efektifitas yang maksimum faktor-faktor diatas perlu

diusahakan dengan biaya yang rendah.

Menurut Yamit (1998), langkah-langkah perencanaan tata letak fasilitas pabrik :

a. Analisis produk dan proses produksi yang diperlukan b. Penentuan jumlah mesin dan luas area yang dibutuhkan c. Penentuan tipe layout yang dikehendaki


(30)

commit to user

d. Penentuan aliran kerja dan bahan e. Penentuan luas area untuk departemen f. Rencana secara detail layout yang dipilih

Dari langkah-langkah diatas, pengaturan tata letak fasilitas pabrik yang harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

a. Jenis produk yang dibuat, baik menyangkut desain maupun volume produksi yang dikehendaki.

b. Urutan proses, apakah atas dasar arus (flow) atau atas dasar proses.

c. Peralatan yang digunakan, baik menyangkut teknologi, jenis maupun kapasitas mesin.

d. Pemeliharaan dan penggantian (maintenance and replacement).

e. Keseimbangan kapasitas antar mesin atau antara departemen (balance capacity).

f. Area tenaga kerja (employee area). g. Area pelayanan (service area). h. Flexibilitas (flexibility).


(31)

commit to user

Menurut Gitosudarmo (2002), jenis layout yang dipilih biasanya tergantung pada :

a. Jenis produk. Apakah jenis produk tersebut barang atau jasa, desain dan kualitas bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk persediaan atau pesanan.

b. Jenis proses produksi, ini berhubungan dengan jenis teknologi yang dipakai, jenis bahan yang diangkut atau dibawa, dan atau alat penyedia layanan.

c. Volume produksi. Volume produksi mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan kemungkinan eks-pansi dan perubahan.

d. Tipe layout

Macam-macam layout

Dalam hal ini terdapat tiga macam layout, yaitu :

a. Layout proses atau fungsinal (process / functional layout) b. Layout produk atau garis ( product / line layout)

c. Layout kelompok (group layout)

Tiga macam layout tersebut sebenarnya dapat digunakan, baik untuk produksi pesanan maupun produksi untuk pasar atau persediaan, akan tetapi biasanya penggunaan layout proses baik untuk produksi untuk


(32)

commit to user

pesanan sedangkan layout produk baik bagi produksi untuk pasar atau persediaan. Gitosudarmo (2002).

Menurut Gitosudarmo (2002), kebaikan dan keburukan berbagai layout adalah:

Kebaikan layout fungsional adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengakibatkan pemanfaatan optimal mesin, spesialiasi mesin dan tenaga kerja.

b. Bagian-bagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produksi.

c. Mesin-mesin merupakan mesin serbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah dibandingkan biaya mesin khusus.

d. Produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dengan mudah diproses.

e. Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan satu mesin rusak.

f. Mesin dan karyawan saling tergantung, sehingga metode/pola ini sangat sesuai pelaksanaan sistem. Adapun keburukan layout fungsional ialah:

a. Fasilitas/mesin seba-guna biasanya lebih lamban bila dioperasikan disbandingkan dengan mesin khusus, sehingga biaya operasional per satuan lebih tinggi.


(33)

commit to user

b. Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadwal (scheduling) serta akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan dikerjakan sendiri.

c. Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik relatif tinggi.

d. Gerak bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persedian dalam proses relatif besar, lagi pula diperlukan tempat menyimpan yang luas.

e. Pesanan-pesanan sering hilang.

f. Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dengan mesin-mesin.

g. Sering terjadi proses membalik. Kebaikan layout produk adalah

a. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat. b. Penentuan routing dan scheduling mudah. c. Tidak perlu material handling.

d. Bahan cepat diproses.

e. Pesanan tak ada karana proses untuk pasar.

f. Tidak memerlukan banyak karyawan, fasilitas otomatis. Keburukan layout produk adalah:

a. Fasilitas satu tergantung pada fasilitas yang lain.

b. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas sehingga investasi mahal.


(34)

commit to user

c. Memerlukan perencanaan proses yang matang, pengawasan proses harus teliti.

Kebaikan layout kelompok:

a. Menghemat biaya pengendalian bahan.

b. Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada.

c. Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih cepat ditentukan scheduling sederhana.

d. Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada kegitan yang lalu.

Keburukan layout kelompok adalah: a. Pemanfaatan fasilitas tidak penuh. b. Perlu pengendalian bahan yang baik. c. Bagian-bagian tidak luwes.

d. Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh.

B. Keseimbangan Lini ( line balancing )

1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini

Keseimbangan lini merupakan kunci utama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Apabila keseimbangan lini dapat dijaga, maka akan diperoleh pemanfaatan yang lebih tinggi dari tenaga kerja yang ada dan alat-alat produksi, sehingga waktu menganggur


(35)

commit to user

menjadi minimum. Hal ini akan mengakibatkan tercapainya target produksi yang diinginkan tanpa menggunakan faktor-faktor produksi yang berlebihan, sehingga pelaksanaan proses produksi lebih efisien.

Menurut Subagyo (2000), line balancing adalah proses pembagian pekerjaan kepada work stations sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap work stations. Work stations atau pusat kerja/bagian adalah kumpulan beberapa elemen kerja yang merupakan satu kesatuan. Sedangkan elemen kerja adalah satuan kerja terkecil suatu proses produksi. Dalam suatu perusahaan lebih baik apabila mempunyai tingkat kapasitas yang sama, sehingga pelaksanaan proses produksi dari bahan baku sampai menjadi produk akhir menjadi lancar.

Tujuan diadakannya keseimbangan lini menurut Nasution (2003), adalah meminimisasi waktu menganggur di tiap stasiun kerja, sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi pada setiap stasiun kerja.

Tujuan tersebut tercapai apabila lintasan produksi bersifat seimbang, stasiun kerja berjumlah minimum, jumlah waktu yang menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan produksi minimum.


(36)

commit to user

2. Penerapan Keseimbangan Lini

Keseimbangan lini biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang dibutuhkan dari lini itu Render, Heizer (2005). Salah satu penyebab terjadinya hambatan pada proses produksi adalah adanya ketidaksesuaian antara model layout yang diterapkan dengan kebutuhan proses produksi.

Kemungkinan besar dalam layout yang diterapkan perusahaan tersebut terdapat ketidakseimbangan antara stasiun kerja yang ada, sehingga mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang dalam penghamburan kapasitas. Pengaturan kembali layout yang ada hendaknya dilakukan agar tercapai keseimbangan antara stasiun kerja yang ada, sehingga tidak mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang dan penghamburan kapasitas.

Kriteria umum yang digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi adalah :

a. Menentukan urutan kegiatan produksi termasuk waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan.

b. Menggambar jaringan kerja yang menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan kegiatan lain.


(37)

commit to user

d. Mengelompokkan tugas ke dalam stasiun kerja, dengan ketentuan setiap stasiun kerja mempunyai total waktu kerja tidak melebihi waktu siklus. Selain itu diusahakan setiap stasiun kerja memiliki komponen tugas yang saling berurutan.

e. Menentukan waktu siklus berdasarkan jumlah waktu seluruh tugas dan waktu elemen waktu terlama.

f. Minimisasi waktu menganggur (idle time).

g. Minimisasi keseimbangan waktu senggang (balance delay).

h. Minimisasi efisiensi (line efficiency).

Penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Menentukan diagram jaringan kerja.

Gambar 2.1 Diagram jaringan kerja

b. Menentukan cycletime yang dikehendaki.

Cycletime adalah selang waktu yang terjadi pada saat produk yang sudah dikerjakan meninggalkan garis

A B C

D E F


(38)

commit to user

produksi atau waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian-bagian proses produksi yang harus dilalui suatu produk.

Rumus : Keterangan : C : Cycletime

T : Waktu kerja per hari D : Permintaan per hari

Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :

/ 6 waktu/hariC/unit

Rumus : Keterangan :

K : Kapasitas Keluaran ( unit/hari )

WO : waktu operasi per hari ( dalam menit ) WS : Waktu Siklus ( dalam detik )

c. Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas atau pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk produksi.


(39)

commit to user

Keterangan :

N : Stasiun kerja yang dibuat T : Waktu proses total produksi t : Waktu kerja per hari

Rumus :

=

Keterangan :

N : Stasiun kerja yang dibuat ( buah ) T : Jumlah waktu seluruh tugas ( menit ) = ∑

d. Melakukan penugasan dari elemen-elemen penugasan ke stasiun kerja dengan aturan LOT (Longest Operation Time)

Stasiun kerja : I II

Elemen tugas : A B C D E F Gambar 2.2

Stasiun kerja dan elemen tugas

Penundaan (balancing delay) dipakai sebagai ukuran bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja pada stasiun kerja, yang merupakan suatu indikator efisiensi. Hal ini menunjukkan jumlah waktu menganggur yang


(40)

commit to user

disebabkan tidak sempurnanya penugasan elemen di antara stasiun kerja yang ada.

Penundaan =

%

Keterangan :

Total waktu menganggur = Jumlah stasiun kerja x Cycletime total waktu elemen pekerjaan

Total waktu kerja = Jumlah stasiun kerja cycletime Tingkat efisiensi = 100% - balancing delay

e. Menentukan efektifitas Diukur dengan :

Efektifitas =

%

C. Efisiensi

1. Pengertian Efisiensi

Efisiensi adalah usaha meminimalkan input dan berusaha mendapatkan output yang optimal. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah atau suatu proses penyelesaian sesuatu harus dilakukan dengan benar atau paling tidak meminimalkan kesalahan.

Efisiensi dapat dicapai dengan menekan jumlah biaya-biaya produksi dan transportasi selama dalam pabrik


(41)

commit to user

Subagyo (2000). Hal ini merupakan konsep matematik atau merupakan perhitungan rasional antara keluaran (output) dengan masukan (input). Apabila kita membahas mengenai efisiensi, maka tidak lepas dengan istilah efektivitas. Keduanya ini memiliki hubungan yang sangat erat dan sinergis. Suatu proses produksi bisa dikatakan efektif bila terjadi efisiensi di dalam proses produksi tersebut, begitu pula sebaliknya. Efektif berarti menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

2. Efisiensi Dalam Keseimbangan Lini.

Keseimbangan yang efisien adalah keseimbangan yang menyelesaikan perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah dispesifikasi, dan menjaga agar waktu kosong setiap stasiun kerja berada pada tingkat minimal. Efisiensi dalam keseimbangan lini dapat dilihat dari jumlah waktu menganggur dari suatu bagian. Usaha untuk mengurangi waktu menganggur adalah dengan menentukan kembali tugas atau pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tiap stasiun kerja.


(42)

commit to user

BAB III

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

1. Gambaran umum PT. Kusumahadi Santosa

Di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah khususnya banyak sekali terdapat perindustrian yang bergerak dibidang pertekstilan, hal ini sejalan dengan pertumbuhan perekonomian dalam arti yang luas. Di Jawa Tengah perindustrian tekstil banyak mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup pesat dalam memenuhi kebutuhan sandang baik untuk pemasaran lokal maupun ekspor, sehingga perusahaan tekstil yang ada didorong untuk memenuhi kebutuhan akan sandang tersebut.

Di Jawa Tengah tepatnya di Surakarta, berdiri perusahaan keluarga yang memproduksi tekstil tradisional yang bercora batik. Perusahaan tersebut bernama PT. DANARHADI SANTOSA. Perusahaan ini bergerak dalam bidang garmen khusus batik. Kemudian untuk pemasokan bahan baku yang berupa kain cambric(kain putih polos) yang dipasok dari perusahaan-perusahaan lain, baik lokal maupun luar negeri. PT. Danarhadi Santosa berkembang pesat, sehingga dalam menghemat


(43)

commit to user

pemasokan bahan baku melakukan ekspansi dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil khususnya membuat kain cambric(kain putih polos). Anak perusahaan tersebut bernama PT. Kusumahadi Santosa, yang berdiri pada tanggal 14 Mei 1980 dan beralamat di JL. Raya Jaten Km. 9,4 Jaten, Karanganyar, Surakarta. Perusahaan ini berdiri berdasarkan akte notaries Maria Theresia Budi Santosa, serta Surat Keputusan No. YA5/ 287/ 4 tanggal 14 Mei 1980. Sejak berdiri, perusahaan ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT.) dan merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dimana UU. No 6 tahun 1980 tentang PMDN menjadi dasar hukumnya.

Sejak berdirinya PT. Kusumahadi Santosa pada tahun 1980, perusahaan tekstil ini mengalami perkembangan dan kemajuan sehingga pada tanggal 21 September 1982 PT. Kusumahadi Santosa diresmikan oleh Menteri Tata Negara Republik Indonesia Bapak Soedomo dengan fasilitas yaitu :

a. Bangunan pabrik, perumahan karyawan dan fasilitasnya, bangunan kantor dan peralatannya.

b. Delapan (8) mesin di departemen weaving. c. Enam belas (16) mesin di departemen finishing.


(44)

commit to user

PT. Kusumahadi Santosa kadang-kadang sulit mendapatkan benang yang baik dan halus, maka pada tahun 1987 didirikan PT. Kusumaputra Santosa. PT. Kusumaputra Santosa bergerak di bidang Spining (Pemintalan benang), menempati tanah seluas 5 hektar dan mulai trial running pada bulan Juli 1990. Hasil produksi PT. Kusumaputra Santosa dipergunakan untuk PT. Kusumahadi Santosa sebesar 60% dan selebihnya dijual di pasar bebas, PT. Kusumahadi Santosa terdiri dari tiga unit produksi, yaitu Weaving (Pertenunan), Pre Treatment, dan Printing (Pencapan). Sedangkan PT. Kusumaputra Santosa hanya memiliki 1 unit produksi saja yaitu Spinning (Pemintalan benang) yang dihasilkan sangat bervariasi sesuai dengan permintaan konsumen.

Adapun mesin-mesin yang digunakan untuk produksi di PT. Kusumahadi Santosa adalah sebagai berikut:

A. Mesin-mesin Tenun PT. Kusumahadi Santosa a.suttle loom

1) type GH-9 Shedding Lobby 56”

2) type GH-9 Shedding Lappet 65”

b.air jet loom


(45)

commit to user

2) Type ajl 205i

c.dobby

1) Yamada GD 50

B. Untuk mesin persiapan 1) Waping (Beninger, Baba)

2) Sizing (Shuccer Muller, Zell, Baba) 3) Reaching (Todo)

C. Pre treatment 1) Mercerizing 2) Sanforizing 3) Pad Batch Dying 4) Stenter dan Callender 5) Gassingeing

6) Parble D. Printing

Mesin-mesin yang digunakan adalah:

1) Mesin Flat Inchinose 2) Mesin Stenter Wakayana

3) Mesin Cold Pad Batch mesin Rotary Print 4) Mesin Steamer untuk Print


(46)

commit to user

2. Tujuan PT. Kusumahadi Santosa

Tekstil atau kain merupakan kebutuhan pokok setiap orang, sejak lahir sampai mati, mudah mengikuti situasi, kondisi dan zamannya. Industri tekstil yang relatif menarik banyak tenaga kerja selalu menjadi perintis industrialisasi bagi negara yang sedang berkembang. Dengan pertumbuhan penduduk atau pertumbuhan ekonomi, maka permintaan tekstil semakin meningkat, tetapi persaingan juga semakin ketat. Oleh karena itu, PT. Kusumahadi Santosa selalu waspada dan siap menghadapi tantangan dengan selalu memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui peningkatan mutu, pelayanan dan daya saing.

a. Tujuan perusahaan

1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terlatih, disiplin yang tinggi, mampu bekerja keras dalam menghadapi ketatnya persaingan dibidang tekstil.

2) Meningkatkan mutu pelayanan dan daya saingnya. 3) Mengarahkan segala sumber daya dan usaha yang

disertai dengan sistem manajemen yang tepat guna dan berdaya guna.

4) Menjamin dan memenuhi permintaan para pelanggan sebaik mungkin.


(47)

commit to user

5) Mendapatkan keuntungan/ laba dari penjualan produksi 6) Membantu pemerintah dalam menunjang pembangunan

khususnya dalam pengadaan sandang untuk masyarakat.

7) Ikut membantu pemerintah dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

8) Meningkatkan kwalitas dan kwantitas agar dapat memenuhi selera dan permintaan masyarakat.

9) Membantu pendapatan pemerintah daerah tempat perusahaan didirikan.

10) Melestarikan batik dan mendukung pengadaan bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan batik halus. b. Sasaran mutu perusahaan

1) Meningkatkan produktivitas

2) Mengurangi jumlah keluhan ( Complains ) dari pelanggan

3) Mengurangi jumlah tuntutan ganti rugi ( Claims ) pemesan

3. Lokasi PT. Kusumahadi Santosa

Lokasi perusahaan merupakan hal yang sangat penting guna kelancaran proses produksi dan tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan. Lokasi PT. Kusumahadi Santosa berada di JL. Raya


(48)

commit to user

Jaten Km. 9,4 Jaten, Karanganyar, Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut atas dasar pertimbangan sebagai barikut:

a. Sarana transportasi yang mudah

PT. Kusumahadi Santosa berada di jalan Solo-Tawangmangu yang merupakan jalan alternatif menuju arah Jawa Timur dan sebaliknya. Pemilihan lokasi ini dipastikan memudahkan akses transportasi keluar-masuk perusahaan. Dengan kemudahan akses transportasi ini diharapkan dapat meminimumkan biaya operasi perusahaan.

b. Tersedianya sumber tenaga kerja

PT. Kusumahadi Santosa merupakan perusahaan yang mudah mendapatkan tenaga kerja yang murah karena melakukan kerja sama dengan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Karanganyar.

c. Faktor Fasilitas

Tersedianya listrik dan air merupakan faktor yang tak kalah penting dalam memilih suatu lokasi perusahaan. Tersedianya listrik dan kemudahan mendapatkan air menjadikan kegiatan produksi berjalan dengan lancar. Faktor ini pula yang menyebabkan manajemen PT. Kusumahadi Santosa memilih lokasi di Jaten Karanganyar karena dilokasi tersebut dapat terpenuhi.


(49)

commit to user

Lingkungan disekitar PT. Kusumahadi Santosa masih berupa area persawahan, karena lokasi perusahaan yang strategis serta masih banyaknya lahan kosong disekitar perusahaan sangat memungkinkan untuk melakukan pengembangan dan perluasan bangunan perusahaan di masa yang akan datang.

e. Perijinan

Perijinan untuk mendirikan perusahaan di daerah Jaten, Karanganyar cukup mudah mengingat di daerah tersebut juga banyak terdapat perusahaan.

4. Layout PT. Kusumahadi Santosa

Pengaturan tata letak serta susunan mesin-mesin, peralatan-peralatan dan fasilitas-fasilitas lain dalam perusahaan harus ditentukan sedemikian rupa sehingga benar-benar efektif dan efisien. Penyusunan serta pengaturan letak ini harus disesuaikan dengan kondisi dalam perusahaan. Lay out PT. Kusumahadi Santosa dapat dilihat pada gambar 3.1


(50)

commit to user

Gambar 3.1 Lay Out PT. Kusumahadi Santosa

 

B  C   

A

         

F  Q   

 

 

G

R  H 

S T

 

 

L  k 

   


(51)

commit to user

Tabel 3.1 Keterangan gambar

Kode  Keterangan Kode Keterangan  A. Pos Satpam L. Departemen Weaving I B. Departemen Personalia M. Kantin

C. Kantor Pemasaran N. Tempat Istirahat D. Tempat Parkir O. Bengkel (Utility I) E. Bak Pembuangan

Limbah P. Dapur Kantin

F. Departemen Weaving I Q. Departemen Pre Treatment G. Gudang Kain Printing R. Sumber Air

H. Ketel Uap S. Gardu Listrik I. Gudang Kain Grey (kain

polos) T. Gardu Listrik

J. Gudang bahan baku

Departemen Printing U. Toilet

K. Departemen Spinning V. Bengkel (Utility II)

Sumber : data PT.Kusumahadi Santosa tahun 2010.

Luas bangunan kantor : 776 m2

Luas bangunan bengkel : 5.580 m2

Luas bangunan departemen weaving : 9.715 m2

Luas bangunan departemen finishing : 3.155 m2

Luas bangunan departemen printing : 7.800 m2

Luas bangunan utility – workshop : 1.395 m2

Luas bangunan kantin : 700 m2


(52)

commit to user

5. Aspek Personalia

a. Sistem Personalia PT. Kusumahadi Santosa

Tenaga kerja di PT. Kusumahadi Santosa telah memenuhi ketentuan-ketentuan ketenagakerjaan yang diatur oleh Departemen Tenaga Kerja RI, antara lain mengenai jam kerja, sistem kompensasi, jaminan sosial dan lain-lain. Pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh dilakukan perusahaan guna mengoptimalkan kinerja sumber daya yang ada dengan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk latihan dan pendidikan guna meningkatkan kemampuannya.

Jumah tenaga kerja PT. Kusumahadi Santosa + 2.257 karyawan, yang terdiri dari karyawan kantor, Spinning, Weaving I, Weaving II, dan bagian Utility. Secara rinci dapat dilihat tabel berikut:


(53)

commit to user

Tabel 3.2

Jumlah Tenaga Kerja PT. Kusumahadi Santosa

Keterangan L P Jumlah

Komisaris - 2 2

Direksi 3 1 4

Staff 29 7 36

Weaving I 450 247 697

PPC 6 9 15

Weaving II 142 76 218

Finshing 101 23 124

Printing 340 52 392

Utility 54 - 54

Keuangan 8 13 21

Umum 90 6 96

Pemasaran 49 7 56

Jumlah 1.373 81 1.509

Sumber : data PT.Kusumahadi Santosa tahun 2010.

Tabel 3.3

Jumlah Tenaga Kerja Weaving II

Bagian Jumlah

Grup A 19

Grup B 20

Grup C 22

Grup D 22

Grup E 19

Grup F 23

Grup G 21

Administrasi dan Quality Control 43

Maintenance 29

Jumlah 218


(54)

commit to user

b. Sistem Ketenagakerjaan

Sistem kerja di PT. Kusumahadi Santosa, dapat di lihat dibawah ini:

Tenaga Kerja Produktif yang langsung menangani produksi yang meliputi: Bagian produksi, maintenance, energi dan lain-lain. Berdasarkan jam kerjanya dibedakan menjadi :

1.Normal

a) Senin – Kemis Jam 08.00 – 16.00 WIB Istirahat Jam 12.00 – 13.00 WIB

b) Jum’at Jam 08.00 – 16.00 WIB Istirahat Jam 11.30 – 13.30 WIB

c) Sabtu Jam 08.00 – 16.00 WIB 2.Shift

Pengaturan kerja bagi karyawan shift adalah sebagai berikut:

1) Shift I Jam 06.00 – 14.00 WIB

2) Shift II Jam 14.00 – 22.00 WIB

3) Shift III Jam 22.00 – 06.00 WIB

c. Jaminan Sosial

1. Jaminan Kesejahteraan Karyawan: a) Jaminan beribadah


(55)

commit to user

c) Jaminan koperasi karyawan

d) Jaminan kesehatan dan pengobatan e) Jaminan untuk upah lembur

f) Jaminan Jamsostek

g) Perusahaan menyediakan bus antar jemput untuk karyawan

h) Perusahaan memberikan pakaian kerja untuk karyawan produksi, maintenance, karyawan kantor dan karyawan masing-masing mendapatkan 2 pasang dalam 1 tahun. i) Perusahaan memberikan makanan dan minuman pada

saat jam istirahat di perusahaan. 2. Pemberian Tunjangan, antara lain:

a) Tunjangan perkawinan b) Tunjangan hari raya c) Tunjangan kematian

d) Tunjangan kecelakaan kerja

3. Memberikan cuti dan hari-hari libur, antara lain:

a) Hari libur resmi/ istirahat minggu dan bagi shift tiap 3 hari libur 1 hari

b) Cuti karena haid dan sakit c) Cuti tahunan

d) Cuti kepentingan sosial e) Cuti kehamilan


(56)

commit to user

6. Struktur Organisasi Dan Job Description

a. Struktur Organisasi

Organisasi dalam perusahaan adalah kerja sama antara orang- orang dalam perusahaan untuk mencapai suatu keuntungan dengan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat diperlukan adanya struktur organisasi karena akan memudahkan dan membantu pimpinan dalam mengawasi jumlah kegiatan perusahaan serta memperlancar tugas- tugas karyawan. Jadi dengan struktur organisasi maka akan tercipta hasil kerja sama yang baik dan membantu mencapai tujuan organisasi yang lebih efektif dan efisien.

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan struktur organisasi bagi perusahaan antara lain:

1) Mempermudah pelaksanaan tugas

2) Mengkoordinasi kegiatan yang dilakukan oleh bawahan sehingga dapat tercapai tujuan yang telah direncanakan

3) Karyawan dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan mengetahui kepada siapa seorang atasan memberi tugas

4) Menghindari kekosongan kerja maupun duplikasi tugas, karena dengan adanya struktur organisasi karyawan


(57)

commit to user

mengetahui dengan jelas akan tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PT. Kusumahadi Santosa berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Kusumahadi Santosa :


(58)

46 

 

Gambar 3.2 Struktur Organisai PT. Kusumahadi santosa

KADIV. PEMASARAN  KADIV. PRODUKSI I  KADIV. PRODUKSI II  KADIV. UMUM & KEUANGAN  

MANAJER  GUDANG  PEMASARAN  MANAJER  PENJUALAN  MANAJER  EKSPORT 

PEMEGANG SAHAM

DEWAN KOMISARIS 

DIREKTUR UTAMA

STAFF AHLI OPERASIONAL 

MANAJER AKUNTANSI 

DAN KEUANGAN 

MANAJER UMUM 

DAN PERSONALIA 

MANAJER  EDP  MANAJER  UTILITY  MANAJER  PPC  MANAJER  SPINNING MANAJER 

WEAVING I

MANAJER 

WEAVING II

MANAJER  PRODUKSI  PRINTING  MANAJER  PERSIAPAN  MANAJER  DESAIN 

MANAJER PRE 


(59)

commit to user

b. Job Description

Dari bagan organisasi PT. Kusumahadi Santosa dapat dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab masing- masing bagian adalah sebagai berikut:

1) Pemegang Saham

Merupakan orang-orang yang mempunyai saham secara hukum atas kepemilikan perusahaan.

2) Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan badan tertinggi dalam organisasi perusahaan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh rapat umum pemegang saham. Adapun tugas dari Dewan Komisaris yaitu mengatur dan mengkoordinir kepentingan para pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijaksanaan umum perusahaan.

3) Direktur Utama

Mempunyai tugas sebagai berikut: a) Memimpin perusahaan b) Mengawasi perusahaan

c) Menentukan kebijakan pokok dalam perencanaan, penyusunan, pengendalian dan pengembangan perusahaan

d) Mendelegasikan sebagian wewenang dan tanggung jawab kepada manajer


(60)

commit to user

e) Melakukan pembinaan kegiatan dan menilai hasil dari tujuan perusahaan yang dibantu oleh staff ahli operasional, pengawasan, dan internal audit

4) Kepala Divisi Pemasaran

Mempunyai tugas dan wewenang membawahi 3 bidang pemasaran, yaitu:

a) Manager Gudang Pemasaran

Bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas penyimpanan produk yang akan dijual.

b) Manajer Penjualan

Manajer penjualan mempunyai tugas mencari calon konsumen dan menjaga relasi hubungan baik dengan konsumen dalam negeri

c) Manajer Eksport

Manger Eksport menangani masalah penjualan produksi yang akan dieksport

5) Kepala Divisi Produksi I

Kepala Divisi Produksi I mempunyai tugas dan wewenang membawahi 5 bidang produksi yang dikhususkan produksi kain polos (cambric) yaitu:


(61)

commit to user

a) Manajer Utility

Manajer Utility bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengadaan diesel dan listrik yang dipergunakan untuk operasi perusahaan

b) Manajer PPC

Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian bahan baku benang

c) Manajer Spinning

Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi pemintalan benang secara keseluruhan

d) Manajer Weaving I dan II

Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi kain polos (cambric) baik secara kualitas maupun kuantitas 6) Kepala Divisi Produksi II

Kepala Divisi Produksi II mempunyai tugas dan wewenang membawahi 5 bidang produksi yang dikhususkan produksi kain polos (cambric) menjadi kain yang bercorak yaitu:

a) Manajer produksi Printing

Bertanggung jawab atas produksi di pencapan dan pencelupan secara keseluruhan


(62)

commit to user

b) Manajer Persiapan

Bertanggung jawab akan persediaan kualitas dan kuantitas kain sebelum dan sesudah proses dibagian printing

c) Manajer Desain

Bertanggung jawab atas pengadaan Desain kain bercorak

d) Manajer pre Treatment

Bertanggung jawab atas pengujian bahan baku yang menggunakan bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi

7) Kepala Divisi Umum dan Keuangan

Kepala Divisi Umum dan Keuangan mempunyai tugas dan wewenang membawahi 3 bidang umum dan keuangan, yaitu:

a) Manajer Akuntansi dan Keuangan

Bertanggung jawab mengurusi bidang keuangan (sirkulasi dalam perusahaan), melakukan pembayaran gaji karyawan, dan menyalin laporan keuangan bagi pihak yang bersangkutan dengan perusahaan

b) Manajer Umum dan Personalia

Bertanggung jawab memperlancar perkembangan perusahaan dan kesejahteraan pegawai serta menentukan urusan kepegawaian, mencari dan


(63)

commit to user

menyeleksi tenaga kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan, dan mengadakan hubungan dengan pihak luar untuk hal-hal tertentu, misalnya kunjungan ke perusahaan lain, pelatihan, dan penelitian.

c) Manajer EDP (Electronic Data Processing)

Manajer EDP bertanggung jawab memproses berbagai data yang ada dalam perusahaan


(64)

commit to user

7. Aspek Produksi

Adapun proses produksi dibagian departemen weaving II dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.3 Flow Chart Weaving II

a. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi PT. Kusumahadi Santosa meliputi:

Bahan Baku Benang

Warping

Tying

Inspecting

Cone Winding

Folding Sizing

Draw In

Leasing In dan Reaching In


(65)

commit to user

1) Benang

Bahan baku berupa benang disuplay 60% dari PT. Kusumahadi Santosa dan 40% dari pabrik pemintalan lainnya 2) Bahan-bahan kimia

Bahan-bahan kimia didatangkan 30% dari import dan sisanya didapat pabrik kimia di Indonesia

3) Spare part

Spare part dari import untuk Shuttle 20% dan 50% untuk Air Jet Loom sisanya didatangkan dari pabrik di Indonesia

b. Warping

Proses warping merupakan proses penggulungan benang lusi kedalam beam lusi yang akan dipasang pada mesin tenun dalam bentuk gulungan yang sejajar dengan panjang tertentu, lebar tertentu, jumlah lusi tertentu dengan tegangan lusi yang sama.

c. Sizing

Merupakan proses penganjian dengan formula bahan kimia tertentu untuk meningkatkan daya tenun lusi, menambah sifat licin benang, dan menambah kekuatan tarik benang.

d. Cone winding

Cone winding merupakan proses penggulungan benang pakan dari bentuk cone menjadi bentuk palet yang rata dan padat dengan diameter dan panjang yang telah ditentukan.


(66)

commit to user

e. Reaching In

Reaching In merupakan proses pencucukan (memasukkan) benang lusi pada dropper, gun dan sisir sesuai dengan rencana tenun.

f. Leasing In

Leasing In merupakan proses penghitungan jumlah benang lusi sesuai dengan rencana tenun.

g. Tying

Tying merupakan proses penyambungan benang lusi dengan jenis kontruksi yang sama pada saat penenunan.

h. Air Jet Loom

Air Jet Loom merupakan proses pembuatan jalinan benang dengan gerakan-gerakan naik turun vertikal dilakukan dengan cara menggerakkan exentrik dengan injakan untuk memasukkan benang pakan sehingga menjadi lembaran kain mentah (grey).

i. Inspecting

Inspecting merupakan proses pengendalian kualitas untuk mengetahui cacat-cacat kain sehingga dapat menentukan macam dari grade kain yang dihasilkan.

j. Folding

Folding merupakan proses pelipatan hasil akhir yaitu kain yang telah diperbaiki dimesin inspecting dengan ukuran 1 meter perlapis kain.


(67)

commit to user

B. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilakukan di JL. Raya Jaten Km. 9,4 Jaten, Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah. Telp: 271) 825636, Fax (62-271) 825478, 825628.

Magang kerja dilaksanakan pada tanggal 17 Januari s/d 17 Februari 2011, yaitu selama satu bulan. Magang kerja dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu yang dimulai pada pukul 08.00 s/d 16.00 WIB, kecuali hari Sabtu magang dimulai pukul 08.00 s/d 13.00 WIB.

2. Kegiatan Magang Kerja

Selama kegiatan magang kerja berlangsung, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh perusahaan diantaranya sebagai berikut:

a. Peserta magang diwajibkan melapor kepada pembimbing lapangan sebelum pelaksanaan megang kerja.

b. Peserta magang diwajibkan memakai pakaian baju putih dan celana hitam dengan ketentuan rapi dan sopan.

c. Datang dan pulang tepat waktu sesuai aturan yang ditetapkan.

d. Tidak diperkenankan merokok selama kegiatan magang kerja berlangsung.

Waktu pelaksanaan magang kerja sudah disepakati antara pihak perusahaan dan penulis, dimana waktu pelaksanaan magang kerja selama satu bulan yaitu dari 17 Januari – 17 Februari 2011. Untuk


(68)

commit to user

waktu pelaksanaan magang kerja dalam satu minggu masuk lima kali dan lama penelitian mulai pukul 08.00-16.00WIB. Kegiatan selama magang kerja telah diatur oleh pihak PT. Kusumahadi Santosa yang disesuaikan dengan jurusan yang diambil dalam perkuliahaan. Karena jurusan yang diambil mahasiswa adalah Manajemen Industri maka pelaksanaan magang kerja ditempatkan dibagian produksi. Berikut ini merupakan rincian laporan semua kegiatan selama penelitian yang dilakukan penulis di PT. Kusumahadi Santosa:

a. Minggu pertama

Pada minggu pertama kegiatan magang kerja belum banyak kegitan yang dilakukan penulis di obyek penelitian, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Perkenalan mahasiswa dengan pembimbing lapangan. 2) Perkenalan dengan beberapa karyawan perusahaan.

3) Penetapan jadwal magang kerja dan pemberitahuan aturan yang diberlakukan bagi penulis.

4) Pengenalan mesin- mesin produksi.

5) Penjelasan proses produksi secara umum. b. Minggu kedua

Pada minggu kedua penulis ditempatkan dibagian persiapan, dan produksi, kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua antara lain: 1) Melihat dan mengamati proses pemintalan benang dibagian hani. 2) Melihat dan mengamati proses penganjian dibagian sizing.


(69)

commit to user

3) Mengamati proses pencucukan dan penyambungan benang. 4) Mengamati proses penenunan kain dibagian produksi. c. Minggu ketiga

Pada minggu ketiga penulis diijinkan melakukan pengamatan dibagian finishing. Kegiatan yang penulis lakukan dilokasi finishing antara lain:

1) Mengamati proses pengendalian kualitas dibagian inspecting. 2) Pada bagian inspecting penulis diijinkan membantu proses

pengendalian kualitas kain cotton dan rayon. 3) Mengamati proses pelipatan hasil akhir. d. Minggu keempat

Pada minggu keempat penulis melakukan pengamatan dan pencarian data dibagian kantor administrasi departemen weaving 2. Kegiatan yang penulis lakukan antara lain:

1) Mencatat dan mengambil data proses produksi kain RYP 2029. 2) Mengambil data produksi kain RYP 2029.

3) Membantu pekerjaan bagian administrasi. e. Minggu kelima

Pada minggu kelima penulis diberi tugas untuk membantu dibagian persiapan, produksi dan finishing. Kegiatan yang dilakukan penulis antara lain:

1) Mencatat dan menghitung waktu proses produksi kain RYP 2029. 2) Mencatat dan menghitung efisiensi benang/Beam.


(70)

commit to user

3) Mencatat dan menghitung tingkat kemuluran benang pada bagian sizing.

4) Mencatat dan menghitung Beam yang akan habis dibagian produksi.

5) Perpisahan dan pemberian kenang- kenangan.

C. ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI

PT. Kusumahadi Santosa adalah perusahan penghasil produk kain putih polos maupun kain bermotif, produk yang dihasilkan tergantung dari permintaan buyer. Setiap hari PT. Kusumahadi Santosa membuat produk sesuai target dan jenis kain yang dipesan dengan waktu kerja sembilan jam dengan istirahat satu jam pada setiap shift. Penelitian ini memfokuskan pada produk RYP 2029. PT. Kusumahadi Santosa harus menjaga produktivitasnya agar terjaga kualitas produksinya sesuai dengan pemintaan, didalam menjaga produktivitasnya PT. Kusumahadi Santosa membutuhkan perencanaan proses produksi, salah satu hal yang penting adalah penempatan fasilitas produksi atau layout serta stasiun kerja yang efektif, yang memerlukan perencanaan dan pengaturan yang baik.

Perencanaan layout yang baik haruslah efektif yang ditandai dengan jumlah stasiun kerja yang optimal dan efektif untuk digunakan dalam proses produksi kain RYP 2029, jumlah stasiun kerja dapat dihitung dengan analisis keseimbangan lini. Keseimbangan lini mampu


(71)

commit to user

memberikan informasi tentang tingkat efisiensi produktifitas kerja yang ditandai dengan jumlah kapasitas produksi, stasiun kerja yang dibuat, jadwal kerja, urutan kerja, mesin yang dipakai, sehingga dalam proses produksi tidak ada waktu penundaan yang dapat menimbulkan pemborosan (waste).

Berikut ini pengukuran tingkat keefektifan layout aliran pada departemen sewing untuk proses produksi kain RYP 2029 pada PT. Kusumahadi Santosa Jaten Karanganyar dengan metode line balancing : 1. Inventarisasi kegiatan yang ada

Mencatat semua jenis kegiatan yang ada dalam proses produksi dengan cara membuat tabel yang berisikan jenis kegiatan-kegiatan yang mendahulai dan berurutan serta waktu penyelesaiaan kegiatan.

Tabel 3.4

Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi kain RYP 2029 pada Departemen Weaving II PT. Kusumahadi Santosa.

NO Pekerjaan simbol Kegiatan

yang mendahului

Waktu proses ( menit )

1 Penghanian A - 40

2 Penganjian B A 145

3 Penyilangan C B 38

4 Pencucukan D C 190

5 Penenunan E B,D 20

6 Inspecting F E 27

Jumlah 460 menit

Sumber : data primer yang diolah.

Catatan :kegiatan produksi untuk 1 beam / roll kain dan benang epartemen Weaving II PT. Kusumahadi Santosa.


(72)

commit to user

2. Menggambar jaringan kerja dan membuat stasiun kerja

Setelah melakukan inventarisasi kerja, maka dibuatlah suatu jaringan kerja untuk mempermudah dalam menentukan jumlah stasiun kerja yang efisien.

Gambar 3.4

Jaringan kerja proses produksi kain RYP 2029 Sumber : data primer yang diolah

3. Melakukan analisis keseimbangan lini

Menurut Render dan Heizer, (2005), cara menentukan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan dengan langkah :

a. Menentukan waktu siklus (cycle time) dan kapasitas keluaran

Waktu siklus (cycle time) yaitu waktu maksimal dimana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi dicapai, jumlah waktu produksi departemen Weaving II beroprasi 24 jam perhari ( 1440 menit per hari ) dengan 3 shift waktu kerja,

A  B  C 


(73)

commit to user

setiap shift waktu kerja yang tersedia adalah 8 jam hari dengan target produksi perhari 6 beam (roll kain), maka dapat diketahui: Waktu produksi yang tersedia perhari = 8 jam = 480 menit

Jumlah waktu seluruh tugas = 460 menit, yang menunjukkan waktu siklus maksimum yang mungkin.

Waktu elemen tugas terpanjang adalah 190 menit ( waktu untuk mengerjakan tugas pencucukan/kegiatan D) yang merupakan waktu siklus minimum yang memungkinkan.

Kapasitas keluaran untuk produksi kain RYP 2029 jika digunakan waktu siklus 190 menit :

Kapasitas keluaran (K) =

=

= 7,578 beam

= 8 beam ( roll kain) perhari

Jadi Departemen Weaving II dengan menggunakan waktu siklus 190 menit dapat memproduksi 8 beam ( roll kain ) RYP 2029 perhari.

Jika digunakan waktu siklus 240 menit perhari : Kapasitas keluaran (K)=

=


(74)

commit to user

Jadi Departemen Weaving II dengan menggunakan waktu siklus 240 menit dapat memproduksi 6 beam ( roll kain ) RYP 2029 perhari.

Dimana K menunjukkan tingkat keluaran yang diinginkan, apabila departemen weaving II menginginkan output ( keluaran ) sebanyak 6 beam perhari, maka waktu siklus dapat dihitung dengan :

Cycle time (waktu siklus) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

WaktuSiklus =

WaktuSiklus = /

/

= 240 menit/beam kain

Jadi dalam setiap produksi untuk mendapatkan keluaran sebanyak 6 beam perhari maka departemen Weaving II menggunakan waktu siklus 240 menit/ beam kain.

b. Menghitung jumlah stasiun kerja secara teoritis

Setelah waktu siklus (cycle time) diketahui maka langkah selanjutnya adalah menghitung stasiun kerja terkecil (work station). Stasiun kerja adalah jumlah waktu pengerjaan tugas total (waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk) dibagi dengan waktu siklus.

Untuk waktu waktu pengejaan per shiftnya dibutuhkan 460 menit. Jumlah minimum stasiun kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


(75)

commit to user

∑ 9

Dimana n adalah tugas perakitan.

46 4

= 1,92 stasiun kerja = 2 stasiun kerja

Jadi jumlah stasiun kerja yang diperoleh adalah sebesar 2 stasiun kerja (work station).

Berikut adalah gambar stasiun kerja yang dibuat berdasarkan waktu siklus (cycle time) sebesar 240 menit/beam dan stasiun kerja (work station) sebanyak 2 stasiun:

Stasiun kerja I

Stasiun kerja II

Gambar 3.5

Stasiun Kerja Departemen weaving II

27 

20

190

38

145


(76)

commit to user

c. Menentukan metode yang sesuai untuk diterapkan dalam pengelompokkan tugas ke dalam stasiun kerja yaitu dengan menggunakan metode Heuristik ( pendekatan Heuristik ).

Dengan menggunakan pendekatan ini, pengelompokkan penugasan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menetapkan tugas yang dapat dipilih, yaitu tugas yang tidak ada tugas lain yang mendahuluinya atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan.

2. Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia. 3. Menetapkan penugasan pada suatu stasiun sampai maksimal. 4. Penetapan penugasan berlanjut ke stasiun kerja berikutnya

dengan mengulangi prosedur diatas sampai selesai semua penugasan.

Tabel 3.5

Perhitungan keseimbangan lini menggunakan metode

Heuristik Stasiun kerja Waktu yang tersedia Tugas yang dapat dipilih Tugas yang cocok Penugasan (waktu) Waktu kosong I

240 A A 40 - 200 B B 145 - 55 C C 38 17 17 D - - - II

240 D D 190 - 50 E E 20 - 30 F F 27 - 3 - - - 3 Sumber : data yang diolah tahun 2010

Waktu kosong dalam produksi kain RYP 2029 Departemen Weaving II adalah :


(77)

commit to user

Waktu kosong = N x ws T

= 2 x 240 – 460

= 20 menit waktu kosong

Jadi pada produksi kain RYP 2029 di setiap shift pada departemen Weaving II terdapat waktu kosong selama 20 menit. d. Menentukan efisiensi keseimbangan lini

Efesiensi keseimbangan lini dapat dihitung dengan membagi waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan dikalikan dengan waktu siklus.

Diketahui waktu siklus (cycle time) sebesar 240 menit, jumlah stasiun kerja aktual sebesar 1,92 dan waktu produksi adalah 460 menit. Cycle time (waktu siklus) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Efisiensi =

x

%

Efisiensi =

,

x

%

= 99,826389% = 99,83 % Efisiensi

Jadi setiap shift departemen Weaving II dalam memproduksi kain RYP 2029 memiliki efisiensi sebesar 99,83 %.

Manajer operasi membandingkan tingkat efesiensi yang berbeda untuk stasiun kerja yang berbeda. Dengan cara ini, perusahaan dapat


(78)

commit to user

menentukan sensitivitas lini produksi akan perubahan tingkat produksi dan penugasan stasiun kerja.

Efisiensi =

x

%

Efisiensi =

x

%

= 95,833333% = 95,83 % = 96% Efisiensi

Setiap shift pada departemen Weaving II dalam memproduksi kain RYP 2029 memiliki efisiensi sebesar 96 %.

Jadi efisiensi dapat tercapai pada saat perusahaan menggunakan stasiun kerja sebanyak 1,92 stasiun kerja dengan tingkat efisiensi yang dihasilkan sebesar 99.83% efisiensi. Depatemen Weaving II dalam produksinya di setiap shift efisiensinya sebesar 99,83% sehingga tingkat produksinya optimal.

e. Menentukan efektifitas

Efektifitas lini merupakan tingkat kapasitas yang diijinkan yang bisa dicapai (Render dan Heizer, 2005). Cara menentukan besarnya tingkat efektifitas dilakukan dengan langkah : Diketahui waktu kerja perhari selama 24 jam = 1440 menit

Cycle time selama 240 menit

Output perhari yang dicapai =


(79)

commit to user

Efektifitas =

%

Efektifitas =

%

= 100% Efektifitas

Jadi dalam produksinya departemen Weaving II mempunyai keluaran sebesar 6 beam kain setiap shiftnya, yang mempunyai 100% keefektifan produksi.

Penundaan =

%

Penundaan =

%

= 1,38% Penundaan

Efisiensi = 100% - 1,38% = 98,62% Efisiensi Produksi

Jadi efisiensi yang dapat dicapai oleh departemen Weaving II dengan tingkat efisiensi yang dihasilkan setelah dikurangi dengan tingkat penundaan 1,38% adalah sebesar 98,62% efisiensi. Depatemen Weaving II dalam produksinya di setiap shift efisiensinya sebesar 98,62%.


(80)

commit to user

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Layout fasilitas produksi pada PT.Kusumahadi Santosa untuk produk kain RYP 2029 pada departemen weaving II dengan menggunakan perhitungan metode keseimbangan lini sudah efektif dan efisien, hal ini dibuktikan dengan:

a. Cycle time (waktu siklus) untuk menghasilkan produk sebanyak 6 beam kain adalah 240 menit.

b. Stasiun kerja yang diperoleh dari total waktu produksi 460 menit untuk setiap shiftnya, dan dibagi waktu siklus sebesar 240 menit adalah 2 stasiun kerja.

c. Tingkat efisiensi layout fasilitas produksi RYP 2029 pada departemen weaving II di PT. Kusumahadi Santosa adalah 98,62%. Karena tingkat efisiensi layout fasilitas produksi kain RYP 2029 pada departemen weaving II di PT. Kusumahadi Santosa sudah optimal maka tidak dapat ditingkatkan lagi.

d. Tingkat efektifitas layout fasilitas produksi kain RYP 2029 pada departemen weaving II di PT. Kusumahadi Santosa adalah 100%.


(81)

commit to user

B. SARAN

1. PT. Kusumahadi Santosa khususnya Departemen weaving II agar mempertahankan layout fasilitas yang telah diterapkan atau yang ada karena sudah efisien dan efektif.

2. Untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang tinggi, sebaiknya perusahaan menggunakan siklus kerja 240 menit.

3. PT. Kusumahadi Santosa dapat melakukan pelatihan silang atau rotasi kepada semua karyawan, apabila terdapat kekurangan tenaga saat produksi berlangsung dapat menggunakan tenaga kerja pada bagian yang lain atau bagian yang menganggur.


(82)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi kedua. Yogyakarta : BPFE.

Nasution, Arman H. 2003. Perencanaan dan pengendalian produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna widya.

Purnomo, Hari. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu

Render dan Heizer. 2005. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat.

Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta : BPFE

Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Jakarta : Guna Widya

Yamit, Zulian. 1998. Manajemen produksi dan operasi. Edisi Pertama. Yoyakarta : Ekonisia.


(1)

Waktu kosong = N x ws T = 2 x 240 – 460

= 20 menit waktu kosong

Jadi pada produksi kain RYP 2029 di setiap shift pada

departemen Weaving II terdapat waktu kosong selama 20 menit.

d. Menentukan efisiensi keseimbangan lini

Efesiensi keseimbangan lini dapat dihitung dengan membagi

waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan

dikalikan dengan waktu siklus.

Diketahui waktu siklus (cycle time) sebesar 240 menit, jumlah

stasiun kerja aktual sebesar 1,92 dan waktu produksi adalah 460

menit. Cycle time (waktu siklus) dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Efisiensi = ∑

x

%

Efisiensi =

,

x

%

= 99,826389%

= 99,83 % Efisiensi

Jadi setiap shift departemen Weaving II dalam memproduksi kain

RYP 2029 memiliki efisiensi sebesar 99,83 %.

Manajer operasi membandingkan tingkat efesiensi yang berbeda


(2)

commit to user

66 

 

menentukan sensitivitas lini produksi akan perubahan tingkat produksi

dan penugasan stasiun kerja.

Efisiensi = ∑

x

%

Efisiensi =

x

%

= 95,833333%

= 95,83 % = 96% Efisiensi

Setiap shift pada departemen Weaving II dalam memproduksi kain

RYP 2029 memiliki efisiensi sebesar 96 %.

Jadi efisiensi dapat tercapai pada saat perusahaan menggunakan

stasiun kerja sebanyak 1,92 stasiun kerja dengan tingkat efisiensi

yang dihasilkan sebesar 99.83% efisiensi. Depatemen Weaving II

dalam produksinya di setiap shift efisiensinya sebesar 99,83%

sehingga tingkat produksinya optimal.

e. Menentukan efektifitas

Efektifitas lini merupakan tingkat kapasitas yang diijinkan yang

bisa dicapai (Render dan Heizer, 2005). Cara menentukan besarnya

tingkat efektifitas dilakukan dengan langkah : Diketahui waktu kerja

perhari selama 24 jam = 1440 menit

Cycle time selama 240 menit

Output perhari yang dicapai =


(3)

Efektifitas =

%

Efektifitas =

%

= 100% Efektifitas

Jadi dalam produksinya departemen Weaving II mempunyai keluaran

sebesar 6 beam kain setiap shiftnya, yang mempunyai 100%

keefektifan produksi.

Penundaan =

%

Penundaan =

%

= 1,38% Penundaan

Efisiensi = 100% - 1,38% = 98,62% Efisiensi Produksi

Jadi efisiensi yang dapat dicapai oleh departemen Weaving II

dengan tingkat efisiensi yang dihasilkan setelah dikurangi dengan

tingkat penundaan 1,38% adalah sebesar 98,62% efisiensi.

Depatemen Weaving II dalam produksinya di setiap shift efisiensinya


(4)

commit to user

68 

 

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Layout fasilitas produksi pada PT.Kusumahadi Santosa untuk produk

kain RYP 2029 pada departemen weaving II dengan menggunakan

perhitungan metode keseimbangan lini sudah efektif dan efisien, hal ini

dibuktikan dengan:

a. Cycle time (waktu siklus) untuk menghasilkan produk sebanyak 6

beam kain adalah 240 menit.

b. Stasiun kerja yang diperoleh dari total waktu produksi 460 menit untuk

setiap shiftnya, dan dibagi waktu siklus sebesar 240 menit adalah 2

stasiun kerja.

c. Tingkat efisiensi layout fasilitas produksi RYP 2029 pada departemen

weaving II di PT. Kusumahadi Santosa adalah 98,62%. Karena tingkat

efisiensi layout fasilitas produksi kain RYP 2029 pada departemen

weaving II di PT. Kusumahadi Santosa sudah optimal maka tidak

dapat ditingkatkan lagi.

d. Tingkat efektifitas layout fasilitas produksi kain RYP 2029 pada


(5)

B. SARAN

1. PT. Kusumahadi Santosa khususnya Departemen weaving II agar

mempertahankan layout fasilitas yang telah diterapkan atau yang ada

karena sudah efisien dan efektif.

2. Untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang tinggi,

sebaiknya perusahaan menggunakan siklus kerja 240 menit.

3. PT. Kusumahadi Santosa dapat melakukan pelatihan silang atau

rotasi kepada semua karyawan, apabila terdapat kekurangan tenaga

saat produksi berlangsung dapat menggunakan tenaga kerja pada


(6)

commit to user

70 

 

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi kedua. Yogyakarta : BPFE.

Nasution, Arman H. 2003. Perencanaan dan pengendalian produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna widya.

Purnomo, Hari. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu

Render dan Heizer. 2005. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat.

Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta : BPFE

Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Jakarta : Guna Widya

Yamit, Zulian. 1998. Manajemen produksi dan operasi. Edisi Pertama. Yoyakarta : Ekonisia.